Post on 24-Apr-2015
Kementerian Pertanian
i
KEMENTERIAN PERTANIANTAHUN 2012
LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PERTANIANTAHUN 2011
Kementerian Pertanian
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberi rahmat dan karuniaNya
sehingga selesai disusun Laporan Kinerja Kementerian Pertanian Tahun 2011.
Laporan ini disusun sebagai Laporan ke Presiden dan sebagai bagian dari
pertanggung-jawaban ke publik dan sekaligus sebagai alat evaluasi guna
menyempurnakan hasil-hasil yang telah dicapai (maupun yang belum dicapai) dalam
rangka mencapai target dan sasaran pembangunan pertanian yang telah ditetapkan
dalam dokumen Rencana Kerja Kementerian Pertanian tahun 2011 dan Rencana
Kerja Pemerintah (RKP) 2011.
Dalam laporan ini, dipaparkan berbagai capaian penting dalam mewujudkan “Empat
Sukses” pembangunan pertanian, yaitu: (1) pencapaian swasembada (kedelai, gula,
daging sapi) dan swasembada berkelanjutan (padi, jagung); (2) peningkatan
diversfikasi pangan; (3) peningkatan nilai tambah, daya saing dan ekspor; serta (4)
peningkatan kesejahteraan petani.
Di samping itu juga dilaporkan capaian indikator makro yang meliputi: Pertumbuhan
PDB Pertanian, Neraca Perdagangan Produk Pertanian, Investasi PMDN dan PMA,
Penyerapan Tenaga Kerja dan Nilai Tukar Petani (NTP).
Dalam laporan ini juga dilaporkan capaian pelaksanaan kontrak kerja dengan
Presiden, dan berbagai Inpres serta Direktif Presiden baik tertulis maupun lisan.
Sepanjang tahun 2011, Kementerian Pertanian telah berusaha memfasilitasi petani,
publik, dan semua stakeholder dalam bentuk regulasi/deregulasi dalam berbagai
produk hukum dan juga melakukan kunjungan kerja dalam rangka memberikan
dorongan, motivasi kepada petani dan peternak sekaligus diadakan temu wicara.
Disadari bahwa, Laporan ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu, kritik dan
saran sangat diharapkan untuk perbaikan ke depan. Semoga Allah SWT selalu
memberi pertolongan kepada Bangsa Indonesia
Jakarta, Januari 2012
MENTERI PERTANIAN
SUSWONO
Kementerian Pertanian
ii
DAFTAR ISI Halaman
Kata Pengantar ............................................................................................................ i Daftar Isi ...................................................................................................................... ii Daftar Tabel ................................................................................................................ iv
Daftar Lampiran .......................................................................................................... v
I. Kebijakan Pembangunan Pertanian ..................................................................... 1
1.1. Visi dan Misi Pembangunan Pertanian ............................................................ 1 1.2. Sasaran dan Strategi Pencapaian Pembangunan Pertanian .......................... 2 1.3. Program Pembangunan Pertanian 2010-2014 ................................................. 3
II. Kontribusi Pertanian terhadap Perekonomian Nasional .................................. 4
2.1. Pertumbuhan Produk Domestik Bruto .............................................................. 4 2.2. Neraca Perdagangan Produk Pertanian .......................................................... 4 2.3. Investasi PMDN dan PMA ............................................................................... 5 2.4. Penyerapan Tenaga Kerja ............................................................................... 5 2.5. Nilai Tukar Petani (NTP) ................................................................................... 6
III. Kinerja Program Pembangunan Pertanian 2010-2011 ...................................... 7
3.1. Program Prioritas Pembangunan Pertanian .................................................... 7 3.1.1. Swasembada dan Swasembada Berkelanjutan .................................... 7
3.1.2. Peningkatan Diversifikasi Pangan ........................................................ 15
3.1.3. Peningkatan Nilai Tambah, Daya Saing dan Ekspor Produk
Pertanian .............................................................................................. 17
3.1.4. Kerjasama Luar Negeri ........................................................................ 18 3.1.5. Pengembangan Permodalan dalam Upaya Peningkatan
Kesejahteraan Petani ........................................................................ 19 3.2. Kontrak Kinerja Menteri Pertanian dan Direktif Presiden .............................. 21
3.2.1. Kontrak Kinerja Akuntabilitas Keuangan dan Regulasi ....................... 21 3.2.2. Tindak Lanjut Inpres No. 14 Tahun 2011 .............................................. 21 3.2.3. Inpres No. 5 Tahun 2007 tentang Percepatan Pembangunan Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat ............................................ 22 3.2.4. Arahan Presiden Untuk Percepatan Pembangunan NTT ..................... 23
Kementerian Pertanian
iii
3.2.5. Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia 2011-2025 ............................................................................ 24
IV. Kegiatan Menteri Pertanian Tahun 2011 ......................................................... 25
V. Kendala dan Rencana Tindak Lanjut Mendatang ............................................ 26 5.1. Kendala Teknis yang Dihadapi ...................................................................... 26 5.2. Kendala Administrasi Pembangunan ............................................................. 27 5.3. Rencana Tindak Lanjut Dan Kegiatan Mendatang ........................................ 27 5.3.1. Antisipasi Kendala Teknis .................................................................... 27
5.3.2. Saran Penyempurnaan Sistem Perencanaan dan Penganggaran ..... 29
VI. Penutup ................................................................................................................ 30
Kementerian Pertanian
iv
DAFTAR TABEL Halaman
Tabel 1. Pertumbuhan dan Kontribusi PDB Sektor Pertanian (diluar Perikanan dan Kehutanan) Tahun 2009-2011 .................................. 4 Tabel 2. Ekspor-Impor Pertanian (diluar Perikanan dan Kehutanan) .......................... 5 Tabel 3. Investasi Pertanian Tahun 2010-2011 ........................................................... 5 Tabel 4. Penyerapan Tenaga Kerja Tahun 2009-2011 ............................................... 6 Tabel 5. Perkembangan NTP selama Tahun 2011 ..................................................... 6
Kementerian Pertanian
v
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Daftar Konperensi Pers yang dilakukan Menteri Pertanian selama tahun 2011 ................................................................................. 31 Lampiran 2. Daftar Talkshow/Dialog Menteri Pertanian di Media Elektronik
Januari-Desember 2011 ......................................................................... 33 Lampiran 3. Wawancara Menteri Pertanian Dengan Media Cetak Tahun 2011 ............................................................................................ 35 Lampiran 4. Daftar Kunjungan Kerja Menteri Pertanian ke Daerah Tahun 2011 ............................................................................................ 36
Kementerian Pertanian
Laporan Kinerja Kementerian Pertanian 2011 1
I. KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN
1.1. Visi dan Misi Pembangunan Pertanian
Isu strategis yang kini sedang dihadapi dunia adalah perubahan iklim global, krisis
pangan dan energi yang berdampak pada kenaikan harga pangan dan energi,
sehingga negara-negara pengekspor pangan cenderung menahan produknya untuk
dijadikan stok pangan. Mengingat kondisi global tersebut juga terjadi di Indonesia,
maka ke depan Indonesia dituntut untuk terus meningkatkan ketahanan pangan agar
mampu menyediakan pangan yang cukup bagi penduduknya. Mengingat
strategisnya pembangunan pertanian, maka pembangunan pertanian tidak hanya
pada upaya meningkatkan ketahanan pangan, tetapi juga mampu untuk
menggerakkan perekonomian nasional melalui kontribusinya dalam penyediaan
bahan pangan, bahan baku industri, pakan dan bio-energi, penyerap tenaga kerja,
sumber devisa negara dan sumber pendapatan masyarakat serta berperan dalam
pelestarian lingkungan melalui praktik budidaya pertanian yang ramah lingkungan.
Arah kebijakan dan strategi yang ditempuh sampai 2014 diakumulasikan pada target
terwujudnya kesejahteraan rakyat yang berbasis pada pemberdayaan ekonomi
kerakyatan.
VISI Pembangunan Pertanian yang akan dicapai adalah TERWUJUDNYA
PERTANIAN INDUSTRIAL UNGGUL BERKELANJUTAN YANG BERBASIS
SUMBERDAYA LOKAL UNTUK MENINGKATKAN KEMANDIRIAN PANGAN, NILAI
TAMBAH, EKSPOR, DAN KESEJAHTERAAN PETANI
Guna mencapai VISI tersebut, Kementerian Pertanian menetapkan MISI yang
diemban dalam pembangunan pertanian 2010-2014, yang mencakup:
1. Mewujudkan sistem pertanian berkelanjutan yang efisien, berbasis iptek dan
sumberdaya lokal, serta berwawasan lingkungan melalui pendekatan sistem
agribisnis;
2. Menciptakan keseimbangan ekosistem pertanian yang mendukung
keberlanjutan peningkatan produksi dan produktivitas untuk meningkatkan
kemandirian pangan;
3. Mengamankan plasma-nutfah dan meningkatkan pendayagunaannya untuk
mendukung diversifikasi dan ketahanan pangan;
Kementerian Pertanian
Laporan Kinerja Kementerian Pertanian 2011 2
4. Menjadikan petani yang kreatif, inovatif, dan mandiri serta mampu
memanfaatkan iptek dan sumberdaya lokal untuk menghasilkan produk
pertanian berdaya saing tinggi;
5. Meningkatkan produk pangan segar dan olahan yang aman, sehat, utuh dan
halal (ASUH) dikonsumsi;
6. Meningkatkan produksi dan mutu produk pertanian sebagai bahan baku industri;
7. Mewujudkan usaha pertanian yang terintegrasi secara vertikal dan
horizontal guna menumbuhkan usaha ekonomi produktif dan menciptakan
lapangan kerja di pedesaan;
8. Mengembangkan industri hilir pertanian yang terintegrasi dengan
sumberdaya lokal untuk memenuhi permintaan pasar domestik, regional dan
internasional;
9. Mendorong terwujudnya sistem kemitraan usaha dan perdagangan
komoditas pertanian yang sehat, jujur dan berkeadilan;
10. Meningkatkan kualitas kinerja dan pelayanan aparatur pemerintah bidang
pertanian yang amanah dan profesional.
1.2. Sasaran dan Strategi Pencapaian Pembangunan Pertanian
Dalam Renstra Kementerian Pertanian tahun 2010-2014, target utama yang hendak
dicapai Kementerian Pertanian bersama dengan seluruh pemangku kepentingan
bidang pertanian dirumuskan dalam EMPAT SUKSES PEMBANGUNAN
PERTANIAN, yaitu: (1) Pencapaian Swasembada dan Swasembada Berkelanjutan;
(2) Peningkatan Diversifikasi Pangan; (3) Peningkatan Nilai Tambah, Daya Saing,
dan Ekspor Produk Pertanian; dan (4) Peningkatan Kesejahteraan Petani.
Untuk mencapai EMPAT SUKSES tersebut dirumuskan dalam TUJUH GEMA
REVITALISASI, meliputi: (1) Revitalisasi Lahan; (2) Revitalisasi Perbenihan dan
Perbibitan; (3) Revitalisasi Infrastruktur dan Sarana; (4) Revitalisasi Sumber Daya
Manusia; (5) Revitalisasi Pembiayaan Petani; (6) Revitalisasi Kelembagaan Petani;
dan (7) Revitalisasi Teknologi dan Industri Hilir.
Kementerian Pertanian
Laporan Kinerja Kementerian Pertanian 2011 3
1.3. Program Pembangunan Pertanian 2011
Program pembangunan pertanian 2011 meliputi : Kontrak Kinerja Menteri Pertanian
dengan Presiden RI Kabinet Indonesia Bersatu II, Instruksi Presiden dan Direktif
Presiden serta 12 program strategis untuk periode 2010-2014 sebagai berikut:
1. Peningkatan Produksi, Produktivitas, dan Mutu Tanaman Pangan untuk
Mencapai Swasembada dan Swasembada Berkelanjutan;
2. Peningkatan Produksi, Produktivitas, dan Mutu Produk Tanaman Hortikultura
Berkelanjutan;
3. Peningkatan Produksi, Produktivitas, dan Mutu Tanaman Perkebunan
Berkelanjutan;
4. Pencapaian Swasembada Daging Sapi dan Peningkatan Penyediaan Pangan
Hewani yang Aman, Sehat, Utuh, dan Halal;
5. Penyediaan dan Pengembangan Prasarana dan Sarana Pertanian;
6. Peningkatan Nilai Tambah, Daya Saing, Industri Hilir, Pemasaran dan Ekspor
Hasil Pertanian;
7. Peningkatan Diversifikasi dan Ketahanan Pangan Masyarakat;
8. Penciptaan Teknologi dan Varietas Unggul Berdaya Saing;
9. Pengembangan SDM Pertanian dan Kelembagaan Petani;
10. Peningkatan Kualitas Perkarantinaan Pertanian dan Pengawasan Keamanan
Hayati;
11. Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas Aparatur Kementerian Pertanian;
12. Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Kementerian
Pertanian.
Kementerian Pertanian
Laporan Kinerja Kementerian Pertanian 2011 4
II. KONTRIBUSI PERTANIAN TERHADAP PEREKONOMIAN NASIONAL 2. 1. Pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) Pada tahun 2011 (sampai dengan Triwulan III), PDB sektor pertanian (di luar
perikanan dan kehutanan) tumbuh sebesar 3,07%, di mana tingkat pertumbuhan
tersebut lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan tahun 2010 yang hanya 2,86%.
Pertumbuhan tersebut berasal dari sub sektor perkebunan (6,06%), disusul dengan
sub sektor peternakan (4,23%), dan sub sektor tanaman bahan makanan (1,93%).
Kontribusi PDB sektor pertanian (di luar perikanan dan kehutanan) terhadap PDB
nasional pada tahun 2011 tersebut mencapai 11,88%, lebih tinggi dibandingkan
tahun 2010 yang baru mencapai 11,49%.
