7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/6232/3/HANIFAKH HANA SOFYANA...

23
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Perkembangan Motorik Kasar Anak Usia Dini 1. Pengertian Perkembangan Motorik Kasar Anak Usia Dini Zulkifli dalam Samsudin (2008: 11), menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan motorik adalah segala sesuatu yang ada hubungannya dengan gerakan- gerakan tubuh. Suyadi (2010: 68), gerak motorik kasar adalah gerak anggota badan secara kasar atau keras. Sedangkan menurut Sujiono (2010: 1.13), gerak motorik kasar adalah kemampuan yang membutuhkan koordinasi sebagian besar bagian tubuh anak. Oleh karena itu, biasanya memerlukan tenaga karena dilakukan oleh otot-otot yang lebih besar. Samsudin (2008: 9) mengatakan bahwa motorik kasar adalah kemampuan anak TK beraktivitas dengan menggunakan otot-otot besar. Menurut Suyanto (2005: 51), Otot kasar atau otot besar ialah otot-otot badan yang tersusun oleh otot lurik. Rahyubi (2012:222), menjelaskan bahwa aktivitas motorik merupakan pengendalian tubuh melalui aktivitas yang terkoordinir antara susunan saraf, otot, otak dan urat saraf tulang belakang (spinal cord). Sedangkan aktivitas motorik kasar adalah keterampilan gerak atau gerakan tubuh yang memakai otot-otot besar sebagai dasar utama gerakkannya. Berdasarkan teori di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa motorik kasar adalah kemampuan gerakan-gerakan tubuh yang membutuhkan koordinasi tubuh 7 Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Hanifakh Hana Sofyana, FKIP UMP, 2014

Transcript of 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/6232/3/HANIFAKH HANA SOFYANA...

Page 1: 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/6232/3/HANIFAKH HANA SOFYANA BAB II.pdf · Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Motorik Kasar ... (gerakan

7

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Perkembangan Motorik Kasar Anak Usia Dini

1. Pengertian Perkembangan Motorik Kasar Anak Usia Dini

Zulkifli dalam Samsudin (2008: 11), menjelaskan bahwa yang dimaksud

dengan motorik adalah segala sesuatu yang ada hubungannya dengan gerakan-

gerakan tubuh. Suyadi (2010: 68), gerak motorik kasar adalah gerak anggota

badan secara kasar atau keras. Sedangkan menurut Sujiono (2010: 1.13), gerak

motorik kasar adalah kemampuan yang membutuhkan koordinasi sebagian besar

bagian tubuh anak. Oleh karena itu, biasanya memerlukan tenaga karena

dilakukan oleh otot-otot yang lebih besar.

Samsudin (2008: 9) mengatakan bahwa motorik kasar adalah kemampuan

anak TK beraktivitas dengan menggunakan otot-otot besar. Menurut Suyanto

(2005: 51), Otot kasar atau otot besar ialah otot-otot badan yang tersusun oleh otot

lurik.

Rahyubi (2012:222), menjelaskan bahwa aktivitas motorik merupakan

pengendalian tubuh melalui aktivitas yang terkoordinir antara susunan saraf, otot,

otak dan urat saraf tulang belakang (spinal cord). Sedangkan aktivitas motorik

kasar adalah keterampilan gerak atau gerakan tubuh yang memakai otot-otot besar

sebagai dasar utama gerakkannya.

Berdasarkan teori di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa motorik kasar

adalah kemampuan gerakan-gerakan tubuh yang membutuhkan koordinasi tubuh

7

Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Hanifakh Hana Sofyana, FKIP UMP, 2014

Page 2: 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/6232/3/HANIFAKH HANA SOFYANA BAB II.pdf · Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Motorik Kasar ... (gerakan

8

dengan melibatkan otot-otot besar dalam melakukan aktivitas fisik sehingga

membutuhkan tenaga yang besar.

2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Motorik Kasar

Anak Usia Dini

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan motorik anak.

Rahyubi (2012:225), menyebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi

perkembangan motorik anak yaitu sebagai berikut : perkembangan sistem saraf,

kondisi fisik, motivasi yang kuat, lingkungan yang kondusif, aspek psikologis,

usia, jenis kelamin, serta bakat dan potensi.

Izzaty (2005:10), mengatakan kajian medik dan psikologi perkembangan

menunjukkan bahwa disamping dipengaruhi oleh faktor bawaan, kualitas anak

juga sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor lain, seperti faktor lingkungan yang

tidak lepas dari pengaruh faktor psikososial. Baik faktor bawaan atau sering juga

disebut faktor keturunan dan faktor lingkungan yang berbeda-beda antara anak

yang satu dengan yang lain, maka menyebabkan perbedaan yang disebut

individual differences. Pernyataan di atas dapat dijelaskan dalam skema sebagai

berikut

Faktor keturunan/hereditas Faktor lingkungan

Individu : kognitif, afektif, psikomotorik

Perbedaan Individu

Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Hanifakh Hana Sofyana, FKIP UMP, 2014

Page 3: 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/6232/3/HANIFAKH HANA SOFYANA BAB II.pdf · Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Motorik Kasar ... (gerakan

9

Menurut Yusuf (2007:31) faktor yang mempengaruhi perkembangan

(kognitif, fisikmotorik, bahasa, sosial-emosional dan moral keagamaan) ada dua

yaitu :

a. Hereditas (keturunan/pembawaan)

Hereditas merupakan “totalitas karakteristik individual yang diwariskan

orangtua kepada anak, atau segala potensi baik fisik maupun psikis yang dimiliki

individu sejak masa konsepsi (pembuahan ovum oleh sperma) sebagai pewarisan

dari pihak orangtua melalui gen-gen “.

b. Lingkungan perkembangan.

