Post on 07-Sep-2019
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Tinjauan Tentang Orang Tua
a) Pengertian Orang Tua
Orang tua menurut Wahib (2015) orang tua adalah orang yang telah melahirkan kita
yaitu bapak dan ibu. Karena orang tua adalah pusat kehidupan rohani anak, maka setiap
reaksi emosi anak dan pemikirannya dikemudian adalah hasil dari ajaran orang tuanya
tersebut. Sehingga orang tua memegang peranan penting dan amat berpengaruh atas
pendiidkan anak. Orang tua menurut Nasetion (Nisa:2015) merupakan:
“setiap orang yang bertanggung jawab di dalam keluarga disebut sebagai bapak
ibu”.
Orang tua merupakan orang pertama yang di kenal anak. Melalui orang tua anak
mendapatkan kesan-kesan pertama di dunia,dan orang tualah yang membimbing tingkah
laku anak (Mardiyah,2015:112).
b) Peran Orang tua
Di era globalisasi, orang tua di tuntut untuk menyadari bahwa sumber nilai-nilai
moral yang diupayakan kepada anaknya perlu disadarkan kepada sumber nilai yang
memiliki kebenaran mutlak. Peranan orang tua semakin jelas dan penting terutama
Peran Orang Tua…, Alfina Chariri, FKIP UMP, 2017
9
dalam penanaman sikap dan nilai atau norma-norma hidup bertetangga dan
bermasyrakat, pengembangan bakat dan minat setara pembinaan bakat dan
kepribadian.
Berikut peranan orang tua menurut Yusuf LN (2011:39) didalam keluarga
terutama terhadap anak :
(1) Pendidikan
Keluarga merupakan lingkungan pendiidkan pertama dan utama bagi anak.
Fungsi pendidikan menyangkut penanaman, pembimbingan agama, budaya
ketrampilan. Orangtua berperan sebagai pendidik sebab dalam pekerjaannya
tidak hannya mengajar, tetapi juga melatih ketrampilan anak, terutama sekali
melatih sikap mental anak12
. Maka dalam hal ini, orang tua harus dan mampu
bertanggung jawab untuk menemukan bakat dan minat anak, sehingga anak
diasuh dan dididik, baik langsung oleh orangtua atau melalui bantuan orang lain,
seperti guru, sesuai dengan bakat dan minat anak sendiri, sehingga anak dapat
memperoleh prestasi belajar secara lebih optimal.
(2) Perlindungan
Berfungsi sebagai pelindung bagai para anggota keluarga dari gangguan, ancaman
atau kondisi yang menimbulkan ketidak nyamanan. perlindungan yang bisa dan
biasa diberikan orang tua kepada anak-anaknya terdiri atas perlindungan terhadap
kesehatan anak-anaknya, perlindungan terhadap keamanan anakanaknya, dan
perlindungan terhadap jaminan kesejahteraan bagi anakanaknya.
Peran Orang Tua…, Alfina Chariri, FKIP UMP, 2017
10
Perlindungan yang diberikan oleh orang tua kepada anakanaknya tersebut
bersifat naluriah. Orang tua sebagai pelindung disini disebutkan bahwa orang
yang selalu melindungi anaknya ketika dimana pun berada.
(3) Rekreatif
Orng tua harus diciptakan sebagai lingkungan yang memberikan
kenyamanan, keceriaan, kehangatan dan penuh semnagat bagi anggotanya.
Hubungan komunikasi yang tidak kaku, makan bersama, bervenkgkarama
bersama dan sebagainya.
(4) Keagamaan
Penanaman nilai-nilai agama kepada anak agar mereka memiliki pedoman
hidup yang benar. orang tua berkuajiban mengajar, membimbing atau
membiasakan anggotanya untuk mempelajari atau mengamalkan agama yang
dianutnya. Anak yang memiliki kenyakinan yang kuat terhadap Tuhan akan
memiliki mental yang sehat, yakni mereka akan terhindar dari beban psikologis
dan mampu menyesuaikan dirinya secara harmonis dan berpartisipasi dalam
mensejahterakan masyrakat.
c) Pola Hubungan Orang Tua
Terdapat beberapa bentuk perhatian orang tua terhadap anak yang masing-masing
mempunyai pengaruh tersendiri terhadap kepribadian anak.