Tabel 1. Pertumbuhan dan Kontribusi PDB Sektor Pertanian (diluar Perikanan dan Kehutanan) Tahun 2009-2011
Sektor / Sub Sektor Tahun
2009 (%) 2010 (%) 2011* (%)
Pertumbuhan PDB 3,98 2,86 3,07
- Tanaman Bahan Makanan 4,97 1,81 1,93
- Tanaman Perkebunan 1,84 2,51 6,06
- Peternakan dan Hasil-hasilnya 3,45 4,06 4,23
Kontribusi terhadap PDB Nasional 11,34 11,49 11,88 Sumber : BPS, diolah Pusdatin *) sampai Triwulan III 2011, dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2010
2. 2. Neraca Perdagangan Pertanian
Neraca perdagangan sektor pertanian (di luar Perikanan dan Kehutanan) pada
tahun 2011 sampai dengan bulan September mengalami surplus sebesar US$ 17,02
miliar. Dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2010, surplus tersebut
mengalami kenaikan 44,20%. Surplus perdagangan pertanian tersebut umumnya
berasal dari surplus perdagangan perkebunan, sementara sub sektor lainnya masih
defisit. Walaupun demikian defisit yang berasal dari sub sektor lainnya tersebut terus
mengalami penurunan dari tahun ke tahun.
Kementerian Pertanian
Laporan Kinerja Kementerian Pertanian 2011 5
Tabel 2. Ekspor-Impor Pertanian (di luar Perikanan dan Kehutanan)
Tahun
2009 2010 2011* Jan-Des Jan-SeptVolume (Ton)
- Ekspor 29.572.229 28.767.985 19.971.351 21.141.884- Impor 13.401.150 16.874.998 11.854.321 17.383.783- Neraca 16.171.080 11.893.087 8.117.030 3.758.101
Nilai (US$ 000) - Ekspor 23.037.582 32.522.974 21.651.660 32.443.215- Impor 9.897.316 13.983.327 9.841.605 15.417.551- Neraca 13.140.266 18.539.647 11.810.055 17.025.664
Sumber : BPS, diolah Pusdatin *) sampai dengan Bulan September 2011
2. 3. Investasi PMDN dan PMA
Investasi sektor pertanian cenderung meningkat dari tahun ke tahun, dimana
Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dan Penanaman Modal Asing (PMA)
pada tahun 2011 sampai dengan Triwulan III masing-masing sebesar Rp 8,2 triliun
dan US$ 1,03 miliar. Besaran investasi PMDN lebih tinggi dibandingkan dengan
investasi PMA, dimana pada kedua jenis investasi tersebut lebih banyak di dominasi
investasi di bidang pangan dan perkebunan.
Tabel 3. Investasi Pertanian Tahun 2010-2011
Investasi
Tahun 2010 (Jan-Des) 2010 (Jan-Sept) 2011*
Proyek (Unit)
Investasi** Proyek (Unit)
Investasi** Proyek (Unit)
Investasi**
PMDN 225 7.357 160 7.357 274 8.231,3- Pangan dan
Perkebunan 166 7.183 124 7.183 250 8.130,3
- Peternakan 59 154 36 174 24 101PMA 166 755,6 108 489,1 246 1.032,8
- Pangan dan Perkebunan
158 750,9 101 484,4 243 1.031,9
- Peternakan 8 4,7 7 4,7 3 0,9Sumber: Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) *) sampai dengan bulan September 2011 **) untuk PMDN dalam Rp Miliar, dan untuk PMA dalam US$ juta
2. 4. Penyerapan Tenaga Kerja Jumlah penyerapan tenaga kerja sektor pertanian pada tahun 2011 sebesar 39,3
juta orang atau merupakan 33,51 % dari jumlah total angkatan kerja nasional.
Proporsi penyerapan tenaga kerja tersebut relatif tidak berubah dari tahun ke tahun,
di mana sektor pertanian masih merupakan sektor andalan dalam penyerapan
Kementerian Pertanian
Laporan Kinerja Kementerian Pertanian 2011 6
tenaga kerja nasional. Agar usahatani lebih efisien seharusnya sektor industri
mampu lebih besar lagi menyerap tenaga kerja nasional.
Tabel 4. Penyerapan Tenaga Kerja Tahun 2009-2011
Tahun (orang) 2009 2010 2011
Pertanian 41.611.840 41.494.941 39.330.000Non Pertanian 63.258.823 66.712.826 70.340.000Tidak Bekerja 8.873.745 8.322.233 7.700.000Total Angkatan Kerja 113.744.408 116.530.000 117.370.000Persentase Pertanian terhadap Total Angkatan Kerja
36,58 35,61 33,51
Sumber: BPS (Data ketenagakerjaan bulan Agustus pada masing-masing tahun)
2. 5. Nilai Tukar Petani Hingga saat ini Nilai Tukar Petani (NTP) masih digunakan sebagai salah satu
cerminan untuk melihat tingkat perkembangan kesejahteraan petani. Sepanjang
tahun 2011 NTP cenderung terus meningkat dari 103,01 pada bulan Januari menjadi
105,64 pada bulan November. Hal ini mengindikasikan bahwa upaya pemerintah
untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, khususnya masyarakat petani
sudah berada pada jalur yang benar (on the right track). Hal yang masih diperlukan
adalah upaya mengakselerasi peningkatan kesejahteraan masyarakat petani
tersebut.
Tabel 5. Perkembangan NTP selama Tahun 2011
Bulan Rincian
Indeks Diterima (IT) Indeks Dibayar (IB) NTP Januari 135,72 131,76 103,01 Februari 136,36 131,96 103,33 Maret 136,34 131,95 103,32 April 136,53 131,40 103,91 Mei 137,38 131,46 104,50 Juni 138,25 131,92 104,79 Juli 139,09 132,63 104,87 Agustus 140,27 133,45 105,11 September 140,71 133,80 105,17 Oktober 141,37 133,99 105,51 November 142,05 134,47 105,64
Sumber : BPS (2011)
Kementerian Pertanian
Laporan Kinerja Kementerian Pertanian 2011 7
III. KINERJA PROGRAM PEMBANGUNAN PERTANIAN 2010-2011
3.1. Program Prioritas Pembangunan Pertanian
3.1.1. Swasembada dan Swasembada Berkelanjutan
Lima komoditas yang menjadi fokus prioritas dalam sasaran swasembada dan
swasembada berkelanjutan ini adalah padi, jagung, kedelai, gula, dan daging sapi.
Di samping itu, Kementerian Pertanian juga mengembangkan sejumlah komoditas
yang berperan penting dalam pembangunan ekonomi antara lain: kelapa sawit,
karet, kakao, kelapa, kopi, kambing, domba, babi, ayam buras, itik, manggis,
mangga, bawang merah, cabai merah dan anggrek.
3.1.1.1. Upaya Swasembada Beras Berkelanjutan
Upaya-upaya yang dilakukan dalam mencapai sasaran produksi padi tahun 2011
antara lain melalui :
(1) Penciptaan varietas benih unggul bermutu, di mana telah dilepas varietas padi
sebanyak 26 verietas (padi hibrida 8 varietas, padi sawah 8 varietas dan padi
gogo 4 varietas). Juga telah dilakukan introduksi varietas benih unggul padi baru
sebanyak 7 varietas dan penerapan berbagai paket teknologi spesifik lokasi.
(2) Pelaksanaan Sekolah Lapang-Pengelolaan Tanaman Tepadu telah dilakukan
pada 124.898 kelompok tani dengan cakupan areal 2,8 juta hektar, lebih tinggi
dari kegiatan SL-PTT tahun 2010 yang dilakukan pada 112 ribu kelompok tani
dengan cakupan areal 2,5 juta hektar.
(3) Penyaluran pupuk bersubsidi sebanyak 9,75 juta ton (lebih tinggi dibandingkan
tahun 2010 sebesar 9,48 juta ton) dan penyaluran bantuan benih unggul bermutu
padi tahun 2011 sebesar 65.054 ton untuk pertanaman seluas 2,64 juta hektar
(lebih tinggi dibandingkan tahun 2010 sebesar 61.976 ton untuk pertanaman
seluas 2,61 juta hektar).
(4) Penyaluran Cadangan Benih Nasional (CBN) padi tahun 2011 sebanyak 28.998
ton untuk pertanaman seluas 880 ribu hektar (lebih tinggi dibandingkan tahun
2010 sebesar 6.328 ton untuk pertanaman seluas 253 ribu hektar).
(5) Pengendalian serangan organisme penggangu tanaman (OPT) padi, di mana
luas areal yang terserang hanya 666,30 ribu hektar, lebih kecil dibandingkan
tahun 2010 seluas 682,7 ribu hektar.
Kementerian Pertanian
Laporan Kinerja Kementerian Pertanian 2011 8
(6) Upaya intensifikasi melalui gerakan peningkatan produksi pangan berbasis
korporasi (GP3K) yang dilaksanakan oleh BUMN seluas 570 ribu hektar.
(7) Perluasan areal pertanaman padi melalui pencetakan lahan sawah seluas 49.646
hektar, peningkatan indeks pertanaman padi melalui System of Rice
Intensification (SRI) sebanyak 599 paket, pengembangan jaringan irigasi untuk
mengairi areal seluas 238.854 hektar, dan pengembangan mekanisasi melalui
penyebaran alat dan mesin pertanian (618 unit traktor dan 380 unit pompa air
serta penguatan Unit Pelayanan Jasa Alsintan/UPJA sebanyak 2.517 paket).
(8) Penurunan kehilangan hasil telah dilakukan bantuan sarana pascapanen
sebanyak 423 unit, terdiri dari power threser, paddy mower, dryer dan alat
lainnya.
(9) Penyuluhan dan pendampingan telah dilakukan fasilitasi operasional penyuluh
kepada 51.167 tenaga penyuluh serta menggerakkan tenaga
pendamping/pengawalan teknologi pada sebagian besar (60 %) lokasi SL-PTT.
Di samping itu telah diselesaikan penyusunan Road Map Peningkatan Produksi
Beras Nasional mendukung pencapaian surplus 10 juta ton beras pada tahun 2014.
Berdasarkan Angka Ramalan III (ARAM III) BPS, produksi padi tahun 2011 sebesar
65,39 juta ton gabah kering giling (GKG). Produksi ini sedikit lebih rendah 1,08 juta
ton GKG (1,63 %) dari produksi tahun 2010 sebesar 66,47 juta ton GKG. Apabila
capaian produksi padi berdasarkan ARAM III BPS tersebut dibandingkan dengan
sasaran produksi tahun 2011 sebesar 68,80 juta ton, maka persentase
pencapaiannya sebesar 95,04%. Dengan melakukan berbagai upaya seperti
optimalisasi dan penyelematan tanaman padi yang dipanen pada bulan Oktober,
November dan Desember 2011, maka diperkirakan angka capaian produksi padi
2011 akan lebih tinggi dari angka ARAM III tahun 2011. Turunnya produksi padi
pada tahun 2011 disebabkan faktor fenomena iklim berupa kemarau panjang selama
tahun 2011 yang berdampak nyata pada upaya pencapaian produksi padi. Akibat
kemarau panjang tersebut tidak hanya mengganggu jadwal tanam dan luas areal
pertanaman padi, tetapi juga secara rata-rata telah menurunkan produktivitas padi
nasional. Pada tahun 2011 tercatat 52.856 hektar areal pertanaman padi mengalami
gagal panen akibat kemarau, sementara pada areal yang masih bisa dipanen terjadi
ketidakoptimalan pengisian bulir padi yang berakibat menurunnya produktivitas padi.
Kementerian Pertanian
Laporan Kinerja Kementerian Pertanian 2011 9
Berbagai upaya penguatan melalui dukungan legislasi dalam peningkatan produksi
padi juga telah banyak dilakukan dalam bentuk Perpres/Inpres dan Permentan pada
tahun 2011,antara lain: (1) Perpres Nomor 14 tentang Bantuan Langsung Benih
Unggul dan Pupuk, dan (2) Inpres Nomor 5 tentang Pengamanan Produksi Beras
Nasional dalam Menghadapi Kondisi Iklim Ekstrim. Sementara itu Permentan yang
telah diterbitkan tahun 2011 antara lain: (1) Nomor 15/PERMENTAN/SR.120/3/2011
tentang Pedoman Umum Pengelolaan Bantuan Langsung Benih Unggul Tahun
Anggaran 2011, (2) Nomor 39/Permentan/SR.120/7/2011 tentang Pedoman Umum
Cadangan Benih Nasional, dan (3) Nomor 61/Permentan/OT.140/10/2011 tentang
Pengujian, Penilaian dan Penarikan Varietas.
3.1.1.2. Upaya Swasembada Jagung
Upaya peningkatan produksi jagung tahun 2011 telah dilakukan melalui: (1)
penciptaan dan penelitian varietas benih unggul, (2) Sekolah Lapangan Pengelolaan
Tanaman Terpadu (SLPTT), (3) Bantuan Langsung Benih Unggul (BLBU), (3)
bantuan benih dari cadangan benih nasional (CBN), (4) Gerakan Peningkatan
Produksi Pangan Berbasis Korporasi (GP3K), (5) perluasan areal, dan (6) pelatihan.
