Post on 11-Feb-2016
description
Mencegah Bahaya Radikalisme ISIS di
Kalangan Pelajar
Negara Islam Irak dan Syam ( the Islamic State of Iraq and Syria) juga
dikenal sebagai Negara Islam atau ISIS adalah sebuah negara dan kelompok
militan jihad yang tidak diakui di Irak dan Suriah. Kelompok ini dalam bentuk
aslinya terdiri dari dan didukung oleh berbagai kelompok pemberontak Sunni,
termasuk organisasi-organisasi pendahulunya seperti Dewan Syura Mujahidin dan
Al-Qaeda di Irak (AQI), termasuk kelompok pemberontak Jaysh al-Fatiheen, Jund
al-Sahaba, Katbiyan Ansar Al-Tawhid wal Sunnah dan Jeish al-Taiifa al-
Mansoura, dan sejumlah suku Irak yang mengaku Sunni. ISIS dikenal karena
memiliki interpretasi atau tafsir yang keras pada Islam dan kekerasan brutal
seperti bom bunuh diri, dan menjarah bank. Target serangan ISIS diarahkan
terutama terhadap Muslim Syiah dan Kristen. Pemberontak di Irak dan Suriah ini
telah menewaskan ribuan orang. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyebutkan
lebih dari 2.400 warga Irak yang mayoritas warga sipil tewas sepanjang Juni
2014. Jumlah korban tewas ini merupakan yang terburuk dari aksi kekerasan di
Irak dalam beberapa tahun terakhir. Aksi Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) ini
telah menyebabkan tak kurang dari 30.000 warga kota kecil di timur Suriah harus
mengungsi.
Tokoh Sentral di Balik Militan ISIS adalah Abu Bakar al-Baghdadi. Di
bawah kepemimpinannya, ISIS menyatakan diri untuk bergabung dengan Front Al
Nusra, kelompok yang menyatakan diri sebagai satu-satunya afiliasi Al-Qaidah di
Suriah. ISIS memiliki hubungan dekat dengan Al-Qaeda hingga tahun 2014.
Namun karena misi berbelok dari misi perjuangan nasional dengan menciptakan
perang sektarian di Irak dan Suriah dan penggunaan aksi-aksi kekerasan, Al-
Qaidah lalu tidak mengakui kelompok ini sebagai bagian darinya lagi. Abu Bakar
al-Baghdadi bahkan bersumpah untuk memimpin penaklukan Roma, yaitu ibukota
agama Nasrani-Katolik, tepatnya Kota Vatikan yang terletak di tengah kota Roma,
Italia. Pemimpin militan ISIS Abu Bakar al-Baghdadi ini juga menyerukan umat
1
Islam untuk tunduk kepadanya. Setelah sebelumnya menjelaskan tentang
pengertian ISIS, mengungkapkan sosok sang pemimpinnya, yaitu Abu Bakr Al
Baghdadi. Tanggal 5 Juli lalu, Abu Bakr al-Baghdadi, yang dikenal di antara para
pendukungnya sebagai Khalifah Ibrahim, untuk pertama kalinya memperlihatkan
wajahnya pada khotbah hari Jumat di Mosul, Irak. Sebelumnya beberapa fotonya
memang dibocorkan. Namun, Baghdadi tidak tampil di muka umum selama empat
tahun sejak menjadi pemimpin ISIS -sebelumnya bernama Negara Islami Jihadis
Irak- yang sekarang menjadi Negara Islam.
ISIS sebelumnya adalah bagian dari Al-Qaidah. Sempat menyatakan diri
bergabung dengan Front Al Nusra, kelompok yang menyatakan diri sebagai satu-
satunya afiliasi Al-Qaidah di Suriah. Namun karena metode ISIS dianggap
bertentangan dengan Al-Qaidah lantaran telah berbelok dari misi perjuangan
nasional dengan menciptakan perang sektarian di Irak dan Suriah, ISIS dianggap
tidak lagi sejalan dengan Al-Qaidah. Sebagai balasannya, Front Al-Nusra lalu
melancarkan serangan perlawanan terhadap ISIS guna merebut kembali kontrol
atas Abu Kamal, wilayah timur Suriah yang berbatasan dengan Irak. Namun
karena kebrutalan dan ambisi dari ISIS yang tidak segan melakukan penyiksaan
bahkan pembunuhan terhadap para penentangnya, ISIS bisa menguasai sebagian
besar wilayah Irak.
