Post on 21-Jan-2018
“FCTC dan Pilihan BagiPetani Tembakau”Deni W. Kurniawan
Indonesian Institute for Social Developmentwww.iisd.or.id | www.deniwk.com | @deniwk
Petani vsTobacco Control
- merupakan salah satu‘senjata’ utama melawanpengendalian tembakaudisamping isu kontribusiterhadap ekonomi.
- Mislead sebagaipemaksaan untuk tidakmenanam tembakau(Pelarangan)
Outline
• Overview Trend Global
• Kondisi Petani Tembakau
• Alternative Kebijakan Negara Lain
Sebaran Tembakau
Tembakau ditanam di 124 negara dengan luaslahan sebesar 3,8 juta hektar. Michael Eriksen, dkk.2012. Tobacco Atlas (Georgia: American CancerSociety).
Penggunaan Tembakau
96% tembakau digunakanuntuk rokok. Bentuk lain bidis(Asia Selatan—Timur), kretek(Indonesia), dan snuff(berasal dari swedia, kinisudah mengglobal). Tobacco Atlas edisi 4 (Atalanta, Georgia: American Cancer Society), hal 24.
Trend Perokok Dunia
-
5.0
10.0
15.0
20.0
25.0
30.0
35.0
40.0
45.0
2000 2005 2010 2012
World 43.8 40.2 37.2 36.2
43.8 40.2
37.2 36.2 Axi
s Ti
tle
World
Sumber : world bank http://data.worldbank.org/indicator/SH.PRV.SMOK.MA?end=2012&start=2000
Trend Kebijakan PengendalianTembakau (FCTC)
5
49
116
142152
162168 172 174 176 177 180
0
20
40
60
80
100
120
140
160
180
200
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Data WHO 2003 – 2014, Sumber : https://treaties.un.org
The End Game of Tobacco
WHO TARGET30% relative reduction in prevalence of current tobacco use in persons aged 15+ years from 2010 baseline, by 2025
“ENDGAME” TARGETPrevalence rate of 5% or below by an announced date
Indonesia adalah Net ImportirTembakau
Produksi Tembakau Indonesia
Produksi Tembakau Dunia 2013
3148.547
850.673 830
345.837 260.2
0
500
1000
1500
2000
2500
3000
3500
China,mainland
Brazil India United Statesof America
Indonesia
Tho
usa
nd
s
Produsen Tembakau Dunia, 2013
Trend Produksi DaunTembakau
PRODUKSI, KONSUMSI, IMPORT
• Produksi daun tembakau juga stagnan 180 – 260 ton per tahun.
• Kebutuhan tembakau meningkat hingga 363.130 ton padatahun 2015 360 miliar batang per tahun 2014.
• Industry rokok mengimpor tembakau dari luar negeri sepertidari China, Turki dan Brasil harga lebih murah, kualitas‘lebih baik.
44.501 49.907
56.800 59.830 66.290
60.890 69.756
83.900 90.100 86.200
93.275 100.334
106.611 115.943 115.000
136.271 145.171
155.300 151.000 153.200 162.400
177.050 186.200
211.823
225.385 216.200
225.417 232.724
221.293 231.185 226.661
209.668
192.340 203.880
220.310 216.700
232.000
249.700 242.400
248.400
270.000
302.000
-
50.000
100.000
150.000
200.000
250.000
300.000
350.000
19
71
19
73
19
75
19
77
19
79
19
81
19
83
19
85
19
87
19
89
19
91
19
93
19
95
19
97
19
99
20
01
20
03
20
05
20
07
20
09
20
11
Produksi Rokok dari Tahun 1971 - 2012
Series1
Indonesia adalah Net ImportirTembakau
Permasalahan MendasarSektor Pertanian1. Meningkatnya kerusakan lingkungan dan perubahan iklim global
