© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakartadigilib.uin-suka.ac.id/1087/1/BAB I, V,...

38
PERJUANGAN DEMANG LEHMAN DALAM PERANG BANJAR TAHUN 1859-1862 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Adab Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Humaniora (S.Hum) Dalam Jurusan Sejarah dan Kebudayaan Islam Oleh: SUNDARI NIM : 03121485 JURUSAN SEJARAH DAN KEBUDAYAAN ISLAM FAKULTAS ADAB UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA 1428 H 2007M © 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Transcript of © 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakartadigilib.uin-suka.ac.id/1087/1/BAB I, V,...

Page 1: © 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakartadigilib.uin-suka.ac.id/1087/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Di dalam Perang Banjar terdapat beberapa tokoh Banjar yang

PERJUANGAN DEMANG LEHMAN DALAM PERANG BANJAR

TAHUN 1859-1862

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Adab Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta

Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Humaniora (S.Hum) Dalam Jurusan Sejarah dan Kebudayaan Islam

Oleh:

SUNDARI NIM : 03121485

JURUSAN SEJARAH DAN KEBUDAYAAN ISLAM FAKULTAS ADAB

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA

YOGYAKARTA 1428 H 2007M

© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Page 2: © 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakartadigilib.uin-suka.ac.id/1087/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Di dalam Perang Banjar terdapat beberapa tokoh Banjar yang

© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Page 3: © 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakartadigilib.uin-suka.ac.id/1087/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Di dalam Perang Banjar terdapat beberapa tokoh Banjar yang

© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Page 4: © 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakartadigilib.uin-suka.ac.id/1087/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Di dalam Perang Banjar terdapat beberapa tokoh Banjar yang

iii

MOTTO

�� ���� ��ون ا����ة ا������ �����ة و�� ����� �� $#�� ا�" ا���"�$1رة ا�7%�ء) ٧٤(1ف �/�� أ.�ا -,�+� $#�� ا�" ��(� أو �'"& �%

Artinya: “Karena itu, hendaklah orang-orang yang menukar kehidupan

dunia dengan kehidupan akhirat berperang di jalan Allah. Barangsiapa yang

berperang di jalan Allah, lalu gugur atau memperoleh kemenangan maka kelak

Kami akan berikan kepadanya pahala yang besar”. (Q.s. An-Nissa: 74).1

1 Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, ( Jakarta: Yayasan Penyelenggara

Penterjemah, Penafsiran Al-Qur’an, 1984), hlm. 130.

© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Page 5: © 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakartadigilib.uin-suka.ac.id/1087/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Di dalam Perang Banjar terdapat beberapa tokoh Banjar yang

iv

PERSEMBAHAN

Skripsi ini penulis persembahkan kepada:

• Almameter tercintaku Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta

• Bapak dan ibu yang telah membiayai studi penulis dari awal sampai akhir.

• Kakak-kakakku Ardani, Rosida, Sri Gunadi, Timbul Darja’I beserta

keponakanku Deo, Londo, yang telah memberikan dorongan semangat hingga

penulis dapat menyelesaikan studi. Tidak lupa pula buat teman-teman M.

Safiudin, Basuki Rachmad, Heri Cahyono, Erni Noviyanti, Hermantio dan

lain-lain yang belum bisa saya sebutkan satu persatu.

• Teman-teman angkatan 2003 serta pembaca

© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Page 6: © 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakartadigilib.uin-suka.ac.id/1087/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Di dalam Perang Banjar terdapat beberapa tokoh Banjar yang

v

KATA PENGANTAR

� رب ا������� ا���ة وا���م ��� أ��ف ا�� ��ء وا������� � ا���� و��� #�! و"� ! أ ������$ �����

Segala puji bagi Allah s.w.t. Tuhan semesta alam, yang telah memberikan

rahmat dan hidayah-Nya, yang berupa iman, kekuatan dan kesehatan kepada kita

semua, sehingga dengan pertolongan-Nya penyusun dapat menyelesaikan skripsi ini.

Oleh karena itu sudah seharusnya jika penulis bersyukur dengan sedalam-dalamnya

atas segala petunjuk yang telah dianugerahkan. Shalawat serta salam semoga

dilimpahkan kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad s.a.w. yang telah

mengeluarkan kita dari alam kegelapan atau alam kejahiliyahan ke alam yang terang

benderang ini, yang di penuhi dengan ilmu pengetahuan, dan dengan dijadikannya ia

sebagai suri tauladan semoga dapat menyinari kehidupan ini.

Sehubungan dengan ini, penyusun merasa bahwa betapapun besar bantuan,

saran, petunjuk dan lain-lainnya yang datang dari berbagai pihak sangat membantu

selesainya penulisan skripsi ini. Oleh karena itu penyusun merasa sangat

berkewajiban untuk mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya serta

penghargaan yang tak terhingga kepada:

1. Bapak Dekan Fakultas Adab dan pembantu-pembantunya, ketua dan sekertaris

jurusan SKI beserta segenap karyawan Fakultas Adab Universitas Islam Negeri

Sunan Kalijaga Yogyakarta yang telah banyak membantu kelancaran penulisan

skripsi ini.

© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Page 7: © 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakartadigilib.uin-suka.ac.id/1087/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Di dalam Perang Banjar terdapat beberapa tokoh Banjar yang

vi

2. Drs. Irfan Firdaus selaku pembimbing yang dengan sabar telah memberikan

petunjuk dan saran selama penyusunan skripsi ini.

3. Segenap staf dosen Fakultas Adab khususnya jurusan Sejarah dan Kebudayaan

Islam yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan, selama penulis

menempuh studi sampai dengan selesainya skripsi ini.

4. Kedua orang tua penulis, kakak-kakakku beserta keponakan-keponakan tercinta

serta teman-teman seperjuangan yang senantiasa memberikan dorongan,

bimbingan dan doa.

5. Segenap karyawan pada beberapa perpustakaan yang telah bersedia membantu

mencarikan literatur yang terkait dengan penulisan skripsi ini. Semoga amal baik

yang telah mereka berikan mendapatkan balasan yang setimpal dari Allah s.w.t

Penulis amat menyadari bahwa dalam karya ini banyak terdapat kesalahan

dan kekurangan, maka dengan tangan terbuka dan hati yang lapang, penulis akan

menerima saran dan kritik demi pengembangan dan kesempurnaan karya ini lebih

lanjut. Akhirnya, bila dalam tulisan ini terdapat kebenaran, semata-mata hanyalah

milik Allah, dan bila ada kesalahan dan kekurangannya tentulah kebodohan penulis

sendiri.