Bahkan dibawah kepemimpinan Abu Bakar Al-Baghdadi ISIS
mendeklarasikan Negara Islam di sepanjang Irak dan Suriah dan juga menyatakan
Al-Baghdadi akan menjadi pemimpin bagi umat muslim di seluruh dunia.
Gerakan revolusi yang mulanya mempunyai misi mulia untuk menggulingkan
rezim otoriter ini berubah menjadi tragedi. ISIS menjadi sebuah kekuatan baru
yang siap melancarkan perlawanan sengit terhadap rezim yang berkuasa yang
dianggap tidak mampu mengemban misi terbentuknya negara Islam. Ironisnya,
mereka mengabsahkan kekerasan untuk menindas kaum minoritas dan menyerang
rezim yang tidak sejalan dengan paradigma negara Islam. Kesadisan dan
kebrutalan kelompok teror ISIS membuat dunia terperangah.
2
Problem utama muncul di titik ini adalah mereka menggunakan
informasi palsu yang sangat masif untuk membuktikan dosa Assad. Misalnya, foto
korban pembantaian tentara AS di Irak, atau video kekerasan di Jordan, disebut
sebagai korban kekejaman Assad. Media-media berlabel Islam bergandengan
tangan dengan media mainstream menyebarluaskan foto-foto palsu mengerikan
yang menimbulkan histeria kaum Sunni yang mengira saudara seakidah mereka
dibantai oleh kaum Syiah. Narasi anti-Syiah ini berhasil membuat puluhan hingga
ratusan ribu Muslim dari berbagai penjuru dunia berbondong-bondong datang ke
Suriah untuk berjihad.
Bulan April 2013 menjadi titik balik dari Perang Suriah. Saat itu, dua
kelompok bersenjata yang sama-sama lahir dari rahim Al Qaeda, mulai berseteru.
Abu Bakr al-Baghdadi (pemimpin Al Qaida Irak) menyatukan perjuangan di Irak
dengan Suriah, dengan membentuk Negara Islam Irak-Suriah (ISIS). Deklarasi ini
ditentang oleh kelompok Jabhah Al Nusra pimpinan Al Julani. Lalu, dimulailah
pertikaian di antara kedua kubu, mereka mengafirkan dan saling bantai dengan
cara-cara mengerikan menggorok leher atau membakar kepala terpenggal.
Mereka dulu menolak melihat konflik dari sudut pandang yang lebih
luas. Misalnya, aspek geopolitik dan sikap frontal Suriah terhadap Israel.
Sebagaimana terdokumentasi dengan jelas, Suriah selama ini justru pendukung
utama perjuangan Hamas. Khaled Mashal selama bertahun-tahun berkantor di
Damaskus dan mendapatkan perlindungan keamanan penuh. Oleh UNHCR,
Suriah pun tercatat sebagai negara pemberi pelayanan terbaik kepada pengungsi
Palestina. Dan kini, ketika kebrutalan ISIS tidak bisa lagi dicarikan justifikasi
relijiusnya, para pendukung mujahidin itu pun menyerukan teori konspirasi “ISIS
adalah buatan AS dan Israel. Wilayah Barat memang diam-diam mendukung ISIS.
