Post on 15-Dec-2015
description
TUGAS INDIVIDU
INTERMEDIATE MACROECONOMIC
RESUME CHAPTER 3
MACROECONOMICS
OLEH N. GREGORY MANKIW EDISI VII
ROHMAD ADI SIAMAN
KELAS BPKP
MAGISTER EKONOMIKA PEMBANGUNAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
2012
Chapter 3 Pendapatan Nasional :
Dari Mana Berasal dan Ke Mana Perginya
GDP mengukur total output barang dan jasa suatu negara dan pendapatan totalnya. Sumber
dan penggunaan GDP tergambar dalam bagan alir dibawah ini:
A. Apa Yang Menentukan Produksi Barang Dan Jasa Total?
Output barang dan jasa suatu perekonomian, dalam hal ini GDP bergantung pada:
(1) jumlah input, disebut faktor-faktor produksi
(2) kemampuan untuk mengubah input menjadi output, disebut fungsi produksi
Faktor Produksi
Faktor produksi adalah input yang digunakan untuk menghasilkan barang dan jasa.
Dua faktor produksi yang paling penting adalah :
Modal (K) >> seperangkat sarana yang dipergunakan oleh para pekerja, contohnya
komputer untuk penulis, kalkulator untuk akuntan. Dinyatakan dalam simbol K
Tenaga Kerja (L) >> waktu yang dihabiskan orang untuk bekerja.
Dengan anggapan faktor produksi sudah baku, maka asumsi perekonomian memiliki
sejumlah modal tetap dan sejumlah tenaga kerja tetap. Dinyatakan sebagai berikut:
Garis datar diatas menunjukan bahwa setiap variabel tetap. Dengan asumsi bahwa faktor-
faktor produksi digunakan sepenuhnya.
Fungsi Produksi
Fungsi produksi dinyatakan dalam persamaan:Y = F ( K , L ). Persamaan ini menyatakan
bahwa output adalah fungsi dari sejumlah modal dan tenaga kerja. Fungsi produksi
mencerminkan teknologi yang digunakan untuk mengubah modal dan tenaga kerja menjadi
output. Penemuan cara yang lebih baik dalam memproduksi barang, menghasilkan output
lebih banyak, dengan jumlah modal dan tenaga kerja adalah tetap.
Banyak fungsi produksi memiliki sifat yang disebut skala hasil konstan (constant returns to
scale). Fungsi produksi memiliki skala hasil konstan jika peningkatan presentase yang sama
dalam seluruh faktor-faktor produksi menyebabkan peningkatan output dalam presentase
yang sama.
Fungsi produksi memiliki skala hasil konstan jika:zY = F ( zK, zL ) untuk semua angka positif z.
Persamaan ini menyatakan bahwa jika kita mengalikan jumlah modal dan jumlah tenaga
kerja dengan angka z, output juga dikalikan dengan z.
Penawaran Barang dan Jasa
Faktor produksi dan fungsi produksi bersama-sama menentukan jumlah barang dan jasa
yang ditawarkan, yang sama dengan output perekonomian. Dapat dinyatakan secara
matematis sebagai berikut:
B. Bagaimana Pendapatan Nasional Didistribusikan Ke Faktor-Faktor Produksi?
Faktor produksi dan fungsi produksi menentukan jumlah output barang dan jasa, juga
menentukan pendapatan nasional.
Teori modern tentang bagaimana pendapatan nasional dibagi di antara faktor-faktor
produksi. Teori ini didasarkan pada pemikiran klasik (abad ke-18) bahwa harga disesuaikan
untuk menyeimbangkan penawaran dan permintaan, yang disini diterapkan pada pasar
faktor produksi, bersama dengan pemikiran yang lebih baru (abad ke-19) bahwa permintaan
atas setiap faktor produksi tergantung pada produktivitas marjinal faktor produksi tersebut.
Teori ini, sering disebut teori distribusi neoklasik.
Harga faktor produksi
Harga faktor produksi adalah jumlah yang dibayar ke faktor-faktor produksi. Dua harga
faktor produksi adalah upah (wage) yang diterima para pekerja dan sewa (rent) yang
dikumpulkan oleh para pemilik modal.