Yogyakarta, 28 September 2007

Penulis

(Sundari)

© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Page 8: © 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakartadigilib.uin-suka.ac.id/1087/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Di dalam Perang Banjar terdapat beberapa tokoh Banjar yang

vii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

HALAMAN NOTA DINAS ........................................................................……... i

HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................……... ii

HALAMAN MOTTO ..................................................................................……. iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................……... iv

KATA PENGANTAR ..................................................................................…….. v

DAFTAR ISI ................................................................................................…….. vii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah .............................................................…….. 1

B. Batasan dan Rumusan Masalah ..................................................…….. 5

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ................................................……... 6

D. Tinjauan Pustaka ........................................................................…….. 6

E. Landasan Teori ...........................................................................…….. 9

F. Metode Penelitian .......................................................................…….. 10

G. Sistematika Pembahasan ............................................................…….. 12

BAB II BELANDA DI KERAJAAN BANJAR

A. Kerajaan Banjar ...........................................................................…….. 15

B. Pasang Surut Hubungan Kerajaan Banjar Dengan Belanda........…….. 21

C. Belanda Sebagai Penyulut Perang Banjar ...................................…….. 27

BAB III DEMANG LEHMAN

A. Biografi Demang Lehman...........................................................…….. 33

© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Page 9: © 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakartadigilib.uin-suka.ac.id/1087/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Di dalam Perang Banjar terdapat beberapa tokoh Banjar yang

viii

B. Mobilitas Sosial Politik ...............................................................…….. 36

C. Motivasi Keterlibatan Demang Lehman Dalam Perang Banjar .…….. 39

BAB IV DEMANG LEHMAN DALAM PERANG BANJAR

A. Kepemimpinan Demang Lehman................................................…….. 47

B. Pertempuran di Barito .................................................................…….. 53

C. Pertempuran di Gunung Madang ...............................................…….. 57

D. Pertempuran di Martapura...........................................................…….. 60

E. Penangkapan Demang Lehman ...................................................…….. 63

F. Keberhasilan Demang Lehman Dalam Perang Banjar ...............…….. 69

BAB VPENUTUP

A. Kesimpulan .................................................................................……. 76

B. Saran ...........................................................................................……. 77

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

CURRICULUM VITAE

© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Page 10: © 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakartadigilib.uin-suka.ac.id/1087/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Di dalam Perang Banjar terdapat beberapa tokoh Banjar yang

ABSTRAKSI

Belanda datang ke Banjarmasin pada awal abad 17, hal tersebut dikarenakan

daerah ini banyak menghasilkan lada dan batu bara. Sejak itulah terjadi hubungan

dagang antara orang Banjar dengan Belanda. Belanda memonopoli perdagangan lada,

bahkan ingin menguasai wilayah kerajaan Banjar dengan politik devide et impera. Pada

tanggal 14 Februari 1606, kapal dagang VOC Belanda datang di bawah pimpinan Gillis

Michieszoon. Setibanya di Banjarmasin anak buahnya berbuat hal-hal yang

menyinggung perasaan orang Banjar, dan semua awak kapal yang naik ke darat

dibunuh oleh orang Banjar. Setelah kejadian tersebut, Belanda segera mengirimkan

armada perang menuju Banjarmasin, mereka membakar kota, kapal-kapal yang

berlabuh di bandar, dan keraton Banjar yang tidak jauh dari sungai juga turut menjadi

sasaran pembakaran.

Setelah peristiwa tersebut, rakyat Banjar menjadi anti terhadap Belanda di tanah

Banjar. Belanda terus campur tangan dalam urusan kerajaan, ekonomi, dan sosial

keagamaan. Pada tahun 1857 Belanda menobatkan Pangeran Tamjidillah sebagai sultan

secara sepihak dengan mengabaikan surat wasiat Sultan Adam yang menghendaki

Pangeran Hidayatullah sebagai pengganti ayahnya Sultan Muda Abdurrahman.

Pengangkatan Pangeran Tamjidillah menjadi sultan menimbulkan kekecewaan di

kalangan rakyat dan para pembesar Kerajaan yang pada klimaksnya menimbulkan Perang

Banjar.

Di dalam Perang Banjar terdapat beberapa tokoh Banjar yang menjadi panglima

melawan Belanda, salah satunya adalah Demang Lehman yang berasal dari Martapura.

Ia merupakan Panakawan dari Pangeran Hidayatullah, oleh karena kesetiaan, kecakapan,

© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Page 11: © 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakartadigilib.uin-suka.ac.id/1087/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Di dalam Perang Banjar terdapat beberapa tokoh Banjar yang

dan jasa besarnya maka ia diangkat Pangeran Hidayatullah menjadi Kepala Distrik di

Riam Kanan.

Pada saat Perang Banjar meletus, Demang Lehman mendapat tugas dari Pangeran

Antasari untuk memimpin perlawanan di daerah Martapura dan Tanah Laut bersama Kiai

Langkang dan Penghulu Buyasin. Di mata Belanda, Demang Lehman termasuk pejuang

Banjar yang sangat ditakuti dan berbahaya dalam menggerakkkan kekuatan rakyat

sebagai tangan kanan Pangeran Antasari dan Pangeran Hidayatullah. Pangeran Antasari

memberikan tugas kepada Demang Lehman untuk menjadi pemimpin perang di beberapa

daerah. Untuk menumpas perlawanan Demang Lehman, Belanda mengirim kapal-kapal

perangnya dalam jumlah banyak. Menghadapi pasukan Belanda yang cukup banyak,

Demang Lehman dan pasukannya beberapa kali terpukul mundur. Meskipun beberapa

kali mengalami kekalahan, ia dan pasukannya tetap tidak pernah takut terhadap Belanda.

Demang Lehman menolak berunding dengan Belanda. Damai bagi Demang

Lehman berarti harus angkat kaki dari Bumi Banjar. Sikap keras menjadi tekad Demang

Lehman untuk mengusir penjajah Belanda, sampai titik darah penghabisan.

Pada tanggal 6 Oktober 1861, ia dan pasukannya diminta Belanda datang ke

Banjarmasin untuk berunding. Belanda meminta supaya Demang Lehman mau tinggal di

Banjarmasin, hal ini dilakukan Belanda untuk membuat Demang Lehman ikut bergabung

dengan Belanda. Residen Belanda berusaha memikat Demang Lehman dengan janji

memberi biaya tiap bulan kepada Demang Lehman apabila dapat membujuk Pangeran

Hidayatullah dan Pangeran Antasari ke Banjarmasin. Belanda berjanji jikalau Pangeran

Hidayatullah kembali ke Banjarmasin akan diberikan jabatan yang tinggi di kerajaan

© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Page 12: © 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakartadigilib.uin-suka.ac.id/1087/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Di dalam Perang Banjar terdapat beberapa tokoh Banjar yang

Banjar. Setelah Pangeran Hidayatullah ke Banjarmasin, Belanda mengingkari janji.

Pangeran Hidayatullah ternyata diasingkan Belanda ke Jawa, tepatnya di Ciganjur.

Demang Lehman merasa kecewa dengan tipu muslihat Belanda, dan berusaha

mengatur kekuatan kembali di daerah Pangkal, Batulicin. Akan tetapi, Belanda telah

membuat rencana untuk penangkapan terhadapnya. Sehabis shalat subuh, ia ditangkap

dan pemerintah Belanda memutuskan hukuman gantung kepada Demang Lehman. Pada

tanggal 27 Februari 1862 Demang Lehman dihukum gantung dan kepalanya dipenggal.