Daerah kekuasaan ISIS yang disimbolkan dengan warna merah di atas
terbagi menjadi 16 wilayah administrasi, dengan rincian sebagai berikut:
3
1. Daerah kekuasaan ISIS di Irak:
a) Wilayah Selatan
b) Wilayah Diyala
c) Wilayah Baghdad
d) Wilayah Kirkuk
e) Wilayah Salahuddin
f) Wilayah Anbar
g) Wilayah Ninewa
2. Daerah kekuasaan ISIS di Suriah:
a) Wilayah Al Barakah (Hasaka)
b) Wilayah Al Kheir (Deir al Zour)
c) Wilayah Al Raqqah
d) Wilayah Al Badiya
e) Wilayah Halab (Aleppo)
f) Wilayah Idlib
g) Wilayah Hama
h) Wilayah Damaskus
i) Wilayah Pesisir (Al Sahel)
Sebelumnya, ISIS telah menyerbu Kota Fallujah dan menguasai wilayah
cukup luas di tepi Aleppo di Suriah barat. Dalam bertempur, ISIS menggunakan
taktik brutal yang ekstrem, terutama setelah komandan perang dipegang
pemimpin Al-Qaeda, Ayman al-Zawahiri. Karena menguasai kota-kota di kedua
4
sisi perbatasan Suriah-Irak, pasukan ISIS dengan cepat mampu memindahkan
senjata yang disita dari Mosul ke Suriah. Senjata-senjata, termasuk humvee,
senapan, rudal, dan amunisi, jelas menambah kemampuan tempur gerilyawan
ISIS. Sebaliknya, kota-kota yang dikuasai ISIS di Suriah tetap bergolak. ISIS
mendapat perlawanan dari kelompok pejuang Syuriah lainnya seperti Jabhat An
Nusrah, Jabhah Islamiyah, Ahrar AS Syam, dan lain-lain. Untuk meredakan
konflik antarkelompok pejuang Suriah, para ulama yang dianggap netral
kemudian menggelar inisiatif untuk membentuk Mahkamah Syariah. Tetapi
inisiatif ini ditolak ISIS. Bahkan ISIS menganggap kaum yang berseberangan
dengannya sebagai takfiri alias kafir. Sebaliknya, pejuang di Suriah menganggap
ISIS sebagai kelompok khawarij. Akibatnya, para ulama membagi konflik di
Suriah menjadi 3 pertentangan aliran, yaitu Syiah (kubu Presiden Bashar Assad),
kelompok khawarij (ISIS), dan kelompok ahlussunnah waljamaah (kelompok
pejuang Syuriah seperti Jabhat An Nusra, Ahrar As Syam, dan Jabhah Islamiyah).
ISIS muncul dari ideologi Ikhwanul Muslimin, kelompok Islam pertama
di dunia pada tahun 1920-an di Mesir. ISIS mengikuti ekstrim anti-Barat yang
menurutnya sebagai penafsiran Islam, mempromosikan kekerasan agama dan
menganggap mereka yang tidak setuju dengan tafsirannya sebagai kafir dan
murtad. Secara bersamaan, ISIS (sekarang IS) bertujuan untuk mendirikan negara
Islam Salafi yang berorientasi di Irak, Suriah dan bagian lain dari Syam. Ideologi
ISIS berasal dari cabang Islam modern yang bertujuan untuk kembali ke masa-
masa awal Islam, menolak "inovasi" dalam agama yang mereka percaya telah
"korup" dari semangat aslinya. Mereka mengutuk kekhalifahan terakhir dan
kekaisaran Utsmaniyah (Ottoman Empire; sekarang Republik Turki) karena
menyimpang dari apa yang mereka sebut sebagai Islam murni dan karenanya telah
berusaha untuk membangun kekhalifahan sendiri. Namun, ada beberapa
komentator Sunni, Zaid Hamid, misalnya, dan bahkan Salafi dan mufti jihad
seperti Adnan al-Aroor dan Abu Basir al-Tartusi, yang mengatakan bahwa ISIS
dan kelompok teroris yang terkait tidak mempresentasikan Sunni sama sekali, tapi
menuduh Khawarij bidah yang melayani agenda kekaisaran anti-Islam. Salafi
5
seperti ISIS percaya bahwa hanya otoritas yang sah dapat melakukan
kepemimpinan jihad, dan bahwa prioritas pertama atas pertempuran di daerah
lain, seperti berperang melawan negara-negara non-Muslim, adalah sebagai
pemurnian masyarakat Islam.
