Analisis Terhadap Hisab KH. Noor Ahmad Tentang Kelahiran Nabi Muhammad SAW. 10 R. Awal -53 H.

109
ANALISIS TERHADAP HISAB KH. NOOR AHMAD TENTANG KELAHIRAN NABI MUHAMMAD SAW. 10 R. AWAL -53 H. SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 dalam Ilmu Syari’ah PURWANTO NIM. 082111093 PROGRAM STUDI KONSENTRASI ILMU FALAK JURUSAN AHWAL AL-SYAKHSIYAH FAKULTAS SYARI’AH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2012

description

Analisis Terhadap Hisab KH. Noor Ahmad Tentang Kelahiran Nabi Muhammad SAW. 10 R. Awal -53 H.

Transcript of Analisis Terhadap Hisab KH. Noor Ahmad Tentang Kelahiran Nabi Muhammad SAW. 10 R. Awal -53 H.

Page 1: Analisis Terhadap Hisab KH. Noor Ahmad Tentang Kelahiran Nabi Muhammad SAW. 10 R. Awal -53 H.

ANALISIS TERHADAP HISAB KH. NOOR AHMAD TENTANG

KELAHIRAN NABI MUHAMMAD SAW. 10 R. AWAL -53 H.

SKRIPSI

Disusun untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat

Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1

dalam Ilmu Syari’ah

PURWANTO NIM. 082111093

PROGRAM STUDI KONSENTRASI ILMU FALAK

JURUSAN AHWAL AL-SYAKHSIYAH FAKULTAS SYARI’AH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO

SEMARANG

2012

Page 2: Analisis Terhadap Hisab KH. Noor Ahmad Tentang Kelahiran Nabi Muhammad SAW. 10 R. Awal -53 H.
Page 3: Analisis Terhadap Hisab KH. Noor Ahmad Tentang Kelahiran Nabi Muhammad SAW. 10 R. Awal -53 H.
Page 4: Analisis Terhadap Hisab KH. Noor Ahmad Tentang Kelahiran Nabi Muhammad SAW. 10 R. Awal -53 H.

H. Abdul Ghofur, M. Ag.

Perum Kaliwungu Indah, RT. 5/X No. 9 Kaliwungu, Kendal.

Ahmad Syifaul Anam, S.H.I.,M.H.

Tugurejo RT. 5/V No. 28 Semarang.

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Lamp : 4 (empat) eks.

Hal : Naskah Skripsi

An. Sdr. Purwanto

Assalamualaikum Wr. Wb.

Setelah saya mengoreksi dan mengadakan perbaikan seperlunya, bersama

ini saya kirim naskah skripsi saudara

Nama : Purwanto

NIM : 082111093

Judul : Analisis terhadap Hisab KH. Noor Ahmad tentang Kelahiran

Nabi Muhammad saw. 10 R. Awal -53 H.

Dengan ini, saya mohon kiranya skripsi saudara tersebut dapat segera

dimunaqasahkan. Demikian harap menjadi maklum.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Semarang, 12 Juni 2012

Pembimbing I Pembimbing II

H. Abdul Ghofur, M. Ag. Ahmad Syifaul Anam, S.H.I.,M.H. NIP.19670117 199703 1 001 NIP.19800190 200312 1 00

Page 5: Analisis Terhadap Hisab KH. Noor Ahmad Tentang Kelahiran Nabi Muhammad SAW. 10 R. Awal -53 H.

MOTTO

ي اال٠ب ٠ اشض شط ضث١غ اال₪ وب لذ س ؼ١س اى١

1ضغ الزر لجط ثبحط١₪ االث١

2نور فوق نور فوق ونور ₪ربيع في ربيع في ربيع

“Gusti Kanjeng Nabi Lahire Ono Ing Mekah ₪ Dinane Senen Rolas Mulud Tahun Gajah” 3

“Waktu kelahiran Pemimpin dua golongan (manusia dan jin)

₪ Terjadi pada bulan R. Awal, bertepatan dengan hari Senin

₪ Tempat kelahiran dan pemakamannya di al-Haramain.”

“Nabi laksana musim semi bagi hati umatnya yang gersang,

lahir pada musim semi di bulan Rabi’ al-Awwal ₪ Nabi

laksana cahaya bagi hati umatnya yang gelap gulita,

cahayanya di atas cahaya dan di atas cahaya lagi.”

“Nabi Muhammad saw. lahirnya di Makkah ₪ Pada hari Senin 12 R. Awal

Tahun Gajah”

1 Al-Habib „Ali bin Muhammad bin Husain al-Habsyi, Maulid Simti al-Durar, Solo:

Percetakan Habib Anis al-Habsyi, 2011, h. 31. 2 Muhammad Nawawi al-Bantani, Madarij al-Shu’ud ila Iktisab al-Burud, Surabaya: Dar

Ihya‟ al-Kutub al-Arabiyah, 2001, h. 21. 3 Bait bahasa Jawa yang biasa dibaca setelah adzan Shalat wajib, di daerah Kel. Wuwur,

Kec. Gabus, Kab. Pati.

Page 6: Analisis Terhadap Hisab KH. Noor Ahmad Tentang Kelahiran Nabi Muhammad SAW. 10 R. Awal -53 H.

PERSEMBAHAN

Skripsi ini kupersembahkan untuk:

Secara khusus kepada Baginda Rasulullah Muhammad saw.

yang selalu menjadi sumber inspirasi penulis dalam menjalani

kehidupan di dunia ini.

Syaikhuna wa Murabbi Ruhina KH. Ahmad Basyir, yang

telah mengajarkan penulis untuk mahabbah kepada Baginda

Nabi Muhammad saw.

Guruku, Pak Lisin, yang telah mengajariku Faro’idh,

sehingga membuat penulis cinta untuk belajar Falak.

Abah dan Umiku tercinta (H. Sujadi dan Hj. Katik Atun),

terimakasih berat atas doa dan dukungan yang diberikan

selama ini.

Mbahku Suntamah, mbakku Hj. Sriwahyuni, dan

keponakanku Sinta Rahmawati, semoga Allah swt. Selalu

memberikan anugrah yang tiada henti kepada mereka.

Teman-teman “Together’08”, Jabal Uhud Fondation,

Seluruh Keluarga Mahasiswa Pelajar Pati (KMPP), CSS

Mora IAIN Walisongo Semarang, dan semua orang yang

sudah, sedang, dan akan bertemu dengan penulis.

Page 7: Analisis Terhadap Hisab KH. Noor Ahmad Tentang Kelahiran Nabi Muhammad SAW. 10 R. Awal -53 H.

DEKLARASI

Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, penulis

menyatakan bahwa skripsi ini tidak berisi materi yang pernah

ditulis orang lain atau diterbitkan. Demikian juga skripsi ini

tidak berisi pikiran orang lain, kecuali informasi yang

terdapat dalam refrensi yang dijadikan bahan rujukan.

Semarang, 13 Juni 2012

Deklarator,

Purwanto

082111093

Page 8: Analisis Terhadap Hisab KH. Noor Ahmad Tentang Kelahiran Nabi Muhammad SAW. 10 R. Awal -53 H.

Abstrak

Waktu kelahiran Nabi Muhammad saw. atau biasa disebut dengan

maulid al-Nabi, bagi warga Nahdhiyyin adalah momen yang sangat dimuliakan.

Sebagai ekspresi rasa cinta mereka kepada Nabi saw., pada tanggal 12 R. Awal

setiap tahunnya dilakukan tradisi maulidan untuk memperingati kelahiran beliau.

Secara umum, sudah diketahui bahwa Nabi saw. lahir pada tanggal tersebut.

Namun, pada perkembangannya ada seorang ahli Falak yang bernama Noor

Ahmad, yang mempunyai pandangan berbeda mengenai waktu kelahiran Nabi

saw. KH. Noor Ahmad berpendapat bahwa Nabi saw. tidaklah lahir pada tanggal

12 R. Awal Tahun Gajah, akan tetapi jatuh pada tanggal 10 R. Awal Tahun Gajah

(-53 H). Berdasarkan perbedaan ini, penulis tertarik untuk menelusuri dan

menganalisa hisab yang dilakukan oleh tokoh ini, serta mengetahui faktor-faktor

yang melatarbelakangi beliau untuk berpendapat seperti itu.

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan

menganalisa hisab KH. Noor Ahmad tentang waktu kelahiran Nabi Muhammad

saw. serta metode apa yang digunakan. Kemudian untuk mengetahui dan

menganalisa pendapat ulama tentang waktu kelahiran Nabi Muhammad saw. yang

jatuh pada hari Senin 12 R. Awal Tahun Gajah.

Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan (Library Research)

yang termasuk dalam jenis penelitian kualitatif. Data primer berupa kitab Nur al-

Anwar yang di dalamnya dijelaskan perhitungan kelahiran Nabi Muhammad saw.

Sedangkan data sekundernya berupa kitab-kitab yang membahas hisab kelahiran

Nabi saw. seperti Irsyad al-Murid, al-Taqawim, dan Rahmat li al-‘Alamin.

Kemudian dalam analisis penulis menggunakan deskriptif komparatif.

KH. Noor Ahmad dalam hisabnya terhadap waktu kelahiran Nabi

Muhammad saw. mendasarkan atas beberapa hal, yaitu: 1) Ijtima‟ jatuh pada hari

Jum‟at Legi 29 Shafar -53 H. (10 April 571 M) pukul 10: 58: 9 WM. (Waktu

Makkah). 2) Ketinggian Hilal saat Matahari terbenam pada hari tersebut sudah

mencapai lebih dari 2° dan mungkin untuk dirukyah. 3) Umur bulan dari Ijtima‟

sampai Hilal terbenam mencapai hampir 8 jam. Makanya tanggal 1 R. Awal -53

H. jatuh pada hari Sabtu Pahing tanggal 11 April 571 M. Kemudian dirunut dari

tanggal 1 R. Awal -53 H. sampai hari Senin kedua setelahnya, kelahiran Nabi saw.

jatuh pada hari Senin Legi 10 R. Awal -53 H. (20 April 571 M.), bukan tanggal 12

R. Awal.

Kata kunci: Kelahiran Nabi Muhammad saw., hisab, Noor Ahmad.

Page 9: Analisis Terhadap Hisab KH. Noor Ahmad Tentang Kelahiran Nabi Muhammad SAW. 10 R. Awal -53 H.

KATA PENGANTAR

Syukur dengan ucapan Alhamdulillah, penulis panjatkan kepada Allah

saw. atas anugrah yang berupa hidayah taufiqiyah dan inayah, sehingga penulis

bisa menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul “Analisis terhadap Hisab KH.

Noor Ahmad tentang Kelahiran Nabi Muhammad saw. 10 R. Awal -53 H.”

dengan penuh kemudahan.

Shalawat dan salam sebanyak bintang di langit dan ikan di lautan,

penulis persembahkan kepada pujaan hati penulis, Nabi Muhammas saw. yang

telah menjadi inspirator penulis dalam mengarungi hidup ini, dan juga tak lupa

penulis sampaikan kepada ahlu bait beliau dan para sahabat.

Skripsi ini dapat terselesaikan, tak luput berkat doa dan bantuan orang

lain. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan rasa terimakasih kepada:

1. Kementrian Agama RI cq Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren atas

beasiswa yang telah diberikan selama menempuh perkuliahan di IAIN

Walisongo Semarang.

2. Rektor IAIN Walisongo Semarang, Prof. Dr. H. Muhibbin, M. Ag.

perjuangannya memikirkan kami dalam hal pendidikan selama penulis kuliah.

3. Dekan Fakultas Syari‟ah, Dr. H. Imam Yahya, M. Ag. beserta para stafnya

atas pelayanan dan fasilitas yang diberikan kepada kami dalam perkuliahan.

4. Kaprodi Konsentrasi Ilmu Falak, Dr. H. Arja Imroni, M. Ag. atas arahan dan

semangat kepada penulis dalam perkuliahan.

Page 10: Analisis Terhadap Hisab KH. Noor Ahmad Tentang Kelahiran Nabi Muhammad SAW. 10 R. Awal -53 H.

5. Pembimbing I, H. Abdul Ghofur, M. Ag. atas bimbingan kepada penulis

selama penulisan skripsi.

6. Pembimbing II, Ahmad Syifa‟ul Anam, S.H.I., M.H. atas masukan, motifasi,

dan bimbingan dalam menyelesaikan skripsi ini.

7. Pengasuh PP. Darul Falah Kudus, KH. Ahmad Basyir, atas bimbingan kepada

penulis secara ruhaniyah selama ini.

8. Guru idola penulis, Nor Muhlisin, S.Pd.I., atas semangat yang diberikan

kepada penulis dalam mencari ilmu, di mana pun tempatnya.

9. Kedua orang tua penulis, Sujadi dan Katik Atun, atas kucuran air mata

mereka untuk penulis dalam setiap malamnya.

10. KH. Noor Ahmad, dan putranya, Saiful Mujab, M.S.I, atas kesediaannya

untuk dikorek informasinya oleh penulis.

11. Keluarga besar PP. Daarun Najaah Semarang, terutama Abah Yai Siroj

Khudhori dan H. Ahmad Izzuddin, atas bimbingan mereka selama ini.

12. Sobat-sobat “Together‟08”, tanpa kalian apalah nikmatnya hidup ini.

Terutama buat Mr. Amar X, atas kerja samanya selama menulis skripsi.

13. Teman-teman satu kamar, “Jabal Uhud Fondation”, atas senyum kalian yang

membuat penulis krasan di kamar.

14. Keluarga besar CSS Mora IAIN Semarang, atas kontribusinya dalam belajar

berorganisaai.

15. Mbahku, Suntamah, mbakku Sri Wahyuni, dan keponakanku, Sinta

Rahmawati, atas dukungan kepada penulis untuk selalu belajar dan belajar

sampai kapan pun.

Page 11: Analisis Terhadap Hisab KH. Noor Ahmad Tentang Kelahiran Nabi Muhammad SAW. 10 R. Awal -53 H.

16. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam proses penulisan skripsi,

yang tidak disebut namanya.

Penulis sadari, bahwa skripsi ini jauh sekali dari kesempurnaan. Oleh

karena itu, jika para pembaca menemukan kesalahan, hendaknya bersedia

membenarkannya dan disampaikan kepada penulis.

Akhirnya, semoga skripsi ini membawa keberkahan penulis dan para

pembaca yang sudah penulis kenal, sedang penulis kenal, dan yang akan penulis

kenal.

Semarang, 13 Juni 2012 M.

Penulis,

Purwanto

NIM. 082111093

Page 12: Analisis Terhadap Hisab KH. Noor Ahmad Tentang Kelahiran Nabi Muhammad SAW. 10 R. Awal -53 H.

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... ii

HALAMAN NOTA PEMBIMBING ............................................................ iii

HALAMAN MOTTO ................................................................................... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................... v

HALAMAN DEKLARASI ........................................................................... vi

HALAMAN ABSTRAK ................................................................................ vii

HALAMAN KATA PENGANTAR .............................................................. viii

HALAMAN DAFTAR ISI ............................................................................. xi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ........................................................ 1

B. Rumusan Masalah ................................................................. 11

C. Tujuan Penelitian ................................................................... 11

D. Telaah Pustaka ....................................................................... 12

E. Metodologi Penelitian ........................................................... 16

F. Sistematika Penulisan ............................................................ 17

BAB II TINJAUAN UMUM WAKTU KELAHIRAN NABI

MUHAMMAD SAW. DAN KONVERSI TAHUN

A. Waktu Kelahiran Nabi Muhammad saw ................................ 19

1. Garis Nasab Nabi Muhammad saw ................................... 19

2. Waktu Kelahiran Nabi Muhammad saw ........................... 21

B. Konversi Tahun (Tahwil al-Sanah) ....................................... 32

1. Konversi Sistem Klasik .................................................... 33

2. Konversi Sistem Kontemporer .......................................... 35

BAB III HISAB KH. NOOR AHMAD TENTANG KELAHIRAN NABI

MUHAMMAD SAW.

A. Biografi KH. Noor Ahmad .................................................... 39

Page 13: Analisis Terhadap Hisab KH. Noor Ahmad Tentang Kelahiran Nabi Muhammad SAW. 10 R. Awal -53 H.

1. Perjalanan Intelektual ...................................................... 39

2. Belajar kepada Syekh Yasin bin Isa al-Fadani al-Makki 41

3. Karya-kaya Ilmiah ........................................................... 42

B. Hisab KH. Noor Ahmad tentang Waktu Kelahiran Nabi

Muhammad saw ................................................................... 44

1. Pendapat KH. Noor Ahmad tentang Waktu Kelahiran Nabi

Muhammad saw ............................................................. 44

2. Hisab KH. Noor Ahmad tentang Waktu Kelahiran Nabi

Muhammad saw .............................................................. 46

BAB IV ANALISIS HISAB KH. NOOR AHMAD TENTANG WAKTU

KELAHIRAN NABI MUHAMMAD SAW.

A. Analisis terhadap Hisab KH. Noor Ahmad terkait Waktu

Kelahiran Nabi Muhammad saw. 10 R. Awal -53 H (20 April

571 M) .................................................................................. 56

1 . Markaz.............................................................................. 56

2 . Konversi ........................................................................... 58

3 . Ijtima‟ ............................................................................... 61

4 . Hasil Hisab ....................................................................... 64

B. Analisis terhadap Berbagai Pendapat Ulama tentang Waktu

Kelahiran Nabi Muhammad saw ........................................... 67

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan .......................................................................... 71

B. Saran-Saran ........................................................................... 72

C. Penutup ................................................................................. 72

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

DAFTAR RIWAYAT PENULIS

Page 14: Analisis Terhadap Hisab KH. Noor Ahmad Tentang Kelahiran Nabi Muhammad SAW. 10 R. Awal -53 H.

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Nabi Muhammad saw. adalah Nabi yang diutus sebagai penutup

risalah para Nabi sebelumnya. Beliau adalah manusia paling mulia dan utama

yang pernah ada di bumi ini. Sebelum beliau dilahirkan, di sebutkan bahwa

nanti di akhir zaman akan diutus seorang Nabi yang dilahirkan di Makkah,

hijrahnya ke Madinah dan mempunyai kekuasaan di Negeri Syam, yaitu

Muhammad saw4. Ketika beliau lahir, banyak kejadian-kejadian aneh namun

istimewa yang menjadi tanda bahwa bayi yang dilahirkan akan menjadi

rahmat bagi seluruh alam. Seperti halnya bintang-bintang yang

bergemerlapan dan seakan mendekat ke bumi untuk menyabut kelahiran

manusia paling mulia ini5. Selain itu, cahaya berkilauan yang memancar saat

kelahiran beliau ke daerah Bushra di Syam. Yang mana daerah ini adalah

daerah yang pertama kali yang akan mengalami perkembangan Islam di

Negeri Syam6. Serta masih banyak hal istimewa yang terjadi pada saat

kelahiran beliau yang menunjukkan betapa mulia kedudukannya di sisi Allah

swt.

