Post on 06-Feb-2018
1
PENGARUH MOTIVASI KERJA TERHADAP EFEKTIVITAS KERJA
PEGAWAI DI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
( BAPPEDA) KABUPATEN BINTAN
NASKAH PUBLIKASI
Oleh :
P O N I M A N
NIM : 100563201054
PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK
`UNIVERSITAS MARITIM RAJA HAJI
TANJUNGPINANG
2015
i
PENGARUH MOTIVASI KERJA TERHADAP EFEKTIVITAS KERJA
PEGAWAI DI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
( BAPPEDA) KABUPATEN BINTAN
P O N I M A N
Mahasiswa Ilmu Administrasi Negara, FISIP UMRAH
A B S T R A K
Tercapainya keberhasilan suatu organisasi tidak terlepas dari efektivitas
kerja pegawainya, dari hasil pengamatan sementara dapat diketahui masih
terdapat pegawai yang datang tidak tepat waktunya, suatu indikasi masih perlu
dilakukan kajian mengenai motivasi kerja pegawai pada Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah ( BAPPEDA ) khususnya, di Kabupaten Bintan. Kajian ini
dipandang perlu karena motivasi yang belum semestinya dapat mengurangi
kinerja pegawai baik secara parsial maupun secara keseluruhan sebagai suatu
sistem indikasi lainnya, masih terdapatnya penyelesaian pekerjaan yang belum
tepat, dikarenakan kurang efektifnya pekerjaan pegawai tersebut. Kemampuan
pegawai yang memadai berarti akan dapat menyelesaikan pekerjaannya dengan
baik sesuai dengan jatah waktu maupun target yang telah ditetapkan dalam
program kerja..
Tujuan penelitian ini pada dasarnya adalah untuk mengetahui seberapa
besar pengaruh motivasi kerja dengan efektivitas kerja di Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah Kabupaten Bintan. Dalam penelitian ini sampelnya terdiri
dari 59 orang pegawai dengan teknik sampling jenuh. Teknik analisis data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah teknik Analisa Korelasi Product Moment
untuk melihat pengaruh variabel X dengan Variabel Y melalui program SPSS
versi 21.
Berdasarkan dari data yang diolah dapat diketahui nilai hasil perhitungan r
hitung mendapatkan angka 0,122. Hal ini menunjukkan nilai tersebut termasuk
kedalam kategori tingkat pengaruh yang lemah berdasarkan nilai koefisien
korelasi. Berdasarkan data dari table r product moment untuk N=59, dengan taraf
signifikasi 5% maka menunjukkan hasil 0,252. Dengan demikian jika
dibandingkan r hitung dengan r tabel maka didapatkan bahwa r hitung = 0,12
lebih kecil dari r tabel =0,252. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak
ada pengaruh antara variabel x terhadap variabel y. Motivasi kerja pegawai
mempunyai pengaruh yang tidak signifikan terhadap efektivitas kerja pegawai
yang mana dapat diketahui dari nilai koofisien penentu yaitu sebesar 1,44% yang
mana nilai ini mengartikan bahwa tidak ada pengaruh antara variabel x dan
variabel y. Adapun 98,56% yang mempengaruhi efektivitas kerja pegawai tersebut
merupakan variabel lain yang tidak di teliti dalam penelitian ini. Berdasarkan hasil
penelitian yang dilakukan dapat disarankan Untuk meningkatkan motivasi
pegawai diharapkan kepada pimpinan untuk dapat memberikan penghargaan
kepada pegawai yang berprestasi agar pegawai dapat termotivasi untuk dapat
bekerja lebih baik lagi, perlunya dorongan yang diberikan baik itu berupa
masukan dan saran ataupun penghasilan tambahan atas pekerjaan ekstra yang
ii
dilakukan oleh pegawai dengan maksud agar pegawai dapat termotivasi untuk
melaksanakan tugasnya sesuai dengan hasil yang diharapkan
Kata Kunci : Motivasi Kerja, Efektivitas Kerja, Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah
iii
EFFECT ON THE EFFECTIVENESS OF WORK MOTIVATION OF
EMPLOYEES WORKING IN REGIONAL DEVELOPMENT PLANNING
AGENCY DISTRICT BINTAN
P O N I M A N
Students of Administrative Science State, FISIP, UMRAH
A B S T R A C T
Achieving success of an organization's goals can not be separated from
the effectiveness of the employees, of the observations can be seen there are
employees who come untimely, an indication is necessary to study on the
motivation of employees working in Regional Development Planning Board
(BAPPEDA) in particular, in the district of Bintan. The review was deemed
necessary because of the motivation that has not been properly can reduce the
performance of employees either partially or as a whole as a system other
indications, still have a job completion uncertain, due to the lack of effective work
of the employee. Adequate means the ability of employees to be able to get the job
done properly in accordance with the allocation of time and the targets set in the
program of work ..