Bentuk pola hubungan orang tua menurut Lickona (2013:42-43), yaitu:
1. Orang Tua Otoritatif
Peran Orang Tua…, Alfina Chariri, FKIP UMP, 2017
11
Para orang tua yang otoritatif merupakan yang paling efektif dalam menuntut
kepatuhan dari anak-anak mereka, tetapi memberikan penalaran yang jelas atas
ekspetasi mereka itu agar anak dapat menghayati penalaran moralnya dan bertindak
secara bertanggung jawab terhadap diri mereka sendiri.
2. Orang Tua Permisif
Orang tua yang permisif yang enggan membuat aturan dan mengajarkan tata
tertib yang berlaku.
3. Orang Tua Otoliter
Orang tua yang otoliter terlalu mengekang tetapi tidak memberikan alasan
logis dibalik peraturan dan kepatuhan yang diinginkan) kurang berhasil dalam
membesarkan anak yang dapat mengendalikan diri dan bertanggung jawab secara
sosial. Kualitas perhatian orang tua adalah alat prediksi terbaik untuk mengetahui
apakah nantinya anak-anak akan bermasalah dengan hukum atau tidak.
Menurut david (Shochib:2010) mengategorikan keluarga sebagai keluarga
seimbang, keluarga kuasa, keluarga protetktif, keluarga kacau, keluarga simbolis.
Keluarga seimbang adalah keluarga yang ditandai oleh keharmonisan hubungan
antara ayah dan ibu, ayah dengan anak,serta ibu dengan anak. Keluarga kuasa lebih
menekankan kekuasaan dari pada relasi. Orang tua sebagai bos dan pengawas tertinggi.
Kelauarga protektif lebih menekankan pada tugas dan saling menyadari perasaan satu
sama lain. Sikap orang tua lebih menekankan pada perlindungan dan perhatian.
Keluarga kacau adalah keluarga kurang teratur dan selalu mendua. Keluarga ini
cenderung timbul konflik dan kurang peka dalam memenuhi kebutuhan anak. Keluarga
Peran Orang Tua…, Alfina Chariri, FKIP UMP, 2017
12
simbolis dicirikan oleh orientasi dan perhatian keluarga yang kuat bahwkan hampir
seluruhnya terpusat pada anak.
d) Pendidikan Keluarga
Kelaurga sebagai pendidik menurut kodratnya adalah pendidik pertama dan
utama, karena secara kodratnya anak manusia dilahirkan oleh orang tuanya (Ibunya)
dalam keadaan tidak berdaya. Hanya dengan pertolongan dan layanan orang tua bayi itu
dapat hidup dan berkembang makin dewasa (Hasbullah,2005:8). Menurut Sunarto
(2008:193) mengatakan bahwa:
“Keluarga merupakan lingkungan pendidikan yang pertama dan utama bagi anak-
anak dan remaja. Pendidikan keluarga lebih menekankan pada aspek moral atau
pembentukan kepribadian daripada pendidikan untuk menguasi ilmu pegetahuan”.
Keluarga yang utuh memberikan peluang besar bagi anak untuk membangun
kepercayaan terhadap kedua oranag tuanya, yang merupakan unsur esensial dalam
membantu nak untuk memilki dan mengembangkan dasar-dasar disiplin diri.
Kepercayaan dari orang tua yang dirasakan oleh anak akan mengakibatkan arahan,
bimbingan dan bantuan orang tua yang di berikan kepada anak dan menyatu dan
memudahkan anak untuk menangkap makna dari upaya yang dilakukan
(Scochib,2010:18).
Hubungan orang tua dengan anaknya dalam hubungan edukatif, mengandung dua
unsur dasar, yaitu:
1) Unsur kasih sayang pendidik terhadap anak
2) Unsur kesadaran dan tanggung jawab dari pendidik untuk menuntun
perkembangan anak (Hasbullah,2005:8).
Peran Orang Tua…, Alfina Chariri, FKIP UMP, 2017
13
Fungsi keluarga menurut Oqbum (Ahmadi,2007:108).,yaitu:
“fungsi kasih sayang, fungsi ekonomi, fungsi pendidikan, fungsi perlindungan,
fungsi reklerasi, fungsi status keluarga, fungsi agama”.