Sebuah studi dari 200 dokumen -surat pribadi, laporan pengeluaran dan
daftar nama- diambil dari keanggotaan Al-Qaeda di Irak dan Negara Islam Irak
yang dilakukan oleh RAND Corporation pada tahun 2014. Ditemukan bahwa dari
tahun 2005 sampai 2010, sumbangan dari luar hanya sebesar 5% dari anggaran
operasional kelompok, dengan sisanya dibesarkan di Irak. Dalam periode waktu
yang diteliti, pos-pos yang diperlukan untuk mengirim hingga 20% adalah
pendapatan hasil dari penculikan, pemerasan dan kegiatan lainnya ke tingkat
berikutnya dari pemimpin kelompok itu. Komandan tingkat tertinggi kemudian
akan mendistribusikan dana untuk pos-pos provinsi atau lokal yang sedang dalam
kesulitan atau membutuhkan uang untuk melakukan serangan. Catatan
menunjukkan bahwa Negara Islam Irak tergantung pada uang tunai anggota dari
Mosul, yang kepemimpinan digunakan untuk menyediakan dana tambahan untuk
berjuang secara militan di Diyala, Salahuddin dan Baghdad. Pada pertengahan
2014, intelijen Irak mengorek informasi dari operasi ISIS yang mengungkapkan
bahwa organisasi memiliki aset senilai US $ 2 miliar, menjadikannya kelompok
jihad terkaya di dunia. Sekitar tiga perempat dari jumlah ini dikatakan diwakili
oleh aset yang disita setelah kelompok mengambil Mosul pada bulan Juni 2014,
termasuk mungkin US $ 429.000.000 dijarah dari bank sentral Mosul, serta jutaan
tambahan dan sejumlah besar emas batangan yang dicuri dari bank lain di Mosul.
Perkembangan ISIS di Indonesia sudah merajalela. ISIS sudah banyak
menghasut warga Indonesia dengan janji – janji manis tetapi palsu tipu dayanya.
Contohnya bila ada yang mau bergabung dengan ISIS ia akan mendapatkan
Umroh secara gratis, diberikan uang yang banyak, atau harta yang berlimpah. Ini
merupakan taktik ISIS mencari banyak anggota agar pasukannya bertambah kuat.
ISIS tak memandang anak – anak maupun orang tua semuanya tetap dihasut.
Terkadang masyarakat tidak mau mengikuti paham tersebut, maka dipaksalah
6
agar mengikuti paham tersebut. Jika tidak, konsekuensinya akan diperlakukan
tidak manusiawi. Tetapi di Indonesia sudah ditindak lanjuti dengan pengawasan
dan pengamanan yang ketat oleh lembaga – lembaga yang kuat. Contohnya Polisi,
Tentara, Densus 88/Antiteror, Brimob dan masih banyak lagi. Di seluruh wilayah
Indonesia harus mewaspadai adanya serangan kelompok radikalisme ini. Banyak
sekali kasus yang ditemukan oleh kejahatan ISIS.
Pakar Terorisme dari Internasional Crisis Group Sidney Jones
mengatakan propaganda ideologi ISIS masih berpotensi masuk ke Indonesia
melalui narapidana di Lembaga Permasyarakatan Pulau Nusakambangan.
Menurut informasi Liputan Islam, ba'iat kepada ISIS ditunjukkan pertama kalinya
pada bulan Februari 2014, yang merupakan imbas dari jatuhnya kota Fallujah di
Irak ke tangan ISIS. Kemudian ISIS mengumumkan Islamic Emirat
(kepemimpinan Islam) pada bulan Januari 2014. Seperti dilansir Shotussalam,
bertempat di Jakarta, ratusan orang yang tergabung dalam Forum Aktifis Syariat
Islam (FAKSI) menggelar multaqod da’awi mendukung Daulah Islamiyyah di
Iraq dan Syam (ISIS) di masjid Fathullah Universitas Negeri Jakarta (UIN) pada
Sabtu malam (08/02/14). Dengan semangat dan penuh euforia kemenangan
mereka hadir dari ibu kota Jakarta dan sekitarnya untuk membacakan deklarasi
dukungan kepada ISIS dan siap berbai’at kepada Amirul Mukminin ISIS, Syaikh
Abu Bakar al-Baghadadi.