The purpose of this research is essentially to determine how much
influence the effectiveness of the work motivation in Regional Development
Planning Agency Bintan regency. In this study sample consisted of 59 employees
with saturated sampling technique. The data analysis technique used in this study
is the technique Product Moment Correlation Analysis to see the effect of variable
X with variable Y through SPSS version 21.
Based on the processed data can be known values of r arithmetic
calculation results get 0.122 figure. This shows the value of including into
categories based on the degree of influence of a weak correlation coefficient.
Based on data from table r product moment for N = 59, with a significance level
of 5% then shows the results 0.252. Thus, if compared with the count r r table it
was found that the count r = 0.12 is smaller than r table = 0.252. It can be
concluded that there is no influence of the variable x to variable y. Employee
motivation has a significant influence on the effectiveness of the employee which
may be known of determining the value of coefficient is equal to 1.44% which is
the value of this means that there is no influence of variables x and y variables.
The 98.56% which affect the effectiveness of these employees are other variables
not examined in this study. Based on the results of research conducted can be
recommended to increase employee motivation to the leaders are expected to be
able to reward outstanding employees so that employees can be motivated to work
better again, need encouragement given either in the form of input and
suggestions or additional income on extra work performed by employees in order
for employees to be motivated to carry out their duties in accordance with the
expected results
iv
Keywords: Work Motivation, Work Effectiveness, Regional Development
Planning Board
1
PENGARUH MOTIVASI KERJA TERHADAP EFEKTIVITAS KERJA
PEGAWAI DI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
( BAPPEDA) KABUPATEN BINTAN
A. Latar Belakang
Penyelenggaraan pemerintah
daerah sebagai bagian dalam sistem
pemeintahan dalam kontek Negara
Kesatuan Republik Indonesai, secara
historis telah mengalami begitu
banyak berbagai perubahan pada
tatanan manajemen dan berbagai
penyelengaraan pemerintahan daerah
yang ditandai dengan adanya
penyempurnaan Undang-undang
Nomor 22 Tahun 1999, yang di
teruskan Undang-undang Nomor 32
Tahun 2014 tentang pemerintahan
daerah. Tuntutan perbaikan dalam
kinerja aparat publik semakin besar
jika dikaitkan dengan upaya
pemerintah untuk meningkatkan
perkembangan dinamika organisasi
publik dalam upaya
mengakomondasikan berbagai
kebutuhan masyarakat serta
mengoptimalkan penyelenggaraan
pemerintahan daerah.
Sebagaimana disebutkan
dalam Undang-undang 32 Tahun
2014 pasal 14 bahwa urusan wajib
yang menjadi kewenagan
pemerintahan daerah untuk
kabupaten atau kota merupakan
urusan yang bersekala kabupaten
atau kota yang salah satunya adalah
perencanaan dan pengendalian
pembangunan. Dalam hal ini Badan
Perencanaan Pembagunan Daerah
(BAPPEDA) memberikan pelayanan
memang kurang baik dalam hal
perencanan pembangunan Daerah
Kabupaten Bintan . Hal ini antara
lain dapat diindikasikan dari
besarnya dana yang digunakan untuk
membiayai aparatur pemerintah yang
2
tidak diimbangi dengan kualitas
perencanaan dan pembangunan
kepada masyarakat yang kurang
maksimal mungkin. Sebaliknya,
kualitas perencanaan dan
pembangunan yang diberikan
instansi kerja pegawai dapat dinilai
buruk karena kurangnya pemahaman
tugas pokok dan fungsi Badan
Perencanaan Pembangunan Daerah,
Karena sampi saat ini pun kinerja
pegawai masih belum dikatakan
baik, itu semua di sebabkan karena
kurangnya motivasi dari atasannya
yang mengakibatkan tidak adanya
saling memiliki semangat kerja yang
tinggi akan meningkatkan tujuan dan
kehidupan organisasinya.
