Post on 08-Apr-2018
8/7/2019 sistem informasi kebencanaan
http://slidepdf.com/reader/full/sistem-informasi-kebencanaan 1/13
TUGASKULIA
MENEJEMENREKAYASAKEGEMPAAUNIVERSITASISLAMINDONES
SIST EMINFORM A SIK EBENC A N A A N
CreatedbyguIgunz24@yahoo.c
8/7/2019 sistem informasi kebencanaan
http://slidepdf.com/reader/full/sistem-informasi-kebencanaan 2/13
TUGAS 2
Mata Kuliah:
SISTEM INFORMASI KEBENCANAAN
Dosen:
Dr. Sri Kusumadewi, Ssi,MT
WWW.SAHANA.LK
DISASTER MANAJEMEN SYSTEM
IWAN GUNAWAN
08914017
MAGISTER TEKNIK SIPIL
MANAJEMEN REKAYASA KEGEMPAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIAYOGYAKARTA
2009
8/7/2019 sistem informasi kebencanaan
http://slidepdf.com/reader/full/sistem-informasi-kebencanaan 3/13
Iwan Gunawan_ 0 8 9 1 4 0 1 7 Page ||||
1
PENERAPAN TEKNOLOGI INFORMASI DALAM MANAJEMEN DAN
MITIGASI BENCANA
A. PENDAHULUAN
Indonesia merupakan negara kepulauan yang rawan akan bencana, hal ini
disebabkan oleh karena wilayah Indonesia merupakan wilayah pertemuan tiga
lempeng tektonik besar, yaitu Lempeng Benua Eurasia, Lempeng Samudra
Hindia-Australia, dan Lempeng Samudra Pasifik. Karena lempeng-lempeng
tersebut bergerak tidak searah, maka ketiga lempeng tektonik itu bertumbukan
diwilayah Indonesia ini.
Dengan posisi wilayah yang demikian tersebut maka dampak yang akan
timbul adalah :1. Wilayah Indonesia banyak terjadi gempabumi;
2. terjadi pemunculan pulau dari dasar laut ataupun banyak daratan yang
tenggelam menjadi dasar laut;
3. terbentuk palung-palung laut;
4. Banyak tumbuh gunung strato;
5. Pulaunya kecil-kecil karena merupakan pecahan-pecahan akibat tumbukan
massa yang sangat besar yakni lempeng tektonik.
Memperhatikan posisi wilayah Indonesia yang beriklim tropika basah, banyak
gempabumi, banyak gunung api, pulaunya kecil-kecil artinya banyak laut,
maka dapat dipastikan wilayah Indonesia selalu mengalami bencana setiap
tahunnya. Macam bencana yang terjadi dapat bencana alam atau bencana
social. Dengan demikian , sudah menjadi suatu keniscayaan, bahwa setiap
tahunnya wilayah Indonesia selalu terlanda bencana dan bencana itu tidak
dapat ditolak, harus terjadi ( Sunarto, 2007).
Berdasarkan teori dan konsep manajemen bencana (disasters management )
yang meliputi beberapa tahapan, yaitu:
1. Tahap tanggap darurat (response phase),
2. Tahap rekonstruksi dan rehabilitasi,
3. Tahap preventif dan mitigasi,
4. Tahap kesiapsiagaan (preparedness);
8/7/2019 sistem informasi kebencanaan
http://slidepdf.com/reader/full/sistem-informasi-kebencanaan 4/13
Iwan Gunawan_ 0 8 9 1 4 0 1 7 Page ||||
2
maka upaya penanggulangan bencana harus didukung oleh suatu sistem
informasi yang memadai. Sistem ini diharapkan mampu untuk:
1. Meningkatkan kemampuan perencanaan penanggulangan bencana bagi
semua mekanisme penanngulangan bencana, baik pada tingkat pusat
maupun daerah pada semua tahapan penanggulangan bencana;
2. Mendukung pelaksanaan pelaporan kejadian bencana secara cepat dan
tepat, termasuk di dalamnya proses pemantauan dan perkembangan
kejadian bencana;
3. memberikan informasi secara lengkap dan aktual kepada semua pihak
yang terkait dengan unsur-unsur penanggulangan bencana baik di
Indonesia maupun negara asing melalui fasilitas jaringan global.
