6. NABI IBRAHIM - · PDF fileKISAH NABI IBRAHIM 1 ... dari segala pertanyaan yang muncul di...

11
6. KISAH NABI IBRAHIM 1 NABI IBRAHIM Negeri Babylon subur tanahnya, makmur rakyatnya. Di dalam sejarah dunia disebutkan bahawa rakyatnya maju, bahkan dari sanalah asal usul kemajuan dunia ini. Tetapi lain keadaannya di zaman hidupnya Nabi Ibrahim. Memang subur dan makmur rakyatnya, tetapi picik dalam pengetahuan, bergelumang dalam dunia kegelapan dan kebodohan. Di negeri yang subur dan rakyat yang makmur tetapi bodoh itu, memerintah seorang Raja yang hanya menjalankan kehendak nafsu dan dirinya sendiri. Itulah dianya Raja Namrud bin Kanan bin Kusy. Di tangannyalah letak segala kekuasaan. Dia yang memutuskan tiap tiap perkara. Apa saja yang dikatakannya, itulah undang undang yang harus dijalankan oleh rakyatnya. Bila ada seorang saja yang membantah kata-kata Raja, dinyahkan orang itu dengan kekuatan mata pedang. Kerananya tak seorang juga rakyat yang dapat menjalankan akal dan fikiran sendiri. Tetapi hanya tunduk kepada apa yang diperintahkan si Raja, sekalipun bagaimana juga. Rakyat semakin jauh terperosok ke lembah kegelapan dan kebodohan. Raja itu pulalah yang memerintahkan membuat patong dari batu. Dan telah menjadi kegemaran Raja itu untuk memuja muja patong batu yang terbaik. Kemudian si rakyat banyak diperintahkan sang Raja menyembah nyembah patong dari batu itu. Itulah Tuhan, kata Raja, sedang rakyat hanya diberi kesempatan untuk tunduk saja. Hal itu lama kelamaan menambah bodohnya rakyat, sehingga dengan rakyat yang bodoh itu, keadaan masyarakat bertambah buruk dan kacau juga. Sesudah keadaan menjadi kacau dan rusak serusak-rusaknya, Raja Namrud yang berkuasa itu pada suatu malam bermimpi dalam tidurnya, bahawa ia melihat seorang anak kecil melompat masuk ke dalam kamarnya, lalu merampas mahkota yang sedang dipakainya di atas kepalanya, lalu menghancurkan mahkota itu. Setelah ia terbangun, ia termenung memikirkan mimpinya yang luar biasa itu. Hampir seluruh manusia yang rusak kepercayaan, dahulu dan juga sampai sekarang ini amat percaya kepada mimpi mimpi, bahkan menggantungkan nasib mereka kepada mimpimimpi itu. Termasuk Raja-raja yang sedang berkuasa, sebab banyak di antara Raja-raja yang berkuasa besar itu di zaman purbakala adalah terdiri dari orang-orang yang bodoh-bodoh, tetapi berkuasa karena pengaruh keturunan semata mata. Raja Namrud termasuk salah seorang Raja yang bodoh itu. Karena kebodohannya ia tidak dapat mempergunakan akal yang diberikan Tuhan kepadanya, lalu ia mempercayakan nasibnya kepada tukang tukang tenung atau dukun-dukun tukang ramal. Kepada tukang tukang tenung itulah ia bertanya segala perkara, lebih-lebih tentang mimpi mimpi atau keadaan yang akan datang mengenai nasibnya. Raja Namrud segera memanggil tukang tukang tenungnya menanyakan apa ertinya mimpi yang dilihatnya itu. Tukang tukang tenung itu mengatakan kepadanya, bahawa akan lahir seorang anak, sedang anak itu setelah besar badannya besar pula pengaruhnya. Dan karena besarnya pengaruh anak itu, maka akan hilanglah semua kekuasaan yang ada di tangannya. Akhirnya Namrud akan jatuh dan mahkotanya akan hilang. Karena tabir mimpi menurut apa yang dikatakan tukang-tukang tenung itu, Raja Namrud memutuskan dan memerintahkan

Transcript of 6. NABI IBRAHIM - · PDF fileKISAH NABI IBRAHIM 1 ... dari segala pertanyaan yang muncul di...

Page 1: 6. NABI IBRAHIM -   · PDF fileKISAH NABI IBRAHIM 1 ... dari segala pertanyaan yang muncul di otak atau fikirannya itu. ... Kitab SuciNya al-Quran,

6. KISAH NABI IBRAHIM

1

NABI IBRAHIM

Negeri Babylon subur tanahnya, makmur rakyatnya. Di dalam

sejarah dunia disebutkan bahawa rakyatnya maju, bahkan dari

sanalah asal usul kemajuan dunia ini. Tetapi lain keadaannya di

zaman hidupnya Nabi Ibrahim. Memang subur dan makmur

rakyatnya, tetapi picik dalam pengetahuan, bergelumang dalam

dunia kegelapan dan kebodohan.

Di negeri yang subur dan rakyat yang makmur tetapi bodoh itu,

memerintah seorang Raja yang hanya menjalankan kehendak

nafsu dan dirinya sendiri. Itulah dianya Raja Namrud bin Kanan

bin Kusy. Di tangannyalah letak segala kekuasaan. Dia yang

memutuskan tiap tiap perkara. Apa saja yang dikatakannya,

itulah undang undang yang harus dijalankan oleh rakyatnya.

Bila ada seorang saja yang membantah kata-kata Raja,

dinyahkan orang itu dengan kekuatan mata pedang. Kerananya

tak seorang juga rakyat yang dapat menjalankan akal dan fikiran

sendiri. Tetapi hanya tunduk kepada apa yang diperintahkan si

Raja, sekalipun bagaimana juga. Rakyat semakin jauh

terperosok ke lembah kegelapan dan kebodohan.

Raja itu pulalah yang memerintahkan membuat patong dari

batu. Dan telah menjadi kegemaran Raja itu untuk memuja muja

patong batu yang terbaik. Kemudian si rakyat banyak

diperintahkan sang Raja menyembah nyembah patong dari batu

itu. Itulah Tuhan, kata Raja, sedang rakyat hanya diberi

kesempatan untuk tunduk saja.