Loyalitas dan semangat kerja
dapat dilihat dari mereka merasa
senang dengan pekerjaannya.
Mereka akan memberikan lebih
banyak perhatian, imajinasi dan
keterampilan dalam pekerjaannya.
Dengan demikian diperlukan suatu
motivator bagi pegawainya yaitu
berupa pemenuhan kebutuhan fisik
dan non fisik. Dengan terpenuhinya
kebutuhan tersebut maka pegawai
akan bersedia bekerja dan
melaksanakan tugasnya dengan baik.
Mereka akan lebih memusatkan
perhatiannya terhadap tugas dan
tanggung jawabnya, sehingga hasil
pekerjaan yang dicapai dapat
meningkat sesuai dengan apa yang
diinginkan oleh pimpinan atau atasan
di dalam hal meningkatkan motivasi
kerja. Untuk itulah dibutuhkan suatu
dorongan bagi para pegawai di dalam
menyelenggarakan kegiatan di
perkantoran baik dalam
meningkatkan pembangunan maupun
hal apa saja.
Motivasi merupakan dasar
bagi kebanyakkan orang menjadi
3
pegawai pada suatu organisasi
tertentu adalah untuk mencari
nafkah. Berarti apabila di satu pihak
seseorang menggunakan
pengetahuan, keterampilan, tenaga
dan sebagian waktunya untuk
berkarya pada suatu organisasi, di
lain pihak ia mengharapkan
menerima imbalan tertentu untuk
memenuhi kebutuhannya. Motivasi
yang paling berhasil adalah apabila
motivasi itu bersumber dari dalam
diri pribadi pegawai tersebut,
sehingga pegawai akan memberikan
yang terbaik dari dirinya demi
kemajuan organisasi.
Tercapainya keberhasilan
suatu tujuan organisasi tidak terlepas
dari Kinerja pegawainya, dari hasil
pengamatan dapat diketahui masih
terdapat pegawai yang datang tidak
tepat waktunya, suatu indikasi masih
perlu dilakukan kajian mengenai
motivasi kerja pegawai pada Badan
Perencanaan Pembangunan Daerah (
BAPPEDA ) khususnya, di
Kabupaten Bintan. Kajian ini
dipandang perlu karena motivasi
yang belum semestinya dapat
mengurangi kinerja pegawai baik
secara parsial maupun secara
keseluruhan sebagai suatu sistem
indikasi lainnya, masih terdapatnya
penyelesaian pekerjaan yang belum
tepat, dikarenakan kurang efektifnya
pekerjaan pegawai tersebut.
Kemampuan pegawai yang memadai
berarti akan dapat menyelesaikan
pekerjaannya dengan baik sesuai
dengan jatah waktu maupun target
yang telah ditetapkan dalam program
kerja.
Hal ini terjadi karena
pegawai ini dapat mencurahkan
segala kemampuannya dalam
melaksanakan tugas pekerjaan yang
4
menjadi tanggung jawabnya.
Kemampuan mempunyai kaitan yang
erat dengan kinerja pegawai, hal ini
terjadi karena kemampuan pegawai
merupakan faktor yang penting guna
mendukung pencapaian hasil
pekerjaan. Selain itu bahwa motivasi
mempunyai hubungan yang sangat
erat dengan perestasi kerja, dan
prestasi kerja tidak mungkin akan
menghasilkan pekerja yang lebih
baik apabila tidak disertai dengan
perubahan, pengetahuan dan perilaku
karena kedua unsur tersebut
merupakan suatu masalah yang
sangat penting dalam meningkatkan
kerja yang sangat baik. Peningkatan
pengetahuan pegawai dalam
penguasaan teori dan keterampilan
dimaksudkan untuk memutuskan
persoalan-persoalan yang
menyangkut kegiatan dalam rangka
mencapai tujuan untuk
menyelesaikan pekerjaan yang
dilimpahkan kepadanya. Hal ini
tentunya membuat kemampuan
mereka di dalam bekerja menjadi
meningkat sehingga membuat
pegawai dapat bekerja lebih efektif.
