Analisis Persepsi Dan Kepuasan

110
ANALISIS PERSEPSI DAN KEPUASAN ANGGOTA TERHADAP PELAYANAN KUD GIRI TANI KABUPATEN BOGOR PROPINSI JAWA BARAT SKRIPSI EMIL ABDILLA AMRUL H34066039 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009

description

skripsi ANALISIS PERSEPSI DAN KEPUASAN.

Transcript of Analisis Persepsi Dan Kepuasan

  • 5/28/2018 Analisis Persepsi Dan Kepuasan

    1/110

    ANALISIS PERSEPSI DAN KEPUASAN ANGGOTA

    TERHADAP PELAYANAN KUD GIRI TANI

    KABUPATEN BOGOR PROPINSI JAWA BARAT

    SKRIPSI

    EMIL ABDILLA AMRUL

    H34066039

    DEPARTEMEN AGRIBISNIS

    FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

    INSTITUT PERTANIAN BOGOR

    BOGOR

    2009

  • 5/28/2018 Analisis Persepsi Dan Kepuasan

    2/110

    i

    RINGKASAN

    EMIL ABDILLA AMRUL. H34066039. 2009. Analisis Persepsi dan Kepuasan

    Anggota terhadap Pelayanan KUD Giri Tani Kabupaten Bogor Propinsi

    Jawa Barat. Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen,

    Institut Pertanian Bogor (Di bawah bimbingan NETTI TINAPRILLA).

    Koperasi merupakan sebuah lembaga yang memiliki dan dimiliki oleh

    anggota. Koperasi beraktifitas di dalam bidang yang dinginkan oleh anggota.

    Salah satu bidang yang digeluti oleh koperasi yaitu, pelayanan terhadap peternak

    sapi perah. Di daerah Kabupaten Bogor, salah satu koperasi yang bergerak

    dibidang peternakan sapi perah adalah Koperasi Unit Desa Giri Tani (KUD Giri

    Tani). KUD Giri tani berada di daerah Cisarua. Tujuan Penelitian ini adalah (1)Menganalis persepsi anggota peternak sapi perah terhadap kinerja pelayanan yang

    diberikan oleh KUD Giri Tani, (2) Menganalis kepuasan anggota peternak sapi

    perah terhadap kinerja pelayanan yang diberikan oleh KUD Giri Tani, dan (3)

    Memberikan rekomendasi pelayanan KUD Giri Tani dimasa yang akan datang.

    Penelitian dilakukan di seluruh wilayah kerja KUD Giri Tani, yang

    meliputi dua kecamatan, yaitu Cisarua dan Megamendung, Kabupaten Bogor.

    Waktu penelitian ini dilakukan selama bulan Januari sampai dengan bulan Maret

    2009. Responden di dalam penelitian ini adalah peternak sapi perah yang

    tergabung di dalam KUD Giri Tani yang masih memiliki sapi perah dan

    berproduksi susu. Jumlah responden yang diambil sebanyak 58 responden dari

    total 113 populasi. Responden merupakan anggota aktif KUD Giri Tani. Anggotaaktif adalah anggota yang masih melakukan transakai dan masih membayar

    simpanan pokok dan wajib kepada KUD Giri Tani. Anggota aktif dibagi ke dalam

    lima kelompok tani, yaitu: Baru Tegal 33 orang, Baru Sireum 11 orang, Bina

    Warga 19 orang, Tirta Kencana 10 orang dan Mekar Jaya 41 orang. Kemudian

    sampal dipilih dengan cara proporsional, sehingga diperoleh sample untuk setiap

    kelompok tani yaitu: Baru Tegal 17 orang, Baru Siereum enam orang, Bina Warga

    10 orang, Tirta Kencana 5 orang dan Mekar Jaya 20 orang.

    Penelitian ini menggunakan alat analisis Importance Performance

    Analysis (IPA) untuk mengukur persepsi anggota terhadap pelayanan KUD Giri

    Tani. Alat analisis Costumer Satisfaction Index(CSI) digunakan untuk mengukur

    tingkat kepuasan anggota terhadap pelayanan KUD Giri Tani. Kepuasan peternakjuga diukur dengan menggunakan tingkat kesesuaian responden terhadap jawaban.

    Nilai tingkat kesesuaian diperoleh dengan membagi total skor kinerja dengan total

    skor kepentingan. Hasil perbandingan yang diperoleh kemudian dikali dengan 100

    persen. Jika hasil akhir lebih besar dari 100 persen, maka kinerja atribut sudah

    sesuai dengan keinginan responden dan sebaliknya.

    Hasil penelitian menunjukkan persepsi anggota terhadap kinerja pelayanan

    KUD Giri Tani belum mampu melampaui tingkat kepentingan atribut.

    Berdasarkan tanggapan yang diperoleh dari anggota dapat dilihat bahwa, lima

    atribut menjadi prioritas utama, yaitu kecepatan menanggapi keluhan,

    kualitas/mutu konsentrat, terapi/pengobatan ternak, menyediakan obat-obatan dan

    jasa inseminasi buatan. Sementara itu atribut pelayanan KUD Giri Tani yang

  • 5/28/2018 Analisis Persepsi Dan Kepuasan

    3/110

    ii

    dapat dipertahankan adalah keramahan pengurus melayani anggota, penghubung

    anggota dengan Industri Pengolahan Susu (IPS), penetapan harga susu dan

    pengujian kualitas susu. Tingkat kesesuaian responden terhadap atribut tertinggi

    diperoleh oleh atribut Waktu ketersediaan konsentrat dengan nilai sebesar 115,23

    persen, berarti atribut ini sudah dikerjakan melebihi dari apa yang dinginkanresponden. Tingkat kesesuaian atribut terendah diporoleh oleh atribut bantuan

    kredit dari koperasi dengan nilai sebesar 33,04 persen. Nilai atribut ini belum

    mampu memenuhi keinginan responden. Nilai CSI untuk pelayanan KUD Giri

    Tani adalah sebesar 66,68 persen. Indeks CSI yang diperoleh sudah termasuk ke

    dalam kategori puas, akan tetapi masih memiliki jarak yang cukup jauh untuk

    mencapai nilai tertinggi. Oleh karena itu, KUD Giri Tani harus meningkatkan

    kualitas kinerja pelayanan kepada anggota, seperti mempercepat proses

    menanggapi keluhan dari anggota, meninjau ulang hubungan dengan pemasok

    konsentrat, menyediakan abat-obatan yang baik dan murah, menambah jumlah

    tenaga medis ternak dan menambah jumlah inseminator. Upaya meningkatkan

    kinerja pelayanan KUD Giri Tani diharapakan akan meningkatkan indekskepuasan anggota.

  • 5/28/2018 Analisis Persepsi Dan Kepuasan

    4/110

    iii

    ANALISIS PERSEPSI DAN KEPUASAN ANGGOTA

    TERHADAP PELAYANAN KUD GIRI TANI

    KABUPATEN BOGOR PROPINSI JAWA BARAT

    EMIL ABDILLA AMRUL

    H34066039

    Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk

    Memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada

    Departemen Agribisnis

    DEPARTEMEN AGRIBISNIS

    FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

    INSTITUT PERTANIAN BOGOR

    BOGOR

    2009

  • 5/28/2018 Analisis Persepsi Dan Kepuasan

    5/110

    iv

    PERNYATAAN

    Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul Analisis Persepsi

    dan Kepuasan Anggota Terhadap Pelayanan KUD Giri Tani Kabupaten Bogor

    Propinsi Jawa Barat adalah karya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk

    apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau

    dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah

    disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam bentuk daftar pustaka di bagian

    akhir skripsi ini.

    Bogor, April 2009

    Emil Abdilla Amrul

  • 5/28/2018 Analisis Persepsi Dan Kepuasan

    6/110

    v

    RIWAYAT HIDUP

    Penulis lahir di Kota Bukittinggi pada tanggal 14 Juli 1984. Penulis

    merupakan anak bungsu dari lima bersaudara. Ayah bernama Delyusri Amrul danBundo bernama Ermazaida.

    Penulis mengawali pendidikan di Sekolah Dasar Negeri 04 Salimpauang

    di Tabek Patah, selesai pada tahun 1996. Kemudian penulis melanjutkan ke

    Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Negeri 02 Salimpauang di Lawang

    Mandahiling, selesai pada tahun 1999. Setelah itu penulis melanjutkan ke Sekolah

    Menengah Umum Negeri 01 Salimpauang di Tabek Patah dan selesai pada tahun

    2002. Semua Sekolah penulis, mulai dari SD sampai SMU berada di daerahKecamatan Salimpauang, Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat.

    Penulis Setelah lulus SMU mendapatkan kesempatan melanjutkan

    pendidikan ke bangku perguruan tingggi. Melalui jalur Ujian Seleksi Masuk IPB

    (USMI), penulis diterima di Program Diploma jurusan Teknisi Medis Veteriner,

    Fakultas Kedokteran Hewan, Institut Pertanian Bogor dan selesai pada tahun

    2005. Selama kuliah di diploma penulis tidak pernah aktif di lembaga

    kemahasiswaan. Penulis lebih banyak mengisi waktu luang dengan berjualan

    pakaian di pasar kaki lima Sogo Jongkok Tanah Abang, sampai pada tahun 2005.

    Setelah itu (semua pedagang sogo jongkok) di gusur, seiring dengan selesainya

    proyek pembangunan pasar blok A Tanah Abang. Sedangkan sewaktu kuliah di

    Program Sarjana Agribisnis Penyelenggaraan Khusus, penulis lebih fokus untuk

    menyelesaikan kuliah.

    Setelah diwisuda dari Program Diploma penulis mencoba memasuki dunia

    kerja, mulai di Jakarta kemudian merantau ke Kota Medan. Akan tetapi, dari

    pengalaman penulis dunia kerja lebih menyukai strata sarjana, maka penulis

    memutuskan untuk mengikuti Program Sarjana Penyelenggaraan Khusus di

    Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian

    Bogor pada tahun 2006.

  • 5/28/2018 Analisis Persepsi Dan Kepuasan

    7/110

    vi

    KATA PENGANTAR

    Syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas segalanya sehingga skripsi

    yang berjudul Analisis Persepsi dan Kepuasan Anggota terhadap PelayananKUD Giri Tani Kabupaten Bogor Propinsi Jawa Barat dapat diselesaikan.

    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana persepsi dan

    kepuasan anggota peternak sapi perah KUD Giri Tani terhadap kinerja pelayanan

    yang dijalankan oleh KUD Giri tani.

    Di dalam proses menulis skripsi ini, penulis menyadari bahwa begitu

    banyak kendala yang dihadapi. Sehingga tulisan ini belumlah memiliki

    kesempurnaan. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritikan yangmembangun kearah kesempurnaan skripsi ini, sehingga dapat bermanfaat untuk

    dimasa yang akan datang. Saran dan kritikan yang membangun dapat disampaiakn

    langsung kepada penulis atau dapat melalui e-mail di: [email protected]

    Bogor, April 2009

    Emil Abdilla Amrul

  • 5/28/2018 Analisis Persepsi Dan Kepuasan

    8/110

    vii

    UCAPAN TERIMA KASIH

    Atas karunia tuhan yang begitu sempurna saat penulisan skripsi ini,

    sebagai bagian dari rasa syukur penulis menyampaikan rasa terima kasih danpenghormatan yang tinggi kepada:

    1. Ir. Netti Tinaprilla, MM untuk bimbingan beliau selama penelitian dan

    penulisan skripsi ini.

    2. Dr. Ir. Rita Nurmalina, MS untuk masukan dan koreksi beliau sewaktu ujian

    sidang.

    3. Dra. Yusalina, MSi untuk masukan dan koreksi beliau dalam hal teknik

    penulisan skripsi ini.

    4. Ayah-Bundo, Kakak-Adik, Keluarga Besar (Alm) Moh Zen Chatib Maradjo,

    Clan Amrul untuk dukungan dan doa mereka kepada penulis. Semoga ini

    menjadi persembahan yang terbaik untuk keluarga.

    5. Seluruh staf, pengurus dan anggota KUD Giri Tani untuk kesempatan,

    informasi dan dukungan yang diberikan.

    6. Mbak Erna, Mbak Mia, Mas Heru Subekti, Mas Angga Suriahadi, Bang Aulia

    Hasibuan, Ardiansyah, Edinho IP Hutagaol, Muhammad Haris dan Mochamad

    Fajar Tirtayasa untuk diskusi dan masukkan dalam penulisan skripsi ini.

