Post on 21-Oct-2015
description
PENDAHULUAN
Tinjauan bahan aktif
Chlorpheniramini maleas merupakan serbuk hablur, putih, tidak berbau, larutan
mempunyai pH antara 4 dan 5, mudah larut dalam etanol, larut dalam air daan dalam
kloroform, sukar larut dalam eter dan dalam benzena, memiliki berat molekul 390,87.
Gambar struktur kimia Chlorpheniramini maleas
Chlorpheniramini maleas mengandung tidak kurang dari 98,0% dan tidak lebih dari
100,5% C16H13C1N3 . C4H4O4 di hitung terhadap zat yang telah dikeringkan.
Tinjauan bahan obat
Chlorpheniramini maleas bekerja pada reseptor agonis hhistamin H1 berkatan dengan
reseptor N, tanpa mengaktifasi reseptor yang mencegah ikatan dan kerja histamin. Anti
histamin lebih efektif dalam mencegah respon histamin dari pada melawannya.
Chlorpheniramini maleas merupakan obat golongan antihistamin yang berfungsi untuk
mengobati rinitis, urtikaria dan hay fever.
Pada pemakaian topikal memiliki efek samping dapat terjadi reaksi kulit seperti
prutitis dan eritmia lokal. Terutama bila terpapar sinar matahari atau sinar ultraviolet,
segera hentikan pemakaian jika terjadi kemerahan pada kulit setelah pemakaian,
penyimpanan dalam wadah tertutup.
Bahan aktif terpilih : Chlorpheniramini maleas
Alasan : karena hanya tersedia satu macam bahan aktif.
1
Tinjauan bentuk sediaan
Definisi sediaan cream FI IV hal 6, depkes RI 1995 :
Krim adalah bentuk sediaan setengah padat mengandung satu atau lebih bahan
obat, terlarut atau terdispersi dalam bahan dasar yang sesuai. istilah ini secara tradisional
telah digunakan untuk sediaan setengah padat yang mempunyai konsistensi relatif cair
diforrmulasi sebagai emulsi air dalam minyak atau minyak dalam air. Sekarang ini batasan
tersebut lebih dirahkan untuk produk yang terdiri dari emulsi minyak dalam air / dispersi
mikrokristal asam lemak / alkohol berantai panjang dalam air yang dapat dicuci. Cream
dapat digunakan untuk pemberian obat melalui vagina.
Definisi cream
Krim adalah sediaan setengah padat mengandung satu atau lebih bahan terlarut atau
terdispersi dalam bahan dasar yang sesuai. Istilah ini secara tradisional telah digunakan
untuk sediaan setengah padat yang mempunyai konsistensi relatif cair diforrmulasi sebagai
emulsi air dalam minyak atau minyak dalam air. Sekarang ini batasan tersebut lebih
dirahkan untuk produk yang terdiri dari emulsi minyak dalam air / dispersi mikrokristal
asam lemak / alkohol berantai panjang dalam air yang dapat dicuci dengan air dan lebih
ditujukan untuk pemakaian kosmetik dan estetika. Pemberian krim juga dapat digunakan
untuk pemberian obat melalui vaginal.
Tipe krim ada dua yaitu o/w (minyak dalam air) dan w/o (air dalam minyak)
2
Bentuk sediaan
Krim : cairan kental atau emulsi setengah padat bertipe air dalam minyak (w/o) atau
minyak dalam air (o/w)
Krim biasanya digunakan sebagai emolien atau pemakaian obat dalam kulit.
Tipe krim
No Tipe krim Pengertian / keterangan
1 Tipe w/o Tipe krim dengan fase air dalam fase minyak
Oklusif
Lebih mudah terdispersi dari pada ointmen
Tidak mudah dicuci bia dibandingkan o/w
2 Tipe o/w Tipe krim dengan fase minyak dalam fase air
Penggunaan tidak nampak / tidak berbekas
Mudah di cuci
Kestabilan krim
Kesetabilan krim bisa terganggu karena :
1. Perubahan suhu
2. Perubahan komposisi (perubahan salah satu fase secara berlebihan atau zat
pengemulsinya tidak tercampurkan satu sama lain)
3
Rancangan Formula
Bahan aktif
Senyawa aktif Efek / khasiat Efek
samping
Karakteristik fisika Karakeristik kimia
Chlorphenira
mini maleas
2-[p-kloro-α-
(2-dimetil
amina)etil]
[benzil]piridin
a maleat
(FI IV, p :
210)
Antihistaminikum Pemerian :
serbuk hablur,
putih, tidak
berbau rasa
pahit
1:4 dalam air,
1:10 dengan
alkohol dan
kloroform,
sangat larut
dieter
BM : 390,87
Chlorpheniramini
maleas
mengandung
tidak kurang dari
98,0% dan tidak
lebih dari 100,5%
C16H13C1N3 .