Lingkungan perkembangan merupakan “berbagai peristiwa, situasi, atau

kondisi di luar organisme yang diduga mempengaruhi atau dipengaruhi

perkembangan individu”.

Berdasarkan teori di atas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa ada beberapa

faktor yang mempengaruhi perkembangan motorik kasar. Faktor tersebut adalah

faktor hereditas atau keturunan (sistem saraf, kondisi fisik, bakat dan potensi),

faktor lingkungan (motivasi yang kuat, lingkungan yang kondusif, aspek

psikologis), faktor usia dan jenis kelamin.

3. Tahap-Tahap Perkembangan Motorik Kasar Anak Usia Dini

Menurut Rahyubi (2012:317-319), dalam khazanah taksonomi

psikomotorik, perkembangan gerak anak mengikuti pola pertumbuhan fisiknya,

yang setidaknya bisa dikategorikan menjadi lima fase (tahap), yaitu

a. Cephalocaudal dan Proximodistal. Fase cephalocaudal adalah

perkembangan fisik yang berlangsung memanjang (longitudinal) dari kepala

Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Hanifakh Hana Sofyana, FKIP UMP, 2014

Page 4: 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/6232/3/HANIFAKH HANA SOFYANA BAB II.pdf · Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Motorik Kasar ... (gerakan

10

ke kaki. Sedangkan fase proximodistal, perkembangan fisik anak dari pusat

tubuh mengarah ke tepi.

b. Gross to Specific Motor Control. Pada fase ini anak terlebih dahulu sebelum

mampu membedakan antara bagian-bagian dan menggerakkannya secara

terpisah.

c. Dari Bilateral ke Crooslateral. Gerakan secara bilateral, yaitu memakai

satu atau dua tangan untuk meraih dan memegang suatu benda yang dilihat

dan menarik perhatian. Sedangkan koordinasi bilateral menuju crosslateral,

artinya bahwa koordinasi organ yang sama berkembang lebih dahulu

sebelum bisa melakukan koordinasi organ bersilangan.

d. Differentiation dan Integration. Differentiation diasosiasikan dengan

tahapan gerakan mulai dari kontrol gerak yang besar menuju gerakan

khusus yang kian diperluas. Adapun integration merupakan seluk-beluk

mekanisme saraf yang terjalin dari berbagai macam otot yang berlawanan

untuk membentuk interaksi dan koordinasi antara satu dengan yang lainnya.

e. Phylogenetic dan Ontogenetic. Fase phylogenetic menunjuk pada

keterampilan gerak yang cenderung muncul secara spontan dan otomatis,

tanpa melalui proses latihan terlebih dahulu, namun dalam rangka yang bisa

diperkirakan. Sedangkan fase ontogenetic menunjuk pada tingkah laku yang

dipengaruhi oleh faktor lingkungan dan pembelajaran.

Santrock (2011:12), dalam bukunya menjelaskan tahap perkembangan

motorik kasar pada usia 3 tahun sampai dengan usia 5 yaitu sebagai berikut :

Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Hanifakh Hana Sofyana, FKIP UMP, 2014

Page 5: 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/6232/3/HANIFAKH HANA SOFYANA BAB II.pdf · Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Motorik Kasar ... (gerakan

11

Pada usia 3 tahun, anak-anak menikmati gerakan sederhana, seperti

meloncat, melompat, dan berlari bolak-balik yang ia lakukan hanya semata-mata

senang melakukan aktivitas tersebut. Mereka cukup bangga menunjukkan

bagaimana mereka dapat berlarian ke seluruh ruangan dan melompat 15 cm.

Pada usia 4 tahun, anak-anak masih menikmati jenis aktivitas yang sama,

tetapi mereka menjadi lebih senang berpetualang. Mereka merangkak rendah di

halang-rintang saat menampilkan keberanian aktivitas mereka. Meskipun mereka

telah mampu menaiki tangga dengan satu kaki pada setiap anak tangga dalam

sekali waktu, mereka sebenarnya baru saja dapat turun dengan cara yang sama.

Pada usia 5 tahun, anak-anak bahkan lebih senang berpetualang

dibandingkan saat mereka berusia 4 tahun. Sudah lazim bagi anak-anak berusia 5

tahun yang percaya diri untuk melakukan aksi mengerikan pada setiap objek

pendakian praktis. Anak berusia 5 tahun berlari cepat dan senang cepat satu sama

lain dan dengan orangtua mereka.

Sedangkan menurut Samsudin (2008:10), tahapan perkembangan motorik

anak TK ada 3, yaitu sebagai berikut

a. Tahap verbal kognitif. Tahap belajar motorik melalui uraian lisan atau

penjelasan dengan maksud agar anak memahami gerak yang akan

dilakukannya.

b. Tahap asosiatif. Pada tahap ini perkembangan anak TK sedang memasuki masa

pemahaman dari gerak-gerak yang sedang dipelajarinya.

c. Tahap automasi. Pada tahap ini anak TK sudah dapat melakukan gerakan

dengan benar dan baik atau spontan.

Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Hanifakh Hana Sofyana, FKIP UMP, 2014

Page 6: 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/6232/3/HANIFAKH HANA SOFYANA BAB II.pdf · Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Motorik Kasar ... (gerakan

12

Pendapat yang sama juga diungkapkan oleh Hartinah (2011:6), bahwa aspek

psikomotorik memiliki beberapa tahap. Tahap-tahap tersebut adalah tahap

kognitif, tahap asosiatif dan tahap otonomi.

Peneliti dapat menyimpulkan bahwa tahap kemampuan motorik anak dapat

terus meningkat seiring bertambahnya usia anak. Kemampuan motorik anak

dimulai dari gerakan yang sederhana kemudian meningkat pada pemahaman atas

gerakan yang dilakukan. Selanjutnya meningkat pada kemampuan yang lebih

rumit.