Tujuan utama keluarga bagi pendidikan anak ialah sebagai peletak dasar bagi
pendidikan akhlak dan pandangan hidup keagamaan. Sifat dan tabiat anak sebagian
besar diambil dari kedua orang tuanya (Hasbullah,2005:38).
2. Tinjauan Tentang Kenakalan Remaja
a. Pengertian Remaja
Menurut Hurlock (Hartinah,2008:57-58) remaja dalam Bahasa aslinya disebut
adolescence, berasal dari Bahasa adolescere yang artinya tumbuh atau tumbuh untuk
mencapai kematangan. Menurut zakiah dalam Masdudi (2012:62) remaja merupakan
masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju dewasa. Menurut Salzman dalam
(Yusuf LN, 2014: 184) mengemukakan,
“masa remaja merupakan masa perkembangan sikap tergantungan terhadap orang
tua kearah kemandirian, minat-minat seksual dan isu-isu moral”.
Secara umum ciri-ciri remaja menurut Hartinah (2008:71-72) sebagai berikut :
1) Pertumbuhan fisik yang sangat pesat
2) Fase remaja merupakan fase mencari identitas diri
3) Remaja menginginkan kebebasan emosional dari orang tua
4) Pada masa remaja berekembang rasa ingin tahu yang tinggi
b. Pengertian Kenakalan Remaja
Peran Orang Tua…, Alfina Chariri, FKIP UMP, 2017
14
Menurut Dr. Fuad Hasan merumuskan kenakalan remaja perbuatan anti sosial
yang dilakukan oleh anak remaja, yang bilamana dilakukan oleh orang dewasa
merupakan tindakan kejahatan (Sudarsono,1991:11).
Kenakalan remaja merujuk pada berbagai perilaku, mulai dari perilaku yang
tidak dapat diterima secara sosial (seperti berbuat onar), status pelanggaran
(melarikan diri dari rumah), hingga tindakan kriminal (seperti pencurian)
(Santrock,2007:255). Jadi kenakalan remaja merupakan sebauah perilaku kenakalan
yang dilakuakan oleh remaja yang keluar dari norma-norma masyarakat yang hanya
mementingkan egonya saja.
Remaja masih menjadi tanggung jawab orang tuanya kalau ia melanggar
hukum pidana. Tingkah laku mereka yang melanggar hukum itu belum disebut
kejahatan melaikan hanya disebut sebagai kenakalan. Kalau ternyata kenakalan anak
itu sudah membahayakan masyarakat dan patut dijatuhi hukuman oleh negara, dan
orang tuanya ternyata tidak mampu mendidik anak itu lebih lanjut, maka anak itu
menjadi tanggung jawab negara dan dimasukkan ke dalam Lembaga Pemasyarakatan
Khusus Anak (Sarwono,2011:6-7).
Menurut Jesen dalam (Sarwono,2011:256) membagi kenakalan remaja menjadi
empat jenis:
1) Kenakalan remaja yang menimbulkan korban fisik pada orang lain:
perkelahian, pemerkosaan, pembunuhan,dan lain-lain.
2) Kenakalan yang menimbulkan korban materi:perusakan, pencurian,
pencopetan, pemerasan dan lain-lain.
Peran Orang Tua…, Alfina Chariri, FKIP UMP, 2017
15
3) Kenakalan sosial yang tidak menimbulkan korban di pihak orang lain:
pelacuran, penyalahgunaan obat.
4) Kenakalan yang melawan status, misalnya mengingkari status anak sebagai
siswa dengan cara membolos sekolah.