Hal itu lama kelamaan menambah bodohnya rakyat, sehingga

dengan rakyat yang bodoh itu, keadaan masyarakat bertambah

buruk dan kacau juga.

Sesudah keadaan menjadi kacau dan rusak serusak-rusaknya,

Raja Namrud yang berkuasa itu pada suatu malam bermimpi

dalam tidurnya, bahawa ia melihat seorang anak kecil melompat

masuk ke dalam kamarnya, lalu merampas mahkota yang

sedang dipakainya di atas kepalanya, lalu menghancurkan

mahkota itu. Setelah ia terbangun, ia termenung memikirkan

mimpinya yang luar biasa itu.

Hampir seluruh manusia yang rusak kepercayaan, dahulu dan

juga sampai sekarang ini amat percaya kepada mimpi mimpi,

bahkan menggantungkan nasib mereka kepada mimpimimpi itu.

Termasuk Raja-raja yang sedang berkuasa, sebab banyak di

antara Raja-raja yang berkuasa besar itu di zaman purbakala

adalah terdiri dari orang-orang yang bodoh-bodoh, tetapi

berkuasa karena pengaruh keturunan semata mata. Raja

Namrud termasuk salah seorang Raja yang bodoh itu. Karena

kebodohannya ia tidak dapat mempergunakan akal yang

diberikan Tuhan kepadanya, lalu ia mempercayakan nasibnya

kepada tukang tukang tenung atau dukun-dukun tukang ramal.

Kepada tukang tukang tenung itulah ia bertanya segala perkara,

lebih-lebih tentang mimpi mimpi atau keadaan yang akan datang

mengenai nasibnya.

Raja Namrud segera memanggil tukang tukang tenungnya

menanyakan apa ertinya mimpi yang dilihatnya itu. Tukang

tukang tenung itu mengatakan kepadanya, bahawa akan lahir

seorang anak, sedang anak itu setelah besar badannya besar

pula pengaruhnya. Dan karena besarnya pengaruh anak itu,

maka akan hilanglah semua kekuasaan yang ada di tangannya.

Akhirnya Namrud akan jatuh dan mahkotanya akan hilang.

Karena tabir mimpi menurut apa yang dikatakan tukang-tukang

tenung itu, Raja Namrud memutuskan dan memerintahkan

Page 2: 6. NABI IBRAHIM -   · PDF fileKISAH NABI IBRAHIM 1 ... dari segala pertanyaan yang muncul di otak atau fikirannya itu. ... Kitab SuciNya al-Quran,

6. KISAH NABI IBRAHIM

2

untuk membunuh semua anak yang dilahirkan, agar jangan

sampai jatuh kekuasaan atau mahkota yang ada di kepalanya.

Di saat itu ibu Ibrahim sedang mengandung, menghamilkan

Ibrahim dalam perutnya. Karena takut bayi yang dikandungnya

itu setelah lahir akan dibunuh oleh Raja Namrud, maka ibu

Ibrahim lari menyembunyikan diri ke suatu gua di luar kota, di

mana ia akhirnya melahirkan anaknya seorang laki-laki yang

diberi nama Ibrahim.

Begitulah menurut ceritanya, Ibrahim sejak dilahirkan sampai

dan selama masa kanak-kanak dibesarkan di dalam gua itu,

disembunyikan oleh ibunya. Di sanalah ia disusukan, diasuh,

dibesarkan sampai ia menjadi agak besar. Setelah agak besar

dan mulai dapat menjalankan fikirannya, di kala ditinggalkan

oleh ibunya pergi ke kota mencari makanannya, Ibrahim

mencuba melihat ke luar gua dari celah-celah batu yang

menutup pintu guanya. Ibrahim tercengang dan kagum melihat

luasnya alam di luar guanya yang sempit itu.

Luas dan luas sekali alam (bumi) ini dilihatnya, berpinggiran

langit yang biru, terdiri dari dataran dan gunung-gunung serta

jurang-jurang, penuh dengan tumbuh-tumbuhan dan tanam

tanaman. Di waktu siang ada matahari bersinar terang, di waktu

malam gelap-gelita, hanya diterangi oleh bintang bintang yang

berkedip kedipan bertebaran sebanyak banyaknya di angkasa

luas.

Akhirnya ia bertambah besar dan akalnya bertambah maju. Ia

bukan hanya tertarik dan tercengang melihat keindahan dan

kehebatan alam luas, bermatahari, berbintang dan bertumbuh

tumbuhan, tetapi akhirnya berfikir pula siapa yang menciptakan

semuanya itu, siapa yang mengaturkan sedemikian rupa. Ia

bertanya dalam hatinya: Siapakah yang mempergilirkan malam

dan siang? Siapakah yang menjalankan matahari, bulan dan

bintang-bintang? Siapakah yang menumbuhkan tanam tanaman

dan tumbuh tumbuhan? Siapakah yang menghidupkan segala

yang hidup dan yang mematikan segala yang mati?

Sampailah Ibrahim kepada taraf mencari jawapan dari semua

pertanyaan yang demikian itu. Ia tidak mempunyai teman untuk

bertanya, selain ibunya yang datang hanya sebentar-sebentar

saja sekadar menghantarkan makanan dan minuman baginya.

Sekalipun ia menanyakan juga pertanyaan pertanyaan tersebut

kepada ibunya, tetapi ibunya tak mempunyai perhatian terhadap

pertanyaan pertanyaan semacam itu, sebab perhatian ibunya

hanya tertuju bagaimana caranya menyembunyikan Ibrahim

agar jangan diketahui oleh seorang manusia pun, agar jangan

dibunuh Raja. Hal yang lain yang menjadi perhatian ibunya ialah

bagaimana dapat memperoleh makanan dan minuman bagi

Ibrahim, dan bagaimana cara menghantarkan makanan dan

minuman itu kepada Ibrahim agar jangan diketahui orang lain.

Ya, Ibrahim terpaksa mencari dan memikirkan sendiri jawapan

dari segala pertanyaan yang muncul di otak atau fikirannya itu.