Disamping itu, program pendidikan
dan latihan bertujuan untuk
meningkatkan kemampuan pegawai
agar bisa lebih efisiensi dan mampu
meningkatkan kinerja pegawai dalam
mencapai sasaran kerja yang sesuai .
Selain motivasi kerja, yang
tidak kalah penting mempengaruhi
kinerja pegawai adalah efektivitas
kerja pegawai. Demikian halnya,
efektivitas yang baik, tentunya akan
mendorong gairah kerja, semangat
kerja, dan terwujudnya tujuan
instansi yang diinginkan, Selain itu
pula, efektivitas yang diartikan
sebagai keberhasilan melakukan
suatu pekerjaan, dipengaruhi oleh
5
berbagai faktor yang tentunya dapat
menentukan efektivitas kerja
pegawai berhasil dilakukan dengan
baik atau tidak suatu tujuan
organisasi yang ingin di capainya.
Tugas bawahan dapat berjalan
dengan baik apabila dilakukan
pemberitahuan (komunikasi) tentang
pendelegasian tugas dan tanggung
jawab, serta adanya evaluasi kerja
dari pimpinan di Kantor Badan
Perencanaan Pembangunan Daerah
(BAPPEDA) Kabupaten Bintan
sebagai instansi pemerintah yang
merupakan bagian unit kerja Daerah
dalam menyelenggarakan
pemerintahan baik dalam hal
perencanaan maupun pembangunan
didaerah.
Dengan demikian output dari
pelaksanaan tugas aparut
kepegawaian adalah berupa
perencanaan dan pembangunan
kepada masyarakat sehingga
dikatakan efektif, apabila aparat atau
pegawainya berhasil dalam
melaksanakan tugasnya. Sejalan
dengan hal tersebut diatas, sebagai
birokrat di tingkat Daerah dituntut
untuk mampu menangani kendala-
kendala yang dihadapi dalam usaha-
usaha pembangunan maupun
perencanaan yang digalakkan oleh
pemerintah. Aparat pemerintahan
daerah setidaknya harus mampu
melaksanakan fungsi utamanya yaitu
memberikan koordinator
perencanaan program pembangunan
kepada masyarakat dengan baik,
secara efektif dan efisien. Pada fakta
yang ada, efektivitas kerja pegawai
dalam penyelenggaraan
pemerintahan sampai saat ini masih
dirasakan kurang efektif, karena
kemampuan kerja setiap pegawai
(BAPPEDA) Kabupaten Bintan
6
tentunya akan berbeda satu sama
lainnya. Dari uraian tersebut peneliti
tertarik untuk melakukan penelitian
lebih lanjut dan secara mendalam
yaitu mengangkat penelitian ini
dengan judul ; “PENGARUH
MOTIVASI KERJA TERHADAP
EFEKTIVITAS KERJA
PEGAWAI DI BADAN
PERENCANAAN
PEMBANGUNAN DAERAH
(BAPPEDA), KABUPATEN
BINTAN.”
B. Landasan Teoritis
1. Motivasi Kerja
Memberi motivasi kerja adalah
salah satu pekerjaan yang dilakukan
oleh pimpinan untuk memberikan
semangat kerja bagi bawahanya atau
pegawai agar dapat bekerja secara
lebih baik. Dalam pemberian
motivasi kerja dapat dilakukan
dengan dua jenis yaitu positif dan
negative. Usaha-usaha positif dalam
rangka penyelenggaraan motivasi
pimpinan terhadap bawahan
berdasarkan pendapat Zainun
(1996:95) dapat dirangkum, sebagai
berikut:
1. Rekognasi dan Apresiasi.
Pengakuan dan penghargaan
terhadap prestasi bawahan
perlu diberikan pimpinan
dengan berbagai macam cara,
seperti: memberi pujian
didepan umum, memberi
tanda penghargaan dan
penghormatan dalam bentuk
material maupun non
material.
2. Supervisi
Yaitu pengawasan yang tidak
terlalu ketat dan kaku akan
banyak memberi peluang
bagi karyawan untuk
berprakarsa atau berinisiatif
dalam bekerja. Hal ini
merupakan rangsangan yang
lebih positif, karena dengan
supervise yang ketat dan
kaku akan mematikan
prakarsa bawahan.