Asumsi faktor-faktor produksi adalah tetap, perpotongan kurva permintaan faktor
berbentuk miring ke bawah dan kurva penawaran tegak lurus, karena penawaran adalah
tetap.
Harga yang dibayar ke tiap faktor produksi bergantung pada penawaran dan permintaan
terhadap faktor tersebut. Karena kita mengasumsikan penawaran adalah tetap, kurva
penawaran berupa garis vertikal. Kurva permintaan menurun landai. Perpotongan
penawaran dan permintaanmenentukan harga faktor produksi ekuilibrium.
Keputusan-Keputusan yang Dihadapi Perusahaan Kompetitif
Perusahaan kompetitif (competitive firm) relatif kecil ukurannya terhadap pasar dimana
perdagangan berlangsung, sehingga memiliki pengaruh kecil terhadap pasar. Karena
perusahaan kompetitif menetapkan harga output dan inputnya sebagaimana telah
ditentukan.
Untuk mendapatkan produknya, perusahaan memerlukan dua faktor produksi, modal dan
tenaga kerja. Sebagaimana kita lakukan untuk perekonomian agregat, kita tunjukkan
teknologi produksi perusahaan itu dengan fungsi produksi
Y = F ( K , L )
dimana
Y adalah jumlah unit yang diproduksi (output perusahaan)
K adalah jumlah mesin yang digunakan (jumlah modal)
L adalah jumlah jam kerja (jumlah tenaga kerja)
Perusahaan itu memproduksi lebih banyak output jika memiliki lebih banyak mesin atau jika
pekerjanya bekerja lebih lama.
Perusahaan itu menjual outputnya pada harga P, menggunakan pekerja pada upah W, dan
menyewa modal pada bunga R.
Tujuan perusahaan adalah memaksimalkan laba. Laba adalah penerimaan dikurangi biaya-
penerimaan yang diperoleh pemilik perusahaan setelah membayar biaya produksi. Dapat
dinyatakan dalam persamaan sebagai berikut:
Laba = Penerimaan – Biaya Tenaga Kerja – Biaya Modal
= ( P x Y ) – ( W x L ) – ( R x K )
Laba bergantung pada faktor produksi, Y diganti dengan faktor produksi:
Laba = P F(K,L) – WL – RK
Dari persamaan ini dapat diketahui bahwa laba tergantung pada harga produk P, harga
faktor produksi W dan L, dan jumlah faktor produksi L, dan K. Perusahaan kompetitif
menggunakan harga produk dan harga faktor produksi yang sudah ditentukan serta memilih
jumlah tenaga kerja dan modal yang memaksimalkan laba.
Permintaan Perusahaan terhadap Faktor-Faktor Produksi
Perusahaan menggunakan tenaga kerja dan modal dalam jumlah yang akan memaksimalkan
laba.
Produk Marjinal Tenaga Kerja
Jumlah output tambahan yang diperoleh perusahaan dari satu unit tenaga kerja tambahan,
dengan mempertahankan jumlah modal tetap. Dinyatakan dalam fungsi:
MPL = F (K, L + 1) – F (K, L)
Persamaan ini menyatakan bahwa produk marjinal tenaga kerja adalah perbedaan antara
jumlah output yang diproduksi dengan L + 1 unit tenaga kerja dan jumlah yang diproduksi
hanya dengan L unit tenaga kerja.Kebanyakan fungsi produksi memiliki sifat produk marjinal
yang semakin menurun (diminishing marginal product)
Dari Produk Marjinal Tenaga Kerja ke Permintaan Tenaga Kerja
Keputusan untuk menambah tenaga kerja adalah membandingkan penerimaan ekstra dari
kenaikan produksi yang dihasilkan tambahan tenaga kerja. Penerimaan dari tenaga kerja
tambahan adalah MPL x P. Dinyatakan dalam persamaan:
Laba = Penerimaan - Biaya
= (P x MPL) - W
Bila P x MPL > W tambahan unit tenaga kerja akan meningkatkan laba
Bila P x MPL = W perusahaan tidak akan menambah tenaga kerja lagi. Permintaan
perusahaan terhadap tenaga kerja ditentukan dengan:
P x MPL = W dapat dituliskan dengan MPL = W / P
W/P adalah upah riil (real wage). Untuk memaksimalkan laba, perusahaan terus menarik
tenaga kerja sampai pada titik dimana produk marjinal tenaga kerja sama dengan upah riil.