Akhirnya setelah ia agak besar, akalnya yang murni, fitrahnya

yang suci, yang tidak dikotorkan dan dipengaruhi oleh siapa dan

oleh apa pun, tidak pernah dipengaruhi oleh berbagai-bagai

kepercayaan palsu yang dipercayai oleh orang banyak, dengan

semata-mata atas kekuatan akal dan fikirannya sendiri yang

diberikan Allah kepadanya, ia dapat meyakinkan adanya Tuhan

yang menciptakan seluruh alam yang ada. Dan Tuhan itu pasti

Maha Besar, Maha Mengetahui segala, dan pasti Maha Esa.

Di sinilah letak kehebatan Nabi Ibrahim itu. Sejak masa muda

remajanya, tanpa seorang guru atau pengasuh, hanya semata-

mata dengan akal yang dikurniakan Allah kepadanya saja, ia

sudah dapat mempergunakan akal itu sehingga memperoleh

ilmu pengetahuan dan keyakinan (kepercayaan) yang tidak

Page 3: 6. NABI IBRAHIM -   · PDF fileKISAH NABI IBRAHIM 1 ... dari segala pertanyaan yang muncul di otak atau fikirannya itu. ... Kitab SuciNya al-Quran,

6. KISAH NABI IBRAHIM

3

dapat dicapai oleh orang lain, sekalipun orang lain itu hidup di

alam bebas, beroleh harta kekayaan atau pangkat yang tinggi

seperti Raja Namrud itu.

Memang benar juga kalau ada sebahagian orang berpendapat,

bahawa dengan akal atau fikiran semata mata, manusia harus

dapat mempercayai akan adanya Allah dan semua

kebesaranNya, harus dapat mempercayai bahawa Allah itu Maha

Tunggal dan tidak ada Tuhan selain Allah itu. Benar pula

pendapat manusia yang mengatakan, bahawa kadang kadang

ilmu pengetahuan yang diperoleh manusia tidak secara ikhlas

dan murni, atau harta kekayaan dan pangkat pangkat yang

tinggi, tidak menjadikan manusia bertambah pintar, melainkan

menjadikan manusia bertambah bodoh. Dan karena

kebodohannya itu, mereka yang berilmu, yang berharta dan

berkuasa itu sampai tak percaya kepada Allah Pencipta, malah

menyembah berhala-berhala, patung-patung dan mempercayai

tukang tukang tenung atau dukun dukun palsu.

Demikianlah kehebatan Ibrahim. Pantaslah kalau Allah di dalam

Kitab SuciNya al-Quran, mengucapkan salam kepada Ibrahim:

Salamun ala Ibrahim (salam kepada Ibrahim). Dan

sepatutnyalah kalau setiap orang yang beriman, iaitu kita orang

Islam, lima kali kita mengerjakan sembahyang dalam sehari

semalam, lima kali kita mengucapkan selawat dan salam kepada

Ibrahim dan keluarga Ibrahim yang beriman kepadanya,

sesudah kita mengucapkan selawat dan salam kepada

Muhammad dan semua keluarganya yang beriman kepada

Muhammad.

Setelah Ibrahim menjadi remaja, bahaya pembunuhan terhadap

anak anak yang baru lahir sudah dilupakan dan tak dijalankan

lagi, Ibrahim keluar mencemplungkan dirinya ke dalam

masyarakat manusia yang bergelumang dengan kebodohan dan

kepercayaan-kepercayaan yang rusak itu. Ia dapati manusia

seluruhnya sudah sesat. Mereka melakukan berbagai-bagai

kejahatan, menyembah berhala berhala dan patung patung, ada

pula yang menyembah bintang, bulan dan matahari. Bapaknya

sendiri bekerja membuat patung-patung dari kayu atau batu,

lalu menjual patung patung itu kepada orang-orang. Patung-

patung itu mereka sembah. Termasuk yang menyembah patung

patung itu bapaknya sendiri yang membikin patung-patung itu

sendiri.

Ibrahim mengeluh dan mengeluh. Ia mengeluh kepada Tuhan:

Oh Tuhan, aku menderita, iaitu penderitaan batin, melihat

kemungkaran dan kesesatan. Untuk apakah gerangan akal yang

dikurniakan Tuhan, mereka pergunakan? Apakah semata-mata

untuk membuat kerusakan dan mencari kekayaan? Ia berdoa:

Oh Tuhan, tunjukilah aku, kalau Tuhan tidak menunjuki akan

daku, sungguh aku akan menjadi sesat sebagai orang banyak

yang sesat dan aniaya itu.

Allah lalu memberikan petunjuk kepada Ibrahim. Dia diangkat

Allah menjadi Nabi dan Rasul. Kepadanya dikirimkan wahyu-

wahyu, sehingga keyakinannya kepada Allah Pencipta, sekarang

ini bukan lagi sebagai kesimpulan pendapat dan pemikiran

semata, melainkan sebagai iman atau kepercayaan yang tak

goyah atau goncang lagi. Allah mengajarkan kepadanya segala

sesuatu dan segala rahsia yang ada di balik alam nyata yang di

lihat Ibrahim. Diajarkan Allah kepadanya bahawa disebalik alam

nyata ini ada alam ghaib yang lebih luas. Setiap manusia yang

mati akan dihidupkan kembali dalam kehidupan di alam Akhirat

nanti.

Setelah bertahun tahun lamanya Ibrahim memikirkan alam

nyata ini, fikiran Ibrahim sekarang ini tertumpah ke alam Akhirat

itu. Timbul pertanyaan dalam hatinya bagaimana caranya Tuhan

Page 4: 6. NABI IBRAHIM -   · PDF fileKISAH NABI IBRAHIM 1 ... dari segala pertanyaan yang muncul di otak atau fikirannya itu. ... Kitab SuciNya al-Quran,

6. KISAH NABI IBRAHIM

4

dapat menghidupkan semua manusia yang sudah mati itu di

alam Akhirat nanti. Sekalipun ia sudah yakin akan kehidupan di

alam Akhirat itu, tetapi ia ingin tahu bagaimana caranya Tuhan

menghidupkan manusia di alam Akhirat.

