38716905-LAPORAN-PRAKTIKUM-ZOOLOGI
-
Upload
chaaye-no-gaara -
Category
Documents
-
view
172 -
download
2
Transcript of 38716905-LAPORAN-PRAKTIKUM-ZOOLOGI
LAPORAN PRAKTIKUM ZOOLOGI“Pisces”
Disusun Oleh :Nama : Aep Muhamad SyaepudinNIM : 58461245Kelas : Biologi CKelompok : 2 (dua)Asisten : Sri Apriyanti
LABORATORIUM BIOLOGI JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SYEKH NURJATI CIREBON
2010
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan praktikum ini diajukan untuk memenuhi tugas mandiri
Asst. Praktikum, Praktikan,
Sri Apriyanti Aep M. Syaepudin
Mengetahui,Dosen pengampu,
Eka Fitriah, S.Si, M.Pd
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur senantiasa selalu di panjatkan kehadirat Illaihi Robi yang
mana dalam kesempatan ini atas segala kuasanya saya telah dapat menyelesaikan
laporan praktikum ini. Tak lupa solawat serta salam yang juga senantiasa tercurah
limpahkan kehadirat Nabiallah Muhamad SAW, kepada keluarganya, para
sahabatnya, para tabiinnya, dan kita sebagai umatnya sampai akhir jaman Amien..
Penuh dengan usaha yang membuat pada akhirnya laporan praktikum yang
sewajibnya terselesaikan. Lapran praktikum Zoologi Vertebrata dengan dosen
pengampu Praktikum Bu Eka... ini sebagai dasar tugas wajib atas hasil dari
praktikum yang telah dilaksanakan sebelumnya, dan sebagai tiket masuk atau
prasyarat atas praktikum yang akan datang.
Ucapan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah banyak membantu
terselesaikannya laporan praktikum ini, serta tak lupa mohon maaf atas
kekurangan dari setiap bahasan maupun materi-materi kajian yang kurang tepat
dan masih jauh dari kesempurnaan. Dan hanya bisa berharap semoga hasil dari
laporan ini dapat bermanfaat baik pagi penyusun maupun pihak lain.
Praktikan
PISCES
I. Tujuan
1. Mengetahui bentuk morfologi dan taksonomi dari ikan Lele dan Ikan Mas
2. Membedakan antara ikan Lele dan ikan Mas dari segi keseluruhan struktur
morfologi dan Organ dalam.
3. Menganalisis fungsi organ dalam pada ikan Lele maupun Ikan Mas.
II. Dasar Teori
Ikan (Pisces) merupakan hewan vertebrata aquatis yang bernapas
dengan insang (beberapa jenis ikan bernapas melalui alat tambahan berupa
modifikasi gelembung renang/gelembung udara). Mempunyai otak yang
terbagi menjadi regio-regio. Otak itu terbungkus dalam kranium (tulang
kepala) yang berupa kartilago (tulang rawan) atau tulang-menulang. Ada
sepasang mata. Kecuali ikan-ikan siklostomata, mulut ikan itu disokong oleh
rahang (aghnata=ikan tak berahang). (Mukayat D.B, Zoologi Dasar:181)
Adapun secara taksonomi, ikan tergolong kelompok paraphytelic
III. Alat dan Bahan
III.1. Alat
Seperangkat alat bedah (gunting, pisau belah, Tusuk Pelemah, Pengait,
dan penjapit), Bak Preparat, Obat Bius, dan penggaris.
III.2. Bahan
Ikan Lele (Clarias Batracus) dan Ikan Mas (Cipirus caprio)
IV. Cara Kerja
1. Membius atau melemahkan ikan Lele dan Ikan Mas dengan pembius.
2. Mengamati dan mengukur bagian tubuhnya dari mulai Panjang maupun
Tinggi seluruh, kepala, badan, Ekor, Sirip dada, sirip perut, sirip
punggung, sirip anus, dan besar mata.
3. Menentukan jenis kelamin ikan lele dan ikan mas dengan menekan bagian
anusnya jika keluar cairan kuning berarti betina jika putih atau bening
berarti jantan.
4. Mengamati ada tidaknya lembaran insang, tipe sisik serta bagian dalam
mulut.
5. Membedah dan mengidentifikasi bagian organ dalam pada ikan lele
maupun ikan mas.
6. Menggambar dan Menganalisisnya sebagai hasil dari pengamatan.
V. Hasil dan Pembahasan
V.1. Hasil
Berikut hasil dari praktikum yang dipaparkan dalam tabel yang memuat
rincian pengukuran dari morfologi ikan lele dan ikan mas:
PengukuranNama Ikan
Ikan Lele (Clarias batracus) Ikan Mas (Cipirus carpio)Panjang (cm) Tinggi (cm) Panjang (cm) Tinggi (cm)
Seluruh 24,5 2,5 15 7,8Kepala 6,5 1,2 4 3Badan 9 2,5 5,8 4,9Ekor 13 3,5 6,6 3,5Sirip Dada 3 1,5 1,8 1,4Sirip Perut 2,2 0,7 1,7 2Sirip Ekor 3 2 3,5 2,8Sirip Punggung 14,5 1 5,4 1,4Sirip Anus 10 1 1,5 1,8Mata 0,5 0,5 0,6 0,6
Selain itu ada spesifikasi lain dari hasil pengamata ikan lele dn ikan
emas ini diataranya adalah:
a. Pada ikan lele diketahui jenis kelaminnya adalah jantan, lembar insang
tidak ada, tipe sisik halus dan licin atau tidak ada (plakoid), dan dibagian
mulut mempunyai gigi kecil, meiliki patil, dan tidak mempunyai sirip
perut.
b. Pada ikan emas lembar insang berjumlah 4 pasang, tipe sisik sikloid,
bagian dalam mulut terdapat gigi kecil, diketahui jenis kelaminnya adalah
betina.
V.2. Pembahasan
Ikan (Pisces) merupakan hewan vertebrata aquatis yang bernapas
dengan insang (beberapa jenis ikan bernapas melalui alat tambahan berupa
modifikasi gelembung renang/gelembung udara). Mempunyai otak yang
terbagi menjadi regio-regio. Otak itu terbungkus dalam kranium (tulang
kepala) yang berupa kartilago (tulang rawan) atau tulang-menulang. Ada
sepasang mata. Kecuali ikan-ikan siklostomata, mulut ikan itu disokong oleh
rahang (aghnata=ikan tak berahang). (Mukayat D.B, Zoologi Dasar:181).
Dari uraian teori diatas yang merupakn suatu morfologi dari ikan
secara keseluruhan dapat dispesifikasikan lagi untuk bahasan dari dua jenis
ikan yang diamati dalam praktikum kali ini. Setidaknya kedua jenis ikan (ikan
lele dan ikan mas) memiliki bagian-bagia morfologi seperti diurai dari teori
tersebut. Dan setelah diamatipun bagian-bagian tersebut terbuti
keberadaannya.
Secara ringkas ikan terbagi kedaam ordo-ordo diantaranya sebagai
beriku:
a. Agnata (Cyclostomata), yakni ikan tidak berahang, conohnya: belut laut
(Petromyzon sp).
b. Chondrichthyes, yakni ikan degan mulut ventral yang disokong oleh
rahang. Contohnya: ikan hiu (Squalus sp), ikan pari (Raja sp).
c. Osteichthyes, yakni mulut berahang, contohnya: Ikan perak
(Cymastogaster aggregatus), Ikan Mas (Cipirus carpio)
d. Dan ordo-ordo lain menurut sumber buku acuan lain yang secara penuh
tidak dibahas disini.
(Mukayat D.B, Zoologi Dasar:181).
Dari ordo-ordo diatas kita dapat mencocokan kedalam ordo mana ikan
lele dan ikan mas digolongkan. Berikut penjelasan dari hasil praktikum yang
telah dilakukan terhadap pengamatan morfologi ikan lele dan ikan mas.
a. Ikan Lele
Ikan lele sebelum kepada teori dari hasil pengamatan yang
diakukan dapat diketahui tubuh ikan lele terbagi kedalam tiga bagian
kepala, badan, dan ekor. Dari pengamatan sebelum pembedahan teramati
pada bagian kepalanya yang pipih di bagian atas dan bawah tertutup oleh
pelat tulang yang membentuk ruangan rongga diatas insang, selai itu
pengamatan berlanjt kepada bagian badan, terlihat sirip punggung, sirip
dada, sirip perut, dan sirip anus, serta tidak lupa ikan lele memiliki patil
sejenis duri yang megandung racun bagi lele dewasa dan sebagai
pertahanan. Ikan lele adalah sejenis ikan yang hidup di air tawar. Lele
mudah dikenali karena tubuhnya yang licin, agak pipih memanjang, serta
memiliki "kumis" yang panjang, yang mencuat dari sekitar bagian
mulutnya.
Setelah proses pembedahan dapat diketahui bagian organ dalam
pada ikan lele diantaranya adalah: jantung, hati, kelenjar empedu,
lambung, usus, ginjal, gonad (kelenjar kelamin), dan anus. Ada yang
menarik setelah pembedahan, ternyata ikan lele ini masih memiliki
kekuatan hidup yang cukup tinggi, ini terlihat dari detak jantungnya, dan
reaksinya pada saat atau ketika pembedahan, menurut dari hasil
pengamatan bagian organ dalam yang mempengaruhi dari ikan lele bisa
bertahan hidup adalah adanya labirin sebagai bentuk insang dari ikan lele
tersebut. Dan setelah labirin itu dirobek atau dirusak maka ikan lele
tersebut pada akhirnya mati.
Ikan lele memiliki alat pernapasan tambahan yang disebut
Aborescen organ yang merupakan membran yang berlipat-lipat penuh
dengan kapiler darah. Alat ini terletak didalam ruangan sebelah atas
insang. Dalam sejarah hidupnya lele lele harus mengambil oksigen dari
udara langsung, untuk itu ia akan menyembul kepermukaan air. Pada ikan
lele, gonad ikan lele jantan dapat dibedakan dari ciri-cirinya yang memiliki
gerigi pada salah satu sisi gonadnya, warna lebih gelap, dan memiliki
ukuran gonad lebih kecil dari pada betinanya. Sedangkan, gonad betina
ikan lele berwarna lebih kuning, terlihat bintik-bintik telur yang terdapat di
dalamnya, dan kedua bagian sisinya mulus tidak bergerigi. Untuk proses
mengetahui jenis kelaminnya bagian anus ditekan dan diamati keluarnya
cairan dari anus tersebut apakah berwarna kuning yang menandakan ikan
lele itu dalah betina karena cairan kuning tersebut merupakan cairan dari
sel telur, sedangkan pada lele jantan ditadai dengan keluarnya cairan putih
yang menandakan adanya sperma yang khusus hanya dimiliki oleh jantan.
Adapun cara pernapasan pada ikan lele yang insangnya
mempunyai tutup insang memiliki 2 fase yaitu fase inspirasi dan fase
ekspirasi. Fase inspirasi, ialah fase pada waktu pengambilan O2 dari air
masuk ke dalam insang. Untuk air dimasukkan ke dalam rongga mulut.
Rongga mulut membesar yang disebabkan oleh gerak ke arah samping dari
tutup insang, tetapi celah belakang masih tertutup oleh selaput. Akibatnya
tekanan udara dalam rongga mulut lebih kecil daripada tekanan udara yang
diluarnya. Kemudian diikuti dengan membukannya celah mulut sehingga
air masuk ke dalam rongga mulut. Fase ekspirasi, ialah fase pelepasan
CO2 dengan gas-gas lainnya dari insang ke air. Setelah air masuk ke
rongga mulut, celah mulut tertutup. Kemudian tutup insang kembali ke
kedudukan semula dan diikuti dengan gerakan selaput ke samping
sehingga celah insang terbuka dan air segera ke luar melalui celah-celah
tersebut. Keluarnya air melalui celah-celah insang ini akan menyentuh
lembaran-lembaran insang, sehingga terjadilah pertukeran gas. Darah
melepaskan CO2 ke dalam air dan mengikat O2 dari air. Jadi proses
pertukaran gas terjadi pada iakn mas berlangsung pada waktu ekspirasi.
(www.wikipedia.org/ikan_lele)
Adapun klasifikasi dari ikan lele diantaranya adalah :
Kingdom : Animalia
Phyllum : Chordata
Sub-phyllum : Vertebrata
Kelas : Pisces
Sub-klas : Teleostei
Ordo : Ostariophysi
Sub-ordo : Siluroidea
Familia : Clariidae
Genus : Clarias
Species : Clarias batrachus
b. Ikan Mas
Ikan mas atau secara rigkas dari hasil pengamatan dan praktikum
yang dilakukan dapat diidentifikasikan sebagai berikut, tubuh terbagi
kedalam tiga bagian bagian kepala, bagian badan, dan bagian ekor.
Sebelumnya ikan mas ini tergolong kedalam Osteichtyes yang mempunyai
tulang sejati. Ikan mas memiliki tubuh yang agak memanjang dan
memipih tegak.
Pada bagian kepala terdapat sepasang mata yang cukup besar,
tepatnya terletak di bagian tengah kepala (di kiri dan kanan) dan terdapat
sepasang lubang hidung serta sepasang tutup insang terletak di bagian
belakang kepala. Selain itu, terdapat mulut yang terletak di bagian tengah
ujung kepala (terminal) dan dapat disembulkan (protaktil). Di bagian
anterior mulut terdapat dua pasang sungut. Pada bagian ujung dalam mulut
terdapat gigi kerongkongan (pharyngeal teeth) yang terbentuk atas tiga
baris gigi geraham.
Bagian badan ikan mas yakni dari ujung operkulum (tutup insang)
paling belakang sampai pangkal awal sirip belang atau sering dikenal
dengan istilah sirip dubur. Organ yang terdapat pada bagian badan antara
lain adalah sirip punggung, sirip dada, sirip perut, dan secara umum
hampir seluruh tubuh ikan mas ditutupi sisik kecuali pada beberapa
varietas yang hanya memiliki sedikit sisik. Sisik ikan mas berukuran besar
dan digolongkan kedalam sisik tipe sikloid (lingkaran). sirip punggungnya
(dorsal) memanjang dengan bagian belakang berjari keras dan di bagian
akhir (sirip ketiga dan keempat) bergerigi. Letak sirip punggung
berseberangan dengan permukaan sisip perut (ventral). Sirip duburnya
(anal) mempunyai ciri seperti sirip punggung, yaitu berjari keras dan
bagian akhirnya bergerigi. garis rusuknya (linea lateralis atau gurat sisi)
tergolong lengkap, berada di pertengahan tubuh dengan bentuk melintang
dari tutup insang sampai ke ujung belakang pangkal ekor.
Setelah dibedah, Organ-organ yang teramati pada ikan Mas yaitu
gelembung renang, hati, lambung, limfa, empedu, jantung, usus dan
lamella. Lamella pada ikan mas yang diamati berjumlah 4 lembar, warna
lamella dari ikan mas yaitu jingga. Selain itu, dilakukan pula pengamatan
mengenai jenis kelamin ikan mas. Berdasarkan hasil pengamatan, ikan
mas yang diamati berjenis kelamin betina karena setelah dipencet perutnya
keluar cairan yang berwarna kekuning-kuningan. Sedangkan gonad jantan
ikan mas besar dan panjang, mengisi dua pertiga rongga perut atau hampir
menutupi orga-organ yang lain sebelum dilakukan pemburaian. Gonad
mengembung, memanjang ke depan dan berwarna putih jernih.
Berikut ini adalah klasifikasi dari ikan mas :
Phyllum : Chordata
Subphyllum : Vertebrata
Superclass : Pisces
Class : Osteichthyes
Subclass : Actinopterygii
Ordo : Cypriniformes
Subordo : Cyprinoidea
Family : Cyprinidae
Subfamily : Cyprininae
Genus : Cyprinus
Species : Cyprinus carpio
IV. Kesimpulan
Ikan lele (C. batrachus) merupakan sejenis ikan yang hidup di air tawa.,
tubuhnya yang licin, agak pipih memanjang, serta memiliki kumis yang panjang,
yang mencuat dari sekitar bagian mulutnya. Pada tengah badanya mempunyai
potongan membulat, dengan kepala pipih kebawah (depressed), Namun bagian
belakang tubuhnya berbentuk pipih kesamping (compressed). Sedangkan organ –
organ bagian dalam dari ikan lele itu sendiri terdiri dari jantung, empedu, labirin,
gonad, hati, lambung dan anus.
Ikan mas merupakan jenis ikan yang hidup di air tawar. Morfologi ikan mas
adalah Tubuh ikan mas terbagi menjadi tiga bagian, yaitu kepala, badan, dan ekor.
Ikan mas mempunyai bentuk tubuh agak memanjang dan memipih tegak. Organ
bagian dalam ikan mas yaitu terdiri dari gelembung renang, hati, lambung, limfa,
empedu, jantung, usus dan lamella
DAFTAR PUSTAKA
Mukayat D.B, Zoologi Dasar. Jogjakata: PT Media Sarana
Suyanto, SR. 1991. Budidaya Ikan Lele. Jakarta: Penebar Swadaya.
www.wikipedia.org/ikan_lele
www.wikipedia.org/ikan_mas
http://septa-ayatullah.blogspot.com
http://sutanmuda.wordpress.com
id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Clarias_batrachus
www.geocities.com/yasmuipsht6/jenis-lele
http://hobiikan.blogspot.com/2009/09/ciri-morfologi-ikan-mas.html
http://argamakmur.wordpress.com/taksonomi-ikan/
LAPORAN PRAKTIKUM ZOOLOGI“Amphibia”
Disusun Oleh :Nama : Aep Muhamad SyaepudinNIM : 58461245Kelas : Biologi CKelompok : 2 (dua)Asisten : Sri Apriyanti
LABORATORIUM BIOLOGI JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SYEKH NURJATI CIREBON
2010
V. Hasil dan Pembahasan
V.1. Hasil
Berikut hasil dari praktikum yang dilakukan dalam bentuk hasil
pengukuran dan pengamatan morfologi katak dan kodok:
a. Katak
Diketahui:
- Panjang badan keseluruhan :12 cm
- Lebar badan : 2 cm
- Panjang kepala : 2 cm
- Panjang kaki depan : 2,5 cm
- Panjang kaki belakang : 8 cm
- Jumlah jari kaki depan : 4 buah
- Jumlah jari kaki belakang : 5 buah
- Diameter mata : 0,4 cm
- Selaput mata : ada
- Halus berwarna coklat (kulit)
- Selaput kaki : ada
b. Kodok
Diketahui:
- Panjang keseluruhan : 12 cm
- Lebar badan : 3 cm
- Panjang kepala : 2 cm
- Panjang kaki depan : 3 cm
- Panjang kaki belakang : 7,5 cm
- Jumlah jari kaki depan : 4 buah
- Jumlah jari kakki belakang : 5 buah
- Diameter mata : 0,7 cm
- Selaput mata : ada membran nikitan
- Kulit : kasar berbintik hitam, berwarna hijau
- Bergigi dibagian maxila
V.2. Pembahasan
Amphibia adalah vertebrata yang secara tipikal dapat hidup baik
dalam air tawar (tak ada yang di air laut) dan di darat. Sebagian besar
mengalami metamorfosis dari berudu (aquatis dan bernafas dengan insang) ke
dewasa (amphibius dan bernapas dengan paru-paru). (Mukayat D.B, Zoologi
Dasar:181).
Kata Amphibia berasal dari bahasa yunani yaitu Amphi yang berarti
dua dan Bios yang berarti hidup. Karena itu amphibi diartikan sebagai hewan
yang mempunyai dua bentuk kehidupan yaitu di darat dan diair. Pada
umumnya, amphibia mempunyai siklus hidup awal di perairan dan siklus
hidup kedua adalah di daratan. (Zug, 1993).
Pada fase berudru amphibi hidup diperairan dan bernafas dengan
insang. Pada fase ini berudru bergerak menggunakan ekor. Pada fase dewasa
hidup didarat dan bernafas dengan paru-paru. Pada fase dewasa ini amphibi
bergerak dengan kaki. Perubahan cara bernafas yang seiring dengan peralihan
kehidupan dari perairan ke daratan menyebabkan hilangnya insang dan
rangka insang lama kelamaan menghilang. Pada anura, tidak ditemukan leher
sebagai mekanisme adaptasi terhadap hidup di dalam liang dan bergerak
dengan cara melompat (Zug, 1993).
Amphibia memiliki kelopak mata dan kelenjar air mata yang
berkembang baik. Pada mata terdapat membrana nictitans yang berfungsi
untuk melindungi mata dari debu, kekeringan dan kondisi lain yang
menyebabkan kerusakan pada mata. (duellman and Trueb, 1986).
Mengenai habitat dan persebaran, Amphibi muncul pada
pertengahan periode jura, pra era paleozoik sebagai vertebrata yang tertua.
Kebanyakan amphibi adalah hewan tropis, karena sifatnya yang polikiloterm
atau berdarah dingin. Amphibi memerlukan sinar matahari untuk
mendapatkan panas ketubuhnya, karena tidak bisa memproduksi panas
sendiri. Oleh karena itu banyak amphibi yang ditemukan di wilayah tropis
dan sub tropis, termasuk diseluruh indonesia.
Amphibi umumnya merupakan mahluk semi aquatik, yang hidup
didarat pada daerah yang terdapat air tawar yang tenang dan dangkal.
Amphibi banyak ditemukan di areal sawah, daerah sekitar sungai, rawa,
kolam, bahkan di lingkungan perumahan pun bisa ditemukan.
Serangkaian teori diatas adalah dasar dari peraktikum mengenai
amphibi pada kesempatan kali ini. Amphibi tersebut yang kita amati adalah
sejenis atau berupa katak dan kodok. Dalam bahasannya kurang lebih dapat
diketahui bahwa katak termasuk kedalam ordo Anura dan begitu pula dengan
kodok.
Sebelum beranjak kepada penjelasan masing-masing antara katak
dan kodok, akan dibahas mengenai klasifikasi dari Amphibi terlebih dahulu.
Amphibi dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
a. Ordo Urodela: Amphibi yang pada bentuk dewasa mempunyai ekor, dan
tubuh seperti kadal. Contohnya: Hynobius sp, Katak pohon (Polypedates
sp).
b. Ordo Anura : Amphibi yang pandai melompat dan tidak berekor pada
bentuk dewasanya. Contohnya: Rana pipiens (kodok hijau), Bufo
terrestris (katak bangkong).
c. Ordo Gymnophiona : Amphibi yang memiliki tengkorak kompak, dengan
rusuk yang panjang, kulit yang lunak dan mengeluarkan cairan yang
menyengat. Contohnya : Ichthyosis glutinosus.