    7. Anggreta Kadri, Manik Rentiana, Erni Siti Munigar, Fajar Subangkit, Meylani

    Lestari, Maria Montesori, Nur Ayla Nasution untuk semangat yang diberikan

    dalam penelitian dan penulisan skripsi ini, serta seluruh pihak yang tidak dapat

    disebutkan satu persatu, terima kasih atas bantuannya.

    Bogor, April 2009

    Emil Abdilla Amrul

  • 5/28/2018 Analisis Persepsi Dan Kepuasan

    9/110

    i

    DAFTAR ISI dfc

    Halaman

    DAFTAR TABEL ..................................................................................... iv

    DAFTAR GAMBAR ................................................................................. vi

    DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. vii

    I PENDAHULUAN ................................................................................. 1

    1.1 Latar Belakang .................................................................................. 1

    1.2 Perumusan Masalah ...................................................................... 5

    1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian ........................................................ 6

    1.4 Kegunaan Penelitian ....................................................................... 7

    II TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................... 8

    2.1 Peternakan Sapi Perah Di Indonesia .............................................. 8

    2.2 Koperasi Susu Indonesia .................................................................. 10

    2.3 Koperasi Indonesia .......................................................................... 12

    2.3.1 Legalitas Koperasi ................................................................ 12

    2.3.2 Prinsip-Prinsip Koperasi ...................................................... 12

    2.3.3 Partisipasi Anggota Koperasi ............................................... 13

    2.4 Analisis Kinerja Pelayanan .............................................................. 15

    III KERANGKA PEMIKIRAN ................................................................ 213.1 Kerangka Pemikiran Teoritis ........................................................... 21

    3.1.1 Konsep Evaluasi Kinerja ...................................................... 21

    3.1.2 Konsep Pelayanan Koperasi ................................................. 23

    3.2 Kerangka Pemikiran Operasional ................................................... 25

    IV METODE PENELITIAN .................................................................... 27

    4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ........................................................... 27

    4.2. Jenis dan Sumber Data ................................................................... 27

    4.3. Uji Validitas Kuesioner .................................................................. 28

    4.4. Metode Analisis Data ..................................................................... 304.4.1 MetodeImportance Performance Analyssi ........................... 30

    4.4.2 Metode Costumer Satisfaction Index .................................... 35

    V GAMBARAN UMUM KUD GIRI TANI .......................................... 39

    5.1 Sejarah KUD Giri Tani .................................................................. 39

    5.2 Struktur Organisasi KUD Giri Tani ............................................... 40

    5.3 Sumber Daya Manusia KUD Giri Tani .......................................... 42

    5.4 Populasi Ternak Anggota KUD Giri Tani ..................................... 44

    5.5 Keanggotaan KUD Giri Tani ......................................................... 44

    5.6 Jumlah Simpanan Anggota KUD Giri Tani ................................... 47

    5.7 Kegiatan Usaha KUD Giri Tani ..................................................... 47

  • 5/28/2018 Analisis Persepsi Dan Kepuasan

    10/110

    ii

    5.7.1 Unit Usaha Persusuan ........................................................... 47

    5.7.2 Unit Usaha Makanan Ternak ................................................ 49

    5.7.3 Unit Usaha Simpan Pinjam .................................................... 50

    5.7.4 Unit Usaha Kesehatan Hewan .............................................. 51

    VI PERSEPSI DAN KEPUASAN ANGGOTA PETERNAK SAPI

    PERAH KUD GIRI TANI .................................................................... 52

    6.1 Hasil Sebaran Kepentingan dan Persepsi Kinerja Atribut Pelayanan

    KUD Giri Tani .................................................................................. 52

    6.1.1 Sebaran Kepentingan, Persepsi Kinerja dan Kesesuaian

    Responden Kelompok Administrasi Koperasi ....................... 52

    6.1.1.1 Kemudahan Proses Menjadi Anggota ........................ 53

    6.1.1.2 Pencatatan Data Peternak ........................................... 53

    6.1.1.3 Pelaksanaan Rapat Anggota ....................................... 53

    6.1.2 Sebaran Kepentingan, Persepsi Kinerja dan KesesuaianResponden Kelompok Budaya Kerja Pengurus ..................... 54

    6.1.2.1 Keramahan Pelayanan Pengurus ................................ 54

    6.1.2.2 Kecepatan Menanggapi Keluhan ............................... 55

    6.1.2.3 Ketepatan Menanggapi Keluhan ................................ 56

    6.1.2.4 Penampilan dan Kerapian Pengurus .......................... 56

    6.1.3 Sebaran Kepentingan, Persepsi Kinerja dan

    Kesesuaian Responden Kelompok Pemasaran Susu .............. 56

    6.1.3.1 Penghubung Anggota dengan IPS .......................... 57

    6.1.3.2 Penetapan Harga Susu ............................................... 57

    6.1.3.3 Pengujian Kualitas Susu ............................................ 58

    6.1.4 Sebaran Kepentingan, Persepsi Kinerja dan KesesuaianResponden Kelompok Penjualan Konsentrat ......................... 58

    6.1.4.1 Harga Jual Konsentrat ................................................ 59

    6.1.4.2 Pemenuhan Kebutuhan Konsentrat ............................ 59

    6.1.4.3 Kualitas/Mutu Konsentrat Yang Disediakan ............. 60

    6.1.4.4 Waktu Ketersediaan Konsentrat................................. 60

    6.1.5 Sebaran Kepentingan, Persepsi Kinerja dan Kesesuaian

    Responden Kelompok Bantuan Medis Ternak ....................... 61

    6.1.5.1 Konsultasi Medis (keswan) Ternak ............................ 61

    6.1.5.2 Terapi/Pengobatan Ternak ......................................... 62

    6.1.5.3 Menyediakan Obat-obatan ......................................... 62

    6.1.5.4 Menyediakan Peralatan Terapi Ternak ...................... 636.1.5.5 Jasa Inseminasi Buatan .............................................. 63

    6.1.6 Sebaran Kepentingan, Persepsi Kinerja dan Kesesuaian

    Responden Kelompok Keuangan Koperasi .......................... 63

    6.1.6.1 Bantuan Kredit Dari Koperasi .................................. 64

    6.1.6.2 Sisa Hasil Usaha Untuk anggota .............................. 65

    6.2 Analisis Tingkat Kepentingan dan Persepsi

    Responden Terhadap Kinerja Atribut Pelayanan

    KUD Giri Tani ................................................................................. 65

    6.3. Tingkat Kesesuaian Atribut Pelayanan KUD Giri Tani .................. 77

    6.4. Customer Satisfaction Index............................................................. 78

  • 5/28/2018 Analisis Persepsi Dan Kepuasan

    11/110

    iii

    VII KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................ 81

    7.1 Kesimpulan .................................................................................... 81

    7.2 Saran .............................................................................................. 82

    DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 84

  • 5/28/2018 Analisis Persepsi Dan Kepuasan

    12/110

    iv

    DAFTAR TABEL

    Nomor Halaman

    1. Indikator Keberhasilan Koperasi Nasional Tahun 2005-2006 ........ 3

    2. Indikator Keberhasilan Koperasi Propinsi Jawa Barat 2005-2006 . 3

    3. Jumlah Anggota KUD Giri Tani Tahun 2005-2007 (dalam orang) . 5

    4. Jumlah Produksi Susu Segar KUD Giri Tani 2005-2007 ................ 6

    5. Populasi Sapi Perah Nasional Tahun 2004-2008*(dalam ekor) ...... 9

    6. Produksi Susu Segar Nasional Tahun 2004-2008* (dalam ton) ..... 9

    7. Atribut Uji Validitas ........................................................................ 29

    8. Atribut Analisis Tingkat Kepentingan dan Persepsi Kinerja

    Pelayanan KUD Giri Tani ............................................................... 31

    9. Rentang Skala Kepuasan Responden .............................................. 38

    10. Daftar Karyawan KUD Giri Tani Tahun 2009 ............................. 43

    11. Populasi Ternak Sapi Perah KUD Giri Tani 2006 ........................ 44

    12. Perkembangan Jumlah Anggota KUD Giri Tani

    Tahun 2005-2007 ......................................................................... 46

    13. Jumlah Simpanan Anggota KUD Giri Tani Tahun 2005-2006 ..... 47

    14. Pendapatan Jasa Angkutan KUD Giri Tani Tahun 2005-2006 ...... 49

    15. Daftar Merek dan Harga Konsentrat KUD Giri Tani Tahun 2009 50

    16. Pendapatan Unit Usaha Kesehatan Hewan KUD Giri Tani

    Tahun 2005-2006 ......................................................................... 51

    17. Sebaran Kepentingan, Persepsi Kinerja dan Kesesuaian Responden

    Kelompok Administrasi Koperasi .................................................. 52

    18. Sebaran Kepentingan, Persepsi Kinerja dan Kesesuaian Responden

    Kelompok Budaya Kerja Pengurus ................................................ 55

    19. Sebaran Kepentingan, Persepsi Kinerja dan Kesesuaian Responden

    Kelompok Pemasaran Susu .......................................................... 57

  • 5/28/2018 Analisis Persepsi Dan Kepuasan

    13/110

    v

    20. Sebaran Kepentingan, Persepsi Kinerja dan Kesesuaian Responden

    Kelompok Penjualan Konsentrat .................................................... 59

    21. Sebaran Kepentingan, Persepsi Kinerja dan Kesesuaian Responden

    Kelompok Bantuan Medis Ternak ................................................. 61

    22. Sebaran Kepentingan, Persepsi Kinerja dan Kesesuaian Responden

    Kelompok Keuangan Koperasi ...................................................... 64

    23. Rata-rata Tingkat Kinerja dan Kepentingan Atribut Pelayanan

    KUD Giri Tani .............................................................................. 66

    24. Tingkat Kesesuaian Atribut Berdasarkan Jawaban Responden ...... 78

    25. Costumer Satisfaction Index Atribut Pelayanan KUD Giri Tani .... 80

  • 5/28/2018 Analisis Persepsi Dan Kepuasan

    14/110

    vi

    DAFTAR GAMBAR

    Nomor Halaman

    1.Diagram Alur Analisis Persepsi dan Kepuasan Anggota

    terhadap Pelayanan KUD Giri Tani .................................................. 26

    2. DiagramImportance and Performance Matrix ................................ 34

    3. Struktur Organisasi KUD Giri Tani .................................................. 40

    4. Diagram Kartesius Tingkat Kepentingan dan Tingkat Persepsi

    Kinerja Pelayanan KUD Giri Tani .................................................... 67

  • 5/28/2018 Analisis Persepsi Dan Kepuasan

    15/110

    vii

    DAFTAR LAMPIRAN

    Nomor Halaman

    1. Hasil Uji Validitas ................................................................................... 87

    2. Kuesioner Penelitian ............................................................................... 89

  • 5/28/2018 Analisis Persepsi Dan Kepuasan

    16/110

    1

    I PENDAHULUAN

    1.1. Latar Belakang

    Koperasi pertama kali didirikan di Eropa pada abad ke-19. Kelahiran

    koperasi dilatarbelakangi oleh kesenjangan kesejahteraan yang besar dalam

    masyarakat Eropa, akibat kondisi pasar yang tidak adil pada waktu itu. Kemudian

    koperasi digunakan sebagai alat kekuatan untuk melawan ketidakadilan pasar

    tersebut. Kekuatan koperasi telah meraih posisi tawar dan kedudukan penting

    dalam kebijakan ekonomi, termasuk dalam perundingan internasional (Soetrisno

    2003).

    Di Indonesia koperasi pertama kali diperkenalkan oleh R Aria

    Wiriatmadja, seorang patih di Purwokerto pada tahun 1895 (Baswir 2000). Sejak

    itu koperasi di Indonesia telah mendapatkan tempat khusus dalam perekonomian

    bangsa Indonesia. Koperasi dinyatakan sebagai soko guru (tulang punggung)

    perekonomian nasional di samping Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan

    Swasta (Undang-Undang Nomor 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian).

    Definisi koperasi menurut Undang-Undang Nomor 25 tahun 1992 tentang

    Perkoperasian yaitu, koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang

    seorang atau badan koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang

    berdasar atas asas kekeluargaan. Penafsiran yang paling tepat terhadap asas

    kekeluargaan itu adalah koperasi, seperti yang sering dikemukan oleh Bung Hatta,

    yang disebut sebagai perumus pasar tersebut (Rahardjo 2002).