Ia berfikir dan bermenung lagi, ingin tahu bagaimana caranya

Tuhan menciptakan dan menghidupkan segala yang ada dan

yang hidup ini. Bagaimana juga diikhtiarkannya untuk

mendapatkan penyelesaian dari apa yang direnungkannya ini, ia

tak berhasil mendapatkannya, karena yang difikirkannya ini

adalah di luar letak kemampuan akal dan fikiran manusia,

termasuk akal dan fikiran Ibrahim sendiri. Dia menjadi gelisah

dan tak tenang kembali.

Lalu Nabi Ibrahim mendoa memohonkan kepada Allah, agar

Allah memperlihatkan kepadanya, bagaimana Allah mengadakan

kebangkitan itu, bagaimana caranya Allah menghidupkan apa

yang sudah mati itu kembali.

Karena doa yang luar biasa ini, Allah lalu bertanya kepada

Ibrahim: Apakah engkau belum beriman, ya Ibrahim ?

Ibrahim menjawab: Sekali kali tidak, ya Tuhanku; bukankah

Engkau telah memberi wahyu kepadaku, dan aku telah percaya

dan membenarkannya, tetapi dalam hal ini adalah semata mata

supaya lebih terang kepadaku dan lebih tenang jiwaku ini.

Permohonan Nabi Ibrahim ini dikabulkan Tuhan. Lalu

diperintahkan Tuhan agar Ibrahim mengambil (menangkap)

empat ekor burung. Supaya masing-masing burung empat ekor

itu dipotong potong, diceraikan setiap anggota tubuhnya, supaya

Ibrahim melihat sendiri bagaimana cara burung itu dijadikan

hidup lagi oleh Tuhan Allah.

Potongan potongan kecil dari keempat ekor burung itu, dihancur

lumatkan menjadi serbuk yang halus, lalu dicampur-adukkan

semuanya. Campuran itu lalu disuruh bagi menjadi empat

longgok. Masing masing longgok itu disuruh taruhkan di atas

puncak keempatempat bukit yang berjauh jauhan pula letaknya

itu.

Kepada Nabi Ibrahim lalu diperintahkan Allah memanggil burung

burung yang sudah hancur lumat itu. Baru saja Nabi Ibrahim

memanggilnya, masing masing longgok burung yang hancur itu

lalu terbang menjadi burung biasa kembali. Berbulu, berparuh,

tak ada beza sedikit juga dengan burung burung itu sendiri

sebelum hancur menjadi satu. Masing-masing burung itu menuju

kepada Nabi Ibrahim, agar Nabi Ibrahim dapat melihat dengan

mata kepalanya sendiri, bagaimana caranya Tuhan

menghidupkan apa yang sudah mati dan hancur.

Dengan cara dan dengan semudah itu pulalah Allah nanti akan

menghidupkan dan membangkitkan semua manusia yang sudah

mati di kampung Akhirat, untuk dihisab dan diperhitungkan

segala amal dan kejahatan tiap-tiap manusia. Untuk diadili dan

dibalas setiap amal itu dengan pembalasan yang setimpal. Amal

baik dengan balasan yang baik, dan amal jahat dengan balasan

yang jahat pula. Bila Allah telah menghendaki sesuatu, maka

tidak ada seorang pun yang dapat menghalangi adanya sesuatu

itu. Sungguh Allah Maha Kuasa dan Maha Bijaksana.

Page 5: 6. NABI IBRAHIM -   · PDF fileKISAH NABI IBRAHIM 1 ... dari segala pertanyaan yang muncul di otak atau fikirannya itu. ... Kitab SuciNya al-Quran,

6. KISAH NABI IBRAHIM

5

NABI IBRAHIM DAN BAPANYA

Azar, begitulah nama bapa Nabi Ibrahim. Juga seorang yang

dengan asyik menyembah batu batu patung, bahkan orang yang

membuat patung patung itu dan menjualnya untuk disembah

manusia yang membelinya.

Ibrahim tahu, bahawa bapanyalah manusia yang paling dekat

kepadanya. Sebab itu bapanya sendiri itulah yang harus pertama

kali ditunjuki dan dihindarkannya dari kesesatan, diberi nasihat

sepanjang apa yang diajarkan Allah kepadanya.

Terhadap bapanya itu, Nabi Ibrahim sangat hati hati, sebagai

penasihat, tetapi pula sebagai anak, Nabi Ibrahim sekali kali

tidaklah menghina atau merendahkan akan apa apa yang

disembah bapanya itu. Di aturlah oleh Ibrahim kata kata dengan

susunan yang paling baik dan menarik hati, dikeluarkan kalimat

demi kalimat yang sudah diaturnya itu dengan suara yang lunak,

berlemah lembut, bersopan santun, dengan cara yang penuh

hormat sekali kepada orang tuanya sendiri.

Mula mula sekali disebutkannya bahawa dia sendiri adalah anak

dari bapanya itu sendiri. Kemudian mulai Ibrahim bertanya

pertimbangan dan alasan alasan apakah yang menyebabkan

bapanya menyembah batu patung itu. Akhirnya dengan cara

yang halus, dinyatakannya kepada bapanya, bahawa dia

mendapat ilmu dan wahyu dari Allah, mendapatkan keterangan

keterangan yang tidak didapat oleh bapanya sendiri.

Dengan hormat dan khidmat, budi dan sopan, tutur demi tutur

kata yang teratur, Ibrahim mengajak bapanya sendiri untuk

percaya kepadanya, untuk sama sama mengenal Allah bersama

dia, kemudian agar menyembah Allah dan meninggalkan batu

patung yang tak mendatangkan sesuatu apapun itu.

Tetapi bagaimana juga dicuba oleh Ibrahim untuk menarik hati

bapanya, sia sia belaka. Bapanya bukan bertambah insaf dan

dekat dengan pendiriannya, malah bertambah sesat dan jauh

dari yang dicita citakan Ibrahim sendiri. Akhirnya bapanya

berkata: Apakah engkau benci kepada tuhanku, hai Ibrahim?

Kalau engkau tidak kembali dari tindakan engkau itu engkau

akan saya lontar dengan batu, akan saya hancurkan badanmu

itu. Engkau akan tahu sendiri bagaimana jadinya kalau saya

sudah marah. Sebelum saya marah, lebih baik engkau pergi

saja, tidak ada tempat lagi buatmu di rumahku ini, dan tidak ada

pula tempat bagimu dalam hatiku.