Untuk meningkatkan produktivitas jagung, Kementerian Pertanian telah melepas
varietas unggul jagung hibrida sebanyak 6 varietas, dan menyediakan 17,78 ton
benih sumber jagung yang terdiri dari 15 varietas. Untuk SL-PTT telah dilaksanakan
oleh 13.782 kelompok tani yang mencakup areal 206.730 hektar, lebih tinggi dari
tahun 2010 yang hanya seluas 150 ribu hektar yang dilaksanakan oleh 10 ribu
kelompok tani. Bantuan benih unggul bermutu sebanyak 3.101 ton telah disalurkan
untuk areal pertanaman jagung seluas 206.730 hektar dan bantuan benih dari CBN
sebanyak 4.604 ton telah dikembangkan untuk areal 270.811 hektar. Melalui GP3K
telah dikembangkan intensifikasi jagung seluas 102.750 hektar. Di samping itu juga
telah dilakukan berbagai kegiatan pelatihan yang terkait dengan usahatani jagung,
yaitu: TOT agribisnis jagung dan pelatihan pemandu lapang (PL) SL-PTT jagung
sebanyak 233 kelas (25-30 orang per kelas).
Berdasarkan Angka Ramalan III (ARAM III) BPS produksi jagung tahun 2011
mencapai 17.230 ribu ton pipilan kering atau 1.097 ribu ton (5,99%) lebih rendah dari
produksi tahun 2010 sebesar 18.327 ribu ton. Walaupun produktivitas jagung rata-
rata nasional tahun 2011 sebesar 44,52 ku/ha lebih tinggi dibandingkan produktivitas
Kementerian Pertanian
Laporan Kinerja Kementerian Pertanian 2011 10
jagung tahun 2010 sebesar 44,35 ku/ha, namun karena luas panen yang berkurang
cukup besar (dari 4,13 juta hektar tahun 2010 menjadi 3,87 juta hektar tahun 2011)
menyebabkan produksi jagung secara nasional menurun.
3.1.1.3. Upaya Swasembada Kedelai
Upaya-upaya yang telah dilakukan untuk mencapai sasaran produksi kedelai tahun
2011 melalui: (1) Penciptaan dan penelitian varietas unggul, di mana pada tahun
2011 telah dihasilkan 1 (satu) varietas unggul baru kedelai serta penyediaan 16,3
ton benih sumber kedelai yang terdiri dari 11 varietas, (2) Pelaksanaan Sekolah
Lapangan Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT) kedelai seluas 300 ribu hektar
yang dilaksanakan oleh 30 ribu kelompok tani, lebih tinggi dari tahun 2010 seluas
250 ribu hektar oleh 25 ribu kelompok tani, dan (3) Bantuan benih unggul bermutu
sebanyak 12 ribu ton untuk pertanaman kedelai seluas 300 ribu hektar, (4) Bantuan
benih melalui cadangan benih nasional (CBN) seluas 20 ribu hektar, (5)
Pengembangan kedelai melalui GP3K seluas 73.500 hektar, dan perluasan areal
tanam/panen melalui GP3K seluas 51.000 hektar, dan (6) penyuluhan.
Berdasarkan Angka Ramalan (ARAM) III BPS, produksi kedelai nasional tahun 2011
sebesar 870 ribu ton biji kering, atau 37 ribu ton (4.08%) lebih rendah dari produksi
tahun 2010 sebesar 907 ribu ton. Produktivitas kedelai mengalami kenaikan dari
13,74 kuintal/hektar tahun 2010 menjadi 13,78 kuintal/hektar tahun 2011, tetapi luas
panen kedelai menurun dari 660 ribu hektar tahun 2010 menjadi 631 ribu hektar
tahun 2011. Penurunan produksi kedelai ini disebabkan antara lain faktor harga
yang tidak kompetitif akibat membanjirnya produk impor dan terjadinya perubahan
iklim yang mengakibatkan intensitas serangan OPT lebih tinggi dari tahun 2010
hingga berdampak nyata pada upaya pencapaian produksi kedelai.
3.1.1.4. Upaya Swasembada Gula
Upaya-upaya peningkatan produksi dan produktivitas tebu yang dilakukan pada
tahun 2011 antara lain: penyediaan bibit unggul melalui pembangunan Kebun Bibit
Desa (KBD) tebu seluas 760 hektar, perluasan areal tanaman tebu rakyat 2.043
hektar, demplot penerapan teknologi budidaya double kinerja tebu 205 hektar,
pemberdayaan petani tebu (pelatihan) untuk 129 kelompok tani, penataan varietas
dan pengembangan warung tebu masing-masing 32 hektar. Selain itu melalui dana
Kementerian Pertanian
Laporan Kinerja Kementerian Pertanian 2011 11
guliran telah dilakukan bongkar ratoon kebun tebu rakyat dengan dana yang
dimanfaatkan sebesar Rp. 369 miliar.
Target produksi gula tahun 2011 sebesar 3,87 juta ton akan terpenuhi apabila
penyediaan lahan minimal seluas 350.000 hektar, investasi pembangunan Pabrik
Gula baru dan revitalisasi Pabrik Gula berjalan sesuai dengan rencana. Namun
karena permasalahan utama tersebut belum teratasi secara tuntas, maka target
dikoreksi menjadi 2,70 juta ton dengan harapan masih dapat memenuhi kebutuhan
gula untuk konsumsi langsung. Sampai dengan akhir tahun 2011, capaian luas
areal tebu mencapai 447,32 hektar dengan produksi 2,23 juta ton atau 82,59% dari
target. Hal ini diakibatkan terutama oleh dampak perubahan iklim dan serangan
OPT di beberapa sentra produksi. Permasalahan lainnya di tingkat on farm adalah
sulitnya pengembangan areal baru dan mempertahankan lahan yang sudah ada,
keterbatasan infrastruktur terutama untuk wilayah pengembangan di luar Pulau
Jawa, kurangnya sarana irigasi dan penyediaan agroinput yang belum tepat jumlah,
waktu, harga dan mutu. Sedangkan di tingkat off farm meliputi tingkat efisiensi PG
yang di bawah standar, biaya produksi yang masih relatif tinggi, kualitas gula yang
relatif rendah dan belum berkembangnya diversifikasi produk berbasis tebu.
Komoditas penting perkebunan lainnya terutama yang diandalkan sebagai
komoditas ekspor antara lain: kelapa sawit, karet, kakao, kelapa dan kopi.
Upaya yang dilakukan untuk pengembangan kelapa sawit pada tahun 2011 berupa
peremajaan dan penggantian benih palsu sebanyak 135.560 batang,
pengembangan di daerah perbatasan seluas 190 hektar, persetujuan perbankan
untuk pembiayaan revitalisasi perkebunan (KPEN-RP) seluas 53.928 hektar,
pemberdayaan petani kelapa sawit (pelatihan) untuk empat kelompok tani dan
penerapan pembangunan berkelanjutan melalui penerapan ISPO (Indonesia
Sustainable Palm Oil) serta pembinaan yang lebih intensif. Sasaran pengembangan
kelapa sawit pada tahun 2011 diperkirakan mencapai 8,39 juta hektar dengan
produksi sebesar 22,51 juta ton.
Upaya yang dilakukan untuk pengembangan karet pada tahun 2011 berupa:
peremajaan tanaman karet tua dengan menggunakan klon unggul seluas 4.420
hektar, pengembangan wilayah perbatasan seluas 1.236 hektar, revitalisasi
perkebunan seluas 446 hektar, pembinaan petani, penguatan kelembagaan petani
Kementerian Pertanian
Laporan Kinerja Kementerian Pertanian 2011 12
dan peningkatan pengetahuan dan keterampilan petani melalui pelatihan yang
melibatkan 79 kelompok tani. Sasaran luas areal karet pada tahun 2011 sebesar
3,45 juta hektar dengan produksi 3,09 juta ton. Rata-rata laju pertumbuhan luas
areal karet selama 2007 - 2010 sebesar 0,27%, sedangkan produksi karet
meningkat rata-rata 1,28% per tahun. Peningkatan luas areal yang relatif kecil
tersebut disebabkan adanya kesepakatan tiga negara produsen karet terbesar di
dunia yaitu Indonesia, Thailand dan Malaysia.
Pengembangan kakao dilaksanakan melalui Gerakan Nasional Peningkatan
Produksi dan Mutu Kakao (Gernas Kakao) yang ditujukan untuk memperbaiki
pertanaman kakao rakyat melalui intensifikasi, peremajaan dan rehabilitasi tanaman
serta meningkatkan kemampuan petani dalam mengelola kebunnya. Pada tahun
2011, Gernas kakao ditargetkan seluas 186.500 hektar yang terdiri atas peremajaan
49.500 hektar, rehabilitasi 74.200 hektar dan intensifikasi 62.800 hektar, dan
pemberdayaan petani untuk 494 kelompok tani. Diperkirakan capaian sampai
dengan akhir tahun 2011 sebesar 158.235 hektar (84,84%) yang meliputi
peremajaan 40.360 hektar, rehabilitasi 58.672 hektar dan intensifikasi 59.203 hektar.
Pengembangan kelapa dilaksanakan melalui peremajaan kelapa dan
pembinaan/pendampingan budidaya intensif. Luas areal kelapa pada tahun 2011
diperkirakan mencapai 3,75 juta hektar dengan produksi 3,21 juta ton. Rata-rata laju
pertumbuhan luas areal kelapa selama 2007 - 2010 sebesar 0,17%, sedangkan
produksi kelapa meningkat rata-rata 0,30% per tahun. Peningkatan luas areal dan
produksi yang relatif kecil tersebut disebabkan karena harga yang relatif tidak
menguntungkan dan pangsanya disubstitusi oleh bahan minyak nabati lainnya.
Pengembangan kopi lebih difokuskan pada upaya intensifikasi tanaman dan
penyediaan benih unggul untuk memperbaiki cara budidaya tanaman dan kualitas
hasil, penguatan kelembagaan petani, peningkatan pengetahuan dan keterampilan
petani serta pembinaan/pendampingan. Rata-rata laju pertumbuhan luas areal kopi
selama 2007 - 2010 sebesar 0,25%, sedangkan produksi kopi meningkat rata-rata
0,20% per tahun. Proyeksi areal kopi pada tahun 2011 sebesar 1,22 juta hektar
dengan produksi 687 ribu ton.
Kementerian Pertanian
Laporan Kinerja Kementerian Pertanian 2011 13
3.1.1.5. Upaya Swasembada Daging Sapi
Upaya-upaya yang telah dilakukan untuk peningkatan produksi daging sapi lokal,
antara lain: (1) Pengaturan pengendalian impor, (2) Perbaikan distribusi sapi dari
daerah produsen ke konsumen, (3) Penyelamatan sapi betina produktif, (4)
Optimalisasi Rumah Potong Hewan, (5) Optimalisasi inseminasi buatan dan kawin
alam, (6) Penanganan gangguan reproduksi, dan (7) Peningkatan produktivitas
melalui penerapan Good Farming Practices (GFP) dan tunda potong. Upaya
perbaikan ini akan dilanjutkan pada tahun 2012 sampai dengan 2014, utamanya
pada aspek peningkatan populasi ternak, pengetatan pengendalian impor,
peningkatan pasca panen dalam menghasilkan daging berkualitas dan pengaturan
distribusi ternak antar wilayah.
Persediaan daging sapi tahun 2011 sebesar 449,31 ribu ton, yang terdiri dari 292,45
ribu ton produksi lokal dan 156,85 ribu ton berasal dari impor. Sementara persediaan
daging tahun 2010 hanya sebesar 417,04 ribu ton yang terdiri dari 195,82 ribu ton
produksi lokal dan 221,23 ribu ton berasal dari impor. Pada tahun 2011 produksi
daging lokal meningkat cukup tajam dari 195,82 ribu ton tahun 2010 menjadi 294,45
ribu ton tahun 2011 atau terjadi peningkatan sebesar 98,63 ribu ton (50,37%).
Peningkatan produksi daging lokal ini telah dapat menekan proporsi daging impor
dari semula 53.0 % terhadap total konsumsi daging sapi nasional pada tahun 2010
menjadi hanya 34,9 % pada tahun 2011.
Untuk akselerasi peningkatan produksi daging sapi tahun 2011, telah diterbitkan
25/Permentan/OT.140/4/2011 tentang Unit Manajemen Program Swasembada
Daging Sapi dan Kerbau 2014.
Pada tahun 2011 capaian kinerja produksi daging kambing, domba, babi, ayam
buras, dan itik, serta susu umumnya meningkat antara 0,2% sampai dengan 12,2%;
kecuali babi yang menurun sebesar 3,5% terhadap kinerja produksi tahun 2010.
Naiknya produksi daging ternak ruminansia kecil dan unggas menunjukkan, bahwa
usaha ternak tersebut meningkat untuk memenuhi permintaan masyarakat yang
mengarah kepada perubahan pola konsumsi pangan hewani yang tidak lagi hanya
bertumpu pada daging merah. Sedangkan penurunan produksi daging babi sebesar
3,5% tahun 2011 dibandingkan dengan tahun sebelumnya, disebabkan naiknya
harga jual babi sepanjang tahun 2011 dan kurang diimbangi dengan manajemen
Kementerian Pertanian
Laporan Kinerja Kementerian Pertanian 2011 14
produksi antara lain terbatasnya bibit babi yang baik. Sedangkan produksi susu
terjadi peningkatan 1,9% pada tahun 2011, namun komponen bahan bakunya
sebesar 80% masih diimpor.
3.1.1.6. Capaian Produksi Hortikultura 2011
Keragaan capaian produksi buah, sayur, tanaman obat dan melati tahun 2011
meningkat masing-masing sebesar 15,32%, 3,99%, 4,06% dan 5,28%. Sedangkan
anggrek, krisan, tanaman hias bunga dan daun lainnya serta tanaman pot dan
tanaman taman meningkat masing-masing sebesar 3,15%, 4,26%, 4,15% dan
3,91%.
Pada tahun 2011 telah disusun regulasi untuk mendukung pengembangan produk
hortikultura, sebagai tindak lanjut dari Undang-Undang No 13 Tahun 2010 tentang
hortikultura yaitu : 1) Peraturan Menteri Pertanian No. 38/2011 tentang Pendaftaran
Varietas Tanaman Hortikultura, 2) Rancangan Peraturan Pemerintah tentang
Fasilitas dan Insentif Usaha Hortikultura, dan 3) Rancangan Peraturan Pemerintah
tentang Pembiayaan Hortikultura.
