Keseimbangan Asam - Basa

Post on 23-Jun-2015

16.971 views 11 download

Transcript of Keseimbangan Asam - Basa

GANGGUAN KESEIMBANGAN ASAM BASA

DISAMPAIKAN OLEH :

Ns.SASMIYANTO, SKep., M.Kes

PENGERTIANKeasaman atau kebasaan suatu larutan tergantung dari ion

hidrogen didalamnya Peningkatan kadar H+(ion hidrogen) akan menurunkan pH

sehingga larutan lebih asamPenurunan kadar+ akibat penambahan basa ke dalam plasma

akan menambah pHAsam/acid adalah ion hidrogen (donor proton) suatu cairan

disebut asam bila mampu melepaskan atau menyumbang H+

Contoh HCl →H+ + ClHCl adalah asam karena dapat memberikan H+

Basa adalah ion hidroksida (aseptor proton)Suatu cairan bersifat basa bila sanggup menerima H+

Contoh NaOH→Na+OH

Jika ditambah H+

OH + H2→H2O

NaOH adalah basa, karena dapat menerima H+

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi asam basa

– Pemberian asam melalui makanan – Penambahan secara endogen dari hasil

metabolisme (laktat)– Penambahan secara endogen yang tidak

fisiologis (DM)– Pengeluaran asam/basa oleh ginjal dan usus– Pengeluaran asam karbonat (H2CO3) oleh

paru– Pembentukan asam dalam jumlah besar oleh

sel-sel lambung

3. Macam-macam gangguan keseimbangan asam basa

Ada 6 jenis kelainan yang dapat timbul yaitu:– Asidosis respiratorik– Alkalosis respiratorik– Asidosis metabolik– Alkalosis metabolik– Asidosis respiratorik dan metabolik bersamaan – Alkalosis respiratorik dan metabolik

bersamaan

Asidosis respiratorik = peningkatan asam karbonatHal ini berhubungan dengan peningkatan CO2 dalam

plasma akibat berkurangnya ventilasi

Hypoventilasi dapat disebabkan oleh: pneumothorak, efusi pleura, atelektasis atau sumbatan jalan nafas, dalam bentuk kronis penyebabnya adalah : emfisema obstruktif, asthma, bronkhitis, penekanan pusat pernafasan, gangguan otot-otot pernafasan.

Hypoventilasi menyebabkan CO2 terkumpul,→kadar H2CO3 naik , →kadar H+ naik, →terjadi

asidosis respiratorik

Keseimbangan sebelum asidosis

Ak : asam karbonat (H2CO3)

B : bikarbonat (Na+HCO3)K+,Ca++,Mg++

AK B

I 20

Keadaan asidosis : paru menahan CO2

AKB

202

Usaha kompensasi tubuh : ginjal menahan bikarbonat mengeluarkan H+ dan anion lain.

urin menjadi asam

AKB

302

Keseimbangan sesudah

pengobatan

Hiperventilasi dengan

ventilator mekanis

AK B

2 40

Alkalosis respiratorik = defisit asam karbonat

Hal ini berhubungan dengan menurunnya kadar CO2 + H2CO3

dalam plasma, dan meningkatnya pH akibat peningkatan ventilator alveolar.

Keseimbangan sebelum terjadi alkalosisAK B

I 20

Keadaan alkalosis Paru mengeluarkan

banyak CO2 pernafasan

hiperaktifBAK

200.5

Usaha kompensasi tubuh

Ginjal mengeluarkan ion

bikarbonat, menahan H+

dan anion lain

Urin basa

BAK

150.5

Keseimbangan setelah

pengobatan

Larutan mengandung

Cl

BAK

10 1/30.5

Alkalosis respiratorik dapat terjadi pada keadaan :

– Hipertventilasi emosional– Ensephalitis– Keracunan salisilat– Gangguan pusat pernafasan

Alkalosis respiratorik yang berat dapat timbul pada

tetani serta aritmia jantung karena kurangnya ion

kalsium atau keracunan digitalis. Pada keadaan ini paru mengeluarkan CO2 demikian banyak sehingga kadar asam karbonat berkurang

Mekanisme kompensasi pada tahap awal dilakukan oleh ginjal dengan mengeluarkan bikarbonat Na+ dan K+ sehingga urin menjadi basa, sedangkan H+ dan anion-anion dan ditahan. Bila penderita berada dalam respirator, keseimbangan asam basa dapat diperbaiki. Karena K+ dikeluarkan melalui urin, maka diperlukan pemberian cairan yang mengandung K+, sedangkan Cl-

diperlukan untuk mengganti kedudukan HCO3

-

Asidosis metabolik = defisit bikarbonat

Keadaan ini sering terjadi pada penderita dengan :– Diabetes melitus tak terkontrol– Anoksida jaringan sehingga terjadi penimbuna asam

laktat– Diare– Gangguan fungsi ginjal

Adapun yang terjadi adalah perbandingan bikarbonat terhadap asam karbonat menjadi berkurang. Kompensasi tubuh dilakukan dengan mengeluarkan CO2 melalui paru-paru dan ginjal menahan bikarbonat mengeluarkan H+ dan anion-anion lain.