2. Ketersediaan infrastruktur, sarana prasarana, lahan, dan air
3. Status dan luas kepemilikan lahan (9,55 juta KK < 0.5 Ha)
4. Sistem perbenihan dan perbibitan nasional belum berjalan optimal
5. Keterbatasan akses petani terhadap permodalan dan masihtingginya suku bunga usahatani
6. Lemahnya kapasitas dan kelembagaan petani dan penyuluh
7. Masih rawannya ketahanan pangan dan ketahanan energi
8. Belum berjalannya diversifikasi pangan dengan baik
9. Rendahnya nilai tukar petani (NTP)
10. Belum padunya antar sektor dalam menunjang pembangunanpertanian
11. Kurang optimalnya kinerja dan pelayanan birokrasi pertanian.
Renstra Kementan 2010-2014
Alasan Menanam Tembakau
1. Pasar Sudah Jelas ada Industri Rokok
2. Ada insentif dari Industri Tembakau dalam bentuk pinjamanatau barang
3. Kurangnya alternatif komoditas lain yang samakeuntungannya
4. Lebih menguntungkan dibanding tanaman lain
5. Di beberapa negara berkembang petani hanyamenggantungkan diri pada tembakau untuk mendapatkanpenghasilan, sementara di negara maju mereka memilikipenghasilan lain dari komoditas lain dan juga dari integrated farming.
6. Bisa ditanam di lahan yang sempit
7. Dipersepsikan memiliki harga stabil
Faktor jumlah (%)Tradisi Turun Temurun Keluarga 114 (36.9%)
Menguntungkan 52 (16,8%)
Mengikuti lingkungan 21 (6.8%)
Keinginan pribadi 21 (6.8%)
Pengaruh industri rokok 9 (2.9)
Hanya tembakau yg dapat tumbuh 7 (2.3)
Tidak tahu 85 (27.5)
Temuan kami menunjukkan bahwa pertanian tembakau bukanlah bisnis yang sangat menguntungkan tetapi pertanian yang sudah ada secara turun temurun
Faktor-faktor apa yang mempengaruhi Anda untuk terus melakukan pertanian tembakau? (N = 309)
Data MTCC-UMY
Alasan Berhenti MenanamTembakau1. Padat Karya/Labor Intensive (34,9%)
2. High Cost Cultivation/Low Returns (26,7%)
3. Gangguan Kesehatan (23,6%)
4. Kontroversi Tobacco or Health
5. Ketersediaan Infrastruktur seperti irigasi yang memungkinkan pertanian komoditas lain
Faktor yang mempengaruhi mantan petani tembakau berhenti tanam tembakau (n=191)
Faktor Jumlah (%)Monopoly Industri rokok dalam penentuan harga
86 (45.0%)
Tidak menguntungkan 25 (13.1%)
Cuaca Susah Diprediksi 21 (11.5)
Keluarga tidak mau melanjutkan Menanam tembakau
22 (11.6)
Tahu rokok berbahaya bagi kesehatan 4 (2.0)
Tidak tahu 28 (14.7)
Temuan menunjukkan bahwa monopoly industri rokok dalam menentukan harga salah satu faktor penting petani beralih tanam selain tembakau Data MTCC-UMY
Faktor-faktor yang merugikan pertanian tembakau (N= 268)
Temuan menunjukkan bahwa cuaca dan monopoli industri tembakau dalam mengendalikan pasar merugikan bagi pertanian tembakau tapi tidak untuk regulasi pengendalian tembakau
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
cuaca monopoly industri sistem perdagangan buruk lemahnya aturanpemerintah
regulasi pengendalianproduk tembakau
Faktor faktor yang merugikan petani tembakau
Data MTCC-UMY
Permasalahan Petani Tembakau
1. Biaya Produksi
4. Kesulitan mengakses Perkreditan di Perbankan
2. Green Tobacco Sickness
3. Tata Niaga
Handewi P. Saliem, “Permasalahan dan Tantangan Pertanian Tembakau sertaSolusinya”, Makalah yang dipresentasikan pada FGD Pertanian Tembakau, Bogor, 16 Oktober 2014.
3. Anomali cuaca
4. ImporTembakau
5. Komitmen Negara?
Satu atap?
• Kementan : Meningkatkan produksi, Petani?
• Kemenperin : Perindustrian Rokok
• Kemendag : Kebijakan ekspor dan impor
• Kemenkes : Menurunkan Prevalensi
TOBACCO or HEALTH????
• Renstra Kementan 2009 – 2014 peningkatan produksi menjadi 184 ribu ton pada tahun 2014.
• Renstra Kementan tahun 2015 – 2019 target produksiditingkatkan menjadi 365,14 ribu ton.
Alternative-alternative
Ganti pekerjaan?
Alih Tanam?
Difersifikasi ?
Alternatif Bagi PetaniTembakau• Pertama, didukung, dan didorong untuk beralih ke usaha
lain. Dibutuhkan dukungan yang komprehensif bagipetani tembakau.
