Transcript of pembuatan laporan pengukuran
SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG
Kode Modul INA.5230.223.23.06.07
Halaman: 1 dari 51
1.2. Penjelasan Materi Pelatihan
....................................................................
4
1.2.1. Desain Materi
Pelatihan...............................................................
4
1.3. Pengakuan Kompetensi Terkini
(RCC).................................................... 6
1.4. Pengertian-pengertian Istilah
..................................................................
6
1.4.4. Pelatihan.
....................................................................................
6
1.4.5. Kompetensi.
................................................................................
7
1.4.7. Standar Kompetensi.
...................................................................
7
1.4.9. Sertifikat Kompetensi.
..................................................................
7
1.4.10. Sertifikasi Kompetensi.
................................................................
7
2.2.1. Unit kompetensi.
..........................................................................
8
2.2.3. Durasi / waktu pelatihan.
.............................................................
8
2.2.4. Kesempatan untuk menjadi kompeten.
........................................ 8
2.3. Unit Kompetensi yang Dipelajari
............................................................
9
Batasan Variabel.
....................................................................................
10
Panduan Penilaian.
.................................................................................
11
Kode Modul INA.5230.223.23.06.07
Halaman: 2 dari 51
3.1. Strategi Pelatihan
...................................................................................
13
3.1.1. Persiapan / perencanaan.
............................................................
13
3.1.4. Implementasi.
..............................................................................
13
3.1.5. Penilaian.
....................................................................................
14
3.2.2. Belajar berkelompok.
...................................................................
14
3.2.3. Belajar terstruktur.
.......................................................................
14
4.1. Umum
.......................................................................................................15
penggunaan peralatan.
................................................................
16
4.3. Laporan
Pengukuran.................................................................................23
pengukuran selama
pekerjaan.....................................................
23
berlangsung.
................................................................................
31
4.3.4. Penyusunan data yang diperlukan untuk pembuatan
laporan akhir pengukuran.
...........................................................
35
4.4.1. Penyusunan data pendukung untuk pembuatan Laporan
Volume.
.......................................................................................
43
Kode Modul INA.5230.223.23.06.07
Halaman: 3 dari 51
KOMPETENSI
..................................................................................................
49
5.1.1. Pelatih
.........................................................................................
49
5.1.2. Penilai
.........................................................................................
49
5.2. Sumber-sumber Kepustakaan / Buku Informasi
...................................... 50
5.3. Daftar Peralatan dan Perlengkapan
....................................................... 51
Kode Modul INA.5230.223.23.06.07
Halaman: 4 dari 51
Pelatihan berbasis kompetensi.
Pelatihan berbasis kompetensi adalah pelatihan kerja yang
menitikberatkan pada
penguasaan kemampuan kerja yang mencakup pengetahuan, keterampilan
dan sikap
kerja yang sesuai dengan standar kompetensi yang ditetapkan dan
persyaratan di
tempat kerja.
seluruh keterampilan, pengetahuan dan sikap kerja yang perlu untuk
ditampilkan
secara efektif di tempat kerja, sesuai dengan standar yang telah
ditetapkan.
1.2. Penjelasan Materi Pelatihan.
1.2.1. Desain Materi Pelatihan.
Materi Pelatihan ini didesain untuk dapat digunakan pada Pelatihan
Klasikal dan
Pelatihan Individual / Mandiri :
dengan menambahkan unsur-unsur / sumber-sumber yang diperlukan
dengan
bantuan dari pelatih.
Buku informasi ini adalah sumber pelatihan untuk pelatih maupun
peserta
pelatihan.
2) Buku Kerja.
Buku kerja ini harus digunakan oleh peserta pelatihan untuk
mencatat setiap
pertanyaan dan kegiatan praktek, baik dalam Pelatihan Klasikal
maupun
Pelatihan Individual / Mandiri.
Kegiatan-kegiatan yang akan membantu peserta pelatihan
untuk
mempelajari dan memahami informasi.
Kode Modul INA.5230.223.23.06.07
Halaman: 5 dari 51
keterampilan peserta pelatihan.
melaksanakan praktek kerja.
3). Buku Penilaian.
Buku penilaian ini digunakan oleh pelatih untuk menilai jawaban
dan
tanggapan peserta pelatihan pada Buku Kerja dan berisi :
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh peserta pelatihan
sebagai
pernyataan keterampilan.
peserta pelatihan.
keterampilan.
Semua jawaban pada setiap pertanyaan yang diisikan pada Buku
Kerja.
Petunjuk bagi pelatih untuk menilai setiap kegiatan
praktek.
Catatan pencapaian keterampilan peserta pelatihan.
1.2.3. Penerapan Materi Pelatihan.
Menyediakan Buku Informasi yang dapat digunakan peserta
pelatihan
sebagai sumber pelatihan.
Menggunakan Buku Informasi sebagai sumber utama dalam
penyelenggaraan pelatihan.
dan menuliskan hasil tugas prakteknya pada Buku Kerja.
2) Pada pelatihan individual / mandiri, peserta pelatihan akan
:
Menggunakan Buku Informasi sebagai sumber utama
pelatihan.
Menyelesaikan setiap kegiatan yang terdapat pada Buku
Kerja.
Memberikan jawaban pada Buku Kerja.
Mengisikan hasil tugas praktek pada Buku Kerja.
Memiliki tanggapan-tanggapan dan hasil penilaian oleh
pelatih.
Kode Modul INA.5230.223.23.06.07
Halaman: 6 dari 51
1.3. Pengakuan Kompetensi Terkini.
Jika seseorang telah memiliki pengetahuan dan keterampilan yang
diperlukan untuk
elemen unit kompetensi tertentu, maka yang bersangkutan dapat
mengajukan
pengakuan kompetensi terkini, yang berarti tidak akan
dipersyaratkan untuk mengikuti
pelatihan.
telah:
1) Bekerja dalam suatu pekerjaan yang memerlukan suatu pengetahuan,
keterampilan
dan sikap kerja yang sama atau
2) Berpartisipasi dalam pelatihan yang mempelajari kompetensi yang
sama atau
3) Mempunyai pengalaman lainnya yang mengajarkan pengetahuan dan
keterampilan
yang sama.
Profesi adalah suatu bidang pekerjaan yang menuntut sikap,
pengetahuan serta
keterampilan/keahlian kerja tertentu yang diperoleh dari proses
pendidikan,
pelatihan serta pengalaman kerja atau penguasaan sekumpulan
kompetensi
tertentu yang dituntut oleh suatu pekerjaan / jabatan.
1.4.2 Standardisasi.
standar tertentu.
perencanaan, pelaksanaan dan peninjauan ulang (review) penilaian
serta
keputusan mengenai apakah kompetensi sudah tercapai dengan
membandingkan
bukti-bukti yang dikumpulkan terhadap standar yang
dipersyaratkan.
1.4.4 Pelatihan.
lingkungan belajar yang ada terfokus kepada pencapaian unjuk kerja
pada
kompetensi yang dipelajari.
Kode Modul INA.5230.223.23.06.07
Halaman: 7 dari 51
aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja dalam menyelesaikan
suatu
pekerjaan atau sesuai dengan standar unjuk kerja yang
ditetapkan.
1.4.6 Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI).
KKNI adalah kerangka penjenjangan kualifikasi kompetensi yang
dapat
menyandingkan, menyetarakan dan mengintegrasikan antara bidang
pendidikan
dan bidang pelatihan kerja serta pengalaman kerja dalam rangka
pemberian
pengakuan kompetensi kerja sesuai dengan struktur pekerjaan di
berbagai sektor.
1.4.7 Standar Kompetensi.
seseorang untuk melakukan suatu tugas atau pekerjaan yang didasari
atas
pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja sesuai dengan unjuk kerja
yang
dipersyaratkan.
SKKNI adalah rumusan kemampuan kerja yang mencakup aspek
pengetahuan,
keterampilan dan sikap kerja yang relevan dengan pelaksanaan tugas
dan syarat
jabatan yang ditetapkan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan
yang berlaku.
Profesi.
dan obyektif melalui uji kompetensi yang mengacu kepada standar
kompetensi
nasional dan/ atau internasional.