4 Abd al-Rahman al-Syaibani, Maulid al-Diba’, Semarang: Karya Thaha Putra, 2008, h.

12. Lihat juga Muhammad „Alawi al-Hasani, Mukhtashar fi al-Sirah al-Nabawiyah, Tuban: al-

Mishbah, 2007, h. 20. Yang menyatakan bahwa pernyataan di atas bersumber dari Ka‟ab al-

Akhbar yang diriwayatkan oleh al-Darimi, Ibnu Sa‟ad, Ibnu Asakir, Abu Na‟im, al-Baihaqi dan al-

Jauzi. 5 Muhammad Nawawi al-Bantani, Madarij al-Shu’ud ila Iktisab al-Burud, Surabaya: Dar

Ihya‟ al-Kutub al-Arabiyah, 2001, h. 18. 6 Ibid.

Page 15: Analisis Terhadap Hisab KH. Noor Ahmad Tentang Kelahiran Nabi Muhammad SAW. 10 R. Awal -53 H.

Adapun mengenai waktu kelahiran manusia paling utama ini,

terdapat berbagai pandangan dari para sejarawan dalam menentukannya.

Namun, pendapat yang sering disampaikan bahwa Nabi Muhammad saw.

dilahirkan pada hari Senin 20 April 571 M7.

Mengenai kelahiran Nabi saw. tahun 571 M ini bersumber dari

riwayat Ibnu „Amid yang redaksinya sebagai berikut:

حسا ثغ اثبخ ػط أ٠ضب الث اؼ١س ف رزصط ازبض٠د أضز

١الز٠خ 975 فبر وبذ ف ؼخ أشطا ح١ث أ بد وؽط ألذ

١8الز٠خ 975فزى الزح اج ؼخ .

Artinya: “Telah sampai juga riwayatnya Ibnu „Amid dalam kitab Mukhtashar

al-Tarikh bahwa Nabi Muhammad saw. telah berumur delapan

tahun ketika Raja Kisra Anusyarwan wafat, yaitu pada tahun 579

M. Oleh karenanya kelahiran Nabi jatuh pada tahun 571 M”.

Sedangkan 20 April ini bersumber dari riwayat Imam Syams al-

Din bin Salim dalam kitab al-Jafr al-Kabir, sebagai berikut:

اج س ف شط ضث١غ االي ف اؼشط٠ ١ؽب ػب اف١ ألس صح

9 شطاأف ػس وؽط .

Artinya: “Sungguh benar bahwa Nabi saw. lahir pada bulan R. Awal pada

20 Nisan-nya Tahun Gajah dan pada masa kekuasaan Raja Kisra

Anusyarwan”.

Pada riwayat tersebut dijelaskan bahwa Nabi saw. lahir pada 20

bulan Nisan. Adapun bulan Nisan ini merupakan nama salah satu bulan dari

7 Muhammad Fiyadh, al-Taqawim, Mesir: Nahdhah Mishr, 2003, h. 177. Lihat juga Lihat

juga Ahmad Syalbi, Mausu’at al-Tarikh al-Islami wa al-Hadharah al-Islamiyah, Mesir: al-

Nahdhah al-Mishriyah, 1978, h. 184. Lihat juga Thaha Mahsun, Tarikh Nabi Muhammad saw.,

Surabaya: Percetakan Kitab Salim bin Nabhan, 2011, h. 8. Lihat juga Shafi al-Rahman al-

Mubarakfuri, al-Rahiq al-Mahtum, Yogyakarta: Pustaka al-Kautsar, 1989, h. 75. 8Muhammad Fiyadh, op.cit. h. 175.

9 Ibid. h. 175.

Page 16: Analisis Terhadap Hisab KH. Noor Ahmad Tentang Kelahiran Nabi Muhammad SAW. 10 R. Awal -53 H.

Kalender Suryani, yang dalam Kalender Masehi sama dengan bulan April10

.

Oleh karena itu ditetapkan bahwa Nabi saw. lahir pada 20 April 571 M.

Pendapat ini dikuatkan oleh Syekh al-Khudhari yang mengutip

pendapatnya sejarawan Mahmud Basya, sebagai berikut:

حز ثبشب افى لس حمك ربض٠د س اطؼي أشوط اش١د ارضط

975ثط٠ أ 02ف صج١حخ ٠ االث١ ازبؼغ شط ضث١غ االي اافك

١11الز٠خ.

Artinya: “Syekh al-Khudhari menyebutkan bahwa ahli Falak Mahmud Basya

telah meneliti tentang kelahiran Rasul yang jatuh pada pagi hari

Senin 9 R. Awal yang bertepatan dengan 20 April 571 M”.

Riwayat ini menyatakan bahwa kelahiran Nabi saw. jatuh pada 9

R. Awal yang bertepatan dengan 20 April 571 M, namun dalam terusan

pernyataan Syekh al-Khudhari ini terdapat pendapat lain yang diampaikan

oleh Ibnu Faris al-Razi bahwa 20 April 571 M tersebut bukanlah bertepatan

dengan 9 R. Awal, akan tetapi bertepatan dengan 10 R. Awal. Adapun

redaksinya seperti berikut:

اطؼي س ٠ االث١ ؼشط ١بي أبن ضا الث فبضغ اطاظ ٠مي

. 12ذذ ضث١غ االي

Artinya: “Pada 20 April 571 M tersebut terdapat pendapat yang disampaikan

oleh Ibnu Faris al-Razi bahwa Rasul lahir pada hari Senin pada 10

R. Awal”.

Dari kedua pendapat di atas, dapat dipahami bahwa satu tanggal

dalam Kalender Masehi, yang dalam hal ini 20 April 571 M, bisa mempunyai

10 Ibid. h. 177. 11

Abd al-Rahman al-Khayyath, Maulid al-Nabi saw., Kairo: Dar al-Afaq al-Arabiah,

2003, h. 58. 12

Ibid.

Page 17: Analisis Terhadap Hisab KH. Noor Ahmad Tentang Kelahiran Nabi Muhammad SAW. 10 R. Awal -53 H.

dua tanggal dari Kalender Hijriyah, yakni 9 dan 10 R. Awal. Hal seperti ini

kiranya wajar karena dalam Kalender Hijriyah terdapat lebih dari satu sistim,

ada yang menggunakan sistem Urfi, ada pula yang menggunakan sistem

Istilahi dan ada yang menggunakan sistem Haqiqi bi al-Tahqiq. Di samping

itu, dalam penentuan awal bulan Kamariah sendiri tergantung siapa yang

memperhitungkannya. Seperti kasus penetapan awal bulan Syawal tahun lalu,

yakni 1432 H. Pemerintah menetapkan 1 Syawal 1432 H. harus dengan

istikmal (menyempurnakan hitungan hari bulan Ramadhan 30 hari) karena

pada hari Senin Wage 29 Ramadhan 1432 H. atau 29 Agustus 2011 M

ketinggian Hilal masih di bawah 2° serta rukyah menurut mereka dinyatakan

gagal. Makanya 1 Syawal ditetapkan jatuh pada hari Rabu Legi 31 Agustus

2011 M.

Namun menurut ahli Falak Jepara, yakni KH. Noor Ahmad,

meskipun pada 29 Ramadhan 1432 H. Hilal masih di bawah 2° akan tetapi

beliau bertendensi pada hasil rukyah di pantai Kartini Jepara oleh putranya

yang bernama Saiful Mujab, yang dianggap berhasil, maka hari Selasa

Kliwon 30 Agustus 2011 M ditetapkan sebagai 1 Syawal 1432 H. Karena,

lanjut beliau, Rukyah itu lebih dimenangkan dari pada hasil Hisab

berdasarkan keterangan Hadits Nabi saw13

.

Adapun Hadis tersebut ialah, sebagai berikut:

13

Wawancara dengan KH. Noor Ahmad, 1 Mei 2012 M. di kediaman beliau, Kriyan,

Pecangaan, Jepara.

Page 18: Analisis Terhadap Hisab KH. Noor Ahmad Tentang Kelahiran Nabi Muhammad SAW. 10 R. Awal -53 H.

ضؼي هللا ص هللا ػ١ ؼ لبي: أػ ػجسهللا ث ػط ضض هللا ػب

غ ػ١ى فبوا ءاشط رؽغ ػشط ٠ب فال رصا حز رط. فب

14اؼسح ثالث١.

Artinya: “Dari Abdullah bin Umar ra. Rasulallah saw. bersabda: Satu bulan

itu ada 29 hari. Makanya kamu semua jangan berpuasa sampai

melihat Hilal. Bila tidak bisa melihatnya, maka sempurnakanlah

hitungan bulan menjadi 30 hari”.

Dari kasus penetapan awal bulan Syawal 1432 H di atas, dapat

difahami bahwa 30 Agustus 2011 M mempunyai dua tanggal dalam kelender

Hijriyah, yakni menurut pemerintah saat tersebut bertepatan dengan 30

Ramadhan 1432 H berdasarkan istikmal. Sedangkan menurut KH. Noor

Ahmad, bertepatan dengan 1 Syawal 1432 H karena menurut beliau rukyah

berhasil pada hari sebelumnya. Dari sini sangat mungkin sekali jika 20 April

571 M ditetapkan sebagai 9 atau 10 R. Awal.

Adapun mengenai hari Senin ini adalah acuan dalam menentukan

waktu kelahiran Nabi Muhammad saw. Hal ini disebabkan beliau pernah

menyatakan dalam Hadis yang diriwayatkan oleh sahabat Qatadah

bahwasanya beliau lahir pada hari Senin. Hadis tersebut ialah sebagai berikut:

ضؼي هللا ص هللا ػ١ ؼ ؼئ ػ ٠ أػ لزبزح ضض هللا ػ

15االث١, فمبي: شه ٠ سد ف١.

Artinya: “Dari Qatadah ra. bahwasanya Rasulullah saw. pernah ditanya

prihal hari Senin. Beliau menjawab: hari Senin itu adalah hari di

mana aku dilahirkan.”

14

Zain al-Din al-Zubaidi, Mukhtashar Shahih Bukhari, al-Tajrid al-Sharih li Ahadits

Jami’ al-Shahih, Surabaya: al-Hidayah, h. 122. (tanpa Tahun). 15

Muhammad Fiyadh, loc.cit.

Page 19: Analisis Terhadap Hisab KH. Noor Ahmad Tentang Kelahiran Nabi Muhammad SAW. 10 R. Awal -53 H.

Terdapat Hadis terkait lainnya dari ayahnya sahabat Qatadah,

namun dengan redaksi yang agak berbeda. Yang mana Hadits ini

diriwayatkan oleh Imam Muslim dengan redaksi sebagai berikut:

ػطث ضؼي هللا ص هللا ػ١ ؼ أث لزبزح االصبض : ؼئ ألبي

ح أ: ب رمي ف ص ٠ االث١ ؟ لبي: شه ٠ سد ف١ ف١ فمبي

16.ذطج ؽ(أ. )ءا

Artinya: “Abu Qatadah al-Anshari berkata: Seorang a‟rabi bertanya kepada

Rasulullah saw., bagaimana pendapatmu (Rasul) tentang puasa hari

Senin? Rasul menjawab: hari tersebut adalah hari aku dilahirkan

dan hari diturunkan wahyu kepadaku.” (HR. Muslim).

Dalam riwayat yang lain, menyatakan bahwa hari Senin bukan

merupakan hari kelahiran Nabi dan diturunkan wahyu saja, tapi hari tersebut

juga merupakan hari di mana Rasulullah diangkat jadi Nabi dan hari Hijrah

beliau. Hal tersebut terekam dalam riwayat sebagai berikut:

اج ؼئ ػ ٠ االث١, فمبي: صا ٠ أجبء ف وزبة االضشبز ج١ط

18ف١, بجطد ف١ 17عي ػأسد ف١, ثؼثذ ف١, .

Artinya: “Di dalam kitab al-Irsyad karya al-Biruni dinyatakan bahwa Nabi

pernah ditanya prihal hari Senin. Beliau menjawab: hari Senin itu

adalah hari kelahiranku, hari aku diangkat menjadi Nabi, hari

diturunkan wahyu kepadaku dan hari aku berhijrah.”

Dari sekian riwayat di atas, tidak diragukan lagi kalau Nabi

Muhammad saw. di lahirkan pada hari Senin, karena hal tersebut bersumber

langsung dari beliau yang tidak mungkin punya sifat bohong. Kemudian

timbullah pertanyaan, jika Nabi lahir pada 20 April 571 M, maka bertepatan

16

Muhammad al-Dzahabi, al-Sirah al-Nabawiyah, Beirut: Dar al-Kutub al-„Ilmiah, 1988,

h. 7. 17

فيه -اي القران -وانزل علي taqdir kalimat ini adalah ,وانزل علي فيه . Lihat Abu Ja‟far al-

Thabari, “Tarikh al-Rusul wa al-Muluk”, h. 293. dalam Abd al-Rahman al-Khayyath, op.cit. h. 59. 18

Muhammad Fiyadh, loc. cit.

Page 20: Analisis Terhadap Hisab KH. Noor Ahmad Tentang Kelahiran Nabi Muhammad SAW. 10 R. Awal -53 H.

pada tanggal, bulan dan tahun berapakah dalam Kalender Hijriyahnya?.

Untuk menjawab pertanyaan penting ini, ulama banyak yang berijtihad dalam

menentukannya. Namun pendapat yang populer ialah Nabi saw. lahir pada 12

Mulud/ R. Awal Tahun Gajah19

. Bahkan pendapat ini tergolong pendapat

yang kuat/ unggul (rajih)20

.

Di antara pendapat yang menjelaskan hal ini adalah yang

disampaikan oleh Sayyid Ja‟far bin Hasan dalam kitab Maulid al-Barzanji.

Adapun redaksinya adalah sebagai berikut:

لاي ؼبء ط٠خ. أاذزف ف ػب الزر ف شطب ف ٠ب ػ

اطاجح اء

ب لج١ فجط ٠ االث١ ثب ػشط شط ضث١غ االي ػب

21اف١ اص صس هللا ػ احط حب.

Artinya: “Ada perbedaan pendapat mengenai tahun kelahirannya, bulan dan

harinya berdasarkan pendapat-pendapat yang diriwayatkan ulama.

Tapi pendapat yang unggul menyebutkan bahwa kelahirannya

menjelang fajar hari Senin 12 R. Awal Tahun Gajah, kala itu Allah

mencegah gajah untuk sampai ke Ka‟bah dan Dia menjaganya.”

Riwayat ini diperkuat dengan realita yang ada di masyarakat

terutama warga Nahdhiyyin yang melakukan perayaan maulid Nabi

Muhammad saw. pada 12 R. Awal pada setiap tahunnya. Hal ini secara

langsung merupakan kesepakatan sosial di antara mereka. Karena pada

19

Sayyid Ja‟far bin Hasan al-Barzanji, Maulid al-Barzanji, Langitan: Percetakan PP.

Langitan, 1992, h. 144. Lihat juga Thaha Mahsun, loc.cit. Lihat juga Muhammad Nawawi al

Bantani, op.cit. h. 21. Lihat juga Muhammad Ridha, Muhammad Rosulullah saw., Beirut: Dar al-

Kutub al-„Ilmiyah, 2010, h. 12. Lihat juga Abu Hasan Ali al-Hasani al-Nadwi, Sirah Nabawiyah,

Muhammad Halabi Hamdi, “Sejarah Lengkap Nabi Muhammad saw.”, Terj. Yogyakarta:

Mardhiyah Press, 2001, h. 97. Lihat juga Ahmad Syalbi, loc.cit. 20

Pendapat rajih adalah pendapat yang kuat/ unggul namun secara tidak langsung

menunjukkan adanya khilaf di kalangan ulama. Lihat Tim penyusun (alumni kelas 3 Aliyah

angkatan 1997), Mengenal Istilah dan Rumus Fuqoha”, cet. 2, Kediri: PP. Lirboyo, 2002, h. 21. 21

Sayyid Ja‟far bin Hasan al-Barzanji, loc.cit.

Page 21: Analisis Terhadap Hisab KH. Noor Ahmad Tentang Kelahiran Nabi Muhammad SAW. 10 R. Awal -53 H.

kenyataannya belum ada gerakan penolakan maulid dirayakan pada tanggal

tersebut.

Penulis memandang, hal ini dilatarbelakangi oleh beberapa hal, di

antaranya ialah:

a. Kecintaan warga Nahdhiyyin kepada Nabi Muhammad Saw. yang

diekspresikan dengan tradisi maulidan.

b. Salah satu kitab maulid yang mereka baca menjelaskan tentang waktu

kelahiran Nabi saw. yang jatuh pada 12 R. Awal Tahun Gajah.

c. Pendapat 12 R. Awal ini yang dianggap sebagai pendapat yang kuat.

Selanjutnya, di tengah-tengah kesepakatan sosial tersebut terdapat

pemikiran yang agak berbeda dari seorang ahli Falak kenamaan tentang

waktu kelahiran Nabi Muhammad saw. yaitu, KH. Noor Ahmad yang berasal

dari Jepara. Beliau memperhitungkan waktu kelahiran Nabi saw. tidak jatuh

12 R. Awal Tahun Gajah, akan tetapi menurut beliau Nabi saw. lahir pada 10

R. Awal Tahun Gajah (-53 H) 22

. yang bertepatan dengan hari Senin Legi.

Hasil perhitungan ini menurut beliau tergolong Haqiqi bi al-

Tahqiq, sebagaimana yang telah dituangkan dalam karya monumentalnya

dalam Ilmu Falak yang bernama Nur al-Anwar. Kitab ini tergolong Haqiqi

bi al-Tahqiq karena dalam perhitungannya menggunakan data astronomis

yang diolah dengan spherical trigonometri (ilmu ukur segi tiga bola)

dengan koreksi-koreksi gerak Bulan maupun Matahari yang teliti.

Dalam menyelesaikan perhitungannya digunakan alat-alat bantu

22

Menurut KH. Noor Ahmad tahun -53 H ini bertepatan dengan Tahun Gajah.

Wawancara dengan KH. Noor Ahmad, loc.cit.

Page 22: Analisis Terhadap Hisab KH. Noor Ahmad Tentang Kelahiran Nabi Muhammad SAW. 10 R. Awal -53 H.

elektronik misalnya kalkulator ataupun komputer, serta dapat pula

diselesaikan dengan menggunakan daftar logaritma maupun dengan

menggunakan Rubu' Mujayyab23

(kuadran).

Dalam menghitung ketinggian Hilal, sistem hisab ini

memperhatikan posisi observer (Lintang Tempat dan Bujur Tempat),

Deklinasi Matahari, Deklinasi Bulan dan, Besar Cahaya Bulan.

Hisab ini juga mampu memberikan informasi tentang waktu

terbenamnya Matahari maupun Ijtima', ketinggian Hilal ketika Matahari

terbenam, Azimuth Matahari maupun Bulan untuk suatu tempat observasi.