Seiring dengan perkembangan teknologi yang sangat cepat, maka dalam paperakan dibahas mengenai bagaimana penerapan teknologi informasi dalam
upaya pengurangan resiko bencana.
B. PEMBAHASAN
1. Manajemen Bencana
Banyaknya peristiwa bencana yang terjadi dan menimbulkan korban jiwa
serta kerugian harta benda yang besar baik di Jawa Barat maupun di
Indonesia, telah membuka mata kita bersama bahwa manajemen bencana
di negara kita masih sangat jauh dari yang kita harapkan. Selama ini,
manajemen bencana dianggap bukan prioritas dan hanya datang sewaktu-
waktu saja, padahal kita hidup di wilayah yang rawan terhadap ancaman
bencana. Oleh karena itu pemahaman tentang manajemen bencana perlu
dimengerti dan dikuasai oleh seluruh kalangan, baik pemerintah,
masyarakat, maupun swasta. Manajemen bencana merupakan seluruh
kegiatan yang meliputi aspek perencanaan dan penanggulangan bencana,
pada sebelum, saat dan sesudah terjadi bencana yang dikenal sebagai
Siklus Manajemen Bencana (seperti terlihat dalam Gambar Siklus
Manajemen Bencana), yang bertujuan untuk
a. mencegah kehilangan jiwa;
b. mengurangi penderitaan manusia;
8/7/2019 sistem informasi kebencanaan
http://slidepdf.com/reader/full/sistem-informasi-kebencanaan 5/13
Iwan Gunawan_ 0 8 9 1 4 0 1 7 Page ||||
3
c. memberi informasi masyarakat dan pihak berwenang mengenai risiko,
serta
d. mengurangi kerusakan infrastruktur utama, harta benda dan kehilangan
sumber ekonomis.
Gambar 1. Siklus Manajemen Bencana
Secara umum kegiatan manajemen bencana dapat dibagi dalam kedalam
tiga kegiatan utama,
yaitu:
1. Kegiatan pra bencana yang mencakup kegiatan pencegahan, mitigasi,
kesiapsiagaan, serta peringatan dini;
2. Kegiatan saat terjadi bencana yang mencakup kegiatan tanggap darurat
untuk meringankan penderitaan sementara, seperti kegiatan search and
rescue (SAR), bantuan darurat dan pengungsian;
3. Kegiatan pasca bencana yang mencakup kegiatan pemulihan,
rehabilitasi, dan rekonstruksi.
Kegiatan pada tahap pra bencana ini selama ini banyak dilupakan, padahal
justru kegiatan pada tahap pra bencana ini sangatlah penting karena apa
yang sudah dipersiapkan pada tahap ini merupakan modal dalam
menghadapi bencana dan pasca bencana. Sedikit sekali pemerintah
bersama masyarakat maupun swasta memikirkan tentang langkah-langkah
atau kegiatan-kegiatan
apa yang perlu dilakukan didalam menghadapi bencana atau bagaimana
memperkecil dampak bencana. Kegiatan saat terjadi bencana yang
dilakukan segera pada saat kejadian bencana, untukmenanggulangi
8/7/2019 sistem informasi kebencanaan
http://slidepdf.com/reader/full/sistem-informasi-kebencanaan 6/13
Iwan Gunawan_ 0 8 9 1 4 0 1 7 Page ||||
4
dampak yang ditimbulkan, terutama berupa penyelamatan korban dan
harta benda, evakuasi dan pengungsian, akan mendapatkan perhatian
penuh baik dari pemerintah bersama swasta maupun masyarakatnya. Pada
saat terjadinya bencana biasanya begitu banyak pihak yang menaruh
perhatian dan mengulurkan tangan memberikan bantuan tenaga, moril
maupun material. Banyaknya bantuan yang datang sebenarnya merupakan
sebuah keuntungan yang harus dikelola dengan baik, agar setiap bantuan
yang masuk dapat tepat guna, tepat sasaran, tepat manfaat, dan terjadi
efisiensi. Kegiatan pada tahap pasca bencana, terjadi proses perbaikan
kondisi masyarakat yang terkena bencana, dengan memfungsikan kembali