    Bagi Bung Hatta sendiri koperasi adalah sebuah lembaga yang didorong

    oleh jiwa yang self-help, yaitu gerakan yang tolong diri sendiri, yang berani

    bertanggung jawab dan mengatasi kesulitan diri sendiri lebih dahulu, dan akanmenemui zaman emasnya dimasa datang (Mutis 2002). Maka, tidak salah jika

    koperasi dianggap sebagai lembaga yang berasal dari anggota dan untuk anggota.

    Selain itu corak pergerakan koperasi juga tidak berorientasi pada

    keuntungan, karena koperasi berkonsentrasi untuk meningkatkan keuntungan

    yang diterima anggota, bukan dirinya sendiri, jika koperasi berorientasi

    keuntungan, koperasi akan mengeksploitasi anggotanya (Baga 2003). Corak yang

    unik seperti ini oleh seorang sosiolog Inggris, Anthony Giddens diistilahkan

  • 5/28/2018 Analisis Persepsi Dan Kepuasan

    17/110

    2

    sebagai the third way atau jalan ketiga antara pasar yang kapitalis dan sosialis

    (Rahardjo 2002).

    Sejak diperkenalkan di Indonesia, koperasi telah mengalami pergerakan

    pasang dan surut di setiap periode pemerintahan. Sejak dari kolonialisasi Belanda,

    pendudukan Jepang dan masa kemerdekaan. Oleh karena itu untuk memantapkan

    pergerakannya, pada kongres koperasi yang pertama di Tasikmalaya, Jawa Barat,

    tanggal 12 Juli 1947 dideklarasikan sebagai hari koperasi.

    Mengingat perjalanan koperasi yang sudah sedemikian panjang,

    diperlukan sebuah kegiatan evaluasi terhadap kinerja koperasi. Karena itu dari

    kegiatan ini dapat diketahui sejah mana pencapaian koperasi dan bagaimana

    pencapaiannya jika dibandingkan dengan target yang sudah ditentukan

    sebelumnya. Sehingga evaluasi kinerja koperasi dapat meningkatkan kepercayaan

    terhadap koperasi.

    Untuk memantapkan kegiatan evaluasi koperasi di Indonesia, Menteri

    Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah telah mengeluarkan peraturan

    Nomor: 22/PER/M.KUKM/IV/2007 tentang Pedoman Pemeringkatan Koperasi.

    PERMEN ini menjelaskan bahwa pemeringkatan koperasi adalah suatu kegiatan

    penilaian terhadap kondisi dan atau kinerja koperasi melalui sistem pengukuran

    yang obyektif dan transparan dengan kriteria dan persyaratan tertentu yang dapat

    menggambarkan tingkat kualitas dari suatu koperasi.

    Berdasarkan PERMEN ini ada enam aspek koperasi yang dinilai, meliputi;

    1) Aspek badan usaha aktif, 2) Aspek kinerja usaha yang semakin sehat, 3) Aspek

    kohesivitas dan partisipasi anggota, 4) Aspek orientasi kepada pelayanan anggota,

    5) Aspek pelayanan kepada masyarakat dan 6) Aspek kontribusi terhadap

    pembangunan daerah. Enam aspek penilaian ini, akan menghasilkan limaklasifikasi kualitas, yaitu; 1) Koperasi dengan kualifikasi sangat berkualitas, 2)

    Koperasi dengan kualifikasi berkualitas, 3) Koperasi dengan kualifikasi cukup

    berkualitas, 4) Koperasi dengan kualifikasi kurang berkualitas dan, 5) Koperasi

    dengan kualifikasi tidak berkualitas.

    Saat ini dari data statistik, kinerja koperasi di Indonesia telah berkembang

    dengan pesat dan ikut memberikan kontribusi dalam menggerakan perekonomian

    nasional. Menurut data statistik perkoperasian Indonesia tahun 2007 yang

  • 5/28/2018 Analisis Persepsi Dan Kepuasan

    18/110

    3

    dikeluarkan oleh Departemen Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah dapat

    dilihat beberapa indikator keberhasilan koperasi yang mengalami peningkatan,

    seperti; 1) Peningkatan jumlah koperasi, 2) Peningkatan jumlah anggota, 3)

    Penyerapan tenaga kerja dan 4) Volume usaha koperasi.

    Tabel 1.Indikator Keberhasilan Koperasi Nasional Tahun 2005-20061

    No Indikator 2005 2006 Perubahan Persentase

    1 Jumlah Koperasi 134.963 140.326 6.363 4,71

    2Jumlah AnggotaKopersi 27.286.784 27.776.133 489.349 1,79

    3Penyerapan TenagaKerja 308.771 350.435 41.664 13,49

    4Volume Usaha Koperasi(dalam 000.000) 40.831.693,56 62.718.499,78 21.886.806,22 53,60

    Sumber: Kementrian Negara Koperasi dan UKM (2007)

    Kinerja koperasi ditingkat nasional mengalami peningkatan pada seluruh

    indikator keberhasilan koperasi. Persentase perubahan tertinggi dicapai oleh

    peningkatan volume usaha koperasi. Peningkatan yang terjadi sebesar 53,60

    persen. Hal yang sama juga terjadi di Propinsi Jawa Barat. Seluruh indikator

    mengalami peningkatan, paningkatan penyerapan tenaga kerja oleh koperasi di

    Propinsi Jawa Barat bahkan tertinggi di seluruh Indonesia. Jumlah tenaga kerja

    yang dapat diserap mencapai 33.920 orang.

    Tabel 2.Indikator Keberhasilan Koperasi Propinsi Jawa Barat Tahun 2005-20062

    No Indikator 2005 2006 Perubahan Persentase

    1 Jumlah Koperasi 19.759 20.562 803 4,06

    2Jumlah Anggota

    Koperasi 5.318.497 6.154.406 835.909 15,72

    3Penyerapan Tenaga

    Kerja 42.204 76.124 33.920 80,37

    4Volume Usaha Koperasi(dalam 000.000) 7.459.416,96 8.878.128,56 1.418.711,60 19,01

    Sumber: Kementrian Negara Koperasi dan UKM (2007)

    1

    http:// www.depkop.go.id Statistik Perkoperasian Indonesia Tahun 2007.2Loc.cit

  • 5/28/2018 Analisis Persepsi Dan Kepuasan

    19/110

    4

    Koperasi merupakan salah satu bentuk kelembagaan diantara sekian

    banyak kelembagaan yang berperan dalam pengembangan sektor pertanian (Baga

    2005). Termasuk bidang peternakan sapi perah (koperasi susu). Koperasi susu di

    Indonesia saat ini sebagian besar masih berada di Pulau Jawa. Tersebar di tiga

    provinsi seperti, Jawa Barat, Tengah dan Timur, dengan jumlah masing-masing

    25, 25 dan 45 buah (Luthan 2008).

    Berbeda dengan koperasi biasa, koperasi sapi perah atau koperasi susu

    merupakan koperasi yang beranggotakan peternak sapi perah sebagai pengusaha

    dan usahanya itu menunjang kehidupan koperasi. Sejauh ini ada dua bentuk

    koperasi susu, yakni monofikasi atau koperasi susu yang hanya fokus kepada

    usaha sapi perah. Sedangkan yang lain merupakan koperasi diversifikasi atau

    koperasi susu yang membuka berbagai usaha (Yusdja 1997).

    Keberadaan koperasi susu saat ini sangat dibutuhkan oleh peternak sapi

    perah. Mengingat sebagian besar peternakan sapi perah di Indonesia didominasi

    oleh peternakan rakyat. Dimana, skala usaha peternakan rakyat masih tergolong

    kecil, yang hanya memiliki satu sampai sembilan ekor sapi (Yusdja 1997).

    Peran koperasi susu bagi peternak sapi perah dapat berfungsi sebagai

    wadah untuk berkumpul dan membangun kekuatan. Kemudian koperasi oleh

    peternak sapi perah dapat dimanfaatkan sebagai perantara peternak dengan

    Industri Pengolahan Susu (IPS). Peran perantara ini dapat dikatakan bagian dari

    pelayanan yang dilakukan oleh koperasi kepada peternak sapi perah yang menjadi

    anggota.

    Dari segi pelayanan, koperasi merupakan sebuah organisasi bisnis yang

    bertujuan melayani anggota atau masyarakat yang bukan anggotanya. Kepada

    anggotanya koperasi dapat berhubungan langsung dalam peningkatankesejahteraan dan meningkatkan skala usaha anggota koperasi. Sementara

    pelayanan kepada masyarakat yang bukan anggota koperasi tetap dapat dijalani

    oleh koperasi, karena koperasi juga harus tetap aktif dalam upaya mempertinggi

    kualitas kehidupan masyarakat.

    Pelayanan yang diberikan oleh koperasi susu merupakan wujud dari

    kebutuhan anggota. Sehingga anggota menjadi patokan dalam memberikan

  • 5/28/2018 Analisis Persepsi Dan Kepuasan

    20/110

    5

    pelayanan. Oleh karena itu, anggota berhak untuk memberikan penilaian baik atau

    buruk terhadap pelayanan yang diberikan oleh koperasi.

    Berdasarkan PERMEN Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil

    Menengah di atas, penilaian pelayanan koperasi kepada anggota merupakan

    bagian dari penilaian kinerja koperasi. Peningkatan dari kinerja koperasi

    diharapkan terjadi karena adanya peningkatan pelayanan yang diberikan oleh

    koperasi.

    1.2. Perumusan Masalah

    Melihat perkembangan jumlah koperasi saat ini, seharusnya juga diikuti

    oleh perkembangan kinerja pelayanan koperasi kearah yang lebih baik. Tetapi

    selama ini koperasi menghadapi banyak kendala dalam perkembangannya, baik

    dari segi sumberdaya manusia (SDM) atau sumber daya modal. Oleh sebab itu

    koperasi tidak dapat menjalankan usahanya secara efektif dan efisien.

    Saat ini jumlah anggota aktif (memiliki ternak dan memproduksi susu)

    Koperasi Unit Desa Giri Tani (KUD Giri Tani) sampai tahun 2007 tercatat

    sebanyak 136 orang, dengan anggota yang mundur sebanyak 742 orang. Jumlah

    anggota yang aktif terus mengalami penurunan dari tahun 2005 sampai tahun

    2007.

    Tabel 3. Jumlah Anggota KUD Giri Tani Tahun 2005-2007 (orang)

    Tahun Aktif Tidak Aktif (mundur) Jumlah

    2005 159 705 864

    2006 n.a n.a 867

    2007 136 742 878

    Sumber: KUD Giri Tani (2008)

    n.a : data tidak didapatkan

  • 5/28/2018 Analisis Persepsi Dan Kepuasan

    21/110

    6

    Begitu juga dengan volume produksi susu segar peternak anggota KUD

    Giri Tani. Terjadi penurunan dari tahun 2005 sampai tahun 2007. Besarnya

    penurunan yang terjadi hampir mencapai 50 persen.

    Tabel 4. Jumlah Produksi Susu Segar KUD Giri Tani 2005-2007

    Tahun Jumlah (liter)

    2005 1.698.138

    2006 1.468.531

    2007 914.924

    Sumber : KUD Giri Tani (2008)

    Permasalahan yang terkait dengan penurunan jumlah produksi susu dan

    banyaknya anggota yang mundur diduga disebabkan oleh pelayanan yang belum

    optimal dari KUD Giri Tani. Oleh sebab itu, melihat kondisi KUD Giri Tani saat

    ini, maka perlu dilakukan kegiatan evaluasi sebagai alat untuk melihat seberapa

    baik pelayanan KUD Giri Tani yang telah diberikan kepada peternak anggotanya.

    Dari evaluasi ini juga dapat dilihat seberapa jauh kemampuan koperasi dalam

    menerapkan prinsip-prinsip dan nilai-nilai koperasi dalam aktivitas usahanya.

    Hasil dari analisis persepsi dan kepuasan anggota dapat dijadikan bahan

    pertimbangan dalam membuat kebijakan dimasa yang akan datang. Sehingga

    koperasi dapat mengatasi masalah yang dihadapinya. Dengan harapan, kebijakan

    yang dibuat akan berujung kepada peningkatan keuntungan ekonomi bagi

    anggotanya, di samping peningkatan jalinan kerja sama antar anggota dengan

    pengurus.

    Dengan demikian Penelitian ini di dalam rumusannya akan melihat:

    1) Bagaimana persepsi anggota terhadap pelayanan KUD Giri Tani selama ini?

    2) Bagaimana kepuasan anggota dari kinerja pelayanan yang diberikan oleh

    KUD Giri Tani?