Semua sanggahan dan bantahan bapanya itu, disambut oleh

Ibrahim dengan dada yang lapang, ketenangan hati, ketetapan

jiwa. Kepada Ibrahim tidak dibolehkan oleh Allah bertindak lebih

jauh selain menjawab semua itu dengan apa yang diwahyukan

Tuhannya: Salamku dan selamat tinggal kepada bapa, saya

mohon ampunan Tuhan bagi bapa, kerana bapaku harus

kuhormat, dan aku mohonkan ampun bagimu hai kaumku atas

apa yang kamu sembah selain Allah, dan aku berdoa kepada

Tuhanku, mudah mudahan Tuhan tidak menjadikan doaku ini

pangkal kesengsaraan.

Nabi Ibrahim berangkat dan pergi dengan sedih memukul

hatinya, kerana anjurannya tidak dapat disambut dengan telinga

terbuka oleh bapanya sendiri. Dia mengasingkan diri dari

bapanya, agar jangan ikut serta menyaksikan kesesatan dan

kesyirikan itu.

Page 6: 6. NABI IBRAHIM -   · PDF fileKISAH NABI IBRAHIM 1 ... dari segala pertanyaan yang muncul di otak atau fikirannya itu. ... Kitab SuciNya al-Quran,

6. KISAH NABI IBRAHIM

6

PANCAROBA NABI IBRAHIM

Kegagalan Ibrahim untuk membetulkan bapanya sendiri, dan

sanggahan bapanya terhadap seruannya yang berhati hati dan

bijaksana itu, tidaklah menjadikan Ibrahim putus asa, sehingga

berhenti berusaha.

Hatinya yang tetap, jiwanya yang tenang, tetap memberikan

keyakinan kepadanya, bahwa kata kata yang tersusun rapi,

anjuran anjuran yang suci murni saja, belum tentu dapat

membawakan hasil yang baik, bekas yang berguna di atas muka

bumi yang didiami manusia ini.

Dia bersiap untuk menghadapi bangsa itu dengan kata kata yang

lebih sesuai dengan pendengaran orang yang masih begitu

pengertian mereka, lebih mudah dimasukkan ke dalam fikiran

dan diterima oleh akal. Dan kalau perlu, tidak dengan kata-kata

saja, tetapi dengan tindakan yang dapat dilihat dengan mata dan

dirasa dengan anggota badan, yang sesuai pula dengan keadaan

yang ada.

Sebagai seorang doktor, dicarinya pokok dan sebab penyakit,

lalu dibubuhkannya ubat yang sepadan buat penyakit itu, dan

keadaan orang yang menderita penyakit.

Ibrahim bertanya kepada mereka, dengan pertanyaan yang

gampang sekali: Apakah yang kamu sembah itu? Mereka

jawablah dengan apa yang mereka sembah, iaitu patung patung

yang sudah sama diketahui.

Bertanya pula Ibrahim kepada mereka: Melihatkah gerangan

patung patung itu kepada kamu menyembahnya, dan adakah

patung patung itu mendengarkan apa yang kamu katakan

kepadanya ketika kamu menyembah itu? Manfaat apa yang

dapat diberi-kan patung-patung itu kepadamu, atau mudharat

apa yang dapat dihasilkannya kepadamu ?

Mulailah kaum itu bimbang dan ragu dalam memberikan

jawapan mereka. Mereka hanya dapat berkata dan menjawab

begini: Karena demikianlah yang kami jumpai dari nenek

moyang kami sejak dahulu.

Alangkah buruknya pekerjaan meniru itu, bertaqlid buta

terhadap apa yang ada. Sungguh kamu dan nenek moyangmu

itu adalah dalam kesesatan yang nyata, jelas Ibrahim.

Apakah engkau sengaja menghina kami, hai Ibrahim, ataukah

engkau semata mata bermain main dengan kami? kata mereka

pula.

Aku berkata dengan sebenarnya, aku tidak pernah bermain

main. Aku membawa kepadamu agama yang benar, saya diutus

Allah kepadamu membawa pedoman dan petunjuk yang baik.

Tuhan yang patut kamu sembah ialah Tuhan yang menciptakan

langit dan bumi. Adapun patung patung yang kamu sembah itu

hanya batu batu yang diukir yang tak dapat berbuat apa-apa.

Kamu sembah dia karena ajakan setan belaka, untuk

menyesatkan kamu. Fikirlah dengan akalmu, lihatlah dengan

matamu, mudah mudahan kamu dapat melihat petunjuk ini!

Tuhan itulah yang menjadikan aku ini lalu memberi petunjuk

kepadaku, yang mengadakan makanan dan minumku; kalau aku

sakit, Dialah yang menyembuhkan, yang mematikan dan

menghidupkan aku kembali, kepadaNyalah aku tak bosan bosan

memohon ampun atas kesalahanku di hari perhitungan nanti.

Telah menjadi adat kebiasaan yang tetap bagi bangsa Babylon

itu saban tahun mengadakan hari raya besar. Di hari itu semua

anak negeri keluar meninggalkan kota, pergi berburu, setelah

Page 7: 6. NABI IBRAHIM -   · PDF fileKISAH NABI IBRAHIM 1 ... dari segala pertanyaan yang muncul di otak atau fikirannya itu. ... Kitab SuciNya al-Quran,

6. KISAH NABI IBRAHIM

7

menyediakan masakan masakan dan makanan yang lazat yang

diletakkan di samping tiap tiap patung yang mereka sembah itu.

Sepulangnya dari pemburuan itu, mereka makanlah bersama

sama akan semua makanan itu di samping patung patung

dengan riang gembira, serta memuja muja patung itu.

API YANG TIDAK DAPAT MEMBAKAR

Keputusan untuk membakar Nabi Ibrahim sudah tetap, dengan

api yang bergejolak sebesar besarnya, sesuai dengan gejolakan

kemarahan yang ada dalam hati mereka semuanya, dengan

longgokan kayu api yang setinggi bukit. Untuk ini semua, masing

masing rakyat, kecil besar, lelaki dan perempuan dalam waktu

beberapa hari lamanya mengumpulkan kau api sebanyak

mungkin. Yang paling banyak membawa kayu, paling besar

pahalanya menurut ajaran agama mereka yang sesat itu, makin

dicintai mereka itu oleh tuhan tuhan mereka yang terdiri dari

batu batu berhala itu.