C4H4O4 di hitung
terhadap zat yang
telah dikeringkan
Rencana spesifikasi sediaan
No Jenis Spesifikasi yang diinginkan
1 Bentuk sediaan Cream
2 Kadar bahan aktif Chlorpheniramini maleas 5 %
3 pH sediaan 4,5 – 6,5
4 Viskositas Mudah dioleskan
5 Warna Putih
6 Bau Menthol
4
Basis Salep Hidrokarbon
Bahan Pemerian Kelarutan Inkompaktibilitas Keterangan LainVaselin Album, Vaselin Putih, White soft Petrolatum (FI IV : 822)
Putih/Kekuningan pucat, massa berminyak transparan dlaam lapisan tipis setelah didinginkan pada suhu 0o
Tidak larut dalam air, sukar larut dalam etanol dingin/panas, dalam etanol mutlak, mudah larut dalam karbon disulfida, dalam kloroform, larut dalam sebagian besar minyak lemak dan dalam minyak atsiri.
ADI : 0,404 mg/kg emolient Topical Cream 10 + 30% Topical emulsion 4-25%, tidak mudah beraksi dengan bahan aktif, oklusif, tidak timbul alergi.
Vaselinum Flavum, Vaselin kuning, yellow soft parafin (FI IV : 823)
Massa seperti lemak, kekuningan hingga amber lemah, berflouresensi sangat lemah walaupun setelah melebur. Dalam lapisan tipis transparan. Tidak/hampir tidak berbau dan berasa
Tidak larut dlam air, mudah larut dalam benzena, dalam karbon disulfida, dalam kloroform dan dalam minyak terpentin : larut dalam eter, dalam heksana dan umumnya dalam minyak lemak dan minyak atsiri : Praktis tidak larut dalam etanol dingin dan panas dan etanol mutlak dingin.
Lanolin incombatible dengan Phenol
Fungsi : Emollient Oinment base, Plasticizer base serap . 10-50% emollient dan plasticizer in oinment 5-50%BJ = 0.815-0.880 pada suhu 60O Jarak beku 38O-40O
Cera Alba Malam Putih (FI IV : 180)
Padatan putih beku, sedikit tembus cahaya dalam keadaan tipis, bau khas lemah dan bebas bau tengik.
Tidak larut dalam air : agak sukar larut dalam etanol dingin, etanol mendidih melarutkan as. Stearat dan bagian dari mirisin, yang merupakan kandungan malam putih. Larut sempurna dalam kloroform, dalam eter, dalam minyak lemak dan minyak atsiri, sebagian larut dalam benzena.
BJ + 0.95 Jarak Lebur 62O-65O
5
Humektan (Pembasah)
Bahan Pemerian Kelarutan Inkompaktibilitas Keterangan LainPropilenGlikol (HPE, p : 624)
Cairan kental, jernih, tidak berbau, rasa agak manis, higroskopis, kelarutan dapat bercampur dengan air, dengan etanol (95%) P, dan dengan kloroform P. Larut dalam berbagai eter, tidak dapat bercampur dengan eter, minyak tanah P dan dengan minyak lemak.
Pada suhu dingin dan wadah tertutup baik pada suhu tinggi dan tempat terbuka cenderung teroksidasi menjadi propionaldehid asam laktat, asam piruvat, dan asam asetat, stabil dengan etanol (95%) gliserin dan air inkompaktibilitas dengan potasium permanganat Biling Poin 188O
Density 1.038 g/cm3 (20O C).
Preservative, Desinfektan, Humectan, Plastizier, Solvent, Stabilizer for vitamins, water-miscible cosolvent.
