an Wilayah Pantai Glagah Kulon Pro Go

23
TUGAS AKHIR MATA KULIAH PERENCANAAN WILAYAH PERENCANAAN WILAYAH DI PANTAI GLAGAH KULONPROGO OLEH GREMY AGASTYA PRATAMA 07/257574/PN/11260 JURUSAN TANAH FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS GADJAH MADA

Transcript of an Wilayah Pantai Glagah Kulon Pro Go

Page 1: an Wilayah Pantai Glagah Kulon Pro Go

TUGAS AKHIR MATA KULIAH

PERENCANAAN WILAYAH

PERENCANAAN WILAYAH DI PANTAI GLAGAH

KULONPROGO

OLEH

GREMY AGASTYA PRATAMA07/257574/PN/11260

JURUSAN TANAH

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS GADJAH MADA

YOGYAKARTA

2010

Page 2: an Wilayah Pantai Glagah Kulon Pro Go

PERENCANAAN WILAYAH DI PANTAI GLAGAH KULONPROGO

BAB I. PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Dalam penjelasan Undang-Undang No.26 tahun 2007 Tentang Penataan Ruang

disebutkan Ruang Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia baik sebagai kesatuan

wadah yang meliputi ruang darat, ruang laut, dan ruang udara, termasuk ruang di dalam

bumi, mapun sebagai sumber daya merupakan karunia Tuhan Yang Maha Esa kepada

bangsa Indonesia.yang perlu kita syukuri, dilindungi dan dikelola secara berkelanjutan

untuk sebesar besarnya demi kemakmuran rakyat, sesuai dengan amanat yang

terkandung dalam Pasal 33 ayat (3) Undang-Undang Dasar Negara republik Indonesia

tahun 1945.

Lingkungan hidup merupakan suatu kesatuan komponen, yang merupakan ruang

bagi segala bentuk dan aspek kehidupan mahkluk hidup beserta seluruh pendukungnya.

Pada dasarnya, dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 Tentang Pengelolaan

Lingkungan Hidup, disebutkan bahwa lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan

semua bendqa, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk di dalamnya manusia dan

perilakunya yang mempengaruhi kelangsungan perkehidupan dan kesejahteraan

manusia serta makhluk hidup lainnya.

Manusia sebagai bagian dari kesatuan sistem lingkungan hidup, merupakan bagian

yang sangat berpengaruh terhadap bagaimana kelangsungan dari lingkungan hidup itu

sendiri. Karena pada dasarnya yang dapat melakukan pengelolaan lingkungan hidup

berdasarkan prinsip-prinsip perlindungan lingkungan hidup yang berkelanjutan adalah

hanya manusia. Hal ini diperkuat degan kemampuan luar biasa manusia untuk dapat

beradaptasi dengan segala kondisi lingkungan hidup dimana ia menetap, di tengah-

tengah makhluk hidup, tumbuhan, dan unsur-unsur alam yang lainnya.

Mengingat hal ini, sudah seharusnya manusia sebagai instrumen utama dalam

pengelolaan lingkungan hidup melakukan usaha dengan segala daya untuk menciptakan

lingkungan hidup yang sehat, serta lebih baik dan lebih terjaga kelangsungan hidupnya.

Hal ini berlaku bagi seluruh unsur masyarakat dari mulai individu sampai ke tingkat

penegak hukum beserta pemerintah (negara).

Page 3: an Wilayah Pantai Glagah Kulon Pro Go

Pengelolaan lingkungan hidup itu sendiri tidak dapat dilepaskan dari permasalahan

lingkungan. Masalah lingkungan bagi dan disebabkan oleh manusia dapat diindikasikan

dari segi menurunnya kualitas lingkungan hidup, yang menyangkut aspek kesehatan,

kesejahteraan, dan ketenteraman manusia. Menurunnya nilai lingkungan hidup,

utamanya disebabkan karena pemanfaatan secara kurang bertanggungjawab.

Permasalahan lingkungan hidup pada dasarnya timbul karena:

Dinamika pertumbuhan penduduk yang cepat, persebaran jumlah penduduk yang

tidak proporsional, serta ketidak seimbangan struktur penduduk.

Pemanfaatan dan pengelolaan sumber daya hayati yang kurang bijaksana, tanpa

memperhatikan kelangsungan dari sumber daya hayati itu sendiri.

Kurang terkendalinya pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknlogi dalam

pemanfaatan dan pengelolaan lingkungan serta sumber daya hayati.

