Post on 12-Apr-2016
FRAKTURFRAKTURDifinisi : Difinisi : Fraktur adalah hilangnya kontinuitas Fraktur adalah hilangnya kontinuitas
daripada jaringan tulang dan / atau tulang daripada jaringan tulang dan / atau tulang rawan yang disebabkan oleh rudapaksa.rawan yang disebabkan oleh rudapaksa.
Patofisisiologi :Patofisisiologi : Tulang normal bukan merupakan suatu Tulang normal bukan merupakan suatu
struktur yang kaku atau keras tetapi struktur yang kaku atau keras tetapi mempunyai elastisitas sehingga dapat mempunyai elastisitas sehingga dapat sedikit melengkung (bent) sedikit melengkung (bent)
Tulang kortical lebih dapat menahan gaya Tulang kortical lebih dapat menahan gaya kompresi (compression force) dan gaya kompresi (compression force) dan gaya geser (shearing force) daripada gaya regang geser (shearing force) daripada gaya regang (tension force)(tension force)
FRAKTURFRAKTURPatofisisiologi :Patofisisiologi : Umumnya frakture terjadi karena Umumnya frakture terjadi karena
kegagalan melawan gaya regang kegagalan melawan gaya regang tersebuttersebut
Bila tulang panjang mendapat suatu Bila tulang panjang mendapat suatu gaya bending (angulary force) pada gaya bending (angulary force) pada permukaan tulang panjang akan sedikit permukaan tulang panjang akan sedikit melengkung tapi bila gaya regang telah melengkung tapi bila gaya regang telah terlampaui maka akan terjadi suatu terlampaui maka akan terjadi suatu frakture pada daerah convex pada tulang frakture pada daerah convex pada tulang yang melengkung terse but, dan gayanya yang melengkung terse but, dan gayanya akan diteruskan keseluruh tebal tulang akan diteruskan keseluruh tebal tulang sehingga menimbulkan fraktur yang sehingga menimbulkan fraktur yang tranversal atau obliquetranversal atau oblique
FRAKTURFRAKTURPatofisisiologi :Patofisisiologi : Pada anak anak struktuk tulang lebih Pada anak anak struktuk tulang lebih
elastis sehingga daya bending tersebut elastis sehingga daya bending tersebut menyebabkan fraktur didaerah convex, menyebabkan fraktur didaerah convex, sedang pada daerah concave hanya sedang pada daerah concave hanya sedikit melengkung, ini yang disebut sedikit melengkung, ini yang disebut sebagai “Green stick fracture“.sebagai “Green stick fracture“.
Gaya torsional atau rotational (twising Gaya torsional atau rotational (twising force) menyebabkan patah tulang force) menyebabkan patah tulang bentuk spiralbentuk spiral
FRAKTURFRAKTUR Gaya tarik ( traction force ) yang mengenai tulang Gaya tarik ( traction force ) yang mengenai tulang
kecil seperti patella atau maleolus lateralis / kecil seperti patella atau maleolus lateralis / tibialis melalui ligament atau otot yang melekat tibialis melalui ligament atau otot yang melekat dapat menimbulkan “ avulsion fracture “dapat menimbulkan “ avulsion fracture “
Tulang cancellous merupakan strukture tulang Tulang cancellous merupakan strukture tulang yang seperti spone ( spongiosa ) lebih tidak tahan yang seperti spone ( spongiosa ) lebih tidak tahan terhadap gaya kompresi, maka bila terjadi gaya terhadap gaya kompresi, maka bila terjadi gaya kompresi yang mendadak dapat menimbulkan kompresi yang mendadak dapat menimbulkan frakture kompresi yang mana salah satu frakture kompresi yang mana salah satu permukaan fracture ma suk kedalam atau permukaan fracture ma suk kedalam atau impacted kedalam permukaan frakture yang lain.impacted kedalam permukaan frakture yang lain.
Pada anak anak dimana struktur tulang kortical Pada anak anak dimana struktur tulang kortical yang membatasi tulang cancellous masih tipis yang membatasi tulang cancellous masih tipis maka terjadi lipatan / lekukan pada tulang cortical maka terjadi lipatan / lekukan pada tulang cortical tersebut, sebagai “ Buckle fracture “, atau “ Torus tersebut, sebagai “ Buckle fracture “, atau “ Torus fracture “fracture “
TERMINOLOGI FRAKTURTERMINOLOGI FRAKTUR Diagnosa frakture harus ditulis Diagnosa frakture harus ditulis
secara lengkap:secara lengkap:1.1. Lokalisasi Lokalisasi 2.2. Luas Luas 3.3. Konfigurasi Konfigurasi 4.4. Hubungan antar masing masing Hubungan antar masing masing
fragmenfragmen5.5. Hubungan frakture dengan dunia Hubungan frakture dengan dunia
luarluar6.6. KomplikasiKomplikasi
TERMINOLOGI FRAKTURTERMINOLOGI FRAKTUR Lokasisasi :Lokasisasi :
Sebutkan nama tulang, letak frakture : 1/3 Sebutkan nama tulang, letak frakture : 1/3 proksimal, 1/3 tengah, 1/3 distal, kiri / proksimal, 1/3 tengah, 1/3 distal, kiri / kanankanan
Jika disertai dengan dislokasi maka disebut Jika disertai dengan dislokasi maka disebut frakture dislokasifrakture dislokasi
Luas :Luas : Fracture komplit, fracture inklomplit ( hair Fracture komplit, fracture inklomplit ( hair
line fracture, green stick fracture )line fracture, green stick fracture ) Konfigurasi :Konfigurasi :
Transversal, oblique, spiral, komminutivaTransversal, oblique, spiral, komminutiva
TERMINOLOGI FRAKTURTERMINOLOGI FRAKTUR Hubungan fragmen satu Hubungan fragmen satu
terhadap yang lain :terhadap yang lain : Fracture undisplaced, fracture Fracture undisplaced, fracture
displaceddisplaced Hubungan fracture dengan dunia Hubungan fracture dengan dunia
luarluar Fracture tertutup, fracture terbukaFracture tertutup, fracture terbuka
Komplikasi Komplikasi Lokal atau sistemikLokal atau sistemik
PEMERIKSAAN FISIKPEMERIKSAAN FISIK Inspeksi: bandingkan kiri dan Inspeksi: bandingkan kiri dan
kanan (ekspresi wajah, kanan (ekspresi wajah, pembengkakan / swelling)pembengkakan / swelling)
Palapsi: analisis nyeri (nyeri Palapsi: analisis nyeri (nyeri subyektif, nyeri obyektif, nyeri subyektif, nyeri obyektif, nyeri lingkar, nyeri sumbu pada lingkar, nyeri sumbu pada tarikan dan / atau tekanan)tarikan dan / atau tekanan)
Gerak: aktif dan atau pasifGerak: aktif dan atau pasif
DIAGNOSADIAGNOSA Anamnesa : jatuh, terkilir, Anamnesa : jatuh, terkilir,
kecelakaankecelakaan Gejala :Gejala : Nyeri lokal : nyeri menghebat bila Nyeri lokal : nyeri menghebat bila
digerakan atau berkurang bila tidak digerakan atau berkurang bila tidak bergerakbergerak
Crepitasi : mungkin bisa dirasakan Crepitasi : mungkin bisa dirasakan oleh penderita atau bisa didengarkan oleh penderita atau bisa didengarkan bila kedua fragmen saling bergeser.bila kedua fragmen saling bergeser.
PEMERIKSAAN PEMERIKSAAN RADIOLOGISRADIOLOGIS
Syarat mutu foto Roentgen pada Syarat mutu foto Roentgen pada pemeriksaan patah tulang:pemeriksaan patah tulang:
Patah tulang dipertengahan fotoPatah tulang dipertengahan foto Persendian proksimal dan distal Persendian proksimal dan distal
termasuk fototermasuk foto Dua foto dua arah bersilangan Dua foto dua arah bersilangan
9090oo
Sinar menembus tegak lurusSinar menembus tegak lurus
PENATALAKSANAANPENATALAKSANAAN Jangan bertindak gegabahJangan bertindak gegabah Pengobatan yang tepat dan Pengobatan yang tepat dan
memadaimemadai Memilih cara pengobatan dengan Memilih cara pengobatan dengan
tujuan khusus :tujuan khusus :1.1. Mengurangi rasa nyeri : imobilisasi, Mengurangi rasa nyeri : imobilisasi,
analgesicanalgesic2.2. Melakukan reposisi dan Melakukan reposisi dan
mempertahankan posisi yang sempurna mempertahankan posisi yang sempurna (imobilisasi) daripada fragmen frakture (imobilisasi) daripada fragmen frakture (continous traction, circular gips, (continous traction, circular gips, internal fixation)internal fixation)
PENATALAKSANAANPENATALAKSANAAN3.3. Memberikan kemungkinan atau Memberikan kemungkinan atau
memacu terjadinya Bony Union memacu terjadinya Bony Union (memungkinkan terjadi (memungkinkan terjadi penyembuhan tanpa mengganggu penyembuhan tanpa mengganggu proses alami)proses alami)
4.4. Mengusahakan fungsi yang Mengusahakan fungsi yang optimal : latihan otot untuk optimal : latihan otot untuk mencegah disuse atropi dan mencegah disuse atropi dan memberikan vascularisasi yang memberikan vascularisasi yang baik disekitar frakture.baik disekitar frakture.
PENATALAKSANAANPENATALAKSANAAN Menyesuaikan diri dengan hukum alam :Menyesuaikan diri dengan hukum alam :
Pengobatan harus didasarkan pada proses alami Pengobatan harus didasarkan pada proses alami yang terjadi dengan mengenal sifat sifat alami yang terjadi dengan mengenal sifat sifat alami daripada jaringan sehingga kita tidak daripada jaringan sehingga kita tidak mengganngu / mencegah proses penyembuhan.mengganngu / mencegah proses penyembuhan.
Pengobatan harus didasarkan pada Pengobatan harus didasarkan pada kenyataan dan secara praktiskenyataan dan secara praktis Penderita tua frakture dapat sembuh dengan Penderita tua frakture dapat sembuh dengan
traksi dalam waktu lama, dapat menimbulkan traksi dalam waktu lama, dapat menimbulkan komplikasi , maka pilihan operasi lebih baikkomplikasi , maka pilihan operasi lebih baik
Pilih cara pengobatan pada seorang Pilih cara pengobatan pada seorang penderita sebagai individupenderita sebagai individu Mal union pada frakture jari tidak menjadi Mal union pada frakture jari tidak menjadi
masalah pada sopir taksi, tetapi meru pakan masalah pada sopir taksi, tetapi meru pakan masalah yang besar pada seorang pemain piano.masalah yang besar pada seorang pemain piano.
PROSES PENYEMBUHAN PROSES PENYEMBUHAN FRAKTURFRAKTUR
Proses penyembuhan suatu fraktur Proses penyembuhan suatu fraktur dimulai sejak terjadi fraktur dimulai sejak terjadi fraktur sebagai usaha tubuhuntuk sebagai usaha tubuhuntuk memperbaiki kerusakan – memperbaiki kerusakan – kerusakan yang dialaminya. kerusakan yang dialaminya.
Penyembuhan dari fraktur Penyembuhan dari fraktur dipengaruhi oleh beberapa faktor dipengaruhi oleh beberapa faktor lokal dan faktor sistemik adapun lokal dan faktor sistemik adapun faktor lokal:faktor lokal:
FAKTOR LOKALFAKTOR LOKAL
1.1. Lokasi fraktur Lokasi fraktur 2.2. Jenis tulang yang mengalami Jenis tulang yang mengalami
fraktur. fraktur. 3.3. Reposisi anatomis dan Reposisi anatomis dan
immobilasi yang stabil. immobilasi yang stabil. 4.4. Adanya kontak antar fragmen. Adanya kontak antar fragmen. 5.5. Ada tidaknya infeksi. Ada tidaknya infeksi. 6.6. Tingkatan dari fraktur. Tingkatan dari fraktur.
FAKTOR SISTEMIKFAKTOR SISTEMIK
1.1. Keadaan umum pasien Keadaan umum pasien 2.2. Umur Umur 3.3. Malnutrisi Malnutrisi 4.4. Penyakit sistemik. Penyakit sistemik.
FASE PENYEMBUHAN FASE PENYEMBUHAN FRAKTURFRAKTUR
1.1. Fase Reaktif Fase Reaktif 1.1. Fase hematom dan inflamasi Fase hematom dan inflamasi 2.2. Pembentukan jaringan granulasi Pembentukan jaringan granulasi
2.2. Fase Reparatif Fase Reparatif 1.1. Fase pembentukan callus Fase pembentukan callus 2.2. Pembentukan tulang lamellar Pembentukan tulang lamellar
3.3. Fase RemodellingFase Remodelling1.1. Remodelling ke bentuk tulang Remodelling ke bentuk tulang
semula semula
FASE PENYEMBUHAN FASE PENYEMBUHAN FRAKTURFRAKTUR
• Proses penyembuhan Fraktur Primer Proses penyembuhan Fraktur Primer • Penyembuhan cara ini terjadi internal Penyembuhan cara ini terjadi internal
remodelling yang meliputi upaya langsung remodelling yang meliputi upaya langsung oleh korteks untuk membangun kembali oleh korteks untuk membangun kembali dirinya ketika kontinuitas terganggu. dirinya ketika kontinuitas terganggu.
• Agar fraktur menjadi menyatu, tulang Agar fraktur menjadi menyatu, tulang pada salah satu sisi korteks harus pada salah satu sisi korteks harus menyatu dengan tulang pada sisi lainnya menyatu dengan tulang pada sisi lainnya (kontak langsung) untuk membangun (kontak langsung) untuk membangun kontinuitas mekanis. kontinuitas mekanis.
• Tidak ada hubungan dengan pembentukan Tidak ada hubungan dengan pembentukan kalus. Terjadi internal remodelling dari kalus. Terjadi internal remodelling dari haversian system dan penyatuan tepi haversian system dan penyatuan tepi fragmen fraktur dari tulang yang patah fragmen fraktur dari tulang yang patah
SYARAT REMODELING SYARAT REMODELING HAVERSIAN HAVERSIAN
1.1. Pelaksanaan reduksi yang tepat Pelaksanaan reduksi yang tepat 2.2. Fiksasi yang stabil Fiksasi yang stabil 3.3. Eksistensi suplay darah yang Eksistensi suplay darah yang
cukup cukup • Remodeling haversian aktif Remodeling haversian aktif
terlihat pada sekitar minggu ke terlihat pada sekitar minggu ke empat fiksasi. empat fiksasi.
PENYEMBUHAN PENYEMBUHAN SEKUNDERSEKUNDER
• Penyembuhan sekunder meliputi Penyembuhan sekunder meliputi respon dalam periostium dan respon dalam periostium dan jaringan-jaringan lunak eksternal. jaringan-jaringan lunak eksternal.
• Proses penyembuhan fraktur ini Proses penyembuhan fraktur ini secara garis besar dibedakan atas secara garis besar dibedakan atas 5 fase, yakni 5 fase, yakni
1.1. Fase hematom (inflamasi), Fase hematom (inflamasi), 2.2. Fase proliferasi, Fase proliferasi, 3.3. Fase kalus, Fase kalus, 4.4. Fase osifikasiFase osifikasi5.5. Fase remodellingFase remodelling
FASE INFLAMASIFASE INFLAMASI Tahap inflamasi berlangsung beberapa hari Tahap inflamasi berlangsung beberapa hari
dan hilang dengan berkurangnya dan hilang dengan berkurangnya pembengkakan dan nyeri. pembengkakan dan nyeri.
Terjadi perdarahan dalam jaringan yang Terjadi perdarahan dalam jaringan yang cidera dan pembentukan hematoma di cidera dan pembentukan hematoma di tempat patah tulang. tempat patah tulang.
Ujung fragmen tulang mengalami devitalisasi Ujung fragmen tulang mengalami devitalisasi karena terputusnya pasokan darah terjadi karena terputusnya pasokan darah terjadi hipoksia dan inflamasi yang menginduksi hipoksia dan inflamasi yang menginduksi ekpresi gen dan mempromosikan ekpresi gen dan mempromosikan pembelahan sel dan migrasi menuju tempat pembelahan sel dan migrasi menuju tempat fraktur untuk memulai penyembuhan. fraktur untuk memulai penyembuhan.
FASE INFLAMASIFASE INFLAMASI• Produksi atau pelepasan dari faktor Produksi atau pelepasan dari faktor
pertumbuhan spesifik, Sitokin, dapat pertumbuhan spesifik, Sitokin, dapat membuat kondisi mikro yang sesuai membuat kondisi mikro yang sesuai untuk : untuk :
1.1. Menstimulasi pembentukan periosteal Menstimulasi pembentukan periosteal osteoblast dan osifikasi intra membran osteoblast dan osifikasi intra membran pada tempat fraktur, pada tempat fraktur,
2.2. Menstimulasi pembelahan sel dan Menstimulasi pembelahan sel dan migrasi menuju tempat fraktur, dan migrasi menuju tempat fraktur, dan
3.3. Menstimulasi kondrosit untuk Menstimulasi kondrosit untuk berdiferensiasi pada kalus lunak berdiferensiasi pada kalus lunak dengan osifikasi endokondral yang dengan osifikasi endokondral yang mengiringinya. (Kaiser 1996). mengiringinya. (Kaiser 1996).
FASE INFLAMASIFASE INFLAMASI• Berkumpulnya darah pada fase Berkumpulnya darah pada fase
hematom awalnya diduga akibat hematom awalnya diduga akibat robekan pembuluh darah lokal yang robekan pembuluh darah lokal yang terfokus pada suatu tempat tertentu. terfokus pada suatu tempat tertentu.
• Namun pada perkembangan Namun pada perkembangan selanjutnya hematom bukan hanya selanjutnya hematom bukan hanya disebabkan oleh robekan pembuluh disebabkan oleh robekan pembuluh darah tetapi juga berperan faktor- darah tetapi juga berperan faktor- faktor inflamasi yang menimbulkan faktor inflamasi yang menimbulkan kondisi pembengkakan lokal. kondisi pembengkakan lokal.
• Waktu terjadinya proses ini dimulai Waktu terjadinya proses ini dimulai saat fraktur terjadi sampai 2 – 3 saat fraktur terjadi sampai 2 – 3 minggu. minggu.
FASE PROLIFERASIFASE PROLIFERASI• Kira-kira 5 hari hematom akan Kira-kira 5 hari hematom akan
mengalami organisasi, terbentuk benang-mengalami organisasi, terbentuk benang-benang fibrin dalam jendalan darah, benang fibrin dalam jendalan darah, membentuk jaringan untuk membentuk jaringan untuk revaskularisasi, dan invasi fibroblast dan revaskularisasi, dan invasi fibroblast dan osteoblast. osteoblast.
• Fibroblast dan osteoblast (berkembang Fibroblast dan osteoblast (berkembang dari osteosit, sel endotel, dan sel dari osteosit, sel endotel, dan sel periosteum) akan menghasilkan kolagen periosteum) akan menghasilkan kolagen dan proteoglikan sebagai matriks kolagen dan proteoglikan sebagai matriks kolagen pada patahan tulang. pada patahan tulang.
• Terbentuk jaringan ikat fibrous dan Terbentuk jaringan ikat fibrous dan tulang rawan (osteoid). Dari periosteum, tulang rawan (osteoid). Dari periosteum, tampak pertumbuhan melingkar. tampak pertumbuhan melingkar.
FASE PROLIFERASIFASE PROLIFERASI• Kalus tulang rawan tersebut Kalus tulang rawan tersebut
dirangsang oleh gerakan mikro dirangsang oleh gerakan mikro minimal pada tempat patah tulang. minimal pada tempat patah tulang.
• Tetapi gerakan yang berlebihan akan Tetapi gerakan yang berlebihan akan merusak struktur kalus. merusak struktur kalus.
• Tulang yang sedang aktif tumbuh Tulang yang sedang aktif tumbuh menunjukkan potensial menunjukkan potensial elektronegatif. elektronegatif.
• Pada fase ini dimulai pada minggu Pada fase ini dimulai pada minggu ke 2 – 3 setelah terjadinya fraktur ke 2 – 3 setelah terjadinya fraktur dan berakhir pada minggu ke 4 – 8. dan berakhir pada minggu ke 4 – 8.
FASE PEMBENTUKAN FASE PEMBENTUKAN KALUSKALUS
• Merupakan fase lanjutan dari fase Merupakan fase lanjutan dari fase hematom dan proliferasi mulai terbentuk hematom dan proliferasi mulai terbentuk jaringan tulang yakni jaringan tulang jaringan tulang yakni jaringan tulang kondrosit yang mulai tumbuh atau kondrosit yang mulai tumbuh atau umumnya disebut sebagai jaringan tulang umumnya disebut sebagai jaringan tulang rawan.rawan.
• Sebenarnya tulang rawan ini masih dibagi Sebenarnya tulang rawan ini masih dibagi lagi menjadi tulang lamellar dan lagi menjadi tulang lamellar dan wovenbonewovenbone
• Pertumbuhan jaringan berlanjut dan Pertumbuhan jaringan berlanjut dan lingkaran tulang rawan tumbuh mencapai lingkaran tulang rawan tumbuh mencapai sisi lain sampai celah sudah sisi lain sampai celah sudah terhubungkan. terhubungkan.
FASE PEMBENTUKAN FASE PEMBENTUKAN KALUSKALUS
• Fragmen patahan tulang digabungkan Fragmen patahan tulang digabungkan dengan jaringan fibrous, tulang rawan, dengan jaringan fibrous, tulang rawan, dan tulang serat matur. dan tulang serat matur.
• Bentuk kalus dan volume dibutuhkan Bentuk kalus dan volume dibutuhkan untuk menghubungkan efek secara untuk menghubungkan efek secara langsung berhubungan dengan jumlah langsung berhubungan dengan jumlah kerusakan dan pergeseran tulang. kerusakan dan pergeseran tulang.
• Perlu waktu tiga sampai empat minggu Perlu waktu tiga sampai empat minggu agar fragmen tulang tergabung dalam agar fragmen tulang tergabung dalam tulang rawan atau jaringan fibrous. tulang rawan atau jaringan fibrous.
• Secara klinis fragmen tulang tidak bisa Secara klinis fragmen tulang tidak bisa lagi digerakkan. lagi digerakkan.
FASE PEMBENTUKAN FASE PEMBENTUKAN KALUSKALUS
Regulasi dari pembentukan kalus Regulasi dari pembentukan kalus selama masa perbaikan fraktur selama masa perbaikan fraktur dimediasi oleh ekspresi dari faktor-dimediasi oleh ekspresi dari faktor-faktor pertumbuhan. Salah satu faktor faktor pertumbuhan. Salah satu faktor yang paling dominan dari sekian yang paling dominan dari sekian banyak faktor pertumbuhan adalah banyak faktor pertumbuhan adalah Transforming Growth Factor-Beta 1 Transforming Growth Factor-Beta 1 (TGF-B1) yang menunjukkan (TGF-B1) yang menunjukkan keterlibatannya dalam pengaturan keterlibatannya dalam pengaturan differensiasi dari osteoblast dan differensiasi dari osteoblast dan produksi matriks ekstra selulerproduksi matriks ekstra seluler
FASE PEMBENTUKAN FASE PEMBENTUKAN KALUSKALUS
• Faktor lain yaitu: Faktor lain yaitu: • Vascular Endothelial Growth Factor Vascular Endothelial Growth Factor
(VEGF) yang berperan penting (VEGF) yang berperan penting pada proses angiogenesis selama pada proses angiogenesis selama penyembuhan fraktur. penyembuhan fraktur. (chen,et,al,2004). (chen,et,al,2004).
• Pusat dari kalus lunak adalah Pusat dari kalus lunak adalah kartilogenous yang kemudian kartilogenous yang kemudian bersama osteoblast akan bersama osteoblast akan berdiferensiasi membentuk suatu berdiferensiasi membentuk suatu jaringan rantai osteosit, hal ini jaringan rantai osteosit, hal ini menandakan adanya sel menandakan adanya sel
FASE PEMBENTUKAN FASE PEMBENTUKAN KALUSKALUS
• tulang serta kemampuan mengantisipasi tulang serta kemampuan mengantisipasi tekanan mekanis. (Rubin,E,1999) tekanan mekanis. (Rubin,E,1999)
• Proses cepatnya pembentukan kalus lunak yang Proses cepatnya pembentukan kalus lunak yang kemudian berlanjut sampai fase Remodelling kemudian berlanjut sampai fase Remodelling adalah masa kritis untuk keberhasilan adalah masa kritis untuk keberhasilan penyembuhan fraktur. (Ford,J.L,et al,2003). penyembuhan fraktur. (Ford,J.L,et al,2003).
• Jenis-jenis KalusJenis-jenis Kalus• Dikenal beberapa jenis kalus sesuai dengan Dikenal beberapa jenis kalus sesuai dengan
letak kalus tersebut berada terbentuk kalus letak kalus tersebut berada terbentuk kalus primer sebagai akibat adanya fraktur terjadi primer sebagai akibat adanya fraktur terjadi dalam waktu 2 minggu dalam waktu 2 minggu
• Bridging (soft) callus terjadi bila tepi-tepi tulang Bridging (soft) callus terjadi bila tepi-tepi tulang yang fraktur tidak bersambung. yang fraktur tidak bersambung.
• Medullary (hard) Callus akan melengkapi Medullary (hard) Callus akan melengkapi bridging callus secara perlahan-lahan.bridging callus secara perlahan-lahan.
FASE PEMBENTUKAN FASE PEMBENTUKAN KALUSKALUS
• Kalus eksternal berada paling luar Kalus eksternal berada paling luar daerah fraktur di bawah periosteum daerah fraktur di bawah periosteum periosteal callus terbentuk di antara periosteal callus terbentuk di antara periosteum dan tulang yang fraktur. periosteum dan tulang yang fraktur.
• Interfragmentary callus merupakan Interfragmentary callus merupakan kalus yang terbentuk dan mengisi kalus yang terbentuk dan mengisi celah fraktur di antara tulang yang celah fraktur di antara tulang yang fraktur. fraktur.
• Medullary callus terbentuk di dalam Medullary callus terbentuk di dalam medulla tulang di sekitar daerah medulla tulang di sekitar daerah fraktur. (Miller, 2000) fraktur. (Miller, 2000)
STADIUM KONSOLIDASISTADIUM KONSOLIDASI• Dengan aktifitas osteoklast dan osteoblast Dengan aktifitas osteoklast dan osteoblast
yang terus menerus, tulang yang yang terus menerus, tulang yang immature (woven bone) diubah menjadi immature (woven bone) diubah menjadi mature (lamellar bone). mature (lamellar bone).
• Keadaan tulang ini menjadi lebih kuat Keadaan tulang ini menjadi lebih kuat sehingga osteoklast dapat menembus sehingga osteoklast dapat menembus jaringan debris pada daerah fraktur dan jaringan debris pada daerah fraktur dan diikuti osteoblast yang akan mengisi celah diikuti osteoblast yang akan mengisi celah di antara fragmen dengan tulang yang di antara fragmen dengan tulang yang baru. baru.
• Proses ini berjalan perlahan-lahan selama Proses ini berjalan perlahan-lahan selama beberapa bulan sebelum tulang cukup beberapa bulan sebelum tulang cukup kuat untuk menerima beban yang normal. kuat untuk menerima beban yang normal.
STADIUM REMODELLINGSTADIUM REMODELLING• Fraktur telah dihubungkan dengan Fraktur telah dihubungkan dengan
selubung tulang yang kuat dengan bentuk selubung tulang yang kuat dengan bentuk yang berbeda dengan tulang normal. yang berbeda dengan tulang normal.
• Dalam waktu berbulan-bulan bahkan Dalam waktu berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun terjadi proses bertahun-tahun terjadi proses pembentukan dan penyerapan tulang pembentukan dan penyerapan tulang yang terus menerus lamella yang tebal yang terus menerus lamella yang tebal akan terbentuk pada sisi dengan tekanan akan terbentuk pada sisi dengan tekanan yang tinggi. Rongga medulla akan yang tinggi. Rongga medulla akan terbentuk kembali dan diameter tulang terbentuk kembali dan diameter tulang kembali pada ukuran semula. kembali pada ukuran semula.
• Akhirnya tulang akan kembali mendekati Akhirnya tulang akan kembali mendekati bentuk semulanya, terutama pada anak-bentuk semulanya, terutama pada anak-anak. anak.