: Tentang Persoalan Penyelenggaraan Ibadah Haji serta ...
Transcript of : Tentang Persoalan Penyelenggaraan Ibadah Haji serta ...
LAPORAN SINGKAT KOMISI VIII DPR RI Bidang Kementerian Agama RI, Kementerian Sosial RI, Kementerian
Pemberdayaan Perempuan & PA RI, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS)
Tahun Sidang : 2015-2016
Masa Persidangan : IV
Rapat ke : --
Jenis Rapat : Rapat Dengar Pendapat
Sifat rapat : Terbuka
Hari/tanggal : Senin, 25 Mei 2015
Waktu : 20.00 – 01.45 WIB
Tempat : Ruang Rapat Komisi VIII DPR RI (Ged.Nusantara II Lt. 2)
Rapat dengan : Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian Agama
RI
Acara : Tentang Persoalan Penyelenggaraan Ibadah Haji serta
Rasionalisasi Indirect Cost dan Penyelenggaraan Umrah
iKetua Rapat : HJ. LEDIA HANIFA AMALIAH, S.Si, M.Psi.T
Sekretaris Rapat : Yanto Supriyanto,SH
Hadir : 37 Anggota dari 47 Anggota Komisi VIII DPR RI
KESIMPULAN/KEPUTUSAN
I. PENDAHULUAN
1. Rapat Dengar Pendapat Komisi VIII DPR RI, Senin, 25 Mei 2015 dibuka
pukul 20.00 WIB, rapat tersebut di pimpin oleh Wakil Ketua Komisi VIII
DPR RI Ibu. HJ. LEDIA HANIFA AMALIAH, S.Si, M.Psi.T., rapat
dinyatakan terbuka untuk umum.
2. Pimpinan Rapat menyampaikan agenda Rapat Dengar Pendapat kepada
Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian Agama RI serta
berbagai hal yang terkait dengan Persoalan Penyelenggaraan Ibadah
Haji serta Rasionalisasi Indirect Cost dan Penyelenggaraan Umrah .
II. PEMBAHASAN
I. Pendahuluan
II. Usulan Perbaikan indirect cost BPIH tahun 1436 H/2015 M
III. Isu-isu actual Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah
IV. Penutup
III. KESIMPULAN/KEPUTUSAN
Dalam Rapat Dengar Pendapat Komisi VIII DPR RI dengan Direktur
Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian Agama RI,
dengan agenda “Persoalan Penyelenggaraan Ibadah Haji serta
Rasionalisasi Indirect Cost dan Penyelenggaraan Umrah”, maka
dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Komisi VIII DPR RI bersama Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji
dan Umrah Kementerian Agama RI bersepakat bahwa komponen
indirect cost BPIH tahun 1436 H/2015 M adalah tetap sesuai dengan
kesepakatan antara Komisi VIII DPR RI dengan Menteri Agama RI
pada Rapat Kerja tanggal 22 April 2015, yaitu sebesar
Rp3.735.970.884.175,- (Tiga Triliun Tujuh Ratus Tiga Puluh Lima
Miliar Sembilan Ratus Tujuh Puluh Juta Delapan Ratus Delapan
Puluh Empat Ribu Seratus Tujuh Puluh Lima Rupiah).
2. Dalam rangka untuk meningkatkan penyelenggaraan ibadah haji dan
umrah, Komisi VIII DPR RI mendesak kepada Direktorat Jenderal
Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian Agama RI agar
menindaklanjuti dengan sungguh-sungguh saran dan pandangan
anggota Komisi VIII DPR RI, antara lain:
a. Segera mensosialisasikan secara luas Peraturan Presiden tentang
Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji tahun 1436 H/2015 M kepada
seluruh calon jemaah haji yang akan berangkat, sehingga
mempercepat proses pelunasan BPIH.
b. Melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan
haji dan umrah yang diselenggarakan oleh Penyelenggara Ibadah
Haji Khusus (PIHK) dan Penyelenggara Perjalanan Ibadah Umrah
(PPIU) untuk menghindari penipuan atau pelayanan yang buruk
kepada jemaah.
c. Mendata dan mengumumkan kepada publik melalui Kemenag
Kabupaten/Kota dan KUA terkait perusahaan haji dan umrah yang
memiliki izin penyelenggaraan haji dan umrah secara berkala.
d. Melaporkan perusahaan penyelenggara ibadah haji dan umrah
yang tidak memiliki izin kepada Kepolisian RI untuk memberikan
sanksi dan melakukan antisipasi kepada perusahaan
penyelenggara ibadah haji dan umrah sehingga dapat menghindari
terjadinya perbuatan melawan hukum.
e. Mempercepat proses penerbitan Peraturan Menteri Agama tentang
pembatasan haji 1 kali untuk menghindari semakin banyaknya
daftar tunggu (waiting list) calon jemaah haji.
f. Melakukan antisipasi terjadinya kuota haji yang tidak dipergunakan
dengan menyiapkan mekanisme yang tepat.
g. Melakukan pendataan jemaah umrah per tahun dan menyerahkan
data kasus haji dan umrah selama 10 (sepuluh) tahun terakhir.
h. Meningkatkan koordinasi dengan pihak Direktorat Jenderal Imigrasi
Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia RI, Kepolisian RI dan
Kementerian Luar Negeri RI terkait penyelenggaraan umrah untuk
mencari solusi dan jalan keluar terbaik terhadap kasus
penelantaran jemaah umrah.
i. Memprioritaskan petugas haji berasal dari Kabupaten/Kota
setempat.
3. Komisi VIII DPR RI merekomendasikan agar Direktorat Jenderal
Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian Agama RI melakukan
kajian terkait penambahan kewenangan tentang penyelenggaraan
umrah dalam struktur Ditjen PHU yang telah ada.
Rapat ditutup pukul 01.45 WIB
Jakarta, 26 Mei 2015
AN.KETUA RAPAT/ SEKRETARIS,
ttd.
YANTO SUPRIYANTO NIP. 196305241992031001