4. Gerak Dasar Motorik Kasar Anak Usia Dini

Sujiono (2010:5.3) mengatakan bahwa pola gerak dasar adalah bentuk

gerakan-gerakan sederhana yang bisa dibagi ke dalam 3 bentuk gerak sebagai

berikut :

a. Gerak lokomotor (gerakan berpindah tempat) di mana bagian tubuh tertentu

bergerak atau berpindah tempat; misalnya jalan, lari, dan loncat.

b. Gerak non-lokomotor (gerakan tidak berpindah tempat) di mana sebagian

anggota tubuh tertentu saja yang digerakkan namun tidak berpindah tempat,

misalnya mendorong, menarik, menekuk, memutar.

c. Manipulatif, di mana ada sesuatu yang digerakkan, misalnya melempar,

menangkap, menyepak, memukul, dan gerakkan lain yang berkaitan dengan

lemparan dan tangkapan sesuatu.

Samsudin (2008:9) juga menjelaskan motorik kasar merupakan kemampuan

gerak dasar bagi anak TK. Kemampuan gerak dasar ini dibagi menjadi tiga

kategori yaitu 1) lokomotor 2) non-lokomotor dan 3) manipulatif.

Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Hanifakh Hana Sofyana, FKIP UMP, 2014

Page 7: 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/6232/3/HANIFAKH HANA SOFYANA BAB II.pdf · Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Motorik Kasar ... (gerakan

13

Menurut Zulkifli (2009:32), gerakan-gerakan itu tidak sama asal dan

rupanya. Ada gerakan yang merupakan akibat dari kemauan, ada gerakan yang

terjadi di luar kemauan dan biasanya kurang disadari karena ia berjalan otomatis.

Karena banyak gerakan yang dilakukan anak-anak, agar lebih mudah mengenali

gerakannya, dibagi ke dalam tiga golongan seperti berikut.

a. Motorik statis yaitu gerakan tubuh sebagai upaya untuk memperoleh

keseimbangan, misalnya keserasian gerak tangan dan kaki pada waktu kita

sedang berjalan.

b. Motorik ketangkasan yaitu gerakan untuk melaksanakan tindakan yang

berwujud ketangkasan dan keterampilan, misalnya gerak melempar,

menangkap, dan sebagainya.

c. Motorik penguasaan yaitu gerakkan untuk mengendalikan otot-otot, roman

muka, dan sebagainya.

berdasarkan teori di atas dapat peneliti simpulkan bahwa gerak dasar

motorik kasar anak usia dini adalah gerak lokomotor, non-lokomotor, dan

manipulatif. Pada penelitian ini kemampuan keseimbangan tubuh kemampuan

yang dikembangkan termasuk dalam jenis gerakan kemampuan lokomotor dan

non-lokomotor. Gerakan yang dilakukan seperti berdiri di atas satu kaki, berjalan

dan melompat.

B. Filosofi Keseimbangan Tubuh Anak Usia Dini

Keseimbangan adalah suatu keadaan di mana tenaga yang berlawanan

mampu menjaga pusat berat badan (Samsudin, 2008:9). Dalam kemampuan

Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Hanifakh Hana Sofyana, FKIP UMP, 2014

Page 8: 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/6232/3/HANIFAKH HANA SOFYANA BAB II.pdf · Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Motorik Kasar ... (gerakan

14

keseimbangan tubuh, tubuh berusaha untuk mempertahankan pusat gravitasi

sehingga tubuh tertumpu pada posisi tegak. Menurut Rahyubi (2012:310),

keseimbangan merupakan aspek pembelajaran gerak yang paling dasar, karena

semua gerak melibatkan elemen keseimbangan.

Sujiono (2010:7.5) menyebutkan bahwa keseimbangan diklasifikasikan

menjadi dua macam, yaitu keseimbangan statis dan keseimbangan dinamis. Untuk

melatih keseimbangan pada anak usia TK, misalnya meniti pada balok, membuat

keseimbangan dengan satu kaki, menumpu kaki yang lain lurus kebelakang,

sedangkan kedua tangan lurus ke samping dengan dibarengi mata dipejamkan dan

garakan menekuk lutut dan kembali lurus lagi.

Rahyubi (2012:220), menjelaskan bahwa perkembangan keseimbangan

setidaknya dibagi menjadi dua yaitu sebagai berikut

1. Keseimbangan statis adalah kemampuan mempertahankan posisi tubuh

tertentu untuk tidak bergoyang atau roboh. Dapat juga diistilahkan

keseimbangan pada saat tubuh diam. Contohnya, berdiri dengan satu kaki.

2. Keseimbangan dinamik adalah kemampuan untuk mempertahankan tubuh

untuk tidak jatuh pada saat sedang melakukan gerakan atau keseimbangan

tubuh pada saat bergerak. Contohnya saat berlari.

Masitoh (2005:8) mengatakan bahwa pada usia taman kanak-kanak telah

tampak otot-otot tubuh yang berkembang sehingga memungkinkan mereka

melakukan berbagai jenis keterampilan. Semakin usia mereka bertambah, maka

perbandingan antar bagian tubuh akan berubah pula. Selain itu letak grativitasi

semakin berada dibagian bawah tubuh, sehingga keseimbangan akan berada pada

tungkai bagian bawah. Selanjutnya Samsudin (2008:9), mengatakan bahwa dalam

Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Hanifakh Hana Sofyana, FKIP UMP, 2014

Page 9: 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/6232/3/HANIFAKH HANA SOFYANA BAB II.pdf · Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Motorik Kasar ... (gerakan

15

bergerak, anak TK harus menyadari keberadaan dirinya dengan kondisi

lingkungan. Mereka harus memanfaatkan indra, mengontrol keseimbangan,

mengenali ruang gerak, memahami bagian-bagian tubuh yang dapat digerakkan.