prasarana dan sarana pada keadaan semula. Pada tahap ini yang perlu
diperhatikan adalah bahwa rehabilitasi dan rekonstruksi yang akandilaksanakan harus memenuhi kaidah-kaidah kebencanaan serta tidak
hanya melakukan rehabilitasi fisik saja, tetapi juga perlu diperhatikan juga
rehabilitasi psikis yang terjadi seperti ketakutan, trauma atau depresi. Dari
uraian di atas, terlihat bahwa titik lemah dalam Siklus Manajemen
Bencana adalah pada tahapan sebelum/pra bencana, sehingga hal inilah
yang perlu diperbaiki dan ditingkatkan untuk menghindari atau
meminimalisasi dampak bencana yang terjadi.
Untuk lebih jelasnya dibawah ini diganbar skema mengenai manajemen
resiko bencana adalah sebagai berikut :
PRA
BENCANA
Prevensi
MirigasiBENCANA
P E N G U R A N G A N
R E S I K O
B E N C A N A
SAAT KEJADIAN BENCANA
Tanggap Darurat
PASCA BENCANA
RehabilitasiRekonstruksi
8/7/2019 sistem informasi kebencanaan
http://slidepdf.com/reader/full/sistem-informasi-kebencanaan 7/13
Iwan Gunawan_ 0 8 9 1 4 0 1 7 Page ||||
5
2. Mitigasi Bencana
Kegiatan-kegiatan pada tahap pra bencana erat kaitannya dengan istilah
mitigasi bencana yang merupakan upaya untuk meminimalkan dampak
yang ditimbulkan oleh bencana. Mitigasi bencana mencakup baik
perencanaan dan pelaksanaan tindakan-tindakan untuk mengurangi resiko-
resiko dampak dari suatu bencana yang dilakukan sebelum bencana itu
terjadi, termasuk kesiapan dan tindakan-tindakan pengurangan resiko
jangka panjang.
Upaya mitigasi dapat dilakukan dalam bentuk mitigasi struktur dengan
memperkuat bangunan dan infrastruktur yang berpotensi terkena bencana,
seperti membuat kode bangunan, desain rekayasa, dan konstruksi untuk
menahan serta memperkokoh struktur ataupun membangun strukturbangunan penahan longsor, penahan dinding pantai, dan lain-lain. Selain
itu upaya mitigasi juga dapat dilakukan dalam bentuk non struktural,
diantaranya seperti menghindari wilayah bencana dengan cara membangun
menjauhi lokasi bencana yang dapat diketahui melalui perencanaan tata
ruang dan wilayah serta dengan memberdayakan masyarakat dan
pemerintah daerah.
Mitigasi Bencana yang Efektif
Mitigasi bencana yang efektif harus memiliki tiga unsur utama, yaitu
penilaian bahaya, peringatan dan persiapan.
1. Penilaian bahaya ( hazard assestment); diperlukan untuk
mengidentifikasi populasi dan aset yang terancam, serta tingkat
ancaman. Penilaian ini memerlukan pengetahuan tentang karakteristik
sumber bencana, probabilitas kejadian bencana, serta data kejadian
bencana di masa lalu. Tahapan ini menghasilkan Peta Potensi Bencana
yang sangat penting untuk merancang kedua unsur mitigasi lainnya;
2. Peringatan ( warning); diperlukan untuk memberi peringatan kepada
masyarakat tentang bencana yang akan mengancam (seperti bahaya
tsunami yang diakibatkan oleh gempa bumi, aliran lahar akibat letusan
gunung berapi, dsb). Sistem peringatan didasarkan pada data bencana
yang terjadi sebagai peringatan dini serta menggunakan berbagai
8/7/2019 sistem informasi kebencanaan
http://slidepdf.com/reader/full/sistem-informasi-kebencanaan 8/13
Iwan Gunawan_ 0 8 9 1 4 0 1 7 Page ||||
6
saluran komunikasi untuk memberikan pesan kepada pihak yang
berwenang maupun masyarakat. Peringatan terhadap bencana yang
akan mengancam harus dapat dilakukan secara cepat, tepat dan
dipercaya.