Selama tahun 2011, Menteri Pertanian telah melakukan kunjungan kerja dan
peninjauan ke beberapa sentra hortikultura, membuka Indonesia Tropical Fruit
Festival (ITFF) di Surabaya, Jawa Timur, dan melakukan launching ekspor produk
Hortikultura ke Singapura di Kabanjahe Kabupaten Karo Sumatera Utara, serta
membuka acara Pekan Flori Flora Nasional (PF2N) di Bali.
Beberapa komoditas utama hortikultura yang mempunyai potensi pasar dalam
negeri dan ekspor yang baik antara lain Manggis, Mangga, Bawang Merah, Cabai
Merah, Anggrek.
Upaya-upaya yang dilaksanakan dalam pengembangan manggis dan mangga
antara lain melalui perbaikan mutu melalu penerapan good agricultural practices
(GAP), registrasi kebun dan Sekolah Lapang GAP (SL-GAP), GAP adalah standar
yang diterapkan dalam budidaya hortikultura, yang mencakup perbaikan proses
produksi menjadi ramah lingkungan, peningkatan kualitas produk sesuai standar,
penelusuran balik (traceability) dan peningkatan daya saing. Sasaran produksi
manggis pada tahun 2011 sebesar 97.487 ton, sedangkan produksi mangga
sebesar 1.842.036 ton. Jumlah kebun manggis yang telah diregistrasi sebanyak 520
Kementerian Pertanian
Laporan Kinerja Kementerian Pertanian 2011 15
kebun seluas 480.900 hektar, untuk manga sebanyak 594 kebun dengan luasan
755.735 hektar. Melalui SL-GAP telah dilatih sebanyak 42 kelompok tani manggis
dan 49 kelompok tani mangga.
Upaya–upaya yang dilaksanakan untuk pengembangan bawang merah dan cabai
adalah melalui peningkatan produktivitas dan mutu, registrasi lahan usaha dan
penerapan SL-GAP. Lahan usaha bawang merah yang telah diregistrasi sebanyak
142 lahan usaha seluas 53,7 hektar, sedangkan untuk cabe 289 lahan usaha seluas
121 hektar. Telah dilaksanakan SL-GAP untuk 54 kelompok tani bawang merah dan
83 kelompok cabai. Sasaran produksi bawang merah tahun 2011 mencapai 1,08 juta
ton sedangkan cabai 1,37 juta ton. Pengembangan cabai merah melalui gerakan
perempuan optimalisasi pekarangan (GPOP) di 18 kota telah mampu menstabilkan
harga sepanjang tahun 2011.
Upaya-upaya untuk pengembangan anggrek antara lain: dilaksanakan melalui SL-
GAP (121 kelompok pada tahun 2011), perbanyakan anggrek spesies, pengaturan
segmentasi usaha, pengembangan kelembagaan. Sedangkan untuk pengembangan
kelembagaan, telah dibentuk 16 asosiasi dan 5 koperasi seperti Perhimpunan
Anggrek Indonesia (PAI) dan Asosiasi Petani Pedagang Anggrek (APAI), Jakarta
Orchid Society (JAKOS) dan Bali Orchid Society (BOS). Sasaran produksi anggrek
tahun 2011 sebanyak 14.497.344 tangkai atau meningkat sebesar 3,2%. 3.1.2. Peningkatan Diversifikasi Pangan Diversifikasi pangan dilaksanakan melalui upaya-upaya Percepatan
Penganekaragaman Konsumsi Pangan (P2KP), menurunkan konsumsi beras,
dengan program aksinya antara lain: 1) Internalisasi Penganekaragaman Konsumsi
Pangan: advokasi, kampanye, promosi, sosialisasi, pendidikan formal dan non-
formal; 2) Pengembangan Bisnis dan Industri Pangan Lokal: advokasi, sosialisasi
dan penerapan standar mutu dan keamanan pangan serta fasilitasi UMKM dalam
pengolahan pangan lokal.
Indikator keberhasilan peningkatan diversifikasi pangan dapat dilihat dari persentase
penurunan konsumsi beras, meningkatnya konsumsi umbi-umbian, pangan hewani,
sayuran dan buah-buahan serta meningkatnya Skor Pola Pangan Harapan (PPH).
Kementerian Pertanian
Laporan Kinerja Kementerian Pertanian 2011 16
Konsumsi beras per kapita per tahun pada tahun 2010 sebesar 100,76 kg yang
mengalami penurunan sebesar 1,4 kg dari 102,22 kg pada tahun 2009, atau 99,33
persen dari target penurunan konsumsi beras per kapita per tahun sebesar 1,5
persen. Sedangkan konsumsi umbi-umbian tahun 2010 sebesar 14,2
kg/kapita/tahun atau 55,74 persen dari target 25,4 kg/kapita/tahun, Konsumsi
pangan hewani tahun 2010 sebesar 15,60 kg/kapita/tahun atau 78,8 persen dari
target 19,8 kg/kapita/tahun dan Konsumsi sayuran dan buah-buahan tahun 2010
mencapai 77,2 kg/kap/tahun atau 93,8 persen dari target 82,3 kg/kapita/tahun.
Adapun Realisasi capaian skor PPH pada tahun 2010 sebesar 77,5 atau 89,69
persen dari target skor PPH sebesar 86,4.
Untuk mengurangi ketergantungan akan gandum yang cukup tinggi (sekitar 5 juta
ton tepung gandum per tahun), Kementerian Pertanian mencanangkan dalam 5
tahun kemandirian tepung nasional dapat dicapai sehingga pada akhir tahun 2014
dapat mensubstitusi 20% tepung impor (atau sekitar 1 juta ton biji gandum setara
dengan 860 ribu ton tepung gandum). Pada tahun 2011 telah dilakukan fasilitasi
peralatan pengolahan tepung-tepungan (sagu dan singkong) sebanyak 26 unit di 26
kabupaten/ kota dengan kapasitas 2 ton per hari. Dari pembangunan UPH ini
dihasilkan tambahan sekitar 6.500 ton, sehingga dari target substitusi impor gandum
5 persen per tahun dapat tercapai sebesar 3,8 persen per tahun.
Untuk mendukung percepatan penganekaragaman konsumsi pangan, Kementerian
Pertanian telah mengeluarkan regulasi berupa dua Peraturan Menteri Pertanian
yaitu: 1) Permentan Nomor 43/Permentan/OT.140/19/2009 tentang Gerakan
Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan Berbasis Sumber Daya Lokal; 2)
Peraturan Menteri Pertanian Nomor 04/Permentan/OT.140/I/2011 tentang Pedoman
Umum Program Peningkatan Diversifikasi dan Ketahanan Pangan Masyarakat,
Badan Ketahanan Pangan T.A 2011. Selain itu didukung juga oleh satu Keputusan
Menteri Pertanian, tentang: Penetapan Focal Point Kerjasama Developing Eight (D-
8) untuk Ketahanan Pangan.
Dalam tataran internasional, Kementerian Pertanian, juga secara proaktif
mempromosikan perlunya diversifikasi pangan berbasis sumberdaya lokal sebagai
salah satu upaya mengurangi risiko dari dampak perubahan iklim global dan
mengurangi dampak krisis pangan global, pada forum: Food and Agricultural
Oganization (FAO), Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC), D-8 dan ASEAN.
Kementerian Pertanian
Laporan Kinerja Kementerian Pertanian 2011 17
3.1.3. Peningkatan Nilai Tambah, Daya Saing dan Ekspor Produk Pertanian
Upaya-upaya peningkatan nilai tambah daya saing, dan ekspor produk pertanian
yang telah dilakukan Kementerian Pertanian tahun 2011 adalah: (a) Sertifikasi
pangan organik dan pemberlakukan sertifikasi wajib Bahan Olahan Karet (Bokar)
dan sarana pengolahan kakao fermentasi; (b) Pengembangan produk olahan yang
diperdagangkan; (c) Sarana pengolahan kakao fermentasi; dan (d) Peningkatan
ekspor dan pengawasan Impor.
Pembinaan dan sertifikasi pertanian organik telah dilakukan pada 60
gapoktan/pelaku usaha yang tersebar di di 32 provinsi dengan target 30 persen (18
gapoktan/pelaku usaha) memenuhi persyaratan SNI 01 6729 2010 (Sistem Pangan
Organik). Dari 18 gapoktan/pelaku usaha tersebut 16 gapoktan telah memperoleh
sertifikasi organik, 44 gapoktan/pelaku usaha dalam proses penerapan sistem
pangan organik, sehingga pencapaian target baru mencapai 88,89 persen. Untuk
kakao fermentasi dan bahan olahan karet (bokar) belum ada pemberian sertifikasi,
karena mutu kakao dan bokar yang dihasilkan petani masih rendah.
Dalam rangka peningkatan produk olahan hasil pertanian telah dilakukan berbagai
upaya antara lain pengembangan agroindustri perdesaan untuk semua subsektor,
peningkatan inovasi dan desiminasi teknologi pengolahan, peningkatan efisiensi
usaha pengolahan hasil pertanian melalui optimalisasi dan modernisasi sarana
pengolahan, peningkatan kemampuan dan memberdayakan SDM pengolahan dan
penguatan lembaga usaha pengolahan hasil di tingkat petani serta peningkatan
upaya pengelolaan lingkungan.
Pengembangan sarana pengolahan kakao fermentasi untuk meningkatkan mutu biji
kakao sesuai persyaratan yang ditetapkan oleh negara tujuan atau industri dalam
negeri, telah dilakukan berbagai upaya mulai dari pembinaan budidaya tanaman,
penanganan pasca panen dengan penekanan pada perlakuan fermentasi biji kakao,
penerapan sistem jaminan mutu, agar sesuai dengan standar mutu yang ditetapkan
yaitu SNI 2323 – 2010 Biji Kakao serta fasilitasi sarana dan prasarana pengolahan
kakao fermentasi di 40 kabupaten/kota. Dari target pemenuhan sarana pengolahan
kakao fermentasi tahun 2011 sebanyak 28 unit, telah terealisasi sebanyak 40 unit
sehingga telah melebihi target (142,8%).
Kementerian Pertanian
Laporan Kinerja Kementerian Pertanian 2011 18
Dalam rangka peningkatan akses pasar untuk memacu pertumbuhan ekspor produk
pertanian ke berbagai negara tujuan ekspor telah dilakukan berbagai kebijakan dan
program akselerasi ekspor, promosi dan diplomasi serta advokasi di berbagai
negara dan forum kerjasama internasional dan pembatasan impor dalam bentuk non
tariff barrier, melalui penerbitan Permentan sebagai berikut :
a) Permentan No. 88/Permentan/OT.140/12/2011, tentang penambahan ruang
lingkup pengawasan jenis dan cemaran terhadap Pangan Segar Asal Tumbuhan
(PSAT) dari 39 jenis menjadi 100 jenis yang diawasi untuk komoditas
hortikultura, tanaman pangan dan perkebunan serta penambahan ruang lingkup
pengawasan cemaran ditambah cemaran biologi dan bahan kimia yang dilarang.
b) Permentan No. 89/Permentan/OT.140/12/2011, merevisi tempat pemasukan
buah segar dan sayur segar yang semula 8 tempat pemasukan, menjadi 4
tempat pemasukan (Belawan, Soekarno-Hatta, Surabaya dan Makasar).
c) Permentan No. 90/Permentan/OT.140/12/2011, merevisi tempat pemasukan
sayuran umbi lapis segar dari 14 tempat pemasukan menjadi 4 tempat
pemasukan (Belawan, Soekarno-Hatta, Surabaya dan Makasar).
Kementerian Pertanian pada tahun 2011 telah mengeluarkan regulasi Peraturan
Menteri Pertanian, antara lain tentang: a) Pelayanan Karantina Pertanian Dalam
Sistem Elektronik Indonesia Nasional Single Window (INSW), b) Pengawasan
Keamanan Pangan Segar Asal Hewan dan/atau Pangan Segar Asal Tumbuhan dari
Negara Jepang terhadap Kontaminasi Zat Radioaktif, c) Keamanan Pangan Produk
Rekayasa Genetik Ronozyme AX (CT), d) Pembentukan Unit Pengendali Penyakit
Avian Influenza Pusat,
3.1.4. Kerjasama Luar Negeri Di bidang kerjasama luar negeri, Kementerian Pertanian telah menjadi tuan rumah
pertemuan Menteri-menteri Pertanian Negara-negara ASEAN (AMAF) yang telah
dilaksanakan pada tanggal 7-9 Oktober 2011, dilanjutkan dengan pertemuan AMAF
+ 3 (Jepang, Korea dan China) dan pertemuan AMAF-India. Pertemuan AMAF,
AMAF+3, dan AMAF-India telah menghasilkan beberapa kesepakatan antara lain:
a. Ditandatanganinya kesepakatan ASEAN Plus Three Emergency Rice Reserve
(APTERR) oleh seluruh Menteri Pertanian Negara-negara ASEAN+3;
b. Disetujuinya rencana bantuan jangka panjang ketahanan pangan dan energi
(food and energy security) dari Negara +3 untuk Negara-negara ASEAN
Kementerian Pertanian
Laporan Kinerja Kementerian Pertanian 2011 19
c. Disetujuinya rencana kerjasama ASEAN-India dalam jangka 5 tahun kedepan,
meliputi capacity building, pembentukan working group on agriculture and
forestry, pertemuan petani ASEAN-India (farmers week), dan eksibisi-eksibisi.