Monks dkk (2006:106), menjelaskan bahwa sekitar usia 3 tahun anak sudah

dapat berjalan secara otomatis, bahkan pada alas yang tidak rata anak sudah dapat

berjalan tanpa kesukaran. Sekitar 4 tahun anak hampir menguasai cara berjalan

orang dewasa. Kesukaran yang ada pada belajar berjalan berhubungan dengan

kekuatan badannya, yaitu untuk dapat menyandarkan seluruh berat badannya pada

satu kaki. Masalah yang lain adalah perkembangan mekanisme keseimbangan

yang dibutuhkan untuk dapat berjalan tegak.

Kemampuan keseimbangan tubuh merupakan salah satu kemampuan yang

termasuk dalam penyusun pembentukan aspek perkembangan fisik motorik anak.

Seperti yang diungkapkan oleh Suyanto (2005: 48), bahwa perkembangan fisik

ditunjukkan untuk mengembangkan lima aspek yang meliputi 1) kekuatan

(strength), 2) ketahanan (endurance), 3) kecepatan (speed), 4) kecekatan (agility),

dan 5) keseimbangan (balance).

Peneliti memfokuskan penelitian ini pada kemampuan keseimbangan

tubuh anak. Dalam Progam Tahunan (PROTA) tahun 2013 tingkat pencapaian

perkembangan motirik kasar dalam kemampuan keseimbangan tubuh diantaranya

sebagai berikut 1) memutar dan mengayunkan lengan 2) meliukkan tubuh 3)

membungkukkan badan 4) berjalan ke berbagai arah misal: berjalan maju pada

garis lurus, berjalan di atas papan titian, berjalan ke depan dengan tumit berjalan

ke depan dengan jinjit, berjalan mundur 5) melompat ke berbagai arah dengan

Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Hanifakh Hana Sofyana, FKIP UMP, 2014

Page 10: 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/6232/3/HANIFAKH HANA SOFYANA BAB II.pdf · Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Motorik Kasar ... (gerakan

16

satu atau dua kaki 6) meloncat dari ketinggian 30-40 cm 7) memanjat, bergantung

dan berayun 8) berdiri dengan tumit, berdiri di atas satu kaki dengan seimbang 9)

berlari sambil melompat seimbang tanpa jatuh 10) naik sepeda roda dua atau naik

otopet.

C. Bermain Halang Rintang Sebagai Metode Pengembangan Kemampuan

Keseimbangan Tubuh

1. Metode Pembelajaran di Taman Kanak-Kanak

Djamarah dan Aswan Zain (2010: 158) mengatakan bahwa metode adalah

strategi yang tidak bisa ditinggalkan dalam proses belajar mengajar. Setiap kali

mengajar guru pasti menggunakan metode. Metode yang dipergunakan itu tidak

sembarangan, melainkan sesuai dengan tujuan pembelajaran.

Samsudin (2008:33-34), menjelaskan bahwa metode pembelajaran adalah

acara yang dilakukan guru untuk membelajarkan anak agar mencapai kompetensi

yang ditetapkan. Metode pembelajaran yang biasa digunakan di TK antara lain

metode bercerita, bercakap-cakap, metode tanya jawab, metode karyawisata,

demonstrasi, sosiodrama atau bermain peran, eksperimen, metode proyek, metode

pemberian tugas.

Isjoni (2011: 86-94), menyebutkan beberapa motode pembelajaran yang

dapat diterapkan di kelompok PAUD yaitu metode bermain, metode karyawisata,

metode bercakap-cakap, metode bercerita, metode demonstrasi, metode proyek,

dan metode pemberian tugas.

Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Hanifakh Hana Sofyana, FKIP UMP, 2014

Page 11: 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/6232/3/HANIFAKH HANA SOFYANA BAB II.pdf · Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Motorik Kasar ... (gerakan

17

Moeslihatoen (2004: 24-28) menjelaskan metode pengajaran yang sesuai

dengan karakteristik anak usia TK yaitu:

a. Bermain. bermain yaitu merupakan kegiatan yang memberikan kepuasan

pada diri sendiri. Melalui bermain anak anak memperoleh pembatasan dan

memahami aturan.

b. Karyawisata, bagi anak TK karyawisata berarti memperoleh kesempatan

untuk mengobservasi, memperoleh informasi secara langsung.

Berkaryawisata mempunyai makna penting bagi perkembangan anak karena

dapat membangkitkan minat anak kepada suatu hal, memperluas perolehan

informasi.

c. Bercakap-cakap, berarti saling mengkomunikasikan pikiran dan perasaan

secara verbal atau mewujudkan kemampuan bahasa reseptif dan bahasa

ekspresif. Bercakap-cakap dapat meningkatkan keterampilan berkomunikasi

dengan orang lain, menyatakan perasaan dan gagasan secara verbal.

d. Bercerita. bercerita merupakan cara untuk meneruskan warisan budaya dari

satu generasi ke genarasi berikutnya. Bercerita juga dapat menjadi media

untuk menyampaikan nilai-nilai yang berlaku di masyarakat.

e. Demonstrasi. Demonstrasi yang berarti menunjukkan, mengerjakan. Melalui

demonstrasi diharapkan anak dapat mengenal langkah-langkah pelaksanaan.

f. Proyek adalah salah satu metode yang digunakan untuk melatih kemampuan

anak memecahkan masalah yang dialami anak dalam kehidupan sehari-hari.

g. Pemberian tugas, merupakan pekerjaan tertentu yang dengan sengaja harus

dikerjakan oleh anak yang mendapat tugas. Di Taman Kanak-kanak tugas

Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Hanifakh Hana Sofyana, FKIP UMP, 2014

Page 12: 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/6232/3/HANIFAKH HANA SOFYANA BAB II.pdf · Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Motorik Kasar ... (gerakan

18

diberikan dalam bentuk kesempatan melaksanakan kegiatan sesuai dengan

petunjuk langsung guru.

