Post on 08-Jan-2017
PEMBENTUKAN PARTAI POLITIK ISLAM
A. Sebab-sebab kegagalan gerakan (dari sisi pembentukan organisasi)
Fakta : Banyak gerakan yang berdiri sejak abad 19 M telah gagal membangkitkan umat Islam.
Penyebab :
1) Bertumpu pada fikrah yang:
a. Tidak jelas (terlalu umum), bahkan kabur & samar. Misal: kebangkitan Islam, kembali pada Allah
b. Tercemar fikrah asing. Misal: sekulerisme, nasionalisme, patriotisme
Individu muslim kehilangan kepribadian islamnya (emosi sebagai muslim, tapi berfikir seperti penjajah)
Jika membentuk parpol, mustahil akan menghasilkan kebangkitan yang shahih
2) Tidak mengetahui thariqah untuk menerapkan fikrah. Misal: organisasi sosial dan akhlaq
Semangat umat tersalurkan untuk memenuhi kepentingannya secara parsial
Salah dalam mendefinisikan masyarakat
3) Tidak diemban oleh orang-orang yang matang kesadarannya.
Model recruitment tidak berdasarkan pada kelayakan individu, tapi hanya melihat misalnya, ketokohan dan
kemampuannya untuk mendatangkan kepentingan sesaat untuk kelompok
4) Tidak mempunyai ikatan yang benar untuk mengikat anggota-anggotanya.
Hanya sebatas tata aturan formal organisasi di atas kertas, karena persahabatan, dll.
B. Tahap Pembentukan Parpol Islam
1) Sel Awal (al-khaliyah al-ula)
Orang pertama yang bersih
Memahami fikrah & thariqah Islam dengan sempurna
Menularkan ideologi kepada orang lain
terbentuk
2) Halaqah Ula/ Qiyadah al-Hizb (kelompok pertama/ pimpinan partai)
Kumpulan beberapa orang di bawah pimpinan sel awal
berkembang menjadi
3) Kutlah Hizbiyah (Kelompok Kepartaian)
Halaqah ula + banyak individu yang sepakat dengan fikrah & thariqah partai
Butuh ikatan: aqidah Islam & tsaqafah partai
berubah menjadi
4) Hizb Mabda’i (Partai Ideologis)
Kutlah hizbiyah yang sudah melakukan amal kepartaian:
Pembinaan intensif untuk internal
Pembinaan umum untuk masyarakat
C. Tahapan & Kerangka Kerja Partai Politik Ideologis
Poin (1)-(8): Pembentukan & kemunculan partai yang benar
(1) Seseorang dengan kemampuan berfikir tinggi & perasaan yang peka memahami ideologi
Sel Ula Halaqah Ula (Qiyadah Hizb)
(2) Anggota halaqah ula: sedikit terasing (persepsi baru vs persepsi umum)
Gerak: lamban
(3) Fikrah & thariqah Halaqah Ula mendalam: mampu “terbang” & melihat sesuatu di balik tabir menjadikan
fakta sebagai objek yang harus diubah dengan ideologi
(4) Kaidah pemikiran Halaqah Ula:
Pemikiran berkaitan dengan amal
Pemikiran & amal untuk mencapai tujuan
Terbentuk suasana keimanan
(5) Halaqah Ula melakukan gerak terarah Kutlah hizbiyah Hizb Mabda’i
(6) Waspada agar partai tidak disusupi unsur-unsur yang merusak Mengkaji kondisi masyarakat
(7) Pengikat anggota partai: Aqidah Islam & Tsaqafah partai
(hati) (akal)
(8) Perumpamaan Halaqah Ula Motor pabrik
- Fikrah: percikan api dari busi
- Perasaan anggota yang sadar: bensin
- Individu yang perasaannya terpengaruh fikrah: gerakan motor
Poin (9)-(12): Tahap pembinaan
(9) Tahapan (marhalah) partai ideologis:
a. Tahap pengkajian & belajar untuk mendapatkan tsaqafah partai
b. Tahap interaksi dengan masyarakat
c. Tahap menerima kekuasaan secara penuh melalui dukungan umat
(10) Individu umat dianggap kosong dari tsaqafah. Tsaqafah dipelajari untuk diamalkan.
(11) Perbedaan antara partai vs sekolah
(12) Masyarakat: sekolah bagi partai
Poin (13)-(17): Tahap berinteraksi dengan umat
(13) Jamaah telah siap, umat mengetahui ada aktivitas dakwah
(14) Anggota partai memiliki kepribadian Islam, tidak ber’uzlah
(15) Nuqthatul Ibtida (titik awal dakwah)
Internalisasi ideologi
Mencoba menyeru umat secara tidak langsung (muhawalatul mukhatabah)
- Tsaqafah murakazzah
- Tsaqafah jama’iyah
- Kasyfu (membongkar rencana penjajah)
- Tabanni (mengadopsi kemaslahatan umat)
Menyeru umat secara langsung (mukhatabatul ummah)
Nuqhthatul Intilaq (titik tolak dakwah)
(16) Kesulitan pada tahap tafa’ul:
- Pertentangan mabda Islam dengan sistem di masyarakat (penguasa)
- Perbedaan tsaqafah partai vs persepsi di masyarakat
- Orang-orang pragmatis/ realistis di tengah umat
- Keterikatan manusia dengan kepentingan-kepentingannya
- Sulitnya mengorbankan dunia
- Perbedaan sarana fisik
Marhalah I
Marhalah II
(17) Bahaya yang dihadapi:
- Bahaya ideologis
- Bahaya kelas
Poin (18): Tahap Penyerahan Kekuasaan
Marhalah III