Kepala Demang Lehman dibawa ke Belanda dan disimpan di Museum Leiden.

© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Page 13: © 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakartadigilib.uin-suka.ac.id/1087/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Di dalam Perang Banjar terdapat beberapa tokoh Banjar yang

1

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Belanda datang ke Banjarmasin pada awal abad 17, hal tersebut dikarenakan

daerah ini banyak menghasilkan lada dan batu bara. Sejak itulah terjadi hubungan

dagang antara orang Banjar dengan Belanda. Pada perkembangan berikutnya

Belanda memonopoli perdagangan lada, bahkan ingin menguasai wilayah kerajaan

Banjar dengan politik devide et impera. Pada tanggal 14 Februari 1606, kapal dagang

VOC Belanda datang di bawah pimpinan Gillis Michieszoon. Ia dikirim oleh J. W

Verschoor, penguasa VOC saat itu, untuk mengadakan hubungan dagang. Setibanya

di Banjarmasin anak buahnya berbuat hal-hal yang menyinggung perasaan orang

Banjar, dan semua awak kapal yang naik ke darat dibunuh oleh orang Banjar.1

Setelah kejadian tersebut, Belanda segera mengirimkan armada perang menuju

Banjarmasin, mereka membakar kota, kapal-kapal yang berlabuh di bandar, dan

keraton Banjar yang tidak jauh dari sungai juga turut menjadi sasaran pembakaran.

Setelah peristiwa tersebut, rakyat Banjar menjadi anti terhadap Belanda di

tanah Banjar. Akan tetapi, Belanda terus campur tangan dalam urusan kerajaan,

ekonomi, dan sosial keagamaan. Pada tahun 1857 Belanda menobatkan Pangeran

Tamjidillah sebagai sultan secara sepihak dengan mengabaikan surat wasiat Sultan

Adam yang menghendaki Pangeran Hidayatullah sebagai pengganti ayahnya Sultan

1 H. G. Mayur, Perang Banjar (Banjarmasin: CV. Rapi, 1979), hlm. 7.

© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Page 14: © 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakartadigilib.uin-suka.ac.id/1087/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Di dalam Perang Banjar terdapat beberapa tokoh Banjar yang

2

Muda Abdurrahman.2 Pangeran Hidayatullah berhak atas jabatan sebagai Sultan

Banjar, sesuai dengan tradisi kerajaan dan dikuatkan dengan surat wasiat Sultan

Adam. Sultan Adam meninggal dunia pada tanggal 1 November 1857.3

Pengangkatan Pangeran Tamjidillah menjadi sultan menimbulkan kekecewaan di

kalangan rakyat dan para pembesar Kerajaan. Tamjidillah memiliki cacat dalam

tingkah laku. Ia dikenal gemar bermabuk-mabukan dan berjudi, wajar bila rakyat

tidak menerimanya sebagai pemimpin.4 Kebencian rakyat kepada Sultan Tamjidillah

dan terhadap pemerintahan Belanda sangatlah besar, yang pada klimaksnya

menimbulkan Perang Banjar.

Di dalam Perang Banjar terdapat beberapa tokoh Banjar yang menjadi

panglima melawan Belanda, salah satunya adalah Demang Lehman yang berasal

dari Martapura. Ia merupakan Panakawan dari Pangeran Hidayatullah, oleh karena

kesetiaan, kecakapan, dan jasa besarnya maka ia diangkat Pangeran Hidayatullah

menjadi Kepala Distrik di Riam Kanan.5

Pada saat Perang Banjar meletus, Demang Lehman mendapat tugas dari

Pangeran Antasari untuk memimpin perlawanan di daerah Martapura dan Tanah Laut

bersama Kiai Langkang dan Penghulu Buyasin.6 Di mata Belanda, Demang Lehman

termasuk pejuang Banjar yang sangat ditakuti dan berbahaya dalam menggerakkkan

kekuatan rakyat sebagai tangan kanan Pangeran Antasari dan Pangeran Hidayatullah.

2 Sartono Kartodirdjo, Pengantar Sejarah Indonesia Baru 1500-1900 dari Emporium Sampai

Imperium (Jakarta: Gramedia, 1987), hlm. 384. 3 Amir Hasan Bondan, Suluh Kerajaan Kalimantan (Banjarmasin: Fajar, 1953), hlm. 39. 4 Suyono, Peperangan Kerajaan di Nusantara “Penelusuran Kepustakaan Sejarah”,

(Jakarta: PT. Gramedia Widia Sarana Indonesia, 2003), hlm. 207. 5 A. Gazali Usman, Kerajaan Banjar Sejarah Perkembangan Politik, Ekonomi, Perdagangan

dan Agama Islam (Banjarmasin: Lambung Mangkurat University Press, 1998), hlm. 247. 6 Ibid., hlm. 248.

© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Page 15: © 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakartadigilib.uin-suka.ac.id/1087/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Di dalam Perang Banjar terdapat beberapa tokoh Banjar yang

3

Pangeran Antasari merupakan pencetus dan arsitek Perang Banjar. Pangeran Antasari

masih mempunyai ikatan darah dengan para Raja Banjar. Ia masih keturunan Sultan

Tahmidillah yang memerintah Kerajaan Banjar pada tahun 1801-1825. Pangeran

Antasari adalah tokoh Perang Banjar yang memiliki kedudukan sebagai petinggi

panglima Perang Banjar. Pangeran Antasari memberikan tugas kepada Demang

Lehman untuk menjadi pemimpin perang di beberapa daerah. Demang Lehman

beberapa kali berhasil mengalahkan Belanda dalam pertempuran. Kepiawaian

Demang Lehman dan pasukannya dalam menghadapi Belanda tidak dapat dianggap

remeh. Belanda melakukan berbagai usaha untuk menangkap Demang Lehman,

namun tetap gagal. Perlawanan Demang Lehman justru semakin beringas ketika

dirinya dicap sebagai orang yang paling dicari Belanda. Semangat dan dukungan

rakyat terhadap dirinya mengalir terus menerus. Setiap melakukan perlawanan di

daerah-daerah Banjarmasin, ia mendapat dukungan penuh dari masyarakat.

Untuk menumpas perlawanan Demang Lehman, Belanda mengirim kapal-

kapal perangnya dalam jumlah banyak. Menghadapi pasukan Belanda yang cukup

banyak, Demang Lehman dan pasukannya beberapa kali terpukul mundur.7

Meskipun beberapa kali mengalami kekalahan, ia dan pasukannya tetap tidak pernah

takut terhadap Belanda.

Demang Lehman menolak berunding dengan Belanda. Damai bagi Demang

Lehman berarti harus angkat kaki dari Bumi Banjar. Sikap keras menjadi tekad

Demang Lehman untuk mengusir penjajah Belanda, sampai titik darah penghabisan.