Setelah klasifikasi dari Amphibi terpapar, kini saatnya lebih spesifik
lagi terhadap jenis dari ordo dari amphibi yang dipraktikumkan, yakni Ordo
Anura. Nama Anura ini mempunyai arti tidak mempunyai ekor. Seperti
namanya, anggota ordo ini mempunyai ciri umum tidak mempunyai ekor,
kepala bersatu dengan badan, tidak mempunyai leher dan tungkai
berkembang baik. Tungkai belakang lebih besar dari pada tungkai depan. Hal
ini mendukung pergerakannya yaitu dengan melompat. Pada beberapa family
terdapat selaput diantara jari-jarinya. Membran tympanum terletak di
permukaan kulit dengan ukuran yang cukup besar dan terletak di belakang
mata. Kelopak mata dapat digerakan. Mata berukuran besar dan berukuran
baik. (Duellman and Trueb, 1986).
Salah satu contoh dari hewan amphibi yang paling representatif
adalah katak dan kodok. Seorang akan bingung membedakan antara katak dan
kodok ini. Kedua macam hewan ini bentuknya mirip. Bedanya kodok
bertubuh pendek, gempal atau kurus, berpunggung agak bungkuk, berkaki
empat dan tak berekor (anura: a tidak, ura ekor). Kodok umumnya berkulit
halus, lembab, dengan kaki belakang yang panjang. Sebaliknya katak atau
bangkong berkulit kasar berbintil-bintil sampai berbingkul-bingkul, kerapkali
kering, dan kaki belakangnya sering pendek saja, sehingga kebanyakan
kurang pandai melompat jauh. Namun kedua istilah ini sering pula
dipertukarkan penggunaannya.
Ada dua jenis amphibi yang diamati dalam praktikum ini,
diantaranya adalah katak dan kodok. Berikut akan dijelaskan rincian dari hasil
pengamatan keduanya sekaligus dengan bahasan dari hasil praktikum yang
dikaitkan dengan teori diatas sebelumnya.
a. Katak (Rana cancrivora)
Katak yang didapat dalam praktikum yang dilakukan ukurannya
lumayan sedang. Dengan ciri fisik berkulit halus, lembab, kaki belakang yang
lebih panjang. Serta bentuk tubuhnya yang lebih kecil dari kodok.
Katak termasuk kedalam kelompok vertebrata. Katak sendiri
dikelompokan kedalam kelas amphibia dan dikelompokan lagi menjadi 3 sub
kelas yaitu: Stegocephala, Caudate, dan Salienta (Anura). Nama latinnya
Rana cancrivora. Secara garis besar bentuk dari pada katak yaitu badan yang
ditutupi kulit yang basah dan lembab, warna tubuh hijau, warna varian
lainnya kuning, merah, hitam dan corak kombinasi warna-warna tadi.
Kulitnya dilapisi mocus atau lendir.
Kaki katak terdiri atas sepasang kaki depan dan sepasang kaki
belakang. Kaki depan terdiri atas lengan atas (brancium), lengan bawah
(antebrancium), tangan (manus), dan jari-jari (digiti). Pada kaki belakang
terdiri atas paha (femur), betis (crus), kaki (pes) dan jari-jari (digiti)
(Radiopoetro, 1996: 474).
Kaki belakang katak terdapat selaput, biasanya untuk jenis katak
yang tinggal di sawah atau area perairan, sering digunakan untuk berenang.
Pada bagian caput terdapat celah mulut (rima oris) yang dibangun
oleh maxilla dan mandibula. Lubang hidung luar (nares externa) yang
berjumlah sepasang dan menembus sampai ke rongga mulut. Mata (organon
visus) yang besar. Pada mata terdapat selaput mata khas pada katak, yakni
membrana nictitans. Seain itu juga terdapat pupil, iris dan sepasang kelopak
mata pada masing-masing mata (atas dan bawah).
Pada bagian truncus katak, ditutupi kulit yang selalu basah, halus,
berlendir, dan terdapat kelenjar-kelenjar seperti kelenjar yang menghasilkan
pigmen warna kulit katak dan kelenjar yang menghasilkan mucous. Daerah
truncus yang dilapisi kulit, memiliki tekstur kulit yang berlipat-lipat yang
terbentuk dari penebalan kulit. Ada lipatan yang menjulur sepanjang
punggung yang disebut juga plicae dermales dorsolateralis dan ada juga
lipatan kulit yang tidak teratur di bagian-bagian samping-punggung katak -
yang disebut juga plicae dermales longitudinale. Anus/lubang pengeluaran
sisa pencernaan dan peneluaran zat-zat eksresi, terdapat pada ujung posterior
tubuh.
Pada bagian extremitas terdiri dari anggota gerak depan (e. Anterior)
dan anggota gerak belakang (e. Posterior). Anggota gerak depan berjumlah
sepasang, masing masing mempunyai bagian, yakni lengan atas “brachium”
(disokong oleh os humerus), lengan bawah “antebrachium” (disokong oleh os
radio-ulna), dan telapak “manus” ( disokong oleh os carpus dan os
metacarpus). Pada bagian extremitas anterior memiliki 4 buah jari-jari (digiti)
tidak ditemukan selaput renang (membrana digiti). Anggota gerak belakang
juga berjumlah sepasang, masing masing mempunyai bagian, yakni paha
“femur” (disokong oleh os femur), kaki bawah-betis “crus” (disokong oleh os
tibia-fibula), dan telapak kaki “pes” (disokong oleh os tarsus dan os
metatarsus). Pada bagian extremitas posterior memiliki 5 buah jari-jari (digiti)
dan memiliki selaput renang (membrana digiti).
Dalam pengamatan anatominya, dikarenakan katak dan kodok
termasuk kedalam ordo yang sama, maka hanya satu saja yang dibedah dan
diamati bagian organ dalamnya. Setelah dibedah teramati bagian organ dalam
tersebut diantaranya socais vocalis, jantung, paru-paru, hati, empedu,
lambung, usus, ginjal dan saluran sentral.
Adapun katak dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
Phylum : Chordata
Sub-Phylum : Vertebrata
Classis : Amphibia
Sub-Classis : Salienta (Anura)
Ordo : Diplasiocoela
Familia : Ranidae
Genus : Rana
Spesies : Rana cancrivora
c. Kodok (Bufo melanostictu)
Sebenarnya tidak jauh beda dengan katak, namun karena dilihat dari
struktur morfologinya yang mana kodok ini berukuran besar, dengan kulit
yang kasar dan tebal serta berbintik.
Kepala dan badan lebar bersatu, ada dua pasang kaki atau anggota,
tak ada leher dan ekor. Bagian dalam ditutupi dengat kulit basah halus lunak.
Kepala mempunyai mulut tang lebar untuk mengambil makanan, 2 lubang
hidung/ nares externa yang kecil dekat ujung hidung yang berfungsi dalam
pernapasan, 2 mata yang besar spherik, dibelakangnya 2 lubang pipih tertutup
oleh membrane tympani yang berfungsi sebagai telinga untuk menerima
gelombang suara. Tiap mata mempunyai kelopak mata atas dan bawah, serta
di dalamnya mempunyai selaput mata bening membrane nictitans untuk
menutupi mata apabila berada di dalam air. Di bagian ujung belakang badan
dijumpai anus, lubang kecil untuk membuang sisa-sisa makanan yang tak
dicerna, urine dan sel-sel kelamin/ telur atau sperma dari alat reproduksi
(Kastowo, 1982: 32 )
Sedikit gambaran dari uraian teori diatas sangat tepat dengan
gambaran hasil praktikum yang dilakukan terhadap pengamatan kodok ini.
Dari segi anatomi organ dalam juga telah dibahas dalam pembahasan pada
katak, maka langsung berikut akan diuraikan mengenai klasifikasinya,
diantaranya adalah sebagai berikut:
Kingdom : Animalia
Kelas : Amphibia
Ordo : Annura
Famili : Bufodae
Genus : Bufo
Spesies Bufo melanostictu (Merrem, 1982).
VI. Kesimpulan
Katak termasuk kedalam kelompok vertebrata. Katak sendiri
dikelompokan kedalam kelas amphibia dan dikelompokan lagi menjadi 3 sub
kelas yaitu: Stegocephala, Caudate, dan Salienta (Anura). Nama latinnya
Rana cancrivora. Secara garis besar bentuk dari pada katak yaitu badan yang
ditutupi kulit yang basah dan lembab, warna tubuh hijau, warna varian
lainnya kuning, merah, hitam dan corak kombinasi warna-warna tadi.
Kulitnya dilapisi mocus atau lendir.
Kepala dan badan lebar bersatu, ada dua pasang kaki atau anggota,
tak ada leher dan ekor. Bagian dalam ditutupi dengat kulit basah halus lunak.
Kepala mempunyai mulut tang lebar untuk mengambil makanan, 2 lubang
hidung/ nares externa yang kecil dekat ujung hidung yang berfungsi dalam
pernapasan, 2 mata yang besar spherik, dibelakangnya 2 lubang pipih tertutup
oleh membrane tympani yang berfungsi sebagai telinga untuk menerima
gelombang suara. Tiap mata mempunyai kelopak mata atas dan bawah, serta
di dalamnya mempunyai selaput mata bening membrane nictitans untuk
menutupi mata apabila berada di dalam air
DAFTAR PUSTAKA
Campbell, N.A, J.B. Reece, and L.G Michael. 2000. Concept and Connection. 3rd
ed. Addison Wesley Longman Inc. 809p
Duellman, W.E. And L. Trueb. 1986. Biology of Amphibians. McGraw – Hill
Book Company. New York
Eprilurahman, 2007. Frogs and Toads of Daerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia.
Internasional Seminar Advances in Biological Science. Fakultas Biologi
UGM.
Sumber : http://www.didik-abd.blogspot.com
Sumber : http://www.fksh.biologi.ugm.ac.id,
Zug, George. R. 1993. Herpetology : an Introductory Biologi of Amphibians and
Reftiles. Academic Press. London.
LAPORAN PRAKTIKUM ZOOLOGI“Reptilia”
Disusun Oleh :Nama : Aep Muhamad SyaepudinNIM : 58461245Kelas : Biologi CKelompok : 2 (dua)Asisten : Sri Apriyanti
LABORATORIUM BIOLOGI JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SYEKH NURJATI CIREBON
2010
V. Hasil Dan Pembahasan
V.1. Hasil
Berikut hasil dari praktikum yang dilakukan dalam bentuk hasil
pengukuran dan pengamatan morfologi kadal yang termasuk kedalam kelas
Reptilia:
Diketahui:
- Panjang Seluruh tubuh : 25 cm
- Tinggi seluruh tubuh : 1,5 cm
- Panjang kepala : 2,4 cm
- Tinggi kepala : 0,9 cm
- Panjang badan : 6,5 cm
- Tinggi badan : 1,5 cm
- Panjang ekor : 15,5 cm
- Tinggi ekor : 1,1 cm
- Diameter mata : 0,4 cm
- Panjang kaki depan : 3,1 cm
- Panjang kaki belakang : 3,8 cm
- Jumlah jari kaki semua kaki : 5 buah
- Membran nikitan : terdapat selaput mata
- Mulut : ada dan bergigi dirahang atas seperti gergaji
- Telinga dan lubang telinga : ada dan berlubang
- Jenis kelamin : jantan
- Sisik daerah punggung : kuning kecoklatan
- Sisik daerah perut : putih kekuning-kuningan
V.2. Pembahasan
Reftilia adalah Vertebrata dengan kulit kering, tertutup oleh sisik-sisik
atau papan-papan epidermal.