Begitu banyak metode yang ada, hendaknya metode yang digunakan adalah

metode yang memungkinkan anak bergerak dan bermain karena gerak dan

bermain adalah unsur utama pengembangan motorik anak (Sujiono, 2010:2.14).

Motorik kasar anak prasekolah tidak lagi harus berusaha untuk berdiri dan

bergerak. Saat anak-anak menggerakkan kaki mereka lebih percaya diri dan

membawa diri mereka lebih mantap, kegiatan bergerak di sekeliling lingkungan

menjadi lebih otomatis (Santrock, 2011:12).

Kegiatan pembelajaran di Taman Kanak-kanak (TK) harus menggunakan

metode yang tepat dan sesuai dengan karakteristik anak didik dan sesuai dengan

tujuan pembelajaran. Dengan menggunakan metode yang tepat guru juga akan

lebih mudah untuk mengkreasikan kegiatan belajar mengajar. Peneliti

menggunakan metode bermain untuk mengembangkan kemampuan keseimbangan

tubuh anak usia dini. Tedjasaputra (2005:41), menjelaskan bahwa aspek

perkembangan motorik kasar juga dapat dikembangkan melalui kegiatan bermain.

Salah satu contoh, bisa diamati pada anak yang lari berkejar-kejaran untuk

menangkap temannya. Pada awalnya ia belum terampil untuk berlari, tapi dengan

bermain kejar-kejaran, maka anak berminat untuk melakukannya dan menjadi

lebih terampil.

2. Bermain Untuk Anak Usia Dini

Hidayatullah (2008: 4), menjelaskan bahwa bermain adalah aktivitas yang

menyenangkan, serius dan sukarela di mana anak berada dalam dunia yang tidak

Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Hanifakh Hana Sofyana, FKIP UMP, 2014

Page 13: 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/6232/3/HANIFAKH HANA SOFYANA BAB II.pdf · Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Motorik Kasar ... (gerakan

19

nyata atau sesungguhnya. Bermain bersifat menyenangkan karena anak diikat oleh

sesuatu yang menyenangkan, dengan tidak banyak memerlukan pemikiran.

Bermain bersifat serius karena bermain memberikan kesempatan untuk

meningkatkan perasaan anak untuk menguasai sesuatu dan untuk memunculkan

rasa menjadi manusia penting. Bermain bersifat tidak nyata karena anak berada di

luar kenyataan, dan memasuki suatu dunia imajiner. Bermain memberikan suatu

area di mana anak masuk atau terlibat untuk menghilangkan dirinya, namun

secara berlawanan asas anak kadang-kadang menemukan dirinya melalui bermain.

Bermain bagi anak usia dini bersifat bebas, tidak mementingkan hasil akhir serta

dilakukan secara spontan.

Moeslichatoen (2004: 32), menjelaskan bahwa bermain juga merupakan

tuntutan dan kebutuhan yang esensial bagi anak TK. Melalui bermain anak akan

dapat memuaskan tuntutan dan kebutuhan perkembangan dimensi motorik,

kognitif, kreativitas, bahasa, emosi, sosial, nilai, dan sikap hidup. Hurlock

(1978:320) dalam bukunya mengatakan bahwa bermain adalah setiap kegiatan

yang dilakukan untuk kesenangan yang ditimbulkannya, tanpa

mempertimbangkan hasil akhir.

Hurlock dalam (Tedjasaputra, 2005:52) menyebutkan ada 2 penggolangan

utama kegiatan bermain yaitu bermain aktif dan bermain pasif atau dikenal

sebagai hiburan (amusement). Bermain aktif adalah kegiatan yang memberikan

kesenangan dan kepuasan pada anak melalui aktivitas yang mereka lakukan

sendiri. Sedangkan bermain pasif (amusement) merupakan salah satu bentuk

Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Hanifakh Hana Sofyana, FKIP UMP, 2014

Page 14: 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/6232/3/HANIFAKH HANA SOFYANA BAB II.pdf · Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Motorik Kasar ... (gerakan

20

bermain aktif. Bermain pasif dapat pula diartikan sebagai kegiatan yang tidak

terlalu banyak melibatkan aktivitas fisik.

Musfiroh (2005:34), menjelaskan bahwa bermain sambil belajar merupakan

sebuah slogan yang harus dimaknai sebagai satu kesatuan yakni belajar yang

dilakukan anak melalui bermain. Belajar dan bermain adalah satu kesatuan proses

terjadi dalam satu kesatuan waktu, karena di dalam bermain itulah sebenarnya

terjadi proses belajar, dan proses belajar itu terjadi dalam kegiatan bermain.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa bermain merupakan

aktivitas fisik yang menyenangkan serius dan sukarela yang dapat memenuhi

kebutuhan anak yang dalam pelaksanaannya tidak mementingkan hasil akhir

sehingga dapat mengembangkan kemampuan motorik anak, kognitif, sosial,

kreativitas. Jadi dengan bermain berarti anak sedang belajar.

3. Bermain Halang Rintang

Musfiroh (2005:19), mengatakan bahwa melalui bermain, anak dapat

mengontrol gerak motor kasar dan halus. Pada saat bermain itulah, mereka

mempraktikan semua gerakan motorik kasar seperti berlari, meloncat, melompat.

