4. ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Pendahuluan...4. ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Pendahuluan Pilot Study...

33
4. ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Pendahuluan Pilot Study dilakukan selama kurang lebih 1 bulan pada periode september 2003 sampai oktober 2003 dengan melakukan wawancara pada pihak-pihak yang bertanggung jawab terhadap masalah keselamatan kerja, diantaranya adalah safety manager, safety officer, serta beberapa staff safety lainnya, selain itu juga dilakukan penyebaran pada responden dalam jumlah kecil, kurang lebih sepuluh orang.Perubahan yang dilakukan adalah memberi keterangan lebih jelas pada skala yang dipakai serta menyederhanakan kalimat yang digunakan pada kuesioner (Lampiran 1). Pada bagian B, keterangan pada skala 1-6 adalah sebagai berikut: 1. = Sangat tidak setuju 2. = Tidak setuju 3. = Agak tidak setuju 4. = Agak setuju 5. = Setuju 6. = Sangat setuju Pada bagian C, keterangan pada skala 1-6 adalah sebagai berikut: 1. = Tidak Pernah, 0% 2. = 1 – 20% 3. = 21 – 40% 4. = 41 – 60% 5. = 61 – 80% 6. = Sering, 81 – 100 % Penyebaran kuesioner dilakukan selama kurang lebih dua bulan pada periode oktober sampai desember 2004. Responden yang mengisi kuesioner sebanyak 207 orang. Kendala yang dihadapi peneliti adalah kendala waktu penyebaran yang hanya bisa dilakukan pada jam istirahat, kendala cuaca hujan serta kendala bahasa. Peneliti menyebarkan kuesioner dengan membimbing setiap responden dalam menjawab pertanyaan demi pertanyaan yang ada pada kuesioner. 34 Universitas Kristen Petra

Transcript of 4. ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Pendahuluan...4. ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Pendahuluan Pilot Study...

Page 1: 4. ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Pendahuluan...4. ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Pendahuluan Pilot Study dilakukan selama kurang lebih 1 bulan pada periode september 2003 sampai oktober 2003

4. ANALISA DAN PEMBAHASAN

4.1 Pendahuluan

Pilot Study dilakukan selama kurang lebih 1 bulan pada periode september

2003 sampai oktober 2003 dengan melakukan wawancara pada pihak-pihak yang

bertanggung jawab terhadap masalah keselamatan kerja, diantaranya adalah safety

manager, safety officer, serta beberapa staff safety lainnya, selain itu juga

dilakukan penyebaran pada responden dalam jumlah kecil, kurang lebih sepuluh

orang.Perubahan yang dilakukan adalah memberi keterangan lebih jelas pada

skala yang dipakai serta menyederhanakan kalimat yang digunakan pada

kuesioner (Lampiran 1).

Pada bagian B, keterangan pada skala 1-6 adalah sebagai berikut:

1. = Sangat tidak setuju

2. = Tidak setuju

3. = Agak tidak setuju

4. = Agak setuju

5. = Setuju

6. = Sangat setuju

Pada bagian C, keterangan pada skala 1-6 adalah sebagai berikut:

1. = Tidak Pernah, 0%

2. = 1 – 20%

3. = 21 – 40%

4. = 41 – 60%

5. = 61 – 80%

6. = Sering, 81 – 100 %

Penyebaran kuesioner dilakukan selama kurang lebih dua bulan pada

periode oktober sampai desember 2004. Responden yang mengisi kuesioner

sebanyak 207 orang. Kendala yang dihadapi peneliti adalah kendala waktu

penyebaran yang hanya bisa dilakukan pada jam istirahat, kendala cuaca hujan

serta kendala bahasa. Peneliti menyebarkan kuesioner dengan membimbing setiap

responden dalam menjawab pertanyaan demi pertanyaan yang ada pada kuesioner. 34

Universitas Kristen Petra

Page 2: 4. ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Pendahuluan...4. ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Pendahuluan Pilot Study dilakukan selama kurang lebih 1 bulan pada periode september 2003 sampai oktober 2003

Universitas Kristen Petra

35

4.2 Gambaran Umum Proyek

Proyek yang diteliti adalah proyek mall, proyek gedung perkantoran dan

proyek klinik. Setiap proyek emmpunyai budaya keselamatan kerja yang berbeda

ditinjau dari perusahaan kontraktor yang mengerjakan proyek tersebut. Proyek

mall dikerjakan oleh kontraktor A, sedangkan proyek gedung perkantoran dan

proyek klinik dikerjakan oleh kontraktor yang sama, kontraktor B.

Pada saat penyebaran kuesioner, pekerjaan pada ketiga proyek tersebut

mencapai tahap pekerjaan beton bertulang (Plat lantai, balok dan kolom

struktural) lantai ke 3 untuk proyek gedung perkantoran, lantai 7 untuk proyek

mall dan lantai 2 untuk proyek klinik, pekerjaan pasangan bata pada lantai

sebelumnya, serta pekerjaan plesteran dan acian, bahkan pada proyek mall pada

lantai dasar sudah memasuki tahap pengecatan. Secara umum pekerja yang

terlibat adalah pembantu tukang, tukang batu, tukang kayu, tukang besi, tukang

finishing, tukang cor dan mandor.

4.3 Gambaran Umum Responden

Responden yang mengisi kuesioner sebanyak 207 orang. Semua responden

berjenis kelamin laki-laki. Usia Responden berkisar antara 30-35 th (45.4 %) dan

35-40 th (35.3 %) sisanya diantara 20-30 th dan diatas 40 th (Gambar 4.1).

20-25 th

45.4%

35.3%

13.0%5.8%0.5%> 40 th 25-30 th

35-40 th 30-35 th

Gambar 4.1. Prosentase Distribusi Usia Pekerja

Page 3: 4. ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Pendahuluan...4. ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Pendahuluan Pilot Study dilakukan selama kurang lebih 1 bulan pada periode september 2003 sampai oktober 2003

Universitas Kristen Petra

36

Sebagian besar responden mengikuti pendidikan sampai jenjang SD (81.2

%), bahkan ada yang tidak sekolah (Gambar 4.2.)

Pendidikan

17.4%

81.2%

1.4%

Tidak Sekolah

SMP SD

Gambar 4.2. Prosentase Distribusi Pendidikan Pekerja

Responden yang mengisi kuesioner adalah pembantu tukang, tukang batu,

tukang kayu, tukang besi, tukang finishing, tukang cor dan mandor. Komposisi

responden dapat dilihat pada Gambar 4.3.

22.7%

19.3%

17.9%23.2%

10.1%2.4% 4.3%

Tukang Cor

Mandor Pembantu

Tukang Tukang Finishing

Tukang

Batu Tukang

Besi Tukang Kayu

Gambar 4.3. Prosentase Distribusi Jenis Pekerja

Pekerja yang bekerja pada proyek konstruksi sebagian besar adalah

pekerja borongan atau pekerja musiman, bekerja hanya pada periode dan jenis

pekerjaan tertentu. Dapat dilihat pada Gambar 4.4 pekerja pada proyek konstruksi

sebagian besar bekerja pada proyek antara 1 sampai 6 bulan, pekerja yang bekerja

antara 6 sampai 12 bulan adalah pekerja yang terlibat mulai tahap awal, seperti

tukang besi dan tukang kayu. Pada Gambar 4.5 juga membuktikan keberadaan

pekerja musiman, terlihat dari lama pekerja tersebut bekerja pada perusahaan.