Humectan topicals : 15%, preservation solution, solventon cosolvent : oral selection 10-25 % Topicals 5-80%
PEG 400(HPE, p : 545)
Pemerian bentuk cair (400-600) berupa cairan jernih tidak berwarna/ tidak berwarna kuning. Cairan kental memiliki bau dan rasa agak pahit serta sedikit rasa panas Densitas pada 25O surface tensic mendekati 5 mn/m (55 dones/cm) untuk cairan polietilenglikol mendekati 55 mn/m (55 dones/cm) untuk 10% b/v caueas solution polietilenglikol padat.
Larut dalam air, cairan polyethylene glycols larut dalam aseton, alkohol, benzene, glycerin dan glycol solid polyethylene glicols larut dalam aseton, diklorometan, ethanol (95%)
Oinment Plastisizer solvent, basis suppository capsul lubrican
Gliserin(HPE, p : 301)
Larutan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, kental, higroskopis,
Sangat larut dalam etanol 95% air metanol larut dan eter 1 : 500 BJ tidak kurang
Antimicrobial preservative, emollient, humectant, plasticizer.
Antimicrobial preservative <20%, emollient < 30%, Humectant <
6
manis. dari 1249 30%, Opthalmic formulation 0.5 – 30%.
Trietanolamin(TEA)(HPE, p : 794)
Cairan tidak berwarna berbau kuat.
Sukar larut dalam air dan bercampur dengan etanol
Alkalizina agent, emulsi flying agent
Adeps Lanae (FI IV : 57)
Massa seperti lemak lengket, warna kuning dan bau khas.
Tidak larut dalam air dapat bercampur dengan air lebih kurang 2 kali. Agak sukar larut dalam etanol dingin, lebih larut dalam etanol mudah larut dalam eter dan dalam kloroform.
Zat tambahan Zat tambahan Adeps Lanae sering.
Polysorbate 80Tween 80(HPE : 810)
Bau khas, rasa pahit bentuk leoma pada suhu 25O yaitu cairan minyak berwarna kuning.
Larut dalam air dan etanol tidak larut dalam mineral oil dan vegetable oil.
Dapat kehilangan warna/mengendap dengan bermacam-macam bahan terutama fenol.
Kadar 0-30%
Stearyl Alcohol(HPE : 741)
Stearyl occuras as hard waxy preces, fotes or granules cath o slight charat feristic odon and bland taste.
7
. Pengawet
Ditambahkannya pengawet kedalam sediaan karena sediaan mengandung sedia air yang merupakan media pertumbuhannya mikroba
Bahan Pemerian Kelarutan Inkompaktibilitas Keterangan LainBenzoat(HPE , p : 66)
Light, putih atau kristal tidak berwarna, tidak berasa.
Kelarutan as. Benzoat diperkuat dengan adanya as. Sitrat atau sodium asetat.
Akitivitas preservative berkurang karena berinteraksi dengan kaolin.
- ADI = 5 mg/kg
- C = 0.02 – 0.5%
- pH = 2-5Metil Parabean(Nipagin)(HPE , p : 466)
Kristal putih tidak berwarna, tidak berbau rasa membakar.
- Air = 1 : 400- Air 50OC = 1 :
5- Air 80OC = 1 :
30- Propilenglikol
= 1 : 5- Gliserin = 1 :
60- Ethanol = 1 : 2- Ethanol 95% =
1 : 3
- Aktivitas anti mikroba
- Turun dengan adanya surfaktan
- ADI = 10 mg/ kg BB
- pH = 3-6 dalam larutan dan pembawa
- rentang pemakaian 0.05-0.2%
Propil Paraben(Nipasol)(HPE , p : 629)
Kristal putih, tidak berbau, tidak berasa.
- Air = 1 : 2500- Propilen
Glikol = 1 : 3.9
- Gliserin = 1 : 250
- Etanol = 1 : 1.1
- Sangat larut dalam aseton
- Larut bebas dalam alkohol eter
- Magnesium- Aluminium
Silikat- Magnesium
trisilikat besioksida
- ADI = 10 mg/ kg BB
- C = 0.01-0.02- pH = 4-6
rentang pemakaian 0.01-0.02%
Propilenglikol(HPE , p : 624)
Jernih, tidak berwarna, kental, tidak berbau, dengan rasa sedikit khas, pedas mirip Gliserin.
Dapat larut dalam acetone, chloroform, etanol (95%), Gliceryn dan air dalam eter 1.6 , tidak larut dalam mineral oil atau campuran minyak. Tepi akan mencangkup dengan beberapa essensial oil.