Kayu telah dilonggokkan dengan sebanyak-banyaknya, setinggi

bukit. Sedang di tengah-tengah kau api yang setinggi bukit

itulah Nabi Ibrahim dipaksa berdiri untuk dibakar menjadi abu.

Nabi Ibrahim digiring ke tengah-tengah onggokan kayu yang

sudah mulai bernyala-nyala dimakan api. Tidak gentar sedikit

jua, dan tidak pula ada sesalan. Imannya tetap, keyakinan

penuh. Karena menjalankan perintah Allah dia akan dibakar, dan

hanya Allah pulalah yang dapat menyelamatkan dirinya dari

seksa manusia yang bagaimana juga hebatnya. Kepercayaan

Ibrahim atas perlindungan dan pertolongan Allah kukuh dan kuat

sekali.

Api mulai berkobar kobar, menyala nyala dengan warnanya yang

merah, dengan bunyi Berderak derik, dengan asap yang

bergumpal gumpal ke udara. Seakan akan bumi yang luas ini

turut terbakar ketika itu. Demikianlah api yang bergejolak itu.

Nabi Ibrahim sekarang ini berada di tengah tengah api

diselubungi oleh asap yang bergumpal gumpal. Bagaimanakah

jadinya dengan Nabi Ibrahim? Semua kayu sudah menjadi bara

yang merah, akhirnya beransur-ansur menjadi abu, sehingga

habis sama sekali.

Alangkah terkejutnya si orang banyak, setelah api padam

seluruhnya setelah berkobar dalam waktu berpuluh puluh jam

lamanya. Nabi Ibrahim keluar dari tumpukan abu dengan

selamat, jangankan akan luka dan terbakar, satu cacat pun tidak

ada pada badan Nabi Ibrahim.

Api itu pun tunduk kepada perintah Tuhannya untuk menjadi

dingin, dan malah menyegarkan akan perasaan Nabi Ibrahim,

dicium sayang oleh api yang taat kepada Tuhannya itu.

Melihat keadaan itu, orang banyak sama berpaling

menghindarkan muka satu sama lain, malu berpandangan

wajah. Masing masing mahu menyembunyikan mukanya masing

masing, lebih lebih terhadap pandangan mata Nabi Ibrahim

sendiri.

Dengan kejadian itu, berlakulah satu kejadian besar yang di lihat

sendiri oleh mata si orang banyak yang engkar, satu mukjizat

kebenaran Ibrahim, satu ayat tanda kebesaran Allah.

Dengan kejadian itu, yang sebenarnya orang banyak sudah

mahu tunduk kepada Ibrahim dan kebenarannya. Tetapi

Page 8: 6. NABI IBRAHIM -   · PDF fileKISAH NABI IBRAHIM 1 ... dari segala pertanyaan yang muncul di otak atau fikirannya itu. ... Kitab SuciNya al-Quran,

6. KISAH NABI IBRAHIM

8

pengaruh Raja dan pemimpin mereka, pengaruh sentimen dan

malu muka terhadap Ibrahim, umumnya mereka itu tetap

membangkang atas ajakan yang benar itu, hanya sedikit saja

yang turut menurutkan arus kebenaran yang menderas itu.

Banyak pula yang terus engkar karena mempertahankan

penghidupan dan pangkat duniawi, ada pula yang takut mati dan

seksaan manusia yang memaksa mereka.

IBRAHIM DAN PENGIKUTNYA

Ibrahim pergi dengan tongkatnya. Meninggalkan kampung

halaman dan bangsanya. Mencari orang yang sekiranya mahu

mendengarkan kata katanya. Kalau orang yang dicari itu tidak

ada di kalangan bangsanya sendiri, dari kalangan bangsa dan

negeri lain pun jadi. Hanya untuk sama sama menyembah Allah.

Sama sama meninggalkan kesesatan dan kejahatan.

Di gunung dan padang pasir yang tandus, Nabi Ibrahim berjalan.

Di kala matahari sudah terbenam, dan malam sudah datang,

gelap-gelita telah menutup dan menyelubungi bumi, maka

tampaklah berkerlipan beribu ribu bintang di langit yang luas itu.

Dilihatnya orang orang yang dijalaninya itu menyembah akan

bintang bintang.

Nabi Ibrahim berkata kepada mereka: Ya, itulah tuhan saya ! Di

sini tampak bagaimana caranya Nabi Ibrahim mengajar kepada

orang berkepercayaan bintang sebagai tuhan. Diturutkannya

kepercayaan orang itu sejenak, untuk dibawanya ke arah yang

benar dengan cara berkata kata dan bercengkerama belaka.

Kemudian ketika bintang yang berkelip kelip itu telah tenggelam,

maka Ibrahim memperlihatkan marahnya kepada bintang

bintang itu di hadapan mereka yang menyembah bintang itu

sendiri dengan berkata: Saya tidak suka kepada tuhan yang

meninggalkan aku dalam gelap, yang berpindah pindah, dan

berubah ubah. Aku sekali kali tidak cinta kepada tuhan yang

demikian itu.

Ketika itu muncullah bulan purnama dengan wajahnya yang

bulat, cahayanya yang terang, jauh lebih terang dari cahaya

bintang bintang, karena lebih besar. Lalu Ibrahim berkata

kepada mereka: Inilah tuhanku ! Iaitu semacam kata kata untuk

membawa dan membimbing perasaan mereka ke jalan yang

benar.

Tetapi bulan itupun akhirnya tenggelam pula, sehingga

tinggallah Ibrahim dan kawan kawannya itu tanpa bulan, gelap-

gelita. Ketika itu berkata pulalah Ibrahim di hadapan mereka:

Kalau tuhan itu tidak menerangi saya lagi, tentu tersesat

jalanku. Ia menerangkan kepada mereka, bahawa Tuhan yang

sebenarnya harus memberi penerangan, menunjuk jalan yang

benar. Sedang bulan itu timbul dan tenggelam, tidak selamanya

menerangi.

Apalagi setelah Ibrahim melihat matahari dengan sinarannya

yang membahang itu. Dengan kagum dan tercengang hebat di

hadapan orang banyak itu ia berkata: Inilah tuhanku ! Lihatlah

cahayanya yang memenuhi angkasa dan dunia, sehingga bumi

penuh dengan perasaan hidup dan bahagia kerananya. Jauh

lebih besar dari bintang dan bulan, lebih banyak manfaat.

Tetapi akhirnya matahari itupun tenggelam pula, dengan lebih

marah lagi berkata Ibrahim terhadap matahari, bahawa dia

bukan Tuhanmu dan sungguh sesat orang yang menyembah

mata-hari itu. Di situ diterangkanlah oleh Ibrahim, bahawa

bintang, bulan dan matahari itu sendiri dijadikan oleh Allah Yang

Maha Kuasa. Allah inilah yang seharusnya kita sembah, kita

Page 9: 6. NABI IBRAHIM -   · PDF fileKISAH NABI IBRAHIM 1 ... dari segala pertanyaan yang muncul di otak atau fikirannya itu. ... Kitab SuciNya al-Quran,

6. KISAH NABI IBRAHIM

9

hormati dan kita puja. Setelah memaklumkan kepada mereka,

bahawa dia tidak akan mengikuti menyembah bintang bintang,

bulan dan matahari, lalu dia berkata: Saya menghadapkan muka

saya hanya terhadap Tuhan yang telah menjadikan langit dan

bumi, dan saya tidak termasuk orang orang yang syirik.

NABI IBRAHIM MELAWAN RAJA NAMRUD

Melihat kejadian hebat yang luar biasa itu, Raja Namrud yang

menganggap dirinya maha kuasa itu mulai takut dan khuatir.

Tetapi karena kekuasaan ada pada tangannya, ketakutan dan

kekhuatiran itu disalurkannya, dirubah menjadi kemarahan besar

terhadap Ibrahim.

Nabi Ibrahim dipanggil, dihadapkan ke hadapannya dan berkata

dengan menuduh: Engkau telah menyebarkan fitnah yang jahat

sekali. Apakah Tuhan yang engkau ajarkan itu? Apakah ada lagi

Tuhan selain saya sendiri? Sayalah yang menjadi tuhan harus

disembah. Sayalah yang mengatur dan dapat merusak segala-

gala yang ada ini. Siapakah yang lebih tinggi kuasanya dari

saya? Hukum yang saya tetapkan mesti berlaku, putusan yang

saya tetapkan harus jalan. Semua orang tunduk kepadaku.

Kenapa kamu keluar dari anutan yang diturut oleh si orang

banyak. Apa berani engkau menentang saya?

Ibrahim menjawab dengan sikap yang tetap dan tegas, dengan

kata yang teratur, menyatakan: Allahlah Tuhan yang disembah,

yang lebih kuasa dari orang yang pernah berkuasa, menghidup

dan mematikan, pencipta langit dan matahari. Tetapi engkau, ya

Namrud, mendapat kekuasaan dengan jalan yang tidak halal,

engkau berkata dengan alasan alasan yang palsu. Saya dapat

hidup ini adalah kerana perlindungan dari Tuhan itu.

Tangkisan Ibrahim itu dijawab oleh Namrud dengan suara keras:

Akulah yang menghidupkan dan mematikan. Namrud lalu

memerintahkan pengawalnya untuk mendatangkan dua orang

budaknya. Setelah kedua orang budak itu datang, Namrud lalu

berkata kepada Nabi Ibrahim: Akan engkau lihat sendiri, seorang

dari kedua budak ini akan saya matikan dan seorang lagi akan

saya hidupkan.

Sambil berkata demikian, Namrud mencabut pedang dari

sarungnya. Tanpa rasa kasihan sedikitpun, salah seorang di

antara kedua budak tadi dipotong lehernya dengan pedang

sehingga mati. Dan yang seorang lagi dibiarkannya hidup. Lalu

dia berkata kepada Ibrahim: Saya menghidupkan dan saya

mematikan.

Nabi Ibrahim lalu menjawab: Tuhanku menjalankan matahari itu

dari Timur ke Barat. Cuba kamu jalankan matahari itu dari Barat

ke Timur, sekiranya kamu benar berkuasa. Mendengar tentangan

Nabi Ibrahim ini, Raja Namrud tinggal bersungut tak dapat

menjawab apa-apa.

Sejak hari itu, dendam Namrud terhadap Ibrahim menjadi

berterang terangan, sehingga Ibrahim dinyatakan sebagai

musuh satu satunya yang tak boleh diabaikan. Dia takut kalau

kalau Ibrahim mendapat pengikut yang banyak sehingga dapat

mengalahkan dia di akhir kelaknya.

Semua itu telah diketahui oleh Ibrahim, yang dia akan dinyahkan

oleh Raja Namrud dengan cara pengecut.

Tidak ada lain jalan bagi Nabi Ibrahim, selain meninggalkan

tanah airnya itu dengan diam diam, pergi, terus pergi ke sana,

mengembara ke tempat yang tidak tentu dan belum pernah

dikenalnya. Ditinggalkannya bangsa dan tanah airnya yang

Page 10: 6. NABI IBRAHIM -   · PDF fileKISAH NABI IBRAHIM 1 ... dari segala pertanyaan yang muncul di otak atau fikirannya itu. ... Kitab SuciNya al-Quran,

6. KISAH NABI IBRAHIM

10

celaka itu, dengan seksa Tuhan yang turun silih berganti tidak

henti hentinya.

Akhirnya sampailah Nabi Ibrahim di Palestin. Mulai saat itu

bermulalah tarikh dan sejarah Palestin, sejarah manusia

seluruhnya dalam perjuangan menegakkan kebenaran dan

kepalsuan, sambung menyambung sampai saat sekarang ini.