Kode Modul INA.5230.223.23.06.07
Halaman: 8 dari 51
2.1. Peta Paket Pelatihan.
Materi Pelatihan ini merupakan bagian dari Paket Pelatihan Jabatan
Kerja Juru Ukur
Bangunan Gedung yaitu sebagai representasi dari Unit Kompetensi
Melaksanakan
pekerjaan Pembuatan Laporan Pengukuran, sehingga untuk kualifikasi
jabatan kerja
tersebut diperlukan pemahaman dan kemampuan mengaplikasikan dari
materi pelatihan
lainnya, yaitu:
2.1.2. Penerapan Jadwal Konstruksi.
2.1.3. Penguasaan Peralatan Ukur.
2.1.5. Pengukuran Dimensi dan Perhitungan Volume.
2.2 Pengertian Unit Standar Kompetensi.
2.2.1 Unit kompetensi.
Unit kompetensi adalah bentuk pernyataan terhadap tugas / pekerjaan
yang akan
dilakukan dan merupakan bagian dari keseluruhan unit komptensi yang
terdapat
pada standar kompetensi kerja dalam suatu jabatan kerja
tertentu.
2.2.2 Unit kompetensi yang akan dipelajari.
Salah satu unit kompetensi yang akan dipelajari dalam paket
pelatihan ini adalah
“Pembuatan Laporan Pengukuran”.
membutuhkan waktu yang berbeda pula untuk menjadi kompeten dalam
melakukan
tugas tertentu.
Jika peserta latih belum mencapai kompetensi pada usaha/kesempatan
pertama,
Pelatih akan mengatur rencana pelatihan dengan peserta latih yang
bersangkutan.
Rencana ini akan memberikan kesempatan kembali kepada peserta
untuk
meningkatkan level kompetensi sesuai dengan level yang
diperlukan.
Kode Modul INA.5230.223.23.06.07
Halaman: 9 dari 51
Jumlah maksimum usaha / kesempatan yang disarankan adalah 3 (tiga)
kali.
2.3 Unit Kompetensi Kerja Yang Dipelajari.
Dalam sistem pelatihan, Standar Kompetensi diharapkan menjadi
panduan bagi peserta
pelatihan atau siswa untuk dapat :
Mengidentifikasikan apa yang harus dikerjakan peserta
pelatihan.
Mengidentifikasikan apa yang telah dikerjakan peserta
pelatihan.
Memeriksa kemajuan peserta pelatihan.
Menyakinkan bahwa semua elemen (sub-kompetensi) dan kriteria
unjuk kerja telah
dimasukkan dalam pelatihan dan penilaian
2.3.1 Kemampuan Awal.
pembuatan laporan pengukuran dan standar pengukuran.
2.3.2 Judul Unit : Pembuatan Laporan Pengukuran.
2.3.3 Kode Unit : INA.5230.223.23.06.07
Unit ini berhubungan dengan pengetahuan, keterampilan dan sikap
kerja yang
diperlukan dalam Penerapan Jadwal Konstruksi yang dilakukan oleh
Juru Ukur
Bangunan Gedung.
ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA
1. Membuat laporan peralatan
1.1. Laporan daftar rencana dan realisasi pengunaan peralatan
disusun secara cermat dan teliti.
1.2. Laporan kondisi peralatan selama pekerjaan berlangsung disusun
secara jelas.
1.3. Penyimpangan peralatan selama pekerjaan dilaporkan kepada
atasan langsung.
2. Membuat laporan pengukuran
2.2. Data ukur dan hitungan selama pekerjaan berlangsung disiapkan
secara lengkap dan jelas.
2.3. Dokumentasi yang diperlukan selama pekerjaan berlangsung
disiapkan secara lengkap dan jelas.
Kode Modul INA.5230.223.23.06.07
Halaman: 10 dari 51
3. Menyiapkan data pendukung untuk pembuatan laporan volume
3.1. Data pendukung untuk pembuatan laporan volume disusun secara
lengkap dan jelas.
3.2. Data untuk menghitung volume awal disusun secara lengkap dan
jelas.
3.3. Data untuk menghitung volume akhir disusun dan disiapkan
secara rapi.
BATASAN VARIABEL
1. Konteks Variabel.
1.1. Unit kompetensi ini diterapkan dalam satuan kerja individu dan
atau berkelompok, pada
lingkup pekerjaan jasa konstruksi utamanya pada pekerjaan
Pengukuran Bangunan
Gedung.
1.2 Unit ini berlaku untuk melakukan pengukuran bangunan gedung
sesuai dengan
instruksi kerja dalam melaksanakan pekerjaan pada:
1.2.1. Bangunan gedung.
2.1. Peralatan :
2.1.1. Theodolite.
2.1.2. Waterpass.
2.1.4. Total station.
2.1.7. Yalon (target).
2.2.2. Alat Pelindung Diri (APD) dan Alat Pelindung Kerja
(APK).
2.2.3. Patok.
2.2.4. Palu.
Kode Modul INA.5230.223.23.06.07
Halaman: 11 dari 51
2.2.8. Alat hitung (calculator/komputer).
3.3. Penyusunan laporan daftar rencana dan realisasi penggunaan
peralatan.
4. Peraturan-peraturan yang diperlukan :
1. Kondisi Pengujian.
Kompetensi ini yang tercakup dalam unit kompetensi ini harus
diujikan secara konsisten
pada seluruh elemen dan dilaksanakan pada situasi pekerjaan yang
sebenarnya di tempat
kerja atau di luar kerja secara simulasi dengan kondisi seperti
tempat kerja normal dengan
menggunakan kombinasi metode uji untuk mengungkap pengetahuan,
keterampilan dan
sikap kerja sesuai dengan tuntutan standar.
Metode uji antara lain :
1.4. Praktek ditempat kerja.
2. Keterkaitan dengan unit lain.
2.1. Penerapan jadwal konstruksi.
2.2. Penguasaan alat ukur .
2.4. Pengukuran dimensi dan perhitungan volume.
3. Pengetahuan yang dibutuhkan.
3.1. Spesifikasi teknis pengukuran.
Kode Modul INA.5230.223.23.06.07
Halaman: 12 dari 51
3.9. Kondisi awal dan akhir pekerjaan.
4. Keterampilan yang dibutuhkan.
4.2 Perhitungan dan penggambaran hasil ukuran.
4.3 Memeriksa peralatan ukur.
4.4 Menyusun dan menyiapkan data ukur dan hitungan yang
diperlukan.
4.5 Menyusun dan menyiapkan dokumentasi yang diperlukan.
4.6 Menyusun laporan pengukuran.
5.2. Menunjukan kemampuan dalam membaca skala gambar.
5.3. Menunjukan ketepatan dalam penggunaan rumus (matematika) untuk
perhitungan
pengukuran.
6. Kompetensi Kunci.
Mengumpulkan, menganalisa dan mengorganisasikan informasi
Mengkomunikasikan informasi dan ide-ide Merencanakan dan
mengorganisasikan kegiatan Bekerjasama dengan orang lain dan
kelompok Menggunakan gagasan secara matematis dan teknis Memecahkan
masalah Menggunakan teknologi
1 1 1 2 2 2 1
Kode Modul INA.5230.223.23.06.07
Halaman: 13 dari 51
Belajar dalam suatu sistem pelatihan berbasis kompetensi berbeda
dengan pelatihan
klasikal yang diajarkan di kelas oleh pelatih. Pada sistem ini
peserta pelatihan akan
bertanggung jawab terhadap proses belajar secara sendiri artinya,
bahwa peserta
pelatihan perlu merencanakan kegiatan / proses belajar dengan
Pelatih dan kemudian
melaksanakannya dengan tekun sesuai dengan rencana yang telah
dibuat.
3.1.1 Persiapan / perencanaan.
1) Membaca bahan/materi yang telah diidentifikasi dalam setiap
tahap belajar
dengan tujuan mendapatkan tinjauan umum mengenai isi proses belajar
yang
harus diikuti.
dengan pengetahuan dan pengalaman yang telah dimiliki.
4) Merencanakan aplikasi praktek pengetahuan dan
keterampilan.