3. Partisipasi
Pimpinan harus bergaya
demokratis, dimana dia akan
mengundang dan memberi
kesempatan yang luas kepada
bawahan secara individual
atau berkelompok untuk
berpartisipasi. Rangsangan
seperti ini akan membentuk
kepercayaan diri karyawan,
merasa penting, merasa turut
7
memiliki organisasi dan ikut
bertanggungjawab terhadap
persoalan yang dihadapi
organisasi.
Selanjutnya Moekijat
(2002:150) mengatakan ada beberapa
indikator penting yang dapat
menumbuhkan motivasi kerja bagi
karyawan atau pegawai dalam
pelaksanaan pekerjaannya, yaitu
penghargaan, pengembangan,
kesempatan berkarier, menempatkan
pekerja pada tempat yang tepat.
Hasibuan (2001:219)
“motivasi adalah pemberian daya
penggerak yang menciptakan
kegairahan kerja seseorang, agar mau
bekerja, bekerja efektif dan
terintegrasi dengan segala upayanya
untuk mencapai kepuasan”.
Selanjutnya menurut Buhler
(2004:191) “motivasi adalah sebagai
proses yang menentukan seberapa
banyak usaha yang akan dicurahkan
untuk melaksanakan pekerjaan”.
Motivasi adalah kekuatan relatif dari
dorongan yang timbul dalam diri
pegawai untuk berusaha seoptimal
mungkin dalam mencapai tujuan
yang dipengaruhi oleh kemampuan
usaha untuk memuaskan kebutuhan.
Dari beberapa pengertian
motivasi diatas, maka penulis dapat
menyimpulkan bahwa pengertian
motivasi adalah pemberian daya
pendorong atau penggerak yang
diberikan pimpinan kepada pegawai
dengan maksud agar pegawai mau
bekerja keras untuk mencapai tujuan
organisasi. Motivasi atau dorongan
untuk bekerja ini sangat penting bagi
pegawai. Tanpa adanya motivasi dari
para pegawai untuk bekerja sama
bagi kepentingan suatu organisasi,
maka tujuan yang telah ditetapkan
tidak akan tercapai. Sebaliknya
apabila terdapat motivasi yang besar
dari para pegawai maka hal tersebut
8
merupakan suatu jaminan atas
keberhasilan organisasi dalam
mencapai tujuannya.
Berdasarkan penjelasan atau
pendapat–pendapat di atas, Maka
dapat dikatakan bahwa motivasi
kerja merupakan keinginan yang
terdapat pada seorang
individu/pegawai yang
merangsangnya untuk bergerak dan
melakukan tindakan-tindakan.
2. Efektivitas Kerja
Efektivitas kerja pegawai adalah
seberapa baik pekerjaan yang
dilakukan, sejauh mana seseorang
menghasilkan keluaran sesuai
dengan yang direncanakan, dapat
dikatakan efektif tanpa
memperhatikan waktu, tenaga dan
yang lain.
Pendapat Ellis (2005:62)
menyebutkan bahwa yang menjadi
efektivitas kerja pegawai dilihat dari:
1. Spesifik (Specific)
adalah apakah yang
sebenarnya
diharapkan dari
pegawai langsung.
2. Dapat diukur
(Measurable) yaitu
bagaimana tiap-tiap
orang mengetahui
bahwa ia telah
mencapai hasil yang
diinginkan.
3. Dapat dicapai
(attainable) yaitu
apakah tujuan yang
disusun realistis,
dapat dicapai, dan
sesuai dengan orang
yang berada di posisi
itu.
4. Relevan (Relevant)
yaitu apakah hasil
yang diinginkan
relevan bagi tiap-tiap
orang, pengetahuan
yang dimiliki,
keterampilan, dan
pengalaman.
Dari pendapat diatas jelas
diterangkan bahwa jika suatu
organisasi ingin berjalan secara
efektif hendaknya mendaya gunakan
semua sumber-sumber daya yang
telah ada, baik sumber daya manusia
seperti pegawai maupun sumber-
sumber lainnya seperti sarana
prasarana yang ada dikantor tersebut.