Tengkorak biasanya sedikit tertekan lateral, dengan sebuah kondil
oksipital. Sabuk-sabuk badan (girdle) tumbuh baik. Vertebrae terbagi dengan
jelas menjadi 5 bagian: Servikal, dada (toraks), lumbar, sakral, dan ekor
(kaudal). Jari-jari dengan cakar. Meatus auditori eksternal ada atau tidak ada.
Telinga tengah mengandung oksikel auditori. Mata mempunyai kelenjar (air
mata) yang menjaga agar mata tetap basah. Otak dengan serebrum yang lebih
besar. Sebagian besar reftilia mempunyai 12 pasang saraf kranial. Reftilia
bernafas dengan paru-paru yang strukturnya lebih kompleks dari amphibi.
Jantungnya terdiri dari 2 aurikel (serambi) dan 2 ventrikel (bilik). Pada
beberapa reftilia, ventrikel itu hampir-hampir sempurna terbagi menjadi 2
bilik, walaupun pembagian itu belum sempurna betul. Ginjal bertipe
metanefros. Sistem porta renal tereduksi. Fertilisasi internal. (Mukayat D.B,
Zoologi Dasar:203).
Reptil (binatang melata) adalah sebuah kelompok hewan vertebrata
yang berdarah dingin dan memiliki sisik yang menutupi tubuhnya. Reptilia
adalah tetrapoda (hewan dengan empat tungkai) dan menelurkan telur yang
embrionya diselubungi oleh membran amniotik. Sekarang ini mereka
menghidupi setiap benua kecuali Antartika, dan saat ini mereka
dikelompokkan sebagai:
Ordo Crocodilia (buaya, garhial, caiman, dan alligator): 23 spesies
Ordo Sphenodontia (tuatara Selandia Baru): 2 spesies
Ordo Squamata (kadal, ular dan amphisbaenia ("worm-lizards")): sekitar 7.900
spesies
Ordo Testudinata (kura-kura, penyu, dan terrapin): sekitar 300 spesies
Mayoritas reptil adalah ovipar (bertelur) meski beberapa spesies
Squamata bersifat vivipar (melahirkan). Reptil vivipar memberi makan janin
mereka menggunakan sejenis plasenta yang mirip dengan mamalia.
Ukuran reptil bervariasi, dari yang berukuran hingga 1,6 cm (tokek
kecil, Sphaerodactylus ariasae) hingga berukuran 6 m dan mencapai berat 1
ton (buaya air asin, Crocodylus porosus). Cabang ilmu pengetahuan alam
yang mempelajari reptil adalah herpetologi. (www.wikipedia.org/reptilia).
Sedikit materi diatas dapat mewakili bahasan praktikum kali ini.
Hewan yang dijadikan bahan percobaan diantaranya adalah kadal (Mabouya
multifasciata) yang termasuk kedalam ordo Squamata. Ordo squamata ini
merupakan reptilia yang tubuhnya tertutup dengan sisik-sisik kecil yang
fleksibel dan tidak ada sub abdominal.
Kadal adalah hewan bersisik berkaki empat yang termasuk kelompok
reptil. Secara luas, pengertian kadal atau kerabat kadal (bahasa Inggris:
lizards) juga mencakup kelompok cecak, tokek, bunglon, cecak terbang,
biawak, iguana dan lain-lain. Sedangkan secara sempit, istilah kadal dalam
bahasa Indonesia biasanya merujuk terbatas pada kelompok kadal yang
umumnya bertubuh kecil, bersisik licin berkilau, dan hidup di atas tanah
(Ingg.: skink, suku Scincidae, atau umumnya anggota infraordo
Scincomorpha).
Jadi, secara umum kadal ini mencakup jenis-jenis yang bertubuh kecil
seperti kadal pasir Lygosoma, sampai ke biawak Komodo (Varanus
komodoensis) yang bisa mencapai panjang lebih dari 3 m. Secara ilmiah,
kelompok besar ini dikenal sebagai subordo atau anak bangsa Lacertilia
(=Sauria), bagian dari bangsa hewan bersisik (Squamata).
Selain karakter yang disebutkan di atas, sebagaimana galibnya reptil,
kadal berdarah dingin (itu sebabnya kadal kerap berjemur) dan mempunyai
sisik-sisik yang beraneka bentuknya yang terbangun dari zat tanduk. Terdiri
tak kurang dari 40 suku, kadal memiliki pola warna, bentuk dan ukuran yang
sangat beragam. Sebagian jenis mempunyai sisik-sisik yang halus berkilau,
terkesan licin atau seperti berminyak, walaupun sebenarnya sisik-sisik itu
amat kering karena kadal tidak memiliki pori di kulitnya untuk mengeluarkan
keringat atau minyak.
Dalam praktikum yang dilakukan keadaan morfologi dari kadal
tersebut dapat teridentifikasi dengan jelas. Diantaranya bagian kepala terdapat
mulut, mata dengan selaputnya dan membran niktitan. Dibagian badan atau
dada terdapat sepasang kaki. Dan terahir dibagian ekor terdapat sepasang kaki.
Dengan sisik warna kecoklatan dibagian atas atau punggung. Sedangkan
dibagian bawah atau bagian perut berwarna kuning. Menurut sumber yang ada
dan bahasan mengenai reptil khusunya kadal ini, bahwa semakin berwarna
kuning sisik bagian perut maka kadal tersebut teridentifikasi sebagai betina.
Sedangkan untuk yang berwarna putih kekuningan atau tidak terlalu berwarna
kuning maka teridentifikasikan sebagai jantan.
Untuk bagian organ dalamnya dapat teridentifikasi dari mulai mulut,
batang trakea, paru-paru, jantung, hevar (hati) lambung, usus, dan klakoid.
Kadal dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Sub Phylum : Vertebrata
Familia : Scincidae
Genus : Mabouya
Species : Mabouya Multifasciata
VI. Kesimpulan
Dalam praktikum kali ini, sedikitnya dapat disimpulkan sebagai
berikut :
1. Reftilia adalah Vertebrata dengan kulit kering, tertutup oleh sisik-sisik
atau papan-papan epidermal.
2. Reptil (binatang melata) adalah sebuah kelompok hewan vertebrata yang
berdarah dingin dan memiliki sisik yang menutupi tubuhnya.
3. Kadal adalah hewan bersisik berkaki empat yang termasuk kelompok
reptil. Secara luas, pengertian kadal atau kerabat kadal (bahasa Inggris:
lizards) juga mencakup kelompok cecak, tokek, bunglon, cecak terbang,
biawak, iguana dan lain-lain. Sedangkan secara sempit, istilah kadal
dalam bahasa Indonesia biasanya merujuk terbatas pada kelompok kadal
yang umumnya bertubuh kecil, bersisik licin berkilau, dan hidup di atas
tanah (Ingg.: skink, suku Scincidae, atau umumnya anggota infraordo
Scincomorpha).
DAFTAR PUSTAKA
Campbell, N.A, J.B. Reece, and L.G Michael. 2000. Concept and Connection. 3rd
ed. Addison Wesley Longman Inc.
Sumber : http://www.didik-abd.blogspot.com
Sumber : http://www.fksh.biologi.ugm.ac.id,
Sumber : http://www.wikipedia.org/reftil
LAPORAN PRAKTIKUM ZOOLOGI“Aves”
Disusun Oleh :Nama : Aep Muhamad SyaepudinNIM : 58461245Kelas : Biologi CKelompok : 2 (dua)Asisten : Sri Apriyanti
LABORATORIUM BIOLOGI JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SYEKH NURJATI CIREBON
2010
V. Hasil dan Pembahasan
V.1. Hasil
Berikut hasil praktikum yang telah dilakukan dalam bentuk hasil
pengukuran dan pengamatan ciri morfologi dari burung merpati yang
merupakan salah satu spesies dari kelas Aves.
Diketahui :
- Panjang seluruh = 34 cm
- Lebar seluruh = 52 cm
- Panjang kepala = 5,5 cm
- Lebar kepala = 3 cm
- Panjang badan = 14 cm
- Lebar badan = 6 cm
- Panjang sayap = 28 cm
- Lebar sayap = 12,8 cm
- Panjang bulu badan = 6 cm berwarna putih
- Panjang bulu sayap 10,9 cm berwarna coklat
- Panjang bulu ekor 18 cm
- Diameter mata 1 cm
- Tipe paruh = pemakan biji-bijian
- Kaki berjumlah 2 atau sepasang dengan masing-masing kaki berjari 4.
- Tidak bergigi.
V.2. Pembahasan
Sebelum kebahasan mengenai hasil dari praktikum yang dilakukan
terlebih dahulu akan dibahas mengenai teori dan materi dari aves ini. Berikt
paparan dari materi-materi tersebut yang bersumber dari beberapa sumber
buku dan referensi terpercaya.
Aves adalah vertebrata dengan tubuh yang ditutupi oleh bulu (asal
epidermal), sedangkan hewan lainnya tidak ada yang berbulu. Aves adalah
vertebrata yang dapat terbang, karena mempunyai sayap yang merupakan
modifikasi anggota gerak anterior. Sayap pada aves berasal dari elemen-
elemen tubuh tengah dan distal. (pada fosil Pterodactyla = reftilia dan
Chiroptera = mamalia terbang, sayap berasal dari elemen-elemen tubuh
distal) kaki pada aves digunakan untuk berjalan, bertengger, atau berenang
(dengan selaput interdigital).
Karakteristik tengkorak meliputi tulang-tulang tengkorak yang berfusi
kuat, paruh berzat tanduk. Aves tidak bergigi. Mata besar. Kondil oksipetal
tunggal.
Vertebrae servikal berjumlah banyak dan mempunyai persendian
heteroselos (berpelana dua). Vetebrae mengalami banyak fusi. Pada
kebanyakan burung, vertebrae kaudal terakhir berfusi menjadi pigostil. Pada
burung terbang, tulang sternum terjungkir, dan ada yang berlunas. Rusuk
anterior mempunyai tonjolan unsinatus yang terarah dan posterior. Pada
sayap terdapat 3 buah jari yang merupakan benda vestigial dari karpus dan
lengan. Tibia dan sebagian tarsus bersatu, demikian pula sisa-sisa tarsus dan
metatarsus bersatu. Akibatnya terdapat persatuan intertarsal. Jumlah jari-jari
kaki mungkin 2, 3, atau 4. Kaki bagian bawah dan jari-jari kulitnya berzat
tanduk keras.
Telinga tengah mempunyai sebuah osikel auditori. Adasebuah meatus
auditori eksternal. Mata berkembang baik, dengan kelopak mata dan
membran niktitans. Pada mata terdapat struktur vaskular yang disebut pekten
yang terletak dalam rongga humor vitreus. Mempunyai kelenjar air mata.
Otak mempunyai serebrum dan lobus optikus yang berkembang baik.