• Kedua, Perbaikan tata niaga dengan penentuan hargadasar komoditas, resi gudang, pembatasan impor sertapengendalian konsumsi rokok.
• Ketiga, Diversifikasi produk Tembakau, seperti pestisidaorganik dan ramah lingkungan merupakan salah satualternatif berpotensi besar
Isi FCTC
Pengendalian permintaan
(demand) tembakau Pasal 6-14
Pengendalian pasokan
(supply) tembakau Pasal 15-17
Kebijakan harga dan cukai rokok
(Pasal 6)
Perlindungan dari paparan asap
rokok orang lain (Pasal 8)
Kandungan produk tembakau dan
penyingkapan produk tembakau
(Pasal 9 dan 10)
Kemasan dan pelabelan produk
tembakau (Pasal 11)
Iklan, promosi dan sponsor produk
tembakau (Pasal 13)
Edukasi (Pasal 12)
Program berhenti merokok (Pasal
14)
Perdagangan ilegal produk
tembakau (Pasal 15)
Penjualan pada anak dibawah
umur (Pasal 16)
Penyediaan
dukungan untuk
kegiatan alternatif
(Pasal 17)
Contoh Dampak Ratififikasi FCTC bagi Negara Tiongkok bagi Petani, dan Buruh Pabrik
• Produksi tembakau China tetap naik dari 38 menjadi 43 persen.
• 8 negara produsen rokok terbesar telah menjadi negara pihak dalam FCTC. Produksi rokok China masih naik dari 1,6 juta (2000) jadi 2,3 juta batang (2009)
• Tidak ada pengaruh ke pekerjaan pekerja 270 ribu (2000) 297 ribu pekerja(2012)
Article 17&18 FCTC
Article 17: Pemberian dukungan terhadap alternatif kegiatan yang secara ekonomis viable
Negara anggota harus, dalam kerjasama satu dengan lainnya danorganisasi antar pemerintah international dan regional,menyebarluaskan, bila perlu , kepada petani tembakau, pekerja pabrikpengolahan tembakau dan bisa juga penjual perorangan mengenaialternatif kegiatan yang secara ekonomis viable.
Article 18 : Proteksi lingkungan dan kesehatan manusia
Di dalam menjalankan kewajiban-kewajiban mereka di bawah Konvensitersebut, negara Anggota sepakat untuk mengenakan jatuh tempoberkaitan dengan proteksi lingkungan dan kesehatan manusiasehubungan dengan lingkungan berkenaan dengan budi daya tembakaudan pengolahannya di dalam wilayah terkait.
Recomendation From WHO SEARO( alternative and livelihood for Tobacco farmers meeting 2015)
• Pelaksanaan rekomendasi dari Pasal 17 dan 18 di tingkat nasional masing-masing negara
• Pembentukan satuan tugas / kelompok kerja program alternative dan livelihood bagi petani tembakau antar departemen di masing-masing negara
• Pencantuman tanaman alternatif selain tembakau dalam undang-undang pengendalian tembakau / peraturan kebijakan nasional
• Uji coba dalam skala besar model program intervensi yang sukses dalam insentif ekonomi
• Mengidentifikasi pemimpin dan tokoh petani dan masyarakat yang sukses dalam alternatif tanaman tembakau dan alternatif sumber mata pencaharian
• Pemetaan skema pembangunan pedesaan dan keterampilan saat ini dengan untuk membuka peluang mata pencaharian alternatif dalam skema pembangunan pedesaan dan program pengembangan keterampilan nasional .
Implementasi Articel 17&18 FCTC Terkait Pertanian Tembakau
1. Bulgaria mendukung petani tembakau dalam dua arah yang kebijakan yang berbeda: diversifikasi ke kegiatan non-pertanian di daerah pedesaan, dan diversifikasi ke dalam kegiatan agronomi lainnya dalam pertanian.
2. Di Yordania, Dana Dukungan untuk petani tembakau ditarik pada tahun 2002 dan mengakibatkan penurunan jumlah pertanian tembakau di negara ini.
3. Malaysia mendirikan Kenaf dan Dewan Tembakau Nasional pada tahun 2009, yang mengakibatkan penurunan jumlah petani tembakau menurun
4. Kirgistan- Pertanian tembakau dari 5000 hektar berkurang menjadi 1000 hektare; Moldova dari lebih dari 10.000 hektar menjadi 2.000 hektar
5. Bangladesh-Pinjaman dari ADB digunakan untuk diversifikasi tanaman tembakau ke yang lain
Implementasi Articel 17&18 FCTC Terkait Pertanian Tembakau..lanjutan
6. Brasil -Kementerian Pembangunan Agraria sepenuhnya terlibat dalam program diversifikasi tanaman Tembakau
7. Australia, Kanada, Ghana, Hongaria, Nigeria, Pakistan, Senegal dan Turki. Menytusun Regulasi kesehatan lingkungan dan keselamatan pekerja di bidang pertanian tembakau
8. Kanada, Uni Eropa, Italia, Pakistan dan Thailand. Penerapan praktek-praktek pertanian yang baik tentang penggunaan pupuk, produk perlindungan tanaman, dan konsumsi air:
9. Kenya melaporkan mensyaratkan bahwa 10% dari lahan yang digunakan untuk budidaya tembakau disediakan untuk menanam pohon.
10 . Kolombia dan Uni Eropa dikutip memberikan bantuan untuk penghijauan dan pengelolaan air tanah
Implementasi Articel 17&18 FCTC Terkait Pertanian Tembakau..lanjutan
11. China menerapkan langkah-langkah untuk meningkatkan penghematan energi dan mengurangi emisi dalam proses pembuatan rokok.
12. Penurunan standar kandungan nikotin ditegakkan di Bulgaria, Republik Korea dan Afrika Selatan.
13. Costa Rica saat ini menyusun undang-undang untuk mengklasifikasikan puntung rokok sebagai limbah khusus.
14. Di Republik Islam Iran dan Mantan Yugoslavia Republik Makedonia, medical check-up berkala pada petani, termasuk petani tembakau.
15. Di Italia dan Kenya, memakai alat pelindung diperlukan untuk petani tembakau dan pekerja industri tembakau.
Pengalaman negara lain
• Didorong oleh Pemerintah
- Mexico, Brazil, Argentina, Jerman, Turki, Lebanon, Uganda, Kenya, China, Malaysia
• Swasta / NGO
- Chickpea boom : Sabra Dipping co. (CEPAGRO) Brazil, ATCC-Tunisia, CTCA-Uganda, Kawalazi-Malawi, ADRA-Mawlawi, MOFA-Zimbabwe, CFCB-madagascar, MACT India, NTCP-India, BATA-Bangladesh.
Pengalaman Negara Lain
• Brazil: Diversification of Production and Income in Tobacco Growing Areas
• Kenya: Tobacco to Bamboo
• Bangladesh: No Tobacco, grow Food!
Brazil: Diversification of Production and Income in Tobacco Growing Areas
• Brazil : diversifikasi penghasilan tanaman lain, peternakan, perikanan, produksi madu dan produk olahan susu.
• Menyediakan dana 12 juta USD (75 proyek
• asistensi teknis dan pengembanganpedesaan
• training dan riset
• 45.000 keluarga dari 600 daerah.
10 effective strategies 1. Promoting research;
2. educational development and training programs for field workers and farmers;
3. Removing obstacles such as lack of resources and industry interference;
4. Maintain the cohesion between government sectors and mechanisms for funding;
5. monitor industry strategies;
6. prioritize the diversification program as government action;
7. establish technical cooperation mechanisms for diversification;
8. creation of information and collaborating centers;
9. ensure the participation of civil society;
10. and ensure protection of health, environment and social life for tobacco farmers in their regions.
International cooperation between the United Nations agencies such as the Food and Agriculture Organization, the United Nations Conference on Trade and Development and the World Bank should be strengthened
Kenya Tobacco to Bamboo
• diversifikasi bagi para petani kecil di Daerah Nyanza Selatan• Pendampingan 240 petani dengan
• menanam 2.450 bibit bambu di tahun 2006-2010
• Proyek ini juga melakukan feasibility studies denganmemfokuskan produk pada 5 pasar utama yaitu : 1. Bambu untukFurniture, 2. Bambu untuk pembangunan perumahan, 3. Bambuuntuk kerajinan, 4). Industri tusuk gigi dan 5) pembibitan bambu.
• Kelebihan Bamboo• 2000 kegunaan baik di bidang lingkungan, kesehatan, ekonomi,
rumah tangga dan industri.
• Menghasilkan 20-40 ton per hektar per tahun tumbuh dalamjangka waktu 3-4 tahun.
• Panen selama 80-120 tahun
Tobacco to Bamboo
• Hasil program
• 90% bibit bambu dapat bertahan
• Pendapatan lebih tinggi 4-5 kali jika mentah, 10 kali jika diproses terlebih dahulu.
• Telah beidiri 4 koperasi petani bambu
• 42% petani tembakau telah beralihmenjadi petani dan pengolah bambu.
Bangladesh; No Tobacco, Grow Food
• 70% populasi bergantung pada pertanian. Petani tembakau 100ribu
• 25 ribu berasosiasi dengan BAT Bangladesh dengan melalui tanam kontrak. Penanaman tembakau banyak melibatkan anak-anak.
• Proses diversifikasi
• Tumpangsari dengan tanaman lain seperti daun amaranth, bayam, radish, Petsai danCoriander, kentang, kacang prancis, cabe, terong, kacang tanah dan tomat, bawangputih dll.
• Memperhatikan ketersediaan bibit-bibit tersebut agar berjalan secarasustainable. Kriteria bibit adalah : tahan hama, minim pupuk dan irigasi, hemat waktu dan tenaga, bisa membantu menyuburkan, dan bisa dijualsepanjang tahun.
• Hasil
• tembakau lebih besar mengeluarkan biaya dibanding cara tumpang sari hingga 80% dengan biaya produksi lebih tinggi 21%.
• Proram ini menunjukkan bisa menghasilkan untung yang lebih banyak daripadapertanian tembakau.
• Mexico : Kementan bekerjasama dengan kemenkesmelakukan pilot research mendorong alih tanam kekomoditas lain seperti tomat, cabe hijau, pepaya, jagung, sorgum dan padi. Tahun 2009 SAGARPA berhasilmengkonversi 1900 ha.
• Malaysia : Melakukan restrukturisasi National Tobacco Board menjadi National Kenaf and Tobacco Board. Memberikan insentif 573 euro per hektar bagi petanitembakau yang ingin beralih ke kenaf, dan mengeluarkan 12 juta euro unruk riset terkait pengembangan industri kenaf
• Taiwan: menggunakan dana cukai rokok untuk baralih kepisang, kacang merah, pepaya dan herbal cina.
• Begitu juga dilakukan oleh Argentina, Phillipina danBangladesh yaitu mendorong alih tanam denganmemberikan pinjaman lunak kepada petani, membentuk koperasi, dan mengalokasikan danakhusus.
• Malawi melalui skema bantuan internasional
• CPAR kanada, melalaui training tentang Intercropping, dengan pendekatan mengaitkan dengan konservasi
• Ana A Topa, Malawi, ADRA Malawi, Bangladesh and Kenya dengan pendekatan ekologis, IDRC,
Kerugian Indonesia Tidak Ratifikasi FCTC 1. Indonesia merupakan target utama
pemasaran industri rokok multi nasional merusak kesehatan dan kualitas sumber daya manusia (SDM)
2. konsumsi rokok di Indonesia akan semakin meningkat terutama anak-anak, ibu hamil dan penduduk miskin.
3. tidak memiliki kesempatan untuk mengikuti Conference of Party, negosiasi penerapan panduan dan protokol FCTC.
4. Komitmen Internasional EKOSOB, SDGs,
5. Program peningkatan kesejahteraan petani
Peluang Kebijakan1. UU No. 19 Tahun 2013 tentang Perlindungan dan Pemberdayaan
Petani
latar belakang : petani sering mengalami kerugian akibat kebijakan dan kondisi alami.
Tujuan :
• kedaulatan dan kemandirian petani
• prasarana dan sarana pertanian yang dibutuhkan;
• kepastian usaha tani;
• Melindungi dari fluktuasi harga, praktik ekonomi biaya tinggi, dangagal panen;
• Meningkatkan kapasitas serta kelembagaan petani;
• lembagaan pembiayaan pertanian
2. UU no. 39/2007 Tentang CukaiPasal 66 A UU ini menyebutkan,
“Penerimaan negara dari cukai hasil tembakau yangdibuat di Indonesia dibagikan kepada provinsi penghasilcukai hasil tembakau sebesar 2% (dua persen) yangdigunakan untuk mendanai peningkatan kualitas bahanbaku, pembinaan industri, pembinaan lingkungansosial, sosialisasi ketentuan di bidang cukai, dan/ataupemberantasan barang kena cukai illegal”.
lihat UU no. 39 tahun 2007 tentang Cukai
Terima kasih