Produk Marjinal Modal (MPK) dan Permintaan Modal
adalah jumlah output tambahan yang diperoleh perusahaan dari unit modal tambahan,
dengan mempertahankan jumlah tenaga kerja tetap konstan:
MPK = F (K + 1, L) – F (K, L)
Kenaikan laba dari menyewa mesin tambahan adalah penerimaan tambahan dari menjual
output mesin tersebut dikurangi harga sewa mesin:
Laba = Penerimaan - Biaya
= (P x MPK) - R
Untuk memaksimalkan laba, perusahaan terus menggunakan lebih banyak modal hingga
MPK turun sama dengan harga sewa riil
MPK = R/P
Pembagian Pendapatan Nasional
Dengan asumsi perusahaan dalam perekonomian adalah kompetitif dan memaksimalkan
laba, maka setiap faktor produksi dibayar berdasarkan kontribusi marjinalnya pada proses
produksi.
Maka upah riil total yang dibayar ke tenaga kerja adalah MPL x L
Dan pengembalian riil total yang dibayarkan ke pemilik modal adalah MPK x K.
Pendapatan yang tersisa setelah perusahaan membayar faktor-faktor produksi adalah laba
ekonomis (economic profit) dari para pemilik perusahaan.Laba ekonomis riil adalah:
Laba ekonomis = Y – (MPL x L) – (MPK x K)
Untuk menghitung Y, persamaan diatas diubah menjadi:
Y = (MPL x L) + (MPK x K) + Laba ekonomis
Dengan skala hasil konstan, maka laba ekonomis harus sama dengan nol. Sesuai dengan
teorema Euler, yang menyatakan bahwa jika fungsi produksi memiliki skala hasil konstan
maka:
F (K, L) = (MPK x K) + (MPL x L)
Jika setiap faktor produksi dibayar pada produk marjinalnya, maka jumlah pembayaran
faktor ini sama dengan output total.
Bila pemilik modal dan pemilik perusahaan adalah orang yang sama, maka laba ekonomis
dan pengembalian modal (return to capital) disatukan, jika disebut sebagai laba akuntansi,
maka:
Laba akuntansi = Laba ekonomis + (MPK x K)
Jika asumsi ini mendekati gambaran duniat nyata, maka “laba” dalam pos pendapatan
nasional seharusnya menjadi pengembalian modal.
Fungsi Produksi Cobb-Douglas
Pembagian pendapatan nasional di antara modal dan tenaga kerja tetap konstan dalam
periode jangka panjang.
Pendapatan Modal = MPK x K = Y
dan
Pendapatan Tenaga Kerja = MPL x L = (1 - )Y
adalah konstanta antara nol dan satu yang mengukur bagian modal dari pendapatan.
Fungsi produksi Cobb Douglas adalah
F (K, L) = A Ka L1-
A adalah parameter yang lebih besar dari nol untuk mengukur bagian modal dari
pendapatan.
MPL = (1 - ) A Ka L1-
MPK = A Ka L1-
Kenaikan MPL akan mengurangi MPK, demikian juga sebaliknya. Perkembangan teknologi
yang meningkatkan parameter A membuat produk marjinal kedua faktor produksi naik
secara proporsional.
MPL = (1 - ) Y / L
MPK = Y / K
Y/L disebut produktivitas tenaga kerja rata-rata dan Y/K disebut produktivitas modal rata-
rata. Jika fungsi produksi adalah Cobb Douglas, maka produktivitas marjinal sebuah faktor
proporsional terhadap produktivitas rata-ratanya.
Teori dan sejarah menunjukkan adanya kaitan yang erat antara produktivitas tenaga kerja
dan upah riil.
C. Apa Yang Menentukan Permintaan Terhadap Barang Dan Jasa
Dengan asumsi perekonomian tertutup, terdapat 3 komponen GDP, menunjukkan tiga
penggunaan barang dan jasa yang dihasilkan.
Y = C + I + G
Konsumsi
Seluruh bentuk konsumsi bersama-sama membentuk duapertiga GDP.