Sebulan kemudian, secara terbuka kelompok ini melakukan deklarasi
baiat di Bundaran HI, Jakarta. Dalam acara yang bertajuk “Tabligh Akbar
Menyongsong Kehadiran Khilafah ‘Ala Minhajin Nubuwwah; Support &
Solidarity for ISIS”, kelompok ini melakukan baiat (janji setia) kepada Al-
Baghdadi dan mendukung sepenuhnya “Sang Khalifah.” Abu Bakar Ba’asyir,
mantan pemimpin JI yang mendirikan JAT, pada 14 Juli 2014 menyatakan
dukungannya terhadap ISIS dihadapan para petinggi JAT dan keluarganya pekan
lalu di Lembaga Permasyarakatan Nusa Kambangan, Jawa Tengah.
7
Seperti yang diketahui bersama, Ba’asyir tengah mendekam di penjara
untuk menjalani hukuman 15 tahun penjara atas keterlibatannya dalam gerakan
terorisme. Kemudian Ba'asyir melakukan baiat di LP Nusakambangan kepada
Abu Bakr al-Baghdadi. Kehadiran Bendera ISIS di CFD Solo dan Aksi Peduli
Palestina. Menjelang bulan puasa ,pada tanggal 15 Juni 2014, Car Free Day Solo
digegerkan dengan kehadiran kelompok sekelompok orang dengan atribut bendera
hitam ala ISIS, yang menganggu jalannya sebuah pentas musik, bertindak anarkis
kepada pengunjung dan menimbulkan keresahan warga. Mereka membubarkan
acara, memukul, dan meludahi. Dari penuturan saksi mata yang berada di tempat
tersebut, kelompok ini juga sempat mengadakan semacam acara baris-berbaris di
sudut jalan.
Pada pertengahan Juli 2014, Lebih dari seribuan orang berkerumun di
sebuah masjid di Solo Baru (Kabupaten Sukoharjo) untuk menghadiri majelis doa
yang diselenggarakan Forum Daulah Islam. Setelah berdoa, para hadirin langsung
menyatakan dukungan publiknya untuk ISIS, serta mengaku siap pergi ke Irak dan
Suriah. Afif Abdul Majid, yang menyelenggarakan pertemuan itu, menjelaskan
bahwa “tidak semua yang hadir setuju untuk dibaiat, namun setidaknya
separuhnya meminta untuk ‘dibaiat’ untuk mendukung misi tersebut.” Ia
menambahkan bahwa dalam beberapa minggu mendatang, “baiat” semacam itu
juga akan digelar di Malang (Jawa Timur). Pada hari Sabtu, 19 Juli 2014, telah
digelar acara sosialisasi Daulah Khilafah Islamiyah ala ISIS ini bertempat di
Makassar. Acara tersebut dilangsungkan di Masjid Ridho Jalan Pajjaiyang Daya
Makasar. Hadir sebagai pembicara adalah Ustadz Muh Basri Lc, dan bersama
peserta, ia melakukan baiat kepada pemimpin ISIS, Abu Bakar al-Baghdadi. Pada
hari Minggu, tanggal 20 Juli 2014 di Masjid Ibnu Sina, Jalan Veteran (Barat
Matos), Malang, mulai pukul 14.00 WIB hingga Maghrib (buka puasa bersama)
dilakukan sosialisasi untuk mendukung tegaknya khilafah Daulah Islam Irak dan
Suriah atau ISIS.
Bom Bali I adalah pengalaman pahit, dimana biayanya didapat dari
dukungan Al-Qaeda dan pelakunya adalah alumnus pelatihan di Afghanistan.
8
Memang ada informasi dari beberapa yang baru kembali dari Irak, mereka kecewa
setelah melihat ISIS melakukan tindakan yang diluar ketentuan Islam dan justru
banyak dimusuhi kelompok pemberontak lainnya. Dipandang perlu pendalaman
informasi yang disampaikan oleh Snowden karena nilainya sangat penting.
Informasi sangat berharga karena dia mantan agen NSA dan CIA, hingga
informasi intelijennya bernilai cukup tinggi. Apabila memang betul ISIS bentukan
badan intelijen Israel, AS dan Inggris, berarti kelompok Islam di Indonesia yang
pro ISIS tanpa mereka ketahui adalah pendukung Israel. Sementara banyak
masyarakat Indonesia selama ini mendukung Palestina. Inilah bukti sebuah
permainan intelijen, yang apabila tidak difahami oleh orang awam akan
menyesatkan.