c. Faktor-Faktor Penyebab Kenakalan Remaja
Anak-anak remaja yang melakukan kejahatan itu pada umumnya kurang
memiliki kontrol diri atau justru menyelahgunakankontrol diri tersebut, dan suka
menegakan standar tingkah laku sendiri, di samping meremehkan keberadaban orang
lain. Kejahatan yang mereka lakukan itu pada umunya siserrtai unsur-unsur mental
dengan motif-motif subyektif, yaitu untuk mencapai satu obyek tertentu dengan
sisertai kekerasan kekerasan dan agresi. Pada umunya anak-anak muda tadi sangat
egoistis dan sukka sekali menyalahgunakan atau melebih-lebihkan haga dirinya
Adapun motif yang mendorong mereka melakukan tindak kejahatan dan
kedursilaan itu antara lain:
1) Untuk memuaskan kecenderungan keserakahan
2) Meningkatkan agresvitas dan dorongan seksual
3) Salah asuh dan salah didik orang tua sehingga anak menjadi manja dan lemah
mentalnya
4) Hasrat untuk berkumpul dengan kawan senasib dan sebayanya dan keasikaan
untuk meniru-niru
5) Kecenderungan pembawaan yang patologis atau abnormal
Peran Orang Tua…, Alfina Chariri, FKIP UMP, 2017
16
6) Konflik batin sendiri dan kemudian menggunakan mekanisme pelarian diri serta
pembelaan diri yang irrasional
Kesseluruhan jumlah tindak kejahatan yang dilakukan oleh anak-anak remaja itu
tidak dapat diketahui dengan tepat karena kasus yang dilaporkan kepada polisi dan
diajukan ke pengadilan sangat terbatas sekali. Hanya proporsi yang sangat kecil saja
dari jumlah kejahatan itu bisa diketahui atau dilapokan, biasanya jumlah tindak
kriminal yang sangat mencolok dimata umum. Kejahatan kecil pada umunya tidak
dilaporkan, karena orang enggan berurusan denga polisi atau pihak berwajib
(Kartono,2011:9).
Menurut Willis (1986:61) ada beberapa penyebab tingkah laku kenakalan remaja
antara lain:
1) Faktor dari diri anak sendiri
a. Lemahnya kemampuan pengawasan diri terhadap lingkungan.
b. Kurangnya kemampuan penyesuaiaan diri terhadap lingkungan.
2) Faktor dari lingkungan keluarga
(1) Anak kurang mendapat kasih sayang dan perhatian orang tua.
(2) Lemahnya keadaan ekonomi orang tua.
(3) Kebiasaan hidup keluarga yang kurang harmonis
3) Faktor lingkungan masyrakat
a. Masyarakat yang kurang memperoleh pendidikan.
b. Pengaruh norma-norma baru dari luar.
d. Wujud perilaku kenakalan
Kejahatan merupakan produk konstribusi mental serta emosi yang sangat labil
dan defektif, sebagai akibat dari proses pengkondisian lingkungan buruk terhadap
pribadi anak, yang dilakukan oleh anak muda tanggung usia, puber. Wujud perilaku
kenakalan remaja adalah:
Peran Orang Tua…, Alfina Chariri, FKIP UMP, 2017
17
1) Perilaku ugal-ugalan, brandalan, urakan yang mengacukan ketentraman sekitar.
2) Perkelahian antargang, antarkelopok, anatarsekolah, antar suku.
3) Membolos sekolah lalu bersembunyi di tempat-tempat kecil sambal melakukan
eksperimen bermacam-macam kedurjanaan
4) Kriminalitas remaja antara lain berupa perbuatan mengancam, intimindasi,
intimindasi, memeras, mencopet, mencuri
5) Berpesta pora sambil mabuk-mabukan (Kartono,2011:21).
Peran Orang Tua…, Alfina Chariri, FKIP UMP, 2017
18
B. Kerangka Berfikir
Peran Orang Tua
Observasi
Wawancara
Dokuentasi
Studi literatur
Pendidikan
Perlindungan
Rekreatif
Keagamaan
Kepala Desa
Kepolisian
Sektor
Binangun
Orang Tua
Remaja
Diharapkan dapat menjadi remaja yang
baik
Peran Orang Tua…, Alfina Chariri, FKIP UMP, 2017
19
Gambar 2.1 Kerangka Berfikir
C. Hasil Penelitian Sebelumnya yang Relevan
1. Hasil Penelitian Siti Rohisoh (2011) dengan Judul Pengaruh Pertahtian Orang Tua
terhadap Kenakalan Remaja di MTs Walisongo Sidowangi Kajogran Kabupaten
Magelang
Pengaruh perhatian orang tua terhadap kenakalan remaja di MTs Walisongo
Sidowangi Kajoran Magelang diperoleh kesimpulan sebagai berikut : Perhatian orang tua di
MTs Walisongo Sidowangi Kajoran Magelang dalang kategori tinggi, yaitu dalam hal
motifasi, menghargai , perhatian dan penanaman kedisiplinan dengan hasil prosentase
sebesar 90%,dalam kategori sedang sebanyak 5% dan dalam kategori rendah sebanyak 5%.