Di samping itu pengembangan forum kerjasama Non ASEAN difokuskan pada
kegiatan koordinasi pengembangan kerjasama dalam kerangka D-8, Asia-Europe
Meeting (ASEM), Kerjasama Ekonomi Sub-Regional (KESR), The Indonesia-
Malaysia-Thailand Growth Triangle (IMT-GT) dan Brunei Darussalam-Indonesia-
Malaysia-Philippines East ASEAN Growth Area (BIMP-EAGA), United Nation
Economic Social Commission for Asia and the Pacific-The Centre for Allevation of
Poverty through Sustainable Agriculture (UNESCAP CAPSA) dan Asian and Pacific
Centre for Agricultural Engineering and Machinery (APCAEM).
Dalam pertemuan-pertemuan bilateral telah dilaksanakan baik pada tingkat menteri
(ministerial meeting) maupun tingkat senior officer meeting (SOM), dimana telah
dihasilkan beberapa nota kesepahaman (MoU) Indonesia dengan beberapa negara
sahabat telah ditandatangani, antara lain dengan Brunei, Namibia, Nigeria,
Zimbabwe, Laos dan Korea.
3.1.5. Pengembangan Permodalan dalam Upaya Peningkatan Kesejahteraan Petani
Untuk mengatasi keterbatasan permodalan dan lemahnya kelembagaan petani
Kementerian Pertanian mengembangkan fasilitas pembiayaan dalam bentuk skim
kredit program dengan subsidi bunga dan penjaminan, serta melaksanakan kegiatan
pemberdayaan petani. Skim kredit program yang telah dikembangkan adalah Kredit
Ketahanan Pangan (KKP) yang kemudian berubah menjadi Kredit Ketahanan
Pangan dan Energi (KKP-E), Kredit Pengembangan Energi Nabati dan Revitalisasi
Perkebunan (KPEN-RP), Kredit Usaha Pembibitan Sapi (KUPS), dan Kredit Usaha
Rakyat (KUR). KKP-E, KPEN-RP, KUPS adalah skim kredit program dengan subsidi
bunga, sementara KUR adalah skim kredit program dengan penjaminan. Dana kredit
sepenuhnya berasal dari Bank Pelaksana.
Tingkat realisasi penyerapan skim kredit program KKP-E tersebut rata-rata masih
rendah, berkisar 20% per tahun dari total komitmen bank pelaksana sebesar Rp.
8,779 triliun. Komitmen bank dan realisasi serapan KPEN-RP secara kumulatif (2007
-2011) per Oktober 2011 sebesar Rp. 1,818 triliun. Sedangkan komitmen bank dan
Kementerian Pertanian
Laporan Kinerja Kementerian Pertanian 2011 20
realisasi serapan KUPS secara kumulatif (2009-2011) per Oktober 2011 sebesar Rp.
391,543 miliar.
Tabel 6.. Komitmen Bank, Realisasi Serapan, Cakupan Komoditas Kredit Program Tahun 2011 (per Oktober 2011)
No. Skim Kredit Cakupan Komoditas Komitmen Bank (Rp.triliun)
Realisasi (Rp.triliun)
% Terhadap Komitmen Bank
1. KKP-E Tan. Pangan, Kortikultura, Perkebunan, Peternakan, pengadaan pangan
8,779 1,589 18,1
2. KPEN-RP Sawit, Kakao, Karet 38,603*) 1,818 4,73. KUPS Pembibitan Sapi 3,882 *) 0,392 10,14. KUR Semua usaha produktif
semua sektor 20,000 3,993**) 16,4
Keterangan : *) Komitmen bank untuk KPEN-RP th. 2007-2014 dan KUPS tahun 2009-2014 **) Realisasi KUR untuk sektor pertanian. Realisasi KUR untuk semua sektor usaha Rp. 24,404 triliun.
Dari hasil evaluasi, rendahnya tingkat serapan kredit program tersebut disebabkan
antara lain: 1) usaha pertanian dianggap perbankan mempunyai risiko yang tinggi, 2)
terbatasnya penyediaan agunan yang dimiliki petani seperti sertifikat lahan yang
dipersyaratkan perbankan, 3) perbankan menerapkan prinsip kehati-hatian
mengingat risiko sepenuhnya ditanggung perbankan (kecuali KUR) dan 4) khusus
calon debitur KPEN-RP masalah status lahan belum bersertifikat dan sebagain
provinsi/kabupaten/kota belum memiliki RTRWP/RTRWK, 5) untuk KUR sektor
pertanian sudah disediakan penjaminan sebesar 80 % namun suku bunga yang
dibebankan petani cukup tinggi untuk KUR mikro (<Rp. 20 juta) maksimum 22% dan
KUR ritel (>Rp.20 juta) maksimum 14 % per tahun.
Menyadari bahwa mayoritas petani memiliki skala usaha yang kecil, akses terbatas
dan posisi tawar yang lemah di pasar, Kementerian Pertanian melakukan kegiatan
pemberdayaan kelembagaan petani antara lain melalui Lembaga Mandiri yang
Mengakar di Masyarakat (LM3) dan Kelompok Tani/Gabungan Kelompok Tani
(Gapoktan). Sejak pelaksanaan kegiatan LM3 tahun 2007, Kementerian Pertanian
setiap tahunnya telah melakukan kegiatan pemberdayaan petani rata-rata untuk
1.300 LM3. Pada tahun 2011 kegiatan pemberdayaan dilaksanakan pada 1.033
LM3. Pengembangan Usaha Agribisnis pedesaan (PUAP) merupakan program
terobosan Kementerian Pertanian untuk mengentaskan masyarakat dari kemiskinan
dan pengangguran di perdesaan serta meningkatkan kemampuan dan keterampilan
anggota Gapoktan sebagai pelaku usaha agribisnis. Pada tahun 2011, dari target
10.000 desa, kegiatan PUAP berhasil dilaksanakan di 9.096 Desa/Gapoktan.
Kementerian Pertanian
Laporan Kinerja Kementerian Pertanian 2011 21
3.2. Kontrak Kinerja Menteri Pertanian dan Direktif Presiden
3.2.1. Kontrak Kinerja Akuntabilitas Keuangan dan Regulasi Sesuai dengan kontrak kinerja antar Menteri Pertanian dengan Presiden, paling
lambat pada tahun 2011 Pengelolaan Keuangan Kementerian Pertanian ditargetkan
memperoleh opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari BPK-RI. Dalam rangka
pemenuhan target tersebut, pada tahun 2010 dan 2011, Kementerian Pertanian
telah berupaya : (1) Menertibkan Laporan Keuangan Kementerian, (2) Melakukan
review laporan keuangan untuk memenuhi kriteria penilaian dengan opini WTP, (3)
Melakukan penertiban pengelolaan aset pada seluruh Eselon I lingkup Kementerian
Pertanian, (4) Melaksanakan pemeriksaan kinerja dan pemeriksaan khusus pada
unit kerja lingkup Kementerian Pertanian dalam rangka mewujudkan Good
Governance, (5) Mewujudkan Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) di lingkungan
Kementerian Pertanian, (6) Melakukan pembinaan Sistem Pengendalian Internal
(SPI), (7) Pengawalan terhadap kegiatan-kegiatan strategi lingkup Kementerian
Pertanian, (8) Melakukan evaluasi Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
(LAKIP) seluruh eselon I lingkup Kementerian Pertanian dan (9) Melakukan
kerjasama dengan BPKP (Badan Pengawasan Keuangan Pembangunan) dan
merekrut tenaga BPKP sebagai Kepala Biro Keuangan dan Perlengkapan
Kementerian Pertanian. Melalui berbagai upaya tersebut diharapkan pada tahun
2011 pengelolaan keuangan Kementerian Pertanian diharapkan memperoleh opini
WTP.
3.2.2. Tindak Lanjut Inpres No. 14 Tahun 2011 Sesuai dengan Inpres No. 14 Tahun 2011 tentang Percepatan Pelaksanaan Prioritas
Pembangunan Tahun 2011, Menteri Pertanian mendapatkan amanat untuk
menjalankan tugas yang meliputi 10 Rencana Aksi dan 26 Sub Rencana Aksi. Kesepuluh Rencana Aksi tersebut mencakup: (1) Peningkatan integrasi PNPM
penguatan; (2) Pengelolaan air untuk pertanian; (3) Peningkatan produksi ternak
ruminansia; (4) Penyaluran bantuan dan subsidi benih tanaman pangan; (5)
Penyaluran pupuk bersubsidi; (6) Perluasan areal pertanian; (7) Pengembangan
ketersediaan dan penanganan rawan pangan; (8) Percepatan penganekaragaman
konsumsi pangan; (9) Pengembangan sistem distribusi dan stabilitas harga pangan;
dan (10) Konsep kebijakan penyediaan subsidi beras untuk masyarakat
berpenghasilan rendah/raskin.
Kementerian Pertanian
Laporan Kinerja Kementerian Pertanian 2011 22
Berdasarkan hasil penilaian UKP4 pada Laporan B12 (sampai Desember 2011),
Kementerian Pertanian telah melaksanakan seluruh rencana aksi dan mencapai
target sesuai yang ditetapkan (pencapaian berkisar antara 100% sampai dengan
227,55%).
3.2.3. Inpres No. 5 Tahun 2007 tentang Percepatan Pembangunan Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat
Dalam rangka melaksanakan penugasan Inpres 5 Tahun 2007 tentang Percepatan
Pembangunan Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat, Kementerian Pertanian
telah mengalokasikan anggaran sebesar Rp. 277,96 miliar untuk Provinsi Papua dan
sebesar Rp. 106,92 miliar untuk Provinsi Papua Barat, serta menetapkan bahwa
pembangunan pertanian di kedua Provinsi tersebut akan difokuskan pada: 1).
Merauke Integrated Food dan Energy Estate (MIFEE), 2) Pengembangan ternak
sapi potong dan babi, dan 3) Pengembangan kedelai.
1) Merauke Integrated Food dan Energi Estate (MIFEE)
Pemerintah Daerah Kabupaten Merauke telah mengalokasikan areal seluas 1,2 juta
hektar yang terbagi atas 10 klaster. Untuk jangka pendek (2011-2014), prioritas
pengembangan pada Klaster I dan IV seluas 464.954 hektar dengan lahan yang
clear and clean seluas 228.022 hektar. Komoditas pangan yang akan dikembangkan
adalah: padi, jagung, kedelai, tebu dan sapi.
Kegiatan yang telah dilakukan antara lain : (1) Telah diterbitkan grand design MIFEE,
(2) grand-launching MIFEE, (3) inventarisasi rencana investigasi dari 14 investor
dengan ijin seluas 548.315 hektar, (4) pembangunan/rehabilitasi jalan usaha tani dan
irigasi, (5) demplot System Rice of Intensification (SRI). Kendala yang dihadapi saat
ini belum diterbitkannya ijin penggunaan lahan dari HPK menjadi APL serta
infrastruktur yang terbatas. Hal lain yang ditunggu para pelaku usaha adalah
penetapan Kawasan Ekonomi Khusus di wilayah Merauke.
2) Pengembangan Ternak Sapi Potong dan Babi
Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat berpeluang menjadi sentra daerah
produksi sapi potong dan babi nasional terutama di Provinsi Papua Barat untuk 10-
15 tahun mendatang. Saat ini kegiatan operasional pengembangan sapi potong dan
babi yang telah dilaksanakan adalah Sarjana Membangun Desa (SMD) sebanyak 69
unit (Rp 900 juta) di Provinsi Papua dan 66 unit (Rp. 33,26 miliar) di Provinsi Papua
Kementerian Pertanian
Laporan Kinerja Kementerian Pertanian 2011 23
Barat, Lembaga Mandiri yang Mengakar di Masyarakat (LM3) sebanyak 7 unit (Rp.
850 juta) dan 15 unit (Rp. 2,35 miliar), PUAP sebanyak 198 Gapoktan (Rp. 19,8
miliar) di Provinsi Papua dan 207 Gapoktan (Rp. 20,7 miliar) di Provinsi Papua
Barat, Insentif Penyelamatan Sapi Betina Produktif Rp. 6,3 miliar di Provinsi Papua
Barat dan Rp. 5,8 miliar di Provinsi Papua.
3) Pengembangan Kedelai Pengembangan kedelai di NTT dilakukan secara bertahap, yaitu pada tahun 2011
seluas 2.000 hektar, tahun 2012 seluas 3.000 hektar, tahun 2013 seluas 4.000
hektar dan pada tahun 2014 seluas 5.000 hektar. Pada tahun 2011, pengembangan
kedelai dilakukan melalui: 1) pemberdayaan Balai Benih setempat untuk
menangkarkan benih sumber seluas 3,2 hektar, 2) pemberian bantuan saprodi
(pupuk kimia, Rhizobium, kapur pertanian dan pestisida), 3) pemberian paket alat
dan mesin pertanian seperti: hand traktor, power tresher, peralatan pengolahan
tahu-tempe dan susu kedelai, 4) pemberian bantuan sapi kerja kepada petani, 5)
pemberian pelatihan budidaya kedelai, panen dan pasca panen serta pengolahan
hasil, 6) Melakukan koordinasi, pembinaan, pendampingan, monitoring dan
pelaporan.
3.2.4. Arahan Presiden untuk Percepatan Pembangunan Provinsi Nusa Tenggara Timur
Sebagai tindak lanjut arahan Presiden untuk Percepatan Pembangunan Provinsi
Nusa Tenggara Timur, maka berdasarkan potensi wilayah, Kementerian Pertanian
telah menetapkan untuk mengembangkan produksi jagung dan ternak sapi potong,
serta pembangunan embung di Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Untuk mendukung upaya pengembangan produksi jagung, pada tahun 2011 dimulai
pembangunan 1 Unit Pengolah Biji (UPB) jagung komposit di Nusa Tenggara Timur
dengan kapasitas 2 ribu ton setiap tahunnya. Pada tahun 2011 produksi jagung di
Nusa Tenggara Timur (Angka Ramalan III) sebesar 522,97 ribu ton.