Mempunyai 12 pasang syaraf kranial.
Respirasi dengan paru-paru yang berhubungan dengan sejumlah
kantung-kantung udara sebagai alat pernapasan tambahan.
Jantung terbagi menjadi 2 aurikel dan 2 ventrikel. Ventrikel terpisah
sempurna, sehingga sirkulasi pulmoner terpisah dari sirkulasi sistemik.
Lengkung aorta hanya satu buah dan terletak disisi kanan. Temperatur tubuh
tinggi bdan dipertahankan tetap (homoioterm) dengan bantuan bulu.
Saluran pencernaan meliputi tembolok (crop), lambung kelenjar, dan
lambung maskular (gizzard, empedal), dua buah sekum (caecum), usus besar
dan kloaka.
Ginjal tipe metanefros. Vena pota ginjal tidak terbagi-bagi ke dalam
kapiler-kapiler ginjal. Tidak mempunyai kandung kemih. Eksresinya semi
solid. (Mukayat D.B, Zoologi Dasar:218).
Burung adalah anggota kelompok hewan bertulang belakang
(vertebrata) yang memiliki bulu dan sayap. Fosil tertua burung ditemukan di
Jerman dan dikenal sebagai Archaeopteryx.
Jenis-jenis burung begitu bervariasi, mulai dari burung kolibri yang
kecil mungil hingga burung unta, yang lebih tinggi dari orang. Diperkirakan
terdapat sekitar 8.800 – 10.200 spesies burung di seluruh dunia; sekitar 1.500
jenis di antaranya ditemukan di Indonesia. Berbagai jenis burung ini secara
ilmiah digolongkan ke dalam kelas Aves.
Meskipun burung berdarah panas, ia berkerabat dekat dengan reptil.
Bersama kerabatnya terdekat, suku Crocodylidae alias keluarga buaya,
burung membentuk kelompok hewan yang disebut Archosauria.
Diperkirakan burung berkembang dari sejenis reptil di masa lalu, yang
memendek cakar depannya dan tumbuh bulu-bulu yang khusus di badannya.
Pada awalnya, sayap primitif yang merupakan perkembangan dari cakar
depan itu belum dapat digunakan untuk sungguh-sungguh terbang, dan hanya
membantunya untuk bisa melayang dari suatu ketinggian ke tempat yang
lebih rendah.
Burung masa kini telah berkembang sedemikian rupa sehingga
terspesialisasi untuk terbang jauh, dengan perkecualian pada beberapa jenis
yang primitif. Bulu-bulunya, terutama di sayap, telah tumbuh semakin lebar,
ringan, kuat dan bersusun rapat. Bulu-bulu ini juga bersusun demikian rupa
sehingga mampu menolak air, dan memelihara tubuh burung tetap hangat di
tengah udara dingin. Tulang belulangnya menjadi semakin ringan karena
adanya rongga-rongga udara di dalamnya, namun tetap kuat menopang tubuh.
Tulang dadanya tumbuh membesar dan memipih, sebagai tempat perlekatan
otot-otot terbang yang kuat. Gigi-giginya menghilang, digantikan oleh paruh
ringan dari zat tanduk.
Bulu adalah ciri khas kelas aves yang tidak dimiliki oleh vertebrata
lain. Hampir seluruh tubuh aves ditutupi oleh bulu, yang secara filogenetik
berasal dari epidermal tubuh, yang pada reptile serupa dengan sisik. Secara
embriologis bulu aves bermula dari papil dermal yang selanjutnya mencuat
menutupi epidermis. Dasar bulu itu melekuk ke dalam pada tepinya sehingga
terbentuk folikulus yang merupakan lubang bulu pada kulit. Selaput
epidermis sebelah luar dari kuncup bulu menanduk dan membentuk bungkus
yang halus, sedang epidermis membentuk lapisan penyusun rusuk
bulu.Sentral kuncup bulu mempunyai bagian epidermis yang lunak dan
mengandung pembuluh darah sebagai pembawa zat-zat makanan dan proses
pengeringan pada perkembangan selanjutnya (Jasin, 1984).
Berdasarkan susunan anatomis bulu dibagi menjadi:
Filoplumae, Bulu-bulu kecil mirip rambut tersebar di seluruh tubuh.
Ujungnya bercabang-cabang pendek dan halus. Jika diamati dengan
seksama akan tampak terdiri dari shaft yang ramping dan beberapa
barbulae di puncak.
Plumulae, Berbentuk berbentuk hampir sama dengan filoplumae
dengan perbedaan detail.
Plumae, Bulu yang sempurna.
Barbae
Barbulae, Ujung dan sisi bawah tiap barbulae memiliki filamen kecil
disebut barbicels yang berfungsi membantu menahan barbula yang
saling bersambungan.
Susunan plumae terdiri dari :
Shaft (tangkai), yaitu poros utama bulu.
Calamus, yaitu tangkai pangkal bulu.
Rachis, yaitu lanjutan calamus yang merupakan sumbu bulu yang tidak
berongga di dalamnya. Rachis dipenuhi sumsum dan memiliki jaringan.
Vexillum, yaitu bendera yang tersusun atas barbae yang merupakan cabang-
cabang lateral dari rachis.
Lubang pada pangkal calamus disebut umbilicus inferior, sedangkan
lubang pada ujung calamus disebut umbilicus superior. Bulu burung pada saat
menetas disebut neossoptile, sedangkan setelah dewasa disebut teleoptile.
Menurut letaknya, bulu aves dibedakan menjadi:
Tectrices, bulu yang menutupi badan.
Rectrices, bulu yang berada pada pangkal ekor, vexilumnya simetris dan
berfungsi sebagai kemudi.
Remiges, bulu pada sayap yang dibagi lagi menjadi:
remiges primarie yang melekatnya secara digital pada digiti dan secara
metacarpal pada metacarpalia.
Remiges secundarien yang melekatnya secara cubital pada radial ulna.
Remiges tertier yang terletak paling dalam nampak sebagai kelanjutan
sekunder daerah siku.
Parapterum, bulu yang menutupi daerah bahu.
Ala spuria, bulu kecil yang menempel pada ibu jari (Jasin, 1984).
Semi plumae adalah kumpulan bulu barbula yang letaknya
tersembunyi di bawah bulu-bulu luar. Bistle adalah bulu perasa berupa shaft
yang memanjang melebihi bulu luar, ditemukan pada kepala burung
Caprimulgids dan burung penangkap serangga flycatchers (Sukiya, 2003).
Bristle yang menutupi lubang hidung terdapat pada burung pelatuk. Hal ini
merupakan bentuk adaptasi burung pelatuk agar partikel-partikel kayu tidak
masuk saluran pernafasan. Bristle pada burung hantu dan caprimulgids
membantu mendeteksi posisi sarang, tempat bertengger dan benda yang
menghalangi. Fungsi bristle didukung oleh adanya getaran dan tekanan
reseptor didekat folikel bulu (Sukiya, 2003).
Bentuk bulu ekor burung pada saat tidak terbang bermacam-macam,
antara lain berbentuk persegi, bertakik, bercabang, bulu sebelah luar
memanjang, bulu ekor dengan raket, bulu tengah panjang, bundar, berbentuk
cakram, berbentuk tingkatan, dan berujung runcing (Sukiya, 2003).
Begitu banyak bangsa atau ordo dalam aves. Namun berikut hanya
dirincikan dari sub kelas Neognathae diantaranya adalah sebagai berikut:
1). Ordo Gaviiformes. Contohnya Burung lun.
2). Ordo Padicipitiformes. Contohnya burung grebe.
3). Ordo Procellariformes. Contohnya Burung albatros
4). Ordo Pelecaniformes. Contohnya burung pelikan.
5). Ordo Ciconiiformes. Contohnya burung blekok yang hidup di sawah.
6). Ordo Anseriformes. Contohnya Angsa, bebek, dan mentok.
7). Ordo Falconifermes. Contohnya burung ruak-ruak bangkai, elang dan
rajwali.
8). Ordo Galliformes. Contohnya ayam, kalkun, merak, burung kuau.
9). Ordo Gruiformes. Contohnya Burung bangau.
10). Ordo Diatrymiformes. Burung yang berukuran besar, tidak dapat terbang
dan kini sudah punah.
11). Ordo Charadriiformes. Contohnya burung camar.
12). Ordo Columbiformes. Contohnya Merpati dan perkutut.
13). Dan Ordo-ordo lainnya masih banyak dan tak mungkin disebutkan dan
dijelaskan disini.
Dari beberapa ordo diatas ada satu ordo yang pada praktikum kali ini
kita amati. Diantaranya adalah Ordo Colombiformes yakni dengan spesies
burung merpati.
Ordo Columbiformes ini memiliki paruh pendek ramping, dengan sera
pada pada pangkal paruhnya (sera kulit lunak). Tarsus lebih pendek dari jari.
Tembolok besar dan berlapis-lapis sel yang mudah mengelupas dan
membentuk “susu merpati”. Susu merpati itu sewaktu-waktu dimuntahkan
untuk memberi makan anak-anaknya.
Langsung lebih singkatnya kepada klasifikasi dari burung merpati
(Columbia domestica) diantaranya adalah sebagai berikut :
Kingdom : Animalia
Fhilum : Chordata
Sub fhilum: Vertebrata
Kelas : Aves
Ordo : Columbiaformes
Family : Columbidae
Genus : Columbia
Spesies : Columbia domestica
VI. Kesimpulan
Dari pembahasan diatas mengenai aves sedikitnya dapat disimpulkan
sebagai berikut :
1. Burung (aves) adalah anggota kelompok hewan bertulang belakang
(vertebrata) yang memiliki bulu dan sayap.
2. Burung masa kini telah berkembang sedemikian rupa sehingga
terspesialisasi untuk terbang jauh, dengan perkecualian pada beberapa
jenis yang primitif. Bulu-bulunya, terutama di sayap, telah tumbuh
semakin lebar, ringan, kuat dan bersusun rapat. Bulu-bulu ini juga
bersusun demikian rupa sehingga mampu menolak air, dan memelihara
tubuh burung tetap hangat di tengah udara dingin.
3. Berdasarkan susunan anatomis bulu dibagi menjadi:
Filoplumae, Bulu-bulu kecil mirip rambut tersebar di seluruh tubuh.
Ujungnya bercabang-cabang pendek dan halus. Jika diamati dengan
seksama akan tampak terdiri dari shaft yang ramping dan beberapa
barbulae di puncak.
Plumulae, Berbentuk berbentuk hampir sama dengan filoplumae
dengan perbedaan detail.
Plumae, Bulu yang sempurna.
Barbae
Barbulae, Ujung dan sisi bawah tiap barbulae memiliki filamen kecil
disebut barbicels yang berfungsi membantu menahan barbula yang
saling bersambungan.
DAFTAR PUSTAKA
Campbell, N.A, J.B. Reece, and L.G Michael. 2000. Concept and Connection. 3rd
ed. Addison Wesley Longman Inc.