Dengan agen mengoksidasi seperti potasium permanganat.
- ADS = 25 mg/ kg BB
- Sebagai preservatife bola konsentran 15 - 30%
8
Corigens
Bahan Kadar Fungsi Karateristik Fisika
Karateristik Kimia
Champora(FI IV : 167)
Anti iritan, anti puritis, topical analgetic.
Hablur putih, massa hablur, tak berwarna/ putih, bau kha s tajam, Rasa pedas dan aromatik kelarutan : larut dalam 700 bagian air, dalam bagian etanol (95%) P, dalam 0.25 bagian kloroform, sangat mudah larut dalam eter P, mudah larut dalam minyak lemak.
BJ = + 0.9
Menthol(FI IV : 362)
Topical formulation 0.05 – 10% (HPE , p: 459)
Anti iritan Hablur heksagonal atau serbuk hablur tak berwarna, biasanya berbentuk jarum atau masa yang melebar, bau lemak seperti minyak permen. Kelarutan : sukar larut dalam air, sangat mudah larut dalam etanol, dalam kloroform, dalam eter dan dalam heksana, mudah larut dalam asam asetat, dalam minyak mineral, dalam minyak lemak dan dalam minyak atsiri.
Bila digerus dengan Campora, kloralhidrat/ fenol sama berat, campuran akan mencair.
9
FORMULA CREAM
Formula l
Bahan Fungsi % Rentang
yang dipakai
% yang dipakai Jumlah
CTM Bahan aktif 5 % 1 g
Cera Alba Basis cream 5 % - 20% 15 % 2 g
Vaselin album Basis cream 10 % - 30 % 20 % 4 g
TEA Emulgator 2 % - 4 % 3 % 0.6 g
As. Stearat Emulgator 1% - 20 % 10 % 2 g
Propilenglikol Pengawet 15% 15 % 3 g
Menthol Corrigen 0,05 – 10,0% 1% 0.2 g
Air ad 20 g
Formula II
Bahan Fungsi % Rentang
yang dipakai
% yang dipakai Jumlah
CTM Bahan aktif 5 % 1 g
Cera Alba Basis cream 5 % - 20% 5 % 1 g
Vaselin album Basis cream 10 % - 30 % 20 % 4 g
TEA Emulgator 2 % - 4 % 3 % 0.6 g
As. Stearat Emulgator 1 % - 20 % 10 % 2 g
Propilenglikol Pengawet 15 % 15 % 3 g
Menthol Corrigens 0,05 – 10,0% 1 % 0.2 g
Air ad 20 g
10
SKEMA PEMBUATAN
menthol
CARA PEMBUATAN
11
Cera Alba Vaselin album Asam stearat TEA
Dilebur dalam cawan di waterbath ad leleh
CTM PROPILENGLIKOL
+
Di mortir hangat
Aduk ad homogen dan dingin
CTM CREAMCTM CREAM
+ aqua rosae
1. Timbang semua bahan (CTM, Cera Alba, Vaselin Album, Asam stearat, TEA,
propilenglikol, menthol).
2. Bahan – bahan fase minyak dan air dipisahkan.
3. Bahan fase minyak yaitu Cera Alba, Vaselin Album, Asam stearat, Tea dimasukkan
cawan penguap dan di lebur di atas waterbath ad lebur.
4. Mengukur air sesuai yang dibutuhkan.
5. Bahan fase air yaitu CTM, propilenglikol dicampurkan dengan air di dalam beaker
glass.
6. Bahan fase air dihangatkan di atas waterbath sampai suhunya sama dengan bahan fase
minyak.
7. Setelah kedua fase suhunya sama bahan fase air dimasukkan ke dalam fase minyak
sedikit demi sedikit.