Pengembangan ternak sapi potong difokuskan di Kabupaten Belu dan Kabupaten
Kupang melalui: (i) peningkatan populasi, (ii) pengembangan pakan, (iii) regulasi
distribusi bibit, ternak dan daging, (iv) penguatan kelembagaan, (v) peningkatan
produktivitas, dan (vi) penguatan infrastruktur. Pengembangan ternak sapi potong
dilakukan untuk meningkatkan populasi melalui penambahan indukan sapi, yang
Kementerian Pertanian
Laporan Kinerja Kementerian Pertanian 2011 24
pada tahun 2011 sudah terealisasi sebanyak 2.058 ekor. Untuk mengatasi
ketersediaan air, telah dibangun embung sebanyak 328 unit di 19 Kabupaten.
3.2.5. Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia 2011-2025
Kementerian Pertanian menindaklanjuti rencana Pengembangan Koridor Ekonomi
Indonesia di 6 Koridor Ekonomi yang telah direncanakan. Dari 6 Koridor Ekonomi
Kementerian Pertanian ditunjuk sebagai ketua Tim Kerja Koridor Ekonomi
Kalimantan, 5 Koridor Ekonomi lainnya, kementerian lain sebagai Ketua Tim Kerja.
Pada Koridor Ekonomi Kalimantan telah disusun data dasar terkait dengan potensi
sumberdaya alam termasuk potensi pengembangan energi (migas dan batubara),
mineral (besi baja dan bauksit), kelapa sawit, dan potensi pengembangan pertanian
pangan, peternakan, dan perikanan sebagai sektor pendukung MP3EI koridor
ekonomi Kalimantan. Hasil pemetaan potensi lahan untuk ekstensifikasi padi dan
palawija seluas 2,7 juta hektar, pengembangan kelapa sawit dan karet 5,8 juta
hektar. Untuk pengembangan padi telah dirancang Food Estate di Kabupaten
Pontianak seluas 20 ribu hektar, di Kabupaten Kubu Raya seluas 19 ribu hektar, dan
Kabupaten Bulungan seluas 30 ribu hektar.
Untuk koridor Ekonomi Sumatera, Kementerian Pertanian akan fokus
mengembangkan kelapa sawit dan karet. Sedangkan untuk Koridor Ekonomi Jawa
sebagai Sentra Pengembangan Industri Makanan/Pangan difokuskan pada
pengembangan industri makanan/pangan melalui penumbuhan industri di pedesaan
yang mengolah produk-produk pertanian menjadi produk olahan makanan.
Pada koridor Sulawesi, Kementerian Pertanian telah membangun kawasan sentra
produksi padi, jagung dan kakao berdasarkan potensi agro-ekosistem dan
memfasilitasi kegiatan penyediaan infrastruktur, perbenihan maupun pemberdayaan
petani. Sedangkan pada Koridor Ekonomi Bali-NTB-NTT Kementerian Pertanian
akan mengembangkan koridor ini sebagai sentra produksi jagung, kedelai dan
ternak. Pada tahun 2011 telah dialokasikan anggaran di Bali, NTB dan NTT untuk
mendukung pengembangan jagung, kedelai dan ternak. Adapun untuk koridor
Ekonomi Papua, Kementerian Pertanian akan mengembangkan Koridor Ekonomi ini
sebagai sentra produksi pangan, perkebunan dan peternakan.
Kementerian Pertanian
Laporan Kinerja Kementerian Pertanian 2011 25
IV. KEGIATAN MENTERI PERTANIAN TAHUN 2011
Pada tahun 2011, Menteri Pertanian telah melakukan berbagai kegiatan dalam
rangka penyampaian kebijakan pembangunan pertanian dan motivasi gerakan
pembangunan kepada masyarakat melalui berbagai media massa cetak maupun
elektronik. Kegiatan tersebut antara lain berupa konperensi pers, talkshow/dialog di
media elektronik (televisi dan radio), wawancara dengan media cetak
(harian/tabloid/majalah), kunjungan ke media massa serta kunjungan kerja ke
berbagai daerah.
Menteri Pertanian melakukan konferensi pers sebanyak 18 kali (Lampiran 1);
talkshow/dialog di media elektronik di berbagai Stasiun Televisi sebanyak 27 kali
(Lampiran 2); Adapun awancara dengan media cetak sebanyak 12 kali (Lampiran 3).
Selain itu Menteri pertanian juga melakukan kunjungan ke beberapa media massa
untuk menjelaskan berbagai kebijakan pembangunan pertanian, antara lain ke
Harian Indopos, Kompas, Sinar Harapan dan Tempo.
Terkait dengan pemberitaan pembangunan pertanian, berdasarkan hasil monitoring,
sejak bulan Januari sampai dengan Desember 2011 diperoleh hasil sebagai berikut:
(1) Di media cetak, dengan bersumber pada 20 media cetak utama dan 1 media
online selama tahun 2011 terdapat 10.560 berita terkait pertanian, dengan topik
utama masalah perberasan (279 berita); gula (123 berita); dan CPO (81 berita).
(2) Pemberitaan yang berupa pernyataan pimpinan Kementerian Pertanian
berjumlah 1.481 berita, dimana pernyataan Menteri Pertanian berjumlah 690
berita (47%), Wakil Mentan 311 berita (21%), dan berita pernyataan para
pejabat Eselon I.
(3) Pemberitaan di 13 stasiun televisi nasional, selama tahun 2011 terdapat 2.627
berita pertanian, dimana 1.814 berita atau 69 % diantaranya ditayangkan di
TVRI, TV One 259 berita (9,85%) dan Metro TV 238 berita (9,05%).
(4) Kegiatan kunjungan kerja ke daerah untuk melihat kondisi lapangan, pemberian
bantuan dan motivasi gerakan, dialog dengan petani tentang program
pembangunan pertanian, selama tahun 2011 telah dilakukan kunjungan
sebanyak 46 kali (Lampiran 4).
Kementerian Pertanian
Laporan Kinerja Kementerian Pertanian 2011 26
V. KENDALA DAN RENCANA TINDAK LANJUT MENDATANG
5.1 Kendala Teknis yang Dihadapi
Beberapa kendala teknis yang dihadapi dalam pelaksanaan program dan kegiatan
pembangunan petanian tahun 2011, antara lain: (1) dampak perubahan iklim, (2)
kepemilikan lahan sempit dan laju konversi lahan pertanian pangan, (3) permodalan
petani masih sulit diakses dan (4) kelembagaan petani masih lemah, dan (5)
Prasarana pertanian terutama jalan perdesaan dan rusaknya jaringan irigasi.
Gejala perubahan iklim sangat dirasakan dampaknya terutama dalam hal
pergeseran pola tanam, ketersediaan air, dan eksplosi hama dan penyakit tanaman
dan hewan yang pada akhirnya berdampak pada penurunan produksi pertanian.
Kondisi kepemilikan lahan petani dibawah 0,5 hektar, laju konversi lahan sawah ke
non sawah sebesar 187.720 ha per tahun, dengan rincian alih fungsi ke non
pertanian sebesar 110.164 ha per tahun dan alih fungsi lahan ke pertanian lainnya
sebesar 77.556 ha per tahun. Adapun alih fungsi lahan kering pertanian ke non
pertanian sebesar 9.152 ha per tahun (Sumber: BPS 2004) berakibat pada
penurunan kapasitas produksi pangan dan mengancam ketahanan pangan.
Keterbatasan modal petani sangat menghambat kemampuan petani dalam
meningkatkan produksi, mutu, nilai tambah dan daya saing produk pertanian. Petani
kesulitan akses ke perbenihan, termasuk akses pada skim kredit, seperti KPEN-RP
dengan realisasi baru 4,7% dan KUPS baru 10,15% dari komitmen bank.
Kelembagaan petani yang belum solid mengakibatkan manajemen produksi yang
kurang efektif serta meningkatkan biaya produksi sehingga nilai produk kurang
berdaya saing.
Pada tahun 2011, jumlah penyuluh yang ada sebanyak 51.167 tenaga penyuluh.
Idealnya setiap satu desa difasilitasi dengan satu penyuluh (jumlah desa di
Indonesia sebanyak 73.000) sehingga masih kekurangan 21.833 penyuluh. Untuk
menghadapi serangan hama masih dibutuhkan 3.060 Pengamat Organisme
Pengganggu Tanaman (POPT). Sedangkan jumlah kelembagaan petani (Gapoktan)
Kementerian Pertanian
Laporan Kinerja Kementerian Pertanian 2011 27
yang difasilitasi oleh Kementerian Pertanian pada tahun 2011 sebanyak 33.488
kelompok.
Keterbatasan dukungan prasarana pertanian, khususnya prasarana pengairan,
mengakibatkan pengelolaan lahan tidak optimal terutama yang terkait dengan
peningkatan indeks pertanaman dan produktivitas.
5.2. Kendala Administrasi Pembangunan
Di samping kendala teknis terdapat pula kendala administrasi yang mengurangi
efektifitas dalam pencapaian sasaran pembangunan pertanian, antara lain (1) tahun
fiskal yang tidak sinkron dengan kalender tanam di mana tahun fiskal tidak sesuai
dengan kalender tanam; (2) Sistem Pengadaan Barang/Sarana Produksi Pertanian
Tertentu (misal benih) perlu disesuaikan dengan karakteristik pertanian yang sangat
dinamis dan tergantung iklim, sehingga sering tidak tersedia sepanjang waktu dan
mudah rusak; (3) Sinergitas dan koordinasi program lintas sektor dan antara pusat
dan daerah belum berjalan optimal. Pembangunan pertanian memerlukan sinergi
dan dukungan dari sektor-sektor lain, seperti Kementerian PU, Perdagangan,
Industri, Koperasi dan UKM, Kehutanan, Perhubungan dan Perbankan.
5.3 Rencana Tindak Lanjut Dan Kegiatan Mendatang
5.3.1. Antisipasi Kendala Teknis
Dalam rangka antisipasi terhadap dampak perubahan iklim, berbagai upaya yang
akan dilakukan ke depan antara lain adalah: (1) upaya meningkatkan kemampuan
petani dan petugas lapangan melakukan prakiraan iklim, langkah antisipasi, mitigasi
dan adaptasi yang diperlukan. Kegiatan sekolah lapang iklim (SLI) terus
ditingkatkan, (2) mengembangkan teknologi tepat guna, (3) menciptakan varietas
yang tahan terhadap banjir, kekeringan, dan (4) menerbitkan rencana aksi
Kementerian Pertanian dalam rangka penurunan Gas Rumah Kaca (GRK) dan
Implementasi penanganan Dampak Perubahan Iklim (DPI) secara terukur.
Untuk melindungi terjadinya konversi lahan pertanian ke penggunaan untuk
kepentingan non pertanian diperlukan sosialisasi dan implementasi UU 41/2009
tentang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan oleh Pemerintah
Daerah, khususnya ketersediaan lahan untuk mencapai swasembada kedelai dan
tebu pada tahun 2014, dimana diperlukan lahan untuk pengembangan kedelai
Kementerian Pertanian
Laporan Kinerja Kementerian Pertanian 2011 28
seluas 500 ribu hektar dan untuk lahan tebu seluas 350 ribu hektar. Di samping itu
perlu dihindari terjadinya kompetisi pemanfaatan lahan dengan padi dan jagung.
Dalam rangka mengatasi permodalan petani sekaligus memberikan pelindungan
terhadap resiko usahatani yang sangat tergantung pada iklim, maka perlu
percepatan pembahasan RUU Perlindungan dan Pemberdayaan Petani. RUU ini
akan menjadi dasar hukum bagi terwujudkan sistem pembiayaan yang mudah
diakses petani, juga mewujudkan sistem asuransi usahatani dan petaninya. Saat ini
guna menjembatani akses petani terhadap sumber permodalan, telah dilakukan
pemberdayaan kelembagaan usaha kelompok sebagai cikal bakal lembaga
keuangan mikro di perdesaan.
Untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pengelolaan usaha tani dan
meningkatkan posisi tawar petani dalam berusahatani diprioritaskan pemberdayaan
kelembagaan petani mulai dari kelompok tani, gapoktan, koperasi serta
pengembangan pola kemitraan dengan pelaku usaha untuk memperpendek rantai
pasar dan meningkatkan margin yang diperoleh petani. Agar pengangkutan lebih
efesien maka transportasi komoditi pertanian diupayakan dengan menyediakan
gerbong kereta khusus untuk mengangkut sapi dan komoditi pertanian lainnya.
Pengembangan prasarana pertanian khususnya prasarana pengairan menjadi
prioritas dalam mendukung perluasan areal tanam melalui peningkatan indeks
pertanaman dilaksanakan dengan bersinergi dengan program yang dilaksanakan
oleh Kementerian Pekerjaan Umum, yang difokuskan pada wilayah-wilayah yang
telah ada atau yang baru dibangun/direhabilitasi jaringan irigasi primer dan
sekundernya. Upaya yang dilakukan Kementerian Pertanian antara lain melalui
pengembangan irigasi permukaan, pengembangan irigasi partisipatif, perbaikan dam
parit, pembuatan embung, dan pengembangan air tanah dalam.
Keterpaduan lintas sektor, subsektor dan pusat-daerah dalam membangun kawasan
diharapkan mampu menumbuhkan kawasan-kawasan pertanian, seiring dengan
pengembangan industrialisasi di perdesaan. Dengan adanya industri hilir berbasis
agro di perdesaan diharapkan dapat menyerap tenaga kerja di perdesaan. Industri di
perdesaan ini konektivitas dengan pusat-pusat petumbuhan ekonomi dan
tumbuhnya ekonomi secara seimbang antara desa-kota.