Mewaspadai masuknya jaringan ISIS, Polda Bali membentuk satuan
tugas (satgas). Kewaspadaan tersebut dilatarbelakangi indikasi penyebaran paham
radikalisme melalui ceramah keagamaan atau pengajian. Meski Bali bukan target
utama penyebaran paham radikalisme seperti ISIS, tapi tak menutup hasil
kemungkinan akan masuk ke Bali. Dari hasul monitoring polisi, beberapa
kelompok dari Malang dan Jember, datang kemudian melakukan pengajian di
Bali. Dari ceramah yang diberikan itu ternyata mengarah paham radikalisme.
Polda Bali terus melakukan pemantauan dan bila terbukti, maka akan dilakukan
tindakan. Kemungkinan selalu ada jaringan ISIS masuk Bali. Sedangkan tiga
satgas tangkal ISIS yang dibentuk masing – masing Satgas Penyelidikan, Satgas
Kontra Radikalisme, dan Satgas Deradikalisasi, satgas dibawah tanggung jawab
Direktorat Intelijen Keamanan. Ketiganya memiliki perannya masing – masing.
Satgas Penyelidikan melakukan pemetaan daerah yang berpotensi disusupi
jaringan ISIS. Satgas Kontra Radikalisme, memblokir situs – situs dan buku
berkaitan dengan radikalisme. Satgas ini juga melakukan sosialisasi dan
penyuluhan ke sekolah – sekolah tentang bahaya dan jaringan ISIS, termasuk pola
perekrutan. Sedangkan satgas Deradikalisasi melakukan penindakan hukum dan
rehabilitasi terhadap kelompok – kelompok yang sudah dipetakan berpotensi
jaringan ISIS. Rehabilitasi melibatkan MUI, Dewan Masjid, Departemen Agama,
9
dan Kesbangpolinmas, untuk mengubah keyakinan mengenai ajaran ISIS. Untuk
itu, Kombes Hery Wiyanto mengimbau masyarakat supaya melapor ke polisi bila
di lingkungan tempat tinggal ditemukan kelompok yang melakukan kegiatan
keagamaan secara tertutup atau tidak umumnya dilakukan umat islam.
Menghimbau desa adat supaya rutin melaksanakan razia terhadap penduduk
mendatang sehingga Bali mempunyai daya cegah dan daya tangkal terhadap ISIS.
ISIS bisa berkembang dimana saja. Melalui celah terkecil pun mereka
mampu memengaruhi setiap masyarakat di dunia. Salah satunya pelajar sekolah.
Mereka mengelabui para pelajar dengan rayuan akan hadiah yang diterima saat
bergabung dengan kelompok radikalisme ini. Indonesia tidak akan memberikan
hal itu terjadi. Setiap sekolah akan memberikan pelajaran budi pekerti maupun
jalan kebenaran untuk siswa – siswinya. Dengan kata lain, para pelajar harus
mampu melawan radikalisme ISIS di Indonesia. Dari tingkat TK, SD, SMP, SMA
maupun Mahasiswa harus mampu menghilangkan ISIS dan embel – embelnya
dari Indonesia. Cara yang mampu para pelajar menghilangkan pengaruh ISIS
antara lain :
1. Percaya akan adanya Tuhan. Setiap agama mengajarkan kebaikan tentang
adanya kemahakuasaan beliau. Anutlah agama yang menurut kita baik untuk
kehidupan yang kita jalani. Jangan mempelajari paham – paham yang
menyeleweng dari ajaran agama. Setiap agama percaya bahwa Tuhan hanya
ada satu. Inilah yang akan menguatkan imam dan taqwa sehingga tidak akan
cepat terpengaruh ISIS.
2. Selalu berpedoman pada Ideologi Pancasila dan UUD 1945. Pancasila
mengajarkan kebaikan disetiap sila-nya. Di sekolah maka kita akan diajarkan
pada pelajaran PPKn. Didalam pasal – pasal UUD 1945 menegaskan dan
mengatur supaya setiap masyarakat Indonesia dibimbing agar kehidupan
terjaga oleh aturan yang mampu melindungi masyarakatnya. Para pelajar
harus menaati peraturan yang telah diberlakukan.