7 Suyono, Peperangan, hlm. 210.

© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Page 16: © 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakartadigilib.uin-suka.ac.id/1087/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Di dalam Perang Banjar terdapat beberapa tokoh Banjar yang

4

Pada tanggal 6 Oktober 1861, ia dan pasukannya diminta Belanda datang ke

Banjarmasin untuk berunding.8 Belanda meminta supaya Demang Lehman mau

tinggal di Banjarmasin, hal ini dilakukan Belanda untuk membuat Demang Lehman

ikut bergabung dengan Belanda. Residen Belanda berusaha memikat Demang

Lehman dengan janji memberi biaya tiap bulan kepada Demang Lehman apabila

dapat membujuk Pangeran Hidayatullah dan Pangeran Antasari ke Banjarmasin.

Belanda berjanji jikalau Pangeran Hidayatullah kembali ke Banjarmasin akan

diberikan jabatan yang tinggi di kerajaan Banjar. Setelah Pangeran Hidayatullah ke

Banjarmasin, Belanda mengingkari janji. Pangeran Hidayatullah ternyata diasingkan

Belanda ke Jawa, tepatnya di Ciganjur.

Demang Lehman merasa kecewa dengan tipu muslihat Belanda, dan berusaha

mengatur kekuatan kembali di daerah Pangkal, Batulicin.9 Akan tetapi, Belanda telah

membuat rencana untuk penangkapan terhadapnya. Sehabis shalat subuh, ia

ditangkap dan pemerintah Belanda memutuskan hukuman gantung kepada Demang

Lehman. Pada tanggal 27 Februari 1862 Demang Lehman dihukum gantung dan

kepalanya dipenggal. Kepala Demang Lehman dibawa ke Belanda dan disimpan di

Museum Leiden.10

Beberapa hal yang menarik dari penelitian ini adalah bahwa Demang Lehman

merupakan seorang pejuang Banjar yang gagah berani dalam memimpin perang,

meskipun dia bukan berasal dari golongan bangsawan. Keberanian Demang Lehman

dalam memimpin perang mendapat pengakuan dari Belanda sebagai orang yang

8 M. Idwar Saleh, Lukisan Perang Banjar (Banjarmasin: Museum Kalimantan Selatan,

1993), hlm. 20. 9 A. Gazali Usman, Kerajaan, hlm. 275. 10 Ibid., hlm. 275.

© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Page 17: © 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakartadigilib.uin-suka.ac.id/1087/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Di dalam Perang Banjar terdapat beberapa tokoh Banjar yang

5

berbahaya. Menurut tradisi Kerajaan Banjar, Raja digantikan oleh keturunannya baik

anak-anaknya maupun cucu-cucunya yang masih mempunyai darah ikatan dengan

para Raja Banjar. Demang Lehman memang bukan keturunan dari para Raja Banjar,

tetapi kecintaan dirinya terhadap tanah Banjar telah membuat dirinya rela berkorban

apapun untuk mempertahankan tanah Banjar. Sebagai orang Banjar, Demang

Lehman tidak mau jika Belanda ikut campur dalam Kerajaan Banjar atau bahkan

ingin menguasai Kerajaan Banjar.

B. Batasan dan Rumusan Masalah

Penelitian ini lebih difokuskan kepada kiprah Demang Lehman dalam Perang

Banjar. Tahun 1859 merupakan awal terjadinya Perang Banjar dan pertama kalinya

Demang Lehman turut serta dalam penyerangan terhadap Belanda di benteng Oranye

Nassau. Tahun 1862 merupakan tahun penangkapan Demang Lehman dan

pelaksanaan hukuman gantung oleh pemerintah Belanda. Agar pembahasan menjadi

lebih terarah maka permasalahan dirumuskan dalam pertanyaan-pertanyaan sebagai

berikut:

1. Bagaimana hubungan Kerajaan Banjar dengan Belanda hingga meletus

Perang Banjar?

2. Faktor apa yang menyebabkan Demang Lehman terlibat Dalam Perang

Banjar?

3. Bagaimanakah peran Demang Lehman di dalam Perang Banjar?

© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Page 18: © 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakartadigilib.uin-suka.ac.id/1087/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Di dalam Perang Banjar terdapat beberapa tokoh Banjar yang

6

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh jawaban dari permasalahan yang

dipaparkan dalam rumusan masalah di atas. Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian

ini adalah:

1. Untuk menjelaskan hubungan Kerajaan Banjar dengan Belanda hingga

meletusnya Perang Banjar.

2. Untuk menguraikan latar belakang Demang Lehman terlibat dalam Perang

Banjar.

3. Untuk memaparkan peranan Demang Lehman Dalam Perang Banjar.

Kegunaan penelitian ini adalah untuk memberikan wawasan dan pemahaman

mengenai perjuangan Demang Lehman dalam Perang Banjar. Hal-hal yang bersifat

positif dalam perjuangan Demang Lehman ini bisa dijadikan teladan untuk

mengembangkan sikap rela berkorban demi memperjuangkan tanah tumpah darah.

Besarnya dukungan rakyat terhadap perjuangan Demang Lehman bisa kita teladani

sebagai sikap cinta tanah air dan sikap kebersamaan untuk memperjuangkan bangsa

kita.

D. Tinjauan Pustaka

Literatur-literatur tentang sejarah Perang Banjar memang sudah ada, namun

pada umumnya literatur tersebut mengutamakan keutuhan deskripsi sejarah Perang

Banjar dari awal sampai akhir, sedangkan pembahasan tentang Demang Lehman

hanya menjadi bagian kecil saja. Beberapa buku yang membahas tentang Demang

Lehman, di antaranya:

© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Page 19: © 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakartadigilib.uin-suka.ac.id/1087/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Di dalam Perang Banjar terdapat beberapa tokoh Banjar yang

7

Kerajaan Banjar Sejarah Perkembangan Politik, Ekonomi, Perdagangan dan

Agama Islam karya A. Gazali Usman (Banjarmasin: Lambung Mangkurat University

Press, 1998), buku ini membahas mengenai kerajaan Banjar dan Perang Banjjar

sehingga bahasan mengenai Demang Lehman sedikit dibahas dalam buku tersebut.

Berbeda dengan buku A. Gazali Usman, dalam kajian ini penulis menyajikan

Demang Lehman sebagai tokoh penting dalam Perang Banjar, mulai meletusnya

Perang Banjar hingga akhir hayatnya.

Buku karya Amir Hasan Bondan yang berjudul Suluh Sejarah Kalimantan

(Banjarmasin: Fajar, 1953), buku ini boleh dikatakan padat memuat data sejarah

perjuangan rakyat Banjar melawan penjajahan Belanda, termasuk data sejarah

perjuangan Demang Lehman. Yang berbeda dari kajian penulis adalah bahwa penulis

hanya memfokuskan tulisan pada perjuangan Demang Lehman dari tahun 1859-

1862.