Berdasarkan perbedaan yang ditunjukkan oleh KH. Noor Ahmad

dalam menentukan waktu kelahiran Nabi Muhammad saw. di atas, maka

penulis tertarik untuk untuk mengkaji pemikiran hisab beliau. Ini kiranya

menarik karena beliau adalah salah satu ahli Falak Indonesia yang tidak

diragukan lagi kemampuannya dalam bidang Ilmu Falak. Beliau lahir di

Jepara pada hari Kamis Kliwon 14 Desember 1932 M/ 19 Rajab 1351 H.

Pendidikan pesantren yang pernah dirasakannya antara lain di Tebu Ireng

Jombang, Langitan, dan Lasem. Selain itu beliau juga pernah merasakan

pendidikan formal di Madrasah Tasywiq al-Thullab Salafiah (TBS) Kudus di

bawah bimbingan KH. Turaichan Adjhuri asy-Syarofi24

.

23

Rubu' Mujayyab adalah suatu alat hitung yang berbentuk seperempat lingkaran untuk

hitungan goneometris. Lihat dalam Muhyidin Khazin, Kamus Ilmu Falak, Yogyakarta: Buana

Pustaka, 2005, h. 69. 24

Kata asy-Syarofi ini ditulis demikian karena disesuaikan dengan nama beliau di hasil

hisab Almanak Menara Kudus 2008 M.

Page 23: Analisis Terhadap Hisab KH. Noor Ahmad Tentang Kelahiran Nabi Muhammad SAW. 10 R. Awal -53 H.

Guru-gurunya dalam bidang Falak antara lain ialah KH. Rif‟an25

Kudus, KH. Turaichan Adjhuri asy-Syarofi26

Kudus, KH. Abdul Jalil27

(guru

dari KH. Turaichan Adjhuri), KH Zubair Umar al-Jailani (pengarang Kitab

al-Khulashah al-Wafiyah28

) Salatiga, Syekh Yasin bin Isa al-Fadani29

Makkah, dan KH. Misbahul Munir Magelang. 30

Selain itu beliau telah menelurkan beberapa karya yang tersebar di

Indonesia. Karya-karya tersebut ialah Syawariq al-Anwar (2 jilid), keduanya

menjelaskan hisab arah Kiblat dan Waktu Shalat, bedanya jilid pertama

menggunakan daftar derajat Logaritma sementara jilid yang kedua

menggunakan rumus segitiga bola dengan alat bantu kalkulator. Syams al-

Hilal (2 jilid), jilid pertama menjelaskan tentang hisab Urfi (Jawa Islam),

hisab Istilahi, serta konversi tanggal dari Hijriyah ke Masehi dan sebaliknya.

Sedangkan dalam jilid kedua dijelaskan perhitungan taqribi awal bulan

Kamariah, Gerhana Bulan dan Gerhana Matahari. Selanjutnya karya pertama

25

KH. Rif‟an ini diakui oleh KH. Noor Ahmad, bahwa beliau dalam bidang Ilmu Falak

lebih jago dari pada gurunya, KH. Turaichan Adjhuri asy-Syarofi. Sayangnya dalam Ilmu ini KH.

Rif‟an tidak mempunyai karya. 26

Nama Turaichan Adjhuri ass-Syarofi ini biasanya disingkat oleh Mbah Toor (sapaan

akrab KH. Turaichan) dengan kata “TADJUSSYAROF”. Lihat di keterangan hasil hisab Almanak

Menara Kudus 2008 M, yang sekarang diteruskan oleh putra beliau yang bernama Sirril Wafa

(salah satu ahli Falak PBNU, sekarang). Kemudian dalam Almanak tersebut dicantumkan nama

penghisab “IBNU TADJUSSYAROF”. 27

Pengarang kitab Falak, Fath al-Rauf al-Mannan, yang menjelaskan hisab awal Bulan

Kamariah sistem taqribi, begitu juga hisab gerhana Bulan dan Matahari. 28

Kitab al-Khulashah al-Wafiyah ini merupakan salah satu kitab acuan KH. Noor Ahmad

dalam menyusun kitab Nur al-Anwar. Adapun kitab Falak lainnya yang dijadikan acuan ialah,

Badi’at al-Mitsal (karya KH. Muhammad Ma‟shum bin Ali, Jombang) dan Matla’ al-Sa’id (karya

Syekh Husain, Mesir). 29

Mbah Noor belajar Falak dengan Syekh Yasin al-Fadani cuma dalam kurun tiga hari

saja. Adapun kitab yang dijadikan pembelajaran ialah kitab Matla’ al-Sa’id. Dalam waktu tiga hari

ini Mbah Noor dianggap oleh Syekh Yasin sudah mumpuni dan sudah bisa mengembangkan

sendiri. 30

Hasil wawancara berkala dengan putra KH. Noor Ahmad yang bernama Saiful Mujab

12, 13 dan 20 April 2012 M di PP. Daarun Najaah Jrakah, Tugu Semarang. dan 30 April – 1 Mei

2012 M di kediaman beliau, Kriyan, Pecangaan, Jepara.

Page 24: Analisis Terhadap Hisab KH. Noor Ahmad Tentang Kelahiran Nabi Muhammad SAW. 10 R. Awal -53 H.

beliau yang tergolong Haqiqi bi al-Tahqiq, yaitu Taufiq al-Rahman. Kitab ini

menjelaskan hisab awal bulan Kamariah, Gerhana Bulan dan Matahari.

Namun kitab ini telah dibekukan seiring disusunnya karya monumental beliau

yang bernama Nur al-Anwar. Kitab Nur al-Anwar ini merupakan karya kedua

beliau dalam katagori Hisab Haqiqi bi al-Tahqiq. Di dalamnya dijelaskan

tentang hisab Hakiki bi al-Tahqiq awal bulan Kamariah, Gerhana Bulan dan

Gerhana Matahari.

Dari pemaparan masalah di atas penulis tertarik untuk melakukan

penelitian lebih lanjut terhadap “hisab KH. Noor Ahmad tentang waktu

kelahiran Nabi Muhammad saw. yang jatuh pada 10 R. Awal -53 H” Yang

terlihat berbeda dengan pendapat yang sering disampaikan secara umum,

yakni 12 R. Awal Tahun Gajah.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka rumusan masalah

yang akan penulis angkat adalah:

1. Bagaimana hisab KH. Noor Ahmad tentang waktu kelahiran Nabi

Muhammad saw. yang jatuh pada hari Senin Legi 10 R. Awal -53 H (20

April 571 M) dan apa saja faktor yang melatarbelakanginya?

2. Bagaimana eksistensi pendapat ulama tentang waktu kelahiran Nabi

Muhammad saw. yang jatuh pada hari Senin 12 R. Awal Tahun Gajah?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelisan yang ingin dicapai dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut:

Page 25: Analisis Terhadap Hisab KH. Noor Ahmad Tentang Kelahiran Nabi Muhammad SAW. 10 R. Awal -53 H.

1. Untuk mengetahui dan menganalisa hisab KH. Noor Ahmad tentang waktu

kelahiran Nabi Muhammad saw.

2. Untuk mengetahui dan menganalisa pendapat ulama mengenai waktu

kelahiran Nabi Muhammad saw. yang jatuh pada hari Senin 12 R. Awal

Tahun Gajah.

D. Telaah Pustaka

Ada beberapa jenis tulisan yang membahas tentang pemikiran

Falak KH. Noor Ahmad, di antaranya ialah tulisan mengenai Hisab Awal

Bulan Sistim Nurul Anwar31

. Tulisan ini berbentuk makalah yang ditulis oleh

Sofianasma di dalam Blognya. Dalam makalah tersebut, yang menjadi objek

kajian ialah kitab Nur al-Anwar karya KH. Noor Ahmad. Isinya menjelaskan

istilah-istilah yang ada di dalam kitab Nur al-Anwar. Selain itu dijelaskan

pula langkah-langkah penting dalam perhitungan awal bulan Kamariah.

Kemudian disebutkan beberapa kelebihan dari kitab ini, yakni:

- Sistem penggarapannya tidak lagi menggunakan buruj, melainkan dengan

derajat.

- Alat pembantunya menggunakan kalkulator atau komputer.

- Proses pemahamannya sangat mudah dan simple.

- Dapat menentukan posisi kedudukan Matahari, Bulan, Gerhana Bulan dan

Matahari, kapanpun dan dimanapun bersifat internasional.

- Data-datanya sangat tepat dan akurat.

31

http://sofianasma.wordpress.com/2011/04/30/hisab-awal-bulan-sistem-nurul-anwar/,

diakses pada 5 Mei 2012 M pukul 22:25 WIB.

Page 26: Analisis Terhadap Hisab KH. Noor Ahmad Tentang Kelahiran Nabi Muhammad SAW. 10 R. Awal -53 H.

Taqwim Hijriyah Menurut Kitab Nurul Anwar: Sistem

Penanggalan Islam Berdasarkan Hisab Haqiqi bit Tahqiq32

. Tulisan ini

merupakan hasil penelitian yang dilakukan mahasiswa Paska Sarjana IAIN

Walisongo Semarang yang bernama Jayusman terhadap kitab Nur al-Anwar

karya KH. Noor Ahmad. Di dalamnya dijelaskan mengenai sejarah

penanggalan Hijriah, sekilas tentang kitab Nur al-Anwar serta konsep-konsep

dasar yang ada di dalamnya dan juga disinggung tentang konsep penanggalan

menurut kitab ini. Tulisan ini sangat berguna bagi penulis sebagai rujukan

mengenai konsep-konsep dasarnya maupun sejarah mengenai Nur al-Anwar.

Studi Analisis Hisab Arah Kiblat Dalam Kitab Syawariq al-

Anwar33

. Tulisan ini berbentuk skripsi yang ditulis oleh mahasiswi Prodi

Konsentrasi Ilmu Falak IAIN Walisongo Semarang angkatan 2007 yang

bernama Sri Hidayati. Dalam skripsi ini, disimpulkan bahwa bahwa metode

penentuan arah Kiblat KH. Noor Ahmad dalam kitab Syawariq al-Anwar

tidak begitu berbeda dengan metode-metode yang terdapat dalam buku-buku

kontemporer, yakni menggunakan rumus spherical trigonometri. Hasil dari

perhitungan arah Kiblat menggunakan kitab ini menunjukkan selisih dengan

perhitungan metode kontemporer sekitar 0° 01‟ 08”. Namun demikian,

perbedaan tersebut tidak begitu signifikan. Sehingga menurut Sri Hidayati

hisab arah Kiblat dalam kitab Syawariq al-Anwar karya KH. Noor Ahmad

32

http://jayusman.blog.iainlampung.ac.id/?p=67, diakses pada 5 Mei 2012 M pukul 22:35

WIB. 33

Sri Hidayati, Studi Analisis Hisab Arah Kiblat dalam Kitab Syawaariqul Anwaar,

Skripsi sarjana Fakultas Syari‟ah IAIN Walisongo Semarang, 2011, td.

Page 27: Analisis Terhadap Hisab KH. Noor Ahmad Tentang Kelahiran Nabi Muhammad SAW. 10 R. Awal -53 H.

masih dapat digunakan sebagai bahan rujukan dalam perhitungan arah kiblat

pada masa sekarang.

Studi Analisis Metode Penentuan Awal Waktu Salat Dengan Jam

Istiwa’ Dalam Kitab Syawariq al-Anwar34

. Tulisan ini berbentuk skripsi yang

ditulis oleh Musyaiyadah, mahasiswi Prodi Konsentrasi Ilmu Falak angkatan

2007. Dia menyimpulkan bahwa metode penentuan awal waktu shalat dengan

jam istiwa’ dalam kitab Syawariq al-Anwar menggunakan rumus

ikhtilaf/ittifaq yang perhitungannya menggunakan prinsip logaritma yang

selalu bernilai positif, dan untuk membedakan pemakaian rumus dalam

perhitungan dapat dilihat dari nilai negatif/positif pada data-datanya (Lintang

dan Deklinasi). Data yang diperlukan adalah Lintang Tempat dan Deklinasi

Matahari, karena waktu hakiki dalam kitab ini tidak dikonversi ke waktu

daerah. Jika waktu ini dikonversi ke waktu daerah maka diperlukan data-data

lainnya (Bujur, Perata Waktu dan Kerendahan Ufuk).

Selain tulisan di atas, ada beberapa tulisan yang tidak membahas

tentang pemikiran KH. Noor Ahmad mengenai kelahiran Nabi saw. akan

tetapi membahas langsung tentang sejarah dan perhitungan kelahiran Nabi

Muhammad saw. Tulisan-tulisan tersebut yang pertama ialah Irsyad al-

Murid35

. Tulisan ini merupakan salah satu kitab karya ahli falak Madura yang

bernama Ahmad Ghazali Muhammad Fathullah. Kitab ini berisi tentang

penjelasan Ilmu Falak dari segi hisab maupun fiqhnya. Adapun dari segi

34

Musyaiyadah, Studi Analisis Metode Penentuan Awal Waktu Salat dengan Jam Istiwa’

dalam Kitab Syawariq al-Anwar, Skripsi sarjana Fakultas Syari‟ah IAIN Walisongo Semarang,

2011, td. 35

Ahmad Ghazali Muhammad Fathullah, Irsyad al-Murid, Madura: Yayasan al-Nuriyah,

2009.

Page 28: Analisis Terhadap Hisab KH. Noor Ahmad Tentang Kelahiran Nabi Muhammad SAW. 10 R. Awal -53 H.

perhitungannya, kitab ini cukup lengkap karena mencakup perhitungan

mengenai arah Kiblat, Rasdul Kiblat, waktu Shalat, konversi Kalender

Hijriyah ke Kalender Masehi dan sebaliknya, awal bulan Kamariah, Gerhana

Bulan, dan Gerhana Matahari. Yang mana hisab dari kitab ini tergolong

dalam kelompok Haqiqi bi al-Tahqiq. Sedangkan dari segi fiqhnya mencakup

tentang arah Kiblat, seputar waktu Shalat, awal bulan, dan Gerhana. Selain

membahas perhitungan di atas, di dalamnya dijelaskan mengenai sejarah

mengenai Kalender Hijriyah dan Masehi. Kemudian dibahas tentang hisab

waktu kelahiran Nabi Muhammad saw.

Kedua, Al-Taqawim36

. Tulisan ini berbentuk sebuah kitab Falak

yang dikarang oleh Muhammad bin Muhammad Fiyadh. Dalam kitab ini

dijelaskan tentang beberapa hal, di antaranya ialah: a) Penjelasan tentang

beberapa sistem kalender yang digunakan zaman sekarang seperti Kalender

Masehi, Hijriyah, Qibthi, dan lain-lain. Serta dijelaskan pula sejarah dari

beberapa Kalender tadi dan contoh-contoh perhitungannya. b) Konversi dari

Kalender satu ke Kalender lainnya, misalnya Hijriyah ke Masehi dan

sebaliknya. c) Sejarah kelahiran Nabi Muhammad saw. serta perhitungannya

dengan metode Istilahi. d) Perhitungan hari raya Paskahnya umat Nasrani. e)

Kalender Arab sebelum Islam, dan f) perhitungan hari-hari perayaan Islam,

Kristen dan Yahudi.

36

Muhammad Fiyadh, al-Taqawim, Mesir: Nahdhah Mishr, 2003.

Page 29: Analisis Terhadap Hisab KH. Noor Ahmad Tentang Kelahiran Nabi Muhammad SAW. 10 R. Awal -53 H.

Dalam penulusuran, penulis belum menemukan tulisan yang

membahas secara khusus mengenai hisab KH. Noor Ahmad tentang waktu

kelahiran Nabi Muhammad saw. yang jatuh pada 10 R. Awal -53 H ini.

E. Metodologi Penelitian

1. Jenis dan Pendekatan Penelitian

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode kualitatif37

dengan menggunakan pendekatan komparatif. Penulis ingin mengetahui

pemikiran hisab KH. Noor Ahmad tentang waktu kelahiran Nabi

Muhammad saw. yang dituangkan dalam karya beliau, Nur al-Anwar,

serta membandingkannya dengan hasil hisab ini dengan hasil hisab

menggunakan metode kontemporer.

2. Sumber dan Jenis Data

Jenis data pada penelitian ini bersifat Library Research (Penelitian

Kepustakaan), yang di dalamnya terdapat dua sumber data, yakni primer

dan skunder. Dalam hal ini sumber data primernya ialah kitab Nur al-

Anwar yang di dalamnya dijelaskan perhitungan kelahiran Nabi

Muhammad saw. Sedangkan data sekundernya ialah kitab-kitab yang

membahas hisab kelahiran Nabi saw. seperti Irsyad al-Murid, dan al-

Taqawim.

3. Tehnik Pengumpulan Data

37

Analisis Kualitatif adalah bersifat induktif, yakni analisis berdasarkan data yang

diperoleh untuk selanjutnya dikembangkan menjadi hepotisis. Lihat dalam Sugiyono, Memahami

Penelitian Kualitatif, Bandung: Alfabeta, 2009, h. 89.

Page 30: Analisis Terhadap Hisab KH. Noor Ahmad Tentang Kelahiran Nabi Muhammad SAW. 10 R. Awal -53 H.

Dalam pengumpulan data dalam penelitian ini, tehnik yang akan

penulis gunakan antara lain38

:

a. Wawancara

Penulis akan melakukan wawancara langsung mengenai masalah

yang sedang diteliti dengan KH. Noor Ahmad serta dengan pihak lain

yang ahli di bidang ini.

b. Dokumentasi

Dokumentasi ini diperoleh dari data-data yang telah ada

sebelumnya berupa kitab-ktab karya KH. Noor Ahmad, buku-buku

Falak, hasil penelitian, artikel, tulisan dari internet dan data ilmiah

lainnya yang bersangkutan dengan penelitian.

4. Tehnik Analisa Data

Dalam hal ini, data penelitian yang telah diperoleh akan dilakukan

analisa dengan tehnik analisa data deskriptif komparatif yakni

menggambarkan terlebih dahulu pendapat ulama yang menyatakan bahwa

kelahiran Nabi saw. jatuh pada hari Senin 12 R. Awal Tahun Gajah. Serta

hisab KH. Noor Ahmad tentang waktu kelahiran Nabi Muhammad saw.

Kemudian dilakukan analisis dengan jalan mengkomparasikannya dengan

hasil hisab menggunakan metode kontemporer. Yang dalam hal ini penulis

akan menggunakan data Ephemeris Hisab Rukyah RI.

38

Tim Penyusun, Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Syariah IAIN Walisongo

Semarang, Semarang: Fakultas Syari‟ah, 2010. h. 12-13.

Page 31: Analisis Terhadap Hisab KH. Noor Ahmad Tentang Kelahiran Nabi Muhammad SAW. 10 R. Awal -53 H.

F. Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah mempelajari dan memahami skripsi ini,

dalam penulisan akan dibagi menjadi lima bab yang diperjelas dengan sub

bab yang ada.

Bab I, merupakan bab pendahuluan yang meliputi latar belakang,

rumusan masalah, tujuan penelitian, telaah pustaka, metodologi penelitian,

dan sistematika penulisan.

Bab II, merupakan bab yang di dalamnya membahas tentang

tinjauan umum tentang tinjauan umum waktu kelahiran Nabi Muhammad

saw. dan konversi tahun (tahwil al-sanah).

Bab III, merupakan pembahasan tentang hisab KH. Noor Ahmad

tentang waktu kelahiran Nabi Muhammad saw. Yang meliputi dua sub bab,

yaitu: a) Biografi KH. Noor Ahmad, b) Hisab KH. Noor Ahmad terkait waktu

kelahiran Nabi Muhammad saw. 10 R. Awal -53 H.

Bab IV, merupakan bab analisis penulis terhadap hisab KH. Noor

Ahmad tentang kelahiran Nabi Muhammad saw. 10 R. Awal -53 H. dan

analisis terhadap berbagai pendapat ulama tentang kelahiran Nabi saw.

Bab V, merupakan bab penutup yang meliputi kesimpulan, saran,

dan penutup.

Page 32: Analisis Terhadap Hisab KH. Noor Ahmad Tentang Kelahiran Nabi Muhammad SAW. 10 R. Awal -53 H.

BAB II

TINJAUAN UMUM WAKTU KELAHIRAN NABI MUHAMMAD SAW.

DAN KONVERSI TAHUN

A. Waktu Kelahiran Nabi Muhammad saw.

1. Garis Nasab Nabi Muhammad saw.

Nabi Muhammad saw. adalah manusia yang telah dipilih Allah

swt. untuk menjadi pemimpin dari sekian bani Adam baik di dunia maupun

di akhirat. Kedudukan yang mulia ini merupakan anugrah bagi Nabi saw.

dan merupakan suatu nikmat yang besar bagi umatnya. Nabi yang mulia

ini merupakan hasil dari kebersamaan yang singkat antara dua insan

pilihan Allah swt. Mereka ialah Abdullah dan Aminah, yang tak lain kedua

orang tua Nabi Muhammad saw.

Abdullah bukanlah seperti orang kebanyakan. Garis keturunannya

jelas, yakni dia adalah putra Abdul Muththalib39

bin Hasyim40

bin Abdu

Manaf41

bin Qushai42

bin Kilab43

bin Murrah44

bin Ka‟ab45

bin Luaiy46

bin

39

Nama aslinya ialah Syaibah al-Hamd. Imam al-Muqaddasi berkata dalam kitab al-

Tabyin:”mengenai penamaan Abdul Muththalib ini, diceritakan bahwa bapaknya, Hasyim,

menikah dengan wanita dari bani Najjar. Kemudian Hasyim pergi ke Syam, namun sebelum

sampai, ia meninggal di daerah Ghaza. Pada waktu itu istrinya melahirkan anak laki-lakinya, yang

untuk selanjutnya anak ini dibesarkan di Madinah. Kemudian pamannya, Muththalib, mengetahui

keberadaannya. Setelah itu anak tersebut dibawanya ke Makkah. Setibanya di sana, penduduk

Makkah memanggil anak itu dengan “Abdul Muththalib” (hambasahaya Muththalib). untuk

selanjutnya panggilan tersebut digunakan sebagai nama anak tersebut”. Lihat Izzuddin Badruddin

bin Jamaah al-Kinani, al-Mukhtashar al-Kabir fi Sirah al-Rasul Sallallahu ‘Alaihi Wasallam,

Oman: Dar al-Basyir, 1993, h. 16. 40

Nama aslinya ialah „Amr al-„Ula. Ibid. 41

Nama aslinya al-Mughirah. Ia dikenal juga dengan Qamar al-Bathha’ (Bulannya Kota

Makkah). Manaf adalah nama berhala yang dipuja ketika itu. Ibid. 42

Nama aslinya Zaid, panggilannya Mujammi‟. Ibid. 43

Kata Kilab adalah bentuk jamak dari kata Kalb (anjing). Penamaan ini disebabkan

karena ayahnya mengharap ia akan memiliki keturunan yang banyak layaknya anjing yang

Page 33: Analisis Terhadap Hisab KH. Noor Ahmad Tentang Kelahiran Nabi Muhammad SAW. 10 R. Awal -53 H.

Ghalib bin Fihr47

bin Malik bin al-Nadhr48

bin Kinanah49

bin Khuzaimah50

bin Mudrikah51

bin Ilyas52

bin Mudhar53

bin Nizar54

bin Ma‟ad55

bin

Adnan sampai dengan Isma‟il as. bin Ibrahim as56

.

Ayahnya sebagaimana diketahui adalah Abdul Muththalib putra

Hasyim. Ibunya adalah Fathimah binti „Amr bin‟Aiz al-Makhzumiyah.

Sang ibu melahirkan buat suaminya, Abdul Muththalib, delapan orang

anak, yaitu: 1) Abu Thalib, 2) al-Zubair, 3) Abdullah, 4) Ummu Hakim al-

Baidha‟, kembaran Abdullah, 5) „Atikah, 6) Barrah, 7) Umaimah, dan 8)

biasanya melahirkan lebih dari satu anak. Bisa juga mengharapkannya memiliki kesetiaan yang

tinggi serupa dengan kesetiaan anjing dengan pemeliharanya. Lihat M. Quraish Shihab, Membaca

Sirah Nabi Muhammad saw. dalam Sorotan al-Qur’an dan Hadits-Hadits Shahih, Ciputat: Lentera

Hati, 2001, h. 146. 44

Murrah adalah bentuk hiperbolis dari kata Mur (pahit). Seorang pendudukk gunung

pernah ditanya: ”Mengapa kalian menamai anak-anak kalian dengan nama-nama seperti kalb,

namir (harimau), asad (singa), tetapi menamai budak-budak kalian dengan nama-nama yang

indah, seperti marzuq (yang diberi rizki), rabah (yang beruntung)?” penduduk gunung itu

menjawab: “Kami memberikan nama anak-anak dalam konteks menghadapi musuh, dan kami

menamai budak-budak kami dalam konteks diri kami.” Ibid. 45

Ka‟ab antara lain berarti mata kaki. Ia adalah tulang yang menonjol dan mantap.

Demikian yang diharapkan dari orang yang dinamai Ka‟ab. Ka‟ab putra Luaiy di atas adalah orang

pertama yang menghimpun masyarakat pada hari keenam dalam seminggu. Ketika itu, hari

keenam dinamai dengan Yaum al-‘Uruba’, lalu diubah menjadi Yaum al-Jum’ah (hari berkumpul).

Ibid. 46

Luaiy berarti banteng kecil. Ibid. 47

Fihr adalah batu yang panjang. Ada yang berpendapat bahwa namanya yang

sebenarnya ialah Quraisy, tetapi diberi gelar Fihr. Ada juga yang menilai Quraisy adalah gelarnya.

Ibid. 48

al-Nadhr adalah emas, yang murni, dan yang cemerlang. Dialah ayah atau asal usul

suku Quraisy. Ibid. 49

Kinanah bermakna perlindungan dari sengatan panas. Ibid. 50

Khuzaimah adalah akar kata dari al-Khazam, yaitu sejenis pohon yang menjadi bahan

pembuatan tali dan ikat pinggang. Makna ini berkembang sehingga mempunyai arti mengatur dan

mengikat sesuatu dengan kukuh. Ibid. 51

Mudrikah berasal dari kata adraka, yakni mencapai/menyusul. Mudrikah dinamai

demikian karena konon ia mampu menemukan unta yang menghilang dari pemiliknya. Ibid. 52

Ilyas artinya pemberani yang pantang mundur. Ibid. 53

Mudhar bermakna sesuatu yang terbuat dari susu. Mudhar dinamai demikian karena ia

sangat putih. Ibid. 54

Nizar terambil dari kata Nuzur, yakni sedikit. Ibid. 55

Ma‟ad berarti kuat. Boleh jadi dinamakan demikian sebagai harapan dari orang tuanya

agar jadi kuat. Ibid. 56

Sayyid Ja‟far bin Hasan al-Barzanji, Maulid al-Barzanji, Langitan: Percetakan PP.

Langitan, 1992, h. 135-136.

Page 34: Analisis Terhadap Hisab KH. Noor Ahmad Tentang Kelahiran Nabi Muhammad SAW. 10 R. Awal -53 H.

Arwa57

. Sedang nenek Abdullah adalah Salma binti „Amr yang demikian

mulia dan tinggi harga dirinya sehingga memberikan beberapa syarat

kepada Hasyim sebelum menerima pinangannya58

.

Aminah, ibu Nabi saw., adalah putri Wahab bin Abdu Manaf bin

Zuhrah bin Kilab bin Murrah. Ayah Aminah, Wahab, merupakan tokoh

keluarga Zuhrah pada masanya. Sedangkan ibu Aminah adalah wanita

yang terhormat asal usulnya. Nama ibunya ialah Barrah putri Abd al-Uzza

bin Utsman bin Abd al-Dar bin Qushai bin Kilab.

Dari kedua garis nasab di atas, diketahui bahwa antara Abdullah

dan Aminah bertemu nasabnya pada kakek mereka, Kilab. Ini menandakan

bahwa Nabi Muhammad saw. adalah manusia terhormat yang berasal dari

keturunan orang-orang yang terhortmat pula.

2. Waktu Kelahiran Nabi Muhammad saw.

Mengenai waktu kelahiran Nabi Muhammad saw. ini, para pakar

mempunyai pandangan yang berbeda-beda. Pendapat yang paling populer

adalah beliau lahir pada hari Senin 12 R. Awal Tahun Gajah59

. Telah

menjadi kesepakatan di kalangan ulama, bahwa Nabi saw. lahir pada hari

Senin. Ini karena hal tersebut bersumber dari beberapa Hadits yang telah

diriwayatkan. Di antaranya ialah sebagai berikut:

57

M. Quraish Shihab, op.cit. h. 185. 58

Syarat-syarat Salma binti „Amr sebelum menerima pinangan Hasyim ialah hak

perceraian berada di tangan Salma dan bila melahirkan, ia harus berada di tengah-tengah

keluarganya. Ibid. h. 155. 59

Muhammad Nawawi al-Bantani, Asawur al-‘Asjad ‘ala Jawahir ‘Iqdin, Surabaya: Dar

Ihya‟ al-Kutub al-Arabiyah, 2001, h. 21.

Page 35: Analisis Terhadap Hisab KH. Noor Ahmad Tentang Kelahiran Nabi Muhammad SAW. 10 R. Awal -53 H.

Pertama, Hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, dengan

redaksi sebagai berikut:

ػطث ضؼي هللا ص هللا ػ١ ؼ أث لزبزح االصبض : ؼئ ألبي

ح أفمبي: ب رمي ف ص ٠ االث١ ؟ لبي: شه ٠ سد ف١ ف١

60.ذطج ؽ(أ. )إ

Artinya: “Abu Qatadah al-Anshari berkata: Seorang a‟rabi bertanya

kepada Rasulullah saw., bagaimana pendapatmu (Rasul) tentang

puasa hari Senin? Rasul menjawab: hari tersebut adalah hari aku

dilahirkan dan hari diturunkan wahyu kepadaku.” (HR. Muslim).

Kedua, Hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan Imam al-

Faswa, sebagai berikut:

ث ػطا ػ حفش ػ اث ػجبغ لبي: س أث ث ١ ػ ذبسإلبي

ج١ى ص هللا ػ١ ؼ ٠ االث١ جئ ٠ االث١ ذطج ىخ

٠ االث١ لس اس٠خ ٠ االث١ فزح ىخ ٠ االث١ عذ ؼضح

حس ف ؽس ض أضا (ابئسح ٠ االث١ رف ٠ االث١.

61.)افؽ ف ربض٠ح

Artinya: “Ibnu Lahimah berkata: Diceritakan dari Khalid bin Abi Imran

dari Hafsy dari Ibnu Abbas, berkata: Nabi kamu sekalian

dilahirkan pada hari Senin, diangkat menjadi Nabi pada hari

Senin, keluar dari Makkah (hijrah) pada hari Senin, tiba di

Madinah pada hari Senin, menaklukkan Makkah pada hari Senin,

diturunkan Surat al-Maidah pada hari Senin, dan wafat pada hari

Senin.” (HR. Imam Ahmad dalam Musnadnya dan Iman al-

Faswa dalam kitab Tarikhnya).

Riwayat ini dikuatkan oleh pendapat sebagian ulama yang dikutip

oleh pakar sejarah yang bernama Ali al-Halabi, sebagai berikut:

60

Muhammad al-Dzahabi, al-Sirah al-Nabawiyah, Beirut: Dar al-Kutub al-„Ilmiah, 1988,

h. 7. 61

Ibid.

Page 36: Analisis Terhadap Hisab KH. Noor Ahmad Tentang Kelahiran Nabi Muhammad SAW. 10 R. Awal -53 H.

فم١ س ٠ االث١، لبي ثؼض: ال ذالف ف١ هللا، ث أذطأ لبي

.س ٠ اجؼخ62

Atinya: “Ada yang berkata, Nabi saw. dilahirkan pada hari Senin.

Sebagian ulama berkata: (Kelahiran pada hari Senin) tidak ada

perselisihan di dalamnya, wallahi! Sungguh salah orang yang

bekata kalau kelahiran Nabi saw. pada hari Jum‟at.”

Kemudian tanggal dan bulan kelahiran beliau, banyak pendapat

yang disampaikan ulama. Menurut riwayat yang populer menyatakan 12

R. Awal, yang ketika itu bertepatan pada hari Senin63

. Ini berdasarkan

riwayatnya sahabat Sa‟id bin al-Musayyab sebagai berikut:

س ضؼي هللا ص هللا ػ١ ؼ ػس إثبض :ػ ؼؼ١س ث اؽ١ت

ث ػشطح ١خ ضذ شط ضث١غ إوب شه ا١ ض ابض

.64األي

Artinya: “Dari Sa‟id bin Musayyab: Rasulullah saw. dilahirkan ketika

tengah hari. Hari tersebut bertepatan dengan 12 R. Awal”.

Sejarawan al-Mas‟udi menilai bahwa kelahiran Nabi Muhammad

saw. terjadi lima puluh hari setelah kehadiran pasukan bergajah yang

kehadiran mereka ketika itu bertepatan hari Senin, 13 Muharram dan

mendekat ke Makkah 17 Muharram65

. Sehingga dengan demikian,

kelahiran Nabi saw. terjadi pada 8 R. Awal 66

.

62

Ali al-Halabi, Insan al-Uyun fi Sirah al-Amin al-Ma’mun, Beirut: Dar al-Ma‟rifah,

1996, h. 81. 63

Muhammad Ridha, Muhammad Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, Beirut: Dar

al-Kutub al-„Ilmiyah, 2010, h. 12. 64

Ali al-Halabi, op. cit. h. 87. 65

Muhammad Fiyadh, al-Taqawim, cet. 2, Mesir: Nahdhah Mishr, 2003, h. 175. 66

Ibid.

Page 37: Analisis Terhadap Hisab KH. Noor Ahmad Tentang Kelahiran Nabi Muhammad SAW. 10 R. Awal -53 H.

Sedangkan menurut pakar Falak Mahmud al-Mishri, menetapkan

bahwa Nabi saw. lahir pada hari ke-5567

setelah kehancuran tentara

bergajah, yakni pada 9 R. Awal Tahun Gajah68

. Ada juga yang menduga

kelahiran beliau pada bulan, Muharram69

, Shafar70

, R. Akhir71

, Rajab,72

atau Ramadhan73

.

Mengenai tanggal kelahiran Nabi saw., penulis menemukan

setidaknya ada beberapa pendapat yang disampaikan ulama. diantaranya

ialah pada tanggal 274

, 875

, 976

, 1077

, 1278

, 1779

, 1880

, atau 2281

pada bulan

ini.

67

Muhammad Nawawi al-Bantani, loc. cit. 68

Muhammad bin Muhammad Fiyadh, op. cit. h. 177. 69

Muhammad Husain Haikal, Hayat Muhammad, Mesir: Dar al-Ma‟arif, 1965, h. 125. 70

Ibid. 71

Muhammad Nawawi al-Bantani, loc. cit. 72

Ibid. 73

Pendapat ini disampaikan oleh al-Zubair bin Bikar yang kemudian dinilai Syadz oleh

al-Suhaili dalam kitab al-Raudh al-Anfi. Lihat dalam Ibnu Katsir, al-Fushul fi al-Sirah, Beirut: Dar

al-Ma‟rifah, 1995, h. 4. 74

Seperti yang diyakini oleh Ibnu Abd al-Bar. Lihat dalam Ali al-Halabi, op.cit. h. 86. 75

menurut Ibnu Dahiyah 8 R. Awal adalah pendapat yang shahih (benar) dan merupakan

pendapat yang disepakati oleh para ahli sejarah. Imam al-Quthb al-Qusthalani berkata: “pendapat

ini adalah pendapat yang dipilih oleh ahli Hadits, seperti al-Hamidi dan gurunya, Ibnu Hazm”.

Mengenai 8 ini, ada yang menduga bahwa tanggal tersebut bukan bertepatan dengan Bulan R.

Awal, akan tetapi bertepatan dengan Bulan Ramadhan. Namun pendapat ini dinilai sebagai

pendapat yang gharib (asing). Ibid. 76

Pendapat ini disampaikan oleh Syaikh Shafi al-Rahman al-Mubarakfuri. Beliau

menyatakan bahwa 9 R. Awal ini adalah pendapat yang Ashah (lebih mendekati kebenaran). Lihat

dalam Shafi al-Rahman al-Mubarakfuri, Raudh al-Anwar fi Sirah al-Nabi al-Mukhtar, Beirut: Dar

al-Kutub al-Ilmiyah, 1994, h. 4. 77

10 R. Awal, dinilai sebagai pendapat yang shahih (benar), sebagaimana yang

disampaikan oleh al-Hafidh al-Dimyathi. Ada yang menduga bahwa tnggal 10 bukan bertepatan

dengan R. Awal, akan tetapi Muharram. Namun pakar sejarah al-Dzahabi menilai bahwa pendapat

tersebut adalah pendapat yang bohong. Lihat dalam Ali al-Halabi, loc.cit. 78

Pendapat ini dinilai sebagai pendapat yang rajih (unggul). Lihat dalam Ja‟far al-

Barzanji, Maulid al-Barzanji, Langitan: PP. Langitan, 1992, h. 144. 79

loc.cit. 80

Sebagaimana yang diriwayatkan oleh Ibnu Abi Syaibah. loc. cit. 81

Muhammad Nawawi al-Bantani, loc. cit.

Page 38: Analisis Terhadap Hisab KH. Noor Ahmad Tentang Kelahiran Nabi Muhammad SAW. 10 R. Awal -53 H.