Page 4: 4. ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Pendahuluan...4. ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Pendahuluan Pilot Study dilakukan selama kurang lebih 1 bulan pada periode september 2003 sampai oktober 2003

37

22.2%

0.5%

76.8%

0.5%< 1 Bulan > 12 Bulan

6 – 12 Bulan

1 – 6 Bulan

Gambar 4.4. Distribusi Lama Bekerja Pada Proyek

2

n 6 – 12 Bulan

Gambar 4.5 Distri

Data jumlah responden

dilihat pada Tabel 4.1 dan Gam

semua proyek adalah pembantu

Tabel 4.1. Distribusi Resp Proyek

Pemb Tkg

Tkg Batu

Mall 20 27Kantor 16 7Klinik 4 3Total 40 37

1 – 5 Tahu

74.8%

1.3%

3.4% 0.5% > 5 Tahun

< 6 Bulan

busi Lama Bekerja Pada Perusahaan

untuk tiap jenis pekerjaan pada tiap proyek dapat

bar 4.6. Responden yang mengisi kuesioner pada

tukang, tukang batu, tukang kayu dan tukang besi.

Jumlah Responden Pada Tiap Proyek Tkg

Kayu Tkg Besi

Tkg Finish

Tkg Cor Mandor Total

23 14 17 5 5 11120 19 0 0 4 66

4 15 4 0 0 3047 48 21 5 9 207

Universitas Kristen Petra

Page 5: 4. ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Pendahuluan...4. ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Pendahuluan Pilot Study dilakukan selama kurang lebih 1 bulan pada periode september 2003 sampai oktober 2003

38

0% 20% 40% 60% 80% 100%

Mall

Gedung Perkantoran

Klinik

Pembantu Tukang Tukang Batu Tukang Kayu Tukang Besi

Tukang Finishing Tukang Cor Mandor

Gambar 4.6. Prosentase Jumlah Responden Pada Tiap Proyek

4.4 Anova Berdasarkan Jenis Proyek

Anova dibedakan berdasarkan jenis proyek yaitu mall, gedung perkantoran

dan klinik. Langkah pertama dengan melihat nilai rata-rata (mean) jawaban

responden pada tiap proyek (Lampiran 2), kedua dengan melihat besarnya nilai p-

value yang menyatakan ada atau tidaknya perbedaan yang signifikan pada

jawaban variabel – variabel yang ditanyakan terhadap jenis proyek (Lampiran 3).

Nilai p-value ≤ 0.05, menyatakan bahwa perbedaan jawaban variabel-variabel

yang ditanyakan pada ketiga jenis proyek signifikan. Tidak signifikan berarti nilai

p-value > 0.05, menyatakan tidak ada perbedaan jawaban variabel-variabel yang

ditanyakan pada ketiga jenis proyek.

4.4.1 Anova Faktor Komitmen Top Manajemen (B1)

Pada Tabel 4.2. dan Gambar 4.7. dapat dilihat bahwa secara umum rata-

rata jawaban responden pada faktor komitmen top manajemen menyatakan bahwa

pihak manajemen menunjukkan komitmen pada masalah keselamatan kerja,

diutamakan pada masalah perlengkapan keselamatan kerja (B15).

Berdasarkan jawaban responden juga dapat diketahui bahwa terdapat

perbedaan yang signifikan terhadap semua variabel faktor B1 pada ketiga jenis

proyek. Secara umum pekerja pada proyek mall memberikan nilai rata-rata yang

lebih tinggi, hal ini secara eksplisit juga menunjukkan bahwa komitmen pihak

manajemen lebih dapat dirasakan oleh pekerja pada proyek mall.

Universitas Kristen Petra

Page 6: 4. ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Pendahuluan...4. ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Pendahuluan Pilot Study dilakukan selama kurang lebih 1 bulan pada periode september 2003 sampai oktober 2003

39

Tabel 4.2. Nilai Rata-rata dan p-value Faktor Komitmen Top Manajemen (B1)

Mean Mall Kantor Klinik

p-value Keterangan

B11 4.97 3.88 4.03 0.000 Signifikan B12 4.57 4.26 3.73 0.000 Signifikan B13 3.79 2.45 2.20 0.000 Signifikan B14 4.81 4.41 4.47 0.026 Signifikan B15 5.59 3.53 5.37 0.000 Signifikan B16 2.29 1.27 1.83 0.000 Signifikan

Perusahaan sangat memperhatikan masalahkeselamatan kerja (B11)

Perusahaan akan memberhentikanpekerjaan yang membahayakan (B12)

Ada usaha peningkatan kinerja keselamatankerja pada periode tertentu (B13)

Ada pengawasan terhadap keselamatankerja pekerja (B14)

Perusahaan memberikan perlengkapankeselamatan kerja (B15)

Perusahaan memberikan pelatihankeselamatan kerja (B16)

1 2 3 4 5 6

Mall Kantor Klinik

Gambar 4.7. Nilai Rata-Rata Faktor Komitmen Top Manajemen (B1)

Pekerja pada proyek mall merasa pihak manajemen lebih memperhatikan

masalah keselamatan kerja (B11), ditinjau dari pengawasan terhadap pekerja (B14)

dan perlengkapan kerja yang disediakan (B15). Berdasarkan hasil wawancara dan

pengamatan di lapangan, pada proyek mall seluruh pekerja dilengkapi dengan

helm dan sepatu (Gambar 4.8) , dimana helm dan sepatu menjadi tanggung jawab

pekerja untuk menjaga dan menyimpan dengan baik, pekerja juga diselengkapi

dengan lift yang dilengkapi dengan pagar pengaman (Gambar 4.9). Proyek mall

juga membuktikan komitmennya dalam menjalankan peraturan bahwa setiap

orang yang masuk atau keluar tempat kerja diwajibkan menggunakan helm dan Universitas Kristen Petra

Page 7: 4. ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Pendahuluan...4. ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Pendahuluan Pilot Study dilakukan selama kurang lebih 1 bulan pada periode september 2003 sampai oktober 2003

40

sepatu (Gambar 4.10 dan 4.11). Bila tidak menggunakan helm dan sepatu, pekerja

tidak diperbolehkan masuk atau keluar tempat kerja.

Gambar 4.8. Perlengkapan Keselamatan Kerja Pada Proyek Mall

Gambar 4.9. Lift Dengan Pagar Pengaman Pada Proyek Mall

Universitas Kristen Petra

Page 8: 4. ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Pendahuluan...4. ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Pendahuluan Pilot Study dilakukan selama kurang lebih 1 bulan pada periode september 2003 sampai oktober 2003

41

Gambar 4.10. Petugas Memeriksa Pekerja di Pintu Masuk Pada Proyek Mall

Gambar 4.11. Pengawasan Perlengkapan Keselamatan Kerja Pada Proyek Mall

Universitas Kristen Petra

Page 9: 4. ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Pendahuluan...4. ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Pendahuluan Pilot Study dilakukan selama kurang lebih 1 bulan pada periode september 2003 sampai oktober 2003

42

4.4.2 Anova Faktor Peraturan Dan Prosedur Keselamatan Kerja (B2)

Dari Tabel 4.3 dapat dilihat bahwa ada dua variabel yang berbeda secara

signifikan, antara lain peraturan atau prosedur keselamatan kerja sangat

diperlukan (B21), prosedur keselamatan kerja mudah diterapkan pada pekerjaan

saya (B22), serta peraturan dan prosedur keselamatan kerja mudah dimengerti

(B25). Jawaban yang signifikan adalah adanya sanksi terhadap pelanggaran

peraturan atau prosedur keselamatan kerja.