Kemajuan dan kebutuhan sektor ekonomi yang sangat besar akan sumber daya

hayati, yang menyebabkan kerusakan lingkungan demi kepentingan ekonomi

semata.

Benturan penataan ruang wilayah.

Dalam suatu Negara yang cenderung memfokuskan dirinya pada program

pembangunan ke era industrialisasi, masalah lingkungan hidup merupakan masalah

yang esensial dan perlu mendapatkan perhatian khusus. Hal tersebut lebih disebabkan

akan timbulnya berbagai kepentingan antara kaum industriawan dengan pemerintah

sebagai pengambil kebijaksanaan dan warga masyarakat sekitarnya terhadap

industrialisasi dan dampak industrialisasi. Fenomena yang terjadi sekarang adalah

adanya isu banyaknya masalah-masalah yang berkaitan dengan lingkungan hidup, baik

terhadap kerusakan maupun pencemaran terutama yang diakibatkan oleh perbuatan

manusia itu sendiri ataupun kelompok masyarakat di samping karena adanya sebuah

bencana alam yang menambah kerusakan lingkungan hidup.

Masyarakat yang berada di sekitar kawasan industri tentunya juga mengharapkan

dan menghendaki terhadap ekologi dimana dia berpijak tetap tidak berubah dan tidak

tercemar. Disisi lain para pengusaha sering berbuat ceroboh karena lebih

mengutamakan sebuah bisnis tanpa mempedulikan lingkungan hidup, sehingga terjadi

kerusakan dan pencemaran akibat dampak proses industri tidak dapat dihindari.

Program pemerintah mengenai lingkungan hidup telah diamanatkan Undang-Undang

Page 4: an Wilayah Pantai Glagah Kulon Pro Go

Nomor 23 tahun 1997 tentang lingkungan hidup, yang menentukan bahwa pengelolaan

lingkungan hidup adalah pembangunan berkelanjutan, dimaksudkan bukan dilakukan

oleh pemerintah pusat tetapi juga dilaksanakan oleh pemerintah daerah Indonesia yang

berkesinambungan tanpa mengurangi hak pemenuhan dimasa mendatang. Batasan ini

menunjuk kepada konsep pembangunan bekelanjutan dari World Commision on

Environment and Development, yakni pembangunan yang memenuhi kebutuhan

generasi muda tanpa mengorbankan hak pemenuhan generasi masa mendatang.

Dalam sebuah Negara hukum banyak campur tangan pemerintah ke dalam

kehidupan masyarakat sehari-hari, baik dibidang politik, ekonomi, sosial maupun

terhadap lingkungan hidup. Dalam upaya mengatasi masalah lingkungan hidup ini

Pemerintah Bali sebagai contoh, telah mengeluarkan Peraturan Daerah Nomor 4 tahun

2005 tentang Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup. Dalam

pasal 25 Peraturan Daerah ini menetapkan: melarang setiap perbengkelan, pabrik atau

jenis lainya untuk membuang limbah sampah dan kotoran lainnya ke sungai, lepas

pantai atau saluran air lainnya. Akan tetapi masih saja ada sejumlah masyarakat atau

para pengusaha yang membuang limbah hasil produksi usahanya secara

sembarangan.Pembangunan yang selama ini dilaksanakan, disadari bahwa di satu sisi

telah banyak memberikan manfaat kepada masyarakat, namun di sisi lain juga

menimbulkan berbagai dampak terhadap lingkungan (baik alam, sosial kemasyarakatan,

ekonomi, dan budaya). Kesadaran ini menumbuhkan adanya tuntutan atas penerapan

perspektif pembangunan jangka panjang bagi terwujudnya pembangunan berkelanjutan,

dimana dalam hal ini salah satunya menyangkut prinsip-prinsip pembangunan yang

memperhatikan aspek lingkungan.

Kondisi yang sama terjadi pada pembangunan di daerah Kulonprogo baik sektor

pertanian dan utamanya pariwisata, dimana pada perkembangan mutakhir menuntut

adanya upaya pembangunan yang didukung perencanaan secara mendalam terkait

dengan dampak lingkungan. Perencanaan yang mendalam dengan mempertimbangkan

aspek alam, budaya, dan kearifan-kearifan lokal akan mengurangi permasalahan

ditingkat masyarakat dan lingkungan.