3.1.2 Permulaan dari proses pembelajaran.
1) Mencoba mengerjakan seluruh pertanyaan dan tugas praktek yang
terdapat
pada tahap belajar.
pengetahuan yang telah dimiliki.
1) Mengamati keterampilan praktek yang didemonstrasikan oleh
pelatih atau
orang yang telah berpengalaman lainnya.
2) Mengajukan pertanyaan kepada pelatih tentang kesulitan yang
ditemukan
selama pengamatan.
3.1.4 Implementasi.
2) Mengamati indikator kemajuan yang telah dicapai melalui kegiatan
praktek.
3) Mempraktekkan keterampilan baru yang telah diperoleh.
Kode Modul INA.5230.223.23.06.07
Halaman: 14 dari 51
3.2. Metode Pelatihan
Terdapat tiga prinsip metode belajar yang dapat digunakan. Dalam
beberapa kasus,
kombinasi metode belajar mungkin dapat digunakan.
3.2.1 Belajar secara mandiri.
individual, sesuai dengan kecepatan belajarnya masing-masing.
Meskipun proses
belajar dilaksanakan secara bebas, peserta pelatihan disarankan
untuk menemui
pelatih setiap saat untuk mengkonfirmasikan kemajuan dan mengatasi
kesulitan
belajar.
secara teratur dan berpartisipasi dalam sesi belajar berkelompok.
Walaupun
proses belajar memiliki prinsip sesuai dengan kecepatan belajar
masing-masing,
sesi kelompok memberikan interaksi antar peserta, pelatih dan pakar
/ ahli dari
tempat kerja.
Belajar terstruktur meliputi sesi pertemuan kelas secara formal
yang dilaksanakan
Kode Modul INA.5230.223.23.06.07
Halaman: 15 dari 51
lainnya, sehingga terjamin keterpaduan dan saling mengisi tetapi
tidak terjadi tumpang
tindih (overlapping ) terhadap unit-unit kompetensi lainnya
yang dipresentasikan sebagai
modul-modul relevan. Laporan daftar rencana dan realisasi
penggunaan peralatan disusun
secara cermat dan teliti, laporan kondisi peralatan selama
pekarjaan berlangsung disusun
secara jelas, penyimpangan peralatan selama pekerjaan pengukuran
berlangsung disusun
secara lengkap dan jelas. Data ukur dan hitungan selama pekerjaan
berlangsung,
disiapkan secara lengkap dan jelas. Dokumentasi yang diperlukan
selama pekerjaan
berlangsung disiapkan secara lengkap dan jelas. Data yang
diperlukan untuk pembuatan
laporan akhir pengukuran, disusun dengan baik. Data pendukung untuk
pembuatan
laporan volume disusun secara lengkap dan jelas. Data untuk
menghitung volume awal
dan akhir disusun secara lengkap, jelas dan rapi.
Data ukur dan hitungan serta dokumentasi pendukung mempunyai arti
yang sangat penting
dalam setiap proses pelaksanaan proyek baik proyek pembangunan
gedung, irigasi, jalan
raya dan lain-lainnya. Oleh karena itu laporan pengukuran selama
berlangsungnya
pelaksanaan proyek sejak dari awal hingga selesai harus disusun
dengan baik dan
lengkap.
- Sebagai referensi pekerjaan-pekerjaan mendatang.
- Dan lain-lainnya.
Kode Modul INA.5230.223.23.06.07
Halaman: 16 dari 51
4.2.1. Penyusunan Laporan daftar rencana dan realisasi penggunaan
peralatan.
Sebagai kelengkapan utama seorang juru ukur, peralatan ukur sangat
perlu untuk
selalu diperhatikan dan diinventaris agar keberadaan, kondisi dan
statusnya dapat
diketahui.
Keberadaan peralatan ukur serta personil yang bertanggung jawab
perlu dimonitor,
hal ini dimaksudkan jika sewaktu-waktu peralatan tersebut akan
dipergunakan
untuk pekerjaan lain dapat segera dimobilisasi. Disamping itu
dengan terpantaunya
kondisi peralatan ukur maka akan mendukung pula kualitas data yang
dihasilkan.
4.2.1.1. Daftar rencana penggunaan peralatan.
Dalam pelaksanaan pekerjaan pengukuran, seorang Juru Ukur
tidak
terlepas dari penggunaan peralatan ukur. Keberadaan peralatan
ukur
tersebut bisa dari instansi tempat kerja atau dari sewa pinjam dari
pihak
ketiga. Oleh karena itu perencanaan penggunaan peralatan ukur
diperlukan dengan baik untuk keperluan administrasi. Laporan
daftar
rencana dan realisasi peralatan ukur perlu dibuat dan diketahui
bersama
antara bagian logistik dan bagian pengukuran.
Kondisi peralatan yang digunakan dalam kurun waktu pekerjaan
konstruksi perlu dibuat laporannya, hal ini untuk
pertanggung-jawaban
seorang Juru Ukur terhadap penggunaan peralatan ukur selama
pelaksanaan pekerjaan. Dalam kurun waktu pelaksanaan
kemungkinan
akan terjadi perubahan-perubahan kondisi dari peralatan ukur, hal
ini
akibat kecelakaan, goncangan-goncangan selama mobilisasi atau
diwaktu
pengoperasiannya tidak sesuai dengan standar.
Sebagai gambaran waktu pengoperasian alat ukur dapat dilihat
dalam
Daftar Rencana dan Realisasi Penggunaan Peralatan Ukur
Pekerjaan
Pembangunan Gedung Sekolahan.
Kode Modul INA.5230.223.23.06.07
Halaman: 17 dari 51
Table 4.1 Contoh Daftar Rencana dan Realisasi Penggunaan Alat
Ukur.
Dari waktu pelaksanaan tersebut di atas dapat disusun daftar
rencana
penggunaan peralatan.
No Jenis Peralatan Jumlah Penggunaan Waktu Keterangan
1. Total station 1 unit - pengukuran poligon.
- pengukuran stake out.
- monitoring dan pengarahan.
- setting out, monitoring dan pengarahan
1 bulan
3 bulan
Layak pakai
4. Perlengkapan :
6 bulan Layak pakai
Kode Modul INA.5230.223.23.06.07
Halaman: 18 dari 51
Dari jadwal/waktu pelaksanaan tersebut di atas dapat disusun
daftar
realisasi penggunaan peralatan.
No Jenis Peralatan Jumlah Penggunaan Waktu Keterangan
1. Total station 1 unit - pengukuran poligon.
- pengukuran stake out.
- monitoring dan pengarahan.
- marking
15 minggu Layak pakai
6 bulan Layak pakai
4.2.2.1. Pemeriksaan kondisi peralatan ukur.
Pemeriksaan kondisi peralatan ukur selama digunakan diproyek
secara
rutin harus diperiksa sehingga kalau ada penyimpangan cepat
diketahui
kalau ada penyimpangan dari peralatan ukur segera diadakan
perbaikan/kalibrasi atau diganti.
Persyaratan-persyaratan total station :
1. Sekrup-sekrup penyetel A, B dan C serta ukuran harus
berfungsi
dengan baik.
4. Garis bidik tegak lurus sumbu kedua.
Kode Modul INA.5230.223.23.06.07
Halaman: 19 dari 51
6. Ketelitian bacaan sudut horizontal.
7. Ketelitian bacaan sudut vertikal.
8. Ketelitian bacaan jarak horizontal dan vertikal.
9. Kemampuan software untuk menghasilkan hitungan koordinat
dan
beda tinggi.
11. Kejernihan lensa atau kaca pada teropong harus
benar-benar
dalam kondisi baik dan normal.
12. Tampilan bacaan (display) harus jelas.
b) Pemeriksaan theodolite.
Persyaratan-persyaratan theodolite :
1. Sekrup-sekrup penyetel A, B, C dan klem harus berfungsi
dengan
baik.
3. Sumbu kedua dalam keadaan mendatar dan tegak lurus sumbu
pertama.
6. Index bacaan sudut vertikal dan horizontal harus menunjukan
0.
c) Pemeriksaan waterpass.
2. Sumbu kedua dalam keadaan mendatar dan tegak lurus sumbu
pertama.