Tabel 4.3 Nilai Rata-Rata dan p-value Faktor Peraturan dan Prosedur Keselamatan Kerja (B2)

Mean

Mall Kantor Klinik p-value Keterangan

B21 3.18 3.36 3.07 0.513 Tidak Signifikan B22 4.30 4.18 4.67 0.190 Tidak Signifikan B23 4.11 3.30 3.70 0.001 Signifikan B24 3.69 2.11 2.73 0.000 Signifikan B25 4.86 4.61 4.67 0.105 Tidak Signifikan

Berdasarkan hasil wawancara, perbedaan yang tidak signifikan ini dapat

disebabkan oleh perbedaan pandangan, keahlian, pengalaman dan kesadaran

masing-masing pekerja. Jawaban para pekerja pada proyek yang sama masih

banyak bervariasi, ada yang menganggap peraturan mudah dimengerti, ada yang

menganggap sulit dimengerti, ada yang menganggap peraturan/ prosedur penting,

dan ada yang menganggap tidak penting, sehingga jenis proyek tidak memberikan

pengaruh yang signifikan (Gambar 4.12).

Secara umum pada faktor B2 dapat diketahui bahwa pekerja dapat

mengerti peraturan dan prosedur keselamatan kerja yang diterapkan oleh pihak

manajemen (B25). Terlihat dari sosialisasi peraturan dan prosedur yang sebagian

besar berwujud Gambar (Gambar 4.13) agar mudah dimengerti (B25), mudah

terlihat (Gambar 4.14 dan 4.15), selain itu juga didukung pemasangan rambu-

rambu, peringatan-peringatan, tanda bahaya (Gambar 4.16 dan 4.17). Pada proyek

mall ditetapkan sanksi secara tegas (B23) pada pekerja apabila pengawas

menemukan pekerja yang tidak menggunakan helm dan sepatu (Gambar 4.18).

Sanksi berupa memo peringatan yang akan diberikan pada mandor untuk

dilakukan pemotongan gaji pada pekerja yang melanggar.

Universitas Kristen Petra

Page 10: 4. ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Pendahuluan...4. ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Pendahuluan Pilot Study dilakukan selama kurang lebih 1 bulan pada periode september 2003 sampai oktober 2003

43

Peraturan dan prosedur keselamatan kerja mudah dimengerti (B25) Peraturan dan prosedur keselamatan kerja diperbaiki secara berkala (B24) Ada sanksi terhadap pelanggaran prosedur

keselamatan kerja (B23) Prosedur keselamatan kerja mudah diterapkan pada pekerjaan saya (B22) Peraturan/ prosedur keselamatan sangat diperlukan (B21)

KlinikKantorMall

63 4 521

Gambar 4.12. Nilai Rata-Rata Faktor Peraturan dan Prosedur Keselamatan Kerja (B2)

Gambar 4.13. Peraturan Keselamatan Kerja

Universitas Kristen Petra

Page 11: 4. ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Pendahuluan...4. ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Pendahuluan Pilot Study dilakukan selama kurang lebih 1 bulan pada periode september 2003 sampai oktober 2003

44

Gambar 4.14. Prosedur Keselamatan Kerja

Gambar 4.15. Penempatan Peraturan dan Prosedur

Universitas Kristen Petra

Page 12: 4. ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Pendahuluan...4. ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Pendahuluan Pilot Study dilakukan selama kurang lebih 1 bulan pada periode september 2003 sampai oktober 2003

45

Gambar 4.16. Himbauan

Gambar 4.17. Tanda Bahaya

Gambar 4.18. Sanksi Terhadap Pelanggaran Peraturan

Universitas Kristen Petra

Page 13: 4. ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Pendahuluan...4. ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Pendahuluan Pilot Study dilakukan selama kurang lebih 1 bulan pada periode september 2003 sampai oktober 2003

46

4.4.3 Anova Faktor Komunikasi (B3)

Pada faktor komunikasi terdapat dua variabel yang tidak signifikan

terhadap jenis proyek (Tabel 4.4), yaitu terjalin komunikasi yang baik antara

pekerja dan pihak manajerial (B33) serta pekerja mendapat informasi mengenai

kecelakaan yang terjadi. Perbedaan yang tidak signifikan ini dapat disebabkan

oleh karena pekerja sangat jarang bertemu dengan pihak manajerial, apalagi

berkomunikasi, bila ingin menyatakan pendapat pekerja mengutarakan melalui

mandor. Pekerja juga sangat jarang mendapatkan informasi mengenai kecelakaan

yang terjadi, hal ini disebabkan dalam satu proyek terdapat banyak kelompok

pekerja yang dikepalai oleh beberapa mandor-mandor, bila kecelakaan terjadi

pada satu kelompok mandor, kelompok yang lain belum tentui mngetahui atau

mendapat informasi karena lokasi pekerjaan yang tidak saling berdekatan.

Tabel 4.4. Nilai Rata-Rata dan p-value Faktor Komunikasi (B3)

Mean Mall Kantor Klinik

p-value Keterangan

B31 4.79 4.42 4.33 0.000 Signifikan B32 3.11 1.74 3.00 0.000 Signifikan B33 3.05 3.11 3.00 0.864 Tidak Signifikan B34 3.67 3.24 3.33 0.014 Signifikan B35 3.05 3.18 2.67 0.115 Tidak Signifikan

Ada satu variabel faktor komunikasi, pekerja puas dengan penyampaian

informasi pekerjaan (B31), yang memiliki nilai rata-rata cukup tinggi dan terdapat

perbedaan yang signifikan pada jenis proyek. Berdasarkan pengamatan pada

proyek, setiap pekerja saat pertama kali bekerja mendapatkan pengarahan tentang

pekerjaan dan tanggung jawab terhadap pekerjaan, serta masalah keselamatan

kerja dari mandor atau dari pihak manajemen.

Secara umum pada ketiga proyek yang diteliti nilai rata-rata faktor

komunikasi berada pada nilai 3 dan 4 (Gambar 4.19), hal ini menggambarkan

pihak pekerja kurang puas dengan komunikasi dengan pihak manajemen. Pada

Gambar 4.19. terlihat bahwa pekerja hanya mendapat informasi tentang pekerjaan

saja, informasi tentang masalah keselamatan kerja kurang diberikan pada pekerja,

terutama informasi terbaru mengenai keselamatan kerja (B32). Hal ini disebabkan

Universitas Kristen Petra

Page 14: 4. ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Pendahuluan...4. ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Pendahuluan Pilot Study dilakukan selama kurang lebih 1 bulan pada periode september 2003 sampai oktober 2003

47

karena pekerja melakukan pekerjaannya secara berkelompok, sesuai dengan

lingkup pekerjaan saja, sehingga informasi terbaru mengenai keselamatan kerja

(B32) maupun informasi mengenai kecelakaan yang terjadi (B35) hanya tersebar

secara setempat dimana pihak manajemen berada untuk menyampaikan informasi

terbaru maupun dimana kecelakaan tersebut terjadi.