Berbagai contoh ekstrim bisa dilihat pada pengembangan resort di daerah yang

rentan seperti kawasan pesisir pantai telah menimbulkan masalah baru bagi lingkungan,

demikian pula dengan pembangunan lapangan golf yang membawa dampak pada

Page 5: an Wilayah Pantai Glagah Kulon Pro Go

kelangkaan sumber daya air, daerah resapan air dan timbulnya erosi serta tanah longsor.

Demikian pula pengembangan kawasan sumber daya air seperti waduk, danau, rawa

sebagai objek dan daya tarik wisata yang pada akhirnya menimbulkan dampak pada

lingkungan alam, social dan budaya di sekitarnya.

Kondisi di atas pada akhirnya disadari sebagai dampak buruk yang perlu untuk

segera dicegah, salah satunya melalui upaya perencanaan yang mengacu pada prinsip-

prinsip keberlanjutan. Dalam konteks ini, upaya untuk memproyeksikan dampak yang

mungkin terjadi menjadi tahapan yang sangat penting. Ditingkat internasional,

pencarian panjang oleh para pakar perencanaan mengenai metode yang mampu

memberikan masukan bagi pemroyeksian dampak dalam pembangunan tersebut, telah

menghasilkan apa yang disebut dengan Sosial Impact Assesment (SIA) yang di

Indonesia dikenal sebagai AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan), dimana

lingkungan dalam hal ini telah mencakup alam, sosial, ekonomi, dan budaya.

Semangat yang mendasari metode ini adalah untuk memberikan umpan balik

mengenai implementasi proyek-proyek pembangunan yang diakomodasikan melalui

project evaluation studies untuk melihat dampak-dampak yang terjadi pada proyek yang

bersangkutan, sehingga dapat disusun strategi untuk mengantisipasi dampak-dampak

tersebut di masa mendatang.

2. Tujuan

Tujuan dari diadakannya tugas ini adalah:

1. Mahasiswa mampu memberikan gambaran tentang perencanaan wilayah yang

baik dan benar dengan memperhatikan berbagai aspek, yaitu aspek sosial,

ekonomi dan budaya.

2. Mahasiswa mampu menuangkan idenya dalam membuat perencanaan wilayah

sehingga dapat menambah ilmu tentang perencanaan wilayah yang baik dan

benar.

Page 6: an Wilayah Pantai Glagah Kulon Pro Go

3. Manfaat/Kegunaan

Manfaat yang dapat diperoleh dari tugas ini adalah:

a. Mahasiswa dapat mengetahui faktor-faktor yang sangat mempengaruhi

perencanaan wilayah, baik dari sisi sosial, ekonomi maupun budaya, sehingga

harapannya perencanaan wilayah dapat berjalan berkelanjutan.

b. Mahasiswa mendapatkan tambahan pengetahuan tentang dampak-dampak baik

positif maupun negatif terhadap lingkungan dan masyarakat sekitar dari

pembangunan, sehingga dalam di masa mendatang dapat diperoleh perencanaan

yang meminimalkan dampak negatif dan memperhatikan kearifan-kearifan lokal

(local wisdom).

c. Mahasiswa dapat mempraktekkan teori yang diperoleh di kuliah untuk melatih

kemampuan dalam melakukan perencanaan wilayah dan belajar di lapangan.

Page 7: an Wilayah Pantai Glagah Kulon Pro Go

BAB 2. KONDISI DAERAH PENGAMATAN

KAWASAN PANTAI GLAGAH

2.1 Geografi dan Iklim

Pantai Glagah merupakan pantai yang menjadi andalan daya tarik wisata di

Kabupaten Kulonprogo, berada di selatan Kota Wates dan terletak sekitar 40 km barat

daya Yogyakarta. Pantai ini berada di wilayah Kecamatan Temon yang mempunyai luas

36,29 km2. Seperti pantai selatan pada umumnya, ombak di pantai Glagah cukup besar

sehingga tidak bisa digunakan untuk olahraga pantai seperti renang, ataupun selancar.

Abrasi karena gelombang cukup besar sehingga pemerintah daerah sedang memasang

pemecah gelombang untuk mengurangi abrasi tersebut. Iklim yang ada merupakan iklim

tropis dengan angin laut yang cukup kencang. Curah hujan cukup tinggi sehingga

kawasan sekitarnya dapat dimanfaatkan untuk pertanian.

2.2 Kondisi Bentang Lahan

Pantai Glagah membentang dari timur ke barat kurang lebih 2 km berupa hamparan

pasir pantai yang dihiasi laguna yang terbentuk oleh perpindahan aliran sungai Serang.

