Post on 08-Jul-2018
8/19/2019 Laporan Sedimentasi 6
1/17
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Tujuan Percobaan
1. Mengenal alat sedimentasi sederhana dalam proses pengendapan melalui percobaan
sistem batch dalam suatu bak berbentuk silinder.
2. Dapat menjelaskan bagaimana hubungan antara konsentrasi padatan dengan laju
sedimentasi.
3. Menghitung laju sedimentasi dengan menggunakan variasi kapur tanpa adanya
penambahan flokulan dan adanya penambahan flokulan.
1.2 Dasar Teori
1.2.1 Pengertian Sedientasi
Sedimentasi adalah adalah suatu proses yang bertujuan untuk memisahkan atau
mengendapkan zat-zat padat atau tersuspensi non koloid dalam air. Pengendapan dapat
dilakukan dengan memanfaatkan gaya gravitasi. Cara yang sederhana adalah dengan
membiarkan padatan mengendap dengan sendirinya. Setelah partikel-partikel
mengendap maka air yang jernih dapat dipisahkan dari padatan yang semula tersuspensi
di dalamnya. Cara lain yang lebih cepat dengan mele!atkan air pada sebuah bak dengan
kecepatan tertentu sehingga padatan terpisah dari aliran air tersebut dan jatuh ke dalam
bak pengendap. "ecepatan pengendapan partikel yang terdapat di air tergantung pada
berat jenis bentuk dan ukuran partikel viskositas air dan kecepatan aliran dalam bak
pengendap.
#mumnya proses sedimentasi dilakukan setelah proses koagulasi dan flokulasi
dimana tujuannya adalah untuk memeperbesar partikel padatan sehingga menjadi lebih
berat dan dapat tenggelam dalam !aktu lebih singkat. Sedimentasi bisa dilakukan pada
a!al maupun akhir dari sistem pengolahan. $ika kekeruhan dari influent tinggisebaiknya dilakukan proses sedimentasi a!al (primary sedimentation) didahului dengan
koagulasi dan flokulasi. Secondary sedimentation yang terletak pada akhir treatment
gunanya untuk memisahkan dan mengumpulkan lumpur dari proses sebelumnya
%activated sludge &D dsb' dimana lumpur yang terkumpul tersebut dipompakan ke unit
pengolahan lumpur tersendiri.
Pada umumnya sedimentasi digunakan pada pengolahan air minum pengolahan air
limbah dan dalam pengolahan air limbah tingkat lanjutan. Pada pengolahan air minum
sedimentasi khususnya untuk (
a. Pengendapan air permukaan khususnya untuk pengolahan dengan filter pasir cepat.
8/19/2019 Laporan Sedimentasi 6
2/17
b. Pengendapan flok hasil koagulasi-flokulasi khususnya sebelum disaring dengan filter
pasir cepat.
c. Pengendapan flok hasil penurunan kesadahan menggunakan soda-kapur.
d. Pengendapan lumpur pada penyisihan besi dan mangan.
Pada pengolahan air limbah sedimentasi umumnya digunakan untuk (
a. Penyisihan grit pasir atau slit %lanau'.
b. Penyisihan padatan tersuspensi pada clarifier pertama.
c. Penyisihan flok atau lumpur biologis hasil proses actived sludge pada clarifier akhir.
d. Penyisihan humus pada clarifier akhir setelah tricking filter.
Pada pengolahan air limbah tingkat lanjutan sedimentasi ditujukan untuk
penyisihan lumpur setelah koagulasi dan sebelim proses filterasi. Selain itu prinsip
sedimentasi juga digunakan dalam pengendalian partikel di udara.
1.2.2 !"asi#i$asi Sedientasi)erdasarkan konsentrasi partikel dan kemampuan partikel untuk berinteraksi
sedimentasi dibagi ke dalam empat tipe yaitu (
*. Sedimentasi +ipe ,
Sedimentasi tipe , merupakan pengendapan partikel diskret yaitu partikel yang
dapat mengendap bebas secara individual tanpa membutuhkan adanya interaksi
antarpartikel. Contohnya pada pengendapan lumpur kasar pada bak prasedimentasi
untuk pengolahan air permukaan dan pengendapan pasir pada grit chamber.