Kemudian tahun kelahiran beliau, menurut pendapat yang populer

jatuh pada Tahun Gajah. Sebagaimana yang disampaikan oleh Ibnu Abbas

sebagai berikut:

ػ اث ػجبغ ضض هللا رؼب ػب لبي: س ضؼي هللا ص هللا ػ١

.82ؼ ٠ اف١

Artinya: “Dari Ibnu Abbas ra., dia berkata: Rasulullah saw. dilahirkan

pada Tahun Gajah.”

Mengenai Tahun Gajah ini, terdapat beberapa pemahaman di

antara ulama. Yakni ada yang memahami kalau kelahiran Nabi saw. terjadi

50 hari83

setelah peristiwa bergajah oleh Abrahah beserta tentaranya.

Pendapat ini disampaikan oleh al-Suhaili, yang mana dinilai pendapat

yang masyhur (populer). Ada yang mengatakan 55 hari setelahnya84

, 30

hari, atau 40 hari85

. Bahkan ada yang mengatakan 10 tahun setelahnya, 23

tahun, 30 tahun, 40 tahun, atau 70 tahun86

. Ada pula yang mengatakan 15

tahun sebelum Tahun Gajah87

. Akan tetapi pendapat ini dinilai sebagai

pendapat yang gharib (asing), munkar (tidak terkenal), dan dha’if

(lemah)88

.

82

Ali al-Halabi, op.cit. h. 85. 83

Ibid. h. 86. 84

Pendapat ini didukung oleh al-Hafidh al-Dimyathi. Ibid. 85

Ibid. 86

Ibid. 87

Ibid. 88

Ibid.

Page 39: Analisis Terhadap Hisab KH. Noor Ahmad Tentang Kelahiran Nabi Muhammad SAW. 10 R. Awal -53 H.

Adapun dalam Kalender Masehi, penulis menemukan paling tidak

ada tiga perbedaan pendapat. Pertama, dinyatakan bahwa Nabi saw. lahir

pada hari Senin bertepatan pada 30 Agustus 570 M89

.

Pendapat ini disampaikan sejarawan yang bernama Muhammad

Ridha, sebagai berikut:

ثز ػشطح ١خ ءس اج ص هللا ػ١ ؼ ف فجط ٠ االث١ ال

. 90( 972غؽطػ أ30ضذ ضث١غ االي ف ػب اف١. . . )

Artinya: “Nabi saw. dilahirkan pada fajarnya hari Senin 12 R. Awal Tahun

Gajah. . . (30 Agustus 570 M).

Kedua dan ketiga, dikatakan bahwa kelahiran tersebut jatuh pada

20 atau 22 April 571 M91

. Mengenai 20 April 571 M ini, disampaikan oleh

Mahmud Basya al-Falaki, sebagai berikut:

لس حمك اطح حز ثبشب افى أ شه وب صج١حخ ٠ االث١

( 975ؼخ )ربؼغ ضث١غ األي اافك ١ اؼشط٠ أثط٠

ا١الز92.

Artinya: “Almarhum Mahmud Basya telah mentahqiq kalau kelahiran

Nabi saw. Terjadi pada pagi hari Senin 9 R. Awal yang

bertepatan dengan 20 April 571 M.

Hal serupa juga disampaikan oleh sejarawan barat, Rolif Lington,

sebagai berikut:

571 أثط٠ 20 ىخ ف حس س ز ضاف األط٠ى اؤضخ ٠مي

93.

89

Muhammad Ridha, loc. cit. 90

Muhammad Ridha, Muhammad Rasulullah saw., Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiyah,

2010, h. 13. Lihat juga dalam Muhammad Husain Haikal, op. cit. h. 126. 91

Shafi al-Rahman al-Mubarakfury, al-Rahiq al-Mahtum, Yogyakarta: Pustaka al-

Kautsar, 1989, h. 75. 92

Muhammad al-Hudhari, Nur al-Yaqin fi Sirah Sayyid al-Mursalin, Mesir: Nahdhah

Mishr, 2011, h.4.

Page 40: Analisis Terhadap Hisab KH. Noor Ahmad Tentang Kelahiran Nabi Muhammad SAW. 10 R. Awal -53 H.

Artinya: “Sejarawan Amerika, Rolif Lington, berkata: Muhammad

dilahirkan di Makkah 20 April 571 M”.

Kemudian mengenai 22 April 571 M, disampaikan oleh Syeikh

Shafi al-Rahman al-Mubarakfuri, sebagai berikut:

س ضؼي هللا ص هللا ػ١ ؼ ثشؼت ث بش ف ىخ صج١حخ ٠

.٠مبي : اثب ػشط شط ضث١غ األي ػب اف١ .االث١ ازبؼغ

٠افك ا١ اثب اؼشط .ازبض٠د األي أصح اثب أشط

.97594 شط أثط٠ ؼخ

Artinya: “Rasulullah saw. dilahirkan dalam golongan Bani Hasyim di

Makkah pada hari Senin 9 atau 12 R. Awal Tahun Gajah.

Tanggal yang pertama adalah pendapat yang paling benar,

sedangkan yang kedua adalah pendapat yang populer. Pada

waktu itu bertepatan dengan 22 April 571 M”.

Demikianlah terlihat perbedaan pendapat menyangkut waktu

kelahiran Nabi Muhammad saw., bukan saja pada hari dan bulan kelahiran

beliau, tetapi juga pada tahun kelahirannya.

Untuk mempermudah pemahaman, penulis cantumkan rekapitulasi

riwayat dan pendapat ulama mengenai waktu kelahiran Nabi Muhammad

saw., sebagai berikut:

No. Nama Tokoh Riwayat / Pendapat Kitab

1 KH. Noor

Ahmad

Nabi Lahir pada hari Senin Legi

10 R. Awal -53 H. (20 April 571

M)

Nur al-

Anwar (h.

31)

2 KH. Ahmad

Ghazali

ي هللا ص هللا ػ١ ؼ وبذ الزح ضؼ

رتيع اشط ) صا عاشر االثىيه نكي٠

( اجبضن.االول

Irsyad al-

Murid (h.

158)

93

Lihat dalam Muhammad Mas‟ad Yaqut, Nabi al-Rahmah, Kairo: al-Zahra‟, 2007, h. 37. 94

Shafi al-Rahman al-Mubarakfuri, op. cit. h. 4.

Page 41: Analisis Terhadap Hisab KH. Noor Ahmad Tentang Kelahiran Nabi Muhammad SAW. 10 R. Awal -53 H.

3 Imam Muslim

لبي اث لزبزح االصبض : ؼئ اػطث

ضؼي هللا ص هللا ػ١ ؼ فمبي: ب رمي

؟ لبي: شه ٠ سد االثىيهف ص ٠

)اذطج ؽ( ف١ ف١ اح ا.

al-Sirah al-

Nabawiyah

li al-

Dzahabi (h.

5-8)

4 Muhammad al-

Dzahabi

س اج ص هللا ػ١ ؼ ف فجط ٠

رتيع االول شط الءثىري عشرج االثىيه

. . . ف اساض اث صبضد فيمعاو انف

رسػ حس ث ٠ؼف اثمف اذ احجبج.

.انيىو انراسعا ف اطاجح ضا٠خ زضا٠خ 5

6 al-Hafidh al-

Dimyathi

لبي ش١رب اثحس اس١بط ف اؽ١طح

رب١ف ػ اث جؼفط حس ث ػ لبي: )س

ثىيهاالضؼي هللا ص هللا ػ١ ؼ ٠

وب لس رتيع االولذ نعشر نيال

اصحبة اف١ لج شه ف اصف

الءثىري احط(. لبي اثؼشطج١ح: )س

(. لبي رتيع االول١خ ذذ عشرج

, لبي اصح١ح لي اث جؼفطاس١بط:

.ويسان انعشريه ٠مبي: ا س ف

7 Abu Ahmad al-

Hakim

تعذ انفيم تثالثيه س احبو: س لبي اث اح

تعذي تارتعيه . لب ثؼض. لبي: ل١ يىما

.يىما

8 Ibnu Lahimah

لبي اث ١ ػ ذبس ث اث ػطا ػ

حفش ػ اث ػجبغ لبي: )س ج١ى ص

جئ ٠ االث١ االثىيههللا ػ١ ؼ ٠

ذطج ىخ ٠ االث١ لس اس٠خ ٠

االث١ فزح ىخ ٠ االث١ عذ ؼضح

ابئسح ٠ االث١ رف ٠ االث١(. ضا

احس ف ؽس ض افؽ ف ربض٠ح.

9 Abu al-Ma'ali

اذجطب اث اؼب احس ث اؼحبق ب احس

ث اث افزح افزح ث ػجسهللا لبال اجبء

احس ث حس ث ػط افم١ اب اث احؽ١

حس ث امض اب ػ ث ػط احطث ثب

احس ث احؽ اصف ثب ٠ح١ ث ؼ١

ثب حجبج ث حس ثب ٠ػ ث اث اؼحبق

ػ اث١ ػ ؼؼ١س ث جج١ط ػ اث ػجبغ:

يىو ))ا اج ص هللا ػ١ ؼ س

صح١ح.(( انفيم

Page 42: Analisis Terhadap Hisab KH. Noor Ahmad Tentang Kelahiran Nabi Muhammad SAW. 10 R. Awal -53 H.

10 Zubair bin Bikar

بض: ثب حس ث حؽ ػ لبي اعث١ط ث ثى

ػجس اؽال ث ػجسهللا ػ ؼطف ث ذطثش

غ١ط ا اؼ لبا: س ضؼي هللا

, ؼ١ذ عاو انفيمص هللا ػ١ ؼ

لط٠ش )اي هللا( ػظذ ف اؼطة, س

رتيع االول١خ ضذ الءثىري عشرج

ح١ طغ االثىيه٠ رمضانل١

افجط.

al-Sirah al-

Nabawiyah

li al-

Dzahabi (h.

5-8) 11 al-Tirmidzi

لبي اث اؼحبق: حسث اطت ث ػجس هللا

ث ل١ػ ث حطخ ػ اث١ ػ جس ل١ػ ث

حطخ ث اطت لبي: ))سد اب ضؼي

وب س٠(( عاو انفيمهللا ص هللا ػ١ ؼ

اذطج ازطص اؼبز حؽ.

12 al-Biruni

جبء ف وزبة االضشبز ج١ط ا اج

, فمبي: صا ٠ سد االثىيه ػ ٠ ؼئ

ف١, ثؼثذ ف١, اعي ػ ف١, بجطد

.ف١

al-Taqawim

(h. 175)

13 Ibnu Amid

ضز ا٠ضب الث اؼ١س ف رزصط ازبض٠د

ا حسا ثغ اثبخ ػط لذ ا بد

وؽط اشطا ح١ث ا فبر وبذ ف

الزح اج ؼخ ١الز٠خ فزى 975ؼخ

.١الز٠خ 175

14 Syamsuddin bin

Salim

رتيع االوللس صح ا اج س ف شط

ف ػس عاو انفيم ويسان انعشريهف

.وؽط ا شطا

15 Ibnu Abbas

ػ اث ػجبغ ضض هللا ػب: س ٠

ف ضث١غ األي، أعذ ػ١ اجح اإلثىيه

ف ضث١غ األي، بجط إ ٠ االث١

اس٠خ ٠ االث١ ف ضث١غ األي، أعذ

ػ١ اجمطح ٠ االث١ ف ضث١غ األي،

رف ٠ االث١ ف ضث١غ األي. لبي

.صا غط٠ت جسا ثؼض:

16

صحح اـ رتيعضذ نعشر نيالل١

أ صحح احبفع اس١بط

17 ، لبي ثؼض: ال ذالف االثىيهس ٠ فم١

.انجمعحف١ هللا، ث أذطأ لبي س ٠

Page 43: Analisis Terhadap Hisab KH. Noor Ahmad Tentang Kelahiran Nabi Muhammad SAW. 10 R. Awal -53 H.

18

Ali al-Halabi

Ali al-Halabi

ذزب ، ث جع اث ػجس نهيهريهل١

١خ ذذ ، ضا نثمان عشرجاجط. ل١

اث أث ش١جخ، حس٠ث ؼي. ل١

. الثىي عشرجثم١ . ل١ الثىري عشرج

صحح رمضان ذذ نثمان نيالل١

وث١ط اؼبء، صا اافك ب رمس

أ أ حذ ث ف أ٠ب ازشط٠ك أ ف

٠ ػبشضاء أ ىث ف ثطب رؽؼخ

أشط وا، ى لبي ثؼض، إ صا امي

غط٠ت جسا ؽزس لبئ أ أح إ١ ف

، ػ رمضانضضب ف١ى س ف

ف أ٠ب ازشط٠ك اص أب حذ ث

٠صوطا غ١ط ٠ؼ ب ف ثم١خ األلاي لبي،

، رتيع اآلخر. ل١ ف صفرل١ س ف

أ وب عاشىراء، ل١ ف محرول١ ف

ثم١ نخمسس ػ١ؽ ػ١ اؽال، ل١

شوط اصج أ امي ثأ س اـ. أ

إ ، ف١ ف ػبشضاء اإلفه: أ اىصة

وب شه أل ال ٠جبغ أب حذ ث ف أ٠ب

ازشط٠ك، أ ىث ف ثطب رؽؼخ أشط

وا ال ٠رزص اإلفه ثصا امي، ث ٠أر

ف١ب ػسا امي ثأ س ف ضضب، ث ضأ٠ذ

، رجةثؼض حى أ ح ف شط

رتيع ح١ئص ٠صح امي اشض الزر ف

.األول

al-Sirah al-

Halabiyah:

Insan al-

Uyun fi

Sirah al-

Amin al-

Ma’mun (h.

81-87)

19

، وب شت تعذ انفيم تخمسيه يىما ل١ س

لبي ثؼض: إ١ جغ اؽ١.

. تخمسح وخمسيه يىما. لبي: ل١ اشض

تعشر ، ل١ تشهر، ل١ تأرتعيه يىما ل١

، ل١ تثالز وعشريه سىح، ل١ سىيه

، ل١ تأرتعيه سىح، ل١ تثالثيه سىح

اـ: أ ػ أ ثؼس اف١ تسثعيه سىح

ثرؽخ ذؽ١ ٠ب الزصط احبفع

اس١بط ضح هللا. ػجبضح اات: حىب

و ف ػب اف١ اس١بط ف آذط٠،

لبي احبفع اث وث١ط: اشض ػس

. لبي إثطا١ ث اصض ش١د اجض

اجربض ضح هللا ال ٠شه ف١ أحس

لبي: اؼبء، م غ١ط احس ف١ اإلجبع.

لثم عاو انفيم و لي ٠ربف : أ ل١

صا . لبي ثؼض: تخمس عشرج سىح

.غط٠ت ىط ضؼ١ف أ٠ضب

Page 44: Analisis Terhadap Hisab KH. Noor Ahmad Tentang Kelahiran Nabi Muhammad SAW. 10 R. Awal -53 H.

20 al-Quthb al-

Qusthalani

١خ ذذ . ل١ نسثع عشرجل١ س

لبي اث زح١خ: اص ضذ . نثمان

لبي . ال ٠صح غ١ط ػ١ أجغ أ ازبض٠د

ؽطال: اذز١بض أوثط أ امطت ام

: أ وبح١س ش١ر اث حع. احس٠ث

al-Sirah al-

Halabiyah:

Insan al-

Uyun fi

Sirah al-

Amin al-

Ma’mun (h.

81-87)

21 Sa'id bin al-

Musayyab

س ضؼي هللا » سعيذ ته انمسية ػ

أ « ص هللا ػ١ ؼ ػس إثبض ابض

اثىي عشرجوب شه ا١ ض »ؼط

أ وب « رتيع األول١خ ضذ شط

شه ف فص اطث١غ.

22 Shafi al-Rahman

al-Mubarakfuri

ثشؼت -ص هللا ػ١ ؼ -س ضؼي هللا

، االثىيه ث بش ف ىخ ، صج١حخ ٠

شط - انثاوي عشر ٠مبي : - انراسع

ازبض٠د األي أصح - عاو انفيم رتيع األول

انثاوي ٠افك ا١ -اثب أشط

. و175خ ؼ أتريم شط وانعشرون

al-Rahiq al-

Mahtum (h.

4 dan 45)

23 Ibnu Faris al-

Razi

بن ضا الث فبضغ اطاظ ٠مي ا

ذذ نعشر نيال االثىيهاطؼي س ٠

.رتيع االول

24 Abu Hatim

لبي أث حبر : س اج ص هللا ػ١ ؼ

١خ الثىري عشرج اإلثىيه٠ عاو انفيم

ف ا١ اص رتيع األول شط ضذ

.ثؼث هللا ط١طا أثبث١ ػ أصحبة اف١.

al-Sirah al-

Nabawiyah

wa Akhbar

al-Khulafa’

(h. 4)

25 Ibnu Ishaq

حسثب احس ث ػجس اججبض, حسثب ٠ػ ث

ثى١ط ػ اث اؼحبق: حسث اطت ث

ػجسهللا ث ل١ػ ػ اث١ ػ جس ل١ػ ث

لبي سد اب ضؼي هللا ص هللا رطخ

, وب س٠عاو انفيمػ١ ؼ

al-Sirah al-

Nabawiyah

li Ibn Ishaq

(h. 99)

26 Mahmud Basya

لس حمك اطح حز ثبشب افى أ شه

رتيع األول ذاسع االثىيه وب صج١حخ ٠

ؼخ أتريم نهيىو انعشريهاافك

٠افك اؽخ األ ( ا١الز، 175)

حبزثخ اف١،

Nur al-

Yaqin fi

Sirah Sayyid

al-Mursalin

(h. 4)

27 Muhammad

Husain Haikal

اذزف اؤضذ وصاه ف اشط اص

س ف١ ا وبذ وثطر ػ ا س ف

, ل١ انمحرو. ل١ س ف رتيع االولشط

, ػ ارجث, ثؼض ٠طجح صفرس ف

.رمضانح١ ٠طجح اذط شط

Hayat

Muhammad

(h. 125-126)

Page 45: Analisis Terhadap Hisab KH. Noor Ahmad Tentang Kelahiran Nabi Muhammad SAW. 10 R. Awal -53 H.

28

وصاه اذزف ف ربض٠د ا١ اشط اص

رتيع ذزب شط نهيهرانس ف١, فم١

. نرسع١بي, ل١ نثمان, ل١ االول

شط انثاوي عشراجض ا س ف

, لي اث اؼحبق غ١ط.رتيع االول

29 Ibu Katsir

نهيهريه اإلثىيه س ص هللا ػ١ ؼ ٠

، ل١ ثامى ، ل١ : رتيع األول ذزب

، لبي نثىري عشرج ، ل١ عاشري

، رمضاناعث١ط ث ثىبض : س ف

.شبش ، حىب اؽ١ ف ضض

al-Fushul fi

al-Sirah (h.