    1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian

    Dari permasalahan yang diangkat, penelitian ini betujuan untuk:

    1) Menganalis persepsi anggota peternak sapi perah terhadap kinerja pelayanan

    yang diberikan oleh KUD Giri Tani,

  • 5/28/2018 Analisis Persepsi Dan Kepuasan

    22/110

    7

    2) Menganalis kepuasan anggota peternak sapi perah terhadap kinerja

    pelayanan yang diberikan oleh KUD Giri Tani, dan

    3) Memberikan rekomendasi pelayanan KUD Giri Tani dimasa yang akan

    datang.

    1.4. Kegunaan Penelitian

    Kegunaan dari penelitian ini adalah;

    1) Sebagai bahan informasi bagi pengurus KUD Giri Tani mengenai

    kondisi kinerja pelayanan koperasi mereka,

    2) Sebagai penilaian terhadap kinerja pelayanan KUD Giri Tani kepada

    anggotanya,

    3) Memberikan bahan pertimbangan bagi KUD Giri Tani untuk membuat

    kebijakan terkait kinerja pelayanan koperasi selanjutnya, dan

    4) Dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk penelitian selanjutnya.

  • 5/28/2018 Analisis Persepsi Dan Kepuasan

    23/110

    8

    II TINJAUAN PUSTAKA

    2.1. Peternakan Sapi Perah di Indonesia

    Peternakan sapi perah di Indonesia sudah dimulai sejak zamankolonialisasi Belanda. Awalnya susu hanya dikonsumsi oleh kalangan tertentu

    saja, karena orang Indonesia tidak menyukai susu, kalaupun mau, kondisi

    ekonominya tidak memungkinkan mereka untuk membelinya, (Soedono et all.

    2003). Saat ini peternakan sapi perah telah menyebar ke seluruh Indonesia,

    termasuk Propinsi Jawa Barat.

    Berdasarkan Keputusan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor

    36/KPTS/TN.120/5/1990, secara garis besar peternakan sapi perah di Indonesiadibagi ke dalam dua kelompok, yaitu peternakan rakyat dan perusahaan

    peternakan. Peternakan rakyat yaitu, usaha yang dilakukan oleh rakyat di samping

    usahataninya sehingga sifat pemeliharaannya masih bersifat tradisional.

    Sedangkan perusahaan peternakan yaitu, peternakan yang diselenggarakan untuk

    suatu perusahaan komersial dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan

    sebesar-besarnya dan mempunyai izin usaha serta dalam proses produksinya telah

    menggunakan teknologi baru. Pengklasifikasian peternakan rakyat dan perusahaan

    peternakan berdasarkan total jumlah sapi yang dipelihara. Jika kurang dari 20 ekor

    di klasifikasikan sebagai peternakan rakyat, sedangkan perusahaan peternakan

    memiliki lebih dari 20 ekor sapi (Pulungan dan Pambudy) dalam (Akilah 2008).

    Jumlah peternak dan populasi sapi perah di Indonesia dari tahun ke tahun

    terus bertambah, tapi produksi susunya tetap rendah, bahkan agak stagnan. Pada

    1977 misalnya, di Indonesia tercatat sekitar 300 peternak sapi perah, lalu pada

    2002 berkembang menjadi 86.000 peternak, dan 2006 menjadi 120.000 peternak.

    Namun kenyataannya, peternakan dalam negeri hanya mampu memenuhi 30

    persen dari 1.306 juta ton kebutuhan susu nasional. Sisanya, 70 persen, harus

    diimpor dari Australia dan Selandia Baru (Kemal 2007). Sehingga jika dilihat dari

    sisi konsumsi, Indonesia masih berada pada posisi net-consumer. Sampai saat ini

    industri susu nasional masih sangat bergantung kepada impor bahan baku susu

    (Daryanto 2007).

    Di Propinsi Jawa Barat populasi sapi perah terus mengalami peningkatan

    sejak tahun 2004, kecuali ditahun 2005 sempat terjadi penurunan populasi sapi

  • 5/28/2018 Analisis Persepsi Dan Kepuasan

    24/110

    9

    perah. Menurut perkiraan sampai tahun 2008 jumlah populasi sapi perah di

    Provinsi Jawa Barat mencapai 117.059 ekor. Jumlah ini merupakan terbesar ke-

    tiga di Indonesia setelah Jawa Timur dan Jawa Tengah. Sedangkan populasi sapi

    perah nasional pada 2008 diperkirakan mencapai 407.767 ekor.

    Tabel 5. Populasi Sapi Perah Nasional Tahun 2004-2008* (dalam ekor)3

    Provinsi 2004 2005 2006 2007 2008*

    Jawa Timur 132,789 134,043 136,497 139,277 141,199

    Jawa Barat 98,958 92,770 97,367 103,489 117,059

    Jawa Tengah 115,155 114,116 115,158 116,260 134,060

    Nasional 364,062 361,351 369,008 374,067 407,763

    Sumber: Direktorat Jenderal Peternakan (2008)

    Catatan: * Data Tahun 2008 adalah Perkiraan

    Sementara dari sisi produksi susu segar, Propinsi Jawa Barat dari tahun

    2004 juga mengalami peningkatan, dan sempat mengalami penurunan ditahun

    2005. Ditahun 2008 perkiraan produksi susu segar mencapai 225.212 ton, kedua

    terbesar di Indonesia setelah Jawa Timur. Sementara produksi susu segar nasional

    tahun 2008 diperkirakan mencapai 574.406 ton.

    Tabel 6. Produksi Susu Segar Nasional Tahun 2004-2008* (dalam ton)4

    Provinsi 2004 2005 2006 2007 2008*

    Jawa Timur 237,663 239,908 244,300 249,275 253,837

    Jawa Barat 215,330 201,885 211,889 225,212 225,212

    Jawa Tengah 78,259 70,693 130,896 70,419 71,286

    Nasional 549,945 535,962 616,549 567,683 574,406

    Sumber: Direktorat Jenderal Peternakan (2008)

    Catatan: * Data Tahun 2008 adalah Perkiraan

    Produksi susu segar Indonesia saat ini sebagian besar atau sekitar 91

    persen dihasilkan oleh usaha rakyat dengan skala usaha satu sampai tiga ekor sapi

    perah per peternak. Keberadaan peternak juga terpencar dibeberapa kawasan,

    sehingga menjadi masalah bagi peternak dalam memasarkan produk susu mereka,

    3

    http://www.ditjennak.go.id Populasi Sapi Perah Nasional Tahun 2004-20084http://www.ditjennak.go.idProduksi Susu Segar Nasional Tahun 2004-2008

  • 5/28/2018 Analisis Persepsi Dan Kepuasan

    25/110

    10

    mengingat susu merupakan produk yang mudah rusak. Permasalahan seperti ini

    membutuhkan penanganan agar pemasaran produk susu peternak dapat berjalan

    dengan baik. Untuk itu dibuatlah koperasi yang mewadahi para peternak sapi

    perah (Daryanto, 2007).

    2.2. Koperasi Susu Indonesia

    Koperasi sapi perah (susu) merupakan perusahaan yang bergerak di dalam

    produksi susu segar dan kemudian dipasarkan ke industri susu sebagai bahan baku

    susu olahan dan produk asal susu lainnya. Koperasi dalam memproduksi susu

    segar bermitra dengan peternak rakyat yang menjadi anggota koperasi. Sebagai

    anggota koperasi, peternak adalah juga pemegang saham melalui simpanan wajib

    dan simpanan pokok dan sebagainya. Dengan demikian keberhasilan koperasi

    dalam bisnis susu segar secara langsung merupakan keberhasilan para peternak

    anggota itu sendiri. Sebaliknya jika terjadi kekeliruan dalam pengurusan koperasi

    akan merugikan perkembangan peternak anggota koperasi (Trantono 2008).

    Koperasi susu yang pertama kali muncul di Indonesia adalah Gabungan

    Peternak Sapi Perah Indonesia Pangalengan (GPSPIP). Koperasi ini berdiri tahun

    1949 di Pangalengan Jawa Barat. Kemudian pada tahun 1962 disusul oleh

    koperasi Sinar Andani Ekonomi (SAE) di Pujon, Jawa Timur. Setelah itu disusul

    dibeberapa daerah seperti Boyolali, Ungaran, Grati, Nongkojajar dan di daerah

    lainnya.

    GPSPIP sebagai koperasi susu pertama, terpaksa ditutup pada pertengahan

    tahun 1960-an akibat kondisi politik dan ekonomi Indonesia yang bergejolak pada

    waktu itu. Kemudian didirikan kembali sebagai Koperasi Peternak Bandung

    Selatan (KPBS) di Pangalengan pada tahun 1969. Bertahan sampai saat ini.Saat ini sebagian besar peternak sapi perah di Indonesia merupakan

    anggota koperasi susu. Dalam hal ini koperasi bertindak sebagai mediator antara

    peternak dengan Industri Pengolahan Susu (IPS). Sehingga saat ini keberadaan

    koperasi susu sangat menentukan posisi tawar peternak dalam menentukan jumlah

    penjualan susu, waktu penjualan dan harga yang akan diterima oleh peternak

    (Daryanto 2007).

  • 5/28/2018 Analisis Persepsi Dan Kepuasan

    26/110

    11

    Kondisi seperti saat ini jauh lebih baik dari yang pernah terjadi pada awal

    tahun 1980-an dimana pada waktu itu terjadi penurunan harga susu yang sangat

    dalam, sehingga peternak mengalami kerugian yang besar. Menanggapi

    permasalahan ini, kemudian pemerintah mengeluarkan Surat Keputusan Bersama

    (SKB) Tiga Menteri (Menteri Pertanian, Menteri Perindustrian dan Menteri

    Perdagangan dan Koperasi). SKB tersebut mewajibkan IPS di Indonesia untuk

    menyerap produksi susu segar nasional sebagai pendamping susu impor sebagai

    bahan baku. Dengan adanya peraturan ini telah memberikan peluang penjualan

    susu segar hasil peternak pada tingkat kualitas dan harga yang lebih menarik dan

    pola pemasaran yang lebih terjamin.

    Penelitian (Erwin 2008) tentang analisis pengembangan usaha koperasi

    susu di Kota Bogor, dapat dilihat kondisi koperasi susu saat ini dipengaruhi oleh

    berbagai faktor. Faktor-faktor yang dihadapi koperasi berasal dari Internal dan

    eksternal koperasi.

    Internal koperasi menghadapi berbagai permasalahan yang menjadi

    kelemahan koperasi, seperti, motivasi kerja karyawan yang rendah, penelitian dan

    pengembangan belum mendapatkan perhatian yang khusus, kondisi keuangan

    yang buruk, piutang pada peternak sangat besar, proporsi modal luar masih sangat

    besar (sekitar 95 persen), tidak ada promosi untuk KPS Feed, penurunan

    pemotongan dana operasional/liter susu, ketergantungan yang tinggi kepada

    Industri Pengolahan Susu (IPS), jumlah karyawan yang tidak efisien dan

    penurunan jumlah produksi susu peternak.

    Faktor-faktor yang menjadi kekuatan koperasi diantaranyaJob description

    koperasi sudah jelas, program kerja koperasi telah disetujui oleh anggota,

    mekanisasi proses produksi pakan ternak, penerapan harga susu yang progresif,bonus dan penalti, kualitas susu telah memenuhi standar IPS, pengelola bebas

    KKN, transaparan dan efisien, program pengendalian mutu susu, KPS memiliki

    kawasan usaha peternakan, KPS menyediakan pakan dan administrasi yang

    terkomputerisasi.

    Faktor-faktor dari eksternal koperasi yang menjadi peluang seperti, lokasi

    yang strategis (dekat dengan IPS), peningkatan konsumsi susu masyarakat,

    peningkatan pengetahuan masyarakat tentang kebutuhan gizi, iklim yang

  • 5/28/2018 Analisis Persepsi Dan Kepuasan

    27/110

    12

    mendukung, produksi susu belum memenuhi kebutuhan, kerjasama dengan dinas

    peternakan dan lembaga lainnya dan perkembangan teknologi dibidang

    peternakan.

    Faktor-faktor eksternal yang menjadi ancaman yaitu, suku bunga kredit

    yang tinggi, pemberlakuan Asean Free Trade Area (AFTA), lahan hijauan

    berkurang, daya tawar koperasi kepada IPS masih lemah, harga susu impor lebih

    murah dan tuntutan hukum pihak yang berwajib.