Sesuai dengan definisi di atas maka pengendapan terjadi karena adanya interaksi
gaya-gaya di sekitar partikel yaitu gaya drag dan gaya impelling. Massa patikel
menyebabkan adanya gaya drag dan diimbangi oleh gaya impelling sehingga
kecepatan pengendapan partikel konstan. aya impelling dinyatakan dalam
persamaan (
F 1= ( ρs− ρ1 )gV . %*'
Dimana (
F
1 / gaya impelling
ρs=¿ densitas massa partikel
ρ1 / densitas massa li0uid
1 / volume partikel
aya drag dinyatakan dalam persamaan (
F D=C D AC ρ(V s2
2 ) %2'Dimana ( F D / gaya drag
8/19/2019 Laporan Sedimentasi 6
3/17
C D / koefisien drag
AC / luas permukaan partikel
Vs / kecepatan pengendapan
Dalam kondisi seimbang ini maka F 1 / F D maka diperoleh persamaan(
V S=√2 g( ρ s− ρ1)V
C D ρ1 AC .. %3'
)ilaV
Ac=( 23 )d maka diperoleh (
V S=
√
4 g
3C D
( ρs− ρ1
ρ1
)d
. %4'
)esarnya nilaiC D tergantung pada bilangan 5eynold (
)ila 65e 7 * %laminer'C D=
24
N ℜ
)ila 65e / *-*84 %transisi'C D=
24
N ℜ+
3
N ℜ0,5+0,34
)ila 65e 9 *84 %turbulen' C D=0 4
)ilangan 5eynold dapat dihitung menggunakan persamaan (
N ℜ= ρdV
µ %:'
Pada kondisi aliran laminer persamaan %4' dapat disederhanakan menjadi (
V S= g
18 µ( ρ s− ρ1 )d
2
%;'
Persamaan %:' merupakan persamaan Stoke
8/19/2019 Laporan Sedimentasi 6
4/17
Sedimentasi tipe ,, merupakan pengendapan partikel flokulan. Pada sedimentasi
ini terjadi interaksi antarpartikel sehingga ukuran partikel meningkat dan kecepatan
pengendapan bertambah.
3. Sedimentasi +ipe ,,,Sedimentasi tipe ,,, merupakan pengendapan lumpur biologis dimana gaya
antarpartikel saling menahan partikel lainnya untuk mengendap.
4. Sedimentasi +ipe ,1
Pada sedimentasi tipe ,1 terjadi pemampatan partikel yang telah mengendap yang
terjadi karena berat partikel.
ambar *. >mpat +ipe Sedimentasi
1.2.3 %etode Proses Sedientasi
?da tiga metode yang digunakan dalam proses sedimentasi yaitu (
*. Metode Sedimentasi Diferensial
Metode sedimentasi diferensial %differential settling method ' memanfaatkan
perbedaan antara kecepatan terminal yang terdapat antara dua bahan yang
densitasnya berbeda. "elemahan metode ini adalah campuran bahanyang akan
dipisahkan mempunyai berbagai ukuran partikel. Partikel besar tetapi ringan akan
mengendap dengan laju yang sama dengan partikel kecil yang berat sehingga akan
didapatkan fraksi campuran.
