Anak Itik Dan Batang Kayu

5
Anak Itik dan Batang Kayu Di tepian sebuah kolam yang tenang, induk itik mengerami telornya. Dia menunggu berhari-hari lamanya hingga anak itik menetas. Ketika tiba harinya, seekor anak itik keluar dari salah satu telor itu. Kemudian satu lagi telor menetas lagi, kemudian satu lagi. Induk itik sangat gembira; ia mempunya tiga ekor anak itik! Mula-mula ketiga anak itik itu berkelakuan sangat baik, mematuhi induknya dan bermain bersama-sama. Tetapi seiring dengan berjalannya hari, ketiga anak itik itu lebih suka berbuat sekehendak hati mereka dan bukannya apa yang dikatakan oleh induk itik dan mereka bertengkar terus menerus. Induk Itik tidak tahu apa yang harus dilakukannya. Anak-anak itiknya yang imut itu sekarang memperlihatkan kelakuan yang sangat buruk!

description

Cerita gratis untuk anak-anak - www.freekidstories.org

Transcript of Anak Itik Dan Batang Kayu

Anak Itik dan Batang Kayu

Di tepian sebuah kolam yang tenang, induk itik mengerami telornya. Dia menunggu berhari-hari lamanya hingga anak itik menetas. Ketika tiba harinya, seekor anak itik keluar dari salah satu telor itu. Kemudian satu lagi telor menetas lagi, kemudian satu lagi. Induk itik sangat gembira; ia mempunya tiga ekor anak itik!

Mula-mula ketiga anak itik itu berkelakuan sangat baik, mematuhi induknya dan bermain bersama-sama. Tetapi seiring dengan berjalannya hari, ketiga anak itik itu lebih suka berbuat sekehendak hati mereka dan bukannya apa yang dikatakan oleh induk itik dan mereka bertengkar terus menerus. Induk Itik tidak tahu apa yang harus dilakukannya. Anak-anak itiknya yang imut itu sekarang memperlihatkan kelakuan yang sangat buruk!

Pada suatu hari yang cerah, Induk Itik dan anak-anak itik pergi ke kolam yang tidak begitu jauh. Sebelum berangkat, Induk Itik menjelaskan bahwa ada bahaya di kolam, tetapi jika mereka berada dekat dengan induk mereka, maka segala sesuatu akan baik-baik saja.

Ketika mereka tiba di tepi kolam, anak-anak itik itu hampir-hampir tidak dapat menahan diri.

“Lihatlah batang kayu yang ada di air itu,” kata anak itik yang paling kecil. “Pasti menyenangkan bermain-main di situ.”

“Aku yakin kamu bahkan tidak bisa memanjatnya,” ejek itik yang ada di sebelahnya. “Berjalan saja kamu masih tersandung-sandung. Kamu sangat canggung.”

“Yah, aku rasa kamu juga tidak bisa,” anak itik yang satunya lagi memberi komentar.

“Ibu, bolehkah kami pergi ke batang kayu itu?” salah seekor anak itik bertanya.

“Marilah kita menyeberangi rawa dulu, kemudian Ibu akan memeriksa apakah aman atau tidak. Ayo ikut Ibu.”

Induk Itik berenang langsung menjauhi batang kayu itu. Salah seekor anak itik mengikutinya dengan sangat dekat, dan anak itik yang satu lagi tertinggal, tetapi anak itik yang paling kecil memutuskan dia akan menjelajahi kolam sendiri.

Mengikut Ibu membosankan, pikirnya. Aku akan berpetualang.

Dia memanggil anak itik yang tertinggal dan keduanya berenang menuju apa yang mereka kira adalah batang kayu. Namun ketika mereka sudah semakin dekat, batang kayu itu bergerak di air.

“Aa…apa ini!?” seru salah seekor anak itik.“Oh, jangan takut itik kecil,” anak itik yang lain

berkata. “Air yang menyebabkannya bergerak.”

Tetapi dia salah. Sebaliknya, anak itik itu berhadapan dengan buaya yang marah karena mereka mengganggu tidurnya.

“Ibu, Ibu! Tolong selamatkan kami!” anak-anak itik itu menjerit-jerit. Kemudian dua ekor anak itik dengan panik berenang menuju ke tepian.

Krak! Rahang buaya yang kuat terdengar berbunyi.

Mereka berhasil keluar dari kolam tepat pada waktunya! Buaya perlahan-lahan pergi berenang, terlalu malas untuk mengejar anak-anak itik.

Ketika Ibu menemukan kedua anak itik itu, sekujur tubuh mereka gemetaran.

“Kami menyesal sudah pergi jauh-jauh,” anak itik yang kecil merengek. “Harusnya aku tidak menganggap diriku tahu yang terbaik.”

“Aku juga,” saudaranya menambahkan.

“Ibu gembira kalian selamat, dan Ibu harapkan kalian mengerti mengapa penting sekali untuk mematuhi. Ibu akan sedih sekali jika sesuatu menimpa kalian.”

“Kami berjanji tidak akan melakukannya lagi,” anak-anak itu menjawab bersama-sama.

Sejak hari itu, mereka berusaha keras untuk mendengarkan induk itik dan mengikuti perintahnya, dan oleh karena itu mereka melewatkan hari-hari yang menyenangkan bersama-sama, hingga mereka bertumbuh dan mengajarkan anak-anak itik mereka sendiri tentang pentingnya mematuhi.

Moral: Tuhan memberkati kepatuhan, sebab apabila kamu mendengarkan dan mematuhi, Dia dapat melindungi kamu dari bahaya. Jadi bersikaplah penuh kasih sayang dan patuh, dan kamu akan mempunyai saat-saat yang menyenangkan, sebab kamu melakukan apa yang benar.

Author unknown. Illustrations by Alvi. Design by Stefan Merour.Published by My Wonder Studio.

Copyright © 2014 by The Family International