    2.3. Koperasi Indonesia

    2.3.1. Legalitas Koperasi

    Landasan hukum (aspek legal) koperasi Indonesia adalah pedoman dalam

    menentukan arah, tujuan, peran serta kedudukan koperasi terhadap pelaku-pelaku

    ekonomi lainnya (Baswir 2000). Sementara itu didalam UU No 25 tahun 1992

    tentang Perkoperasian di muat bahwa landasan koperasi di Indonesia berdasarkan

    Pancasila dan Undang-Undang dasar 1945 serta berdasar atas asas kekeluargaan.

    Lebih lanjut (Baswir 2000), menjabarkan bahwa pancasila merupakan

    landasan idiil dari koperasi, karena didasarkan atas pertimbangan bahwa pancasila

    adalah pandangan hidup dan ideologi bangsa Indonesia. Serta nilai luhur yang

    ingin diwujudkan oleh bangsa Indonesia dalam kehidupan sehari-hari. Begitu juga

    dengan UUD 1945 sebagai landasan struktural karena di dalamnya terdapat

    berbagai ketentuan yang mengatur berbagai aspek kehidupan bangsa Indonesia

    dalam bernegara.

    2.3.2. Prinsip-Prinsip Koperasi

    Prinsip koperasi merupakan penjabaran dari asas kekeluargaan yang

    menjadi asas dasar bagi koperasi. Prinsip-prinsip koperasi mengatur hal-hal yang

    meliputi hubungan antara koperasi dengan anggotanya, hubungan antara sesama

    anggota, pengurusan koperasi itu sendiri dan tujuan koperasi yang akan dicapai.

    Prinsip-prinsip koperasi yang dipahami akan membedakan sifat koperasi dengan

    entitas bisnis yang tidak memiliki asas seperti koperasi.

    Prinsip-prinsip koperasi yang dikenal saat ini merupakan adaptasi dari

    prinsip-prinsip pengembangan koperasi di Rochdale, Inggris. Kemudian prinsip-

  • 5/28/2018 Analisis Persepsi Dan Kepuasan

    28/110

    13

    prinsip koperasi Rochdale ini disesuaikan dengan kondisi lingkungan dimana

    koperasi berada.

    Menurut (Faugeut 1951) di dalam (Baswir 2000), sekurang-kurangnya ada

    empat prinsip yang harus dipenuhi oleh koperasi:

    1) Pengaturan tentang keanggotaan yang berdasarkan atas kesukarelaan

    Keanggotaan koperasi harus bersikap sukarela. Dengan adanya unsur

    kesukarelaan maka para anggota koperasi dapat memilih untuk menjadi angota

    koperasi bila ia merasa bahwa koperasi dapat memperjuangkan kepentingan-

    kepentingannya. Bila dalam kenyataannya anggota merasakan bahwa koperasi

    tidak memenuhi aspirasinya, anggota yang bersangkutan dapat melakukan

    permohonan untuk mengundurkan diri.

    2) Adanya ketentuan atau peraturan tentang persamaan hak antara paraanggota

    Prinsip ini merupakan prinsip yang penting bagi koperasi. Dengan prinsip

    ini koperasi menjadi lembaga ekonomi yang menjunjung nilai-nilai demokrasi.

    Prinsip ini harus diterapkan dalam bentuk persamaan kepemilikan, persamaan hak

    suara dan persamaan hak dalam mengelola koperasi.

    3) Adanya ketentuan atau peraturan tentang partisipasi anggota dalam

    ketatalaksanaan dan usaha koperasiSebagai sebuah perusahaan, koperasi dimiliki, dikelola dan diawasi oleh

    para anggotanya. Sebagai bukti kepemilikan koperasi, setiap anggota dapat ikut

    serta dalam penghimpunan modal. Kemudian setiap anggota yang memiliki

    keterampilan dapat ditunjuk sebagai pengelola koperasi.

    4) Adanya ketentuan tentang perbandingan yang seimbang terhadap hasilusaha yang diperoleh, sesuai dengan pemanfaatan jasa koperasi oleh

    anggotanya.

    Prinsip ini merupakan dasar bagi koperasi dalam menentukan pembagian

    sisai hasil usaha. Berbeda dari perusahaan perseroan, pembagian sisa hasil usaha

    koperasi tidak didasarkan atas besarnya simpanan atau modal masing-masing

    anggota koperasi. Melainkan berdasarkan atas partisipasi anggota dalam

    memanfatkan jasa koperasi.

    2.3.3. Partisipasi Anggota Koperasi

    Di dalam (Baswir 2000), setiap warga negara Indonesia pada dasarnya

    memiliki hak menjadi anggota koperasi. Tetapi karena koperasi adalah sebuah

  • 5/28/2018 Analisis Persepsi Dan Kepuasan

    29/110

    14

    badan hukum yang akan melakukan tindakan-tindakan hukum, yang benar-benar

    dapat diterima sebagai anggota sebuah koperasi hanyalah mereka yang mampu

    melakukan tindakan hukum atau tindakan koperasi dan yang memenuhi

    persyaratan yang sesuai dengan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga

    koperasi itu.

    Menurut (Hendar dan Kusnadi 2005) secara harfiah partisipasi berarti

    mengikut sertakan pihak lain dalam pencapaian tujuan. Partisipasi itu sendiri

    dibagi dalam tiga dimensi;

    1) Dimensi partisipasi dipandang dari sifatnya

    Partisipasi dapat berupa dipaksakan (forced) dan sukarela (foluntary).

    Partisipasi yang dipaksakan tidak sesuai dengan prinsip-prinsip koperasi yang

    mengedepankan semangat sukarela (UU No 25 Th 1992 tentang Perkoperasian)

    2) Dimensi partisipasi dipandang dari bentuknya

    Partisipasi dapat berupa formal dan informal. Dalam partisipasi formal

    biasanya telah tercipta suatu mekanisme formal dalam pengambilan keputusan

    dan pelaksanaan setiap kegiatan. Sementara pada partisipasi yang bersifat

    informal biasanya hanya dapat persetujuan lisan antara atasan dan bawahan dalam

    bidang partisipasi.

    3) Dimensi partisipasi dipandang dari pelaksanaannya

    Dari sudut pandang dimensi ini koperasi dapat dilaksanakan secara

    langsung atau tidak langsung. Partisipasi langsung terjadi apabila setiap orang

    dapat mengajukan pandangan, membahas pokok persoalan, mengajukan keberatan

    secara langsung terhadap keinginan orang lain atau terhadap ucapannya.

    Sedangkan partisipasi tidak langsung akan terjadi apabila ada wakil yang

    membawa aspirasi orang lain, misalnya karyawan atau anggota. Wakil tersebutakan berbicara atas nama karyawan atau anggota dengan kelompok yang lebih

    tinggi tingkatannya. Pada koperasi partisipasi ini dapat dilakukan secara

    bersamaan, bergantung pada situasi dan kondisi yang berlaku di koperasi.

    4) Dimensi partisipasi dipandang dari segi kepentingannya

    Dari segi kepentingannya partisipasi dalam koperasi dapat dilihat berupa

    partisipasi kontributif atau partisipasi intensif. Kedua jenis partisipasi ini akan

    timbul jika anggota memiliki peran ganda sebagai pemilik sekaligus sebagai

  • 5/28/2018 Analisis Persepsi Dan Kepuasan

    30/110

    15

    pelanggan. Di dalam partisipasi kontributif, sebagai pemilik anggota memberikan

    kontribusinya terhadap pembentukan dan pertumbuhan koperasi dalam bentuk

    kontribusi keuangan dan mengambil bagian dalam penetapan tujuan, pembuatan

    keputusan dan proses pengawasan terhadap berjalannya perusahaan koperasi. Di

    dalam partisipasi intensif anggota yang juga merupakan pelanggan, anggota

    memanfaatkan berbagai potensi pelayanan yang disediakan oleh perusahaan

    dalam menunjang kepentingannya.

    Penelitian Kurnia (2006), tentang partisipasi anggota koperasi tempe tahu

    Indonesia (KOPTI) memperlihatkan bahwa partisipasi merupakan bagian dari

    keberhasilan dalam mencapai tujuan koperasi. Partisipasi bermanfaat untuk

    meningkatkan loyalitas anggota terhadap koperasinya. Partisipasi anggota

    dibidang permodalan menjadi penting untuk meningkatkan kemampuan

    permodalan koperasi sehingga dana untuk pengembangan koperasi terus tersedia.

    Penelitian Kurnia (2006) menduga variabel yang paling mempengaruhi

    partisipasi anggota mengenai perkembangan KOPTI adalah tingkat pengolahan

    dan tingkat pendidikan anggota, dari beberapa variabel seperti: umur, tingkat

    pendidikan, masa keanggotaan, skala usaha anggota, tingkat pelayanan, tingkat

    pengelolaan dan persepsi anggota tentang perkembangan KOPTI.

    2.4. Analisis Kinerja Pelayanan

    Penelitian Putra (2006) mengangkat topik tentang kinerja keuangan dan

    kemampuan pelayanan koperasi produsen tempe tahu Indonesia (KOPTI)

    Kabupaten Garut. Dalam penelitian ini untuk menganalisis kinerja keuangan

    digunakan metode Analisis Rasio, Analisis Trend dan persentase perkomponen.

    Sementara, untuk mengukur kinerja pelayanan koperasi digunakan ImportancePerformance Analysis (IPA)dan Consumer Satisfaction Index (CSI).

    Penelitian Putra (2006) menggunakan data primer yang diperoleh dari

    survei secara acak kepada 40 responden (20 responden pengusaha tahu dan 20

    responden pengusaha tempe) di setiap wilayah kerja, yang berjumlah tiga wilayah

    kerja. Sementara data sekunder diperoleh dari laporan keuangan KOPTI dan

    instansi terkait.

  • 5/28/2018 Analisis Persepsi Dan Kepuasan

    31/110

    16

    Analisis kinerja pelayanan oleh Putra (2006) menggunakan 18 buah

    variabel yang dikelompokkan dalam tiga kelompok:

    1) Unit Usaha Simpan Pinjam

    Unit ini terdiri dari empat variabel, yaitu: Prosedur memperoleh kredit,

    Ketepatan waktu dalam memperoleh kredit, Ketepatan jumlah dalam memperoleh

    kredit, dan Tingkat sukubunga pinjaman yang ditetapkan oleh KOPTI

    2) Unit Usaha Pengadaan Kedelei

    Unit ini terdiri dari 12 variabel, yaitu: ketepatan kualitas dalam

    memperoleh kedelei, ketepatan jumlah dalam memperoleh kedelei, kecukupan

    jatah kedelei dari koperasi, harga jual kedelei oleh koperasi, ketepatan waktu

    dalam memperoleh kedelei, kesopanan dan keramahan petugas, pengetahuan

    petugas mengenai informasi yang diperlukan anggota, kecepatan petugas

    memberikan pelayanan, cara pembayaran kedelei, lokasi/jarak pelayanan anggota,

    kenyamanan tempat pelayanan dan jam buka pelayanan.

    3) Unit Usaha Warung Serba Ada (WASERDA)

    Unit waserda ini memiliki dua variabel di dalamnya. Variabel yang

    dimaksud yaitu: mutu bahan pembantu dan alat produksi yang disediakan, dan

    harga bahan pembantu dan alat produksi yang disediakan.

    Penelitian ini menggunakan 18 buah variabel yang diteliti menggunakan

    IPA, empat buah variabel berada pada kuadran I diagram kartesius, yaitu:

    ketepatan jumlah dalam memperoleh kredit, tingkat sukubunga pinjaman yang

    ditetapkan oleh KOPTI, harga jual kedelei oleh koperasi dan ketepatan jumlah

    dalam memperoleh kedelei. Variabel yang berada di kuadran II hanya ketepatan

    kualitas dalam memperoleh kedelei. Di kuadran III terdapat variabel kenyamanan

    tempat pelayanan, jam buka pelayanan, mutu bahan pembantu dan alat produksiyang disediakan, dan harga bahan pembantu dan alat produksi yang disediakan.

    Variabel selebihnya berada di kuadran IV. Tingkat kepuasan konsumen koperasi

    yang diukur dengan CSI diperoleh nilai sebesar 69,88 persen, atau berada pada

    kategori puas.