2. Metode Sedimentasi )atch
Pada batch sedimentation dimulai konsentrasi padatan dalam tabung seragam
dan siap untuk mengendap. "edalaman total suspensi itu adalah @8. )eberapa saat
8/19/2019 Laporan Sedimentasi 6
5/17
setelah proses dimulai semua partikel dalam suspensi padatan akan mengalir jatuh
dengan kecepatan maksimum.
ambar 2. Sedimentasi )atch
$ika tidak terdapat pasir dalam campuran tersebut zat padat yang pertama
menampakkan diri adalah endapan pada dasar tabung yang terdiri dari flok yang
berasal dari bagian ba!ah campuran. Sebagaimana yang terlihat pada gambar %2b'
zat padat ini berupa flok yang terdapat di atas akan membentuk lapisan yang
dinamakan zona D. Di atas zona D terbentuk lapisan lain yaitu zona C yang
merupakan lapisan transisi dimana kandungan zat padatnya bervariasi. Di atas zona
C terdapat zona ) yang terdiri dari suspensi homogen yang konsentrasinya sama
dengan konsentrasi a!al. Di atas zona ) terdapat zona ? yang jika partikel itu
terflokulasi maka batas zona ? dan ) akan terlihat tajam. $ika terdapat partikel tidak
teraglomerasi zona ? akan keruh dan batas antara zona ? dan ) kabur.
Dengan berlangsung pengendapan kedalaman zona D dan ? bertambah
sedangkan tebal zona C tetap dan zona ) berkurang. Aal ini terlihat pada gambar
%2c'. Setelah pengendapan selanjutnya zona ) dan C hilang dan seluruh zat padat
akan terlihat terdapat pada zona D seperti terlihat pada gambar %2d'.
Setelah itu terjadi pemampatan atau kompresi. Saat pemampatan itu bermula
disebut titik kritis %critical point'. Pada pemampatan sebagian zat cair yang ikut
bersama flok ke dalam zona kompresi D akan terperas keluar karena bobot endapan
menghancurkan struktur flok. Selama pemampatan sebagian zat cair di dalam flok
menyembur keluar seperti geise kecil dan ketebalan zona ini akan berkurang.
?khirnya bila bobot zat padat telah mencapai keseimbangan mekanik dengan
8/19/2019 Laporan Sedimentasi 6
6/17
kekuatan tekan flok maka proses pengendapan akan berhenti seperti yang
ditunjukkan gambar %2e'. Pada saat itu lumpur telah mencapai tinggi akhirnya.
3. Metode Sedimentasi "ontinyu
&perasi sedimentasi secara kontinyu mempunyai karakteristik yang sama
dengan sedimentasi secara batch. )edanya terletak pada konsentrasi padatan yang
berbeda di tiap ketinggian dalam thickener . Pada operasi secara batch konsentrasi
padatan yang terdapat dalam slurry mula-mula dalah seragam sedangkan pada
thickener tidak %belum tentu'. #kuran thickener biasanya berdiameter 38 B 388 ft
dan kedalaman B *2 ft. 1olume cairan jernih yang dihasilkan per satuan !aktu
tergantung pada luas penampang yang tersedia untuk pengendapan.
ambar 3. @ona Sedimentasi pada Thickener
1.2.& !ece'atan atau Laju Sedientasi
Selama tahap a!al pengendapan kecepatan sedimentasi akan tetap sebagaimana
terlihat pada bagian pertama kurva di gambar 2. Setelah zat padatnya mengumpul di
dalam zona D laju pengendapan itu berkurang dan berangsur-angsur turun hingga
mencapai titik akhirnya. +itik kritis dicapai pada C dalam gambar 2. aju sedimentasi
lumpur berbeda-beda satu sama lain demikian pula tinggi relatif berbagai zona
pengendapannya.
ambar 4. rafik aju Sedimentasi
1.2.( )"o$u"asi dan !oagu"asi
8/19/2019 Laporan Sedimentasi 6
7/17
Elokulasi adalah proses penggabungan inti flok sehingga menjadi flok berukuran
lebih besar. Pada flokulasi kontak antar partikel melalui dua mekanisme yaitu (
• +hermal motion yang dikenal dengan bro!nian motion atau difusi atau disebut
sebagai flokulasi perikinetik.• erakan cairan oleh aktivitas pengadukan disebut flokulasi ortokinetik.
"oagulasi merupakan proses destabilisasi koloid dan partikel dalam air dengan
menggunakan bahan kimia %koagulan' yang menyebabkan pembentukan inti gumpalan.
Pada koagulasi akan terjadi (
Penurunan tegangan permukaan melalui proses netralisasi muatan atau adsorpsi. Prespitasi dari koagulan akan menyapu koloid. ?dsopsi dan pembentukan jembatan antarpartikel.
Proses koagulasi dan flokulasi hanya dapat berlangsung bila ada pengadukan.
Pengadukan pada proses koagulasi dan flokulasi merupakan pemberian energi agar
terjadi tumbukan antarpartikel tersuspensi dan koloid agat terbentuk flok sehingga dapat
dipisahkan melalui proses pengendapan dan penyaringan. Pengadukan yang digunakan
pada proses flokulasi adalah pengadukan lambat. +ujuan dari pengadukan lambat dalam
pengolahan air adalah untuk menghasilkan gerakan air secara perlahan sehingga terjadi
kontak antarpartikel untuk membentuk gabungan partikel berukuran besar. Pengadukan
lambat dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu pengadukan mekanis %tipe paddle'dan pengadukan hidrolis %baffle'.
Pengaruh flokulasi pada sedimentasi akan menyebabkan penggabungan antara
partikel halus menjadi partikel yang lebih besar melalui kontak antarpartikel tersebut.
"otak partikel dapat terjadi dengan cara (
"ontak yang disebabkan oleh gerak )ro!n. "ontak yang disebabkan oleh gerakan cairan tersebut karena pengadukan. "ontak yang dihasilkan dari partikel yang mengendap yaitu adanya tumbukan antara
partikel yang mempunyai kecepatan sedimentasi lebih besar dengan partikel yang
mempunyai kecepatan sedimentasi lebih kecil.
1.2.* Pengaru+ !oagu"an 'ada Proses Sedientasi
8/19/2019 Laporan Sedimentasi 6
8/17
"oagulan adalah zat pengendapa yang ditambahkan pada proses pengendapan dan
penyaringan. )ahan koagulan yang sering digunakan yaitu (
a. +a!as %?l2%S&4'3'
b. Eeri sulfat %Ee2%S&4'3'
c. Eeri Chlorida %EeCl3'd. Eero Sulfat %EeS&4'
e. Eero Chlorida %EeCl2'
f. 6atrium ?luminat%6a?l&2'
+a!as merupakan bahan koagulan yang paling banyak digunakan karena bahan ini
paling ekonomis %murah' mudah didapatkan di pasaran serta mudah penyimpanannya.
Selain itu bahan ini cukup efektif untuk menurunkan kadar karbonat. Dengan demikian
semakin banyak dosis ta!as yang ditambahkan maka pA akan semakin turun karena
dihasilkan asam sulfat sehingga perlu dicari dosis ta!as optimum yang harus
ditambahkan. 5eaksi yang terjadi sebagai berikut.
?l2%S&4'3 2 ?l3F F 3%S&4'
-2 .. %5eaksi *'
A2& AF F &A- ... %5eaksi 2'
2 ?l3F F ; &A- 2 ?l%&A'3 ... %5eaksi 3'
3%S&4'-2 F ; AF 3 A2S&4 . %5eaksi 4'
Pemakaian ta!as paling efektif antara pA : B =4. #ntuk pengaturan %menaikkan'
pA biasanya ditambahkan larutan kapur Ca%&A'2 atau soda abu %6a2C&3'. 5eaksi yang
terjadi sebagai berikut.
?l2%S&4'3 F 3 Ca%AC&3'2 2 ?l%&A'3 F 3 CaS&4 F ; C&2 .. %5eaksi :'
?l2%S&4'3 F 3 6a2C&3 F 3 A2& 2 ?l%&A'3 F 3 6a2S&4 F 3 C&2 %5eaksi ;'
?l2%S&4'3 F 3 Ca%&A'2 2 ?l%&A'3 F 3 CaS&4 .. %5eaksi ='
BAB II
%ET,D,L,-I
2.1 A"at dan Ba+an
2.1.1 A"at ang diguna$an/
Seperangkat alat sedimentasi batch
8/19/2019 Laporan Sedimentasi 6
9/17
$angka sorong 6eraca analitik elas kimia 2:8 :88 ml Spatula G sendok >mber sebagai tempat penampungan air "aca arloji
2.1.2 Ba+an ang diguna$an/
"apur %CaC&3' ?ir %A2&' ?luminium Sulfat %?l2%S&4'3'
2.2 Prosedur !erja
A. Percobaan tan'a engguna$an #"o$u"an dengan 'engadu$an anua"
*' Mengayak kapur yang akan digunakan dan menimbang kapur sebanyak :8
gram *88 gram *:8 gram 288 gram dan 2:8 gram kemudian
memindahkannya ke dalam tabung
2' Menambahkan air hingga mencapai ketinggian =8 cm
3' Mengocok campuran dengan cara memutar tabung H88 sebanyak *8 kali
kemudian mendiamkan dan melepaskan penutup tabung
4' Mengamati dan mencatat ketinggian suspens, setiap : menit
B. Percobaan engguna$an #"o$u"an sebana$ 1 gra dengan 'engadu$an
anua"
*' Mengayak kapur yang akan digunakan dan menimbang kapur sebanyak :8
gram *88 gram *:8 gram 288 gram dan 2:8 gram kemudian
memindahkannya ke dalam tabung pengendap
2' Menambahkan air hingga mencapai ketinggian =8 cm
3' Menambahkan * gram flokulan ke dalam tabung pengendap yang telah berisi
campuran air dan kapur 4' Mengocok campuran dengan cara memutar tabung H88 sebanyak *8 kali
kemudian mendiamkan dan melepaskan penutup tabung
:' Mengamati dan mencatat ketinggian suspensi setiap : menit
0. Percobaan engguna$an #"o$u"an sebana$ 1 gra dengan 'engadu$an
anua"
*' Mengayak kapur yang akan digunakan dan menimbang kapur sebanyak :8
gram *88 gram *:8 gram 288 gram dan 2:8 gram kemudian
memindahkannya ke dalam tabung pengendap2' Menambahkan air hingga mencapai ketinggian =8 cm
8/19/2019 Laporan Sedimentasi 6
10/17
3' Menambahkan 2 gram flokulan ke dalam tabung pengendap yang telah berisi
campuran air dan kapur
4' Mengocok campuran dengan cara memutar tabung H88 sebanyak *8 kali
kemudian mendiamkan dan melepaskan penutup tabung
:' Mengamati dan mencatat ketinggian suspensi setiap : menit
BAB III
HASIL DAN PE%BAHASAN
3.1 Data Pengaatan
Tabe" 3.1.1 Data 'ercobaan anua" tan'a 'enaba+an #"o$u"an
a$tu
enit
!etinggian 4ona $o'resibe" 56 c
(7 g 0a0,3 177 g 0a0,3 1(7 g 0a0,3 277 g 0a0,3 2(7 g 0a0,3
7 *869 *: *:6( *:68 *:6:
( ; 28 2; 43 4H
17 8; :4 **: *H: 2:;
1( 8 3= =3 *8 *H2
27 8 34 ;H *H2( 8 34 ;H *=
37 8 34 ; = *;
3( 8 34 ; = *:
&7 8 34 ; = *=H
&( 8 34 ; = *=
(7 8 34 ; = *=
(( 8 34 ; = *=
Tabe" 3.1.2 Data 'ercobaan dengan 'enaba+an 1 gra A"2S,&3
a$tu !etinggian 4ona $o'resibe" 56 c
8/19/2019 Laporan Sedimentasi 6
11/17
enit (7 g 0a0,3 177 g 0a0,3 1(7 g 0a0,3 277 g 0a0,3 2(7 g 0a0,37 ;H: ;H ;: ; ;
( 2: *: 2=: 3* 3H;
17 83 4 *2 2*: 38
1( 8 3* == *4= **
27 8 3* =4 *2 *:;2( 8 3* =3 *2; *:4
37 8 3* =3 *2: *:3
3( 8 3* =3 *2: *:3
&7 8 3* =3 *2: *:3
Tabe" 3.1.3 Data 'ercobaan dengan 'enaba+an 2 gra A"2S,&3
a$tu
enit