9
3. Pengaruh Motivasi Kerja
Terhadap Efektivitas Kerja
Motivasi merupakan salah satu
faktor yang dapat mendukung
efektivitas kerja, karena motivasi
adalah keadaan intern diri seseorang
yang mengaktifkan dan mengarahkan
tingkah lakunya kepada sasaran
tertentu. Adanya motivasi kerja yang
terdapat dalam diri pegawai yang
berdampak terhadap efektivitas kerja
merupakan dua aspek yang sangat
diharapkan oleh instansi. Efektivitas
kerja di sini tidak akan dapat
meningkat tanpa adanya motivasi
kerja yang tinggi untuk melakukan
pekerjaan dengan optimal tanpa ada
tekanan dan paksaan dari orang lain
atau pimpinan yang diimbangi oleh
disiplin yang tinggi. Seperti apa yang
telah di kemukakan oleh Siagian,
(2004; 106) menyatakan bahwa
Motivasi dapat didefinisikan sebagai
keseluruhan proses pemberian
dorongan bekerja kepada para
bawahan sedemikian rupa sehingga
mereka mau bekerja dengan ikhlas
demi tercapainya tujuan organisasi
dengan efektif, efisien dan
ekonomis.
Di samping itu untuk
meningkatkan motivasi kerja perlu
adanya tenaga kerja yang memiliki
keterampilan dan keahlian bekerja,
karena apabila tenaga kerja tidak
memiliki keahlian dan keterampilan
akan mengakibatkan sulitnya untuk
mencpai efektifiitas kerja tersebut.
Efektivitas dipengaruhi berbagai
faktor, baik yang berhubungan
dengan tenaga kerja itu sendiri
maupun faktor-faktor lainnya, seperti
disiplin kerja, sikap, teknologi,
sarana dan prasarana kesempatan
kerja dan kesempatan berprestasi
serta lingkungan kerja yang
10
mendukung untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan sebelumnya.
(Abdurahmat, 2003:92) “
Untuk mencpai efektivitas kerja yang
baik harus di dukung oleh para
pegawainya yang mempunyai
motivasi dan lingkungan kerja dalam
melaksanakan tugas dan
kewajibannya. Motivasi dapat
menimbulkan kemampuan bekerja
serta bekerja sama, maka secara
tidak langsung efektivitas kerja akan
berjalan lebih baik. Sedangkan
apabila motivasi pegawai lebih tinggi
tetapi tidak didukung lingkungan
kerja yang nyaman untuk bekerja
maka kemungkinan besar efektivitas
kerja pun tidak baik.
C. Hasil Penelitian
1. Motivasi Kerja Pegawai
BAPPEDA Kabupaten
Bintan berdasarkan
rekapitulasi dalam dimensi
apresiasi, supervisi dan
partisipasi tersebut dapat
diambil kesimpulan bahwa
sebagian besar responden
54,2% responden mengatakan
variabel motivasi sudah
sangat baik.
2. Efektivitas Kerja pegawai
yang dilihat dari dimensi
spesifik, dapat diukur, dapat
dicapai dan relevan
berdasarkan tabel rekapitulasi
dapat diambil kesimpulan
bahwa sebagian besar
responden 52,5% responden
mengatakan variabel
efektivitas kerja sudah sangat
baik
3. Dapat diketahui bahwa nilai
hasil perhitungan r hitung
mendapatkan angka 0,122.
Hal ini menunjukkan nilai
tersebut termasuk kedalam
11
kategori tingkat pengaruh
yang lemah berdasarkan nilai
koefisien korelasi.
Berdasarkan data dari table r
product moment untuk N=59,
dengan taraf signifikasi 5%
maka menunjukkan hasil
0,252. Dengan demikian jika
dibandingkan r hitung dengan
r tabel maka didapatkan
bahwa r hitung = 0,12 lebih
kecil dari r tabel =0,252. hal
ini juga dapat diketahui
bahwa Ha ditolak dan Ho
diterima Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa
tidak ada pengaruh antara
variabel x terhadap variabel
y.
4. Berdasarkan nilai koofisien
penentu didapatkan hasil
yaitu sebesar 1,44% yang
mana nilai ini mengartikan
bahwa tidak ada pengaruh
antara variabel x dan variabel
y. Adapun 98,56% yang
mempengaruhi efektivitas
kerja pegawai tersebut
merupakan variabel lain yang
tidak di teliti dalam penelitian
ini.
D. Penutup
1. Kesimpulan
Berdasarkan dari hasil penelitian
yang dilakukan dapat diketahui
bahwa tidak adanya pengaruh yang
signifikan antara motivasi dan
efektivitas kerja pegawai pada
BAPPEDA Kabupaten Bintan.
