ANALISIS KORELASI

10
KORELASI Salah satu teknik satatistik yang kerap kali digunakan untuk mencari hubungan antara dua variabel atau lebih adalah teknik korelasi. Dua variabel yang hendak diselidiki hubungannya tersebut biasanya diberi simbol variabel X dan variabel Y. Bila mana kenaikan nilai variabel X selalu disertai kenaikan variabel Y, dan turunnya nilai variabel X juga selalu diikuti oleh turunnya nilai variabel Y, maka hubungan yang seperti itu disebut hubungan yang positif. Akan tetapi, sebaliknya bilamana kenaikan nilai variabel X selalu diikuti oleh penurunan nilai variabel Y, dan penurunan nilai variabel X justru diikuti oleh kenaikan nilai variabel Y, maka hubungan antara variabel X dan Y tersebut adalah hubungan yang negatif. Disamping itu, dua variabel X dan Y ada kemungkinannya tidak memiliki hubungan sama sekali, yakni bilamana kenaikan nilai variabel yang satu kadang-kadang diikuti penurunan nilai variabel lainnya, dan kadang-kadang juga diikuti oleh kenaikan nilai variabel yang lainya. KOEFISIEN HUBUNGAN Pada umumnya besar kecilnya hubungan dinyatakan dengan bilangan. Bilangan yang menytatakan besar kecilnya hubungan tersebut disebut koefisien hubungan atu koefisien korelasi. Koefisien korelasi itu berkisar antara 0,00 dan +1,00 (korelasi positif) dan atau diantara 0,00 sampai -1,00 (korelasi negatif), tergantung pada arah hubungan positif ataukah negatif. Koefisien yang bertanda positif menunjukkan bahwa arah korelasi tersebut positif, dan koefisien yang bertanda negatif menunjukkan arah korelasi yang negatif. Sedangkan koefisien yang bernilai 0,00 menunjukkan tidak adanya korelasi antara variabel X dan Y. Bila mana dua variabel mempunyai koefisien korelasi sebesar +1,00 maka berarti bahwa dua variabel tersebut mempunyai korelasi positif yang sempurna. Sebaliknya bilamana dua variabel mempunyai koefisien korelasi -1,00, maka berarti dua variabel tersebut memiliki korelasi negatif yang sempurna. Korelasi yang sempurna semacam itu sangat jarang sekali dijumpai dalam praktik penyelidikan/penelitian. Korelasi antara dua variabel pada umumnya akan berkisar antara +1,00 sampai dengan -1,00. ILUSTRASI:

description

ANALISIS KORELASI

Transcript of ANALISIS KORELASI

KORELASI Salahsatutekniksatatistikyangkerapkalidigunakanuntukmencarihubunganantara dua variabel atau lebih adalah teknik korelasi. Dua variabel yang hendak diselidiki hubungannya tersebut biasanya diberi simbol variabel X dan variabel Y. BilamanakenaikannilaivariabelXselaludisertaikenaikanvariabelY,danturunnya nilaivariabelXjugaselaludiikutiolehturunnyanilaivariabelY,makahubunganyangseperti itudisebuthubunganyangpositif.Akantetapi,sebaliknyabilamanakenaikannilaivariabelX selalu diikuti oleh penurunan nilai variabel Y, dan penurunan nilai variabel X justru diikuti oleh kenaikannilaivariabelY,makahubunganantaravariabelXdanYtersebutadalahhubungan yang negatif. Disampingitu,duavariabelXdanYadakemungkinannyatidakmemilikihubungan sama sekali, yakni bilamana kenaikan nilai variabel yang satu kadang-kadang diikuti penurunan nilai variabel lainnya, dan kadang-kadang juga diikuti oleh kenaikan nilai variabel yang lainya. KOEFISIEN HUBUNGAN Padaumumnyabesarkecilnyahubungandinyatakandenganbilangan.Bilanganyang menytatakanbesarkecilnyahubungantersebutdisebutkoefisienhubunganatukoefisien korelasi. Koefisien korelasi itu berkisar antara 0,00 dan +1,00 (korelasi positif) dan atau diantara 0,00sampai-1,00(korelasinegatif),tergantungpadaarahhubunganpositifataukahnegatif. Koefisien yang bertanda positif menunjukkan bahwa arah korelasi tersebut positif, dan koefisien yangbertandanegatifmenunjukkanarahkorelasiyangnegatif.Sedangkankoefisienyang bernilai 0,00 menunjukkan tidak adanya korelasi antara variabel X dan Y. Bila mana dua variabel mempunyai koefisien korelasi sebesar +1,00 maka berarti bahwa duavariabeltersebutmempunyaikorelasipositifyangsempurna.Sebaliknyabilamanadua variabelmempunyaikoefisienkorelasi-1,00,makaberartiduavariabeltersebutmemiliki korelasinegatifyangsempurna.Korelasiyangsempurnasemacamitusangatjarangsekali dijumpaidalampraktikpenyelidikan/penelitian.Korelasiantaraduavariabelpadaumumnya akan berkisar antara +1,00 sampai dengan -1,00. ILUSTRASI: KorelasiPositifYXKorelasiNegatifYXKorelasitidak adaYXLingkaran KORELASI PRODUCT MOMENT Untukmenerapkankoefisienkorelasiantaraduavariabelyangmasing-masing mempunyaiskalapengukuranintervalmakadigunakankorelasiproductmomentyang dikembangkan oleh Karl Pearson. Rumus korelasi product momen ini ada dua macam, yaitu: 1.Korelasi product moment dengan rumus simpangan (deviasi). 2.Korelasi Product moment dengan rumus angka kasar. Korelasi product moment dengan rumus simpangan (deviasi)