Anak-anak terdorong untuk mengangkat, membawa, berjalan atau meloncat,

berputar, dan beralih respon untuk irama.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia halang memiliki arti melintang;

merintang: tiang yang rebah itu ~ di tengah jalan, sedangkan rintang : merintangi

/merintangi/ v 1 mengalangi; mengalang-alangi: pohon yang tumbang di jalan itu

~ kendaraan yang akan lewat; 2 mengganggu; mengusik: jangan ~ orang yang

sedang.

Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Hanifakh Hana Sofyana, FKIP UMP, 2014

Page 15: 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/6232/3/HANIFAKH HANA SOFYANA BAB II.pdf · Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Motorik Kasar ... (gerakan

21

Anonimus (2009: 12), kegiatan melintasi halang rintang (MHR) adalah

suatu macam kegiatan di lapangan berupa keterampilan fisik, terdiri dari

rentetan beberapa mata acara permainan/kegiatan yang satu demi satu sesuai

dengan urutannya harus dikerjakan dan dipraktekan dengan melalui proses yang

memerlukan keberanian, ketabahan, ketekunan, ketelitian dan keseimbangan

serta kegotongroyongan dan kesetiakawanan.

Halang rintang merupakan suatu permainan yang dapat meningkatkan

kemampuan keseimbangan tubuh. Anak-anak usia taman kanak-kanak (TK)

sangat menyukai tantangan dalam melakukan aktivitas-aktivitas fisik. Karena

alasan inilah peneliti menggunakan halang rintang sebagai kegiatan peningkatan

kemampuan motorik khususnya keseimbangan tubuh.

Kegiatan halang rintang yang peneliti susun akan dilaksanakan di luar

kelas. Hal ini bertujuan agar anak dapat bergerak bebas dan leluasa dalam

mengikuti kegiatan halang rintang. Ketika anak bermain halang rintang, mereka

harus melewati rintangan-rintangan yang menghalangi dan rintangan-rintangan

tersebut harus dilewati satu demi satu. Rintangan tersebut antara lain berjalan

lurus pada papan titian, berjalan di atas balok, melompat dari satu tempat ke

tempat yang lain dengan satu kaki, melompati ban bekas dan lingkaran (mendarat

menggunakan satu kaki), serta berjalan ke depan dengan tumit.

4. Manfaat Bermain Halang Rintang

Melalui kegiatan bermain anak dapat melakukan koordinasi otot kasar.

Bermacam cara dan teknik dapat dipergunakan dalam kegiatan ini seperti

Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Hanifakh Hana Sofyana, FKIP UMP, 2014

Page 16: 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/6232/3/HANIFAKH HANA SOFYANA BAB II.pdf · Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Motorik Kasar ... (gerakan

22

merayap, merangkak, berjalan, berlari, meloncat, melompat, menendang,

melempar, dan lain sebagainya (Moeslichatoen, 2004:32).

Piaget (1992), Curtis (1977), Dansky (1980),Saltz (1980), dan Campbell

(1985) dalam Suyanto (2005:124), mengatakan bahwa berbagai penelitian

menunjukkan bahwa bermain memungkinkan anak bergerak secara bebas,

sehingga anak mampu mengembangkan kemampuan motoriknya. Senada dengan

penjelasan di atas, Hidayatullah (2008:8) juga menjelaskan bahwa bermain

penting bagi anak untuk mengembangkan dan melatih seluruh bagian tubuh,

termasuk mengembangkan daya tahan kardiovaskuler.

Anonimus (2009:17), menyebutkan bahwa kegiatan melintasi haling rintang

(MHR) yang edukatif itu, ditempu dengan melalui kegiatan-kegiatan yang

berisikan keterampilan fisik, yang bermanfaat untuk a) melatih indra, memperkuat

dan mempertajam cipta, rasa karsa, b) memupuk keberanian, ketabahan,

ketekunan, ketelitian dan keseimbangan, c) membentuk jiwa bebas, merdeka,

berdisiplin dan bertanggungjawab

Permainan halang rintang ini memiliki beberapa keuntungan diantaranya

anak dapat melompat dengan satu kaki (engklek), berjalan dengan satu kaki,

berjalan menggunakan tumit, dan berdiri dengan satu kaki sehingga kemampuan

keseimbangan tubuh dapat terstimulasi secara optimal. Anak diharapkan dapat

memiliki kemampuan keseimbangan tubuh yang baik yang dapat digunakan

dalam kehidupan anak sehari-hari.

5. Langkah-Langkah Bermain Halang Rintang

Anonimus (2009:17), menyebutkan bahwa pelaksanaan kegiatan MHR

diterapkan sepenuhnya dengan menggunakan prinsip-prinsip dasar metodik

Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Hanifakh Hana Sofyana, FKIP UMP, 2014

Page 17: 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/6232/3/HANIFAKH HANA SOFYANA BAB II.pdf · Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Motorik Kasar ... (gerakan

23

pendidikan kepramukaan dan sistem among. Sebagai suatu kelompok

keterampilan fisik yang terdiri dari beberapa macam permainan atau kegiatan,

maka pelaksanaan kegiatan MHR perlu disusun menurut urutan yang disesuaikan

dengan metode pendidikan jasmani yang meliputi 3 tahap yaitu 1) tahap

pemanasan 2) tahap pemusatan kemampuan dan segala perhatian dan 3) tahap

penenangan, sehingga pelaksanaanya dimulai dari yang ringan meningkat pada

yang berat, kemudian kembali pada yang ringan lagi.