3. Pengenalan dan penerapan pendidikan multikultural. Pendidikan
multikultural pada dasarnya adalah konsep dan praktek pendidikan yang
10
mengedepankan nilai-nilai persamaan tanpa melihat perbedaan latar belakang
budaya, sosial-ekonomi, etnis, agama, gender, dan lain-lain. Semua orang
memiliki kesempatan yang sama untuk memperoleh hak pendidikan. Dengan
penerapan pendidikan multikultural, diharapkan semangat eksklusif dan
merasa benar sendiri sebagai penyebab terjadinya konflik bisa dihindari.
Seorang multukulturalis sejati adalah pribadi yang selalu bersikap toleran,
menghargai tanpa dia sendiri kehilangan identitasnya. Kalau tujuan akhir
pendidikan adalah perubahan perilaku dan sikap serta kualitas seseorang.
Diorientasikan untuk menanamkan empati, simpati dan solidaritas terhadap
sesama. Dengan demikian, dalam hal ini, semua materi buku-buku yang
diajarkannya tentunya harus menyentuh tentang isu pluralitas.
4. Dalam waktu luang , para pelajar bisa membuat gerakan anti ISIS. Para
pelajar akan memberikan informasi kepada seluruh masyarakat untuk tidak
mendekati ISIS. Para pelajar bisa membuat spanduk anti ISIS, pamphlet, atau
selebaran untuk dibagikan. Dari sanalah masyarakat akan menghindari dan
tidak akan mengikuti paham dari ISIS.
5. Memperkokoh persatuan dan kesatuan di Indonesia. Para pelajar bisa
melaksanakan persatuan dan kesatuan dalam lingkungan sekolah dengan cara
saling menghormati terutama dengan guru, saling membantu sesame teman
dan warga sekolah, melakukan hal – hal kebaikan seperti belajar dengan baik,
menaati peraturan, tidak melakukan hal yang diluar kewajiban pelajar seperti
menjadi berandal, tidak merokok, tidak bolos sekolah, tidak tawuran karena
ini merupakan pemecah belah hubungan baik antara pelajar dan tidak
mengikuti paham radikalisme.
6. Memperdalam rasa Nasionalisme dan Patriotisme dari dalam diri. Ini
digunakan untuk rasa cinta kita terhadap Tanah Air Indonesia. Sebagai
pelajar rasa patriotisme muncul dengan cara belajar dengan baik, membuat
tugas dari guru, dan meneruskan cita – cita para pahlawan. Sebagai rasa
Nasionalisme dalam pelajar kita menggunakan produk dalam negeri seperti
alat – alat sekolah yang dibuat oleh Indonesia.
11
7. Meraih prestasi akademik maupun non akademik. Jika kita memiliki prestasi
akademik kita tidak mudah terpengaruh oleh paham ISIS karena ilmu yang
kita miliki. Jika kita memiliki prestasi non akademik kita bisa memakai
“skill” atau ketrampilan yang kita miliki untuk mengusir paham ISIS tersebut.
8. Secara internal, Polres sudah membentuk satgas untuk mencegah dan deteksi
dini perkembangan paham ISIS. Secara eksternal, memberikan pemahaman
tentang bahaya ISIS, berkoordinasi dengan komunitas intelijen daerah, tokoh
agama dan masyarakat. Spanduk cegah ISIS juga dipasang disetiap masjid.
Untuk menyelamatkan generasi muda dari paham radikal tersebut, Kapolres
memerintahakan Kasat Lantas dan Binmas rutin masuk ke sekolah – sekolah
untuk memberikan pemahaman kepada siswa bahwa ISIS itu sangat
berbahaya. Ia berharap jangan sampai ada yang terjebak janji manis penyebar
paham radikal tersebut. Karena pelajar dan anak muda jiwanya masih labil
sehingga rentan dan mudah sekali disusupi paham ini. Orang tua dan para
guru juga harus benar – benar mengawasi anak – anaknya jangan sampai
memilih jalan yang salah.
9. Peran guru, orang tua, dan lembaga masyarakat sangat penting bagi para
pelajar. Karena para pelajar akan mengikuti atau mencontoh sikap – sikap
orang yang paling didekatinya. Jika sikap mereka benar maka generasi pelajar
di Indonesia akan menuju jalan yang baik.