Sungai Serang yang mengalir menuju ke laut selatan bermuara di pantai ini.

Dipantai ini juga terdapat tanaman pantai seperti pandan, kelapa, dan beberapa jenis

tanaman bunga. Di sisi utara dari pantai merupakan daerah rawa belakang yang

berfungsi sebagai daerah resapan dan tampungan air tanah. Daerah rawa belakang ini

sangat baik untuk pertanian.

2.3 Fungsi/Pemanfaatan Kawasan

Pantai Glagah merupakan muara dari Sungai Serang, di mana di sekitar muara

tumbuh pohon-pohon kelapa yang meneduhkan. Di kedua sisi muara sedang dibangun

dermaga. Tempat ini cocok untuk perkemahan atau sekedar bersantai. Pemerintah

daerah setempat telah membangun kawasan pantai ini dengan berbagai fasilitas seperti

taman rekreasi, kolam pemancingan dan bumi perkemahan.

Pantai Glagah berjarak sekitar 1,5 kilometer dari pantai Congot, Kabupaten Kulon

Progo, yang keduanya telah dihubungkan dengan jalan beraspal. Obyek wisata pantai

Glagah mempunyai daya tarik yaitu ombaknya yang besar, garis pantai yang panjang,

kesejukan udara dan airnya yang bersih. Keunggulan obyek wisata ini adalah

keberadaan sungai Serang yang bermuara di pantai Glagah yang dapat dipakai untuk

Page 8: an Wilayah Pantai Glagah Kulon Pro Go

wisata tirta. Pengunjung yang sudah memanfaatkan sungai Serang untuk kegiatan

wisata tirta yang sebagian besar adalah wisatawan nusantara, terutama mahasiswa

pecinta alam di Yogyakarta.

Selain wisata tirta, kegiatan wisata minat khusus yang dilakukan adalah olah raga

yang berbentuk event seperti voli pantai dan motocross. Pantai Glagah juga mempunyai

daya tarik untuk wisata budaya, yaitu upacara adat Merti desa. Upacara ini bertujuan

untuk keselamatan penduduk desa Glagah. Kegiatan yang dilakukan adalah pertunjukan

kesenian daerah seperti wayang dan jatilan. Selain upacara Merti Desa, pantai Glagah

juga dipergunakan untuk upacara Labuhan dari Trah Mangkunegaran.

2.4 Kondisi sosial, ekonomi dan budaya masyarakat setempat

Masyarakat yang tinggal di sekitar pantai Glagah pada umumnya bermata

pencaharian sebagai petani dan juga nelayan. Namun banyak juga yang melakukan

keduanya, yaitu disamping menjadi nelayan, juga menjadi petani. Hal ini dapat

dimaklumi, karena cara menangkap ikan di laut yang mereka lakukan masih

menggunakan teknologi tradisioanal yang tergantung pada angina dan cuaca. Jika cuaca

buruk, mereka tidak dapat melaut, sehingga untuk mencukupi kebutuhan hidupnya

mereka juga bercocok tanam. Tanaman yang ditanam terutama adalah palawija, tetapi

pada beberapa lokasi juga ditanami jeruk dan tanaman buah seperti melon, semangka

dan yang terbaru adalah budidaya buah naga.

Pemerintah Daerah telah membangun tempat pelelangan ikan di pantai ini. TPI ini

menjadi ajang sosial kemasyarakatan antar nelayan, dan nelayan dengan pembeli. Para

nelayan juga telah mendirikan paguyuban untuk menyuarakan aspirasi mereka.

Di pantai Glagah telah berdiri beberapa penginapan dan rumah makan untuk

wisatawan, namun harus diakui bahwa pariwisata di pantai Glagah belum mampu

mengangkat taraf perekonomian masyarakat sekitarnya.

Page 9: an Wilayah Pantai Glagah Kulon Pro Go

BAB 3. ANALISIS DAN PEMBAHASAN

3.1 Tinjauan Ekosistem Kawasan

Ekosistem di pantai Glagah merupakan campuran antara ekosistem laut dan darat.

Jenis tumbuhan yang ada adalah pandan, kelapa, tanaman semak, dan rerumputan.

Glagah juga merupakan tempat nelayan memasarkan ikannya di Tempat Pelelangan

Ikan (TPI) yang tersedia di sana.

3.2 Tinjauan Bentang Lahan

Pantai Glagah membentang dari timur ke barat kurang lebih 1 km berupa hamparan

pasir pantai yang dihiasi laguna yang terbentuk oleh perpindahan aliran sungai Serang.