!etinggian 4ona $o'resibe" 56 c
(7 g 0a0,3 177 g 0a0,3 1(7 g 0a0,3 277 g 0a0,3 2(7 g 0a0,3
7 ;H: ;H: ;H: ;2: ;H
( = **4 2: 32 3:
17 *2 :; 4 *34 *H
1( 8 4 3 *33 *H
27 8 4 2 *3* *
2( 8 4 2 *3 *=
37 8 4 2 *3 *;
3( 8 4 2 *3 *;
&7 8 4 2 *3 *;
3.2 Peba+asan
Pada praktikum sedimentasi terdapat beberapa tujuan yaitu untuk mengenal alat
sedimentasi sederhana dalam proses pengendapan melalui percobaan sistem batch dalam
suatu bak berbentuk silinder dapat menjelaskan bagaimana hubungan antara konsentrasi
padatan dengan laju sedimentasi dapat membandingkan proses sedimentasi secara manual
dan otomatis serta menghitung laju sedimentasi dengan menggunakan variasi kapur tanpa
adanya penambahan flokulan dan adanya penambahan flokulan.
Proses sedimentasi dilakukan untuk memisahkan partikel zat padat dari fluida yang
terkandung di dalamnya. Proses pemisahannya dapat dilakukan dengan menggunakan gaya
gravitasi dimana flok-flok yang terbentuk akan mengendap dengan sendirinya. Pada
praktikum ini menggunakan variasi massa CaC&3 yang berbeda - beda yaitu :8 gram *88
gram *:8 gram 288 gram dan 2:8 gram yang dimasukkan ke dalam tabung berbedaBbeda
yang kemudian masing-masing tabung tersebut ditambahkan air sebanyak =8 m selanjutnya
8/19/2019 Laporan Sedimentasi 6
12/17
dilakukan pengocokanG pengadukan manual. "emudian dilakukan pengamatan pada masing-
masing tabung dengan melihat perbedaan tinggi endapan yang terjadi pada masing-masing
tabung dengan selang !aktu : menit sampai ketinggian endapan konstan %tetap'. Dalam
menentukan kecepatan pengendapan dapat ditentukan dengan grafik hubungan antara
ketinggian zona kompresi versus !aktu. Pada grafik * dapat dilihat pada : menit pertama
bah!a kecepatan pengendapan menurun dengan meningkatnya konsentrasi padatan dan pada
!aktu pengamatan 28 menit dan setelahya terlihat tidak ada lagi endapan yang terbentuk
secara
0 5 101520253035404550550
10
20
30
40
50
60
70
Sedimentasi Tanpa Flokulan
50 gram
100 gram
150 gram
200 gram250 gram
Waktu (menit)
Ketinggian (m)
signifikan.
8/19/2019 Laporan Sedimentasi 6
13/17
0 5 10 15 20 25 30 35 400
10
20
30
40
50
60
70
Sedimentasi !enam"a#an 1 gram Ta$as
50 gram
100 gram
150 gram
200 gram
250 gram
Waktu (menit)
Ketinggian (m)
Selanjutnya
akan dilakukan perbandingan kecepatan sedimentasi dengan penambahan flokulan %ta!as'
kedalam tabung dengan massa koagulan yang digunakan sebanyak * g dan 2 g. Penambahan
ta!as dimaksudkan untuk menciptakan penggabungan partikel halus menjadi partikel yang
lebih besar sehingga membuat flok - flok tersebut menjadi lebih besar dan relatif lebih berat
sehingga menyebabkan partikel tersuspensi mengendap lebih cepat dengan ditambahkannya
ta!as. 1ariasi penambahan ta!as dilakukan untuk mengetahui pengaruhnya terhadap
kecepatan pengendapan. +eori menyatakan penambahan ta!as akan mempercepat kecepatan
pengendapan terlihat dari grafik pada menit ke 28 pengendapan yang terbentuk tidak berubah
atau telah konstan. Aasil ini menunjukkan hasil !aktu yang sama dengan tanpa penambahan
flokukan.