Saya puas dengan penyampaian informasipekerjaan kepada saya (B31)

Saya selalu mendapat informasi terbarumengenai keselamatan kerja (B32)

Terjalin komunikasi yang baik antara pekerjadan pihak manajerial (B33)

Terjalin komunikasi yang baik antarapergantian pekerja (B34)

Saya mendapat Informasi mengenaikecelakaan yang terjadi (B35)

KlinikKantorMall

1 2 3 4 5 6

Gambar 4.19. Nilai Rata-Rata Faktor Komunikasi (B3)

4.4.4 Anova Faktor Kompetensi (B4)

Pada Tabel 4.5 dapat dilihat perbedaan yang signifikan terhadap semua

variabel faktor kompetensi (B4) pada jenis proyek. Nilai terendah terdapat pada

masalah pandangan pekerja terhadap pelatihan keselamatan kerja yang diperoleh

(B43).

Salah satu variabel kompetensi pekerja adalah diniliai dari pelatihan

keselamatan kerja yang diperoleh, tetapi sebagian besar pekerja belum pernah

mendapatkan pelatihan keselamatan kerja, hanya mendapatkan pengarahan

keselamatan kerja, terutama pada proyek gedung perkantoran, sehingga pekerja

tidak merasa pelatihan keselamatan kerja dapat meningkatkan kompetensinya..

Universitas Kristen Petra

Page 15: 4. ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Pendahuluan...4. ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Pendahuluan Pilot Study dilakukan selama kurang lebih 1 bulan pada periode september 2003 sampai oktober 2003

48

Tabel 4.5. Nilai Rata-Rata dan p-value Faktor Kompetensi (B4)

Mean Mall Kantor Klinik

p-value Keterangan

B41 5.05 4.45 4.33 0.000 Signifikan B42 4.93 3.61 4.17 0.000 Signifikan B43 3.19 1.53 3.67 0.000 Signifikan B44 4.96 4.39 3.40 0.000 Signifikan B45 4.43 3.58 3.67 0.000 Signifikan

Pada Gambar 4.20 terlihat bahwa proyek mall memiliki pekerja yang lebih

kompeten terhadap pekerjaan ditinjau dari nilai rata-rata jawaban pekerja.

Kompetensi pekerja berhubungan dengan pengertian dan keahlian pekerja. Pada

proyek mall sebagian besar pekerja mengerti dengan tanggung jawab tehadap

keselamatan kerja (B41) dan terhadap pekerjaan (B44), resiko pekerjaan (B42), serta

pandangan terhadap pekerjaan yang membahayakan (B45). Pengamatan di

lapangan menunjukkan adanya hubungan dengan informasi yang diberikan pihak

manajemen serta detail prosedur keselamatan kerja yang diberikan, yang

seharusnya dilakukan oleh pekerja. Contohnya prosedur pemasangan dan

pelepasan bekisting serta perancah, prosedur penggunaan sabuk pengaman, dan

lain sebagainya.

KlinikKantorMall

653 421

Saya menolak untuk melakukan pekerjaanyang membahayakan. (B45)Saya tidak pernah melakukan pekerjaandiluar tanggung jawab saya (B44)Pelatihan memberikan saya pengetian yangjelas terhadap keselamatan kerja. (B43)Saya mengerti sepenuhnya resiko pekerjaansaya (B42)Saya mengerti tanggung jawab saya terhadapkeselamatan kerja (B41)

Gambar 4.20. Nilai Rata-Rata Faktor Kompetensi (B4)

Universitas Kristen Petra

Page 16: 4. ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Pendahuluan...4. ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Pendahuluan Pilot Study dilakukan selama kurang lebih 1 bulan pada periode september 2003 sampai oktober 2003

49

4.4.5 Anova Faktor Lingkungan Kerja (B5)

Pada faktor lingkungan kerja (B5) pekerja cenderung ragu-ragu dalam

menilai lingkungan kerjanya (Tabel 4.6), hal ini terlihat dari jawaban rata-rata

responden yang berkisar antara nilai 3 (agak tidak setuju) dan 4 (agak setuju).

Contohnya variabel pekerja mengutamakan keselamatan kerja (B51), pekerja

menilai bahwa ada pekerja yang mengutamakan keselamatan kerja dan ada

pekerja yang kurang mengutamakan keselamatan kerja, pemantauan yang paling

mudah terlihat dari intensitas pekerja tersebut dalam menggunakan perlengkapan

keselamatan kerja, seringkali pekerja melepas perlengkapan keselamatan dengan

alasan kurang nyaman, panas, dan sebagainya. Secara keseluruhan terdapat

perbedaan yang signifikan pada faktor B5 pada ketiga jenis proyek.

Tabel 4.6. Nilai Rata-Rata dan p-value Faktor Lingkungan Kerja (B5)

Mean Mall Kantor Klinik

p-value Keterangan

B51 4.45 3.79 4.00 0.000 Signifikan B52 2.55 1.39 3.33 0.000 Signifikan B53 2.62 1.86 3.67 0.000 Signifikan B54 4.42 3.11 4.33 0.000 Signifikan B55 3.95 4.23 2.93 0.000 Signifikan B56 3.46 1.88 3.17 0.000 Signifikan

Pada Gambar 4.21 terlihat bahwa pekerja pada proyek klinik merasa

bahwa lingkungan kerjanya kurang sesuai dengan harapan pekerja, seperti

masalah keamanan lingkungan kerja (B55) dan pekerja merasa pekerjaannya

memang sedikit membosankan dan berulang-ulang (B53), tetapi hal itu sudah

menjadi tanggung jawab dan mata pencaharian pekerja, sehingga pekerja harus

melakukan pekerjaannya.

Pada Gambar 4.21 dapat dilihat pada proyek gedung perkantoran pekeja

merasa bahwa motivasi tidak meningkat dengan adanya program keselamatan

kerja. Berdasarkan pengamatan di lapangan pekerja pada gedung perkantoran

tidak semuanya dilengkapi dengan perlengkapan keselamatan kerja, dan pekerja

belum pernah mengetahui adanya kecelakaan kerja , sehingga pekerja merasa

program keselamatan kerja tidak meningkatkan motivasi bekerja, bahkan merasa

program keselamatan kerja mengganggu pekerja dalam melaksanakan pekerjaan. Universitas Kristen Petra

Page 17: 4. ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Pendahuluan...4. ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Pendahuluan Pilot Study dilakukan selama kurang lebih 1 bulan pada periode september 2003 sampai oktober 2003

50

Hal ini berbeda dengan proyek klinik dan mall, meskipun pekerja merasa bahwa

program keselamatan kerja sedikit mengganggu, pekerja menyadari pentingnya

program keselamatan kerja, sehingga pekerja merasa aman dan tenang dalam

bekerja dan motivasinya sedikit betambah.

KlinikKantorMall

654321

Saya tidak mendapatkan tekanan padapekerjaan (B56)Saya puas dengan keamanan lingkungankerja saya (B55)Motivasi kerja pekerja meningkat karenaprogram keselamatan kerja (B54)Saya tidak merasa pekerjaan sayamembosankan dan berulang-ulang (B53)Tidak ada budaya saling menyalahkan bilaterjadi kecelakaan. (B52) Pekerja mengutamakan keselamatan kerja(B51)

Gambar 4.21. Nilai Rata-Rata Faktor Faktor Lingkungan Kerja (B5)

4.4.6 Anova Faktor Keterlibatan Pekerja (B6)

Pada faktor keterlibatan pekerja (B6) meskipun secara keseluruhan

terdapat perbedaan signifikan pada ketiga jenis proyek (Tabel 4.7), tetapi pekerja

juga cenderung ragu-ragu dalam menilai keterlibatan pekerja pada masalah

keselamatan kerja (Gambar 4.22). Pekerja ragu-ragu dalam menjawab karena

pekerja mengetahui bahwa ada beberapa pekerja yang dilibatkan dalam masalah

keselamatan kerja, tetapi tidak semuanya dilibatkan. Secara umum dapat diketahui

bahwa pihak perusahaan kurang melibatkan pekerja dalam masalah keselamatan

kerja, contohnya dalam penyampaian informasi, pengembangan prosedur

keselamatan kerja, serta masukan dari pekerja tentang kecelakaan yang terjadi

maupun bahaya yang ada. Pihak manajemen berpendapat bahwa untuk masalah

keterlibatan pekerja, pihak manajemen cukup berkomunikasi dengan mandor,

sedangkan mandor bertugas untuk melibatkan pekerja. Hal ini menjadi dilema

Universitas Kristen Petra

Page 18: 4. ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Pendahuluan...4. ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Pendahuluan Pilot Study dilakukan selama kurang lebih 1 bulan pada periode september 2003 sampai oktober 2003

51

bagi mandor karena mandor dikejar oleh progress pekerjaan, padahal untuk

melibatkan pekerja diperlukan waktu dan biaya tambahan.