    Penelitian Cahliana (2008), mengangkat topik mengenai pelayanan publik

    pemerintahan Kabupaten Bogor. Metode yang digunakan dalam pengolahan data

    yaitu uji validitas, uji realibilitas, skala likert, IPA dan CSI. Sumber data

  • 5/28/2018 Analisis Persepsi Dan Kepuasan

    32/110

    17

    penelitian diperoleh dari data primer yang berasal dari wawancara dengan instansi

    pemerintah dan masyarakat. Khusus dengan masyarakat wawancara dipandu

    dengan kuesioner. Data sekunder diperoleh dari studi literatur, Dinas Cipta Karya,

    Badan Pusat Statistik Kabupaten Bogor dan laporan penelitian terdahulu.

    Pengumpulan data oleh Cahliana (2008), dilakukan di dua kecamatan di

    Kabupaten Bogor, yaitu Kecamatan Cibinong dan Jasinga. Dari masing-masing

    kecamatan kemudian dipilih dua buah kelurahan, dimana syarat pemilihan

    kelurahan berdasarkan atas lokasi kelurahan. Lokasi kelurahan yang diambil

    adalah yang jauh dari pusat pemerintahan dan yang dekat dari pusat pemerintahan.

    Dari setiap kelurahan diambil sampel sebanyak 35 orang responden dengan teknik

    Simple Random Sampling.

    Atribut yang digunakan oleh Cahliana (2008) berjumlah 24 atribut,

    yaitu:1) Fasilitas kantor pelayanan, 2) Kebersihan ruangan pelayanan, 3) Tempat

    parkir yang tersedia, 4) Kenyamanan ruang tunggu pelayanan, 5) Kewajaran biaya

    pelayanan, 6) Kepastian biaya pelayanan, 7) Prosedur pelayanan, 8) Kemampuan

    petugas menyediakan pelayanan, 9) Tanggung jawab petugas menyediakan

    pelayanan, 10) Kedisiplinan petugas pelayanan, 11) Pelayanan yang cepat, 12)

    Kesibukan petugas tidak mengganggu pelayanan masyarakat, 13) Aparat dan

    petugas tanggap dalam penanganan keluhan masyarakat, 14) Aparat dan petugas

    cepat dalam penanganan keluhan masyarakat, 15) Pemberian informasi yang jelas

    dan dimengerti oleh masyarakat, 16) Petugas ramah dan sopan dalam memberikan

    pelayanan, 17) Kejujuran petugas pelayanan, 18) Keamanan dan kenyamanan

    pelayanan, 19) Kepastian jadwal pelayanan, 20) Citra petugas dimata masyarakat,

    21) Kemudahan dalam proses pelayanan, 22) Petugas pelayanan memahami

    kebutuhan masyarakat, 23) Waktu tunggu untuk dilayani petugas, dan 24)Pemberian pelayanan kepada masyarakat tanpa pilih-pilih.

    Hasil dari pengolahan menggunakan IPA di Kecamatan Cibinong

    menunjukkan tujuh atribut berada di kuadran I, yaitu: kedisiplinan petugas

    pelayanan, pelayanan yang cepat, aparat dan petugas tanggap dalam penanganan

    keluhan masyarakat, aparat dan petugas cepat dalam penanganan keluhan

    masyarakat, kepastian jadwal pelayanan, petugas pelayanan memahami

    kebutuhan masyarakat dan pemberian pelayanan kepada masyarakat tanpa pilih-

  • 5/28/2018 Analisis Persepsi Dan Kepuasan

    33/110

    18

    pilih. Di kuadran II terdapat enam atribut, yaitu: kemampuan petugas

    menyediakan pelayanan, tanggung jawab petugas menyediakan pelayanan,

    petugas ramah dan sopan dalam memberikan pelayanan, kejujuran petugas

    pelayanan, keamanan dan kenyamanan pelayanan, dan kemudahan dalam proses

    pelayanan. Dikuadran III terdapat atribut fasilitas kantor pelayanan, kewajaran

    biaya pelayanan, kepastian biaya pelayanan, kesibukan petugas tidak mengganggu

    pelayanan masyarakat, citra petugas dimata masyarakat, waktu tunggu untuk

    dilayani petugas. Dikuadran IV terdapat atribut kebersihan ruangan pelayanan,

    tempat parkir yang tersedia, kenyamanan ruang tunggu pelayanan, prosedur

    pelayanan dan pemberian informasi yang jelas dan dimengerti oleh masyarakat.

    Sementara itu, hasil dari CSI di Kecamatan Cibinong diperoleh skor sebesar 60,71

    persen, atau berada di level cukup puas.

    Penelitian Cahliana (2008) yang dilakukan di Kecamatan Jasinga

    menunjukkan tiga atribut berada di kuadran I, yaitu: kedisiplinan petugas

    pelayanan, kepastian jadwal pelayanan dan aparat dan petugas tanggap dalam

    penanganan keluhan masyarakat. Di kuadran II terdapat 10 atribut yaitu,

    kewajaran biaya pelayanan, kepastian biaya pelayanan, prosedur pelayanan,

    kemampuan petugas menyediakan pelayanan, tanggung jawab petugas

    menyediakan pelayanan, pelayanan yang cepat, kejujuran petugas pelayanan,

    pemberian pelayanan kepada masyarakat tanpa pilih-pilih, kemudahan dalam

    proses pelayanan dan petugas pelayanan memahami kebutuhan masyarakat. Di

    kuadran III terdapat delapan atribut yaitu, fasilitas kantor pelayanan, kebersihan

    ruangan pelayanan, tempat parkir yang tersedia, kenyamanan ruang tunggu

    pelayanan, waktu tunggu untuk dilayani petugas, citra petugas dimata masyarakat,

    aparat dan petugas cepat dalam penanganan keluhan masyarakat dan pemberianinformasi yang jelas dan dimengerti oleh masyarakat. Di kuadran IV terdapat tiga

    atribut yaitu, kesibukan petugas tidak mengganggu pelayanan masyarakat dan

    keamanan dan kenyamanan pelayanan serta petugas ramah dan sopan dalam

    memberikan pelayanan. Hasil penilaian CSI di Kecamatan Jasinga diperoleh nilai

    67,63 persen. Level ini termasuk kategori puas.

    Penelitian Shanty (2008), tentang kinerja dan faktor-faktor yang

    mempengaruhi keanggotaan koperasi tani di Desa Cisarua, Kabupaten Bandung.

  • 5/28/2018 Analisis Persepsi Dan Kepuasan

    34/110

    19

    Data yang digunakan berasal dari data primer dan sekunder. Data primer didapat

    dari pengurus koperasi dan petani paprika yang menjadi anggota dan yang bukan

    anggota koperasi tani. Data primer yang diambil berupa karakteristik petani,

    seperti umur, pendidikan, pengalaman dan jumlah anggota keluarga. Kemudian

    data primer tentang petani juga ditambah dengan data usahatani seperti,

    produktifitas, biaya, harga, modal, luas lahan dan pendapatan. Sedangkan data

    sekunder diperoleh dari laporan koperasi dan instansi-instansi yang terkait.

    Dalam memperoleh data primer, Shanty (2008) mengelompokkan petani

    paprika kedalam dua kelompok, yaitu petani paprika yang menjadi anggota dan

    petani paprika yang tidak menjadi anggota koperasi tani. Dari masing-masing

    kelompok diambil 20 orang sebagai responden. Pemilihan responden

    menggunakan teknik Snow Ball Sampling, dimana seorang responden akan

    menunjuk responden selanjutnya.

    Data yang diperoleh diolah dengan menggunakan analisis kualitatif

    deskriptif untuk melihat gambaran kinerja koperasi tani. Sedangkan analisis

    kualitatif digunakan untuk melihat manfaat ekonomi yang diterima anggota.

    Analisis kualitatif diolah dengan model logit.

    Penilaian kinerja koperasi dilakukan dengan membandingkan hasil

    indikator kinerja yang dianggap penting oleh koperasi dengan standar yang telah

    ditetapkan oleh koperasi. Indikator yang digunakan adalah: 1) Jumlah anggota, 2)

    Jumlah green house anggota, 3) Sisa Hasil Usaha (SHU) per anggota, 4) Rasio

    Keuangan (likuiditas, solvabilitas, rentabilitas dan aktivitas), 5) Volume usaha

    koperasi, 6) Produksi paprika anggota, 7) Penjualan paprika, 8) Harga rata-rata

    dan 9) Jumlah karyawan dan pengurus yang pendidikannya mencapai perguruan

    tinggi.Hasil dari penelitian Shanty (2008) memperlihatkan bahwa jumlah

    anggota dan SHU per anggota mengalami penurunan dan pencapaian kepemilikan

    green houseoleh anggota hanya sebesar 12,96 persen, jauh dari target sebesar 50

    persen. Kinerja keuangan koperasi dari rasio likuiditas pada tahun 2006

    mengalami penurunan dibanding tahun sebelumnya, akibat dari peningkatan

    komponen persediaan dan hutang lancar koperasi. Dari rasio solvabilitas,

    rentabilitas dan aktivitas, koperasi juga mengalami penurunan dari tahun

  • 5/28/2018 Analisis Persepsi Dan Kepuasan

    35/110

    20

    sebelumnya. Begitu juga dengan volume usaha koperasi belum dapat memenuhi

    target pertumbuhan sebesar 50 persen, pencapaiannya hanya 12,59 persen.

    Peningkatan indikator koperasi terjadi pada penjualan dan kualitas SDM koperasi.

    Sintesis dari kondisi peternakan sapi perah di Indonesia saat ini adalah

    sebagian besar masih dikelola oleh peternakan rakyat. Kondisi seperti ini menjadi

    peluang bagi koperasi untuk tumbuh dan berkembang. Karena, koperasi memiliki

    peran merangkum kekuatan peternak rakyat di dalam satu wadah, sehingga

    peternak rakyat memiliki posisi tawar yang lebih besar (Erwin 2008).

    Peran serta masyarakat juga menjadi faktor yang memberikan kekuatan

    untuk membangun kekuatan koperasi. Mengingat masyarakat kita juga memiliki

    nilai-nilai kekeluargaan dan gotong royong yang menjadi nilai dasar di dalam

    koperasi. Tetapi, mengajak peternak rakyat untuk ikut berpartisipasi bukan hal

    yang mudah. Mengingat latar belakang tingkat pendidikan peternakan rakyat

    masih pada level yang rendah (Kurnia 2006), sehingga minim pengetahuan

    tentang koperasi atau apatis terhadap koperasi. Begitu juga dengan pelayanan

    koperasi masih dirasakan belum cukup memuaskan atau sering tidak mencapai

    target koperasi itu sendiri (Shanty 2008). Sehingga sering menjadi penilaian yang

    negatif bagi koperasi.

    Penelitian ini memiliki perbedaan dengan penelitian yang terdahulu di

    dalam mengukur tingkat persepsi dan kepuasan responden. Alat analisis pada

    penelitian ini menggunakan metode IPA untuk melihat persepsi anggota dan CSI

    untuk melihat tingkat kepuasan anggota. Kepuasan anggota pada penelitian ini

    juga dilihat dengan menggunakan tingkat kesesuaian responden terhadap

    kepentingan dan kinerja pelayanan. Penelitian ini mengukur persepsi dan

    kepuasan responden yang menjadi anggota dari sebuah koperasi yang bergerakdibidang peternakan sapi perah. Penelitian yang menjadikan peternak sapi perah

    sebagai responden sampai saat ini masih belum banyak dilakukan.

  • 5/28/2018 Analisis Persepsi Dan Kepuasan

    36/110

    21

    III KERANGKA PEMIKIRAN

    3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis

    3.1.1. Konsep Evaluasi Kinerja

    Di dalam penelitian ini akan dilihat bagaimana persepsi anggota terhadap

    tingkat kepentingan dan kinerja pelayanan KUD Giri Tani. Dari hasil penelitian

    ini juga akan dapat diukur kepuasan anggota terhadap pelayanan KUD Giri Tani.

    Dimana penilaian terhadap kinerja koperasi di dasari atas konsep kinerja dan

    evaluasi koperasi.

    Konsep kinerja merupakan implementasi dari rencana yang telah disusun

    sebelumnya. Dimana penerapan dari rencana dikerjakan oleh sumber daya yang

    memiliki kapabilitas. Sementara itu kinerja di dalam sebuah organisasi dapat

    dilihat dari proses berlangsungnya kegiatan untuk mencapai tujuan dari rencana.