8/19/2019 Laporan Sedimentasi 6
14/17
0 5 10 15 20 25 30 35 400
10
20
30
40
50
60
70
Sedimentasi !enam"a#an 2 gram Ta$as
50 gram
100 gram
150 gram
200 gram
250 gram
Waktu (menit)
Ketinggian (m)
Pada grafik 3
terlihat !aktu pengendapan lebih cepat konstan. Iaktu yang dibutuhkan untuk mendapatkan
ketinggian endapan yang stabil adalah menit ke *8. Pada penambahan 2 g ta!as lebih cepat
dibandingkan dengan penambahan * g ta!as.
8/19/2019 Laporan Sedimentasi 6
15/17
BAB I;
PENUTUP
3.1 !esi'u"an
Dari percobaan yang telah lakukan dapat disimpulkan bah!a (
*. Semakin besar massa CaC&3 kecepatan pengendapan semakin rendah.
2. Pada penambahan koagulan %ta!as' sebanyak 2 g laju kecepatan pengendapan flok-flok
yang tersuspensi lebih cepat dibandingkan penambahan ta!as sebanyak * gram dan
tanpa penambahan ta!as
3. aju kecepatan pengendapan CaC&3 tanpa penambahan koagulan lebih cepat
dibandingkan dengan laju kecepatan pengendapan dengan penambahan koagulan.
8/19/2019 Laporan Sedimentasi 6
16/17
DA)TA< PUSTA!A
?rifin @. S+ M.>ng. 288H. Modul Ajar Perlakuan Mekanik Tahun 20!"20#.
Samarinda ( Politeknik 6egeri Samarinda.
http(GGbhupalaka.files.!ordpress.comG28*8G*G2Gsedimentasi.pdf . Diakses pada 23
September 28*: 8H(*2 I,+?.
http(GGbhupalaka.files.!ordpress.comG28*8*G2Gpengadukan.pdf . Diakses pada 23
September 28*: 8H(*: I,+?.
http(GG!!!.slideshare.netGarieanisaGproses-penjernihan-air-dengan-penambahan-
koagulan.com. Diakses pada 2= September 28*: *8(*4 I,+?.
Sigit D.?. 288. Modul " $0% &edimentasi 'aboratorium perasi Teknik imia
*urusan Teknik imia. )anten ( #niversitas Sultan ?geng +itayasa Cilegon.
+im aboratorium &perasi +eknik "imia. 28*;. Penuntun Praktikum Pilot Plant .
Samarinda ( Politeknik 6egeri Samarinda.
http://bhupalaka.files.wordpress.com/2010/1/2/sedimentasi.pdfhttp://bhupalaka.files.wordpress.com/20101/2/pengadukan.pdfhttp://www.slideshare.net/arieanisa/proses-penjernihan-air-dengan-penambahan-koagulan.comhttp://www.slideshare.net/arieanisa/proses-penjernihan-air-dengan-penambahan-koagulan.comhttp://bhupalaka.files.wordpress.com/20101/2/pengadukan.pdfhttp://www.slideshare.net/arieanisa/proses-penjernihan-air-dengan-penambahan-koagulan.comhttp://www.slideshare.net/arieanisa/proses-penjernihan-air-dengan-penambahan-koagulan.comhttp://bhupalaka.files.wordpress.com/2010/1/2/sedimentasi.pdf
8/19/2019 Laporan Sedimentasi 6
17/17