Kementerian Pertanian
Laporan Kinerja Kementerian Pertanian 2011 29
Pembangunan pertanian ke depan akan lebih difokuskan untuk meningkatkan
produktivitas pertanian dengan cara membangun komoditas strategis dan unggulan
nasional berbasis kawasan sentra produksi, secara terpadu dan berkelanjutan.
Komoditas yang mempunyai keunggulan komparatif dan kompetitif terus
dikembangkan di kawasan yang memenuhi kriteria/persyaratan, antara lain
kesesuaian agro-ekosistem dan tata ruang wilayah, serta memperhatikan aspek
ekologi dan sosial budaya masyarakat. Produktivitas tenaga kerja petani terus
ditingkatkan lagi melalui berbagai pelatihan, peningkatan kapasitas, peningkatan
produksi, produktivitas dan lainnya.
5.3.2. Saran Penyempurnaan Administrasi Pembangunan
Terkait dengan upaya mengatasi berbagai kendala administrasi pembangunan,
diperlukan penyempurnaan administrasi pembangunan adalah sebagai berikut : (1)
Terkait tidak sinkronnya tahun fiskal dengan kalender tanam, maka sistem
perencanaan perlu disesuaikan yaitu program direncanakan menjadi T-1 (program
tahun 2011 diperhitungkan output dan dampaknya pada sasaran tahun 2012 dan
seterusnya). Pada prinsipnya upaya peningkatan produksi pangan merupakan proses
satu musim tanam; (2) Terkait dengan pengadaan bantuan sarana produksi, maka
dengan tetap berpedoman pada harga yang efisien; menghindari monopoli;
menghindari KKN, namun proses pelelangan memerlukan waktu yang relatif lama
(± 45 hari) sehingga penyaluran bantuan sarana produksi sering menjadi tidak tepat
waktu, maka diusulkan pengadaan bantuan sarana produksi dapat dilaksanakan
melalui : (a) Public Service Obligation (PSO) oleh BUMN yang sesuai dengan
penugasannya, dengan penetapan harga berdasarkan rekomendasi BPKP dan
pelaksanaannya diaudit oleh BPK; (b) Mengingat bahwa bantuan sarana produksi
merupakan belanja yang hampir dikatakan rutin, maka harga jenis barang tersebut
agar ditetapkan oleh pemerintah (dalam hal ini oleh Menteri Keuangan). Penetapan
harga sarana produksi tersebut direkomendasikan oleh BPKP dan LKPP yang dapat
ditinjau sesuai perkembangan pasar. Proses penetapan calon pelaksana pengadaan
tetap dilakukan dengan pelelangan tetapi hanya mencakup penilaian teknis sehingga
proses pelelangan menjadi lebih dipersingkat; (c) Tindak lanjut dan rencana kegiatan
mendatang adalah mewujudkan koordinasi dan lintas sektor dan antar pusat-daerah
yang efektif dalam rangka membangun sinergisme kegiatan antar sektor, wilayah,
komoditas dan waktu pelaksanaannya, sehingga tidak terjadi tumpang tindih.
Kementerian Pertanian
Laporan Kinerja Kementerian Pertanian 2011 30
VI. PENUTUP
Tahun anggaran 2011 merupakan tahun ke-2 periode Kabinet Indonesia Bersatu II.
Dalam kontrak kinerja Menteri Pertanian telah ditetapkan visi, misi, sasaran dan
program pembangunan pertanian yang akan diwujudkan pada tahun 2014. Target 4
sukses pembangunan secara bertahap kita wujudkan. Angka-angka indikator kinerja
pembangunan dan sasaran produksi menunjukkan peningkatan walaupun belum
sepenuhnya mencapai target yang ditetapkan karena adanya prasyarat yang kurang
mendukung dan permasalahan yang berada di luar kewenangan manajemen
Kementerian Pertanian. Kebijakan pemerintah telah berada pada track yang benar,
namun perlu dipacu percepatan pelaksanaannya.
Dalam pencapaian sasaran-sasaran yang telah ditetapkan dalam RPJM 2012
Kementerian Pertanian berupaya untuk secara terus menerus meningkatkan
konsolidasi internal disamping upaya meningkatkan kerjasama dan koordinasi lintas
sektor dengan para pemangku kepentingan terkait, terutama agar program
pembangunan mampu menggerakkan masyarakat mendukung pencapaian sasaran.
Dalam lingkup internal Kementerian Pertanian, berbagai upaya peningkatan
efesiensi dan efektivitas dalam pengelolaan anggaran dan kegiatan melalui
refocusing kebijakan serta pembenahan manajemen selaras dengan upaya-upaya
reformasi birokrasi yang akuntabel, sehingga mampu mengakselerasi kinerja
Kementerian Pertanian dalam mencapai sasaran-sasaran yang telah ditetapkan.
Untuk menghadapi berbagai tantangan dan kendala yang dihadapi dalam upaya
pencapaian sasaran peningkatan produksi, daya saing dan peningkatan
kesejahteraan petani antara lain dampak perubahan iklim, tambahan ketersediaan
lahan, penciptaan iklim investasi, penyediaan dan akses terhadap permodalan,
implementasi berbagai peraturan perundang-undangan, memerlukan komitmen dan
kerjasama yang tinggi. Sinergitas program dan kegiatan dari berbagai instansi, baik
secara lintas sektor maupun secara vertikal (pusat dan daerah) akan mampu
meningkatkan efetivitas pembangunan. Didukung sinergi gerakan di antara para
pelaku pembangunan pertanian, yaitu pemerintah, pelaku usaha dan masyarakat,
maka sasaran yang ditetapkan diharapkan dapat tercapai.
Kementerian Pertanian
Laporan Kinerja Kementerian Pertanian 2011 31
LAMPIRAN
Kementerian Pertanian
Laporan Kinerja Kementerian Pertanian 2011 32
Lampiran 1. Daftar Konperensi Pers yang Dilakukan Menteri Pertanian Selama
Tahun 2011
No. Kegiatan Hari/Tanggal
1 Pengukuhan Tim Penyusunan Visi, Misi Program Strategis Jangka Panjang Pembangunan Pertanian Tahun 2013‐2035 oleh Menteri Pertanian
Selasa, 4 Januari 20011
2 Workshop Peningkatan Produksi Beras Nasional (P2BN) dalam rangka menghadapi dampak perubahan iklim oleh Menko Perekonomian, Menteri Pertanian, Menteri BUMN, Ketua Komisi IV DPR RI
Selasa, 11 Januari 2011
3 Lauching PuPS Versi 2.0 serta Pembukaan Working Plan IRRI
oleh Mentan
Kamis, 20 Januari 2011:
4 Persiapan Uji Lapang Konsep Sistem Pembangunan Perkebunan Kelapa Sawit berkelanjutan Indonesia/Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO) System, kepada perusahaan perkebunan terpilih yang dibuka Wakil Menteri.
Juma't, 4 Pebruari 20011:
5 Pertemuan steering cominitte RI ‐ Iran on Agricultural Cooperation
Selasa, 22 Pebruari 2011:
6 Menteri Pertanian melakukan penandatanganan MoU dengan Kepala Badan Pusat Statistik RI
Kamis, 3 Maret 2011:
7 Wakil Menteri Pertanian menerima Kunjungan Menteri Pertanian, Perikanan dan Kelautan Australia dan dilanjutkan dengan Bilateral Meeting.
Rabu, 9 Maret 2011:
8 Menteri Pertanian membuka ' Ministerial Confernce On Biodiversity, Food Security and Climate Change", The Fourth Session of the Governing Body of the International Treaty On Plant Genetic Resources for Food and Agriculture (ITPGRFA) di Denpasar Bali.
Sabtu, 12 Maret 2011:
Kementerian Pertanian
Laporan Kinerja Kementerian Pertanian 2011 33
No. Kegiatan Hari/Tanggal9 Menteri Pertanian memberi penjelasan mengenai hama Ulat Bulu.
Juma't, 8 April 2011
10 Menteri Pertanian melakukan Launching Cyber Extension dan memberi arahan pada Temu Teknis Penyuluhan Pertanian serta dilanjutkan dengan Dialog Interaktif.
Rabu, 13 April 2011
11 Menteri Pertanian memberikan penjelasan hasil kunjungan kerja ke Spanyol dan Perancis mengenai Palm Oil Campaign di VIP room Bandara Soekarno Hatta. Cengkareng Prop. Banten.
Sabtu, 30 April 2011
12 Menteri Pertanian memberi penjelasan tentang hasil pertemuan dengan Tim Pemerintah Australia mengenai sikap pemerintah Indonesia terhadap kebijakan penghentian Impor Sapi ke Indonesia.
Selasa, 14 Juni 2011
13 Menteri Pertanian Memberikan penjelasan Strategi Ketersediaan Pangan dalam rangka menghadapi Hari‐Hari Besar Keagamaan Nasional (HKBN) tahun 2011
Jum'at, 22 Juli 2011
14 Menteri Pertanian didampingi Kepala Badan Pusat Statistika (BPS) menyampaikan hasil awal pendataan sapi perah dan kerbau tahun 2011 (PSPK 2011) / Konperensi
Jum'at, 12 Agustus 2011
15 Retreat Menteri Perekonomian yang dihadiri oleh 14 Menteri serta 20 Gubernur, dalam rangka pemenuhan kebutuhan pangan
Senin, 19 september 2011
16 Konferensi Pers ASEAN Ministers On Agriculture and Forestry (AMAF) Ke‐33olehMenteri Pertanian RI yang didampingi oleh
Jum'at, 7 Oktober 2011
17 Konperensi Pers Menteri Pertanian mengenai Kebijakan Pintu Masuk buah, sayur dan umbi lapis Impor serta PSAT yang baru.
Rabu, 14 Desember 2011
18 Konperensi Pers tentang " Pelaksanaan Kebijakan Subsidi Pupuk Tahun 2012" oleh Wakil Menteri Pertanian dan Dirjen PSP.
Jum'at, 30 Desember 2011
Kementerian Pertanian
Laporan Kinerja Kementerian Pertanian 2011 34
Lampiran 2. Daftar Talkshow/Dialog Menteri Pertanian di Media Elektronik Januari-Desember 2011
No Televisi Tema Tanggal 1. Dialog Mentan di TVRI Ketahanan Pangan mengantisipasi
Perubahan Iklim Rabu, 12 Januari 2011
2. RRI Pro 3 FM Pencanangan Program Menyikapi Anomali Iklim untuk Mempertahankan Keamanan Pangan
Rabu, 12 Januari 2011
3. Dialog Mentan di JAK -TV Perkembangan Harga bahan Pangan Strategi
Rabu, 26 Januari 2011
4. RRI Pro 3 FM Rencana Peningkatan Produksi Pangan Utama dan Hasil Audit Lahan
Kamis, 17 Februari 2011
5. Siaran Tunda/Ulang di TVRI Satu Tahun Kinerja Mentan Minggu, 20 Februari 2011
6 Talkshow di MetroTV Agribisnis Kelapa Sawit ”Prospek Yang Terbelenggu”
Jumat, 28 Februari 2011
7. Dialog Mentan di TV One Program Pembangunan Pertanian Rabu, 9 Maret 2011
8. TalkShow di TVRI Program Pembangunan Pertanian Senin, 21 Maret 2011
9. TalkShow di MetroTV Teror Harga Pangan, Ketahanan Pangan Perubahan Iklim dan Dampak Bencana Jepang
Senin, 28 Maret 2011
10. TalkShow di Jak-TV Senin, 4 April 2011
11. TalkShow di Metro TV Potensi Corporate Social Responsibility (CSR) Sebagai Motor Penggerak Agribisnis dan Konservasi Lingkungan
Kamis, 14 April 2011
12. TalkShow di TVRI - Kamis, 14 April 2011
13. Siaran Tunda/Ulang di TVRI Temu Wicara Mentan dengan Para Petani / Peternak di Kabupaten Tegal Jawa Tengah
Kamis, 8 Sep 2011
14. Dialog Mentan di TVRI Pembangunan Pertanian Jumat, 15 Sep 2011
15. Dialog Mentan di ANTV Isu-isu masalah Pertanian Jumat, 22 Sep 2011
16. TalkShow di MetroTV Revitalisasi Gula Nasional Sabtu, 23 Sep 2011
17. TalkShow di MetroTV Swasembada Daging Sapi, Sudah Sampai Dimana?
Selasa, 26 Sep 2011
18. TalkShow di MetroTV Pembiayaan di Sektor Pertanian Rabu, 27 Sep 2011
19. Dialog Mentan di TVRI Program Pembangunan Pertanian Selasa, 4 Oktober 2011
20. Dialog Mentan di Kompas TV Masa Depan Pertanian Indonesia Ditengah Krisis Dunia Serta Upaya Penguatan Sektor Pertanian Menghadapi Krisis Global
Rabu, 5 Oktober 2011
21. Dialog Mentan di Kompas TV Pembangunan Pertanian Kamis, 13 Oktober 2011
22 Chanel News Asia Television Ketahanan Pangan dan Kelapa Sawit Senin, 24 Oktober 2011
23. Dialog di Media Elektronilk (TVRI )
Dialog Menteri Pertanian pada acara ITF (Indonesia Tropical Fruit) di Surabaya
Selasa, 29 November 2011
24. Dialog Mentan di Kompas TV Ketahanan Pangan Kamis, 8 Desember 2011
25. TalkShow di Metro TV Revitaslisasi Industri Perbenihan dan Pembibitan
Senin, 5 Desember 2011
26. Dialog di Radio Sindo Seputar Pertanian Jumat, 9 Desember 2011
27. Dialog Mentan di TVRI Menggunakan dan Makan Tanaman Sendiri, Mau Tidak?
Senin, 12 Desember 2011
28. Dialog di Metro TV Kebijakan Perpupukan untuk Sektor Pertanian
Senin, 19 Desember 2011
Kementerian Pertanian
Laporan Kinerja Kementerian Pertanian 2011 35
Lampiran 3. Wawancara Menteri Pertanian dengan Media Cetak tahun 2011
NO MAJALAH/TABLOID/KORAN TOPIK TANGGAL 1 Agrofarm Visi dan Misi Kementerian Pertanian Tahun 2011 4 Januari 2011
2 . Investor Daily
Ketahanan Pangan Nasional
13 Januari 2011
3 Jurna l Nasional Ketahanan Pangan dan Naiknya Harga Cabai 18 Januari 2011
4 Majalah Tempo Upaya antisipasi Kementerian Pertanian akibat perubahan
iklim ekstrim (climate chance) terhadap seluruh produk pertanian.
20 Januari 2011
5 Majalah Gatra Musim panen pa di tahun 2011 serta pengaruh anomali iklim terhadap produktivitas tanaman pangan:
16 Pebruari 2011
6 Agro Indonesia
Pertanaman Tahun 2011
19 Pebruari 2011
7 Reuters Strategi Ketahanan Pangan Indonesia 28 Pebruari 2011
8 Oxford Business Group Strategi Menghadapi Perubahan Iklim 28 Maret 2011
9 ABC Australia Network Ketahanan Pangan Nasional 12 April 2011 1 0 Investor Magazine Perubahan Iklim 12 April 2011
1 1 Jurnal Diplomasi Ketahanan Pangan Nasional 10 Oktober 211
1 2 Chanel News Asia Tele vision Ketahanan Pangan dan Kelapa Sawit 24 Oktober 2011
Kementerian Pertanian
Laporan Kinerja Kementerian Pertanian 2011 36
Lampiran 4. Daftar Kunjungan Kerja Menteri Pertanian ke Daerah Tahun 2011 A. Kunjungan Kerja Menteri Pertanian sebanyak 46 kali :
No. Provinsi Kegiatan Hari/Tanggal
1 Jawa Barat Menteri Pertanian melakukan panen cabe, di Sukabumi
Minggu, 9 Januari 2011
2 D.I. Yogyakarta dan Kabupten Magelang Menteri Pertanian, Menteri Pekerjaan Umum, dan Menteri Sosial, melakukan kunjungan kerja. Kompeten Keamanan Pangan Daerah (OKKPD) di Sumatera Utara.
Minggu, 23 Januari 2011
3 Banten Menteri Pertanian melakukan kunjungan kerja di Kab. Lebak dalam rangka panen Padi Semi Organik.
Jum'at, 4 Februari 2011
4 Jawa Tengah Menteri Pertanian melakukan Panen Padi, penyerahan bantuan dan temu wicara di Kab. Sragen
Rabu, 16 Februari 2011
5 Jawa Barat Menteri Pertanian melakukan Panen Raya Padi Varietas Inpari 13 serta membuka acara Open House MT. 1 Thn. 2011 di Balai Besar Penelitian Tanaman Padi Sukamandi Subang
Rabu, 23 Februari 2011
6 Jawa Tengah. Wakil Menteri Pertanian melakukan Penyerahan simbolik produk buah dan sayuran dalam negeri kepada Siswa/Siswi dalam rangka Gerakan Mencintai Buah dan Sayur dalam negeri, serta MoU dan Temuwicara dengan Petani, Pelaku Usaha Agribisnis bersama Gubernur jawa Tengah.
Kamis, 24 Februari 2011
7 Sumatera Utara. Menteri Pertanian melakukan Launching ekspor Hortikultura dari Sumatera Utara ke Singapore, Revitalisasi Pasar Tani dan Sosialisasi Peran Otoritas Kompeten Keamanan Pangan Daerah (OKKPD)
Rabu, 2 Maret 2011:
Kementerian Pertanian
Laporan Kinerja Kementerian Pertanian 2011 37
No. Provinsi Kegiatan Hari/Tanggal
8 Bali, Denpasar Menteri Pertanian Membukaan 17" Meeting of the OIE Sub Commission for Foot and Mouth Dissease in South East Asia and China (SEACFMD)
Senin, 7 Maret 2011
9 Sumatera Selatan, Kabupaten Muara Enim
Menteri Pertanian melakukan Panen Padi SRI Organik di Kabupaten Muara Enim Provinsi Sumatera Selatan.
Sabtu, 12 Maret 2011
10 Jawa Barat Menteri Pertanian melakukan kunjungan ke desa Cireundeu Kab. Cimahi dalam rangka percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan (P2KP)
Minggu, 13 Maret 2011
11 Bali. Menteri Pertanian membuka GB‐4 di Denpasar
Senin, 14 Maret 2011
12 Sumatera Utara Menteri Pertanian melakukan Pencanangan Visi 35 ‐ 26 dan Peluncuran ISPO di Medan.
Rabu, 30 Maret 2011
13 Jawa Timur. Menteri Pertanian meresmikan lokasi Kawasan Rumah Pangan Lestari model pedesaan dan dilanjutkan Temu Wicara dengan petani Pacitan
Sabtu, 9 April 2011
14 Sulawesi Tanggara. Menteri Pertanian meninjau Sub Station Kakao dan Ekspose rencana pengembangan Tebu di Konawe Selatan
Rabu, 20 April 2011
15 Sulawesi Tenggara Menteri Pertanian menyaksikan Penandatanganan MoU antara Balitnak dengan Pemda Muna dalam rangka program penggemukan Sapi ternak pola Klaster, serta dilanjutkan Temu Wicara dengan Stakeholder peternakan di Kabupaten Muna
Kamis, 21 April 2011
16 Kalimantan Timur Menteri Pertanian bersama Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian melakukan peninjauan kesiapan lokasi Penas ke XIII di Kutai Kartanegara, Tenggarong
Selasa ‐ Rabu, 10 ‐ 11 Mei 2011
Kementerian Pertanian
Laporan Kinerja Kementerian Pertanian 2011 38
No. Provinsi Kegiatan Hari/Tanggal17 Jambi Menteri Pertanian membuka Rapat
Koordinasi Teknis dengan Jajaran lingkup Pertanian Prop. Jambi dan
Minggu‐Senin, 15 ‐ 16 Mei 2011
18 Nusa Tenggara Timur Menteri Pertanian melakukan Panen Raya Padi di Kabupaten Rote Ndao, Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Selasa ‐ Rabu, 17 ‐ 18 Mei 2011
19 Kalimantan Barat Pontianak: Menteri Pertanian melakukan Launching Gerakan Perempuan untuk optimalisasi
Senin ‐ Selasa, 30 ‐ 31 Mei 2011
20 Sumatera Barat Menteri Pertanian membuka Live Stock Expo 2011 dan Temu Wicara dengan Peternak di Padang
Kamis ‐ Jumát, 2 ‐ 3 Juni 2011
21 DI Yogyakarta Menteri Pertanian membuka pertemuan Kepala Dinas dan Kota Provinsi serta Asosiasi Pupuk Organik di Kabupaten Sleman
Sabtu‐Minggu, 11 ‐ 12 Juni 2011
22 Kalimantan Timur Menteri Pertanian melakukan peninjauan dalam rangka pembukaan Penas ke XIII, di Tenggarong Kabupaten Kutai Kertanegara, Provinsi Kalimantan Timur
Kamis‐Jumát, 16 ‐ 17 Juni 2011
23 Kalimantan Timur Menteri Pertanian mendampingi Wakil Presiden RI Membuka Penas ke XIII di Tenggarong Kabupaten
Jumát‐Minggu, 17 ‐ 19 Juni 2011
24 Kalimantan Timur Menteri Pertanian melakukan Pemberian Penghargaan dari Presiden RI kepada Gubernur dan
Selasa‐Kamis, 21 ‐ 23 Juni 2011
25 D.I Yogyakarta Menteri Pertanian melakukan kunjungan kerja dalam rangka Festival Jamu Tingkat Nasional 2011 .
Rabu, 20 Juli 2011
Kementerian Pertanian
Laporan Kinerja Kementerian Pertanian 2011 39
No. Provinsi Kegiatan Hari/Tanggal26 Jawa Barat dan Jawa Tengah. Menteri Pertanian melakukan Panen
Padi dan Meninjau Gudang Bulog di Sabtu, 30 Juli 2011
27 Jawa Barat Kunjungan kerja Menteri Pertanian RI ke Sentra Peternakan Kabupaten S k b i
Rabu, 4 Agustus 2011
28 Maluku Utara Menteri Pertanian meninjau sumber benih perkebunan (Pohon Induk Cengkeh AFO Generasi III dan Pala varietas Ternate) dan dilanjutkan dengan dialog interaktif
Minggu/Senin, 21‐22 Agustus 2011
29 Kalimantan Tengah Menteri Pertanian meninjau lokasi perkebunan di Kota Waringin Timur
Selasa/Rabu, 23‐24 Agustus 2011
30 Maluku Utara. Menteri Pertanian melakukan kunjungan kerja ke tempat Sumber Benih Perkebunan (Pohon Induk Cengkeh AFO Generasi III dan Pala Varietas Ternate 1), Ternate
Minggu‐ Senin, 21‐22 Agustus 2011
31 Jawa Tengah Menteri Pertanian RI melakukan temuwicara dengan petani, peternak, penyuluh dan Gapoktani
Kamis‐Sabtu, 8‐10 September 2011
32 Jawa Tengah Menteri Pertanian melakukan Panen Kedelai dan dilanjutkan dialog dengan petani di Kabupaten
Kamis‐Jum'at, 15‐16 September 2011
33 Nusa Tenggara Barat Menteri Pertanian membuka Gelar Inovasi Teknologi (GIT) Tingkat Nasional Siswa SMK‐SPP di Kab. Lombok Barat
Jumat‐Sabtu, 16‐17 September 2011
34 Kalimantan Timur Menteri Pertanian meresmikan Food Estate bersama Dirjen Prasarana dan Sarana di Kab. Bulungan
Minggu‐Senin, 25‐26 September 2011
Kementerian Pertanian
Laporan Kinerja Kementerian Pertanian 2011 40
No. Provinsi Kegiatan Hari/Tanggal35 Sulawesi Selatan Menteri Pertanian RI melakukan
kunjungan kerja ke Kab. Bantaeng, Maros, dalam rangka penyerahan bantuan Alsin ke Gapoktan, temu wicara dengan petani Kab. Maros dan Takalan, serta penandatanganan prasasti Laboratorium Biologi Molukuler .
Sabtu‐Senin, 1‐ 3 Oktober 2011
36 Gorontalo Menteri Pertanian menghadiri acara pembukaan kegiatan Hari Pangan Sedunia (HPS) Ke‐31 oleh Wakil Presiden, di Kab. Bone Bolango
Selasa, 20 Oktober 2011
37 Nusa Tenggara Barat Menteri Pertanian melakukan kunjungan ke Lombok, dalam rangka Konsultasi Tahunan Ke‐8 dengan Pemerintah Malaysia.
Kamis, 20 Oktober 2011
38 Jawa Barat Menteri Pertanian Membuka International Seminar "The Future of Global Food Security and Safety: Issue and Justification " di Botani Square, Bogor
Kamis, 27 Oktober 2011
39 Jawa Timur Pembukaan Indonesia Tropical Fruits Festival ( ITF2) oleh Menteri Pertanian di Carefour Surabaya
Sabtu ‐ Minggu, 29‐30 Oktober 2011
40 D.I. Yogyakarta Pembukaan Pertemuan Sinkronisasi Kelembagaan Teknis, Penelitian dan Pengembangan serta Penyuluh Pertanian dalam mendukung Program Peningkatan P2BN menuju Surplus 10 Juta Ton Beras Tahun 2014 di LPP Kanpus Yogyakarta.
Senin ‐ Selasa, 31 Oktober 2011
41 Jawa Timur Menteri Pertanian RI melakukan kunjungan kerja ke Desa Ngerong, Kab Pasuruan dalam rangka panen
Rabu‐Kamis, 2‐3 November 2011
42 Jawa Tengah Peninjauan rumah APPO SKR (Bantuan Indonesia ‐ Jepang) serta penyerahan bantuan sapi, dana PUAP, jitut dan JIDES, LM3 serta Alsin Transplater di Tegal‐Brebes
Sabtu‐Minggu, 3 ‐ 4 Desember 2011
Kementerian Pertanian
Laporan Kinerja Kementerian Pertanian 2011 41
No. Provinsi Kegiatan Hari/Tanggal43 Kalimantan Tengah Dalam rangka memperingati Hari
Perkebunan Ke‐54 Dirjen Perkebunan menyelenggarakan kegiatan Bakti Krida Perkebunan, serta Workshop dengan tema " Perkebunan Berkelanjutan sebagai Penggerak Ekonomi Wilayah" . Puncak Peringatan hari perkebunan dihadiri oleh Menteri Pertanian, bertempat di GOR Tambun Bungai, Palangkaraya
Kamis ‐ Sabtu, 8‐10 Desember 2011
44 D.I. Yogyakarta Menteri Pertanian meresmikan Gedung Instiper serta membuka Kuliah Umum
Minggu‐Senin, 11‐12 Desember 2011
45 Jawa Tengah Menteri Pertanian menyerahkan bantuan Hama Traktor, Trans Planter, PUHP, UPPO, Jides/Jitut dan dilanjutkan dengan dialog dengan petani serta peninjauan lokasi JIDES di Desa Ngabayan, Kec. Karang Anom, Klaten
Rabu, 21 Desember 2011
46 DKI. Jakarta Menteri Pertanian bersama Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Menteri Perdagangan, Menteri BUMN, dan Direktur Utama Perum BULOG melakukan kunjungan Ke Pasar Induk Beras Cipinang, Pasar Jatinegara dan Gudang BULOG, Kelapa Gading
Kamis, 22 Desember 2011