= .(2)(2) Dalam hal ini :

= Koefisien korelasi antara variabel X dan Y.= deviasi dari mean untuk nilai variabel X = deviasi dari mean untuk nilai variabel Y . = jumlah perkalian antara nilai X dan Y 2 = Kuadrat dari nilai

2 = Kuadrat dari nilai y Contoh:Mencarikoefisienkorelasiantaranilaimatematikadengannilaifisikayangdiperoleh siswa. No. Resp. Mat. X Fisika Y X - Y - y

. y 16,56,30,0-0,10,000,010,00 27,06,8+0,5+0,40,250,16+0,20 37,57,2+1,0+0,81,000,64+0,80 47,06,8+0,5+0,40,250,16+0,20 56,07,0-0,5+0,60,250,36-0,30 66,06,2-0,5-0,20,250,04+0,10 75,55,1-1,0-1,31,001,69+1,30 86,56,00,00,40,000,160,00 97,06,5+0,5+0,10,250,01+0,05 106,05,9-0,5-0,60,250,36+0,30 Jumlah65,063,8--3,503,592,65

=

=65,010= 6,50 =

=63,810= 6,38 6,40 = X - y = Y - Rumus :

= .x.()()[.2()2] [.2()2] Contoh: No. Resp.XY

x . y 16,56,342,2539,6940,95 27,06,849,0046,2447,60 37,57,256,2551,8457,00 47,06,849,0046,2447,60 56,07,036,0049,0042,00 66,06,236,0038,4437,20 75,55,130,2526,0128,05 86,56,042,2536,0039,00 97,06,549,0042,2545,50 106,05,936,0034,8135,40 Jumlah65,063,8426,00410,52417,30 Jadi,

= .x.()()[.2()2] [.2()2]

= 10.(417,30)(65,0 63,8)[10.(426) (65,0)2] [10.(410,52)(63,8)2] = 261216,6

= 0,745 Korelasiproductmomentpadaumumnyajugadigunakanuntukmenetapkanvaliditas butirinstrumentsikapdankarakteristiksikologiyanglainyangskorbutirnyadianggap mempunyai skala pengukuran interval. KORELASI POINT-SERIAL Teknikkorelasipoint-serialdigunakanuntukmenghitungkorelasiantaraduavariabel, yangsatuberskalanominaldanyanglainberskalainterval.Misalnya:Korelasiantarajenis kelaminsiswadengankecakapanmatematikadisampingitu,teknikkorelasiinipadaumumnya juga digunakan untuk menerapkan koefisien korelasi (validitas butir) antara butir-butir tesyang diskordikotomi(betul=1,salah=0)denganskortotalnyayangdianggapberskalapengukuran interval. Apabilagejalayangberskalanominaltersebutdiskorsecaradikotomi,makasering disebut korelasi point-biserial (rp-bis). Rumusnya adalah sebagai berikut: = 12

. . atau = 1

. . Dalam hal ini:rp-bis= koefisien korelasi point-biserial M1= mean gejala interval kelompok 1 M2= mean gejala interval kelompok 2 St= standar deviasi total (kelompok 1 dan 2) P= Proporsi dari kelompok 1 Q=1-p Contoh : Korelasiantarajeniskelaminsiswa(gejalanominal)dankemampuanmatematika(gejala interval) Tabel: Nilai matematika kelompok pria (1)dan kelompok wanita (2) No.Klp. Pria Xp Klp. Wanita Xw

18,68,573,9672,25 28,48,170,5665,61 37,87,560,8456,25 47,26,851,8446,24 56,96,647,6143,56 66,76,544,8942,25 76,66,043,5636,00 86,56,042,2536,00 96,46,040,9636,00 106,25,638,4431,36 116,05,436,0029,16 125,85,033,6425,00 Jumlah83,178584,55519,68 Mean6,9256,50-- P0,500,50-- x= xp + xw= (83,1 + 78) = 161,1 2= 2 + 2= (584,55 + 519,68) = 1104,23 SDtot = 2