Pengobatan harus ditujukan untuk menghilangkan penyebab meningkatnya produk metabolit asam, memperbaiki fungsi ginjal dengan hidrasi yang baik, dan mengganti bikarbonat dengan natrium atau KHCO3. Apabila kadar laktat dan darah tidak naik, larutan yang mengandung laktat dapat diberikan, karena ion laktat akan diubah menjadi bikarbonat di hati

Keseimbangan sebelum terjadi asidosis metabolik

AK B

20I

Keadan asidosis metabolik

Keton dan peningkatan Cl- pengganti ion bikarbonat

AKB

10I

Usaha kompensasi tubuh : Paru mengeluarkan banyak CO2

Ginjal menahan bikarbonat mengeluarkan H+, dan anion lain.

Urin menjadi asamAK B

20

Keseimbangan sesudah pengobatan

NaHCO3larutan laktat diberikan i.v

AK B20I

Alkalosis metabolik = peningkatan bikarbonat

Hal ini terjadi bila asam kuat keluar dari dalam tubuh. Misalnya pada keadaan muntah-muntah banyak HCl yang keluar. Karena H+ dan Cl- banyak keluar, natrium bebas akan mengikat HCO3 yang akan bertambah jumlahnya bila asam karbonat berkurang. Untuk mengurangi peningkatan kadar bikarbonat, pernafasan akan ditekan sehingga asam bikarbonat ditahan sedangkan bikarbonat Na+, dan K+

dikeluarkan.

Keseimbangan sebelum terjadi alkalosis

AK B20I

Keadaan alkalosis metabolik

Bikarbonat meningkat karena kehilangan Cl- atau karena makan banyak Na-

bikarbonat125

30

AKB

Usaha kompensasi tubuh

Paru menahan CO2

ginjal mengeluarkan ion bikarbonat. Menahan ion H+ dan anion lain

Urin menjadi basa40

I

B

AK

Keseimbangan setelah pengobatan

Pemberian larutan yang mengandung Cl-, atau NH4Cl

AK B20I

Penyebab alkalosis metabolik yang paling sering pada penderita jantung adalah pemberian diuretika golongan air raksa. Berkurangnya K+ dalam sel oleh berbagai sebab akan menyebabkan alkalosis dengan peningkatan bikarbonat dan penurunan klorida di dalam serum.

Pengobatan alkalosis harus termasuk usaha mencegah berlanjutnya pengeluaran asam bersamaan dengan penggantian anion-anion dan K+. Sebaiknya diberikan NaCl dan KCl untuk menanggulangi kekurangan kalium dan mengganti ion bikarbonat dengan Cl

Gangguan Metabolik

Bila turun↓

Asidosis metab↓

Hiperventilasi↓

pCO2 ↓↓

pH normal

Bila naik↓

Alkalosis metab↓

Hipoventilasi↓

pCO2 ↓

pH normal

Gangguan Respiratorik Bila naik

(hipoventilasi)↓

Asidosis respirasi↓

Ginjal menahan

HCO3

↓keluarkan H urin asam

Bila turun(hiperventilasi)

↓Alkalosis respirasi

↓Ginjal mengeluarkan

HCO3

↓Urin basa

Bahaya gangguan asam basa

Acidosis menyebabkan kadar kalium darah naik dan fungsi sel dan enzim tubuh menjadi buruk. Hyperkalemia diperberat oleh acidisis. Tanda-tanda klinis baru tampak jika kadar kalium sudah sangat tinggi, berupa aritmia ventrikuler (multiple PVC). Perubahan ECG yang khas baru muncul lambat pada kadar kalium 6 mEq/L. kombinasi aritmia

dengan hiperkalemia mudah sekali berubah menjadi cardiac arrest karena ventricular fibrillation (VF). pH <7.20 dan BE < -5 perlu mendapat koreksi segera dengan Na-bicarbonat. Dosis diberikan 1/3 x Berat Badan x selisih BE =……….mEq. Yang dimaksud “selisih BE” misalnya kasus dengan BE -11; selisih BE adalah -11 dengan -2 = 9 unit. Dosis tersebut diberikan secara i.v.pelan, dalam 2 bagian, selang 30-60 menit. Koreksi diberikan untuk mencapai BE -2 saja (tidak sampai 0)

Alkalosis menurunkan kadar kalium di dalam darah. Hi[pokalemia memudahkan aritmia dan intoksikasi digitalis. Selain itu, alkalosis juga mendorong kurve disosiasi oksigen ke kiri sehingga affinitas hemoglobin O2 bertmbah. Hal ini menyebabkan pelepasan oksigen dari Hb ke jaringan jadi lebih sulit

pCO2 yang tinggi (80-100 mmHG) menyebabkan coma, aritmia ventrikuler serta vasodilatasi pembuluh darah otak. Vasodilatasi cerebral ini menyebabkan aliran darah ke otak dan tekanan intra-cranial meningkat

pCO2 yang rendah (< 25 mmHG) menyebabkan vasokonstruksi pembuluh darah otak dan penurunan aliran darah ke otak sehingga menyebabkan hipoksia otak