4)

30 Ahmad Syalbi

ب حس ثطح صااالزمبء امص١ط, لس س و

رتىع شط انثاوي عشر ا انراسعف

.(. 175 اتريم 02) االول

Mausu'at al-

Tarikh al-

Islami wa

al-Hadharat

al-Islamiyah

(h. 184)

31 Rolif Linton ٠مي اؤضخ األط٠ى ضاف ز س

١٧٥ أتريم ٠٢حس ف ىخ

Nabi al-

Rahmah

(h.37)

32 al-Hudhari

شوط اش١د ارضط ا حز ثبشب افى

لس حمك ربض٠د س اطؼي ف صج١حخ ٠

اافك رتيع االول شط انراسع االثىيه

١الز٠خ 175 اتريم 02

Muhadharah

fi Tarikh al-

Umam al-

Islamiyah

(h. 93)

33 Muhammad

Ridha

ػ١ ؼ ف فجط ٠ س اج ص هللا

رتيع ١خ ضذ الءثىري عشرج االثىيه

172 اغسطس02. . . )عاو انفيمف االول

)

Muhammad

Rasulullah

saw. (h. 126)

B. Konversi Tahun (Tahwil al-Sanah)

Konversi tahun ini dalam bahasa Arabnya ialah Tahwil al-Sanah.

Kata Tahwil merupakan bentuk masdar dari fi’il Madhi Hawwala-Yuhawwilu-

Tahwilan, yang berarti perpindahan95

. Sedangkan al-Sanah berarti tahun.

Dengan demikian, yang dimaksud di sini mengenai Tahwil al-Sanah ialah

95

Ahmad Warson Munawwir, Kamus al-Munawwir Arab-Indonesia Terlengkap,

Surabaya: Pustaka Progresif, 1997, h. 310.

Page 46: Analisis Terhadap Hisab KH. Noor Ahmad Tentang Kelahiran Nabi Muhammad SAW. 10 R. Awal -53 H.

perpindahan dari satu sistim tahun tertentu ke sistim tahun lainnya. Misalnya

perpindahan dari sistim tahun Hijriyah ke Masehi atau sebaliknya, yakni dari

Masehi ke Hijriyah.

Terdapat berbagai macam model dalam melakukan konversi tahun

antara tahun Hijriyah ke tahun Masehi atau sebaliknya. Dalam tulisan ini,

penulis akan menyebutkan dua macam konversi, yakni konversi sistim

klasik96

dan sistim kontemporer97

.

1. Konversi Sistem Klasik

Pertama, konversi tahun Masehi ke tahun Hijriyah yang terdapat

dalam rangkuman kitab Syawariq al-Anwar, Syams al-Hilal, dan Nur al-

Anwar karya KH. Noor Ahmad98

. Sebagai contoh, konversi 20 April 571

M. Untuk merubah tanggal tersebut ke tahun Hijriyah, terdapat langkah-

langkah sebagai berikut99

:

20 April 571 M / (570 + Maret (90 hari) + 20 hari)

Tahun tam Masehi x 365.25

570 x 365.25 = 208192.5 hari.

Tanggal + bulan tam = 110 (sampai 20 April)+

Jumlah = 208302.5 hari.

Kaidah = 227015 hari –

Jumlah = -18712.5 hari. / 354.367

= -52.80540998

Tahun = -52 tahun.

Tanggal dan bulan = -0.80540998 hari.

-0.80540998 x 354.367 = -285.4108 hari.

-285.4108 + 354 = 68.5892 hari / 68 hari.

68 – 59 (Shafar) = 9 (R. Awal)

96

Yang dimaksud konversi sistim klasik di sini ialah sistem konversi yang ada di dalam

kitab falak klasik karya ulama yang ahli di bidang ini. 97

Yang dimaksudkan ialah sistem konversi yang digunakan dalam hisab kontemporer. 98

Rangkuman kitab-kitab karya KH. Noor Ahmad ini merupakan karya murid beliau

yang bernama Azhar Lathif Nashiran, yang dipasrahi untuk mengajar di Madrasah TBS Kudus. 99

Azhar Lathif, Rekap Ilmu Falak (Kitab Syawariq al-Anwar, Syams al-Hilal, dan Nur

al-Anwar), Kudus: Madrasah TBS, 2008, h. 15.

Page 47: Analisis Terhadap Hisab KH. Noor Ahmad Tentang Kelahiran Nabi Muhammad SAW. 10 R. Awal -53 H.

208302 / 7 = sisa 3 (Senin)

208302 / 5 = sisa 2 (Legi).

Dengan demikian diketahui bahwa 20 April 571 M bertepatan

dengan hari Senin Legi 9 R. Awal -53 H.

Kedua, konversi dari tahun Masehi ke tahun Hijriyah dan

sebaliknya, dalam kitab Irsyad al-murid. Dalam kitab ini dijelaskan

konversi dengan memperhatikan apakah tahun yang dikonversi sebelum

atau sesudah 15 Oktober 1582 M (tahun perubahan dari kalender Julian ke

Kalender Gregorius) dan apakah sebelum memasuki tahun Hijriyah

ataukah sesudahnya.

Contoh pertama, konversi tahun Hijriyah ke tahun Masehi, 28

Shafar -52 H100

. Langkah-langkah yang ditempuh adalah sebagai

berikut101

:

Ashl al-Tafawut = 227015

Ashl al-Hijri = Int((11 x -52) / 30) + Int(354 x -52) + Int(30 x

2) – Int((2 – 1) / 2) + 28 -384

= -18723 hari.

Ashl al-Miladi = -18723 + 227015

= 208292 hari. / 1461

142 x 4 = 568 tahun.

142 x 1461 = 207462 hari.

208292 – 207462 = 830 hari.

830 / 365 = 2 tahun.

2 x 365 = 730 hari.

830 – 730 = 100 hari.

100 = 31 Januari + 28 Februari + 31 Maret + 10

April.

Tahun = 568 + 2 = 570 tahun.

Hari = Ashl al-Miladi – Int(Ashl al-Miladi / 7) x 7

= 208292 – Int(208292 / 7) x 7

100

Waktu Ijtima‟ akhir Shafar, guna memperhitungkan awal R. Awal -53 H (waktu

kelahiran Nabi Muhammad saw.) 101

Ahmad Ghazali, Irsyad al-Murid, Madura: PP. al-Nuriyah, 2009, h. 81.

Page 48: Analisis Terhadap Hisab KH. Noor Ahmad Tentang Kelahiran Nabi Muhammad SAW. 10 R. Awal -53 H.

= 0 / 7 (Jum‟at)

Pasaran = Ashl al-Miladi – Int(Ashl al-Miladi / 5) x 5

= 208292 – Int(208292 / 5) x 5

= 2 (Legi)

Dengan demikian, bisa disimpulkan bahwa 28 Shafar -52 H.

bertepatan dengan hari Jum‟at Legi 10 April 571 M.

Contoh kedua, konversi tahun Masehi ke tahun Hijriyah, 20 April

571 M. Ini dapat ditempuh dengan langkah-langkah sebagai berikut102

:

Ashl al-Tafawut = 227015

Ashl al-Miladi = Int(365.25 x th.) + (30.6001 x (bln. + 1)) + hr. –

428

= Int(365.25 x 571) + (30.6001 x (4 + 1)) + 20 –

428

= 208302 hari.

Ashl al-Hijri = 208302 – 227015

= -18714 hari.

Tahun = -18714 / 354.3671

= -52.809642 / -52 (angka sebelum koma)

-52 x 354.3671 = -18427.0892 hari.

-18714 - -18427.0892 = -286.9108 hari./ -287 (dibulatkan).

-287 + 354 = 67 hari.

67 hari = 30 Muharram + 29 Shafar + 8 R. Awal.

Hari = Ashl al-Miladi – Int(Ashl al-Miladi / 7) x 7

= 208302 – Int(208302 / 7) x 7

= 3 (Senin).

Pasaran = Ashl al-Miladi – Int(Ashl al-Miladi / 5) x 5

= 208302 – Int(208302 / 5) x 5

= 2 (Legi).

Hasil dari konversi ini, 20 April 571 M bertepatan dengan hari

Senin Legi 8 R. Awal -52 H.

2. Konversi Sistem Kontemporer103

102

Ibid. h. 84. 103

Metode konversi ini diambil dari metode ahli Falak Yogyakarta, Muhyiddin Khazin.

Lihat dalam Muhyiddin Khazin, Ilmu Falak dalam Teori dan Praktik, Yogyakarta: Buana Pustaka,

2004, h. 120-123.

Page 49: Analisis Terhadap Hisab KH. Noor Ahmad Tentang Kelahiran Nabi Muhammad SAW. 10 R. Awal -53 H.

Konversi sistem kontemporer ini, penulis mengartikan sebagai

konversi yang biasa digunakan dalam sistem hisab awal bulan Kamariyah

kontemporer, seperti Newcomb, Ephemeris, Almanak Nautika, Jean

Meeus. Konversi ini diperlukan karena data yang disajikan menggunakan

penanggalan Masehi. Di sini penulis menyajikan contoh konversi dari

Masehi ke Hijriyah. Langkah-langkah yang ditempuh ialah sebagai

berikut:

Tentukan tanggal Masehi yang dikehendaki

Hitung jumlah hari dari 1 Januari 1 Masehi sampai tanggal yang

dikehendaki.

Jumlah hari dikurangi koreksi Gregorius (10 + 3/ 13 hari)

Sisanya dikurangi 227016 hari.

Hitung berapa siklus yang dihasilkan dari pengurangan tersebut (dibagi

10631 hari).

Hitung lebih berapa hari (A) dari sejumlahnya siklus yang ada.

Hitung berapa tahun dalam kelebihan hari tersebut dan masih lebih

berapa hari (B) lagi.

Hitung ada berapa bulan dalam kelebihan hari (B) dan masih ada

kelebihan berapa hari lagi.

Contoh : 17 Agustus 2004 M bertepatan dengan tanggal berapa

menurut kalender Hijriyah?

Page 50: Analisis Terhadap Hisab KH. Noor Ahmad Tentang Kelahiran Nabi Muhammad SAW. 10 R. Awal -53 H.

Jawab: 17 Agustus 2004 M (17 – 8 – 2004 M). Waktu yang dilalui

2003 tahun lebih 7 bulan lebih 17 hari. Atau 2003 ÷ 4 = 500 siklus lebih 3

tahun, lebih 7 bulan, lebih 17 hari.

500 siklus = 500 x 1461104

hari = 730500 hari

3 tahun = 3 x 365 hari = 1095 hari

7 bulan = (31 x 4) + (30 x 2) + 29 = 213 hari

17 hari = 17 hari +

Jumlah = 731825 hari

Koreksi Gregorius = 13 hari –

Jumlah = 731812 hari

Selisih Hijriyah – Masehi = 227016 hari –

Jumlah = 504796 hari

504796 † 7 = 72113, lebih 5 = Selasa (mulai hari Jum‟at)

504796 ÷ 5 = 100959, lebih 1 hari = Legi (mulai pasaran Legi)

504796 ÷ 10631105

= 47 Siklus, lebih 5139 hari.

47 Siklus = 47 x 30 tahun = 1410 tahun.

5139 hari = 14 tahun, lebih 178 hari.

178 hari = 6 bulan, lebih satu hari.

Waktu yang dilewati sampai tanggal tersebut menurut kalender

Hijriyah ialah 1424 tahun (1410 + 14), lebih 6 bulan, lebih 1 hari. Jadi 17

Agustus 2004 M sama dengan 1 Rajab 1425 H. hari Selasa Legi.

Contoh di atas adalah langkah-langkah untuk mengetahui konversi

tahun setelah 15 Oktober 1582 M (tahun perubahan dari kalender Julian ke

Kalender Gregorius) dan juga setelah 1 Muharram 1 H. Adapun konversi

tahun untuk mengetahui tahun sebelum waktu tersebut, seperti tahun

kelahiran Nabi Muhammad saw., bisa ditempuh dengan langkah-langkah

di bawah ini:

20 April 571 M = 570 tahun + 3 bulan + 20 hari.

570 / 4 = 142 siklus + 2 tahun.

142 x 1461 = 207462 hari.

104

Jumlah hari dalam satu siklus Masehi, yakni 4 tahun. 105

Jumlah hari dalam satu siklus Hijriyah, yakni 30 tahun.

Page 51: Analisis Terhadap Hisab KH. Noor Ahmad Tentang Kelahiran Nabi Muhammad SAW. 10 R. Awal -53 H.

2 x 365 = 730 hari.

3 (31+28+31) = 90 hari.

20 = 20 hari. +

Jumlah = 208302 hari.

H-M = 227016 hari. –

Jumlah = -18714 hari. / 354.367

= -52.80965778

Tahun = -52

Hari = -0.80965778

-0.80965778 x 354.367 = -286.916

354 + -286.916 = 67.084 hari.

67 – 59 (Shafar) = 8 R. Awal.

208302 / 7 = sisa 3 (Senin).

208302 / 5 = sisa 2 (Legi).

Jadi menurut konversi sistem kontemporer, waktu kelahiran Nabi

Muhammad saw. jatuh pada hari Senin Legi 8 R. Awal -53 H.

Page 52: Analisis Terhadap Hisab KH. Noor Ahmad Tentang Kelahiran Nabi Muhammad SAW. 10 R. Awal -53 H.

BAB III

HISAB KH. NOOR AHMAD TENTANG KELAHIRAN NABI

MUHAMMAD SAW.

A. Biografi KH. Noor Ahmad

1. Perjalanan Intelektual

KH. Noor Ahmad lahir di Jepara pada hari Kamis Kliwon 14

Desember 1932 M/ 19 Rajab 1351 H. dari pasangan KH. Shiddiq bin

Saryani dan Hj. Sawinah. Perjalanan intelektualnya dimulai dari

pendidikan madrasah yang ada di kampung halamannya sendiri, sebelum

melanjutkan ke Madrasah Tsanawiyah Tasywiq al-Thullab Salafiyah

(TBS) Kudus. Menurut penuturannya, beliau mulai menekuni Ilmu Falak

ketika duduk di bangku Madrasah ini. Selama di TBS Noor Ahmad muda

belajar ilmu Falak menggunakan kitab Falak karangan Kiai Mawardi

Solo106

. Pada masa itu, beliau menyalin kitab tersebut dengan tinta tutul107

yang digunakan santri zaman dahulu untuk memberi makna kitab kuning.

Di Madrasah ini pula Mbah Noor (sapaan akrab KH. Noor Ahmad)

dipertemukan dengan guru sejati yang telah membimbing beliau dalam

106

Wawancara dengan KH. Noor Ahmad di Desa Kriyan, Kecamatan Pecangaan,

Kabupaten Jepara pada hari Selasa Kliwon 1 Mei 2012 M bertepatan 9 Jumadi al-Akhir 1433 H

jam 08:52 WIB. 107

Tinta tutul ini adalah tinta yang diletakkan dalam wadah tinta, dicampur dengan kapas.

Cara penggunaannya dengan menutul-nutul kapas tersebut dengan kayu yang dilancipi atau kayu

yang ujungnya dikasih besi lancip. Oleh karenanya disebut dengan tinta tutul.

Page 53: Analisis Terhadap Hisab KH. Noor Ahmad Tentang Kelahiran Nabi Muhammad SAW. 10 R. Awal -53 H.

belajar Ilmu Falak. Gurunya tersebut ialah KH. Turaichan Adjhuri asy-

Syarofi, atau biasa disingkat dengan kata TADJUSSYAROF108

.

Keistimewaan cara belajar Noor Ahmad kepada Mbah Toor

(sapaan akrap KH. Turaichan Adjhuri asy-Syarofi) adalah, ia belajar

langsung tanpa memakai kitab panduan109

.

Setelah menamatkan pendidikannya di Kudus, Noor Ahmad remaja

kemudian berkelana ke pesantren-pesantren lain di Jawa. Di antara

pesantren yang pernah disinggahi ialah Tebuireng Jombang, Langitan,

Lasem dan Salatiga. Perjalanannya menuntut ilmu Falak ini dilakukan

setelah mendapatkan restu dari gurunya, KH. Turaichan. Yaitu setelah

Noor Ahmad dianggap telah cukup menguasai dasar-dasar Falakiyah dan

membutuhkan bersilaturrahim (mengaji) kepada guru-guru lain. Dari

sinilah Noor Ahmad menguasai banyak metode dalam perhitungan

Falakiyah110

.

Selama di Salatiga, Noor Ahmad belajar kepada Kiai Zubair Umar

al-Jaelani, pengarang kitab al-Khulashah al-Wafiyah. Adapun selama di

pesantren Langitan, Noor Ahmad mengaji kepada Kiai Abdul Hadi dan

akrab dengan Kiai Abdullah Faqih yang merupakan teman satu

angkatannya111

.

108

Kata asy-Syarofi ini ditulis demikian karena disesuaikan dengan nama beliau di

Almanak Menara Kudus, tahun 2008 M. 109

Wawancara dengan KH. Noor Ahmad, op.cit. 110

Ibid. 111

Karena kedekatan KH. Noor Ahmad dengan KH. Abdullah Faqih ini, pernah suatu

ketika KH. Abdullah mengirimkan beberapa santrinya untuk belajar Falak dengan KH. Noor

Ahmad secara langsung. Ibid.

Page 54: Analisis Terhadap Hisab KH. Noor Ahmad Tentang Kelahiran Nabi Muhammad SAW. 10 R. Awal -53 H.

Selain belajar secara jasmaniah, Noor Ahmad juga diperintahkan

oleh gurunya, KH. Turaichan, untuk berguru secara ruhaniah. Cara

berguru yang kedua ini berupa perjalanan ziarah kepada para ulama ahli

Falak yang telah wafat. Noor Ahmad sering mendapat perintah untuk

berziarah ke makam-makam ulama Falak, seperti Raden Dahlan,

Semarang, seorang ulama ahli falak pada zamannya, Kiai Muhammad

Ma‟sum Seblak, Jombang dan Kiai Asy‟ari Bawean112

.

Setelah sekian lama belajar kepada Kia Turaichan, Noor Ahmad

pun muncul sebagai salah satu ulama ahli Falak di Pengurus Besar

Nahdlatul Ulama (PBNU). Awalnya, Kiai Turaichan Adjhuri asy-Syarofi,

sebagai ketua Markaz penanggalan Jawa Tengah, diminta untuk menjadi

anggota Lajnah Falakiyah di PBNU dari perwakilan Jawa Tengah. Akan

tetapi beliau tidak berkenan. Lalu Kiai Turaichan diminta untuk menunjuk

perwakilannya. Maka sang guru pun menunjuk Noor Ahmad sebagai

wakilnya di Lajnah Falakiyah PBNU. Peristiwa ini terjadi pada tahun 1969

M. Maka jadilah Noor Ahmad sebagai salah satu pengurus Lajnah

Falakiyah PBNU113

.