3. Persiapan ( preparedness). Kegiatan kategori ini tergantung kepada
unsur mitigasi sebelumnya (penilaian bahaya dan peringatan), yang
membutuhkan pengetahuan tentang daerah yang kemungkinan terkena
bencana dan pengetahuan tentang sistem peringatan untuk mengetahui
kapan harus melakukan evakuasi dan kapan saatnya kembali ketika
situasi telah aman. Tingkat kepedulian masyarakat dan pemerintah
daerah dan pemahamannya sangat penting pada tahapan ini untuk
dapat menentukan langkah-langkah yang diperlukan untuk mengurangidampak akibat bencana. Selain itu jenis persiapan lainnya adalah
perencanaan tata ruang yang menempatkan lokasi fasilitas umum dan
fasilitas sosial di luar zona bahaya bencana (mitigasi non struktur),
serta usaha-usaha keteknikan untuk membangun struktur yang aman
terhadap bencana dan melindungi struktur akan bencana (mitigasi
struktur).
3. Sistem Informasi
a. Pengertian
Secara teknis: Sistem informasi adalah suatu sistem berfungsi
mengumpulkan data, mengolahnya menjadi informasi, menyimpan,
dan mendistribusikannya untuk mendukung pengambilan keputusan,
koordinasi, pengendalian, analisis dan visualisasi.
b. Karakter sistem Informasi
Adapun karater dari sistem informasi adalah sebagai berikut :
1) Meningkatkan kinerja dan keuntungan
2) Meningkatkan daya saing (contoh: bank yg telah terkomputerkan
lebih berdaya saing).
3) Meningkatkan kualitas dan kecepatan pengambilan keputusan
(contoh: pemilu didukung sistem informasi terkomputerkan).
8/7/2019 sistem informasi kebencanaan
http://slidepdf.com/reader/full/sistem-informasi-kebencanaan 9/13
Iwan Gunawan_ 0 8 9 1 4 0 1 7 Page ||||
7
4) Waspada: “the man behind the gun” (secanggih canggihnya
komputer, masih tergantung kualitas manusianya).
5) Waspada: “garbage in, garbage out” (kualitas output tergantung
kualitas data yg menjadi input).
c. Macam Komponen Sistem Informasi
1. Manusia: yang bekerja bersama dgn komputer (komputer
profesional dan para pemakai komputer).
2. Perangkat keras (hardware): termasuk pula jaringan komunikasi
data.
3. Perangkat lunak (software): utk mendukung pengumpulan,
penyimpanan, pengambilan kembali data, pengolahan data menjadi
informasi, pendistribusian informasi/ pembuatan laporan ke paramanajer.
4. Data: merupakan input bagi sistem informasi (output tergantung
ketersediaan dan kualitas data).
5. Prosedur: adalah peraturan kerja terkait pengolahan data dengan
komputer dan pemakaian komputer dalam sistem informasi (misal:
nilai mhs, setelah diterima bagian pengajaran, harus segera
dimasukkan ke sistem informasi akademik; dalam akses ke sistem
informasi akademik, pembimbing akademik hanya boleh melihat
nilai, tdk boleh merubahnya).
d. Macam Tingkatan Sistem Informasi
8/7/2019 sistem informasi kebencanaan
http://slidepdf.com/reader/full/sistem-informasi-kebencanaan 10/13
Iwan Gunawan_ 0 8 9 1 4 0 1 7 Page ||||
8
4. Teknologi Informasi
a. Komponen Teknologi Informasi
Komponen teknologi Informasi meliputi :
1) Teknologi komputer
2) Teknologi komunikasi
b. Kelebihan Teknologi InformasiKelebihan teknologi informasi adalah sebagai berikut :
1) Mampu mendukung kerja manusia dalam mengolah data secara
cepat, akurat dalam jumlah yang banyak.