Dari cara – cara diatas para pelajar bisa melaksanakannya dari sekarang.
Cara tersebut dapat memperkokoh Negara Kesatuan Republik Indonesia dari
ancaman berbagai radikalisme seperti ISIS ini. Para pelajar tidak perlu takut pada
paham ISIS ini. Jika kita bisa melawan dengan prestasi atau kemampuan yang kita
miliki pasti mereka akan bisa kita lawan. Para pelajar harus berusaha dan mampu
bekerja sama dengan lembaga – lembaga keamanan dan pertahanan negara,
contohnya polisi dan tentara. Para pelajar bisa melaporkan jika ada gerak – gerik
yang aneh dari sekitar lingkungan sekitar. Bisa jadi itu sudah dimasuki oleh ISIS
atau masyarakat yang sudah termasuk dalam anggota ISIS. Ini sangat membantu
mempermudah Negara dalam mengetahui penyebaran ISIS. Jika semua para
12
pelajar bisa menumbuhkan sikap seperti itu, maka cepat musnahlah para anggota
ISIS yang sangat kejam itu.
Paham ideologi ISIS itu melakukan tindak kekerasan. Ini sangat merusak
moral bangsa yang telah tergabung dengan ISIS. Jangan sampai Indonesia seperti
itu. Sebagai pelajar, seharusnya patuh dengan ideologi Pancasila. Sila – sila
Pancasila sangat berpengaruh baik dengan sikap dan moral bangsa. Perbuatan
baik, membuat Negara saling asah, asih, asuh, berbhinneka tunggal ika, dan tidak
ada perang seperti Negara lain. Negara lain berperang karena tidak adanya
toleransi terutama beragama. Di Indonesia sangat diutamakan toleransi itu.
Biasanya dalam suatu kelas di sekolah ada terdapat perbedaan agama. Tetapi kita
tidak mementingkan urusan itu. Para pelajar tetap belajar bersama, bermain,
bergaul, tanpa berpikir soal itu. Semakin kita bisa bersatu dengan teman berbeda
budaya, semakin kuat langkah dan tekad kita untuk mengusir paham dan anggota
ISIS. Persatuan dan kesatuan adalah hal yang harus dimiliki setiap orang. Karena
persatuan dan kesatuan adalah alat utama untuk melakukan tujuan yang ingin kita
capai.
Mencegah memang lebih tepat dari mengobati. Slogan ini memang
sangat tepat untuk kita menghilangkan debu – debu ISIS dari Negara Indonesia
kalau bisa di dunia. Kegiatan mencegah tidak akan merangsang kembali
tumbuhnya budaya radikalisme tersebut. Dari sejak dinilah kita diberi pelajaran
terkait tentang bahayanya ISIS itu. Jika tidak, ini bisa memengaruhi mental anak –
anak yang masih labil. Anak – anak jiwanya masih gampang terpengaruh hal
positif maupun negatif. Hal ini lah yang harus kita cegah dari sekarang. Kita beri
pendidikan agama dan budhi pekerti, PPKn, dan nasihat – nasihat untuk
kedepannya. Bukan anak – anak saja, tetapi seluruh masyarakat juga kita harus
cegah. Dengan kegiatan mencegah ini, kita pasti bisa menghilangkan ISIS dari
Tanah Air yang tercinta.
Yang paling terpenting para pelajar percaya terhadap Tuhan, selalu patuh
pada nasihat orang tua dan guru, patuh pada Undang – Undang yang ditetapkan,
menumbuhkan rasa Patriotisme dan Nasionalisme dari dalam diri sendiri, dan jadi
anak yang bisa membanggakan Indonesia dari prestasi – prestasi yang kita
13
peroleh. Jangan membuat para pejuang sedih sudah susah payah memperjuangkan
Indonesia, dan saat ini adalah tugas kita sebagai generasi penerus bangsa yang
baik. Mari kita jaga, cintai, sayangi, dan lindungi Tanah Air Indonesia, karena
disanalah kita dilahirkan, menjadi warga Negara, dan sampai akhir hayat selalu
kita perjuangkan. Berantas ISIS!.
14