Karya M. Idwar Saleh dengan judul Lukisan Perang Banjar (Banjarmasin:

Proyek Pengembangan Permuseuman Kalimantan Selatan, 1985), buku ini boleh

dikatakan maju selangkah dari buku karya Amir Hasan Bondan, sebab data sejarah

yang diungkapkan dikemas dengan interpretasi-interpretasi historis sehingga terasa

lebih bermakna, tidak sekedar deskripsi tentang tanggal, tempat dan suasana kejadian

suatu peristiwa. Akan tetapi, seperti buku-buku sejenis lainnya, buku ini mempunyai

visi untuk menuturkan perjuangan rakyat kerajaan Banjar melawan penjajah kolonial

Belanda dari awal sampai akhir. Perjuangan Demang Lehman dalam melawan

Belanda terurai secara selintas. Hal pokok yang berbeda dari buku tersebut, bahwa

© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Page 20: © 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakartadigilib.uin-suka.ac.id/1087/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Di dalam Perang Banjar terdapat beberapa tokoh Banjar yang

8

fokus dari penelitian ini lebih menekankan kepada perjuangan Demang Lehman

dalam mengusir penjajah Belanda dari tanah Banjar.

Karya Suyono yang berjudul Peperangan Kerajaan di Nusantara

“Penelusuran Kepustakaan Sejarah” (Jakarta: PT. Gramedia Widia Sarana

Indonesia, 2003). Buku ini membahas mengenai masuknya Belanda di Nusantar serta

peperangan-peperangan dalam melawan Belanda yang ada di Nusantara. Perang

Banjar dibahas sedikit dalam buku tersebut, sehingga pembahasan mengenai

Demang Lehman terurai secara selintas. Hal yang membedakan dari buku tersebut

dengan kajian peneliti adalah bahwa peneliti hanyalah membahas mengenai

perjuangan Demang Lehman seorang pejuang dari daerah Banjar Kalimantan

Selatan.

Skripsi yang ditulis oleh Saniyah dengan judul “Perang Banjar” 1859-1865

(Fakultas Adab UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta, 1998), membahas mengenai

Perang Banjar dari tahun 1859-1865 beserta tokoh-tokoh yang terlibat dalam perang

tersebut dan “Perjuangan Pangeran Antasari dalam melawan Belanda di Dalam

Perang Banjar”, sebuah skripsi yang ditulis oleh Basuki Rachmad (Fakultas Adab

UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta, 2007), di kedua skripsi tersebut perjuangan

Demang Lehman hanya dibahas sekilas saja.

Dengan demikian, yang membahas secara khusus mengenai Demang Lehman

dan perjuangannya dalam Perang Banjar 1859-1862 belum ada, dan sepengetahuan

peneliti belum ada penelitian khusus yang membahas mengenai Demang Lehman.

Uraian-uraian singkat tentang Demang Lehman dari buku-buku di atas, menjadi

sumber informasi yang dikritisi dalam hasil penelitian ini.

© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Page 21: © 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakartadigilib.uin-suka.ac.id/1087/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Di dalam Perang Banjar terdapat beberapa tokoh Banjar yang

9

E. Landasan Teori

Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori peranan sosial. Teori

ini didefinisikan dalam pengertian pola-pola atau norma-norma perilaku yang

diharapkan dari orang-orang yang menduduki suatu posisi tertentu dalam struktur

sosial.11 Teori ini mencontohkan bahwa para raja, sebagaimana orang-orang lain juga

butuh teman. Raja memerlukan seseorang yang dapat dipercaya, yang bukan dari

kalangan bangsawan atau pejabat-pejabat di sekelilingnya, yang dapat diandalkan

loyalitasnya, sebab posisi raja bergantung sepenuhnya pada loyalitas tersebut, dan

tidak jarang pula orang tersebut dijadikan sebagi tempat pelampiasan kemarahan

ketika terjadi ketidakberesan.12 Contoh teori tersebut sama seperti apa yang dialami

oleh Demang Lehman. Awal mulanya ia hanya mengabdi kepada Pangeran

Hidayatullah dan ditunjuk sebagai Panakawannya, meskipun ia bukan berasal dari

golongan bangsawan tetapi Demang Lehman dipercaya oleh Pangeran Hidayatullah

sebagai orang yang mampu memimpin dalam masyarakat sehingga ia dipercaya

sebagai Kepala Distrik Riam Kanan. Demang Lehman juga dipercayai oleh Pangeran

Antasari sebagi pemimpin perang di beberapa daerah karena kepandaian berperang

dan kecintaannya terhadap tanah Banjar.

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

behavioral, yakni pendekatan yang tidak hanya tertuju pada kejadiannya saja, tetapi

tertuju pada pelaku sejarah dan situasi riil. Bagaimana pelaku sejarah menafsirkan

situasi yang dihadapinya, sehingga dari penafsiran tersebut muncul tindakan yang

menimbulkan suatu kejadian, dan selanjutnya timbul konsekuensi (pengaruh) dari

11 Peter Burke, Sejarah dan Teori Sosial. Terj. Mestika Zed dan Zulfani (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2001), hlm. 68.

12 Ibid., hlm. 69.

© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Page 22: © 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakartadigilib.uin-suka.ac.id/1087/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Di dalam Perang Banjar terdapat beberapa tokoh Banjar yang

10

tindakannya berkenaan dengan perilaku pemimpin.13 Demang Lehman memahami

situasi riil di dalam masyarakatnya, dari pemahaman itulah dia membuat sebuah

tindakan untuk mengatasi situasi tersebut dengan cara melakukan perlawanan

terhadap Belanda. Sebagai bukti bahwa tindakan Demang Lehman benar-benar

sesuai dengan situasi riil di lingkungannya, ia mendapat respon baik dari masyarakat

di daerah-daerah di mana ia terlibat pertempuran menghadapi Belanda.

F. Metode Penelitian

Sesuai dengan maksud dan tujuan dalam penelitian yaitu mendeskripsikan

dan menganalisis peristiwa masa lalu, maka dalam penelitian ini digunakan metode

historis, yaitu proses menguji dan menganalisa secara kritis rekaman dan

peninggalan masa lampau, kemudian ditelaah secara gamblang agar menghasilkan

suatu kesimpulan yang sesuai dengan fakta. Sejarah merupakan rekonstruksi masa

lalu. Keabsahan penelitian sejarah terkait dengan prosedur penelitian ilmiah yang

ditempuh.14 Penelitian ini merupakan penelitian yang ingin mendeskrisipkan dan

menganalisis secara kritis dokumen-dokumen tertulis dari peninggalan masa lampau,

kemudian direkonstruksikan secara imajinatif melalui proses historiografi.15 Dalam

penelitian sejarah, prosedur yang dilalui meliputiempat tahap, yaitu:

1. Heuristik atau Pengumpulan Data

Heuristik atau pengumpulan data yaitu suatu tahap dalam pengumpulan data,

baik itu tertulis maupun lisan yang diperlukan untuk kelengkapan penelitian. Terkait

13 Robert. F. Berkhofer, Jr, A Behavioral Approach To Historial Analysis, ( New York: Free

Press, 1971), hlm. 67. 14 Kuntowijoyo, Pengantar Ilmu Sejarah (Yogyakarta: Benteng Budaya, 1995), hlm. 12. 15 Louis Gottshalk, Mengerti Sejarah, terj. Nugroho Notosusanto (Jakarta: UI Press, 1985),

hlm. 23.

© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Page 23: © 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakartadigilib.uin-suka.ac.id/1087/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Di dalam Perang Banjar terdapat beberapa tokoh Banjar yang

11

dengan topik skripsi ini, maka dilakukan studi pustaka untuk mendapatkan sumber-

sumber literatur beberapa buku. Kegiatan heuristik ini penulis lakukan dengan

memprioritaskan penggalian data sejarah tentang perjuangan Demang Lehman

melalui literatur yang telah ada. Di samping itu, berusaha pula menggali dari sumber

lain, dalam hal ini adalah benda-benda peninggalan sejarah yang memiliki

keterkaitan dengan perjuangan Demang Lehman.

2. Verifikasi atau Pengujian Sumber

Tahap ini dilakukan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh patut

digunakan atau tidak. Kritik terhadap sumber-sumber tersebut dilakukan melalui

kritik intern dan kritik ekstern. Kritik intern dilakukan untuk meneliti keaslian data,

sedangkan kritik ekstern dilakukan dengan cara memperlihatkan aspek fisik sumber

tertulis, yaitu dilihat dari kertasnya, tintanya, gaya tulisannya, bahsanya,

ungkapannya, kata-katanya, huruf-hurufnya dan segi penampilan luarnya.16 Terkait

dengan skripsi ini, kritik ekstern tidak dapat dilakukan karena sumber yang didapat

adalah sumber sekunder. Adapun kritik intern dilakukan untuk meneliti kebenaran

data yang diperoleh. Kritik intern dilakukan dengan cara menghubungkan berbagai

faktor, seperti bahasa saat digunakan saat tulisan itu dibuat, integritas pribadi

penulisnya, situasi ditulisnya sumber ini apakah penulis menulis dengan terpaksa,

tekanan, takut atau hanya karena ambisi.17 Melalui kritik ini diharapkan penulisan ini

dapat menggunakan sumber yang dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya.

16 Dudung Abdurahman, Metode Penelitian sejarah (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1999),

hlm. 59. 17 Winarno Surakhmat, Pengantar Penelitian Ilmiah Dasar, Metode dan Tekhnik (Bandung:

Tarsito, 1994), hlm. 135.

© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Page 24: © 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakartadigilib.uin-suka.ac.id/1087/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Di dalam Perang Banjar terdapat beberapa tokoh Banjar yang

12

3. Interpretasi

Interpretasi dilakukan terhadap sumber yang didapatkan. Secara umum analisis

sejarah bertujuan untuk melakukan sintesis atas sejumlah fakta yang diperoleh dari

sumber-sumber sejarah dan dengan menggunakan teori-teori analisis disusunlah

fakta itu ke dalam suatu interpretasi yang menyeluruh.18 Pada tahap penafsiran

terhadap Perang Banjar diharapkan dapat diungkapkan cara-cara yang dilakukan

Demang Lehman melakukan perlawanan terhadap Belanda di dalam Perang Banjar.

4. Historiografi

Historiografi yaitu menyusun deskripsi secara kronologis sehingga menjadi

uraian sejarah yang utuh, yaitu untuk menghubungkan peristiwa satu dengan yang

lain. Proses ini bertujuan untuk menjadikan penelitian ini sebuah uraian sejarah.

Setiap pembahasan ditempuh melalui deskripsi dan analisa dengan selalu

memperhatikan aspek kronologis.19 Historiografi merupakan tahap terakhir dari

penelitian, yaitu penulisan, pemaparan, atau pelaporan hasil penelitian secara

tertulis.20

G. Sistematika Pembahasan

Guna memperoleh suatu karya tulis ilmiah yang sistematis dan konsisten

maka diperlukan adanya pembahasan yang dikelompokkan dalam beberapa bab

sehingga mudah dipahami oleh pembaca. Pembahasan dalam skripsi ini akan dibagi

menjadi lima bab. Bab-bab tersebut disusun secara kronologis dan saling berkaitan.

18 Dudung Abdurahman, Metode…, hlm. 64. 19 Nugroho Noto Susanto, Hakekat Sejarah dan Metode Sejarah (Jakarta: Pusat Angkatan

Bersenjata, 1964), hlm. 22. 20 Dudung Abdurahman, Metode Penelitian…, hlm. 67.

© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Page 25: © 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakartadigilib.uin-suka.ac.id/1087/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Di dalam Perang Banjar terdapat beberapa tokoh Banjar yang

13

Bab pertama adalah pendahuluan yang terdiri dari latar belakang masalah,

rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, tinjauan pustaka, landasan teori

yang digunakan, metode penelitian dan sistematika pembahasan. Isi pokok bab ini

merupakan gambaran seluruh penelitian secara garis besar, sedangkan untuk uraian

lebih rinci akan diuraikan dalam bab-bab selanjutnya.

Bab kedua membahas mengenai kerajaan Banjar sebelum terjadinya Perang,

mencakup kerajaan Banjar sebagai penghasil batu bara dan lada, pasang surut

hubungan kerajaan Banjar dengan Belanda, Belanda sebagai penyulut Perang Banjar.

Bab ini menguraikan tatanan kehidupan kerajaan Banjar serta hubungannya dengan

Belanda. Masa-masa ini penting dijelaskan untuk melihat situasi dan kondisi

kerajaan Banjar serta hubungannya dengan Belanda.

Bab ketiga membahas mengenai Demang Lehman, yang mencakup Biografi

Demang Lehman, mobilitas sosial-politik, motifasi keterlibatan Demang Lehman

dalam Perang Banjar. Bab ini diuraikan dengan maksud untuk melihat secara jelas

siapa Demang Lehman serta faktor Demang Lehman terlibat melawan Belanda.

Bab keempat membahas keterlibatan Demang Lehman dalam Perang Banjar,

yang terdiri dari kepemimpinan Demang Lehman dalam Perang Banjar, pertempuran

di Gunung Madang, pertempuran di Martapura, dan penangkapan Demang Lehman

serta faktor-faktor yang menyebabkan perjuangan Demang Lehman berhasil dalam

melawan Belanda. Bab ini dimaksudkan untuk melihat bagaimana peranan Demang

Lehman di dalam Perang Banjar dan bersatunya dia dengan pejuang Banjar lainnya

dalam melawan Belanda. Selain itu, bab ini dimaksudkan juga untuk mengetahui

bagaimana penangkapan Demang Lehman oleh Belanda.

© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Page 26: © 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakartadigilib.uin-suka.ac.id/1087/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Di dalam Perang Banjar terdapat beberapa tokoh Banjar yang

14

Bab kelima merupakan penutup yang berisi tentang kesimpulan dari hasil

pembahasan secara keseluruhan dan diakhiri dengan kata penutup.

© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Page 27: © 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakartadigilib.uin-suka.ac.id/1087/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Di dalam Perang Banjar terdapat beberapa tokoh Banjar yang

76

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Sebelum terjadinya Perang Banjar, wilayah kerajaan Banjar mengalami

kemajuan yang cukup pesat dalam bidang ekonomi karena daerah ini memiliki

kekayaan alam yang sangat banyak yaitu batu bara dan lada. Kehidupan masyarakat

Banjar baik dari segi politik, sosial, dan keagamaan juga dalam keadaan tentram dan

damai. Rakyat tidak pernah merasa kekurangan untuk memenuhi kebutuhan hidup

mereka. Hasil bumi yang berada di Banjar dimanfaatkan masyarakat untuk

memenuhi kebutuhan pokok mereka. Kekayaan alam menjadi sumber kegiatan

ekonomi mereka Dengan suasana yang damai tersebut tidak heran jika banyak orang

yang datang ke Banjar untuk berdagang, dan menetap di sana. Suasana menjadi

berubah ketika Belanda datang ke Banjar dan ikut campur dalam urusan ekonomi,

politik, soial dan keagamaan masyarakat Banjar.

Demang Lehman sebetulnya hanyalah seorang rakyat biasa yang dpercaya

oleh Pangeran Hidayatullah untuk memimpin daerah Riam Kanan. Ketika

penderitaan rakyat semakin menjadi, serta kesewenang-wenangan Belanda terjadi

dimana-mana maka ia bangkit untuk memimpin. Belanda menginginkan urusan

ekonomi, politik, sosial, dan keagamaan berada ditangannya. Intervensi Belanda

dalam segala bidang membuat masyarakat Banjar marah dan membenci Belanda.

Intervensi tersebut tidak membawa keuntungan masyarakat Banjar, tetapi malah

sebaliknya yakni merugikan masyarakat Banjar. Karena adanya intervensi tersebut,

masyarakat menjadi terkekang, dan sangat dirugikan. Orang-orang Belanda menjadi

76

© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Page 28: © 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakartadigilib.uin-suka.ac.id/1087/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Di dalam Perang Banjar terdapat beberapa tokoh Banjar yang

77

sewenang-wenang terhadap masyarakat Banjar, sehingga menimbulkan niat rakyat

Banjar untuk melakukan perlawanan terhadap Belanda. Perlawanan rakyat Banjar

terkenal dengan sebutan Perang Banjar. Demang Lehman yang memiliki tanggung

jawab besar terhadap rakyat ikut bergabung dengan Pangeran Antasari untuk

mempertahankan tanah Banjar serta menguir Belanda dari tanah Banjar.

Demang Lehman adalah pemimpin perang yang sejati, meskipun ia hanya

berasal dari rakyat jelata tetapi dia termasuk orang yang ditakuti Belanda dalam

Perang Banjar. Semangat mengusir penjajah bergelora dalam jiwa Demang Lehman

beserta laskar-laskarnya sehingga tidak kenal menyerah dalam menghadapi Belanda.

Dengan semangat juang yang tinggi dan disertai doa, pertempuran terus berlanjut

hingga akhir hayatnya. Sumpah yang telah diikrarkan bersama Pangeran Antasari

selalu tertanam di dalam hatinya beserta pengikutnya. Sumpah tersebut bahkan tetap

dipergunakan para pejuang Banjar lainnya dalam melawan Belanda sampai

berakhirnya Perang Banjar. Dalam memimpin Perang, Demang Lehman dan

pasukannya berkali-kali berhasil memukul mundur Belanda. Korban dari pihak

Belanda tidak terhitung lagi jumlahnya, hal ini merupakan kegigihan Demang

Lehman dalam memimpin Perang. Meskipun Demang Lehman tertangkap pada

tahun 1862, tetapi Perang Banjar terus berkibar sampai tahun 1905.

B. Saran

Perlu ditegaskan pada bagian ini bahwa pokok-pokok kesimpulan di atas

bukanlah merupakan suatu hasil kesimpulan yang pasti dan bersifat final. Sebagian

dari pokok kesimpulan tersebut di dasarkan atas tafsiran terhadap sejumlah data yang

© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Page 29: © 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakartadigilib.uin-suka.ac.id/1087/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Di dalam Perang Banjar terdapat beberapa tokoh Banjar yang

78

kadang-kadang kurang begitu tegas kepastiannya. Oleh karena itu, hasil akhir

penulisan ini sesungguhnya masih terbuka untuk dicocokkan dengan data terbaru,

atau menurut cara pandang yang berlainan. Namun demikian kekurangan-

kekurangan yang ada di dalam hasil penelitian ini menjadi tanggung jawab

sepenuhnya dari penulis.

Penilaian serta pelacakan terhadap perjuangan rakyat Kalimantan Selatan

dalam melawan Belanda, khususnya Perjuangan Demang Lehman masih

membutuhkan penelitian lebih lanjut. Oleh karena itu, kepada para pembaca

disarankan menelaah kembali dengan kritis.

Selanjutnya, penulis berharap para generasi Islam sekarang dan yang akan

datang dapat mewarisi semangat perjuangan serta melanjutkan usaha yang telah

dirintis oleh para pejuang Islam terdahulu sesuai konteks zamannya untuk

mempertahankan Islam di bumi pertiwi ini.

© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Page 30: © 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakartadigilib.uin-suka.ac.id/1087/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Di dalam Perang Banjar terdapat beberapa tokoh Banjar yang

DAFTAR PUSTAKA

A. Gazali Usman. Kerajaan Banjar Sejarah Perkembangan Politik, Ekonomi, Perdagangan dan Agama Islam. Banjarmasin: Lambung Mangkurat University Press, 1998

A. Muin Umar. Historiografi Islam. Jakarta: Rajawali Pers, 1988 Amir Hasan Bondan, Suluh Kerajaan Kalimantan. Banjarmasin: Fajar, 1953 Arthum Artha. Putera Mahkota Yang Terbuang. Jakarta: Depdikbud Proyek

Penerbitan Buku dan Sastra Indonesia dan Daerah, 1982 Baudet H dan Brugmans I. J (ed). Politik Etis dan Revolusi Kemerdekaan. Jakarta:

Yayasan Obor Indonesia, 1987 Burke Peter. Sejarah dan Teori Sosial. Terj. Mestika Zed dan Zulfani. Jakarta:

Yayasan Obor Indonesia, 2001 Departemen Agama RI. Al-Qur’an dan Terjemahnya. Jakarta: Yayasan

Penyelenggara Penterjemah, Penafsiran Al-Qur’an, 1984 Dudung Abdurahman. Metode Penelitian sejarah. Jakarta: Logos Wacana Ilmu,

1999 Gottshalk, Louis. Mengerti Sejarah, terj. Nugroho Notosusanto. Jakarta: UI Press,

1985 Hamlan Arpan. Pangeran Antasari. Jakarta: Mutiara, 1981 Husni Rahim. Sistem Otoritas dan Administrasi Islam: Studi Tentang Pejabat Agama