Peneliti mengadaptasi aturan permainan halang rintang yang berasal dari

kegiatan yang dilakukan oleh pramuka. Namun dalam pelaksanaanya peneliti

melakukan inovasi dengan membuat rintangan yang sesuai dengan karakteristik

anak usia dini. Sebelum anak bermain haling rintang guru mengenalkan aturan

bermain halang rintang lebih dahulu. Selanjutnya guru mencontohkan bagaimana

cara dan bagaimana gerakan-gerakan yang digunakan untuk melintasi halang

rintang tersebut. Perlengkapan yang digunakan dalam halang rintang sangatlah

sederhana seperti papan sebagai papan titian, balok kayu untuk rintangan berjalan

di atas balok, ban bekas, karpet kecil dan hulahoop atau lingkaran sebagai tempat

pijakkan dalam engklek.

Setiap anak diberi kesempatan untuk mencoba permainan haling rintang.

Guru member instruksi kepada anak untuk mengantri terlebih dahulu sebelum

melintasi rintangan-rintangan yang sudah disiapkan. Anak yang sudah berhasil

melewati semua rintangan berada pada garis finish sedangkan yang belum

melewati rintangan berada pada garis star.

Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Hanifakh Hana Sofyana, FKIP UMP, 2014

Page 18: 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/6232/3/HANIFAKH HANA SOFYANA BAB II.pdf · Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Motorik Kasar ... (gerakan

24

D. Kriteria Keberhasilan

1. Pengertian Penilaian

Penilaian adalah suatu usaha mengumpulkan dan menafsirkan berbagai

informasi secara sistematis, berkala, berkelanjutan, menyeluruh tentang proses

dan hasil dari pertumbuhan serta perkembangan yang telah tercapai oleh anak

didik melalui kegiatan pembelajaran (Aqib, 2009:57).

Menurut Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (2006), penilaian adalah suatu

usaha mengumpulkan data dan menfsirkan berbagai informasi secara sistematis,

berkala, berkelanjutan, menyeluruh tentang proses dan hasil dari pertumbuhan

serta perkembangan yang telah dicapai oleh anak didik melaui kegiatan

pembelajaran.

Menurut Sudjana (2010: 3), penilaian adalah proses memberikan atau

menentukan nilai kepada objek tertentu berdasarkan suatu ktiteria tertentu.

Sedangkanpenilaian hasil belajar adalah proses pemberian nilai terhadap hasil-

hasil belajar yang dicapai siswa dengan kriteria tertentu.

2. Pedoman Penilaian

Pedoman penelitian menggunakan buku pedoman penilaian dari Depdiknas

(2006: 6-7) pencatatan hasil penilaian harian dilaksanakan sebagai berikut :

a. Anak yang belum mencapai indikator seperti yang diharapkan dalam SKH

atau dalam melaksanakan tugas dibantu guru, maka pada kolom penilaian

dituliskan nama anak dan diberi tanda bulatan kosong ().

b. Anak yang sudah melebihi indikator yang ada dalam SKH atau mampu

melaksanakan tugas tanpa bantuan secara tepat, cepat, lengkap, benar, maka

pada kolom penilaian dituliskan nama anak dan tanda bulatan penuh ().

Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Hanifakh Hana Sofyana, FKIP UMP, 2014

Page 19: 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/6232/3/HANIFAKH HANA SOFYANA BAB II.pdf · Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Motorik Kasar ... (gerakan

25

c. Jika semua anak menunjukan kemampuan sesuai dengan indikator yang

tertuang dalam SKH, maka pada kolom penilaian ditulis nama semua anak

dengan tanda chek list ().

Berdasarkan buku pedoman penilaian dari Kemendiknas Dirjen Mandas

(2010: 1-2) pencatatan hasil penilaian harian dilaksanakan sebagai berikut:

a. Anak yang belum berkembang (BB) pada lembar penilaian dituliskan nama

anak dan diberi tanda satu bintang ()

b. Anak yang mulai berkembang (MB) sesuai dengan indikator RKH

mendapatkan tanda dua bintang ()

c. Anak yang berkembang sesuai dengan harapan (BSH) mendapatkan tanda

tiga bintang ()

d. Anak yang berkembang sangat baik (BSB) mendapatkan tanda empat

bintang ()

Menurut Dimyati (2013: 95) pedoman penilaian dapat dilakukan dengan

cara sebagai berikut :

Tanda = berhasil/tuntas

Tanda = berhasil dengan bantuan guru

Tanda = belum berhasil

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pedomaan penilaian dari

Kemendiknas Dirjen Mandas dan Menengah Direktorat Pembinaan TK (2010) :

a. Anak yang belum berkembang (BB) pada lembar penilaian dituliskan nama

anak dan diberi tanda satu bintang ()

b. Anak yang mulai berkembang (MB) sesuai dengan indikator RKH

mendapatkan tanda dua bintang ()

Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Hanifakh Hana Sofyana, FKIP UMP, 2014

Page 20: 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/6232/3/HANIFAKH HANA SOFYANA BAB II.pdf · Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Motorik Kasar ... (gerakan

26

c. Anak yang berkembang sesuai dengan harapan (BSH) mendapatkan tanda

tiga bintang ()

d. Anak yang berkembang sangat baik (BSB) mendapatkan tanda empat

bintang ()

3. Indikator Hasil Belajar

Indikator merupakan Kompetensi Dasar yang lebih spesifik yang dapat

dijadikan ukuran untuk menilai ketercapaian hasil belajar. Apabila serangkaian

indikator dalam Kompetensi Dasar sudah dapat dicapai oleh anak didik, berarti

target Kompetensi Dasar tersebut telah terpenuhi (Aqib, 2009:56).

Matrik tahun 2013 yang termasuk tingkat pencapaian perkembangan

adalah sebagai berikut 1) melakukan gerakan tubuh secara terkoordinasi untuk

melatih kelenturan, keseimbangan, dan kelincahan 2) melakukan koordinasi

gerakan kaki-tangan-kepala dalam menirukantarian atau senam 3) melakukan

permainan fisik dengan aturan 4) terampil menggunakan tangan kanan dan kiri 5)

melakukan kegiatan kebersihan diri.

Dalam Program Semester (PROMES) tahun 2013 untuk kelompok B

indikator perkembangan motorik kasar antara lain memutar dan mengayunkan

lengan, meliukkan tubuh, membungkukkan badan, berjalan ke berbagai arah

(misal: berjalan maju dengan jinjit, berjalan mundur, berjalan ke depan dengan

tumit berjalan ke depan pada garis lurus, berjalan di atas papan titian, berjalan ke

depan dengan tumit, berjalan ke depan dengan jinjit, berjalan mundur), meloncat

dari ketinggian 30-40 cm, berlari sambil melompat seimbang tanpa jatuh, berdiri

dengan tumit, berdiri di atas satu kaki dengan seimbang, bergerak bebas dengan

irama musik, mengekspresikan gerakan sesuai dengan syair lagu dan cerita,

Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Hanifakh Hana Sofyana, FKIP UMP, 2014

Page 21: 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/6232/3/HANIFAKH HANA SOFYANA BAB II.pdf · Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Motorik Kasar ... (gerakan

27

mendemonstrasikan kemampuan motorik kasar seperti melompat dan berlari

dengan berbagai variasi, merayap dan merangkak dengan berbagai variasi, dan

melempar objek ke sasaran dengan satu atau dua tangan.

Berdasarkan uraian di atas, peneliti menggunakan indikator dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut

Tabel 2.1 Indikator kemampuan keseimbangan tubuh

No Aspek yang dikembangkan

1 Berdiri di atas satu kaki

2 Melompat menggunakan satu kaki (engklek)

3 Berjalan maju pada papan titian

4 Berjalan ke depan dengan tumit

E. Kerangka Berpikir

Untuk melatih gerakan motorik kasar anak dapat dilakukan, misalnya

dengan melatih anak berdiri di atas satu kaki. Jika anak kurang terampil berdiri di

atas satu kaki berarti penguasaan keterampilan lain, seperti berlari akan

terpengaruh karena berarti anak tersebut masih belum dapat mengontrol

keseimbangan tubuhnya (Sujiono, 2010:1.13).

Laura E.Berk dalam Suyadi (2010:67), mengatakan bahwa ketika anak-anak

bermain, akan muncul adanya keterampilan motorik baru yang masing-masing

membentuk pola kehidupannya, “you will see that an explosion of new motor

skills in early chealhood, each of which build on the simpler movement petterns of

toddlerhod.” (anda akan melihat adanya keterampilan motorik baru yang muncul

pada anak-anak yang masing-masing membentuk pola kehidupannya.).

Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Hanifakh Hana Sofyana, FKIP UMP, 2014

Page 22: 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/6232/3/HANIFAKH HANA SOFYANA BAB II.pdf · Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Motorik Kasar ... (gerakan

28

Sebelum melakukan tindakan dalam penelitian ini, peneliti sebelumnya

telah melakukan observasi. Dari observasi tersebut peneliti melihat bahwa

perkembangan motorik kasar anak masih belum optimal khususnya kemampuan

keseimbangan tubuh.

Berdasarkan hasil observasi, peneliti menyusun upaya perbaikan yang

dimulai dari siklus I dengan bermain halang rintang. Pada siklus I kemampuan

keseimbangan anak sudah meningkat tetapi belum optimal. Siklus I ini dilakukan

dalam tiga kali pertemuan.

Hasil perbaikan pada siklus I yang belum maksimal, maka peneliti

mengulang kembali pada siklus II dengan kegiatan yang sama. Dalam 3 kali

pertemuan yang kedua ini kemampuan keseimbangan tubuh anak meningkat

dengan optimal dan penelitian berhasil.

Agar lebih mudah dalam memahami maka peneliti membuat kerangka

berpikir dalam penelitian ini. Karangka berpikir tersebut adalah sebagai berikut

Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Hanifakh Hana Sofyana, FKIP UMP, 2014

Page 23: 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/6232/3/HANIFAKH HANA SOFYANA BAB II.pdf · Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Motorik Kasar ... (gerakan

29

Gambar 2.1 Bagan kerangka berpikir

F. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kerangka berfikir di atas dapat diambil hipotesis tindakan

bahwa metode bermain halang rintang dapat meningkatkan kemampuan

keseimbangan tubuh anak kelompok B TK Belimbing Mulya Desa Onje

Kecamatan Mrebet Kabupaten Purbalingga semester genap tahun pelajaran2013-

2014.

Kondisi awal

1. Kegiatan yang dilakukan kurang mengoptimalkan kemampuan fisik khususnya keseimbangan tubuh.

2. Alat pembelajaran yang digunakan belum mengembangkan kemampuan keseimbangan tubuh anak

3. Pembelajaran lebih sering dilakukan di dalam kelas.

Dilakukan upaya dengan

PTK

Siklus I Bermain Halang

Rintang

1. Kegiatan yang dibuat sudah meningkatkan kemampuan keseimbangan tubuh anak, namun belum optimal

2. Alat pembelajaran yang digunakan sudah mengembangkan kemampuan keseimbangan tubuh anak

3. Pembelajaran sudah dilakukan di luar kelas

Refleksi Siklus I Kondisi sudah meningkat dan ada perbaikan

Kemampuan keseimbangan tubuh anak meningkat dengan optimal

Siklus II Bermain Halang

Rintang Penelitian berhasil

Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Hanifakh Hana Sofyana, FKIP UMP, 2014