(x

)2= 1104,2324(161,124)2=46,01 45,05 = 0,98 =

= 1224 = 0,50p.q = (0,5). (0,5) = 0,25 rp-bis = 12

. = 6,926,500,980,25 = 0,217 Korelasi serial Teknikkorelasiserialinidigunakanuntukmengujihubunganantaraduavariabel,yang satuberskalapengukuranorinaldanyanglainberskalapengukuraninterval.Gejalaordinal adalahgejalayangdibedakanmenurutgolonganataujenjangnya,tanpamengukurjarakantara titikyangsatudengantitikyangberikutnya.Misalnya:kemampuanekonomi(kaya,menengah, miskin) : Kerajinan (rajin, sedang, malas) dan sebagainya. Rumus :

={()}

.{()2

} Dalam hal ini: or= Ordinat yang lebih rendah pada kurve normal ot= Ordinat yang lebih tinggi pada kurve normal M= Mean (pada masing-masing kelompok)

.= Standar seviasi total Sebagaicontohdibawahinidiuraikancaramenghitungkoefisienkorelasiserialantara keaktifan membaca buku-buku di perpustakaan dan ujian akhir suatumata kuliah tertentu. Teknik korelasi serial ini juga sering digunakan untuk menghitung korelasi (menetapkan validitasbutir)antaraskorbutiryangdiskorsecaradikotomi(dalamhalinidianggapberskala pengukuran ordinal) dengan skor total butir (yang dianggap berskala pengukuran interval). Teknikkorelasiserialyangdigunakanuntukmengujikorelasiantaraskorbutir(yang diskor dikotomi) atau terdiri dari dua jenjang dengan variabel yang diskor interval sering disebut korelasi bi-serial atau r-bis. Contoh: Nilai rata-rata ujian akhir semester menurut keaktifan membaca buku di perpustakaan. AKTIFSEDANGPASIF 8,06,56,0 8,56,85,6 7,86,25,4 7,27,55,2 8,46,35,0 6,56,0 6,4 6,2 6,0 7,0 6,0 6,1 Jumlah skor46,47727,2- Jumlah Individu612523 Proporsi0,2610,5220,2171,00 Mean7,736,425,44- Ordinatyangmemisahkangolonganaktifdangolongan(sedang+pasif),danyang memisahkangolonganpasifdengangolongan(aktif+sedang)dicaripadatabelkurvenormal (menggunakanduabuahtabel,yaitutabelEdantabelF)daribukumetodastatistika(sudjana, 1986). Untuk P= 0,261 q= 1 p = 0,739 ||2=0,4782= 0,239Lihat tabel F untuk daerah seluas 0,239 diperoleh harga Z = 0,64 (2389) Lihat tabel E untuk Z = 0,64 ordinat : o = 0,3251 atau Y Untuk P=0,261 + 0,522 = 0783q = 1- p = 0,217 | |2= 0,5662= 0,283 LihattabelFuntukdaerahseluas0,2832823Z=0,78,diperolehZ=0,78(untuk 0,2823). Lihat tabel E untuk Z = 0,78 ordinat o = 0,2943 (Y) Untuk P=1,00 q = 0,00 | |= 0,50 ordinat o (daftar F) Untuk daerah seluas 0,500 Z = 3,99 ordinat = 0,0 atau 0,0001 Proporsi-proporsi pada ujung distribusi = 0, berarti ordinatnya juga = 0.

.dihitungsepertibiasadenganrumus-rumussebagaimanadiatasdandiperoleh

.=0,948 Kemudian dimasukkan dengan tabel perhitungan sebagai berikut: TABEL PERHITUNGAN: GolonganNPOrdinat oOr-ot ( )

(Or-Ot). M Aktif60,2610+0,32510,4049+2,513 Sedang120,5220,3251-0,0310,00184-0,199 Pasif50,2170,2941-0,29410,3986-1,600 Total231,00--0,80534+0,714

=+0,714(0,948)(0,80534) =0,7140,7635 = 0,935 INTRERPRETASI HARGA r InterpretasiterhadaphargaataukoefisienkorelasisecarakonvensionaldiberikanolehGuilford (1956) sebagai berikut: Koefisien korelasi rInterpretasi 0,80 1,00Sangat tinggi 0,60 0,80Tinggi 0,40 0,60Cukup 0,20 0,40Rendah 0,00 0,20Sangat rendah Disampingitu,untukmenafsirkanhargar(koefisienkorelasi)makadapat dikonsultasikan (dibandingkan) dengan harga kritik r product moment (tabel r). Dalamhalini,ditentukantingkatkesalahan(peluangralat)adalah5%(yangbiasa digunakanpadailmu-ilmusocial)denganmelihatpadatabelrberdasarkanN=banyaknya responden. Contoh: pada perhitungan korelasi product moment dimuka diperoleh harga r=0,745 Harga r kritik (r tabel) pada tingkat kesalahan 5% dan N=10 adalah r tab=0,632. Berarti harga r yang diperoleh dari perhitungan(rhit)=0,745> rtab= 0,632. Hal ini menunjukkan bahwa korelasiantaraduavariabeltersebutberarti(signifikan).JikarhitungternyatattabelmakatolakH0,danberartimenerimaHa.Sedangkanbilathit