    Kinerja, hasil kinerja dan prestasi sering dijadikan terjemahan dari

    performance. Kinerja adalah tentang melakukan pekerjaan dan hasil yang dicapai

    dari pekerjaan tersebut. Kinerja adalah tentang apa yang dikerjakan dan

    bagaimana cara mengerjakannya. Kinerja merupakan hasil pekerjaan yang

    mempunyai hubungan kuat dengan tujuan strategis organisasi, kepuasan

    konsumen dan memberikan kontribusi ekonomi (Armstrong dan Baron 1998,

    diacu dalam Wibowo 2007),

    Kemudian (Armstrong 2004 diacu dalam Wibowo 2007) lebih

    menekankan lagi kinerja sebagai sarana untuk mendapatkan hasil yang lebih baik

    dari organisasi, tim dan individu dengan cara memahami dan mengelola kinerja

    dalam suatu kerangka tujuan, standar dan persyaratan atribut-atribut yang

    disepakati.Sedangkan kinerja koperasi secara kualitatif masih banyak mengalami

    kendala internal maupun eksternal. Parameter kualitatif yang banyak digunakan

    adalah sejauh mana koperasi mampu memberikan pelayanan dan manfaat kepada

    anggotanya serta berapa tingkat partisipasi anggotanya terhadap kegiatan yang

    diselenggarakan koperasi (Sutara 1997, diacu dalam Palapa 2006).

  • 5/28/2018 Analisis Persepsi Dan Kepuasan

    37/110

    22

    Keberhasilan koperasi dimasa mendatang dapat ditentukan oleh beberapa

    prasyarat sebagai berikut (Sutara 1997 diacu dalam Palapa 2006):

    1) Kesadaran akan kebutuhan anggota,

    2) Pengetahuan dan pengertian dasar tentang koperasi,

    3) Kejujuran dan ketulusan pengurus,

    4) Staf yang jujur dan cakap,

    5) Kemampuan berkembang,

    6) Pasar, dan

    7) Perundang-undangan.

    Konsep kinerja selanjutnya memiliki keterkaitan dengan konsep evaluasi.

    Karena, di dalam setiap melakukan aktivitas harus selalu dilakukan pengawasan,

    pengkajian dan peninjauan terhadap sumber daya yang terlibat dalam aktivitas

    tersebut. Karena dari pengawasan, Menurut (Wibowo 2007), dilakukan

    pengukuran dan penilaian kinerja secara periodik.

    Prediksi dapat dilakukan untuk mengetahui pencapaian kemajuan kinerja,

    apakah terjadi deviasi pelaksanaan terhadap rencana yang dapat mengganggu

    pencapaian tujuan. Untuk itu perlu dilakukan evaluasi, karena evaluasi akan

    menghasilkan informasi penting yang berguna, misalnya sebagai umpan balik

    (feed back) bagi formulasi atas implementasi strategi.

    Buku Evaluasi Kinerja Perusahaan oleh Umar (2005), dijelaskan definisi

    evaluasi sebagai suatu proses untuk menyediakan informasi tentang sejauh mana

    suatu kegiatan telah dicapai, bagaimana perbedaan pencapaian itu dengan suatu

    standar tertentu untuk mengetahui apakah ada selisih diantara keduanya, serta

    bagaimana manfaat yang telah dikerjakan itu bila dibandingkan dengan harapan-

    harapan yang ingin diperoleh. Standar yang ditampilkan oleh (Umar 2005)didasari oleh standar yang dikeluarkan oleh Committee on Standard for

    Educational Evaluationyang meliputi antara lain:

    1) Utility(manfaat). Hasil evaluasi hendaknya bermanfaat bagi manajemen untuk

    pengamblan keputusan atas program yang sedang berjalan.

    2) Accuracy (akurat). Informasi atas hasil evaluasi hendaklah memiliki tingkat

    ketepatan yang tinggi.

  • 5/28/2018 Analisis Persepsi Dan Kepuasan

    38/110

    23

    3) Feasibility (layak). Hendaknya proses evaluasi yang dirancang dapat

    dilaksanakan secara layak.

    Hasil dari evaluasi yang dilakukan diharapkan berada diatas standar yang

    ditetapkan. Tetapi bisa saja itu tidak terjadi. Menurut (Cronbach 1980, diacu di

    dalam Umar 2005) standar yang digunakan untuk melakukan evaluasi mungkin

    tidak sepenting konsekuensinya, jadi evaluasi yang baik adalah evaluasi yang

    memberikan dampak positif pada perkembangan pelaksanaan suatu program.

    3.1.2. Konsep Pelayanan Koperasi

    Pelayanan menurut American Marketing Association pada dasarnya

    merupakan kegiatan atau manfaat yang ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak

    lain dan pada dasarnya tidak berwujud serta tidak menghasilkan kepemilikan

    sesuatu, proses produksinya mungkin juga tidak dikaitkan dengan suatu produk

    fisik (Barkah 2004, diacu dalam Putra 2006).

    Pelayanan dalam kegiatan koperasi merupakan wujud dari kebutuhan

    anggota. Anggota menjadi patokan dalam memberikan pelayanan. Waluapun

    Pelayanan yang diberikan oleh koperasi tidak hanya terbatas kepada anggota

    koperasi saja. Tetapi pelayanan koperasi juga dapat dinikmati oleh masyarakat

    luas. Walaupun usaha koperasi didasari oleh kondisi dan kebutuhan anggotanya.

    Pelayanan koperasi akan berhubungan langsung dengan kepuasan

    pelanggan koperasi. Peningkatan kualitas pelayanan yang diberikan akan

    meningkatkan nilai kepuasan yang diterima oleh pelanggan koperasi. Kepuasan

    pelanggan secara harfiah punya makna tetap, yaitu suatu keadaan dimana

    keinginan, harapan dan kebutuhan pelanggan dapat terpenuhi, (Swasembada

    2007).

    Menurut (Kotler 1997, diacu dalam Rangkuti 2005), kepuasan pelanggan

    adalah perasaan senang atau kecewa seseorang sebagai hasil dari perbandingan

    antara prestasi atau produk yang dirasakan atau yang diharapkannya. Pada

    dasarnya pengertian kepuasan pelanggan mencakup perbedaaan antara tingkat

    kepentingan dan kinerja atau hasil yang dirasakan. Sehingga, konsep kepuasan

    pelanggan akan berhubungan erat dengan kinerja perusahaan

  • 5/28/2018 Analisis Persepsi Dan Kepuasan

    39/110

    24

    Sementara Rangkuti (2005) mendefinisikan kepuasan pelanggan sebagai

    respon pelanggan terhadap ketidak sesuaian antara tingkat kepentingan

    sebelumnya dan kinerja aktual yang dirasakannnya setelah pemakaian. Dan

    faktor-faktor yang menentukan kepuasan pelanggan adalah persepsi pelanggan

    mengenai kualitas jasa yang berfokus pada lima dimensi jasa. Kepuasan

    palanggan, selain dipengaruhi oleh persepsi kualitas jasa, juga ditentukan oleh

    kualitas produk, harga dan faktor-faktor yang bersifat pribadi serta yang bersifat

    situasi sesaat.

    Melihat perkembangan sistem informasi yang saat ini semakin canggih

    dan mutakhir, setiap orang dapat dengan mudah dan leluasa mendapatkan

    informasi yang dinginkannya. Sehingga dari informasi yang didapat, konsumen

    akan selalu menginginkan pelayanan yang lebih baik dari pada yang pernah

    didapatkannya. Kondisi seperti ini sesuai dengan yang ditulis di dalam majalah

    Swasembada (2007) bahwa, Kepuasan konsumen akan terus berkembang dari

    waktu kewaktu. Fenomena seperti ini akan memberikan pengaruh terhadap

    persepsi pelanggan kepada pelayanan yang diberikan oleh pemberi layanan

    kepadanya. Untuk itu perusahaan melakukan penelitian untuk mengukur kepuasan

    pelanggan, sehingga dapat memenuhi costumer expectation, langsung

    mempengaruhi kinerja penjualan, Rangkuti (2005).

    S ebagai lembaga ekonomi, koperasi juga melakukan kegiatan yang

    berhubungan dengan bisnis koperasi. Sehingga secara tidak langsung koperasi

    memasuki kondisi persaingan dalam bisnis yang dijalankannya. Pelayanan yang

    diperoleh oleh anggota koperasi yang bergerak dibidang peternakan sapi perah

    dapat berasal dari proses mediasi antara peternak dengan Industri Pengolahan

    Susu (IPS) yang dibangun oleh koperasi, atau sebagai penghubung antara peternakdengan penyedia faktor-faktor input peternakan sapi perah seperti pakan dan obat-

    obatan, dan pelayanan medis atau konsultasi dari koperasi terhadap kesehatan

    ternak mereka.

    Untuk memenangkan persaingan, koperasi harus mampu memberikan

    kepuasan bagi anggotanya. Karena jika tidak, anggota dalam kurun waktu tertentu

    akan beralih kepada penyedia jasa yang lain. Seperti yang dikatakan oleh Abidin

    dalam majalah Swasembada (2007) bahwa kepuasan pelanggan sebagai sebuah

  • 5/28/2018 Analisis Persepsi Dan Kepuasan

    40/110

    25

    strategi jangka panjang, dimana hasilnya tidak dapat hanya dilihat berdasarkan

    pengukuran jangka pendek. Oleh karena itu, perbaikan berkesinambungan

    terhadap pelayanan pelanggan merupakan prioritas utama dan sebuah strategi.

    Oleh sebab itu koperasi perlu melakukan evaluasi terhadap kinerja

    pelayanan yang diberikan kepada anggotanya. Karena evaluasi dapat melihat

    persepsi anggota kepada kinerja pelayanan koperasi. Dari hasil evaluasi kinerja

    pelayanan akan dapat dibuat kebijakan atau strategi baru yang berkaitan dengan

    kepuasan anggota sebagai konsumen.

    3.2. Kerangka Pemikiran Operasional

    Penelitian mengenai analisis persepsi dan kepuasan anggota terhadap

    pelayanan koperasi ini dilakukan di Koperasi Unit Desa Giri Tani (KUD Giri

    Tani). KUD Giri Tani merupakan sebuah koperasi primer yang mengakomodasi

    kebutuhan peternak sapi perah, yang kemudian menjadi fokus pelayanan KUD

    Giri Tani.

    Hasil dari analisis yang dilakukan dapat menjadi bagian dari strategi

    pengembangan usaha KUD Giri Tani. Kegiatan penelitian ini dimulai dari

    pengidentifikasian jenis-jenis pelayanan yang diberikan oleh KUD Giri Tani

    kepada peternak anggota. Hasil identifikasi didapat dari observasi langsung dan

    wawancara dengan pengurus koperasi dan peternak anggota koperasi.

    Untuk memperoleh gambaran yang detil tentang pelayanan koperasi maka

    dilakukan analisis terhadap pelayanan KUD Giri Tani. Analisis pelayanan ini

    menggunakan metode Importance Performance Analysis (IPA) untuk mengukur

    tingkat kepentingan dan persepsi kinerja atribut pelayanan KUD Giri Tani.

    Sementara untuk mengukur kepuasan anggota terhadap pelayanan KUD Giri Tani

    digunakan metode Consumer Satisfaction Index (CSI).

    Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menunjukkan seperti apa

    persepsi kinerja dan kepentingan atribut serta bagaimana kepuasan peternak

    anggota terhadap pelayanan yang diberikan oleh KUD Giri Tani. Hasil penelitian

    ini dapat dijadikan rekomendasi untuk membuat kebijakan oleh KUD Giri Tani

    dimasa yang akan datang.

  • 5/28/2018 Analisis Persepsi Dan Kepuasan

    41/110

    26

    Gambar 1. Diagram Operasional Analisis Persepsi dan Kepuasan Pelayanan

    KUD Giri Tani

    KUD GIRI TANI

    Jumlah anggota tidak aktif hampir lima kali

    lipat dari jumlah anggota aktif Produksi susu anggota menurun hampir 50persen selama periode 2005-2007

    Persepsi Anggota terhadapKinerja Pelayanan

    KUD Giri Tani

    Kepuasan Anggotaterhadap Kinerja

    Pelayanan KUD Giri Tani

    Metode

    Importance Performance

    Analysis(IPA)

    Metode

    Costumer Satisfaction

    Index(CSI)

    Rekomendasi

    Kebijakan Pelayanan

    KUD Giri Tani

    KEOMPOK PELAYANAN KUD GIRI TANI

    Administrasi Koperasi Budaya Kerja Pengurus Kelompok Distribusi Susu Penjualan Konsentrat Bantuan Medis Ternak

    Keuan an Ko erasi

  • 5/28/2018 Analisis Persepsi Dan Kepuasan

    42/110

    27

    IV METODE PENELITIAN

    4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian

    Penelitian ini dilakukan di Koperasi Unit Desa Giri Tani (KUD Giri Tani)di daerah Cisarua, Kabupaten Bogor. Penelitian dimulai dari Januari 2009 sampai

    dengan Maret 2009. Pemilihan KUD Giri Tani berdasarkan pertimbangan bahwa

    koperasi ini merupakan koperasi primer yang telah memiliki badan hukum dan

    salah satu unit usahanya bergerak di bidang peternakan sapi perah. Koperasi ini

    merupakan salah satu koperasi di Kabupaten Bogor yang bergerak dibidang

    peternakan sapi perah dan tergabung ke dalam Gabungan Koperasi Susu

    Indonesia (GKSI) Jawa Barat (GKSI 2007).

    4.2. Jenis dan Sumber Data

    Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data

    sekunder. Data primer merupakan data deskriptif yang di peroleh dari survei

    kepada peternak anggota. Survei dilakukan dengan mengambil contoh dari

    sebagian unit observasi (sampling). Proses pengambilan data primer dilakukan

    dengan cara wawancara dan penyebaran kuesioner kepada peternak anggota dan

    pengurus koperasi. Sementara data sekunder diperoleh dari instansi terkait, studi

    literatur, penelitian terdahulu, dokumentasi KUD Giri Tani dan hasil pengunduhan

    dari internet.

    Teknik yang digunakan di dalam penentuan responden yaitu Simple

    Random Sampling.Awalnya responden dipilih yang masih aktif sebagai anggota

    KUD Giri Tani. Anggota aktif merupakan anggota yang masih memiliki transaksi

    dengan KUD Giri Tani dan masih membayar simpanan pokok dan wajib kepada

    KUD Giri Tani. Jumlah anggota aktif saat penelitian ini dilakukan adalah 113

    orang. Anggota aktif kemudian dibagi ke dalam lima kelompok berdasarkan

    kelompok tani di KUD Giri Tani. Kelompok tani yang terdapat di KUD Giri Tani

    yaitu, Kelompok Baru Tegal (33 orang), Baru Sireum (11 orang), Tirta Kencana

    (10 orang), Bina Warga (19 orang) dan Mega Mendung (40 orang). Pada setiap

    wilayah kerja diambil responden secara proporsional. Proses pengambilan

    responden secara proporsional mendapatkan jumlah sampel untuk setiap

    kelompoktani yaitu: Baru Tegal 17 orang, Baru Sireum enam orang, Tirta

  • 5/28/2018 Analisis Persepsi Dan Kepuasan

    43/110

    28

    Kencana lima orang, Bina Warga 10 orang dan Mega Mendung 20 orang. Total

    responden yang didapat sebanyak 58 orang. Kemudian responden pada setiap

    kelompok akan diambil secara acak.

    4.3. Uji Validitas Kuesioner

    Proses pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah atribut di dalam

    kuesioner dianggap perlu oleh responden. Uji ini dilakukan kepada 20 orang

    responden di luar responden yang digunakan untuk pengujian tingkat kepentingan

    dan persepsi kinerja pelayanan KUD Giri Tani. Syarat responden uji validitas

    adalah peternak sapi perah yang masih memiliki transaksi KUD Giri Tani dan

    masih membayar simpanan pokok dan wajib kepada KUD Giri Tani.

    Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan metode Cochran Q test.

    Atribut yang disajikan di dalam kuesioner uji ini merupakan pelayanan-pelayanan

    yang dilakukan oleh KUD Giri Tani. Responden diminta untuk memilih atribut

    mana saja yang dianggap perlu dijalankan oleh KUD Giri Tani. Setiap jawaban

    Ya akan diberikan skor 1, sedangkan untuk jawaban Tidak diberikan skor 0.

    Kemudian atribut diuji, apakah layak atau tidak layak untuk dimasukkan ke dalam

    kuesioner selanjutnya.

    Berikut langkah-langkah pengolahan uji validitas atribut. Hasil

    penghitungan pengujian validitas dapat dilihat pada Lampiran 1. Skripsi ini.:

    1. Menentukan hipotesis yang dilakukan:

    Ho: Kemungkinan semua atribut pelayanan KUD Giri Tani dianggap perlu

    oleh seluruh responden

    H1: Kemungkinan semua atribut pelayanan KUD Giri Tani dianggap tidak

    perlu oleh seluruh responden

    2. Mencari Q hitung dengan rumus:

    Q hit =

    ( )

    n

    i

    n

    i

    k

    i

    Ri

    CiCi

    Rik

    k

    i

    kk

    2

    2

    21

  • 5/28/2018 Analisis Persepsi Dan Kepuasan

    44/110

    29

    Dimana :

    k : Jumlah atribut yang diuji

    Ci : Jumlah skor atribut i

    Ri : Jumlah skor responden i

    3. Penentuan Q tabel dengan = 0.05 dan derajat kebebasan (dk) = k-1

    4. Hasil pengujian:

    Tolak Ho dan terima H1, Jika Qhitung > Qtabel

    Terima Ho dan tolak H1, jika Qhitung< Qtabel

    .

    Tabel 5 menunjukkan atribut-atribut yang diujikan di dalam uji validitas.

    Atribut diperoleh dari studi literatur dan observasi langsung terhadap proses

    pelayanan koperasi.

    Tabel 7. Atribut Uji Validitas

    No.Kode

    AtributAtribut Pelayanan

    Apakah Atribut Dianggap Perlu

    Ya Tidak

    1. A1 Kemudahan Proses Menjadi Anggota

    2. A2 Pencatatan Data Peternak

    3. A3 Pelaksanaan Rapat Anggota

    4. B1 Keramahan Pengurus Melayani Anggota

    5. B2Kecepatan Menanggapi KeluhanAnggota

    6. B3 Ketepatan Menanggapi Keluhan Anggota

    7. B4 Penampilan (Kerapian) Pengurus

    8. C1 Penghubung Anggota Dengan IPS

    9. C2 Penetapan Harga Susu

    10. C3 Pengujian Kualitas Susu

    11. D1 Penetapan Harga Jual Konsentrat

    12. D2 Pemenuhan Jumlah Konsentrat13. D3 Kualitas/Mutu Konsentrat

    14. D4 Waktu Ketersediaan Konsentrat

    15. D5 Layanan antaran Konsentrat

    16. E1 Konsultasi Medis (Keswan) Ternak

    17. E2 Jasa Inseminasi Buatan (IB)

    18. E3 Terapi/Pengobatan ternak

    19. E4 Menyediakan Obat-obatan

    20. E5 Menyediakan Fasilitas Terapi Ternak

    21. F1 Bantuan Kredit Dari Koperasi

    22. F2 Sisa Hasil Usaha Untuk Anggota

  • 5/28/2018 Analisis Persepsi Dan Kepuasan

    45/110

    30

    Hasil uji validitas menunjukkan satu atribut tidak valid (tidak dianggap

    perlu oleh responden), yaitu: layanan antaran konsentrat, sehingga dikeluarkan

    dari pertanyaan kuesioner analisis kepentingan dan persepsi kinerja KUD Giri

    Tani. Atribut yang dianggap valid (dianggap perlu oleh responden), yaitu:

    kemudahan proses menjadi anggota, pencatatan data peternak, pelaksanaan rapat

    anggota, keramahan pengurus melayani anggota, kecepatan menanggapi keluhan,

    ketepatan menanggapi keluhan, penampilan (kerapian) pengurus, penghubung

    anggota dengan IPS, penetapan harga susu, pengujian kualitas susu, penetapan

    harga jual konsentrat, pemenuhan jumlah konsentrat, kualitas/mutu konsentrat,

    waktu ketersediaan konsentrat, konsultasi medis (keswan) ternak,

    terapi/pengobatan ternak, menyediakan obat-obatan, menyediakan peralatan terapi

    ternak, jasa inseminasi buatan, bantuan kredit dari koperasi dan sisa hasil usaha

    untuk anggota

    4.4. Metode Analisis Data

    Penilaian kinerja pelayanan KUD Giri Tani menggunakan dua macam alat

    analisis, yaitu Importance Performance Analysis (IPA) untuk melihat persepsi

    peternak anggota terhadap kinerja dan kepentingan atribut pelayanan KUD Giri

    Tani dan Costumer Satisfaction Index (CSI)yang digunakan untuk melihat tingkat

    kepuasan anggota terhadap atribut pelayanan KUD Giri Tani.

    4.4.1.Metode Importance Performance Analysis (IPA)

    Pengukuran persepsi peternak anggota terhadap kinerja pelayanan KUD

    Giri Tani dapat menggunakan metode Importance Performance Analysis atau

    analisis tingkat kepentingan dan kinerja. Teknik ini merupakan penerapan yangmudah untuk mengukur tingkat kepentingan dan tingkat persepsi kinerja atribut

    pelayanan yang berguna untuk pengembangan program KUD Giri Tani yang

    efektif.

    Penilaian tingkat persepsi anggota terhadap kinerja dan kepentingan

    pelayanan KUD Giri Tani diambil dari data yang diperoleh dari peternak sapi

    perah yang menjadi anggota KUD Giri Tani. Untuk penilaian tingkat kepentingan

    kinerja pelayanan KUD Giri Tani diberikan skor terhadap masing-masing atribut.

  • 5/28/2018 Analisis Persepsi Dan Kepuasan

    46/110

    31

    Atribut yang digunakan untuk menganalisis tingkat persepsi kinerja, tingkat

    pelayanan dan tingkat kepuasan pelayanan KUD Giri Tani diperoleh dari studi

    literatur, observasi langsung proses pelayanan koperasi dan hasil uji validitas.

    Definisi dari atribut dapat dilihat kuesioner penelitian ini pada Lampiran 2

    .Atribut yang digunakan dapat dilihat pada Tabel 6.

    Tabel 8. Atribut Analisis Tingkat Kepentingan dan Persepsi Kinerja Pelayanan

    KUD Giri Tani

    A. Administrasi Koperasi

    1. Kemudahan proses menjadi anggota

    2. Pencatatan data peternak oleh koperasi

    3. Pelaksanaan Rapat Anggota

    B. Etos Kerja Pengurus

    1. Keramahan pengurus melayani anggota

    2. Kecepatan menanggapi keluhan

    3. Ketepatan menanggapi keluhan

    4. Penampilan (kerapian) pengurus

    C. Distribusi Susu

    1. Peranan mediasi koperasi

    2. Penghubung anggota dengan IPS

    3. Pengujian kualitas susu

    D. Penjualan Konsentrat Ternak

    1. Penetapan harga jual konsentrat

    2. Pemenuhan jumlah konsentrat

    3. Kualitas/mutu konsentrat

    4. Waktu ketersediaan konsentrat

    E. Bantuan Medis Ternak

    1. Konsultasi medis (keswan) ternak

    2. Jasa Inseminasi Buatan (IB)

    3. Terapi/pengobatan ternak

    4. Menyediakan obat-obatan

    5. Menyediakan fasilitas terapi ternak

    F. Keuangan Koperasi

    1. Bantuan kredit dari koperasi

    2. Sisa Hasil Usaha untuk anggota

  • 5/28/2018 Analisis Persepsi Dan Kepuasan

    47/110

    32

    Penilaian tingkat kepentingan disusun berdasarkan skala likert, yang

    sengaja dirancang untuk memungkinkan pelanggan menjawab dalam berbagai

    tingkatan pada setiap butir yang menguraikan jasa, (Suprianto 2006). Penetapan

    skor kepentingan adalah sebagai berikut:

    1) Skor 1 untuk jawaban Sangat tidak penting,

    2) Skor 2 untuk jawaban Tidak penting,

    3) Skor 3 untuk jawaban Cukup penting,

    4) Skor 4 untuk jawaban Penting,

    5) Skor 5 untuk jawaban Sangat penting,

    Tingkat persepsi terhadap kinerja pelayanan didapat dari penilaian peternak

    anggota KUD Giri Tani. Skor untuk tingkat persepsi kinerja pelayanan adalah

    sebagai berikut:

    1) Skor 1 untuk jawaban Sangat tidak baik,

    2) Skor 2 untuk jawaban Tidak baik,

    3) Skor 3 untuk jawaban Cukup baik,

    4) Skor 4 untuk jawaban Baik, dan

    5) Skor 5 untuk jawaban Sangat baik.

    Bobot yang diperoleh dari penilaian persepsi kinerja pelayanan KUD Giri

    Tani merupakan bobot tanggapan responden terhadap kinerja pelayanan yang

    telah dijalankan oleh KUD Giri Tani. Sedangkan bobot penilaian tingkat