Rumah tangga menerima pendapatan dari tenaga kerja dan modal yang mereka miliki,
membayar pajak, dan keputusan untuk menabung dan untuk dikonsumsi.
Pendapatan disposable (Disposable income), adalah pendapatan setelah pajak, Y – T.
Dengan asumsi tingkat konsumsi bergantung secara langsung pada pendapatan disposable,
semakin tinggi disposable income, semakin tinggi konsumsi, maka:
C = C (Y – T)
Konsumsi adalah fungsi dari disposable income. Hubungan antara konsumsi dan disposable
income disebut fungsi konsumsi.
Marginal Propensity to Consume (Kecenderungan mengkonsumsi marjinal) / MPC adalah
jumlah perubahan konsumsi ketika pendapatan disposabe meningkat sampai satu satuan
unit moneter. Nilai MPC diantara nol dan satu.
Investasi
Investasi dilakukan dengan membeli barang yang diharapkan akan menghasilkan barang
lain.
Jumlah barang-barang modal yang diminta tergantung pada tingkat bunga yang mengukur
biaya dari dana yang digunakan untuk membiayai invetasi. Agar proyek investasi
menguntungkan, hasilnya harus melebihi biayanya. Jika suku bunga meningkat, lebih sedikit
proyek investasi yang menguntungkan, dan jumlah barang-barang investasi yang diminta
akan turun.
Tingkat bunga nominal (nominal interest rate) adalah tingkat bunga yang biasa dilaporkan;
tingkat bunga yang dibayar investor untuk meminjam uang.
Tingkat bunga riil (real interest rate) adalah tingkat bunga nominal yang dikoreksi untuk
menghilangkan pengaruh inflasi; mengukur biaya pinjaman yang sebenarnya, membantu
menentukan jumlah investasi.
I pada tingkat bunga riil r : I = I ( r )
Pembelian Pemerintah
Pembelian pemerintah atau belanja pemerintah adalah komponen ketiga dari permintaan
terhadap barang dan jasa. Pengeluaran epemerintah adalah pembelian dan pembayaran
transfer ke rumah tangga. Pembayaran transfer mempengaruhi permintaan barang dan jasa
secara langsung, merupakan lawan dari pajak maka meningkatkan disposable income rumah
tangga.
Pemerintah memiliki anggaran berimbang G = T. dengan asumsi pembelian pemerintah
adalah variable eksogen. Untuk menyatakan variable adalah tetap di luar model pendapatan
nasional , dapat ditulis:
D. Apa Yang Membuat Permintaan Dan Penawaran Terhadap Barang Dan Jasa Ke Dalam
Ekuilibrium?
Ekuilibrium di Pasar Barang dan Jasa: Penawaran dan Permintaan terhadap Output
Perekonomian
Y = C + I + G
C = C (Y – T)
I = I ( r )
Fungsi produksi
menggabungkan persamaan menjelaskan penawaran dan permintaan terhadap output. Jika
kita mengganti fungsi konsumsi dan fungsi investasi menjadi identitas pendapatan nasional,
didapatkan:
Y = C (Y-T) + I (r ) + G.
Karena variable G dan T ditetapkan oleh kebijakan, dan tingkat output Y ditetapkan oleh
faktor-faktor produksi dan fungsi produksi, maka dituliskan:
Persamaan ini menyatakan bahwa penawaran outpur sama dengan permintaannya, yang
merupakan jumlah konsumsi, investasi, dan pembelian pemerintah. Tingkat bunga r adalah
satu-satunya variable yang ditentukan, karena tingkat bunga masih memaikan peran
penting: tingkat bunga harus disesuaikan untuk menjamin bahwa permintaan terhadap
barang dan jasa sama dengan penawarannya.
Semakin tinggi tingkat bunga, semakin rendah investasi, karenanya permintaan barang dan
jasa semakin rendah. Demikian sebaliknya.
Pada tingkat bunga ekuilibrium, permintaan untuk barang dan jasa sama dengan
penawarannya.