2. Belajar kepada Syekh Yasin bin Isa al-Fadani al-Makki114

Salah satu yang membuat KH. Noor Ahmad berkesan adalah ketika

belajar kepada Syekh Yasin bin Isa al-Fadani. KH. Noor Ahmad bertemu

112

Ibid. 113

Wawancara dengan Saiful Mujab, 29 April 2012, pukul 13:20 WIB. Di STAIN Kudus. 114

Nama lengkap Syekh Yasin adalah Abu al-Faidh Muhammad Yasin bin Isa al-Fadani

al-Makki. Di Makkah beliau dikenal sebagai Musnid al-Dunya ala al-Ithlaq. Artinya beliau adalah

orang yang sangat ahli dibidang Hadits, serta telah hafal ribuan Hadits beserta sanadnya. Meski

demikian, beliau juga seorang yang ahli dibidang Falak. Lihat Abu al-Faidh Muhammad Yasin bin

Isa al-Fadani al-Makki, al-Fawaid al-Janiyah, Damaskus: Dar al-Basyair al-Islamiyah, 1996, h. 1.

Page 55: Analisis Terhadap Hisab KH. Noor Ahmad Tentang Kelahiran Nabi Muhammad SAW. 10 R. Awal -53 H.

dengan Syekh Yasin di Makkah ketika sedang menunaikan ibadah haji.

Jika pada umumnya, seseorang membutuhkan waktu lama untuk

mempelajari sebuah kitab, dengan Syekh Yasin, KH. Noor Ahmad hanya

membutuhkan 3 hari untuk menghatamkan satu kitab. Adapun kitab Falak

yang dipelajarinya dengan Syekh Yasin ialah kitab Matla’ al-Sa’id karya

Syekh Husain Mesir115

.

Diakui bahwa kitab Matla’ al-Sa’id ini adalah merupakan kitab

yang menjadi inspirasi KH. Noor Ahmad untuk menyusun kitab Nur al-

Anwar116

.

3. Karya-kaya Ilmiah

Salah satu barometer yang digunakan untuk mengukur kualitas

keilmuan seseorang ialah seberapa banyak dan berkualitas karyanya. Dari

segi ini KH. Noor Ahmad memenuhi kriteria tersebut, karena beliau telah

menelurkan karya-karya yang berkualitas dalam bidang ilmu Falak.

Diantara karya beliau ialah yang pertama Syams al-Hilal. Kitab ini terdiri

dari dua jilid, yakni jilid pertama berbahasa Arab yang menjelaskan hisab

Jawa Islam, hisab Istilahi tahun Hijriyah dan Masehi, dan konversi dari

tahun Hijriyah ke Masehi atau sebaliknya. Diakui bahwa beliau terinspirasi

untuk membuat Syams al-Hilal jilid satu ini ketika berziarah di makam

KH. Muhammad Ma‟shum bin Ali Jombang. Ini terbukti bahwa di dalam

Syams al-Hilal jilid satu banyak dikutip metode hisab KH. Muhammad

115

Wawancara dengan KH. Noor Ahmad, loc.cit. 116

Ibid.

Page 56: Analisis Terhadap Hisab KH. Noor Ahmad Tentang Kelahiran Nabi Muhammad SAW. 10 R. Awal -53 H.

Ma‟shum dalam kitab Badi’at al-Mitsal117

, kemudian dikembangkan

dengan memperhitung Almanak Jawa Islam dari tahun -720 H. sampai

tahun 4319 H118

. Sedangkan jilid keduanya menjelaskan hisab Taqribi

awal bulan Kamariyah, Gerhana Bulan dan Matahari119

.

Karya yang kedua ialah Syawariq al-Anwar. Kitab ini juga terdiri

dari dua jilid. Jilid pertama menjelaskan perhitungan arah kiblat dan waktu

Shalat dengan beracuan tabel Logaritma. Sedangkan jilid keduanya sama

menjelaskan perhitungan arah Kiblat dan waktu Shalat, akan tetapi sudah

menggunakan alat bantu kalkulator120

.

Karya ketiganya ialah Taufiq al-Rahman. Kitab ini merupakan

kitab pertama KH. Noor Ahmad yang masuk dalam katagori Haqiqi bi al-

Tahqiq. Di dalamnya dijelaskan hisab awal Bulan Kamariyah, Gerhana

Bulan, dan Gerhana Matahari. Namun kitab ini sudah tidak dipakai lagi

setelah dibuatnya karya beliau yang keempat, yakni Nur al-Anwar. Kitab

Nur al-Anwar ini menjelaskan hisab awal bulan Kamariyah metode Haqiqi

bi al-Tahqiq, Gerhana Bulan dan Gerhana Matahari121

.

117

Kitab Badiat al-Mitsal ini menjelaskan hisab Jawa Islam, hisab Istilahi Kalender

Hijriyah dan Masehi, Kalender Qibthi, dan hisab awal Bulan kamariyah dengan alat hitung Rubu’

Mujayyab. 118

Lihat Noor Ahmad, Syams al-Hilal Juz al-Awwal, Kudus: Madrasah TBS, 1995, h. 28-

41. 119

Wawancara dengan Saiful Mujab, loc.cit. 120

Ibid. 121

Ibid.

Page 57: Analisis Terhadap Hisab KH. Noor Ahmad Tentang Kelahiran Nabi Muhammad SAW. 10 R. Awal -53 H.

B. Hisab KH. Noor Ahmad tentang Waktu Kelahiran Nabi Muhammad

saw.

1. Pendapat KH. Noor Ahmad tentang Waktu Kelahiran Nabi Muhammad

saw.

Mengenai waktu kelahiran Nabi Muhammad saw. ini, KH. Noor

Ahmad menjelaskan dengan mengutip teks dari kitab Maulid al-Barzanji

karya Sayyid Ja‟far bin Hasan al-Barzanji, sebagai berikut:

لاي ؼبء أشطب ف ٠ب ػ اذزف ف ػب الزر ف

ب لج١ فجط ٠ االث١ ثب ػشط شط ضث١غ االي أط٠خ. اطاجح

122 ػب اف١ اص صس هللا ػ احط حب.

Artinya: “Ada perbedaan pendapat mengenai tahun kelahirannya, bulan

dan tanggalnya berdasarkan pendapat-pendapat yang

diriwayatkan ulama. Tapi pendapat yang kuat menyebutkan

bahwa kelahirannya menjelang fajar hari Senin 12 R. Awal

Tahun Gajah, kala itu Allah mencegah gajah untuk sampai ke

Ka‟bah dan Dia menjaganya.”

Berdasarkan kutipan di atas, ia menjelaskan mengenai pendapat

ulama mengenai waktu kelahiran Nabi Muhammad saw. menjadi dua

golongan, yaitu pendapat ulama ahli sejarah dan pendapat ulama ahli

hisab. Menurut pendapat ulama ahli sejarah, diakui banyak kekeliruan jika

dipandang dari segi hisab. Banyak pendapat yang disampaikan mengenai

waktu kelahiran Nabi saw. Namun yang dipandang sebagai pendapat yang

rajih (unggul) beliau lahir pada 12 R. Awal Tahun Gajah123

. Adapun selain

122

Sayyid Ja‟far bin Hasan al Barzanji, op.cit. h. 144. 123

Ibid.

Page 58: Analisis Terhadap Hisab KH. Noor Ahmad Tentang Kelahiran Nabi Muhammad SAW. 10 R. Awal -53 H.

12 R. Awal Tahun Gajah dianggap sebagai pendapat yang masih kabur

karena pada zaman dahulu sistem penanggalan masih kacau124

.

Adapun berdasarkan pendapat ulama ahli hisab, beliau

membaginya atas tiga golongan, yaitu pendapat berdasarkan hisab Urfi,

hisab Istilahi, dan berdasarkan hisab Haqiqi bi al-Tahqiq. Menurut Hasil

Hisab Urfi, Nabi Muhammad saw. lahir pada 8 R. Awal Tahun Gajah.

Menurut hasil hisab Istilahi, Nabi Muhammad saw. lahir pada 9 R. Awal

Tahun Gajah. Sedangkan menurut hasil hisab Haqiqi bi al-Tahqiqi, Nabi

Muhammad saw. lahir pada 10 R. Awal Tahun Gajah. Yang mana Tahun

Gajah ini diperhitungkan bertepatan tahun 53 sebelum Hijriah125

.

Selanjutnya mengenai kebenaran sekian pendapat di atas, beliau

mengakui bahwa pendapatnya, yakni 10 R. Awal -53 H adalah yang benar.

Berdasarkan bahwa Ijtima‟ akhir Shafar -53 H. jatuh pada hari Jum‟at Legi

10 April 571 M. Lalu tinggi Hilal sudah mencapai 2° lebih. Oleh

karenanya 1 R. Awal -53 H jatuh pada hari Sabtu Pahing 11 April 571 M.

Dari sini dirunut dari hari Sabtu sampai hari Senin kedua setelahnya jatuh

pada 10 R. Awal -53 H yang bertepatan 20 April 571 M. Adapun pendapat

selain 10 R. Awal -53 H, beliau juga membenarkan, namun kebenaran itu

menurut sistem perhitungan yang digunakan masing-masing. Namun untuk

konsumsi umum, yang paling benar adalah 12 R. Awal Tahun Gajah.

Berdasar pendapat yang kuat dari kitab Maulid al Barzanji di atas126

.

124

Wawancara dengan KH. Noor Ahmad, loc.cit. 125

Ibid. 126

Ibid.

Page 59: Analisis Terhadap Hisab KH. Noor Ahmad Tentang Kelahiran Nabi Muhammad SAW. 10 R. Awal -53 H.

2. Hisab KH. Noor Ahmad tentang Waktu Kelahiran Nabi Muhammad saw.

Dalam memperhitungkan waktu kelahiran Nabi Muhammad saw.

ini, langkah pertama memperhitungkan waktu Ijtima‟ akhir bulan Shafar -

53 H menggunakan kitab Syams al-Hilal Juz 2. Hal ini diperlukan untuk

mencari waktu Ijtima‟ secara Haqiqi Taqribi, juga mencari data hari yang

akan dimasukkan dalam perhitungan selanjutnya, yakni perhitungan

Haqiqi bi al-Tahqiq menggunakan kitab Nur al-Anwar. Adapun

perhitungan Ijtima‟ akhir bulan Shafar -53 H dalam kitab Syams al-Hilal

Juz 2. adalah sebagai berikut:

Hisab Ijtima' Akhir Shafar (Awal R. Awal) -53 H

انسىح انمركز انخاصح انىسظ انحصح انعالمح

Hr. Dr. Dr. Dr. Dr. Dr.

317.984 242.300 40.550 225.967 2.550 2 60 (-) مجمىعح

284.867 8.588 284.960 56.327 13.658 2 7 مثسىطح

Shafar 3 1.468 61.341 58.213 51.633 58.211 انشهر

Jumlah 0 17.676 343.635 23.723 302.521 301.062

19.090

1.088

22.586 6 انعالمح انمعذنح / ولد االجرماع

ممىو انشمس 22.635

Dr./Jam

8.967 ذعذيم انخاصح 1

+

0.317 ذعذيم انمركز 2

9.284 انثعذ انمطهك 3

X

0.083 لاعذج 4

0.771 حاصم انضرب 5

+

0.317 ذعذيم انمركز 6

1.088 ذعذيم انشمس 7

0.150 ذعذيم االياو 8

-

9.284 ذ انمطهكانثع 9

9.134 انثعذ انمعذل 10

X

2.090 حصح انساعح 11

Page 60: Analisis Terhadap Hisab KH. Noor Ahmad Tentang Kelahiran Nabi Muhammad SAW. 10 R. Awal -53 H.

19.090 ذعذيم انعالمح 12

Dalam perhitungan ini, yang dihitung adalah Ijtima‟ akhir Shafar -

53 H. Data tahun yang digunakan adalah data tahun majmu’ah -60 H (563

M)127

dan data tahun mabsuthah 7128

. -60 ditambah 7 hasilnya ialah tahun -

53 H atau 570 M. Kemudian data bulan yang dipakai adalah data bulan

Shafar, karena dalam mencari awal R. Awal, waktu Ijtima‟ yang dicari

adalah satu bulan sebelumnya129

.

Kemudian dari perhitungan di atas, diketahui bahwa Ijtima‟ akhir

Shafar -53 H terjadi pada hari Jum‟at Pon, 9 April 571 M pukul 4:35 Wis

(Waktu Istiwa‟) atau 4:13 WIB130

.

Setelah diketahui waktu Ijtima‟ ini, kemudian masuk dalam

langkah kedua, yakni perhitungan awal Bulan menggunakan kitab Nur al-

Anwar, sebagai berikut:

127

Noor Ahmad, Syams al-Hilal Juz al-Tsani. Op.cit. h. 50. 128

Ibid. h. 3. 129

Ibid. h. 32. 130

Lihat langkah-langkah perhitungan awal Bulan Kamariyah ini dalam Noor Ahmad,

Ibid. h. 33-35.

Page 61: Analisis Terhadap Hisab KH. Noor Ahmad Tentang Kelahiran Nabi Muhammad SAW. 10 R. Awal -53 H.

ح سىل وال اعتي رلو ابوغرانذ عىه ريممانل ىط

10

( محكرنم اكح مكزمرانج جر

هانم لث

05

ᵒ 2

5 L

U, 39ᵒ

57'

BT

)

ىحسان

-53

روحم

و ياا

07

6 عح

58

لح

ح ع

4 ح ل

40

عجم

ان

( خوفاذ

5)+

تح ىطهنم اخكاحر

ان

Hr.

5

2

6 6 6

( سشم

انظ سو

A)

جد

323

29

26

20

20

1 (

+)

21

سشم

انل ىط

قد

39

34

36

14

11

17

17

35

53

هث

20

10

45

47

44

37

23

2

25

47

12

( هاصر

خاB)

جد

246

29

26

303

303

(B0)

ط

مرنم الى

قد

28

34

36

14

11

6 6

هث

35

5

40

47

44

37

28

2

30

( مرنم اظسو

C)

جد

344

35

355

3 2

21

21

21

1 (

-)

19

5 (

+)

25

25

25

قد

4

17

45

17

9

35

10

11

9 (

-)

1

12

49

41

30

4 (

+)

35

2 (

+)

38

هث

21

31

46

39

53

22

32

33

5

23

42

23

9

28

37

53

30

56

26

( رصخا

D)

جد

262

31

352

3 2

293

293

293

1 (

-)

292

291

(D3)

قد

46

56

45

15

9

34

28

29

9 (

-)

19

12

7

19 (

-)

47

هث

36

59

17

59

48

3

42

32

14

23

51

23

18

21

57

( ذمذع

E)

جد

318

1

1

321

321

321

(E1)

قد

28

35

25

31

31

7 (

+)

38

هث

40

19

47

48

2

3

14

0

14

22

36

0 1 2 3 4 5

Page 62: Analisis Terhadap Hisab KH. Noor Ahmad Tentang Kelahiran Nabi Muhammad SAW. 10 R. Awal -53 H.

Dalam langkah kedua ini, data yang digunakan ialah data tahun -53

H (570 M), data Bulan Muharram, data hari 27, data jam 6j 18

m , dan data

selisih waktu antara Jepara dan Makkah. Data tahun yang dimasukkan ialah

data satu tahun sebelum tahun yang dicari, yakni -53 H. Dari sini dapat

dipahami, bahwa satu tahun sebelum -53 H adalah -53 H, bukan -54 H. Ini

dikarenakan dalam data tahun, tahun sebelum Hijriyah dimulai dari tahun 0.

Dalam hal ini tahun -53 H posisinya sama dengan tahun -52 H. Oleh

karenanya satu tahun sebelumnya ialah tahun -53 H131

.

Data Bulan yang digunakan ialah data dua Bulan sebelum Bulan

yang dicari. Dalam perhitungan bulan yang dicari adalah R. Awal. Dua Bulan

sebelumnya ialah Bulan Muharram. Ini disebabkan dalam input data terdapat

data hari yang harus disertakan. Data hari diperoleh dari hasil perhitungan

Haqiqi Taqribi menggunakan kitab Syams al-Hilal. Data yang dimasukkan

ialah data hari ke 27 dari tabel data hari dalam kitab Nur al-Anwar. Ini karena

disesuaikan dengan hasil perhitungan Ijtima‟ sebelumnya yang jatuh pada

hari Jum‟at. Dalam tabel tersebut yang sesuai dengan hari Jum‟at adalah data

hari ke 27132

.

Data jam diperoleh dengan memperhitungkan data waktu

terbenamnya matahari pada saat akhir Shafar. Sedangkan data selisih jam

antara Jepara dan Makkah, KH. Noor Ahmad memberikan hasil 4j 43

m133.

131

Noor Ahmad, Risalah al-Falak Nur al-Anwar, Kudus: Madrasah TBS, 1986, 19. 132

Ibid. 133

Ibid.

Page 63: Analisis Terhadap Hisab KH. Noor Ahmad Tentang Kelahiran Nabi Muhammad SAW. 10 R. Awal -53 H.

Langkah ketiga, mencari umur Bulan dan Ijtima‟ Haqiqi bi al-

Tahqiq dengan langkah-langkah sebagai berikut134

:

Dr. Mnt. Dt.

Dr. Mnt. Dt.

Dalil 1 (B0) 303 6 30 Thul al-Qomar 25 38 26

Ta'dil (A0) 1 35 47 Thul al-Syams 21 53 12

Ta'dil (C0) -9 23 Selisih 3 45 14

Ta'dil (D0) -9 23

Mnt. Dt. Ts.

Ta'dil (D2) -19 21 Sabq Qomar fi Thul

1 31 26

Ta'dil (E0) 7 22 Sabq Qomar fi Thul

2 -18

C0 21 11 5 Sabq Qomar fi Thul

3 39 6

A1 (-) 21 53 12 Sabq Qomar fi Thul 31 47 6

Sisa 359 17 53 Sabq al-Syams -2 25

(x 2) 359 17 53 Al-Sabq al-Mu'addal 29 22 6

Hasil 358 35 48

Jm. Mn. Dt.

D0 (-) 293 29 14 Umur Bulan 7 40 9

Dalil 2 65 6 32 Matahari Terbenam 6 18

Ta'dil (C1 dan

D1) -1 12 33 Waktu Ijtima' 10 37 51

Dalil 3 (D3) 291 47 57

Ta'dil (C2) 5 41 28

C3 25 30 37

A1 (-) 21 53 12

Dalil 4 3 37 25

Ta'dil (C3) 4 53

C4 25 35 30

E1 (+) 321 38 36

134

Ibid. h. 20.

Page 64: Analisis Terhadap Hisab KH. Noor Ahmad Tentang Kelahiran Nabi Muhammad SAW. 10 R. Awal -53 H.