Sungai Serang yang mengalir menuju ke laut selatan bermuara di pantai ini.

Di sisi utara dari pantai merupakan daerah rawa belakang yang berfungsi sebagai

daerah resapan dan tampungan air tanah. Daerah rawa belakang ini sangat baik untuk

pertanian seperti buah-buahan dan palawija. Di kawasan ini juga telah dikembangkan

budidaya tanaman buah naga (buah merah) yang sari buahnya berkhasiat untuk

menyembuhkan beberapa jenis penyakit. Harga buahnya cukup mahal, sehingga

diharapkan dapat meningkatkan taraf perekonomian petani yang menanamnya.

3.3 Tinjauan Fungsi Kawasan

Berdasarkan Teori Miossec, kawasan wisata pantai Glagah masih berada pada level

1 dan 2; dimana pada level 1 sudah muncul resort atau fasilitas tertentu sebagai perintis

dan pada level 2 mulai tumbuh/berkembang resort-resort lain sebagai multiplikasi dari

resort perintis karena keberhasilannya.

Jaringan transportasi di kawasan pantai Glagah berada pada fase 2, yang ditandai

dengan adanya akses jaringan transportasi menuju kawasan yang mulai dibuka. Perilaku

wisatawan menempati fase antara 1 dan 2; dimana informasi mengenai kawasan belum

banyak dan belum terdiseminasi secara efektif, akan tetapi sebenarnya kawasan mulai

dikenal meski dalam skala tertentu yang tidak luas (DIY dan sebagian Jawa Tengah

saja).

Page 10: an Wilayah Pantai Glagah Kulon Pro Go

3.4 Tinjauan Terhadap Kemungkinan Pengembangan Kawasan

Pantai Glagah sebenarnya tidak berbeda jauh karakteristiknya dengan pantai

Parangtritis, tetapi dari jumlah pengunjung masih kalah. Untuk mengembangkan pantai

Glagah, harus dicari keunikan yang nantinya dapat menjadi daya tarik tersendiri, di

samping daya darik pantainya seperti ombak, nelayan, pasir.

Ada beberapa keunikan yang dapat diangkat untuk menarik wisatawan seperti

muara sungai Serang untuk wisata air seperti naik perahu, menangkap ikan, olahraga

dan ditepinya cocok untuk perkemahan atau sekedar bersantai.

Keberadaan Tempat Pelelangan Ikan dapat lebih dioptimalkan dengan mendukung

para nelayan dalam teknologi penangkapan ikan sehingga ikan yang dilelang bisa

bertambah banyak.

Laguna yang terbentuk akibat pergeseran aliran sungai Serang dapat menjadi daya

tarik yang harus dipromosikan untuk meningkatkan jumlah pengunjung. Di samping itu,

perlu adanya paket wisata dengan objek wisata lain yang berdekatan.

Page 11: an Wilayah Pantai Glagah Kulon Pro Go

BAB 4. KESIMPULAN DAN SARAN

4.1. KESIMPULAN

Berdasarkan berbagai tinjauan (kondisi eksisting dan teori) serta analisis tersebut di

atas, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

● Ekosistem. Ekosistem di pantai Glagah merupakan campuran antara ekosistem laut

dan darat. Pertemuan dengan sungai Serang memunculkan laguna yang menjadi

tempat kehidupan ikan tertentu. Jenis tumbuhan yang ada adalah pandan, kelapa,

tanaman semak, dan rerumputan. Di kawasan ini juga telah dikembangkan budidaya

buah naga yang dapat memberikan nilai ekonomi tinggi bagi petani.

● Bentang Lahan. Di Pantai Glagah membentang pasir sepanjang kurang lebih 2 km,

dan di hiasi dengan laguna yang terbentuk oleh sungai Serang.

● Fungsi Kawasan. Pantai Glagah merupakan objek tujuan wisata bahari yang

menggabungkan antara keindahan alam dengan aktifitas penangkapan dan

pelelangan ikan. Di kawasan rawa belakang telah dikembangkan dan cocok sebagai

lahan budidaya buah naga yang cukup mahal harganya, sehingga diharapkan para

petani yang menanamnya dapat lebih meningkat taraf hidupnya.

4.2. S A R A N

4.2.2. KAWASAN PANTAI GLAGAH

Untuk menunjang fungsinya sebagai objek wisata, penambahan infrastruktur

yang menunjang kenyamanan pengunjung mutlak diperlukan. Disamping itu,

TPI yang ada bisa dioptimalkan dengan membuat restoran-restoran yang

menyediakan menu ikan segar.

Perlunya promosi melaui media yang cakupannya luas agar objek ini lebih

dikenal. Penyelenggaraan kegiatan rutin seperti festival perahu, kejuaraan volley

pantai, motokross, festival layang-layang perlu dilakukan (kalau

memungkinkan bisa bertaraf nasional atau internasional) sehingga dapat

menarik minat pengunjung untuk datang.

Di kawasan rawa belakang, budidaya tanaman buah naga perlu ditingkatkan

kualitas dan kuantitasnya dengan memberi penyuluhan dan bantuan bibit kepada

petani setempat.

Page 12: an Wilayah Pantai Glagah Kulon Pro Go

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2010. Pantai glagah. <www.kulonprogo.go.id>. Diakses pada tanggal 10 Juni 2010.

Anonim. 2010. Badan Pariwisata Propinsi DI. Yogyakarta. <www.jogjakarta.go.id>. Diakses 10 Juni 2010.

John, J. 1995. Pigram, Resource Constraints on Tourism: Water Resources and Suistainability, dalam ”Change in Tourism: Place, People, Processes”, Richard Butler & Douglas Pearce.

Master Plan Obyek Wisata Kawasan Waduk Sermo, Kokap, 1998-2007; Laporan Akhir; Pemerintah Kabupaten Daerah Tingkat II Kulon Progo, 1997/1998.

Tourism Planning, An Integrated and Suistanable Development Approach, Edward Inskeep, Van Nostrand Reinhold, 1991.

Page 13: an Wilayah Pantai Glagah Kulon Pro Go

LAMPIRAN

Lampiran 1. Tabel Teori Perkembangan Kawasan Wisata: Model Miossec (1976)Fase Kondisi

KawasanJaringan

TransportasiPerilaku

WisatawanSikap para pengambil

keputusan dan masyarakat

setempat0 Kawasan hanya

terlewati saja, sama sekali belum tersentuh pembangunan

Kawasan hanya merupakan area transit dan terisolasi dari jalur transportasi yang ada

Wisatawan belum tertarik mengunjungi kawasan tersebut dan belum memiliki informasi yang jelas tentang kawasan

Pemerintah dan masyarakat masih bersikap menolak dan belum memiliki visi yang jelas tentang kawasan

1 Mulai ada pembangunan resort/fasilitas tertentu sebagai perintis

Jalur transportasi baru mulai dibuka

Wisatawan mulai memiliki persepsi global/ mengenal kawasan secara garis besar

Pemerintah dan masyarakat mulai melakukan pengamatan/observasi

2 Mulai tumbuh/berkembang resort-resort lain sebagai multiplikasi dari resort perintis karena keberhasilannya

Terjadi peningkatan jaringan transportasi sebagai penghubung antar resort

Terjadi peningkatan dalam persepsi wisatawan mengenai kawasan dan tentang jalur perjalanan wisata

Pemerintah mulai menetapkan kebijakan tentang pembangunan infrastruktur untuk melayani resort-resort yang ada dalam kawasan

3 Resort-resort yang ada mulai terorganisir, dan masing-masing telah memiliki hirarki serta spesialisasi yang jelas

Rute dan jalur perjalanan wisata mulai tersusun runtutan/rangkaiannya

Mulai terjadi kompetisi dan segregasi/pemisahan spasial

Mulai terjadi ”demonstration effects” akibat pariwisata pada kawasan utama dan kawasan tersegregasi

4 Spesialisasi dan hirarki yang dimiliki resort-resort mulai jelas dan tersebar pada semua resort yang ada

Jaringan transportasi dan tingkat keterhubungan dalam wilayah mencapai titik maksimal

Ruang-ruang mulai terbentuk sendiri-sendiri, mulai terbentuk dan berkembang jenis-jenis wisata tertentu/khusus, mulai terjadi kejenuhan kegiatan pariwisata

Pemerintah dan masyarakat setempat telah menerima pariwisata secara total; mulai dilakukan rencana pengembangan yang dijalankan dengan memperhatikan perlindungan terhadap kondisi lingkungan

Page 14: an Wilayah Pantai Glagah Kulon Pro Go

Lampiran 2. Peta Objek Amatan

PANTAI GLAGAH

Page 15: an Wilayah Pantai Glagah Kulon Pro Go