2) Memungkin manusia melakukan sesuatu yang dulunya tidak
mampu dilakukan
3) Menghubungkan dua (atau lebih) tempat yang berjauhan sehingga
terjadi pertukaran data/informasi.
c. Komponen Perangkat Lunak
d. Komponen konten Komunikasi data
Untuk komponen konten komunikasi data digambarkan dalam bagan
sebagai berikut :
8/7/2019 sistem informasi kebencanaan
http://slidepdf.com/reader/full/sistem-informasi-kebencanaan 11/13
Iwan Gunawan_ 0 8 9 1 4 0 1 7 Page ||||
9
5. Penerapan Teknologi Informasi dalam menejemen dan mitigasi
Bencana
Berdasarkan teori dan konsep manajemen bencana (disasters management)
yang meliputi beberapa tahapan, yaitu: tahap tanggap darurat (response
phase), tahap rekonstruksi dan rehabilitasi, tahap preventif dan mitigasi,
dan tahap kesiapsiagaan (preparedness); maka upaya penanggulangan
bencana harus didukung oleh suatu sistem informasi yang memadai.
Sistem ini diharapkan mampu untuk:
a. meningkatkan kemampuan perencanaan penanggulangan bencana bagi
semua mekanisme penanngulangan bencana, baik pada tingkat pusat
maupun daerah pada semua tahapan penanggulangan bencana;
b.
mendukung pelaksanaan pelaporan kejadian bencana secara cepat dantepat, termasuk di dalamnya proses pemantauan dan perkembangan
kejadian bencana;
c. memberikan informasi secara lengkap dan aktual kepada semua pihak
yang terkait dengan unsur-unsur penanggulangan bencana baik di
Indonesia maupun negara asing melalui fasilitas jaringan global.
(Sumber: Alfa_zR Sistem Informasi Penanggulangan Bencana
Indonesia)
Penanganan sistem informasi kebencanaan perlu mendapatkan
perhatian yang besar dan pengelolaan secara profesional. Hal ini didasari
oleh alasan bahwa:
a. Pengumpulan data menghabiskan biaya yang sangat besar;
b. (2)Berbagai perencanaan/managemen bencana menuntut tersedianya
data dan informasi secara cepat, akurat, dan terintegrasi; dan
c. Basis data digital memiliki kelebihan dalam hal penyimpanan,
pemrosesan, analisa, dan pemutakhiran. Data kebencanaan yang
mempunyai rujukan spasial dan temporal memerlukan sebuah sistem
untuk pengumpulan, penyimpanan, dan pengelolaannya. ( Alfa_zR
Sistem Informasi Penanggulangan Bencana Indonesia.)