Masa Kesultanan dan Kolonial Dari Palembang. Jakarta: Logos, 1998 Jr. F. Berkhofer, Robert. A Behavioral Approach To Historial Analysis. New York:

Free Press, 1971 Khalid Na’im. Organisasi Islam Menghadapi Kristenisasi. Jakarta: Andalan, 1991 Kuntowijoyo. Pengantar Ilmu Sejarah. Yogyakarta: Benteng Budaya, 1995

Leiressa. Sejarah Sosial Daerah Kalimantan Selatan. Jakarta: Depdikbud, 1984 Mayur, H. G. Perang Banjar. Banjarmasin: CV. Rapi, 1979

© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Page 31: © 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakartadigilib.uin-suka.ac.id/1087/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Di dalam Perang Banjar terdapat beberapa tokoh Banjar yang

M. Idwar Saleh, Lukisan Perang Banjar. Banjarmasin: Museum Kalimantan Selatan, 1993

______________. Sejarah Banjarmasin. Bandung, Balai Pendidikan Guru, 1960 ______________. Sejarah Derah Kalimantan Selatan. Jakarta: Proyek Penelitian dan

Pencatatan Kebudayaan Daerah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1978

____________. Pangeran Antasari. Jakarta: Manggala Bhakti, 1993 ____________. Adat Istiadat Daerah Kalimantan Selatan. Jakarta: Depdikbud, 1997 Muhammad Chirzin. Jihad Dalam Al-Qur’an: Telaah Normatif, Historis dan

Perspektif. Yogyakarta: Anitra Pustaka, 1997 Nugroho Noto Susanto. Hakekat Sejarah dan Metode Sejarah. Jakarta: Pusat

Angkatan Bersenjata, 1964 Profil Propinsi Republik Indonesia Kalimantan Selatan (Jakarta: Yayasan Bhakti

Wawasan Nusantara, 1992 Saifudin Zuhri. Sejarah Kebangkitan dan Perkembangan Islam di Indonesia.

Bandung: Al-Ma’arif, 1981 Sartono Kartodirdjo. Sejarah Perlawanan Terhadap Kolonialimse. Jakarta:

Dephankan Pusat Sejarah ABRI, 1973 ___________. Pengantar Sejarah Indonesia Baru 1500-1900 dari Emporium Sampai

Imperium. Jakarta: Gramedia, 1987 Schrieke B. Indonesian Sociological Studies. Bandung: Sumur, 1985 Suyono, Peperangan Kerajaan di Nusantara “Penelusuran Kepustakaan Sejarah”,

Jakarta: PT. Gramedia Widia Sarana Indonesia, 2003 ______. Seks dan Kekerasan Pada Zaman Kolonial. Jakarta: PT. Gramedia

Widiasarana Indonesia, 2005 Syarifuddin. Perang Banjar. Banjarmasin: Proyek Pengembangan Permuseuman

Kalimantan Selatan, 1984 Tjilik Riwut. Kalimantan Memanggil. Jakarta: Endang Jakarta, 1958. _________. Kalimantan Membangun. Banjarmasin: Lambung Mangkurat University

Press, 1979

© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Page 32: © 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakartadigilib.uin-suka.ac.id/1087/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Di dalam Perang Banjar terdapat beberapa tokoh Banjar yang

Winarno Surakhmat. Pengantar Penelitian Ilmiah Dasar, Metode dan Tekhnik. Bandung: Tarsito, 1994

Zafiri Zam Zam. Antasari Pahlawan Rakyat di Kalimantan. Jakarta: Mutiara, 1984 B. Ensiklopedi: Ensiklopedi Tematis Dunia Islam.”Asia Tenggara”, Jilid 5. Jakarta: PT. Ichtiar Baru

Van Hoeve, 2002 C. Skripsi: Saniyah. “Perang Banjar 1859-1865”. Skripsi. Yogyakarta: Fakultas Adab UIN

Sunan Kalijaga, 1998 Basuki Rachmad. “Perjuangan Pangeran Antasari dalam Melawan Belanda di Dalam

Perang Banjar”. Yogyakarta: Skripsi Fakultas Adab UIN Sunan Kalijaga, 2007

Mukhamad Safiudin. “Gerakan Beratib Beramal di Dalam Perang Banjar”.

Yogyakarta: Skripsi Fakultas Adab UIN Sunan Kalijaga, 2007 D. Thesis: Tamny Ruslan. “Gerakan Muning, Sebuah Gerakan Sosial Dalam Perang Banjar”.

Thesis, Yogyakarta: Fakultas Ilmu Budaya UGM, 1981

© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Page 33: © 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakartadigilib.uin-suka.ac.id/1087/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Di dalam Perang Banjar terdapat beberapa tokoh Banjar yang

Lampiran I

DEMANG LEHMAN

© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Page 34: © 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakartadigilib.uin-suka.ac.id/1087/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Di dalam Perang Banjar terdapat beberapa tokoh Banjar yang

Lampiran II

PETA PERANG BANJAR

Sumber: Sartono Kartodirdjo. Sejarah Perlawanan Terhadap Kolonialisme (Jakarta: Dephankan Pusat Sejarah ABRI, 1973).

© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Page 35: © 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakartadigilib.uin-suka.ac.id/1087/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Di dalam Perang Banjar terdapat beberapa tokoh Banjar yang

Lampiran III

SENJATA TRADISIONAL YANG DEMANG LEHMAN DAN PASUKANNYA DALAM PERANG BANJAR

Tombak Biring Tombak Balilit

Parang Kajang Rungkup

© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Page 36: © 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakartadigilib.uin-suka.ac.id/1087/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Di dalam Perang Banjar terdapat beberapa tokoh Banjar yang

Parang Lubuk Parang Benteng Birayung

Mandau Kepala Suku Dayak

Sumber: M. Idwar Saleh, Lukisan Perang Banjar (Banjarmasin: Museum Kalimantan Selatan, 1993), hlm. 56-60

© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Page 37: © 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakartadigilib.uin-suka.ac.id/1087/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Di dalam Perang Banjar terdapat beberapa tokoh Banjar yang

Keris Sampana

© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Page 38: © 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakartadigilib.uin-suka.ac.id/1087/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Di dalam Perang Banjar terdapat beberapa tokoh Banjar yang

CURRICULUM VITAE

Nama : Sundari

Tempat dan tanggal lahir : Temanggung, 01 September 1984

Alamat sekarang : Papringan, Jl. Ori 2 no. 02, Depok, Sleman.

Nama ayah : Makhful

Nama Ibu : Turinah

Alamat : Kembang Sari Rt. 02, Rw. 03, Kec.Kandangan

Kab. Temanggung,

Pekerjaan : Swasta

Pendidikan :

� MI, Kembang Sari, Temanggung, lulus tahun 1996

� SMPN I, Kandangan, Temanggung, lulus tahun 1999

� SMU Islam, Kandangan, Temanggung, lulus tahun 2002.

© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta