9. wawasan nusantara

13
IX. WAWASAN NUSANTARA

description

haidar

Transcript of 9. wawasan nusantara

Page 1: 9. wawasan nusantara

IX. WAWASAN NUSANTARA

Page 2: 9. wawasan nusantara

Wawas (Bahasa Jawa) = Memandang = Melihat

-an = CaraCara memandang = Cara pendang = Cara Tinjau

Wawasan harus mampu memberi aspirasi pada

suatu bangsa dalam menghadapi berbagaihambatan dan dalam mengejar kejayaan.Tiga faktor utama yang perlu diperhatikan

untuk mewujudkan aspirasi dan perjuanganbangsa :1. Bumi atau ruang untuk bangsa itu

hidup2. Jiwa, tekat dan semangat rakyatnya3. Lingkungan sekitarnya

Page 3: 9. wawasan nusantara

• Wawasan Nasional ialah :Cara pandang suatu bangsa yang telah menegara tentang diri dan lingkungannya dalam eksistensinya yang serba terhubung (interaksi dan interealisasi) dan dalam pembangunannya di lingkungan nasional (lokal dan propinsi), regional serta global.• Wawasan nasional dibentuk + dijiwai paham kekuasaan + geopolitik yang dianutnya

Page 4: 9. wawasan nusantara

PAHAM – PAHAM: KEKUASAAN (TEORI - TEORI)1. PAHAM MACHIAVELLI (ABAD : XVII)

Negara bertahan dengan :– Segala cara dihalalkan– Politik adu domba (Devide et Impera)– Dunia politik = kehidupan binatang bebas

2. PAHAM KAISAR NAPOLEON BUNAPARTE (ABAD XVIII)Menggunakan paham Machiavelli dengan perang total → kekuatan logisticSosial Budaya → IPTEK→ HANKAM → Menjajah sekitar ItaliaHancur di Rusia → Di buang Ke Pulau Elba

3. PAHAM JENDRAL CLAUSEWTZ (ABAD XVIII)Masa Napoleon terusir ke Rusia → Penasehat Staf Umum Tentara Kekaisaran Rusia → Kepala Sekolah staf dan Komando Rusia (Buku = Vom Kriege) → Tujuan Nasional Suatau Bangsa

Page 5: 9. wawasan nusantara

4. PAHAM FEUERBACH + HEGEL Materialsme Sintesis

Timbul Kapitalisme dan Komunisme. Abad XVII perdagangan bebas → LiberalismeKeberhasilan ekonomi → Ukuran emas Belanda (VOC) penjajah Indonesia (3,5 abad)

5. PAHAM LENIN (ABAD XIX) → KOMUNISMEPolitik dengan kekerasan → revolusi mengkomersialkan dunia. RRC → G30S/PKI → Runtuh

6. PAHAM LUCIAN W. PYE DAN SIDNEYBuku Political Culture and Political Development Kemantapan politik di capai berakar pada kebudayaan politik bangsa bersangkutan → Selain kondisi obyektif juga subyektif + psikologi

Page 6: 9. wawasan nusantara

PAHAM / TEORI GEOPOLITIKGEO = Bumi POLITIK = Kekuatan→ Ilmu Bumi Politik1. AJARAN FREDERICH RATZEL (ABAD XIX)

Ilmu bumi politik pertama sbb :Seperti pertumbuhan organisme perlu : ruang

lingkup, proses lahir, tumbuh, berkembang, mempertahankan hidup, menyusut dan mati

Negara identik suatu ruang tempat kelompok politik (kekuatan) → tumbuh

Tidak lepas dari hukum alam → bangsa yang unggul saja yang bertahan

Semakin tinggi budaya bangsa, maka semakin besar kebutuhan sumber daya alam

Page 7: 9. wawasan nusantara

2. AJARAN RUDOLF KJEHLENMelanjutkan teori Ratzel → Organisme sebagai “Prinsip Dasar” :–Negara sebagai orgenisme yang

memiliki intelektual –Negara merupakan politik /

pemerintahan meliputi geopolitik, ekonomi politik, demo politik, sosial politik, karto politik (politik memerintah)

–Negara tidak harus tergantung pembekalan laut, tapi kekuatan nasional kedalam

Page 8: 9. wawasan nusantara

3. AJARAN KARL HAUSHOFERImperium daratan → Imperium maritime → Pengawasan laut

Negara besar dunia timbul : Eropa, Afrika, Asia Barat (Jerman + Italia), Jepang (Asia Timur Raya)

Membentuk strategi perbatasan (ruang lingkup) 

4. AJARAN SIR HALFORD MACKINDERGeopolitik menganut “Konsep Kekuatan” mencetuskan “Wawasan Benua” → Konsep Kekuatan di daratMenguasai “DAERAH JANTUNG” (Eropa + Asia) → menguasai “PULAU DUNIA” (Eropa + Asia + Afrika) → menguasai dunia

Page 9: 9. wawasan nusantara

5. AJARAN SIR WALTER RALEIGH + ALFRED THYER MAHAN

Wawasan Bahari → kekuatan dilaut → menguasai perdagangan → menguasai kekayaan dunia → menguasai dunia 

6. AJARAN W. MICHAEL, A SAVERSKY, GIULIO DOUBET + JOHN FREDERIK CHARLES FUHER

Teori “WAWASAN DIRGANTARA” → kekuatan udara menentukan → menangkis lawan di negerinya sendiri

7.  AJARAN NICHOLAS J. SPYKMENTeori Daerah Batas (RIMLAND) : kombinasi kekuatan darat, laut dan udara

Page 10: 9. wawasan nusantara

WAWASAN NASIONAL INDONESIA

= dibentuk + dijiwai oleh paham :1. Paham Kekuasaan Bangsa Indonesia

– Falsafah + Ideologi Pancasila → perang + damai → cinta damai, tapi lebih cinta kemerdekaan → tidak kekuasaan + adu kekuasaan (persengketaan + ekspansionisme)

– Ideologi sebagai landasan idiil untuk menentukan politik nasional untuk menjamin kepentingan bangsa ditengah perkembangan dunia 

2. Geopolitik Indonesia– Laut bukan pemisah pulau tapi penghubung antar

pulau sebagai kesatuan “TANAH AIR” yang disebut “NEGARA KEPULAUAN”

Page 11: 9. wawasan nusantara

Pembahasan latar belakang filosofi sebagai dasar pemilikan pembinaan dan pengembangan wawasan nasional Indonesia ditinjau dari :1. Latar belakang pemikiran falsafah Pancasila →

lihat pada sila ke1 – 52. Latar belakang pemikiran aspek Kewilayahan

Nusantara

± 17.508 pulau dalam batas astronomisU = 06 08 LUT = 141 05 BT U – S = 1.888 KMS = 11 15 LS B – T = 5.110 KMB = 94 45 BT

3. Latar belakang pemikiran aspek sosial budaya bangsa Indonesia

4. Latar belakang pemikiran kesejahteraan bangsa Indonesia

Page 12: 9. wawasan nusantara

PENGERTIAN WAWASAN NUSANTARA

1. Ketetapan MPR tahun 1993 dan 1998Wawasan nusantara yang merupakan wawasan nasionalisme yang bersumber pada Pancasila dan berdasarkan UUD 1945 adalah :“Cara pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenai diri dan lingkungannya dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa serta kesatuan wilayah dalam menyelenggarakan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara untuk mencapai tujuan nasional”

Page 13: 9. wawasan nusantara

2. Menurut prof. dr. wan usman (Ketua Program S2 PPKN UI)

“Cara pandang bangsa Indonesia mengenai diri dan tanah airnya sebagai Negara kepulauan dengan semua aspek kehidupan yang beragama”

 3. Kelompok kerja Wawasan Nusantara

“Cara pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenai diri dan lingkungannya yang serba beragam dan bernilai strategis dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa serta kesatuan wilayah dalam menyelenggarakan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara untuk mencapai tujuan nasional”