1i

6
A. Definisi 1. Definisi demensia Demensia ialah suatu sindrom yang terdiri dari gejala- gejala gangguan daya kognitif global yang tidak disertai gangguan derajat kesadaran, namun bergandengan dengan perubahan tabiat yang dapat berkembang secara mendadak atau sedikit demi sedikit pada tiap orang dari semua golongan usia. 1 2. Definisi demensia menurut WHO Demensia adalah sindrom neurodegenerative yang timbul karena adanya kelainan yang bersifat kronis dan progresif disertai dengan gangguan fungsi luhur multiple seperti kalkulasi, kapasitas belajar, bahasa, dan mengambil keputusan. Kesadaran pada demensia tidak terganggu. Gangguan fungsi kognitif biasanya disertai dengan perburukan kontrol emosi, perilaku, dan motivasi. 2 B. Epidemiologi Demensia dianggap penyakit yang timbul pada akhir hidup karena cenderung berkembang terutama pada orang tua. Sekitar 5% sampai 8% dari semua orang di atas usia 65 tahun memiliki beberapa bentuk demensia, dan jumlah ini meningkat dua kali lipat setiap lima tahun di atas usia itu. Diperkirakan bahwa sebanyak setengah daripada orang berusia 80-an menderita demensia. 3 C. Perjalanan Penyakit a. Perubahan Struktural

description

ok

Transcript of 1i

A. Definisi 1. Definisi demensiaDemensia ialah suatu sindrom yang terdiri dari gejala-gejala gangguan daya kognitif global yang tidak disertai gangguan derajat kesadaran, namun bergandengan dengan perubahan tabiat yang dapat berkembang secara mendadak atau sedikit demi sedikit pada tiap orang dari semua golongan usia.1

2. Definisi demensia menurut WHODemensia adalah sindrom neurodegenerative yang timbul karena adanya kelainan yang bersifat kronis dan progresif disertai dengan gangguan fungsi luhur multiple seperti kalkulasi, kapasitas belajar, bahasa, dan mengambil keputusan. Kesadaran pada demensia tidak terganggu. Gangguan fungsi kognitif biasanya disertai dengan perburukan kontrol emosi, perilaku, dan motivasi.2

B. EpidemiologiDemensia dianggap penyakit yang timbul pada akhir hidup karena cenderung berkembang terutama pada orang tua. Sekitar 5% sampai 8% dari semua orang di atas usia 65 tahun memiliki beberapa bentuk demensia, dan jumlah ini meningkat dua kali lipat setiap lima tahun di atas usia itu. Diperkirakan bahwa sebanyak setengah daripada orang berusia 80-an menderita demensia.3

C. Perjalanan Penyakit

a. Perubahan StrukturalBagian otak yang mengecilKetika seseorang memiliki demensia, bagian dari otak mereka mengalami kerusakan dari waktu ke waktu. Sebagai akibat dari penyakit Alzheimer, sel-sel yang berada di otak mati, dan jaringan otak hilang. Hal ini mengakibatkan pengurangan dalam ukuran otak secara keseluruhan.4Otak terdiri dari tiga bagian: Cerebrum, cerebellum, dan brain stem (batang otak), yang menerima oksigen dan darah melalui jaringan pembuluh darah. Korteks adalah bagian dari lapisan luar cerebellum yang terlibat dengan memori, interpretasi penglihatan dan suara, dan persepsi. Sebagai proses normal dari perkembangan Alzheimer, terjadi penyusutan korteks, yang mengganggu kegiatan korteks. Hippocampus yang bertanggung jawab untuk penerimaan memori baru sering mengalami kerusakan yang paling parah. Pada tingkat yang lebih lanjut, korteks mengalami kerusak yang lebih parah sehingga tidak dapat mengenali orang yang dia sayang dan mengalami kesukaran berkomunikasi.4