Mukayat D.B, Zoologi Dasar. Jogjakata: PT Media Sarana
http://septa-ayatullah.blogspot.com
Sumber : http://www.didik-abd.blogspot.com
Sumber : http://www.fksh.biologi.ugm.ac.id,
Sumber : http://www.wikipedia.org/mamalia
Sumber : http://www.wikipedia.org/kelinci
LAPORAN PRAKTIKUM ZOOLOGI“Kelinci (Cavia Porcellus)”
Disusun Oleh :Nama : Aep Muhamad SyaepudinNIM : 58461245Kelas : Biologi CKelompok : 2 (dua)Asisten : Sri Apriyanti
LABORATORIUM BIOLOGI JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SYEKH NURJATI CIREBON
2010
V. Hasil dan Pembahasan
V.1. Hasil
Berikut hasil praktikum yang telah dilakukan dalam bentuk hasil
pengukuran dan pengamatan ciri morfologi dari kelinci yang merupakan salah
satu spesies dari kelas Mamalia.
Diketahui :
- Panjang seluruh = 18 cm
- Lebar keseluruhan = 7 cm
- Panjang kaki = 6 cm
- Panjang Kepala = 6 cm
- Lebar kepala = 4 cm
- Panjang sungut = 3 cm
- Diameter mata = 1 cm
- Panjang toraks = 2 cm
- Panjang abdomen = 10,5 cm
- Jumlah kaki = 4 buah
- Panjang Kaki depan = 7 cm
- Panjang kaki belakang = 11 cm
- Terdapat gigi aremolar dan molar (gigi belakang)
- Gigi depan bagian atas berjumlah 2 buah dan bagian bawah 4 buah
- Panjang daun telinga = 6 cm
- Lebar daun telinga = 2,3 cm
V.2. Pembahasan
Seperti biasa sebelum kepada pembahasan praktikum pada intinya,
terlebih dahulu akan diuraikan sedikit penjelasan mengenai hal yang
berkenaan dengan praktikum kali ini. Diantaranya adalah mengenai Mamalia.
Jika dalam praktikum sebelumnya Aves telah dijelaskan sedikit lebih
rinci kini selanjutnya kepada kelas berikutnya dari Filum chordata atau sub
filum vertebrata, yang anggota spesiesnya diantaranya adalah dalam
praktikum kali ini yaitu kelinci.
Mamalia adalah vertebrata yang tubuhnya tertutup rambut. Yang betina
mempunyai kelenjar mamae (air susu) yang tumbuh baik. Anggota gerak
depan pada mamalia dapat bermodifikasi untuk berlari, menggali lubang,
berenang, dan terbang. Pada jari-jarinya terdapat kuku, cakar, atau tracak.
Pada kulit terdapat banyak kelenjar minyak dan kelenjar keringat.
Gigi umumnya terbagi menjadi 4 tipe: gigi seri, taring, premolar, dan
molar. Dibanding dengan kondisi vertebrata lainnya, jumlah tulang tengkorak
mammalia banyak yang tereduksi. Ada 2 kondil oksipital.
Vertebrae servikal biasanya ada 7 buah. Dalam sabuk pektoral tidak
terdapat tulang korakoid, dan klavikula vestigial atau tidak ada sama sekali.
Ekor, jika ada, panjang dan dapat digerakan.
Ada 3 buah osikel auditori, yaitu malleus, inkus, dan stapes. Akhir
organ pendengar (koklea) berstruktur sangat kompleks dan sedikit banyak
bergelung. Pada telinga terdapat suatu auditori eksternal dan pinna (telinga
luar) pada tiap sisi lateral kepala.
Membran niktitans mata mungkin vestigial.
Respirasi melalui paru-paru yang mengandung banyak bagian kecil-
kecil. Tiap paru-paru berada didalam ruang pleural. Ada dua fragma muskular.
Pada laring terdapat pita suara.
Jantung dengan 4 ruang (2 serambi dan 2 bilik) seperti pada burung.
Temperatur tubuh tetap (homoioterm). Satu lenmgkung aorta di sebelah kiri.
Sel darah merahnya tidak berinti.
Ada sebuah sekum (caecum) pada pertemuan usus halus dan kolon.
Ginjal bertipe metanefros dengan 2 ureter yang mengeluarkan kemih
langsung ke kandung kemih. Tidak ada vena porta renal. Ekstret cair.
Lubang genital dan anus terpisah, baik pada jantan maupun betina.
Setelah panjang lebr menjelaskan morfologi=morfologi pada hewan
mamalia tersebut kini langsung saja kita membahas pembagian kelasnya.
Mamalia terbagi kedalam beberapa ordo diantaranya:
a. Ordo Insectivora
b. Ordo Dermopthera
c. Ordo Chiroptera
d. Ordo Primata
e. Ordo Edentata
f. Ordo rodentia
g. Ordo logomorpha
h. Ordo carnivora
i. Ordo cetacea
j. Ordo tubulindentata
k. Ordo probosiodea
l. Ordo hyracoidea
m. Ordo sirenia
n. Ordo Perissodactyla
o. Ordo Artiodactyla
Setelah diurai beberapa ordo dari mamalia diatas. Kini saatnya kita
membahas mengenai mamalia yang kita jadikan bahan pengamatan yakni
kelinci dari ordo radentia.
Dari hasil pengamatan secara morfologi kelinci, dapat teramati dan
terlihat bagian-bagiannya, diantaranya tubuhnya dapat dibagi menjadi Caput
(kepala), cervix (leher), truncus (badan), ekstrimifas (anggota badan), dan
cauda (ekor), adapun bagian-bagian secara rincinya adalah telinga luar
(pinnae) lebar, mata besar dengan hasil pengukuran dari kelompok kami
adalah berdiameter 1 cm, dan terdapat membran niktitans. Bibir lembek dan
fleksibel. Disekitar moncong ada rambut-rambut panjang (vibrissae). Kaki
depan lebih kecil dari kaki belakang terbukti dari hasil pengukuran. Fungsi
dari kaki belakang yang lebih panjang adalah untuk melompat. Kaki depan
dengan 5 jari, dan kaki belakang dengan 4 jari. Ekor pendek, anus dibawah
ekor, lubang urogenital disebelah anterior anus. Ada kelenjar yang
mengeluarkan bau di dekat anusnya. Kelenjar air susu berjumlah 4 atau 5
pasang.
Menurut sumber lain untuk memperkuat pembahasan dikatakan, dalam
caput (kepala) terdapat rima oris (mulut), yang dibatasi oleh labium inferior
(bibir bawah) dan labium superior (bibir atas), yang bercelah sehingga
tampak gigi seri. Lubang hidung (neres ekterna) letaknya dorsal dari mulut.
Untuk bagian leher sedikit seperti menyatu dengan bagian badan,
namun tidak sebenarnya.
Dari hasil pembedahan yang dilakukan juga demikian seperti apa yang
dijelaskan dalam teori mamalia sebelumnya. Di bagian organ dalam kelinci
terdapat paru-paru seperti yang digambarkan dalam penjelasan pada mamalia,
ginjal, jantung, hati, jejenum, colon, relitum dan sampai ke anus.
Langsung saja kepada klasifikasi dari kelinci ini diantaranya adalah
sebagaio berikut:
Filum : Chordata
Subfilum : Vertebrata
Kelass : Mamalia
Ordo : Rodentia
Famili : Cavidae
Genus : Cavia
Species : Cavia porcellus
VI. Kesimpulan
Dari pembahasan diatas mengenai mamalia terutama spesiesnya
kelinci sedikitnya dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Mamalia adalah vertebrata yang tubuhnya tertutup rambut. Yang betina
mempunyai kelenjar mamae (air susu) yang tumbuh baik. Anggota gerak
depan pada mamalia dapat bermodifikasi untuk berlari, menggali lubang,
berenang, dan terbang.
2. Dari hasil pengamatan secara morfologi kelinci, dapat teramati dan
terlihat bagian-bagiannya, diantaranya tubuhnya dapat dibagi menjadi
Caput (kepala), cervix (leher), truncus (badan), ekstrimifas (anggota
badan), dan cauda (ekor)
LAPORAN PRAKTIKUM ZOOLOGI“Mencit (Mus musculus)”
Disusun Oleh :Nama : Aep Muhamad SyaepudinNIM : 58461245Kelas : Biologi CKelompok : 2 (dua)Asisten : Sri Apriyanti
LABORATORIUM BIOLOGI JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SYEKH NURJATI CIREBON
2010
V. Hasil dan Pembahasan
V.1. Hasil
Berikut hasil praktikum yang telah dilakukan dalam bentuk hasil
pengamatan proses reproduksi atau bagian sel reproduksinya khususnya dari
Mencit betina.
Diketahui dari segi morfologgi hewan, mencit terbagi menjadi tiga
bagian: kepala, badan, dan ekor. Di bagian kepala: mulut kumis, mata dan
telinga. Badan:kaki depan dan belakang. Untuk bagian kelamin/ vagina pada
mencit betina terletak dibawah ekor setelahnya lubang anus. Dengan tanda
tidak adanya penonjolan seperti penis. Setelah diambil mukosa/sekret vagina
dan diamati dibawah mikroskop terlihat tidak terjadinya proses fertilisasi.
Dengan tanda-tanda, apusan yang menggumpal. Untuk lebih lengkap lihat
lampiran gambar.
V.1. Pembahasan
Berbeda dengan praktikum-prajtikum sebelumnya. Prektikum kali ini
mengamati sistem reproduksi dari mencit. Melalui organ reproduksinya kita
bisa mengamati masa-masa fertilisasi mencit. Sebelumnya mencit-mencit
tersebut dikarantina dalam masa-masa perkawinan. Mencit yang kita gunakan
dalam praktikum adalah mencit betina, dengan organ yang diamati adalah
bagian vaginanya. Dimana diambil mukosa/ sekret vagina tersebut untuk
diamati dibawah mikroskop.
Seperti biasa sebelum membahas secara detail hasil dari pengmatan.
Terlebih dahulu akan diuraikan sedikit materi yang berkaitan dengan
praktikum kali ini.
Pada hakikatnya proses fertilisasi atau pembuahan itu terjadi karena
bertemunya Sperma dan ovum yang terjadi pada saluran genitalia. Dari
pertemuan tersebut menghasilkan zigot. Zigot tersebut mengalami
pembelahan (cleavage) dan akan berkembang menjadi embrio melalui
serangkaian proses diferensiasi. Ada beberapa fase perkembangan zigot yang
diantaranya fase morula, fase blastula, dan glastula. Masa fertilisasi mencit
antara 4 sampai 5 hari satu kali.
Dari sumber lain, Tikus polyestrous dan berkembang biak sepanjang
tahun; ovulasi spontan. Lamanya siklus estrus 4-5 hari dan estrus itu sendiri
berlangsung sekitar 12 jam, terjadi di malam hari. Vagina smear berguna
dalam perkawinan waktunya untuk menentukan tahap siklus estrus.
Perkawinan biasanya terjadi pada malam hari dan dapat dikonfirmasi oleh
kehadiran sebuah plug sanggama di vagina hingga 24 jam pasca-sanggama.
Kehadiran sperma pada vagina smear juga merupakan indikator yang dapat
diandalkan kawin.
Dari buku panduan praktikum sekedar melandasi suatu dasar teori
dijelaksan, bahwa dalam pengamatan proses terjadinya pembuahan
(fertilisasi) pada mencit (Mus musculus ) dengan metode papsmear (Apusan)
sekret organ genetalia mencit betina.