NABI IBRAHIM DI MESIR

Negeri Syam yang didiami Ibrahim itu, tiba tiba mendapat

bahaya penyakit menular, dan penghidupan di situ bertambah

lama bertambah sempit dan sulit. Kerananya lbrahim dan

isterinya yang bernama Sarah, meninggalkan tanah Syam

(Palestin, atau Suria), menuju ke Mesir. Sedang di Mesir ketika

itu memerintah seorang Raja dengan kekerasan atau kemahuan

diri sendiri saja.

Sarah adalah seorang perempuan cantik sekali parasnya. Dan

kecantikannya inilah yang membawa satu kejadian yang tidak

menggembirakan terhadap keluarga Ibrahim. Raja Mesir yang

gagah perkasa itu tertarik hati setelah memandang wajah Sarah.

Ibrahim lalu dipanggilnya ke istana. Ditanya oleh Raja tentang

perhubungannya dengan perempuan itu, maka dia selamanya

berdua duaan ke mana saja mereka pergi.

Ibrahim mengerti akan maksud Raja, dan apa yang terkandung

dalam hati Raja itu. Kalau dijawabnya bahawa Sarah itu adalah

isterinya, mungkin jawapan yang demikian itu menimbulkan

bencana terhadap dirinya atau terhadap isterinya sendiri. Lalu

dijawabnyalah dengan jawapan yang tidak sebenarnya dengan

mengatakan bahawa perempuan itu adalah saudaranya, saudara

dengan pengertian seluas kata, saudara dalam keturunan,

saudara dalam agama, saudara dalam bahasa dan saudara

dalam kemanusiaan. Dengan jawapan ini, ternyata kepada Raja

yang perempuan itu belum mempunyai suami, lalu Ibrahim dan

perempuan itu diperintahkan untuk tinggal dalam istana Raja.

Ibrahim pun datang mendapatkan isterinya membawa khabar

yang tidak baik ini dengan berkata: Khabar yang saya bawa ini

adalah khabar yang tidak dibuat buat, dan saya tidaklah main

main. Lalu diterangkannya apa-apa yang terjadi dan berlaku

antara dia dan Raja, apa perintah yang diperintahkan Raja itu.

Dan tidak ada daya upaya berhadapan dengan Raja perkasa

yang aniaya itu selain menyerahkan diri ke hadrat Allah,

sebagaimana yang sudah terjadi di masa yang silam.

Ibrahim terpaksa dengan tangannya sendiri menyerahkan

isterinya kepada Raja yang aniaya itu. Sarah sudah diserahkan

kepada Raja dalam istana dengan menyerahkan nasib, dan

keadaan selanjutnya hanya kepada Allah semata mata.

Setiba di istana, kepada Sarah dengan segera diberikan pakaian

dan perhiasan yang sebagus bagus dan semahal mahalnya.

Tetapi tampak di wajahnya yang dia sendiri tidak suka tinggal di

istana itu, tidak suka kepada semua pemberian yang berupakan

pakaian dan perhiasan yang cantik cantik itu. Istana yang molek,

pakaian dan perhiasan yang bagaimana mahalnya itu tidak dapat

melupakan dia kepada suaminya sendiri, yang dipisahkan

dengan dia bukan karena kesalahan atau perbuatan yang tak

baik, tetapi hanya kerana kemahuan seorang Raja yang gagah

perkasa, kerana hanya nafsu dari seorang manusia yang

mengaku Raja itu.

Dia berserah diri bulat bulat kepada Allah, memegang teguh

akan ajaran agamanya, lalu duduk bertumpang dagu dengan

sedihnya.

Sering sering Raja masuk ke tempat Sarah melihat kalau Sarah

telah menjadi riang dan gembira, untuk dihampirinya. Tetapi

setiap kali Raja masuk, Sarah terperanjat dan bertambah

Page 11: 6. NABI IBRAHIM -   · PDF fileKISAH NABI IBRAHIM 1 ... dari segala pertanyaan yang muncul di otak atau fikirannya itu. ... Kitab SuciNya al-Quran,

6. KISAH NABI IBRAHIM

11

sedih.Berbagai bagai jalan diusahakan oleh Raja itu agar Sarah

hilang sedihnya, timbul gembira hatinya, tetapi semua daya

upaya dan usaha Raja itu sia sia belaka.

Setelah penat dan letih menjalankan berbagai ikhtiar, akhirnya

dengan badan yang lelah, Raja itu lalu tidur di atas tempat

tidurnya. Dari tidurnya itu dia bermimpi, di mana dinyatakan

dalam mimpinya itu. bahawa Sarah itu yang sebenarnya telah

mempunyai suami sendiri, iaitu Ibrahim yang mengaku

saudaranya itu.

Setelah terbangun dari tidurnya, maka Raja itu menetapkan

akan melepaskan Sarah dan menyerahkannya kembali kepada

suaminya, iaitu Nabi Ibrahim. Dengan jalan begitulah Allah

melindungi Sarah dari fitnah yang amat besar itu.

Lama Ibrahim dan isterinya tinggal di Mesir. Ibrahim dengan

segala sifat sifatnya yang terpuji itu, berusaha mencari rezeki

untuk hidupnya. Rezeki banyak, sahabat kenalannya pun banyak

pula. Dia sekarang sudah menjadi orang yang kaya, banyak

binatang binatang ternaknya dan banyak pula harta bendanya.

Karena nikmat Allah yang berlipat-ganda ini, banyaklah manusia

asli anak negeri sendiri yang menjadi dengki dan hasad terhadap

Nabi Ibrahim.

Bukan hanya hasad dan dengki dalam hati, tetapi tampaknya

mereka telah memutuskan akan menjalankan sesuatu yang akan

mencelakakan terhadap Ibrahim dan isterinya. Nabi Ibrahim

terpaksa pula meninggalkan negeri Mesir yang hanya

memberinya harta kekayaan dan tidaklah dapat memberikan

kebahagiaan itu.

Nabi Ibrahim kembali menuju ke Palestin, tempat yang sudah

lama ditinggalkannya itu. Sejak mulai saat itu, dijadikannyalah

Palestin itu tanah airnya sendiri. Dan kota yang ditempati itu

dijadikan tempat suci untuk menyembah Allah. Lama sekali

Ibrahim tinggal di Palestin sehingga dari keturunannya inilah

boleh di katakan semua Nabi dan Rasul yang datang kemudian.