Tabel 4.7. Nilai Rata-Rata dan p-value Faktor Keterlibatan Pekerja (B6)

Mean Mall Kantor Klinik

p-value Keterangan

B61 3.48 3.70 3.00 0.028 Signifikan B62 2.87 2.68 2.67 0.393 Signifikan B63 4.22 4.74 4.00 0.001 Signifikan B64 3.85 2.79 4.67 0.000 Signifikan

KlinikKantorMall

64 52 31

Pekerja diminta mengingatkan pekerja laintentang bahaya dan keselamatan kerja (B64)

Pekerja diminta melaporkan kecelakaanyang terjadi (B63)

Pekerja dilibatkan dalam pengembanganprosedur keselamatan kerja (B62)

Pihak manajemen melibatkan pekerja dalampenyampaian informasi (B61)

Gambar 4.22. Nilai Rata-Rata Faktor Keterlibatan Pekerja (B6)

4.4.7 Anova Faktor Perilaku Pekerja Terhadap Keselamatan Kerja (C)

Secara keseluruhan terdapat perbedaan yang signifikan terhadap variabel

variabel perilaku pekerja terhadap keselamatan kerja pada ketiga jenis proyek

(Tabel 4.8). Secara umum dari ketiga proyek mall, gedung perkantoran dan klinik

nilai rata-rata jawaban pekerja memberikan hasil yang kurang memuaskan

(Gambar 4.23).

Pekerja jarang melaporkan kecelakaan yang terjadi (C1), kecuali

kecelakaan yang sangat fatal. Pekerja merasa luka yang dialami bukan suatu hal

yang serius dan sudah merupakan hal yang biasa, mudah diobati. Pekerja sangat

jarang mengingatkan pekerja lain tentang bahaya dan keselamatan kerja (C2),

Universitas Kristen Petra

Page 19: 4. ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Pendahuluan...4. ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Pendahuluan Pilot Study dilakukan selama kurang lebih 1 bulan pada periode september 2003 sampai oktober 2003

52

karena mereka konsentrasi pada pekerjaan masing-masing, mengingatkan orang

lain belum tentu dianggap dan memperlambat pekerjaan pekerja tersebut.

Pekerja sering melepas atau tidak menggunakan perlengkapan keselamatan

kerja (C3), dengan alasan mengganggu, misal waktu menaiki perancah, mengecat,

bekerja pada tempat yang kurang terang, panas, merasa aman dan sebagainya

(Gambar 4.24, 4.25, 4.26).

Pekerja cukup sering tidak mengikuti prosedur keselamatan kerja (C5), hal

ini berhubungan dengan pertanyaan B21 (Peraturan atau prosedur sangat

diperlukan), pekerja merasa peraturan prosedur tidak diperlukan pada saat

keadaan tidak berbahaya, dan mengikuti prosedur akan memperlambat pekerjaan.

Pekerja cukup sering bergurau dengan rekan kerja (C7) dan cukup sering

melakukan gerakan berbahaya (C8) seperti melempar, berlari, melompat, hal ini

cukup sering dilakukan untuk mempercepat pekerjaan, contoh pada pekerjaan

pembesian, melempar kawat bindrat.

Tetapi sebagian besar pekerja menjaga kebersihan dengan cukup baik,

terlihat pada pengamatan di lapangan dan pada jawaban responden yang cukup

jarang meletakkan material pada sembarang tempat (C4). Berdasarkan pengamatan

di lapangan ketiga proyek mall, gedung perkantoran, dan klinik memang

menekankan masalah kebersihan dan menegur mandor yang bersangkutan bila

tidak menjaga kebersihan tempat kerjanya.

Tabel 4.8. Nilai Rata-Rata dan p-value Faktor Perilaku Pekerja Terhadap Keselamatan Kerja (C)

Mean

Mall Kantor Klinik p-value Keterangan

C1 2.77 3.68 2.00 0.000 Signifikan C2 2.27 2.03 1.33 0.000 Signifikan C3 4.63 3.38 4.63 0.000 Signifikan C4 1.50 1.33 1.73 0.001 Signifikan C5 4.47 2.52 4.53 0.000 Signifikan C6 1.69 2.20 1.43 0.000 Signifikan C7 1.94 1.64 2.63 0.000 Signifikan C8 1.96 1.38 2.50 0.000 Signifikan

Universitas Kristen Petra

Page 20: 4. ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Pendahuluan...4. ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Pendahuluan Pilot Study dilakukan selama kurang lebih 1 bulan pada periode september 2003 sampai oktober 2003

53

KlinikKantorMall

5 6431 2

Saya sering melakukan gerakan berbahayaseperti berlari, melempar, melompat. (C8)Saya bergurau dengan rekan kerja sayawaktu bekerja (C7)Saya mengikuti semua instruksi dari atasansaya (C6)Saya bekerja mengikuti semua prosedurkeselamatan kerja (C5) Saya meletakkan material dan peralatanpada tempat yang ditentukan (C4)Saya menggunakan perlengkapankeselamatan kerja (C3) Saya mengingatkan pekerja lain tentangbahaya dan keselamatan kerja (C2)Saya melaporkan kecelakaan yang terjadi(C1)

Gambar 4.23. Nilai Rata-rata Faktor Perilaku Pekerja Terhadap

Keselamatan Kerja (C)

Gambar 4.24. Pekerja Tidak Menggunakan Helm

Universitas Kristen Petra

Page 21: 4. ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Pendahuluan...4. ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Pendahuluan Pilot Study dilakukan selama kurang lebih 1 bulan pada periode september 2003 sampai oktober 2003

54

Gambar 4.25. Helm Tidak Dipakai

Gambar 4.26. Pekerja Tidak Menggunakan Perlengkapan Keselamatan Kerja

Universitas Kristen Petra

Page 22: 4. ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Pendahuluan...4. ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Pendahuluan Pilot Study dilakukan selama kurang lebih 1 bulan pada periode september 2003 sampai oktober 2003

55

4.5 Uji Validitas Faktor-Faktor Budaya Keselamatan Kerja Dan Perilaku

Pekerja Terhadap Keselamatan Kerja.

Uji validitas tidak dibedakan berdasar jenis proyek, melainkan secara

keseluruhan dari jawaban responden pada ketiga proyek untuk menguji validitas

tiap-tiap variabel. Langkah Pertama dilakukan permodelan untuk menggambarkan

hubungan variabel terhadap faktor, kedua dilakukan uji validitas pada masing-

masing faktor budaya keselamatan kerja dan faktor perilaku pekerja. Hasil uji

validitas selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 4.