Cara yang mudah namun memerlukan waktu yang tidak sebentar. Perlu
ketelitian dan kehati-hatian. Hal ini dikarenakan mencit yang dikondisikan
sebelumnya harus diperlakukan dengan baik hingga ia tidak stres dan
dikawinkan terlebih dahulu selama 3-7 hari. Kehatia-hatian disini adalah
dalam melakukan olesan ke vagina mencit betina untuk diambil sekret organ
genitalia mencit betina. Karena mencit dalam keadaan hidup, maka setiap
gerakan tubuhnya akan mengganggu pengambilan sekret.
Namun sayang proses pengamatan yang kami lakukan tidak
membuahkan hasil yang maksimal. Mencit-mencit betina tersebut belum
hamil, hal ini terlihat dari gambar mukosa/ sekret vagina mencit betina
dibawah microskop. Hal ini dikarenakan mencit-mencit betina dan jantan
disatukan dalam satu kotak, sehingga terjadi sebuah persaingan atau bahkan
ketidaknyamanan si mencit untuk melakukan proses pembuahan (fertilisasi).
Dan juga kemungkinan mencit masih belum siap kawin atau belum masa-
masa kawin.
Secara singkat berikut akan dijelaskan mengenai klasifikasi mencit.
Mencit merupakan anggota dari kelas mamalia dengan nama latin Mus
Museulus. Berikut klasifikasi secara rincinya:
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Sub filum : Vertebrata
Kelas : Mamalia
Ordo : Rodentia
Famili : muridae
Genus : Mus
Spesies : Mus Museoulus
VI. Kesimpulan
Dari praktikum yang dilakukan dapat diketahui atau disimpulkan
sebagai berikut:
- proses fertilisasi atau pembuahan itu terjadi karena bertemunya Sperma
dan ovum yang terjadi pada saluran genitalia. Dari pertemuan tersebut
menghasilkan zigot. Zigot tersebut mengalami pembelahan (cleavage) dan
akan berkembang menjadi embrio melalui serangkaian proses diferensiasi
- Ada beberapa faktor dalam praktikum kenapa menct tidak hamil: mencit-
mencit betina dan jantan disatukan dalam satu kotak, sehingga terjadi
sebuah persaingan atau bahkan ketidaknyamanan si mencit untuk
melakukan proses pembuahan (fertilisasi). Dan juga kemungkinan mencit
masih belum siap kawin atau belum masa-masa kawin.
- Mencit merupakan anggota dari kelas mamalia dengan nama latin Mus
Museulus. Dengan klasifikasi Kingdom : Animalia, Filum : Chordata,
Sub filum : Vertebrata, Kelas : Mamalia, Ordo : Rodentia, Famili :
muridae, Genus: Mus, Spesies : Mus Museoulus
Anak bangsa Lacertilia pada umumnya memiliki empat kaki, lubang telinga luar, dan pelupuk mata yang dapat dibuka tutup. Meskipun demikian, sebagai kekecualian, ada pula anggota-anggotanya yang tidak memiliki sebagian ciri itu. Contohnya adalah ‘ular’ kaca (glass snake atau glass lizard, suku Anguidae) yang tak berkaki.
Kadal kebun (Mabuya multifasciata) betina tengah berjemur
w
Ikan masDari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Langsung ke: navigasi, cariArtikel ini perlu dirapikan agar memenuhi standar WikipediaMerapikan artikel bisa berupa membagi artikel ke dalam paragraf atau wikifikasi artikel. Setelah dirapikan, tolong hapus pesan ini.
?Ikan mas
Ikan mas
Status konservasi
Data Kurang (IUCN 2.3)
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan: Animalia
Filum: Chordata
Kelas: Actinopterygii
Ordo: Cypriniformes
Famili: Cyprinidae
Genus: Cyprinus
Spesies: C. carpio
Nama binomial
Cyprinus carpio(Linnaeus, 1758)
Ikan mas atau Ikan karper (Cyprinus carpio) adalah ikan air tawar yang bernilai ekonomis penting dan sudah tersebar luas di Indonesia.
Di Indonesia, ikan mas memiliki beberapa nama sebutan yakni kancra, tikeu, tombro, raja, rayo, ameh atau nama lain sesuai dengan daerah penyebarannya.
Daftar isi[sembunyikan]
1 Sistematika dan Morfologi 2 Sejarah Perkembangannya di Indonesia 3 Syarat dan Kebiasaan Hidup 4 Perkembangbiakan 5 Jenis-jenis Ikan Mas (Karper)
o 5.1 Ikan Mas Konsumsi o 5.2 Ikan Mas Hias
6 Sumber
[sunting] Sistematika dan Morfologi
Ahli perikanan Dr. A.L Buschkiel dalam RO. Ardiwinata (1981) menggolongkan jenis ikan karper menjadi dua golongan, yakni pertama, jenis-jenis karper yang bersisik normal dan kedua, jenis kumpai yang memiliki ukuran sisrip memanjang. Golongan pertama yakni yang bersisik normal dikelompokkan lagi menjadi dua yakni pertama kelompok ikan karper yang bersisik biasa dan kedua, bersisik kecil.
Sedangkan Djoko Suseno (2000) mengemukakan, berdasarkan fungsinya, ras-ras ikan karper yang ada di Indonesia dapat digolongkan menjadi dua kelompok. Kelompok pertama merupakan ras-ras ikan konsumsi dan kelompok kedua adalah ras-ras ikan hias.
Ikan karper sebagai ikan konsumsi dibagi menjadi dua kelompok yakni ras ikan karper bersisik penuh dan ras ikan karper bersisik sedikit. Kelompok ras ikan karper yang bersisik penuh adalah ras-ras ikan karper yang memiliki sisik normal, tersusun teratur dan menyelimuti seluruh tubuh. Ras ikan karper yang termasuk ke dalam kelompok ini adalah ikan karper majalaya, ikan karper punten, ikan karper si nyonya dan ikan karper merah atau mas. Sedangkan yang tergolong dalam ras karper bersisik sedikit adalah ikan karper kaca yang oleh petani di Tabanan biasa disebut dengan nama karper gajah. Untuk kelompok ras ikan karper hias, beberapa di antaranya adalah karper kumpay, kaca, mas merah dan koi.
Secara morfologis, ikan karper mempunyai bentuk tubuh agak memanjang dan memipih tegak. Mulut terletak di ujung tengah dan dapat disembulkan. Bagian anterior mulut terdapat dua pasang sungut berukuran pendek. Secara umum, hampir seluruh tubuh ikan karper ditutupi sisik dan hanya sebagian kecil saja yang
tubuhnya tidak ditutupi sisik. Sisik ikan karper berukuran relatif besar dan digolongkan dalam tipe sisik sikloid berwarna hijau, biru, merah, kuning keemasan atau kombinasi dari warna-warna tersebut sesuai dengan rasnya.
[sunting] Sejarah Perkembangannya di Indonesia
Menurut Djoko Suseno (2000), di Indonesia pertama kali ikan karper berasal dari daratan Eropa dan Tiongkok yang kemudian berkembang menjadi ikan budi daya yang sangat penting.
Sementara itu, menurut R.O Ardiwinata, (1981) ikan karper yang berkembang di Indonesia diduga awalnya berasal dari Tiongkok Selatan. Disebutkan, budi daya ikan karper diketahui sudah berkembang di daerah Galuh (Ciamis) Jawa Barat pada pertengahan abad ke-19. Masyarakat setempat disebutkan sudah menggunakan kakaban - subtrat untuk pelekatan telur ikan karper yang terbuat dari ijuk – pada tahun 1860, sehingga budi daya ikan karper di kolam di Galuh disimpulkan sudah berkembang berpuluh-puluh tahun sebelumnya.
Sedangkan penyebaran ikan karper di daerah Jawa lainnya, dikemukakan terjadi pada permulaan abad ke-20, terutama sesudah terbentuk Jawatan Perikanan Darat dari “Kementrian Pertanian” (Kemakmuran) saat itu.
Dari Jawa, ikan karper kemudian dikembangkan ke Bukittinggi (Sumatera Barat) tahun 1892. Berikutnya dikembangkan di Tondano (Minahasa, Sulawesi Utara) tahun 1895, daerah Bali Selatan (Tabanan) tahun 1903, Ende (Flores, NTT) tahun 1932 dan Sulawesi Selatan tahun 1935. Selain itu, pada tahun 1927 atas permintaan Jawatan Perikanan Darat saat itu juga mendatangkan jenis-jenis ikan karper dari Negeri Belanda, yakni jenis Galisia (karper gajah) dan kemudian tahun 1930 didatangkan lagi karper jenis Frankisia (karper kaca). Menurut Djoko Suseno (2000), kedua jenis karper tersebut sangat digemari oleh petani karena rasa dagingnya lebih sedap, padat, durinya sedikit dan pertumbuhannya lebih cepat dibandingkan ras-ras lokal yang sudah berkembang di Indonesia sebelumnya.
Pada tahun 1974, seperti yang dikemukakan Djoko Suseno (2000), Indonesia mengimpor ikan karper ras Taiwan, ras Jerman dan ras fancy carp masing-masing dari Taiwan, Jerman dan Jepang. Sekitar tahun 1977 Indonesia mengimpor ikan karper ras yamato dan ras koi dari Jepang. Ras-ras ikan karper yang diimpor tersebut dalam perkembangannya ternyata sulit dijaga kemurniannya karena berbaur dengan ras-ras ikan karper yang sudah ada di Indonesia sebelumnya sehingga terjadi persilangan dan membentuk ras-ras baru.
[sunting] Syarat dan Kebiasaan Hidup
Ikan mas menyukai tempat hidup (habitat) di perairan tawar yang airnya tidak terlalu dalam dan alirannya tidak terlalu deras, seperti di pinggiran sungai atau danau. Ikan mas dapat hidup baik di daerah dengan ketinggian 150--600 meter di atas permukaan air laut (dpl) dan pada suhu 25-30° C. Meskipun tergolong ikan air tawar, ikan mas terkadang ditemukan di perairan payau atau muara sungai yang bersalinitas (kadar garam) 25-30%o.
Ikan mas tergolong jenis omnivora, yakni ikan yang dapat memangsa berbagai jenis makanan, baik yang berasal dari tumbuhan maupun binatang renik. Namun, makanan utamanya adalah tumbuhan dan binatang yang terdapat di dasar dan tepi perairan.
[sunting] Perkembangbiakan
Siklus hidup ikan mas dimulai dari perkembangan di dalam gonad (ovarium pada ikan betina yang menghasilkan telur dan testis pada ikan jantan yang menghasilkan sperma). Sebenarnya pemijahan ikan mas dapat terjadi sepanjang tahun dan tidak tergantung pada musim. Namun, di habitat aslinya, ikan mas Bering memijah pada awal musim hujan, karena adanya rangsangan dari aroma tanah kering yang tergenang air.
Secara alami, pemijahan terjadi pada tengah malam sampai akhir fajar. Menjelang memijah, induk-induk ikan mas aktif mencari tempat yang rimbun, seperti tanaman air atau rerumputan yang menutupi permukaan air. Substrat inilah yang nantinya akan digunakan sebagai tempat menempel telur sekaligus membantu perangsangan ketika terjadi pemijahan.
Sifat telur ikan mas adalah menempel pada substrat. Telur ikan mas berbentuk bulat, berwarna bening, berdiameter 1,5-1,8 mm, dan berbobot 0,17-0,20 mg. Ukuran telur bervariasi, tergantung dari umur dan ukuran atau bobot induk. Embrio akan tumbuh di dalam telur yang telah dibuahi oleh spermatozoa.