4. Lensa-lensa dalam keadaan terang sehingga jelas
pembacaannya.
5. Garis visir mendatar sejajar garis bidik.
d) Perlengkapan pendukung.
dengan standar pengukuran.
Kode Modul INA.5230.223.23.06.07
Halaman: 20 dari 51
1. Meteran : index nol masih ada dan jelas terbaca,
angka-angka
millimeter, centimeter dan meteran terbaca jelas. Meteran
yang
digunakan jenis meteran baja atau sejenisnya yang tidak
memuai
atau mengembang.
3. Reflektor : Lensa-lensa terang dan memancarkan signal
dengan
normal.
4.2.2.2. Laporan kondisi peralatan.
juga perlu dibuatkan laporannya, hal ini menyangkut
pertanggungjawaban
seorang juru ukur terhadap penggunaan peralatan ukur. Selama
kurun
waktu pelaksanaan pekerjaan, tidak tertutup kemungkinan akan
terjadi
perubahan-perubahan kondisi dari peralatan ukur yang digunakan. Hal
ini
kemungkinan dikarenakan faktor kecelakaan ataupun faktor
pengoperasian yang tidak sesuai dengan standar. Laporan
kondisi
peralatan segera mungkin, sehingga perlu antisipasi bila
terjadi
perubahan-perubahan kondisi peralatan agar pekerjaan pengukuran
tidak
terganggu yang mengakibatkan hasil pengukuran tidak akurat. Kondisi
dari
peralatan ukur tersebut yang mengetahui secara jelas adalah juru
ukur
yang mengoperasikan, sehingga kejadian-kejadian yang dialami
oleh
seorang juru ukur yang berkaitan dengan peralatan ukur perlu
dicatat dan
dibuatkan laporannya. Laporan ini secara berkala atau sesuai
dengan
tingkat kejadiannya secara bersama dengan bagian peralatan
atau
gudang ditandatangani sebagai langkah legalisasi terhadap
laporan
tersebut serta dilaporkan kepada atasan langsung untuk
mendapatkan
pengesahan dan tindak lanjut.
maka dapat diketahui siapa yang bertanggung jawab terhadap
perubahan-
perubahan kondisi peralatan-peralatan ukur tersebut. Disamping
itu
dengan laporan ini pula dapat dilakukan pengambilan keputusan
untuk
menentukan apakah peralatan tersebut masih layak untuk digunakan
perlu
diganti agar pekerjaan tidak mengalami hambatan.
Kode Modul INA.5230.223.23.06.07
Halaman: 21 dari 51
pada Tabel 4.4 berikut:
4.2.3.1. Pemeriksaan penyimpangan peralatan ukur.
Peralatan ukur tentu tidak selalu berfungsi dengan baik selama
pemakaian
di proyek hal ini mungkin saja terjadi. Apakah itu disebabkan oleh
suatu
benturan, jatuh, cara pengoperasian yang tidak sesuai standar
atau
karena sudah aus. Dengan tidak berfungsinya dengan baik peralatan
ukur,
maka akan mempengaruhi data-data yang dihasilkan pada saat
peralatan
ukur yang menyimpang digunakan. Oleh sebab itu kejadian
penyimpangan
peralatan tersebut selama pekerjaan perlu dicatat, karena dengan
adanya
catatan ini dapat diketahui kejadian-kejadian yang ditimbulkan oleh
karena
terjadinya penyimpangan peralatan yang digunakan, namun
demikian
pada saat diketahui terjadi penyimpangan peralatan ukur tersebut
perlu
segera diputuskan apakah perlu diperbaiki atau diganti.
Kode Modul INA.5230.223.23.06.07
Halaman: 22 dari 51
Selama kurun waktu penggunaan peralatan ukur kemungkinan
terjadi
penyimpangan-penyimpangan diakibatkan oleh :
goncangan-goncangan
diwaktu mobilisasi dari kantor ke lapangan atau perpindahan lokasi
di
lapangan, terjadi kesalahan operasional, terjatuh dan
sebab-sebab
lainnya.
Tabel-tabel di bawah ini adalah contoh laporan penyimpangan
peralatan
ukur.
Penyimpangan Peralatan Selama Pekerjaan
Waktu Pelaksanaan : 6 bulan.
1 Total station 223067 Teropong tidak
jelas/berembun.
Layar tampilan tidak muncul.
Penyimpangan Peralatan Selama Pekerjaan
Waktu Pelaksanaan : 6 bulan.
1 Theodolite 527897 Teropong bacaan tidak jelas.
Sekrup penggerak A, B, C tidak berfungsi.
Kehujanan.
Kode Modul INA.5230.223.23.06.07
Halaman: 23 dari 51
Penyimpangan Peralatan Selama Pekerjaan
Waktu Pelaksanaan : 6 bulan.
Teropong berembun/bacaan tidak jelas.
Tidak diketahui.
Tidak diketahui.
4.3. Laporan Pengukuran.
Dalam setiap pekerjaan pengukuran pada akhir penugasan selalu
disertai dengan
pembuatan laporan pengukuran. Meskipun pembuatan laporan pengukuran
bukan
merupakan tugas pokok dari juru ukur akan tetapi informasi data
yang diperlukan dari
kegiatan pengukuran tersebut bersumber dari hasil kegiatan juru
ukur. Tugas pembuatan
laporan pengukuran sendiri berada pada chief juru ukur
atau survey engineer .
Dengan diperlukannya data ukur sebagai pendukung pembuatan laporan
pengukuran,
maka juru ukur wajib menyiapkan data tersebut secara lengkap, jelas
dan tersusun rapi.
4.3.1. Penyusunan Laporan yang menyangkut pekerjaan pengukuran
selama
pekerjaan.
Selama kegiatan pelaksanaan konstruksi, juru ukur harus
mengumpulkan
dan menyusun semua data yang dihasilkannya, karena produk utama
dari
juru ukur adalah data ukur tersebut. Selain itu juru ukur
juga perlu untuk
membuat suatu laporan aktivitasnya selama masa penugasannya.
Laporan disajikan secara jelas dan memuat hal-hal sebagai berikut
:
a. Daftar juru ukur dan tenaga lokal yang terlibat di dalam
kegiatan
konstruksi.
Kode Modul INA.5230.223.23.06.07
Halaman: 24 dari 51
kelengkapannya.
d. Jenis aktivitas pengukuran
f. Tanggal aktivitas
h. Dan sebagainya.
No Jenis Pekerjaan Kebutuhan
- Waterpass
- statip
- reflector
- meteran
- ATK
- HT
- Payung
1 orang 3 orang - Total station / theodolite.
- statip
- reflector
- meteran
- ATK
- HT
- Payung
1 orang 2 orang - Waterpass - statip
- rambu ukur
Kode Modul INA.5230.223.23.06.07
Halaman: 25 dari 51
pengukuran sangat diperlukan. Selama melaksanakan pengukuran
juru
ukur akan menemui permasalahan-permasalahan yang penting.
Permasalahan-permasalahan tersebut kemudian dicatat secara rapi
dan
berurutan yang kemudian dilaporkan kepada atasan langsung dan
juga
akan bermanfaat jika diperlukan kembali.
Dengan adanya laporan pekerjaan pengukuran selama pekerjaan
konstruksi, maka akan tercatat langkah-langkah yang sudah
dilaksanakan.
Catatan dibuat secara rapi dan berurutan berdasarkan tanggal dan
jenis
pekerjaan : jika ada yang memerlukan informasi yang ada
hubungannya
dengan pekerjaan juru ukur maka yang bersangkutan dapat
memberikan
penjelasan. Selain itu dengan memiliki catatan aktivitas juru ukur
selama
pekerjaan konstruksi akan sangat berguna bagi juru ukur sendiri
apabila
menghadapi permasalahan-permasalahan yang timbul pada proyek
lain
tetapi mirip dengan apa yang sudah dialaminya di proyek
sebelumnya.
Dengan kata lain catatan-catatan ini akan memperkaya pengetahuan
juru
ukur itu sendiri dan menambah pengetahuannya di dalam
menyelesaikan
masalah yang sama pada proyek selanjutnya.