Ekuilibrium di Pasar Uang:
Penarawan dan Permintaan terhadap Dana Pinjaman
Tingkat bunga merupakan biaya pinjaman dan pengembalian karena meminjamkan dana ke
pasar keuangan. Identitas pos pendapatan nasional :
Y – C – G = I
Y – C – G adalah output yang tersisa setelah permintaan konsumen dan pemerintah
dipenuhi, inilah yang disebut tabungan nasional (national saving) atau ringkasnya tabungan
(saving, S). Dalam bentuk ini, identitas pos pendapatan nasional menunjukkan bahwa
tabungan sama dengan investasi, I = S
Tabungan nasional bisa dipecah menjadi 2 – satu bagian tabungan sector swasta dan bagian
lainnya tabungan pemerintah
S = (Y – T – G) + (T – G) = I
(Y – T – C) adalah disposable income dikurangi konsumsi, merupakan tabungan swasta
(T – G) adalah penerimaan pemerintah dikurangi pengeluaran pemerintah, yaitu tabungan
publik
Persamaan ini menyatakan bahwa aliran ke pasar keuangan (tabungan swasta dan tabungan
publik) harus menyeimbangkan arus keluar dari pasar keuangan (investasi).
Dengan substitusi fungsi konsumsi dan fungsi investasi, maka:
Y – C (Y – T) – G = I (r )
Dengan G dan T ditetapkan oleh kebijakan serta Y di tetapkan oleh faktor-faktor produksi
dan fungsi produksi
Sisi kiri persamaan menunjukkan bahwa tabungan nasional bergantung pada pendapatan Y
dan variable kebijakan fiscal G dan T. Untuk nilai Y, G dan T, tabungan nasional S juga tetap.
Sisi kanan persamaan menunjukkan bahwa investasi bergantung pada tingkat bunga.
Dari gambar, mirip dengan kurva penawaran dan permintaan barang tertentu, dapat
diinterpretasikan barang adalah dana pinjaman (loanable funds) dan harga adalah tingkat
bunga.
Pada tingkat bunga ekuilibrium, hasrat rumah tangga untuk menabung seimbang dengan
hasrat perusahaan untuk menanamkan modal dan jumlah dana pinjaman yang ditawarkan
sama dengan jumlah yang diminta.
Perubahan dalam Tabungan: Dampak Kebijakan Fiskal
Peningkatan Pembelian Pemerintah
Kenaikan pembelian pemerintah G, dampak langsung adalah meningkatkan permintaan
barang dan jasa sebesar G. Karena output total adalah tetap, disposable income (Y – T)
tidak berubah, konsumsi C tidak berubah, maka harus dipenuhi dengan penurunan investasi
sebesar G. Agar investasi turun, tingkat bunga harus dinaikkan. Pembelian pemerintah
disebut crowd out investasi.
Peningkatan pengeluaran Pemerintah didanai dengan meminjang, yaitu mengurangi
tabungan publik, karena tabungan publik tidak berubah maka pinjaman pemerintah ini akan
mengurangi tabungan nasional.
Penurunan Pajak
Penurunan pajak T, dampak langsung adalah peningkatan disposable income/konsumsi.
Disposable income naik sebesar T, maka konsumsi naik sebesar T dikali MPC.
Karena output total tetap, G tidak berubah, harus dipenuhi dengan penurunan investasi
sebesar T. Penurunan pajak, seperti peningkatan pembelian pemerintah disebut crowd out
investasi.
Perubahan Penerimaan Investasi
Permintaan inestasi ditingkatkan melalui inovasi teknologi, kebijakan pemerintah melalui
undang-undang pajak.
Dalam bab ini mengembangkan model yang menjelaskan produksi, distribusi, dan alokasi
output barang dan jasa perekonomian.
Model ini didasarkan pada asumsi klasik bahwa harga menyesuaikan untuk
menyeimbangkan penawaran dan permintan.
Model ini, harga faktor produksi menyeimbangkan pasar faktor produksi dan tingkat bunga
menyeimbangkan penawaran dan permintaan terhadap barang dan jasa, model ini disebut
model ekuilibrium umum.
Model ini menjelaskan bagaimana pendapatan dibagi di antara faktor-faktor produksi dan
harga faktor bergantung pada penawaran faktor.
Menjelaskan bagaimana kebijakan fiscal mengubah alokasi output diantara penggunaan
alternatifnya – konsumsi, investasi dan pembelian pemerintah.