Antara 2-3 hari kemudian, telur-telur akan menetas dan tumbuh menjadi larva. Larva ikan mas mempunyai kantong kuning telur yang berukuran relatif besar sebagai cadangan makanan bagi larva. Kantong kuning telur tersebut akan habis dalam waktu 2-4 hari. Larva ikan mas bersifat menempel dan bergerak vertikal. Ukuran larva antara 0,50,6 mm dan bobotnya antara 18-20 mg.
Larva berubah menjadi kebul (larva stadia akhir) dalam waktu 4-5 hari. Pada stadia kebul ini, ikan mas memerlukan pasokan makanan dari luar untuk menunjang kehidupannya. Pakan alami kebul terutama berasal dari zooplankton, seperti rotifera, moina, dan daphnia. Kebutuhan pakan alami untuk kebul dalam satu hari sekitar 60-70% dari bobotnya.
Setelah 2-3 minggu, kebul tumbuh menjadi burayak yang berukuran 1-3 cm dan bobotnya 0,1-0,5 gram. Antara 2-3 minggu kemudian burayak tumbuh menjadi
putihan (benih yang siap untuk didederkan) yang berukuran 3-5 cm dan bobotnya 0,5-2,5 gram. Putihan tersebut akan tumbuh terus. Setelah tiga bulan berubah menjadi gelondongan yang bobot per ekornya sekitar 100 gram.
Gelondongan akan tumbuh terus menjadi induk. Setelah enam bulan dipelihara, bobot induk ikan jantan bisa mencapai 500 gram. Sementara itu, induk betinanya bisa mencapai bobot 1,5 kg setelah berumur 15 bulan. Induk-induk ikan mas tersebut mempunyai kebiasaan mengaduk-aduk dasar perairan atau dasar kolam untuk mencari makanan.
[sunting] Jenis-jenis Ikan Mas (Karper)
Saat ini, banyak sekali jenis ikan mas yang beredar di kalangan petani, baik jenis yang berkualitas tidak terlalu tinggi hingga jenis unggul. Setiap daerah memiliki jenis ikan mas favorit, misalnya di Jawa Barat, ikan mas yang paling digemari adalah jenis ikan mas majalaya. Di daerah lain,jenis ini belum tentu disukai, begitu juga sebaliknya. Perbedaan tersebut biasanya dipengaruhi oleh selera masyarakat dan kebiasaan para petani yang membudidayakannya secara turun-temurun.
Dari beberapa jenis ikan mas yang telah dikenal masyarakat, varietas majalaya termasuk jenis unggul. Buktinya, varietas ini telah dilepas oleh Menteri Pertanian tahun 1999 dalam rangka HUT ke-25 Badan Litbang Pertanian.
Jenis-jenis ikan mas secara umum dapat digolongkan menjadi dua kelompok, yakni ikan mas konsumsi dan ikan mas hias. Jenis ikan mas konsumsi adalah jenis-jenis ikan mas yang dikonsumsi atau dimakan oleh masyarakat untuk memenuhi kebutuhan gizi yang berasal dari hewan. Sementara itu, jenis ikan mas hias umumnya digunakan untuk memenuhi kepuasan batin atau untuk hiasan (pajangan) dan dipelihara di kolam-kolam taman atau akuarium.
[sunting] Ikan Mas Konsumsi
1. Ikan Mas Punten
Ras ini dikembangkan pertama kali pada tahun 1933 di Desa Punten, Malang, Jawa Timur. Tubuhnya relatif pendek, tetapi bagian punggungnya lebar dan tinggi. Karena itu, bentuk badan ikan mas punten terkesan membuntak atau bulat pendek (big belly). Perbandingan antara panjang total dan tinggi badan adalah 2,3-2,4: 1. Warna sisik hijau gelap, mata agak menonjol, gerakan tubuhnya lambat, dan bersifat jinak.
2. Ikan Mas Sinyonya atau Putri Yogya
Tidak diketahui pasti asal-usul nama ikan jenis ini. Beberapa orang menyebutkan, ikan mas ini mudah sekali bertelur sehingga disebut sinyonya. Bentuk tubuhnya memanjang (long bodied form) dan punggungnya lebih rendah dibandingkan dengan ikan mas punten. Perbandingan antara panjang dan tinggi badannya sekitar 3,66: 1.
Sisiknya berwarna kuning muda seperti warna kulit jeruk sitrus. Mata ikan yang masih muda agak menonjol, kemudian berubah menjadi sipit ketika ikan sudah mulai tua. Sifat ikan mas sinyonya lebih jinak dibandingkan dengan ikan ras punten. Ikan mas sinyonya memiliki kebiasaan berkumpul di permukaan air.
Fekunditas atau jumlah telur ikan mas sinyonya 85.000125.000 dan diameternya 0,3-1,5 mm. Induk ikan mas sinyonya jantan akan matang kelamin pertama pada umur 8 bulan, sedangkan yang betina pada umur 18 bulan. Ikan mas ini tahan terhadap parasit Myxoxporea. Kisaran toleransi pH-nya 5,5-8,5.
3. Ikan Mas Taiwan
Ikan mas taiwan memiliki bentuk badan yang memanjang dan bentuk punggung seperti busur agak membulat. Sisiknya berwarna hijau kekuningan hingga kuning kemerahan di tepi sirip dubur dan di bawah sirip ekor. Ikan mas taiwan sangat responsif terhadap makanan sehingga akan saling berebut ketika diberi pakan. Diduga nenek moyang ikan mas ini berasal dari Taiwan, kemudian diintroduksi dan dikembangkan di Indonesia.
4. Ikan Mas Merah
Ciri khas dari ikan mas ini adalah sisiknya yang berwarna merah keemasan. Gerakannya aktif, tidak jinak, dan paling suka mengaduk-aduk dasar kolam. Bentuk badannya relatif memanjang. Dibandingkan dengan ras sinyonya, posisi punggungnya relatif lebih rendah dan tidak lancip. Matanya agak menonjol.
5. Ikan Mas Majalaya
Sesuai dengan namanya, ikan mas ini berkembang pertama kali di daerah Majalaya, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Ukuran badannya relatif pendek dan punggungnya lebih membungkuk dan lancip dibandingkan dengan ras ikan mas lainnya. Perbandingan antara panjang dan tinggi tubuhnya adalah 3,2: 1.
Bentuk tubuhnya semakin lancip ke arah punggung dan bentuk moncongnya pipih. Sifat ikan mas ini relatif jinak dan biasa berenang di permukaan air. Sisiknya berwarna hijau keabuan dan bagian tepinya berwarna lebih gelap, kecuali di bagian bawah insang dan di bagian bawah sirip ekor berwarna kekuningan. Semakin ke arah punggung, warna sisik ikan ini semakin gelap.
Ikan mas majalaya memiliki keunggulan, di antaranya laju pertumbuhannya relatif cepat, tahan terhadap infeksi bakteri Aeromonas hydrophilla, rasanya lezat dan gurih, dan tersebar luas di Indonesia. Fekunditas atau jumlah telur yang dihasilkan ikan mas majalaya tergolong tinggi, yakni 84.000-110.000 butir per kilogram induk. Berikut ini kriteria benih ikan mas majalaya berbagai ukuran berdasarkan Standar Nasional Indonesia (SNI).
5. Ikan Mas Yamato
Ikan mas ini kurang populer di kalangan petani ikan mas di Indonesia. Bentuk tubuhnya memanjang. Sisiknya berwarna hijau kecokelatan. Ikan mas ini banyak ditemukan dan dibudidayakan di Asia Timur, seperti Cina dan Jepang.
6. Ikan Mas Lokal
Ikan mas ini sebenarnya belum bisa digolongkan sebagai salah satu ras atau jenis ikan mas. Meskipun demikian, ikan ini justru paling banyak ditemukan di lapangan dan paling banyak dikenal oleh petani ikan dewasa ini.
Bentuk tubuh dan warnanya merupakan kombinasi dari beberapa jenis ikan mas yang sudah ada. Secara umum, bentuk tubuhnya memanjang dan matanya tidak sipit. Kemungkinan besar ikan ini muncul akibat perkawinan silang yang tidak terkontrol dengan jenis-jenis ikan mas lain yang ada di masyarakat.
[sunting] Ikan Mas Hias
Jenis-jenis ikan mas yang digolongkan ke dalam kelompok ikan mas hias sebagai berikut.
1. Man Mas Kumpay
Ciri yang menonjol dari ikan mas kumpay adalah semua siripnya panjang dan berumbai sehingga tampak indah ketika sedang bergerak. Warna sisiknya sangat bervariasi, ada yang putih, kuning, merah, dan hijau gelap. Bentuk badannya memanjang seperti ikan mas sinyonya. Pertumbuhannya tergolong lambat. Kadang-kadang, ikan mas ini juga dimanfaatkan sebagai ikan konsumsi.
2. Ikan Mas Kancra Domas
Bentuk tubuhnya memanjang. Gerakannya mirip ikan mas taiwan, yakni selalu aktif dan kurang jinak. Sisiknya berukuran kecil dan susunannya tidak beraturan. Warna sisiknya bervariasi, ada yang biru, cokelat, atau hijau. Sisik punggungnya berwarna gelap. Semakin ke arah perut, warnanya semakin terang keperakan atau keemasan.
3. Ikan Mas Kaca
Ciri khas ikan ini adalah sebagian tubuhnya tidak tertutup sisik. Bagian yang tidak tertutup sisik sepintas tampak bening, mirip kaca. Di sepanjang gurat sisi (linea lateralis) dan di sekitar pangkal siripnya terdapat sisik berwarna putih mengilap. Sisik tersebut berukuran besar dan tidak seragam.
4. Ikan Mas Fancy
Bentuk tubuh ikan mas ini memanjang. Sisiknya berwarna putih, kuning, dan merah. Pada tubuhnya terdapat totoltotol berwarna hitam. Karena warnanya yang bermacammacam itulah ikan mas ini disebut fancy.
5. Ikan Mas Koi
Ikan mas koi atau yang lebih populer disebut koi ini berasal dari Jepang. Mulai dikenal di Indonesia sekitar tahun 1980. Bentuk badannya bulat memanjang. Warna sisiknya beragam, ada putih, kuning, merah menyala, hitam, atau kombinasi dari warna-warna tersebut.
Hobiis ikan Was umumnya menyukai ikan koi jenis bastar karena warna dan pola totolnya yang indah dan menarik. Ikan koi disukai hobiis karena gerakannya lambat dan cukup jinak.
Ikan koi memiliki beragam nama yang disesuaikan dengan pola dan warna tubuhnya, misalnya platinum nishikigoi, shusui nishikigoi, shusi nishikigoi, kohaku nishikigoi, dan taishusanshoku nishikigoi.
[sunting] Sumber
Agus Rochdianto, 2005. Analisis Finansial Usaha Pembenihan Ikan Karper (Cyprinus carpio Linn) di Kecamatan Penebel, Kabupaten Tabanan, Bali. Skripsi S1 FE, Universitas Tabanan
Budi Daya Ikan Mas Secara Intensif. Khairuman, SP, Ir. Dodi Sudenda, MM, & Ir. Bambang Gunadi, M.Sc. AgroMedia Pustaka. Jakarta. 2008..