4.5.1 Permodelan Faktor-Faktor Budaya Keselamatan Kerja Dan Faktor

Perilaku Pekerja Terhadap Keselamatan Kerja.

Dalam melakukan analisa dengan program Amos 4.01 peneliti melakukan

permodelan untuk menganalisa hubungan atau pengaruh yang terjadi pada setiap

faktor budaya keselamatan kerja dan perilaku pekerja terhadap keselamatan kerja.

Model yang dibuat dapat dilihat pada Gambar 4.27 sampai dengan Gambar 4.33.

Gambar 4.27. Permodelan Faktor Komitmen Top Manajemen

Komitmen

B11 B12

B14 B15

B16

Peraturan B24

B22 B23

B25

B21

B13

Gambar 4.28. Permodelan Faktor Peraturan dan Prosedur Keselamatan Kerja

Universitas Kristen Petra

Page 23: 4. ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Pendahuluan...4. ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Pendahuluan Pilot Study dilakukan selama kurang lebih 1 bulan pada periode september 2003 sampai oktober 2003

56

B31 B32 B33

KomunikasiB34 B35

Gambar 4.29. Permodelan Faktor Komunikasi

B45

B41 B43B42

B44 Kompetensi

Gambar 4.30. Permodelan Faktor Kompetensi Pekerja

B56

B53

B55B54

B52B51

Lingkungan

Gambar 4.31. Permodelan Faktor Lingkungan Kerja

B61

B63

B62

B64

Keterlibatan

Gambar 4.32. Permodelan Faktor Keterlibatan Pekerja

C8C6 C7

C3

C5C4

C2C1

Perilaku

Gambar 4.33. Permodelan Faktor Perilaku Pekerja Terhadap Keselamatan Kerja

Universitas Kristen Petra

Page 24: 4. ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Pendahuluan...4. ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Pendahuluan Pilot Study dilakukan selama kurang lebih 1 bulan pada periode september 2003 sampai oktober 2003

57

4.5.2 Uji Validitas Faktor-Faktor Budaya Keselamatan Kerja

Besarnya pengaruh (Regression weight) pada Tabel 4.9 bervariasi pada

tiap variabel yang diuji. Pengaruh yang dianggap kuat adalah dengan nilai

regression weight > 0.7. Semua variabel dinyatakan memenuhi uji validitas dan

memberikan pengaruh yang signifikan (p-value < 0.05) pada tiap-tiap faktor

budaya keselamatan kerja , komitmen top manajemen, peraturan dan prosedur

keselamatan kerja, komunikasi, kompetensi pekerja, keterlibatan pekerja, dan

lingkungan kerja sesuai dengan model yang dibuat pada Gambar 4.27 sampai

dengan Gambar 4.32.

Tabel 4.9. p-value dan Regression Weight Faktor-Faktor Budaya Keselamatan Kerja

Variabel p-value Regression Weight B11 0.000 0.864 B12 0.000 0.702 B13 0.000 0.746 B14 0.000 0.358 B15 0.000 0.463 B16 0.005 0.216 B21 0.000 0.720 B22 0.000 0.752 B23 0.000 0.402 B24 0.000 0.371 B25 0.000 0.531 B31 0.000 0.552 B32 0.000 0.562 B33 0.000 0.801 B34 0.000 0.772 B35 0.000 0.523 B41 0.000 0.846 B42 0.000 0.898 B43 0.001 0.283 B44 0.000 0.500 B45 0.020 0.392 B51 0.001 0.259 B52 0.000 0.962 B53 0.001 0.606 B54 0.001 -0.516 B55 0.001 0.551 B56 0.001 0.499 B61 0.000 0.880 B62 0.000 0.815 B63 0.000 0.664 B64 0.020 0.178

Universitas Kristen Petra

Page 25: 4. ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Pendahuluan...4. ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Pendahuluan Pilot Study dilakukan selama kurang lebih 1 bulan pada periode september 2003 sampai oktober 2003

58

4.5.3 Uji Validitas Faktor Perilaku Pekerja Terhadap Keselamatan Kerja

Faktor perilaku pekerja terdiri dari delapan variabel, tiga diantaranya

memberikan pengaruh yang tidak signifikan (p-value > 0.05) yaitu variabel C4,

C7, dan C8 (Tabel 4.10).

Berdasarkan hasil pada Tabel 4.10, ketiga variabel yang memberikan

pengaruh tidak siginifikan tersebut dihilangkan dan dibuat permodelan baru faktor

perilaku pekerja terhadap keselamatan kerja yang baru (Gambar 4.34), yang

terdiri dari lima variabel yaitu C1, C2, C3, C4, C5. Model ini yang akan digunakan

pada analisis selanjutnya.

Tabel 4.10. p-value dan Regression Weight Faktor Perilaku Pekerja

Variabel p-value Regression Weight C1 0.000 0.258 C2 0.001 0.466 C3 0.000 0.962 C4 0.478 -0.052 C5 0.000 0.909 C6 0.001 0.626 C7 0.879 -0.011 C8 0.669 -0.031

C1 C2 C3

Perilaku C5

C6

Gambar 4.34. Perbaikan Model Faktor Perilaku Pekerja

4.6. Pengujian Model Awal

Setelah melakukan analisa terhadap setiap faktor budaya keselamatan

kerja dan faktor perilaku pekerja terhadap keselamatan kerja selanjutnya adalah

menguji model awal (model hipotesa). Model awal terdiri dari enam faktor

budaya keselamatan kerja yaitu komitmen top manajemen, peraturan dan prosedur

keselamatan kerja, komunikasi, kompetensi, keterlibatan pekerja dan lingkungan

kerja, serta satu faktor perilaku pekerja terhadap keselamatan kerja (Tabel 4.11).

Universitas Kristen Petra

Page 26: 4. ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Pendahuluan...4. ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Pendahuluan Pilot Study dilakukan selama kurang lebih 1 bulan pada periode september 2003 sampai oktober 2003

59

Hipotesa yang ditentukan adalah adanya jalur atau pengaruh pada ketujuh faktor

yang terlibat seperti yang terlihat pada Bab 2, Gambar 2.7.

Tabel 4.11. Matriks Model Hipotesa

Komitmen Peraturan Komunikasi Kompeten Keterlibatan Lingkungan Perilaku

Komitmen √ √ √ √ √ √

Peraturan √ √ √ √ √

Komunikasi √ √ √ √

Kompetensi √ √ √

Keterlibatan √ √

Lingkungan √

Perilaku

4.6.1 Uji Hipotesa Model Awal

Tabel 4.12 menunjukkan nilai p-value yang menyatakan ada atau tidaknya

pengaruh suatu faktor terhadap faktor lainnya (Baris ke kolom). Dengan tingkat

kesalahan 5%, nilai p-value ≤ 0.05 dapat diartikan memberikan pengaruh yang

signifikan, sebaliknya nilai p-value > 0.05 dapat diartikan tidak memberikan

pengaruh yang signifikan. Faktor yang tidak memberikan pengaruh yang

signifikan terhadap faktor lainnya dapat dilakukan perubahan dengan cara

menghilangkan anak panah pada faktor yang dituju. Hasil pengujian model awal

selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 5.