Sistem Informasi Penanggulangan Bencana Indonesia (SIPBI) yang
berbasis Teknologi Informasi GIS sebagai suatu sistem komputerisasi
8/7/2019 sistem informasi kebencanaan
http://slidepdf.com/reader/full/sistem-informasi-kebencanaan 12/13
Iwan Gunawan_ 0 8 9 1 4 0 1 7 Page ||||
10
dengan empat kemampuan untuk menangani data bereferensi geografis,
yaitu: pemasukan, pengelolaan atau manajemen data (penyimpanan dan
pengaktifan kembali), manipulasi dan analisis, serta keluaran; sangatlah
tepat untuk diterapkan. Sekarang ini, GIS juga sudah dapat
diimplementasikan sedemikian rupa sehingga dapat bertindak sebagai
map-server yang siap melayani permintaan (query) dari user melalui
jaringan lokal (intranet) maupun jaringan internet (web-based). Pekerjaan
tidak lagi terbebankan pada satu sistem komputer dengan mengoptimalkan
peran clients dan server. Tulisan ini merupakan kajian perluasan
(expansion) sistem informasi penanggulangan bencana yang
dikembangkan pada tahun 1996 oleh Bakornas PB, BPPT, dan PSBA
UGM. Komponen SIPBI Sebagai suatu sistem, SIPBI terintegrasi dengan jaringan komputer lain dan disusun oleh komponen-komponen
pembentuk:
a. komponen perangkat keras, meliputi: server, PC user, digitizer,
peralatan pendukung jaringan;
b. (2)komponen sistem operasi berupa: WinNT, Linux, atau UNIX;
c. komponen perangkat lunak pengolah data spasial, misalnya: ArcInfo,
ArcView, MapInfo, AutoCAD Map, atau yang terintegrasi dengan
pengolah citra, seperti: ILWIS,ERMapper, ENVI, ERDAS;
d. komponen perangkat lunak pengolah data atribut, misalnya: dBase,
Access, SQL, Oracle;
e. komponen basisdata yang terdiri dari tabel-tabel berikut relasi antar
tabel;
f. komponen perangkat lunak pendukung internet mapping;
g. organisasi pengelola;
h. komponen pengguna sistem yang dapat dibagi ke dalam beberapa
kelompok, yaitu: database administrator sebagai pengendali sistem,
application programmer, dan pengguna; dan
i. operasionalisasi sistem. Berkaitan dengan internet mapping,
perusahaan pengembang software GIS telah memperkenalkan solusi
8/7/2019 sistem informasi kebencanaan
http://slidepdf.com/reader/full/sistem-informasi-kebencanaan 13/13
Iwan Gunawan_ 0 8 9 1 4 0 1 7 Page ||||
11
yang mudah digunakan untuk menyebarkan peta di internet. (Sumber:
Alfa_zR Sistem Informasi Penanggulangan Bencana Indonesia)
C. PENUTUP
Dengan melihat hasil pembahasan diatas maka dapat disimpulkan sebagai
berikut:
1. Indonesia merupakan salah satu negara yang kaya akan bencana, sehingga
perlu adanya suatu usaha untuk dapat mengurangi tingkat kerugian yang
diakibatkan oleh bencana, usaha tersebut salah satunya adalah menejemen
dan mitigasi bencana .
2. Sistem informasi adalah salah satu kunci yang menentukan baik tidaknya
suatu menejemen dan mitigasi bencana .
3. Penerapan Teknologi informasi baik itu teknologi komputer maupun
komunikasi dalam suatu sistem infomasi dapat mendukung terjadi
menejemen bencana dan mitigasi bencana yang baik.
D. DAFTAR PUSTAKA
1. Nata Wijaya (2006), Active Tectonics, historical and prehistorical
seismicity of Indonesia:identifying sources for seismic hazard
assessments , Bandung : R.C.Geotechnology :LIPI
2. Sunarto (2006 ), Managemen bencana , Yogyakarta : PSBA: UGM
3. Achmad Djunaedi(……), MK. Sistem Infomasi Kebencanaan.
4. Agus Rachmat (……….), Manajemen dan Mitigasi Bencana.
5. Kerjasama Bapeda Kabupaten Kulonprogo dan Badan Pusat Statistik
Kabupaten Kulonprogo (2008
6. ------Search goggle.co.id: Wikipedia Indonesia, ensiklopedia bebas
berbahasa Indonesia ; hari Senin Tanggal 14 Juli 2008; jam 2:20 AM)
7. ------Search goggel.co.id: Alfa_zR Sistem Informasi Penanggulangan
Bencana Indonesia; Hari Jumat;Tangagal: 11 Juli 2008; jam 12:44 AM)
8. .-----Search goggle.co.id : Rencana Mitigasi dan Pengurangan Resiko
Bencana;