Sebagai contoh daftar simak aktivitas pengukuran sebagaimana
instruksi
kerja sebagai berikut :
Kode Modul INA.5230.223.23.06.07
Halaman: 26 dari 51
Pembuatan Base Camp No. Edisi : Tgl.Revisi :
Kode Dokumen : IKP – 09 – AB.96.68.004 Hal Ke.
:
A L A T B A H A N LOKASI PEKERJAAN
- Waterpass, Theodolite. - Bull Dozer. - Alat-alat bantu.
NO. LANGKAH PEKERJAAN KRITERIA BERTERIMA STATUS
BAIK TIDAK
Pengukuran lokasi Base Camp.
Pekerjaan dinding, kosen dan atap.
Pekerjaan Instalasi listrik dan air.
Pekerjaan lantai.
Dibuat Suharno Pengendali mutu
disetujui Sarwono Kepala Proyek
Kode Modul INA.5230.223.23.06.07
Halaman: 27 dari 51
INSTRUKSI KERJA Tgl. Edisi Pertama :
12 – 1 – 1996 No.Kopi :
Survey dan Pengukuran No. Edisi : Tgl.Revisi : Kode Dokumen :
IKP – 09 – AB.95.80.002 Hal Ke. : 1 dari
1
A L A T B A H A N LOKASI PEKERJAAN
- Waterpass, Theodolite. - meter, bak ukur - Palu, gergaji, linggis
- Alat gambar - Kalkulator
- Patok-patok kayu - Paku - Kertas gambar
Pembangunan SABO DAM
BAIK TIDAK
Pembersihan semak belukar.
Buat patok as pada masing-masing ujung Main Crest dan Sub
Crest
Buat patok elevasi pembantu pada setiap ujung Main Crest,
masing-masing 1 buah
Pengukuran potongan memanjang pada as Main Crest, Sub Crest dan
pada bagian tengah apron
Pengukuran potongan melintang (Cross section) dengan jarak 5
m
Gambar hasil pemotongan memanjang dan melintang
Hitung volume pekerjaan galian
yang aman - Kuat tidak mudah
menggeser
yang aman - Kuat tidak mudah
menggeser
±1 mm - Disetujui Direksi
Dibuat Suharno Pengendali mutu
disetujui Sarwono Kepala Proyek
Kode Modul INA.5230.223.23.06.07
Halaman: 28 dari 51
INSTRUKSI KERJA Tgl. Edisi Pertama :
01 – 06 – 1995 No.Kopi : 08
Pengukuran sudut No. Edisi : 2 Tgl.Revisi :
01 – 09 – 1995 Kode Dokumen :
IKP – 09 – AB.95.80.002 Hal Ke. : 1 dari
1
A L A T B A H A N LOKASI PEKERJAAN
- Theodolite - Palu
BAIK TIDAK
b.
3
4
5
6
Pengecekan alat ukur dan alat bantu yang akan digunakan, baik
kondisi maupun ketelitian nya.
Pengecekan alat ukur dengan cara: Pembacaan sudut horisontal dalam
posisi teropong biasa (B) dan luar biasa (LB) yang mengarah ke satu
target yang sama, bila dikurangkan besarnya = 180000’00.00” dengan
toleransi 1” s/d 2” sesuai tie jenisnya.
Pembacaan sudut vertikal dalam posisi teropong biasa (B) dan luar
biasa (LB) yang mengarah ke satu target yang sama, bila dijumlahkan
besarnya = 360000’00.00” dengan toleransi 1” s/d 2” sesuai tipe dan
jenis alatnya.
Membuat rencana untuk menentukan titik dimana alat ukur harus
didirikan dan menentukan satu arah sudut yang sudah
diketahui.
Menyetel alat ukur diatas titik sesuai poin 3, kemudian mengarahkan
pembacaan sudut dibuat nol derajat ke arah titik yang
diketahui(ditentukan).
Berdasarkan poin 4 di atas maka titik yang dicari dapat ditentukan
dengan memutar teropong sehingga diperoleh bacaan sudut yang
sebesar yang dikehendaki.
Khusus untuk membuat sudut 900 di lapangan tanpa menggunakan alat
ukur theodolite dan prisma, bisa dilakukan dengan menggunakan
rumus phytagoras (yaitu : sisi siku-siku panjang 3 bagian dan 4
bagian serta sisi miringnya 5 bagian)
- Sesuai manual operasi alat.
- B – LB = 180000’00.00”.
- B + LB = 360000’00.00”.
- Sesuai manual operasi alat.
Dibuat Sudirman Kepala lapangan
01 – 09 – 1995
disetujui Karyono KUJM 01 – 09 – 1995
Kode Modul INA.5230.223.23.06.07
Halaman: 29 dari 51
INSTRUKSI KERJA Tgl. Edisi Pertama :
01 – 06 – 1995 No.Kopi : 08
Pematokan No. Edisi : 1 Tgl.Revisi :
01 – 09 – 1995 Kode Dokumen :
IKP – 09 – AB.95.80.002 Hal Ke. : 1 dari
1
A L A T B A H A N LOKASI PEKERJAAN
- Theodolite - Meteran - Palu
- Patok-patok kayu - Paku
BAIK TIDAK
Pengecekan kondisi alat sesuai fungsi dan bahan yang akan
dipakai.
Mengecek kebenaran dan mengidentifikasikan titik referensi (BM)
yang akan dipakai sebagai acuan dalam penentuan posisi mendatar
maupun vertikal.
Menyiapkan rencana dan perhitungan untuk lokasi yang akan diukur
meliputi jarak dan sudut dari BM ke titik yang akan dibuat.
Di apangan ditentukan pematokan yang menunjukan As, grid dan line
dari bangunan yang akan dibuat.
Mengidentifikasikan poin 4 sesuai gambar rencana.
Pada waktu lokasi yang sudah dipatok akan dikerjakan (poin 4) maka
harus dibuat titik simpanan dilokasi yang aman dengan konstruksi
yang kuat dari beton, dan titiknya dari besi beton dengan tanda di
tengahnya.
Membuat gambar/peta sket lokasi patok-patok yang terpasang dengan
titik simpanannya
- Sesuai rencana layak pakai
- sesuai spesifikasi peta situasi
Dibuat Sudirman Kepala lapangan
01 – 06 – 1995
disetujui Karyono KUJM 01 – 06 – 1995
Kode Modul INA.5230.223.23.06.07
Halaman: 30 dari 51
INSTRUKSI KERJA Tgl. Edisi Pertama :
01 – 06 – 1995 No.Kopi : 08
Pengukuran elevasi No. Edisi : 2 Tgl.Revisi :
01 – 09 – 1995 Kode Dokumen :
IKP – 09 – AB.95.80.002 Hal Ke. : 1 dari
1
A L A T B A H A N LOKASI PEKERJAAN
- Waterpass - Selang air - Rambu ukur - Meteran
- -
BAIK TIDAK
1
2
3
4
5
6
7
8
Pengecekan kondisi alat ukur dan alat bantu yang akan dipergunakan
termasuk ketelitiannya.
Pengecekan alat ukur dengan cara: Mengukur beda tinggi 2 target
yang tetap sama, dengan posisi dan jarak alat ukur yang
berbeda-beda (pindah-pindah) akan didapat hasil beda tinggi yang
sama, dengan toleransi ± 0.50 s/d 1.00 mm sesuai tipe dan jenis
alatnya.
Membuat rencana untuk menentukan titik referensi yang dipergunakan
sebagai acuan
Alat ukur disetel diantara titik referensi dan titik yang
akan dicari elevasinya.
Dengan bantuan rambu ukur yang dipasang di titik referensi dan
titik yang akan diukur, maka bacaan masing-masing rambu ukur
dicatat.
Selisih bacaan dari kedua rambu ukur tersebut merupakan beda
tinggi/beda elevasi kedua titik.
Elevasi dari titik yang dicari dapat dihitung dengan rumus Tinggi
titik referensi + beda tinggi (poin 6) kedua titik tersebut.
Khusus untuk mengukur elevasi di lapangan tanpa menggunakan
waterpass maka dapat dipergunakan selang air dan
meteran.
- Sesuai manual operasi alat.
- Sesuai rencana
Dibuat Sudirman Kepala lapangan
01 – 09 – 1995
disetujui Karyono KUJM 01 – 09 – 1995
Kode Modul INA.5230.223.23.06.07
Halaman: 31 dari 51
Nama proyek :
digunakan
-
Pengukuran sudut Pengukuran ketinggian
4.3.2.1. Pengambilan data.
Data ukur yang dihasilkan oleh juru ukur selama menjalankan
tugasnya
harus diinventaris atau dikumpulkan secara rapi dan lengkap.
Dengan
disusunnya data ukur secara rapi, jelas dan lengkap maka akan
memudahkan pencarian terhadap data yang diperlukan. Data
tersebut
dapat diseleksi sebagai berikut:
a. Data pengecekan titik referensi, data ini memuat hasil
pekerjaan
pengecekan titik ikat yang terdiri dari :
1. Data koordinat titik ikat (X, Y, Z)
2. Data poligon
3. Data waterpass
b. Data pengukuran harian, data ini memuat hasil pekerjaan
pengukuran
atau kegiatan pengukuran harian.
c. Data Stake out, data ini memuat hasil-hasil pengukuran kegiatan
stake
out baik hasil pengukuran stake out horisontal maupun kegiatan
stake
out vertikal.
Kode Modul INA.5230.223.23.06.07
Halaman: 32 dari 51
d. Data monitoring posisi, data ini memuat hasil pengukuran
pada
kegiatan pekerjaan monitoring posisi baik posisi horisontal dan
vertikal.
e. Data Pengukuran dimensi, data ini memuat hasil pekerjaan
pengukuran dimensi yang pada akhirnya akan digunakan untuk
bahan
menghitung volume.
Contoh data koordinat titik ikat atau referensi, pengikatan poligon
dan
pengikatan waterpass dapat disajikan seperti Gambar 4.1.
Tabel.4.15.dan
Tabel 4.16. berikut:
Di samping itu data ukur poligon, waterpass dan tachymeter
sebagaimana
contoh formulir (blanko) pengukuran poligon, pengukuran
waterpass dan
pengukuran tachymethri.
Tabel 4.15
LOKASI PEKERJAAN
Nama Lokasi : Rencana Pembangunan Apartemen “x” Desa : Jaya
Kecamatan : Maju Kabupaten : Maju Jaya
PEMASANGAN
Dipasang Oleh : Agus Bulan/Tahun : 2 April 2004 Konsultan : PT.
ABC
Foto :
Gambar.4.1 Contoh Koordinat Titik Ikat.
Kode Modul INA.5230.223.23.06.07
Halaman: 33 dari 51
Data-data pengukuran selama pelaksanaan, konstruksi meliputi
:
Data ukur dan hitungan koordinat.
Data ukur dan hitungan waterpass.
Data ukur dan hitungan stake out.
Data ukur dan hitungan pengecekan dan monitoring.
Data ukur dan hitungan dimensi.
Data-data tersebut sejak awal pekerjaan hingga selesai dicatat,
disusun
secara berurutan dan rapi serta diarsipkan. Sebagai contoh dapat
disimak
contoh data ukur dan hitungan poligon dan hitungan sipat datar
berikut ini.
Tabel 4.16. Contoh Pengikatan Waterpass
HITUNGAN SIPAT DATAR
Dihitung Oleh :Eq Diperiksa Oleh : Darmaji
Proyek : Apartemen X Mat Hitung : Excel
Lokasi : Maju Jaya Halaman : 1
Jalur : CP MJT2 - P.71 - P.86
No titik Jarak
Dari Ke muka belakang
CP MJT2 HP 100.2 0.152 0.152 0.152 0.000 94.894 HP
HP P71 101.4 -0.194 -0.194 -0.194 0.000 94.700 P 71
P71 P 72 70.4 0.153 0.153 0.153 0.000 94.853 P 72
P 72 P73 93.8 -0.019 -0.019 -0.019 0.000 94.834 P73
P 73 P74 52.2 0.034 0.034 0.034 0.000 94.868 P 74
P 74 P75 65 -0.561 -0.561 -0.561 0.000 94.307 P 75
P 75 P76 60.2 -0.088 -0.087 -0.088 0.000 94.220 P 76
P 76 P 77 67.6 0.885 0.885 0.885 0.000 95.105 P 77
P 77 P78 16.4 -0.278 -0.279 -0.279 0.000 94.826 P 78
P 78 P 79 99.2 0.445 0.445 0.445 L0.000 95.271 P 79
P 79 P80 78.6 -1.363 -1.363 -1.363 0.000 93.908 P 80
P 80 P 81 83 1.091 1.091 1.091 0.000 94.999 P 81
P 81 P 82 57.8 0.110 0.110 0.110 0.000 95.109 P 82
P 82 P83 97.4 0.000 0.000 0.000 0.000 95.109 P 83
P83 P 84 82.8 -0.112 -0.112 -0.112 0.000 94.997 P 84
P 84 P 85 79 0.068 0.068 0.068 0.000 95.065 P 85
P 85. P 86 42.2 -0.018 -0.018 -0.018 0.000 95.047 P86
Jumlah 1247.200 0.305 0.305 0.305 0.000
Jumlah jarak 1247.200
Kode Modul INA.5230.223.23.06.07
Halaman: 34 dari 51
Hitungan Koordinat
Kode Modul INA.5230.223.23.06.07
Halaman: 35 dari 51
4.3.3.1. Pengambilan dokumentasi.
Selain data ukur, data dokumentasi juga perlu dimiliki oleh juru
ukur.
Dokumentasi tersebut baik dokumentasi aktivitas dari juru ukur
maupun
dokumentasi kondisi sebelum dan sesudah dilaksanakannya
konstruksi,
agar secara visual dapat mendukung data-data yang disajikan oleh
juru
ukur. Dokumentasi yang perlu disusun antara lain :
a. Foto Titik referensi atau BM ( Bech Mark)
b. Foto peralatan-peralatan yang digunakan
c. Foto pelaksanaan pengukuran MC-0
d. Foto pelaksanaan pengukuran untuk stake out.
e. Foto pelaksanaan monitoring posisi.
f. Foto penandaan hasil stake out maupun peil-peil yang
dipasang.
g. Foto pengukuran dimensi.
h. Dan sebagainya.
Contoh dari titik referensi atau BM dapat dilihat pada dokumentasi
berikut
ini :
pengukuran.
4.3.4.1. Seleksi dan pengelompokan data.
Data yang perlu disusun lainnya adalah data yang akan digunakan
untuk
pembuatan laporan akhir. Data untuk pendukung pembuatan laporan
akhir
ini biasanya lebih sederhana tetapi mencakup seluruh kegiatan
yang
dilakukan oleh juru ukur, karena pekerjaan pengukuran
merupakan
sebagian dari keseluruhan kegiatan pelaksanaan konstruksi,
sehingga
Kode Modul INA.5230.223.23.06.07
Halaman: 36 dari 51
Data yang diperlukan antara lain :
a. Titik Ikat
c. Personil pengukuran
d. Data ukur
Form 1 : Pengukuran waterpass.
Form 2 : Pengukuran poligon.
Form 1a : Hitungan waterpass
Form 2a : Hitungan koordinat.
Kode Modul INA.5230.223.23.06.07
Halaman: 37 dari 51
ALAT/NO : TANGGAL : CUACA : DIPERIKSA : HALAMAN :
NO TARGET
rata- rata
m m m m m m m m m m
Sketsa :
Kode Modul INA.5230.223.23.06.07
Halaman: 38 dari 51
ALAT/NO : TANGGAL : CUACA : DIPERIKSA : HALAMAN :
T E M P A T
A L A T
BACAAN SUDUT HORISONTAL
BESAR SUDUT HORISONTAL
Kode Modul INA.5230.223.23.06.07
Halaman: 39 dari 51
Form 3 PENGUKURAN TACHYMETRI
ALAT/NO : TANGGAL : CUACA : DIPERIKSA : HALAMAN :
T E M P A T
A L A T TP
T A R G E T
BACAAN SUDUT
G A N
0 ‘ “ m m 0 ‘ “ m m m m
Sketsa :
Kode Modul INA.5230.223.23.06.07
Halaman: 40 dari 51
Form 1a HITUNGAN WATERPASS
T IT IK
TOTAL
Sketsa :
Kode Modul INA.5230.223.23.06.07
Halaman: 41 dari 51
Form 2a HITUNGAN KOORDINAT
NOMOR TITIK
SUDUT HORISONT
AZIMUTH JARAK ABSIS
ORDINAT (y)
KOORDINAT
TOTAL
Kode Modul INA.5230.223.23.06.07
Halaman: 42 dari 51
4.3.4.2. Penyusunan data ukur.
secara rapi sesuai dengan jenis pengukuran. Data pendukung ini
diseleksi
sesuai dengan seluruh kegiatan pekerjaan yang dilakukan oleh juru
ukur
selama proyek berlangsung mulai dar awal hingga selesai (MC 0
sampai
dengan MC 100). Data-data yang diperlakukan untuk laporan
akhir
pengukuran meliputi :
penggunaannya.
4.4. Data pendukung untuk pembuatan Laporan Volume.
Salah satu tugas dari seorang juru ukur pada pelaksanaan suatu
pekerjaan konstruksi
adalah menyajikan data ukur dan hasil kegiatan-kegiatan di lapangan
seperti menentukan
arah serta posisi dari suatu detil konstruksi dan dimensi-dimensi
yang diperlukan untuk
menghitung volume Dengan demikian seorang juru ukur harus melakukan
pengumpulan
dan penyusunan data ukur yang dihasilkan selama melaksanakan
tugasnya.
Data-data hasil pelaksanaan pengukuran perlu disusun secara iengkap
dan rapi agar
selalu siap apabila diperlukan, baik untuk kepentingan juru ukur
sendiri maupun pihak lain
semisal untuk menghitung volume. Disamping itu data juga perlu
dirawat dan disimpan
ditempat yag aman agar tidak disalahgunakan oleh pihak-pihak yang
tidak berkepentingan.
Data yang merupakan hasil dari kegiatan juru ukur ini nantinya akan
menjadi salah satu
dasar untuk melakukan perhitungan volume yang dilakukan oleh
quantity surveyor atau
quantity engineer. Jadi perlu ditegaskan bahwa juru ukur hanya
menyediakan data ukur
pendukung perhitungan volume, yang kemudian oleh atasannya secara
langsung
dikoordinasikan dengan bagian lain untuk keperluan
selanjutnya.
Kode Modul INA.5230.223.23.06.07
Halaman: 43 dari 51
Untuk mendukung pembuatan laporan volume, juru ukur mempunyai tugas
untuk
menyediakan dan menyususn data-data hasil pengukuran dimensi
detil-detil
konstruksi. Data-data dari juru ukur tersebut oleh personil yang
bertanggungjawab
untuk membuat laporan volume akan dikompilasi sesuai dengan
keperluannya,
sehingga pengelompokan data pendukung untuk penghitungan volume
masing-
masing bagian konstruksi perlu disusun secara jelas, Iengkap dan
sistimatis.
Data yang dihasilkan oleh juru ukur selalu harus disahkan oleh
atasannya langsung
yaitu chief juru ukur atau survei engineer. Data yang
sudah sah atau valid inilah
yang disiapkan untuk dijadtkan bahan untuk menyusun laporan volume,
termasuk
juga di dalamnya data hasil pengukuran bersama
atau joint survei.
Data-data yang perlu untuk disusun guna mendukung pembuatan laporan
volume
adalah :
b. Data ukur untuk tiap-tiap progress penagihan
c. Data akhir untuk pembuatan Mutual Check -100
(MC-100)
4.4.1.1. Penyeleksian data.
mengumpulkan dan menyusun semua data yang dihasilkan. Produk
utama
juru ukur bangunan gedung adalah data ukur dan hitungannya,
selain itu
juru ukur bangunan gedung juga perlu membuat laporan
aktivitasnya
selama masa penugasannya. Data ukur dari hitungannya sejak
awal
sampai dengan akhir pengukuran harus dipisah-pisahkan dan
diarsipkan
secara berurutan dan rapi sesuai dengan jenis pekerjaannya seperti
:
a. Data pengukuran dan hitungan pengecekan titik referensi (BM)
terdiri
dari :
- Tiang pancang.
Kode Modul INA.5230.223.23.06.07
Halaman: 44 dari 51
Sesuai dengan perkembangan/kemajuan pekerjaan konstruksi,
maka
pekerjaan pengukuran terus mengikuti, sehingga data ukur yang
dihasilkan akan bertambah, sehingga perlu pengarsipan yang teliti,
cermat
dan rapi sehingga memudahkan untuk mencari bila diperlukan.
Terutama
data-data untuk perhitungan volume harus diarsipkan dan disimpan
baik-
baik.
Data ukur dan hitungan yang dihasilkan oleh juru ukur selama
menjalankan tugasnya harus diinvetaris atau dikumpulkan secara
rapi,
lengkap dan berurutan, untuk memudahkan pencariannya bila
diperlukan.
Data dan hitungan tersebut meliputi :
a. Data pengecekan titik referensi (BM) :
- Data koordinat (X, Y)
b. Data pengukuran stake out horizontal dan vertikal.
c. Data pengecekan, pengarahan dan monitoring.
d. Data pengukuran dimensi awal dan akhir.
e. Sketsa-sketsa lapangan.
Contoh data hitungan koordinat dan waterpass dapat dilihat
pada butir
4.3.2.2 dan contoh data ukur (formulir) pada butir 4.3.4.1.
4.4.2. Penyusunan data untuk perhitungan volume awal.
4.4.2.1. Penyeleksian data pendukung untuk perhitungan volume
awal.
Meskipun secara tanggung jawab perhitungan volume bukan berada
pada
juru ukur, akan tetapi sumber data yang diperlukan untuk
menghitung
volume salah satunya berasal dari kegiatan yang dilakukan oteh juru
ukur.
Data-data tersebut mulai dari awal perlu disusun secara rapi oleh
juru ukur
agar pada saat diperlukan untuk menghitung volume dapat
segera
disajikan.
Kode Modul INA.5230.223.23.06.07
Halaman: 45 dari 51
menghitung MC-0 tersebut antara lain :
a. Data original ground line atau permukaan tanah asli dari suatu
tapak
bangunan, data ini diperlukan untuk mengitung volume
pekerjaan
galian dan timbunan.
mengetahui volume-volume seperti rencana pengecoran pondasi,
kolom, balok, lantai, saluran drainase dan sebagainya.
Data awal untuk pekerjaan didapat dari pengukuran langsung,
sedang
untuk pekerjaan konstruksi didapat dari gambar kerja.
4.4.2.2. Penyusunan data untuk perhitungan volume awal.
Data-data yang dimaksudkan pada butir 4.4.2.1 a dan 4.4.2.1.b
disusun
dan dikelompokan sesuai dengan pelaksanaan konstruksi
masing-masing
detil bangunan dan masing-masing kelompok ditempatkan pada
ordner
atau stop map sendiri-sendiri.
a. Map 1 berisi data ukur dan hitungan original ground line
meliputi :
Data dan hitungan koordinat (polygon).
Data dan hitungan ketinggian (waterpass).
Data dan hitungan profil memanjang.
Data dan hitungan profil melintang.
Sketsa-sketsa lapangan.
b. Map 2 berisi data dan hitungan dimensi awal meliputi :
Data dan hitungan volume rencana pengecoran :
- Pondasi.
- Kolom.
- Balok.
- Lantai.
Kode Modul INA.5230.223.23.06.07
Halaman: 46 dari 51
4.4.3.1. Penyeleksian data pendukung untuk perhitungan volume
akhir.
Selain data awal, diperlukan juga tersusunnya data paling uptodate
atau
terkini maupun data akhir. Data ini diperoleh dari pengukuran
setelah
dilaksanakan pekerjaan konstruksi. Data yang dihasilkan diperlukan
dalam
hubungannya dengan perhitungan volume untuk pembayaran tagihan
dari
pihak kontraktor pelaksana kepada pemilik pekerjaan pada
progres
tertentu atau pada akhir pelaksanaan suatu pekerjaan.
Data-data ini secara otentik dihasilkan melalui pelaksanaan
pengukuran
atau joint survei, karena penggunaannya untuk kepentingan
bagi semua
pihak yang terlibat di dalam pelaksanaan konstruksi. Data
hasil
pengukuran bersama dan yang sudah disepakati inilah yang perlu
disusun
secara rapi, Iengkap, jelas dan akurat.
Data-data yang diperlukan untuk menghitung volume akhir tersebut
antara
lain :
c. Data ukur aktual permukaan hasil pengecoran seperti
pengecoran
lantai, pondasi dan sebagainya.
pelaksanaan konstruksi.
Data-data di atas baik secara berkala atau per-progres maupun data
akhir
setelah pelaksanaan konstruksi dipilah-pilah, data yang secara
berkala
atau per progres digunakan untuk penarikan tagihan tiap kala ulang
waktu
tertentu atau per-progres, sedangkan data akhir digunakan
untuk
menghitung volume akhir atau untuk keperluan MC-100 (Mutual
Check
100) dan juga nantinya akan digunakan untuk dasar pembuatan
gambar
purna bangun atau as built drawing .
4.4.3.2. Penyusunan data untuk perhitungan volume akhir.
Data-data untuk perhitungan volume akhir disusun secara rapi
dan
berurutan meliputi :
Data hasil Mutual check 100 (MC 100) pekerjaan
selesai meliputi :
- Data dan hitungan koordinat.
- Data dan hitungan ketinggian.
Kode Modul INA.5230.223.23.06.07
Halaman: 47 dari 51
- Data dan hitungan dimensi.
- Catatan-catatan/gambar kalau ada perubahan gambar.
- Dan lain-lainnya.
Kode Modul INA.5230.223.23.06.07
Halaman: 48 dari 51
bertanggung jawab perlu untuk dimonitor. Laporan daftar rencana dan
realisasi peralatan ukur
perlu dibuat dan diketahui bersama antara bagian perlengkapan serta
bagian pengukuran agar
memudahkan pemantauan posisi dan kondisi peralatan ukur.
Laporan kondisi peralatan ukur yang digunakan juga perlu dibuatkan
laporannya, karena selama
kurun waktu pelaksanaan juru ukur peralatan tersebut tidak tertutup
kemungkinan akan
mengalami perubahan oleh karena faktor kecelakaan, cara
pengoperasian yang tidak sesuai
prosedur maupun karena memang sudah aus. Tindakan yang tepat perlu
segera dilakukan
apabila ditemukan adanya penyimpangan pada peralatan tersebut
apakah berupa perbaikan
maupun penggantian.
Dengan diperlukannya data ukur sebagai pendukung pembuatan laporan
pengukuran, maka juru
ukur wajib menyiapkan data tersebut secara lengkap, jelas dan
tersusun rapi Selain data
pengukuran seorang juru ukur juga perlu untuk menyusun laporan yang
menyangkut pekerjaan
pengukuran selama melaksanakan tugas pada pekerjaan konstruksi.
Catatan dibuat secara rapi
dan urut berdasarkan tanggalnya, agar jika pihak lain memerlukan
informasi yang ada
hubungannya dengan pekerjaan juru ukur maka yang bersangkutan dapat
memberikan informasi
yang dibutuhkan tersebut
Dokumen selama menjalankan tugas sebagai juru ukur juga perlu
dibuat dan disusun, karena
dokumentasi ini akan mendukung hasil dari pekerjaan pengukuran. Di
dalam rangka penyusunan
pembuatan laporan akhir. karena juru ukur merupakan tim dari tim
secara keseluruhan, maka
juru ukur juga perlu menyiapkan data pendukung yang mungkin
diperlukan pada pembuatan
laporan akhir.
Kode Modul INA.5230.223.23.06.07
Halaman: 49 dari 51
5.1. Sumber Daya Manusia
Pelatih/instruktur dipilih karena dia telah berpengalaman dan
ber peran pelatih
adalah untuk :
b. Membimbing peserta melalui tugas-tugas pelatihan yang dijelaskan
dalam
tahap belajar.
c. Membantu peserta untuk memahami konsep dan praktek baru dan
untuk
menjawab pertanyaan peserta mengenai proses belajar.
d. Membantu peserta untuk menentukan dan mengakses sumber tambahan
lain
yang diperlukan untuk belajar.
e. Mengorganisir kegiatan belajar kelompok jika diperlukan.
f. Merencanakan seorang ahli dari tempat kerja untuk membantu jika
diperlukan.
5.1.2. Penilai.
kerja. Penilai akan :
a. Melaksanakan penilaian apabila peserta telah siap dan
merencanakan proses
belajar dan penilaian selanjutnya dengan peserta.
b. Menjelaskan kepada peserta mengenai bagian yang perlu untuk
diperbaiki
dan merundingkan rencana pelatihan selanjutnya dengan
peserta.
c. Mencatat pencapaian / perolehan peserta.
5.1.3. Teman kerja / sesama peserta pelatihan.
Teman kerja /sesama peserta pelatihan juga merupakan sumber
dukungan dan
bantuan. Peserta juga dapat mendiskusikan proses belajar dengan
mereka.
Pendekatan ini akan menjadi suatu yang berharga dalam membangun
semangat
tim dalam lingkungan belajar/kerja dan dapat meningkatkan
pengalaman belajar
peserta.
Kode Modul INA.5230.223.23.06.07
Halaman: 50 dari 51
Pengertian sumber-sumber adalah material yang menjadi pendukung
proses
pembelajaran ketika peserta pelatihan sedang menggunakan materi
pelatihan ini.
Sumber-sumber tersebut dapat meliputi :
2. Lembar kerja.
3. Diagram-diagram, gambar.
5. Rekaman dalam bentuk kaset, video, film dan lain-lain.
Ada beberapa sumber yang disebutkan dalam pedoman belajar ini
untuk membantu
peserta pelatihan mencapai unjuk kerja yang tercakup pada suatu
unit kompetensi.
Prinsip-prinsip dalam CBT mendorong kefleksibilitasan dari
penggunaan sumber-sumber
yang terbaik dalam suatu unit kompetensi tertentu, dengan
mengijinkan peserta untuk
menggunakan sumber-sumber alternative lain yang lebih baik atau
jika ternyata sumber-
sumber yang direkomendasikan dalam pedoman belajar ini tidak
tersedia / tidak ada.
Sumber-sumber bacaan yang dapat digunakan :
1. Ilmu Ukur Tanah, Oleh Soetomo Wangsutjitro, Penerbit Yayasan
Kanisius, tahun
1980 (refisi)
2. Dasar-dasar Pengukuran Tanah, Oleh Russell C Brinker Paul, Paul
R Wolf , Alih
bahasa : Djoko Walijatun, Edisi ketujuh, Penerbit Erlangga, tahun
1984
3. Pengantar Pemetaan, Oleh James R Wirshing.BS, Roy H.
Wirshing.BE . Alih
bahasa : Ir. Tirta. D Arief . Editor : Ir. Purnomo Indarto,
Penerbit Erlangga, tahun
1995.
4. Pengukuran Topografi dan Tehnik Pemetaan, Oleh Dr. Ir. Suyono
Sosrodarsono,
Masayoshi Takasaki, Penerbit Pradnya Paramita.
5. Penentuan Azimut Dengan Pengamatan Matahari, Oleh Ir. S.
Basuki
Kartawiharja, Penerbit Kanisius, tahun 1988.
6. Ilmu dan Alat Ukur Tanah, Oleh Ir. Heinz Frich, Penerbit
Kanisius, tahun 1979.
7. Ilmu Ukur Tanah, Oleh Ir. DW. Hendro Kustanto, MT, J. Andy
Hartanto, SH, MH,
IR, MMT, DM, 216 001 11, DIOMA.
8. Konstruksi Bangunan Gedung Bertingkat Rendah, Oleh Ir. Ign
Benny
Puspantoro, MSc, Penerbit Universitas Atmajaya Yogyakarta, tahun
1996.
Kode Modul INA.5230.223.23.06.07
Halaman: 51 dari 51
1. Peralatan yang digunakan:
- Theodolite
- Statif
- Prisma
- Meteran 5m