Pada Tabel 4.12 terdapat sebelas jalur yang memberikan pengaruh tidak

signifikan, yaitu komitmen terhadap keterlibatan (0.260), komitmen terhadap

lingkungan (0.330), komitmen terhadap perilaku (0.747), peraturan terhadap

kompetensi (0.768), , peraturan terhadap lingkungan (0.272), komunikasi terhadap

lingkungan (0.857), komunikasi terhadap perilaku (0.646), kompetensi terhadap

keterlibatan (0.260), kompetensi terhadap lingkungan (0.897), kompetensi

terhadap perilaku (0.251), dan lingkungan terhadap perilaku (0.379)

Universitas Kristen Petra

Page 27: 4. ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Pendahuluan...4. ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Pendahuluan Pilot Study dilakukan selama kurang lebih 1 bulan pada periode september 2003 sampai oktober 2003

60

Tabel 4.12. p-value Model Awal

Komitmen Peraturan Komunikasi Kompeten Keterlibatan Lingkungan Perilaku

Komitmen 0.000 0.006 0.000 0.260 0.330 0.747

Peraturan 0.000 0.768 0.000 0.272 0.000

Komunikasi 0.000 0.000 0.857 0.646

Kompetensi 0.260 0.897 0.251

Keterlibatan 0.000 0.011

Lingkungan 0.379

Perilaku

4.6.2 Perbaikan Permodelan

Perbaikan permodelan (Gambar 4.35) dilakukan dengan menghilangkan

sebelas jalur yang tidak signifikan. Model tetap terdiri dari enam faktor budaya

keselamatan kerja dan satu faktor perilaku pekerja terhadap keselamatan kerja.

Asumsi jalur atau pengaruh yang terjadi diantara faktor-faktor yang terlibat dapat

dilihat pada Tabel 4.13 dibawah ini.

Tabel 4.13. Matriks Perbaikan Model

Komitmen Peraturan Komunikasi Kompetensi Keterlibatan Lingkungan Perilaku

Komitmen √ √ √ ----- ----- -----

Peraturan √ ----- √ ----- √

Komunikasi √ √ ----- -----

Kompetensi ----- ----- -----

Keterlibatan √ √

Lingkungan -----

Perilaku

Pada Gambar 4.35 digambarkan model yang baru, dimana jalur yang ada

berkurang menjadi sepuluh jalur pengaruh, yaitu faktor komitmen top manajemen

pada faktor peraturan dan prosedur keselamatan kerja, komunikasi dan

kompetensi pekerja; faktor peraturan dan prosedur keselamatan kerja pada faktor

komunikasi, keterlibatan pekerja dan perilaku pekerja; faktor komunikasi pada

faktor kompetensi pekerja dan keterlibatan pekerja; faktor keterlibatan pekerja

pada faktor lingkungan kerja dan perilaku pekerja

Universitas Kristen Petra

Page 28: 4. ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Pendahuluan...4. ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Pendahuluan Pilot Study dilakukan selama kurang lebih 1 bulan pada periode september 2003 sampai oktober 2003

61

Lingkungan

Kerja Perilaku

Pekerja

Terhadap

Keselamatan

Kerja

Keterlibatan

Pekerja

Kompetensi

Pekerja

Komunikasi

Peraturan dan

Prosedur

Keselamatan

Kerja

Komitmen

Top

Manajemen

Gambar 4.35. Perbaikan Model

4.7. Pengujian Perbaikan Model

Model yang telah diperbaiki memiliki jumlah jalur pengaruh yang lebih

sedikit dari model awal. Selanjutnya dilakukan pengujian terhadap hipotesa jalur-

jalur pengaruh yang telah dikurangi. Bila perbaikan model memenuhi seluruh

hipotesa yang dibuat, selanjutnya dapat dilakukan pengujian kesesuaian model

perbaikan. Bila perbaikan model memenuhi syarat kesesuaian, maka model

perbaikan dapat dinyatakan sebagai model akhir. Pada model akhir dapat

diketahui besarnya pengaruh secara langsung maupun pengaruh secara tidak

langsung. Hasil pengujian perbaikan model selengkapnya dapat dilihat pada

Lampiran 6.

4.7.1 Uji Hipotesa Perbaikan Model

Pada Tabel 4.14. seluruh nilai p-value hipotesa pengaruh faktor-faktor

yang diuji ≤ 0.05, maka modela dinyatakan memenuhi hipotesa yang ditetapkan.

Selanjutnya adalah menganalisa pengaruh diantara faktor-faktor yang terlibat

terutama faktor-faktor budaya keselamatan kerja terhadap faktor perilaku pekerja

terhadap keselamatan kerja.

Universitas Kristen Petra

Page 29: 4. ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Pendahuluan...4. ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Pendahuluan Pilot Study dilakukan selama kurang lebih 1 bulan pada periode september 2003 sampai oktober 2003

62

Tabel 4.14. p-value Perbaikan Model

Komitmen Peraturan Komunikasi Kompeten Keterlibatan Lingkungan Perilaku

Komitmen 0.000 0.006 0.000 ----- ----- -----

Peraturan 0.000 ----- 0.000 ----- 0.000

Komunikasi 0.000 0.000 ----- -----

Kompetensi ----- ----- -----

Keterlibatan 0.000 0.004

Lingkungan -----

Perilaku

4.7.2 Uji Kesesuaian Perbaikan Model

Melihat hasil pada Tabel 4.15 , ketiga uji kesesuaian telah memenuhi

syarat yaitu RMSEA 0.000 < 0.08, GFI 0.987 > 0.9 dan AGFI 0.968 > 0.9, dan

CMIN/ DF 0.857 < 2.00. Secara keseluruhan model perbaikan dianggap telah

memenuhi syarat, langkah selanjutnya adalah memeriksa analisa model perbaikan,

bila memenuhi tingkat signifikansi maka model perbaikan dapat diterima dan

dapat dinyatakan menjadi model pengaruh budaya keselamatan kerja pada

perilaku pekerja terhadap keselamatan kerja. Hasil lengkap uji kesesuaian dapat

dilihat pada lampiran 6.

.Tabel 4.15. Hasil Uji Kesesuaian Perbaikan Model

Goodness of fit index Syarat Keterangan RMSEA 0.000 ≤ 0.08 memenuhi syarat

GFI 0.987 ≥ 0.90 memenuhi syarat AGFI 0.968 ≥ 0.90 memenuhi syarat

CMIN/DF 0.857 ≤ 2.00 memenuhi syarat

4.7.3 Analisa Pengaruh langsung

Pengaruh langsung adalah pengaruh suatu faktor terhadap faktor lain tanpa

melalui faktor perantara. Contoh penagruh langsung adalah pengaruh faktor

komitmen top manajemen pada faktor peraturan dan prosedur keselamatan kerja,

pada faktor komunikasi dan pada faktor kompetensi pekerja. Secara umum pada

Tabel 4.16 dan Gambar 4.37. terdapat sepuluh jalur pengaruh dan secara khusus

terdapat dua faktor yang mempengaruhi faktor perilaku pekerja terhadap

keselamatan kerja, yaitu faktor peraturan dan prosedur keselamatan kerja, faktor

keterlibatan pekerja

Universitas Kristen Petra

Page 30: 4. ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Pendahuluan...4. ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Pendahuluan Pilot Study dilakukan selama kurang lebih 1 bulan pada periode september 2003 sampai oktober 2003

63

Pada Tabel 4.16. terlihat bahwa besarnya pengaruh langsung yang terjadi

relatif kurang kuat. Faktor-faktor budaya keselamatan kerja yang mempengaruhi

faktor perilaku pekerja terhadap keselamatan kerja adalah faktor peraturan dan

prosedur keselamatan kerja yang memberikan pengaruh pada sebesar 0.536, dan

faktor keterlibatan pekerja memberikan pengaruh sebesar 0.180.

Faktor peraturan dan prosedur keselamatan kerja memberikan pengaruh

yang cukup kuat karena pada pengamatan di lapangan pihak manajemen cukup

tegas dalam menjalankan peraturan dan prosedur keselamatan kerja, bila pekerja

melanggar akan didenda, hal ini sedikit banyak mempengaruhi perilaku pekerja

terhadap keselamatan kerja. Hasil lengkap dapat dilihat pada Lampiran 6.

Tabel 4.16. Nilai Pengaruh Langsung

Komitmen Peraturan Komunikasi Kompeten Keterlibatan Lingkungan Perilaku

Komitmen 0.522 0.176 0.631 ----- ----- -----

Peraturan 0.534 ----- 0.302 ----- 0.536

Komunikasi 0.273 0.394 ----- -----

Kompetensi ----- ----- -----

Keterlibatan 0.514 0.180

Lingkungan -----

Perilaku

Faktor komitmen top manajemen memberikan pengaruh yang cukup kuat

terhadap faktor peraturan dan prosedur keselamatan kerja (0.522) dan faktor

kompetensi pekerja (0.631). Berdasarkan pengamatan di lapangan ditemukan

bahwa pada ketiga proyek yang diteliti, pihak manajemen lebih banyak

mewujudkan komitmennya dalam bentuk membuat peraturan-peraturan seperti

gunakan helm dan sepatu, utamakan keselamatan kerja, tanda-tanda bahaya, dan

sebagainya. Pengaruh cukup kuat terhadap kompetensi pekerja juga dapat

disebabkan oleh adanya pengawasan yang dilakukan oleh pihak manajemen

sehingga pekerja mengerjakan pekerjaannya dengan sebaik-baiknya.

Hasil yang didapat pada model pengaruh budaya keselamatan kerja pada

perilaku pekerja agak berbeda dengan penelitian yang telah dilakukan

sebelumnya. Pada penelitian ini perilaku pekerja dipengaruhi secara langsung

maupun tidak langsung oleh empat faktor yaitu komitmen top manajemen

Universitas Kristen Petra

Page 31: 4. ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Pendahuluan...4. ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Pendahuluan Pilot Study dilakukan selama kurang lebih 1 bulan pada periode september 2003 sampai oktober 2003

64

(Mohamed, 2002), peraturan dan prosedur keselamatan kerja (Cheyne ,1998),

komunikasi (Cheyne, 1998; Mohamed, 2002; Tony, 2004) dan keterlibatan

pekerja (Cheyne, 1998, Mohamed, 2002) .

0.394

0.514 0.302

0.180

0.273

0.536

0.534

0.631

0.176

0.522 Lingkungan

Kerja Perilaku

Pekerja

Terhadap

Keselamatan

Kerja

Keterlibatan

Pekerja

Kompetensi

Pekerja

Komunikasi

Peraturan dan

Prosedur

Keselamatan

Kerja

Komitmen

Top

Manajemen

Gambar 4.36. Model Pengaruh Budaya Keselamatan Kerja Pada Perilaku Pekerja Terhadap Keselamatan Kerja

4.7.4 Analisa Pengaruh Tidak Langsung

Pada Tabel 4.17. terdapat tiga faktor budaya keselamatan kerja yang

memberikan pengaruh tidak langsung pada faktor perilaku pekerja terhadap

keselamatan kerja, yaitu faktor komitmen top manajemen, faktor peraturan dan

prosedur keselamatan kerja, dan faktor komunikasi.

Tabel 4.17. Nilai Pengaruh Tidak Langsung

Komitmen Peraturan Komunikasi Kompeten Keterlibatan Lingkungan Perilaku

Komitmen 0.000 0.295 0.129 0.352 0.181 0.359

Peraturan 0.000 0.146 0.210 0.263 0.092

Komunikasi 0.000 0.000 0.202 0.071

Kompetensi 0.000 0.000 0.000

Keterlibatan 0.000 0.000

Lingkungan 0.000

Perilaku

Universitas Kristen Petra

Page 32: 4. ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Pendahuluan...4. ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Pendahuluan Pilot Study dilakukan selama kurang lebih 1 bulan pada periode september 2003 sampai oktober 2003

65

Hasil pada Tabel 4.17 digambarkan pada Gambar 4.37, dapat dilihat faktor

Komitmen Top Manajemen memberikan pengaruh tidak langsung pada perilaku

pekerja sebesar 0.359, yang disebarkan melalui empat jalur, yaitu:

Jalur Komitmen Top Manajemen – Peraturan dan Prosedur Peselamatan

Kerja – Perilaku Pekerja.

Jalur Komitmen Top Manajemen – Peraturan dan Prosedur Keselamatan

Kerja – Keterlibatan Pekerja – Perilaku pekerja.

Jalur Komitmen Top Manajemen – Peraturan dan Prosedur Keselamatan

Kerja – Komunikasi – Keterlibatan Pekerja – Perilaku Pekerja.

Jalur komunikasi – keterlibatan pekerja – perilaku pekerja (kuning);

Faktor Peraturan dan Prosedur Peselamatan Kerja memberikan pengaruh tidak

langsung pada perilaku pekerja sebesar 0.092 yang disebarkan melalui dua jalur,

yaitu:

Peraturan dan Prosedur Keselamatan Kerja – Komunikasi – Keterlibatan

Pekerja – Perilaku Pekerja.

Jalur Peraturan dan Prosedur Keselamatan Kerja – Keterlibatan Pekerja –

Perilaku Pekerja.

Faktor Komunikasi memberikan pengaruh tidak langsung melalui Faktor

Keterlibatan Pekerja

Peraturan dan

Prosedur

Keselamatan

Kerja

Komitmen

Top

Manajemen

Komunikasi

Kompetensi

Pekerja

Keterlibatan

Pekerja

Perilaku

Pekerja

Terhadap

Keselamatan

Kerja

Lingkungan

Kerja

Gambar 4.37 Pengaruh tidak langsung

Universitas Kristen Petra

Page 33: 4. ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Pendahuluan...4. ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Pendahuluan Pilot Study dilakukan selama kurang lebih 1 bulan pada periode september 2003 sampai oktober 2003

66

Hasil analisa pengaruh tidak langsung menunjukkan bahwa besarnya

pengaruh tidak langsung yang terjadi relatif kurang kuat, hal ini juga

menunjukkan tidak adanya faktor tertentu pada budaya keselamatan kerja yang

memberikan pengaruh tidak langsung yang kuat (> 0.7) pada faktor perilaku

pekerja terhadap keselamatan kerja.

Faktor Komitmen Top Manajemen memberikan pengaruh tidak langsung

yang paling kuat (0.359) pada perilaku pekerja terhadap keselamatan kerja

daripada faktor Peraturan dan Prosedur Keselamatan Kerja, serta faktor

Komunikasi. Hal ini disebabkan komitmen pihak manajemen tidak berhubungan

langsung dengan pekerja, tetapi pekerja pada ketiga proyek dapat merasakan

komitmen top manajemen terhadap masalah keselamatan kerja. Contohnya

dengan menyediakan perlengkapan keselamatan kerja, dengan membetuk

peraturan dan prosedur keselamatan kerja, dengan mengendalikan keselamatan

kerja melalui tindakan pengawasan, dan sebagainya.

Universitas Kristen Petra