Berdasarkan nilai koofisien penentu
didapatkan hasil yaitu sebesar 1,44%
yang mana nilai ini mengartikan
bahwa tidak ada pengaruh antara
variabel x dan variabel y. Adapun
98,56% yang mempengaruhi
efektivitas kerja pegawai tersebut
12
merupakan variabel lain yang tidak
di teliti dalam penelitian ini.
2. Saran
Adapun saran yang dapat diberikan
pada penelitian ini yaitu :
1. Untuk meningkatkan
motivasi pegawai diharapkan
kepada Kepala BAPPEDA
untuk dapat memberikan
penghargaan kepada pegawai
yang berprestasi agar pegawai
dapat termotivasi untuk dapat
bekerja lebih baik lagi.
2. Perlunya dorongan yang
diberikan baik itu berupa
masukan dan saran ataupun
penghasilan tambahan atas
pekerjaan ekstra yang
dilakukan oleh pegawai
dengan maksud agar pegawai
dapat termotivasi untuk
melaksanakan tugasnya
sesuai dengan hasil yang
diharapkan
3. Dalam pelaksanaan tugasnya
untuk meningkatkan
efektivitas kerja pegawai,
diharapkan agar dapat lebih
memahami tujuan dari tugas
yang diberikan serta dapat
mengatasi hambatan dalam
melaksanakan pekerjaannya.
Penyelesaian hambatan dalam
pekerjaan dapat memberikan
dampak baik terhadap
efektivitas kerja pegawai
pada Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah
Kabupaten Bintan.
13
DAFTAR PUSTAKA
Amirullah dan Budiyono, Haris. 2004. Pengantar Manajemen. Yogyakarta :
Graha Ilmu.
Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian. Suatu Pendekatan Praktis.
Jakarta: Reneka cipta.
Bacal, Robert. 2005. Hoe to Manage Performance (24 Poin Penting Untuk
Meningkatkan Kinerja). Jakarta : BIP.
Buchari, Zainun. 2000. Manajemen dan Motivasi. Jakarta: Balai Aksara
Ellis, Carol W. 2005. Management Skills for new Managers (terjemahan Natalia
R. Sihandrini) Jakarta : PT. Bhuana Ilmu Populer.
Gie, The Liang. 1998. Administrasi Perkantoran Modern. Jakarta : Nur Cahaya.
Handoko, T. Hani. 2001, Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia. Edisi
Kedua. Yogyakarta:BPFE.
Hasibuan, Malayu. 2001, Organisasi dan Motivasi. Jakarta : Bumi Aksara.
_______________. 2005, Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi Revisi,
Jakarta : PT. Bumi Aksara.
_______________. 2007, Manajemen Sumber Daya Manusia, edisi revisi,
cetakan ketiga, Penerbit: Bumi Aksara, Jakart.
Mohamad Nazir, Ph. D.2003. Metode Penelitian. Jahkarta. Ghalia Indonesia.
Purwanto,Agus Joko. 2007. Teori Organisasi. Jakarta : Universitas Terbuka.
Rivai, Veithzal, 2008. Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Perusahaan, dari
Teori ke Praktek. Edisi Pertama.Cetakan Ketiga. Jakarta:Raja Grafindo
Persada.
Siagian, Sondang.P. 2004, Teori Motivasi dan Aplikasinya. Jakarta : Rineka
Cipta.
Steers. Richard. M. 1985. Efektivitas Organisasi. Alih Bahasa Magdalena Jamin.
Jakarta : Erlangga : Cetakan kedua.
Sugiyono , 2000. Metode Penelitian Administrasi. Bandung : Alpabeta.
14
________, 2003. Metode Penelitian Bisnis. Bandung. Pusat Bahasa Depdiknas
________,2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D.
Bandung: Alfaba.
Sumaryadi, Nyoman. 2005. Efektivitas Implementasi Kebijakan Otonomi Daerah,
Jakarta : Citra Utama.
Internet :
Referensi Online: http://rajapresentasi.com/2009/03/teori-hirarki-motivasi-dari-
abraham-maslow/, diakses 14 Desember 2011.
Referensi Online: http://betanyahitammaniz.blogspot.com/2009/11/teori-motivasi-
menurut-maslow.html, diakses 14 Desember 2011