Plaques dan tangles Protein cluster, yang dikenal sebagai "plaques," mengumpul diantara sel-sel saraf. Strand protein yang terpelintir, yang dikenal sebagai "tangles," berkumpul di antara sel-sel saraf mati (Alzheimer Association 2011). Plaques dan tangles mulai terbentuk di bagian otak dimana memori, proses belajar, dan proses berpikir terjadi, dan terus mempengaruhi bagian lain dari otak, merusak sel-sel otak dan saraf (Alzheimer Society 2008). 5 Pada tingkat yang ringan dan sedang. Plaques dan Tangles menyebar ke daerah otak yang bertanggung jawab untuk komunikasi (bicara), dan persepsi spasial. Pada waktu ini, masalah yang berkaitan dengan proses memori dan berpikir biasanya akan menjadi jelas. Setelah perubahan ini, kepribadian dan perilaku juga dapat menjadi terpengaruh (Alzheimer Association 2011). 4

InflammationPeradangan adalah respon normal terhadap trauma, namun tingkat peradangan di otak akibat Alzheimer adalah excessive dan kontra-produktif, menyebabkan lebih banyak kematian sel. Peradangan tersebut menyebabkan kematian sel-sel saraf, dan juga dapat meningkatkan tangles. (Alzheimer Society 2008). 4

Nerve cells shrink Sel saraf mulai menyusut di bagian otak yang bertanggung jawab untuk memori dan proses berpikir, dan terus menyusut di daerah sisa otak (Alzheimer Society 2008).4

b. Perubahan KimiaPerubahan kimia meliputi : Kerusakan neuron yang membawa sinyal ke otak. Sinyal yang dihantar diantara sinaps oleh neurotransmitter terganggu. Hubungan antara sel-sel saraf otak menjadi terganggu.Perubahan kimia mempengaruhi otak dalam banyak cara. Miliaran sel saraf membawa sinyal pada triliunan titik di seluruh otak, ketika proses ini terganggu, demikian juga tugas-tugas dasar otak, seperti berpikir, merasa, dan membentuk dan mengingat kenangan.4Perubahan kimia dan struktural berdampak diantara satu sama lain untuk memperkuat kerusakan otak. Sebagian besar perubahan di otak bukan hasil dari satu perubahan namun merupakan kombinasi dari keduanya.4

Keadaan neurotransmitter di Alzheimers diseaseKeadaan otak pada penyakit Alzheimer menunjukkan hilangnya neuron kolinergik di basal otak depan, penurunan tingkat asetilkolin (Ach), dan penurunan asetilkolin sintesis enzim choline acetyltransferase (CHAT) di korteks serebral. Model hewan menunjukkan bahwa Ach memainkan peran penting dalam pemroses informasi dan memori. Meskipun sistem neurotransmitter lainnya (noradrenalin, serotonin, somatostatin dan peptida lainnya) juga kekurangan, penurunan kognitif berkorelasi terbaik dengan hilangnya masukan kolinergik. Acetylcholinesterase inhibitor (tacrine) dan agonis reseptor Ach, termasuk nikotin, telah digunakan untuk mengobati Alzheimer. Keberhasilan dari pendekatan ini menunjukkan bahwa, selain kekurangan Ach, ada perubahan mendasar lainnya yang berkontribusi terhadap disfungsi kognitif.5

1. Prof. DR, Mahar Mardjono; Prof.DR, Priguna Sidharta; Dementia; neurolgi klinis dasar; Dian rakyat; 2009 Bab VI halaman 211-213.2. Dr George Dewanto,Sp.S; Dr wita J. Suwono, Sp.S; Dr Budi Riyanto, Sp.S; Dr Yuda Turana, Sp.S Demensia Alzheimer, demensia Vaskular, Farmako terapi demensia; Diagnosis & tatalaksana penyakit saraf; Departemen Ilmu penyakit saraf fakultas kedokteran UNIKA ATMAJAYA; penerbit buku kedokteran 2009 Bab 12 hal 174-183.3. Alzheimers Disease Health Center; Web MD; Diunduh dari http://www.webmd.com/alzheimers/guide/alzheimers-dementia.page=2 Pada 22/2/20154. Processes which affect the brain; Dementia care center; Diunduh dari http://www.dementiacarecentral.com/node/1458 pada 22/2/2015.5. AlzheimerS disease; neuropathology web; Diunduh dari http://neuropathology-web.org/chapter9/chapter9bAD.html pada 22/2/2015.