8. Di aduk di atas waterbath.
9. Setelah tercampur kemudian di aduk ad dingin ad terbentuk cream.
EVALUASI SEDIAAN CREAM
12
1. Organoleptis
Tekstur :
Warna :
Bau :
Acceptabilitas :
2. Penetapan pH
Alat pH meter
Cara kerja:
Bersihkan electrode yg digunakan dengan aquadest, bilas menyeluruh dan
keringkan dengan tisu
pH meter dikalibrasi dengan ph terstandar (pH=7)
masukkan electrode pH meter ke dalam sediaan yang di ukur
tunggu sampai abt menunjukikan angka konstan, lalu catat pH-nya
3. penetapan viskositas
Alat : viscometer cup and bog
Cara kerja:
Nyalakan alat
Pilih rotor yang sesuai lalau masukkan sediaan dalam rotor tersebut
Pasang rotor pada alat
Nyalakan tombol pemutar alat, baca jarum penunjuk viskositas jika telah
konstan, catat
4. penetapan daya sebar
Alat: kaca transparan
Cara kerja:
Oleskan hasil sediaan cream pada kaca tersebut
Tutup kaca yang lain, kemudian beri beban
Amati perubahan yang terjadi
Catat hasil pengamatan
HASIL EVALUASI
13
1. Organoleptis
Tekstur : lunak, lembut
Warna : putih
Acceptabilitas :
Tidak halus Agak halus Halus Sangat halus
5 3 2 0
Bau : menthol
Tidak berbau Agak berbau Bau Sangat bau
0 2 5 3
Sensasi rasa :
14
Tidak dingin Agak dingin Dingin Sangat dingin
1 5 4 0
Daya lengket :
Tidak lengket Agak lengket lengket Sangat lengket
2 3 5 0
2. Penetapan pH15
Alat pH meter
pH yang didapat = 5,7
Spesifikasi pH sediaan yang kami rencanakan adalah 4,5-6,5 menyesuaikan
dengan pH kulit manusia dan juga dengan pertimbangan tetap stabilnya bahan-
bahan yang kami gunakan dalam pembuatan sediaan ini atau lebih tepatnya tidak
ditemukannya pada literatur adanya pH stabilitas pada masing-masing bahan.
sehingga pH sediaan yang telah kami buat sesuai dengan yang direncanakan.
3. penetapan viskositas
Alat : viscometer cup and bog
Di dapat viskositas sebesar: 10 dPa.s
Viskositas mempengaruhi kemudahan pengolesan. Dengan viskositas
sebesar 10 dPa.s sediaan bisa dengan mudah dioleskan.
4. Penetapan daya sebar
Alat : kaca transparan
Berat kaca : 211,96 gram
Beban (gram) Diameter (cm)
211,96 (2 menit) 5,7
Penambahan 5 g 5,8
Penambahan 10 g 5,9
Penambahan 20 g 5,9
Penambahan 30 g 5,9
16
Dari grafik tersebut diatas dihasilkan bahwa nilai dari slope adalah sebesar
0,005 cm/g. Harga slope menunjukkan besarnya kemampuan menyebar suatu
sediaan akibat penambahan suatu satuan beban atau dapat dikatakan sebagai daya
sebar dari suatu sediaan.
17
PEMBAHASAN
Berdasarkan praktikum yang telah kami lakukan dalam membuat sediaan cream
berbahan aktif CTM, langkah awal yang kami lakukan adalah memilih bahan-bahan yang
akan dibuat menjadi cream selain dari bahan aktifnya meliputi: basis, emulgator, corigen
dan pengawet. Pertimbangan pemilihan bahan-bahan ini didasarkan pada sifat fisika
kimianya dan disesuaikan dengan bahan-bahan yang tersedia di laboratorium.
Ada dua formula yang telah kami rancang untuk dijadikan sediaan. Dari kedua
formula tersebut yang berbeda adalah konsentrasi basisnya. Pada formula satu dipakai cera
alba sebanyak 15% dan vaselin album sebanyak 20%, sedangkan pada formula dua cera
alba 5% dan vaselin album sebanyak 20%.
Setelah kedua formula tersebut kami buat, kami lebih memilih formula dua untuk
di scale up. Hal ini didasarkan pada organoleptisnya yang lebih lembut dan warna yang
lebih menarik. Scale up dijadikan 10x lipat dari formula rancangan, sehingga total berat
sediaan menjadi 200g. Hasil scale up yang telah kami lakukan disimpan dalam waktu
kurang lebih tiga minggu untuk selanjutnya dievaluasi.
Pada saat melakukan evaluasi, kami mendapati sediaan yang telah kami buat
mengalami pemisahan fase airnya (sineresis). Untuk mengatasi pemisahan ini kami
mengaduk sediaan beberapa saat. Setelah pengadukan selesai sediaan kembali bagus
seperti semula, namun tidak seberapa lama kemudian sediaan kembali memisah. Kami
coba mengatasinya dengan menambahkan tween sebanyak 1% dan hasilnya sediaan
menjadi baik kembali.
