Post on 09-Dec-2014
Manggis: Dari Kulit Buah yang Terbuang
Hingga Menjadi Kandidat Suatu Obat
“If You understand what I understand, You must bring the mangosteen wherever You go”.(Dr. Sam Walters, Prof in Human Nutrition)
Manggis
Tanaman manggis (Garcinia mangostana L.) berasal dari hutan tropis yang teduh di kawasan Asia Tenggara, yaitu hutan belantara Indonesia atau Malaysia.
Dari Asia Tenggara, tanaman ini menyebar ke daerah Amerika Tengah dan daerah tropis seperti Filipina, Papua New Guinea, Kamboja, Thailand, Srilanka, Madagaskar, Honduras, Brazil dan Australia Utara.
MorfologiBagian buah manggis terdiri dari perikarp
(kulit), kelopak buah, pulp (daging buah), dan biji. Warna manggis mulai dari hijau muda sampai ungu kehitaman bila sudah masak.
Pemanfaatan kulit buah manggis sebenarnya sudah dilakukan sejak dahulu. Kulit buah manggis secara tradisional digunakan pada berbagai pengobatan di negara India, Myanmar Sri langka, dan Thailand (Mahabusarakam et al., 1987).
Secara luas, masyarakat Thailand memanfaatkan kulit buah manggis untuk pengobatan penyakit sariawan, disentri, cystitis, diare, gonorea, dan eksim (ICUC, 2003).
Kandungan Kulit Manggis
Kulit buah manggis (Garnicia mangostana L) setelah diteliti ternyata mengandung beberapa senyawa dengan aktivitas farmakologi misalnya antiinflamasi, antihistamin, pengobatan penyakit jantung, antibakteri, antijamur bahkan untuk pengobatan atau terapi penyakit HIV.
Beberapa senyawa utama kandungan kulit buah manggis yang dilaporkan bertanggung jawab atas beberapa aktivitas farmakologi adalah golongan xanton.
Penelitian menunjukkan, sifat antioksidannya melebihi tokoferol dan asam askorbat.
XANTHONEStruktur Kimia Xanthone
Senyawa Dasar
A. AntihistaminHistamin dapat menyebabkan
berlangsungnya reaksi alergi. Alergi disebabkan oleh produksi antibodi berjenis IgE. IgE sendiri terbentuk apabila zat antigenik makanan bereaksi dengan reseptornya.
Alergen + Reseptor IgE Alergi
Farmakologi Manggis
Senyawa aktif pada manggis yang dapat menghambat alergi adalah alpha dan gamma-mangostin serta kandungan etanolnya.
α-mangostin: mengeblok reseptor H1
φ-mangostin: mengeblok serotonergenik
Etanol : menghambat pelepasan
Histamin`
Continued...
B. Antiinflamasi
Inflamasi adalah respon jaringan hidup terhadap infeksi, biasanya berupa peradangan. Tanda-tanda inflamasi yaitu panas, nyeri, atau pembengkakan (tumor).
φ-mangostin dapat menghambat pelepasan mediator penyebab inflamasi serta menonaktifkan enzim yang mengkatalisis reaksi inflamasi.
C. Antioksidan
Ekstrak kulit manggis (baik ekstrak cair atau etanol) mempunyai potensi sebagai penangkal radikal bebas juga menunjukkan aktivitas neuroprotektif pada sel.
Ekstrak alkohol pada kulit manggis menunjukkan aktivitas sangat potensial dalam menghambat proliferasi sel kanker payudara.
D. Antimikroorganisme
α dan φ – mangostin serta garsinon B menghambat kuat pertumbuhan Mycrobacteria tuberculosis.
α-mangostin juga aktif terhadap Enterococci dan Staphylococcus aureus yang masing-masing resisten terhadap vancomisin dan metisilin.
E. Aktivitas lainnya
α-mangostin mampu menghambat proses oksidasi LDL sehingga mencegah ateroskleresis.
Sifat antioksidan pada kulit manggis mampu meningkatkan kontrol terhadap glukosa darah secara efektif pada penderita diabetes dengan meningkatkan fungsi pankreas untuk menghasilkan insulin.
Kesimpulan
Kandungan antioksidan pada kulit mangis adalah Xanthone
Xanthone memiliki kemampuan menangkal radikal bebas lebih
baik dari Vit. C dan Vit. E
Senyawa turunan xanthone yang paling aktif adalah alpha-
mangostin, gamma-mangostin, dan garsinon E
Perikarp manggis memiliki aktivitas antihistamin, antiinflamasi,
antioksidan, antimikroba, serta aktivitas farmakologi lainnya
Perikarp manggis tidak memberikan efek toksik.