Berdasarkan hasil penelitian diatas penulis dapat memberikan kesimpulan bahwa mayoritas
siswa MTs Walisongo merasakan perhatian orang tua itu ada dan tinggi dirasakan .
(1) Berdasarkan analisis kenakalan remaja pada siswa MTs Walisongo , diperoleh hasil 3.33
% dalam kategori tinggi, 20% dalam kategori sedang dan 76.66 % berada kategori
rendah. Berdasarkan hasil penelitian tersebut diatas, penulis dapat memberikan
kesimpulan bahwa mayorits siswa MTs Walisongo tingkat kenakalanya rendah.
(2) Berdasarkan analisis kenakalan remaja pada siswa MTs Walisongo , diperoleh hasil 3.33
% dalam kategori tinggi, 20% dalam kategori sedang dan 76.66 % berada kategori
rendah. Berdasarkan hasil penelitian tersebut diatas, penulis dapat memberikan
kesimpulan bahwa mayorits siswa MTs Walisongo tingkat kenakalanya rendah.
Peran Orang Tua…, Alfina Chariri, FKIP UMP, 2017
20
(3) Setelah dilakukan analisis diperoleh rxy = 0.728 lebih dari nilai “r” Product moment pada
taraf signifikan 5 % adalah 0.250 pada taraf 1 % adalah 0.325 ini menunjukan bahwa ada
hubungan yang positif dan signifikan antara perhatian orang tua terhadap kenakalan
remaja di MTs Walisongo Sidowangi Kajoran Magelang.
2. Hasil Penelitian Firman Alif (2016) dengan Judul Peran Orang Tua dalam
Menanggulangi Kenakalan Remaja (Studi Kasus di Desa Karanganyar Rt 04/ Rw
01Purbalingga)
Perlu adanya peran orang tua dimana orang tua merupakan pendidik yang pertama dan
utama.Orang tua harus bisa melaksanakan fungsinya sebagai orang tua, orang tua tidak hanya
mengajarkan saja tetapi mencontohkan atau melaksanakannya, sebagai orang tua harus
menjalankan dan sebagai contoh yang baik untuk anak-anaknya.Sebagai orang tua harus bisa
memberikan “pitutur, uwur, dan sembur”.Yang dinamakan pitutur yaitu selalu memberikan
solusi, selalu memberikan masukan kepada anak, yang jelas masukan yang positif.Sebagai
orang tua harus bisa melihat polah tingkah dan karakter anak dan selalu menjadi teman dan
sahabat agar bisa saling mengisi, mengerti, dan jujur atau transparan. Orang tua harus
memberikan dan mengarahkan pendidikan agama kepada anak-anaknya karena, pendidikan
agama berkaitan erat dengan pendidikan akhlak, keutamaankeutamaan akhlak dalam
masyarakat islam adalah akhlak dan keutamaan yang diajarkan oleh agama.
Di dalam penelitian ini, peneliti akan meneliti mengenai peran orang tua dalam
mencegah kenakalan remaja. Penelitian ini akan menggunakan metode kualitatif dengan
menggunakan studi deskriptif, dimana akan mencari tahu bagimana peran orang tua dalam
mencegah kenkalan remja di Desa Binangun, Kecamatan Binangun, Kabupaten Cilacap.
Peran Orang Tua…, Alfina Chariri, FKIP UMP, 2017
21
Dipilihnya Desa Binangun, Kecamatan Binangun, Kabupaten Cilacap sebagai tempat
penelitian karena peneliti melihat banyaknya kenakalan yang dilakukan oleh remaja
setempat, seperti minum-minuman keras, merokok dll. Peneliti nantinya akan menggunakan
teknik pengumpulan data dengan metode observasi, wawancara, dokumentasi dan studi
literature.
Peran Orang Tua…, Alfina Chariri, FKIP UMP, 2017