Setelah diteliti penyebab terjadinya pemisahan tersebut, didapati terjadi kesalahan
pada proses pembuatannya. Kami memisahkan antara TEA dan asam stearat, TEA pada
fase air dan asam stearat pada fase minyak, sehingga fungsinya sebagai emulgator tidak
maksimal, sedangkan cara yang benar adalah TEA dan asam stearat disatukan dengan fase
minyaknya kemudian dilebur.
Tween yang kami tambahkan untuk mengatasi pemisahan ini berfungsi sebagai
surfaktan yang meningkatkan stabilitas emulsi. Dan hasilnya setelah beberapa hari sejak
penambahan tween tersebut sediaan tetap stabil dan aseptabel seperti sedia kala.
18
Berdasarkan evaluasi yang telah kami lakukan diperoleh pH 5,7. pH sediaan yang
didapat sesuai dengan yang telah direncanakan yaitu 4,5-6,5. Rentang ini disesuaikan
dengan pH kulit manusia dan juga dengan pertimbangan tetap stabilnya bahan-bahan yang
kami gunakan dalam pembuatan sediaan ini atau lebih tepatnya tidak ditemukannya pada
literatur adanya pH stabilitas pada masing-masing bahan.
Pada uji viskositas didapat viskositas sebesar 10 dPa.s menggunakan skala 2.
Teramati bahwa sediaan mudah dioleskan. Uji daya sebar menggambarkan sifat alir dari
sediaan, daya sebar yang didapat adalah 0.005.
19
KESIMPULAN dan SARAN
Kesimpulan
1) Hasil scale up yang telah kami lakukan mengalami suatu permasalahan yaitu
pemisahan fase air. Namun bisa diatasi dengan pemberian tween yang berfungsi
sebagai surfaktan.
2) Setelah penambahan surfaktan dari hasil evaluasi yang telah dilakukan terlihat
bahwa sediaan memenuhi spesifikasi yang telah ditentukan, teramati dari
organoleptisnya, tekstur yang lembut, kemudahan pengolesan dan pH sediaan yang
memenuhi rentang spesifikasi pH.
Saran
1) Pada proses produksi suatu sediaan benar-benar diperhatikan setiap langkah proses
produksinya untuk menghindari masalah-masalah yang mungkin terjadi selama
proses pembuatan.
2) Jika terjadi suatu pemisahan fase hal-hal yang dapat dilakukan untuk mengatasinya
al: dilakukan pengadukan ulang untuk menyatukan fase kembali, namun jika
pengadukan tidak bisa mengatasi permasalahan ini, kemungkinan dapat diatasi
dengan menambahkan surfaktan seperti tween yang berfungsi untuk menstabilkan
sediaan.
20
RANCANGAN ETIKET / LABEL DAN LEAFLET / BROSUR
1. Komposisi
Mengandung CTM 5 %.
2. Indikasi
Alergi / gatal-gatal pada kulit
3. Kontraindikasi
Hipersensitivitas terhadap CTM
4. Efek samping
Erythema, urtikaria, dan iritasi umumnya pada kulit.
5. Peringatan
Tidak boleh digunakan pada luka terbuka pada kulit.
6. Mekanisme kerja obat
Sebagai antihistamin (menghambat reseptor histamin terutama H1).
7. Cara pemakaian
Oleskan gel secukupnya pada daerah kulit yang terasa gatal 2 – 3 kali sehari.
8. Penyimpanan
Simpan di tempat sejuk (15 – 25 OC) dan kering, terlindung dari cahaya.
Kemasan Cream :
Batch no : 010007
Exp date : Desember 2012
Reg. No : DBL 1001100407A1
21
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1979. Farmakope Indonesia edisi ketiga.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1995. Farmakope Indonesia edisi keempat.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta
Rowe Raymond C. 2006. Handbook of Pharmaceutical Excipients. Fifth edition
Pharmaceutical Press and American Pharmacitis Association
The Pharmaceutical Codex, eleventh edition.1979. London : The Pharmaceutical Press
Martindale “ The Extra Pharmacopoeia” 27 ediition.1977. London : The Phamaceutical Society af Great Britian
24