Dalil 5 347 14 6

Ta'dil (C4) 2 56

Langkah keempat, mencari data Hilal saat ghurub dengan langkah-

langkah sebagai berikut135

:

a. Urdhu al-Qamar (UQ)

Sin UQ = sin Dalil Khamis x sin Urdhu al-Qamar al-Kulliy

= sin 347° 14‟ 6” x sin 5°

UQ = -1° 6‟ 12”

b. Mail al-Awal li al-Syams (MSy)

Sin MSy = sin Thul al-Syams x sin al-Mail al-Kulliy

= sin 21° 53‟ 12” x sin 23° 26‟ 40”

MSy = 8° 31‟ 45”

c. Al-Mail al-Tsani li al-Qamar (MTQ)

Tan MTQ = sin Thul al-Qamar x sin al-Mail al-Kulliy

= sin 25° 38‟ 26” x tan 23° 26‟ 40”

MTQ = 10° 37‟ 42”

d. Al-Urdhu al-Mu’addal (AM)

AM = Urdhu al-Qamar + Al-Mail al-Tsani li al-Qamar

= -1° 6‟ 12” + 10° 37‟ 42”

AM = 9° 31‟ 30”

e. Bu’du al-Qamar 1 (BQ1)

Sin BQ1 = sin Al-Urdhu al-Mu’addal x cos al-Mail al-Kulliy cos

al-Mail al-Tsani li al-Qamar

= sin 9° 31‟ 30” x cos 23° 26‟ 40” cos 10° 37‟ 42”

BQ1 = 8° 53‟ 9”

f. Nishfu Qaus al-Nahar al-Mar’i li al-Syams (Nsy)136

(-) Cos Nsy = tan Urdhu al-Balad x tan al-Mail al-Awal li al-Syams +

sec Urdhu al-Balad x sec al-Mail al-Awal li al-Syams x sin

1° 13‟

= tan 21° 25‟ x tan 8° 31‟ 45” + sec 21° 25‟ x sec 8° 31‟ 45”

x sin 1° 13‟

Nsy = 94° 41‟ 49”

g. Nishfu Qaus al-Nahar al-Mar’i li al-Qamar (NQm)137

135

Ibid. h, 19-20. 136

Jika Urdhu al-Balad dan al-Mail al-Awal li al-Syams beda tanda, yakni bila Urdhu al-

Balad (+) dan al-Mail al-Awal li al-Syams (-) atau sebaiknya, maka tanda (-) di “(-) Cos Nsy”

dihilangkan. Oleh karena dalam perhitungan di atas nilai Urdhu al-Balad maupun ا al-Mail al-

Awal li al-Syams sama tanda, yakni (+) semua, maka tanda (-) di “(-) Cos Nsy” ditetapan. Lihat

Noor Ahmad, Loc. Cit. 137

Jika Urdhu al-Balad dan Bu’du al-Qamar 1 beda tanda, yakni bila Urdhu al-Balad (+)

dan Bu’du al-Qamar 1 (-) atau sebaiknya, maka tanda (-) di “(-) Cos NQm” dihilangkan. Oleh

Page 65: Analisis Terhadap Hisab KH. Noor Ahmad Tentang Kelahiran Nabi Muhammad SAW. 10 R. Awal -53 H.

(-) Cos NQm = tan Urdhu al-Balad x tan Bu’du al-Qamar 1 + sec

Urdhu al-Balad x sec Bu’du al-Qamar 1 x sin 1° 13‟

= tan 21° 25‟ x tan 8° 53‟ 9” + sec 21° 25‟ x sec 8°

53‟ 9” x sin 1° 13‟

NQm = 94° 50‟ 31”

h. Al-Mathali’ al-Falakiyah li al-Syams (MFSy)

Sin Qausuhu = cos Thul al-Syams cos al-Mail al-Awal li al-

Syams

= cos 21° 53‟ 12” cos 8° 31‟ 45”

Qausuhu = 69° 46‟ 5”

MFSy = Qaidah (+/-) Qausuhu

Qaidah:

Jika Thul al-Syams antara 0° - 90°, maka (180° - Qausuhu)

Jika Thul al-Syams antara 90° - 180°, maka (180° + Qausuhu)

Jika Thul al-Syams antara 180° - 270°, maka (360° - Qausuhu)

Jika Thul al-Syams antara 270° - 360°, maka (0° + Qausuhu)

MFSy = 180° - 69° 46‟ 5”

= 110° 13‟ 55”

i. Al-Mail al-Awal li al-Qamar (MQ)

Sin MQ = sin Thul al-Qamar x sin al-Mail al-Kulliy

= sin 25° 38‟ 26” x sin 23° 26‟ 40”

= 9° 54‟ 49”

j. Bu’du al-Qamar 2 (BQ2)

BQ2 = (Al-Mail al-Awal li al-Qamar + Bu’du al-Qamar 1) 2

= (9° 54‟ 49” + 8° 53‟ 9”) 2

BQ2 = 9° 23‟ 59”

k. Al-Mathali’ al-Falakiyah li al-Qamar (MFQ)

Sin Qausuhu = cos Thul al-Qamar cos Bu’du al-Qamar 2

= cos 25° 38‟ 26” cos 9° 23‟ 59”

Qausuhu = 66° 2‟ 7”

MFQ = Qaidah (+/-) Qausuhu

Qaidah

Jika Thul al-Qamar antara 0° - 90°, maka (180° - Qausuhu)

Jika Thul al-Qamar antara 90° - 180°, maka (180° + Qausuhu)

Jika Thul al-Qamar antara 180° - 270°, maka (360° - Qausuhu)

Jika Thul al-Qamar antara 270° - 360°, maka (0° + Qausuhu)

MFQ = 180° - 66° 2‟ 7”

= 113° 57‟ 53”

l. Mathali’ al-Ghurub al-Mar’i li al-Syams (MGSy)

MGSy = al-Mathali’ al-Falakiyah li al-Syams + Nishfu

Qaus al-Nahar al-Mar’i li al-Syams

= 110° 13‟ 55” + 94° 41‟ 49”

MGSy = 204° 55‟ 44”

karena dalam perhitungan di atas nilai Urdhu al-Balad maupun Bu’du al-Qamar 1 sama tanda,

yakni (+) semua, maka tanda (-) di “(-) Cos NQm” ditetapan. Noor Ahmad, Ibid.

Page 66: Analisis Terhadap Hisab KH. Noor Ahmad Tentang Kelahiran Nabi Muhammad SAW. 10 R. Awal -53 H.

m. Mathali’ al-Ghurub al-Mar’i li al-Qamar (MGQ)

MGQ = al-Mathali’ al-Falakiyah li al-Syams + Nishfu

Qaus al-Nahar al-Mar’i li al-Qamar

= 113° 57‟ 53” + 94° 50‟ 31”

MGQ = 208° 48‟ 24”

n. Qaus al-Muktsi (QM)

QM = Mathali’ al-Ghurub al-Mar’i li al-Qamar -

Mathali’ al-Ghurub al-Mar’i li al-Syams

= 208° 48‟ 24” - 204° 55‟ 44”

QM = 3° 52‟ 40”

o. Fadhlu al-Dair li al-Qamar (FDQ)

FQ = Nishfu Qaus al-Nahar al-Mar’i li al-Qamar -

Qaus al-Muktsi

= 94° 50‟ 31” - 3° 52‟ 40”

FQ = 90° 57‟ 51”

p. Irtifa’ al-Hilal (IrH)

Sin IrH = sin Urdhu al-Balad x sin Bu’du al-Qamar 1 + cos

Urdhu al-Balad x cos Bu’du al-Qamar 1 x cos

Fadhlu al-Dair li al-Qamar

= sin 21° 25‟ x sin 8° 53‟ 9” + cos 21° 25‟ x cos 8°

53‟ 9” x cos 90° 57‟ 51”

IrH = 2° 20‟ 44”

q. Mukts al-Hilal (MH)

MH = (Qaus al-Muktsi + Irtifa’ al-Hilal) 2 x 0° 4‟

= (3° 52‟ 40” + 2° 20‟ 44”) 2 x 0° 4‟

MH = 12 Menit, 27 Detik.

r. Si’at al-Maghrib li al-Syams (SMSy)

Sin SMSy = sin Mail Awal li al-Syams cos Urdhu al-Balad

= sin 8° 31‟ 45” cos 21° 25‟

SMSy = 9° 10‟

s. Simtu al-Irtifa’ li al-Qamar (SIrQ)

Cos SirQ = sin Fadhlu al-Dair li al-Qamar x cos Bu’du al-

Qamar 1 cos Irtifa’ al-Hilal

= sin 90° 57‟ 51” x cos 8° 53‟ 9” cos 2° 20‟ 44”

SirQ = 8° 37‟ 36”

t. Al-Mahfudz (M)

M = Simtu al-Irtifa’ li al-Qamar - Si’at al-Maghrib li

al-Syams

= 8° 37‟ 36” - 9° 10‟

M = -0° 32‟ 24”

u. Nur al-Hilal (NH)

NH = al-Fadhlu Bainahuma x 0° 4‟ + (Urdhu al-Qamar

60)

= 3° 45‟ 14” x 0° 4‟ + ([-1° 6‟ 12”] 60)

NH = 0° 16‟ 7” / 0.27 Inci / ¼ Jari.

v. Hai’at al-Hilal (HH)

Page 67: Analisis Terhadap Hisab KH. Noor Ahmad Tentang Kelahiran Nabi Muhammad SAW. 10 R. Awal -53 H.

Kaidah138

=

Jika al-Mahfudz > 1°, maka keadaan Hilal terlentang ke utara.

Jika al-Mahfudz < -1°, maka keadaan Hilal terlentang ke selatan.

Jika al-Mahfudz > (-1°) - 1°, maka keadaan Hilal terlentang.

Dalam hal ini keadaan Hilal keadaannya “terlentang”, karena nilai al-

Mahfudz di antara -1° sampai 1°, yakni -0° 32‟ 24”.

Dari perhitungan awal R. Awal -53 H di atas KH. Noor Ahmad

memberikan hasil sebagai berikut:

Gambar 1: Hasil hisab awal R. Awal -53 H dan waktu kelahiran Nabi

Muhammad139

.

Berdasarkan hasil hisab di atas, maka dapat dirunut perhitungan

waktu kelahiran Baginda Nabi Muhammad saw. dari 1 R. Awal -53 H

yang jatuh pada hari Sabtu Pahing 11 April 571 M. Oleh karena Nabi

dilahirkan pada hari Senin, maka dapat dihitung bahwa setelah 11 April

571 M hari Senin jatuh sebanyak dua kali, yakni 13 dan 20 April 571 M

138

Ibid. 139

Ibid. h. 31.

Page 68: Analisis Terhadap Hisab KH. Noor Ahmad Tentang Kelahiran Nabi Muhammad SAW. 10 R. Awal -53 H.

atau bertepatan dengan 3 dan 10 R. Awal -53 H. Kemudian berdasarkan

riwayat bahwa Nabi Muhammad saw. lahir pada hari Senin 12 R. Awal -

53 H, maka menurut KH. Noor Ahmad, tidaklah tepat jika hari Senin

kedua pada Bulan R. Awal tersebut jatuh pada tanggal 12. Akan tetapi

yang lebih tepatnya ialah jatuh pada 10 R. Awal -53 H hari Senin Legi.

Page 69: Analisis Terhadap Hisab KH. Noor Ahmad Tentang Kelahiran Nabi Muhammad SAW. 10 R. Awal -53 H.

BAB IV

ANALISIS HISAB KH. NOOR AHMAD TENTANG WAKTU

KELAHIRAN NABI MUHAMMAD SAW.

A. Analisis terhadap Hisab KH. Noor Ahmad terkait Waktu Kelahiran

Nabi Muhammad saw. 10 R. Awal -53 H (20 April 571 M)

1. Markaz140

KH. Noor Ahmad menyebutkan bahwa Markaz yang digunakan

dalam perhitungan waktu kelahiran Nabi Muhammad saw. adalah kota

Makkah, yaitu 21° 25‟ LU (Lintang Utara) dan 39° 57‟ BT (Bujur Timur).

Dalam temuan penulis, Markaz tersebut posisinya sekitar 12 km ke arah

tenggara dari Ka‟bah, sebagaimana gambar di bawah ini:

Gambar 2: View Markaz Nur al-Anwar141

.

140

Merupakan tempat observasi atau lokasi yang dijadikan pedoman dalam perhitungan.

Op. Cit. Muhyiddin Khazin, h. 53. 141

Gambar via Goggle Earth pada 15 Mei 2012 M.

Page 70: Analisis Terhadap Hisab KH. Noor Ahmad Tentang Kelahiran Nabi Muhammad SAW. 10 R. Awal -53 H.

Menurut penulis, alangkah lebih baiknya jika markaz yang

digunakan adalah sesuai dengan koordinat rumah yang pernah digunakan

dalam proses kelahiran Nabi Muhammad saw. oleh Sayyidah Aminah.

Koordinat tersebut, bisa dilihat di bawah ini:

Gambar 3: View rumah kelahiran Nabi Muhammad saw. dari atas142.

Gambar 4: View rumah kelahiran Nabi saw. lebih dekat143.

142

Ibid. 143

Ibid.

Page 71: Analisis Terhadap Hisab KH. Noor Ahmad Tentang Kelahiran Nabi Muhammad SAW. 10 R. Awal -53 H.

Berdasarkan gambar di atas, terlihat bahwa Markaz rumah

kelahiran Nabi saw. adalah 21° 25‟ 29.76” LU. dan 39° 49‟ 47.93” BT.

Hal ini berpengaruh pada selisih waktu antara Jepara dan Makkah yang

dimasukkan dalam perhitungan. Jika KH. Noor Ahmad memperhitungkan

selisih tersebut sebanyak 4j 43

m, maka jika menggunakan Markaz rumah

kelahiran Nabi saw. di atas akan dihasilkan 4j 43

m 20.8

d.

2. Konversi

Perhitungan kelahiran Nabi Muhammad saw. di dalam kitab Nur

al-Anwar, KH. Noor Ahmad tidak menjelaskan mengenai konversi

tanggal, baik dari Hijriyah ke Masehi atau sebaliknya. Dalam hasil

perhitungan tersebut, beliau menyatakan bahwa Nabi saw. lahir pada 10 R.

Awal -53 H yang bertepatan dengan 20 April 571 M. Penulis memandang

bahwa dalam konversi (hisab Isthilahi) 20 April 571 M tersebut tidaklah

bertepatan dengan 10 R. Awal -53 H, akan tetapi bertepatan dengan 8 R.

Awal -53 H. Yang mana hasil konversi ini selisih satu hari dari hasil hisab

Isthilahi yang telah dilakukan oleh KH. Noor Ahmad, yakni 9 R. Awal -53

H.

Pembuktian konversi ini bisa ditempuh langkah-langkah sebagai

berikut:

Diketahui:

1. 1 Muharram 1 H = hari Kamis 15 Juli 622 M144.

2. Kelahiran Nabi Muhammad saw. Senin Legi 20 April 571 M145.

144

Lihat Zubair Umar al-Jaelani, al-Khulashah al-Wafiyah, Kudus: Percetakan Menara

Kudus, 2010, h. 11. Lihat juga Ahmad Ghazali Muhammad Fathullah, Irsyad al-Murid, Sampang:

PP. al-Nuriyah, 2007, h. 76. Lihat juga Muhammad bin Muhammad Fiyadh, al-Taqawim, Mesir:

Nahdhah Mishr, 2003, h. 176.

Page 72: Analisis Terhadap Hisab KH. Noor Ahmad Tentang Kelahiran Nabi Muhammad SAW. 10 R. Awal -53 H.

Langkah selanjutnya ialah:

3. Menghitung awal tahun 571 M/ 1 Januari 571 M dengan langkah

berikut146

:

Waktu yang dilewati, yakni 570 tahun + 0 Bulan + 1 hari.

570 4147 = 142 siklus lebih 2 tahun.

142 x 1461 = 207462 hari.

2 x 365 = 730 hari.

Bulan = 0 hari.

Hari = 1 hari. +

Jumlah = 208193 hari.

208193 7 = sisa 6 (dihitung dari Sabtu), yakni Kamis.

208193 5 = sisa 3 (dihitung dari Kliwon), yakni Pahing.

Jadi 1 Januari 571 M adalah hari Kamis Pahing.

4. Menghitung tanggal Hijriah yang bertepatan dengan 1 Januari 571 M

dengan langkah sebagai berikut:

■ Jumlah hari dari 1 Januari 571 M sampai 15 Juli 622 M.

Tahun 571 – tahun 621 = 51 tahun.

■ 38 tahun basithah (Th. 571, 573, 574, 575, 577, 578, 579, 581, 582,

583, 585, 586, 587, 589, 590, 591, 593, 594, 595, 597, 598, 599, 601,

602, 603, 605, 606, 607, 609, 610, 611, 613, 614, 615, 617, 618, 619,

dan 621)

■ 13 tahun kabisat (Th. 572, 576, 580, 584, 588, 592, 596, 600, 604,

608, 612, 616, dan 620).

38 x 365 = 13870 hari.

13 x 366 = 4758 hari. +

Jumlah = 18628 hari.

■ Jumlah hari dari 1 Januari 622 M – 15 Juli 622 M

ᴥ Januari = 31 hari.

ᴥ Februari = 28 hari148.

ᴥ Maret = 31 hari.

ᴥ April = 30 hari.

ᴥ Mei = 31 hari.

ᴥ Juni = 30 hari.

ᴥ Juli = 14 hari.+

Jumlah = 195 hari.

■ 18628 hari + 195 hari = 18823 hari.

Jadi jumlah hari dari 1 Januari 571 M – 15 Juli 622 M adalah 18823

hari.

■ 18823 † 354. 367149 = 53 tahun 41.549 hari (42 hari).

145

Lihat Noor Ahmad, Risalah al-Falak Nur al-Anwar, Kudus: Madrasah TBS, 1986, h.

31. Lihat juga Muhammad Fiyadh, op.cit. h. 177. Lihat juga Ahmad Ghazali Muhammad

Fathullah, op.cit. h. 158. 146

Hasil wawancara dengan Saiful Mujab, 29 April 2012, di STAIN Kudus. 147

Siklus Masehi 4 tahun (1 tahun Kabisat, 3 tahun Basithah). Jumlah harinya 1461 dari

((365 x 3) + 366). 148

Februari jumlah Harinya 28, karena Tahun 622 M basitoh.

Page 73: Analisis Terhadap Hisab KH. Noor Ahmad Tentang Kelahiran Nabi Muhammad SAW. 10 R. Awal -53 H.

■ 53 tahun = 1 Muharram -53 H

■ 42 hari artinya dihitung mundur sebanyak 42 hari dari 1 Muharram -

53 H. Hasilnya melewati Bulan Dzulhijah (30 Hari) dan Dzulqa‟dah

(12 Hari). Dengan demikian 1 Januari 571 M sama dengan 18

Dzulqa‟dah -54 H.

■ Dari 18 Dzulqa‟dah -54 H – 1 R. Awal -53 H

→ Dzulqa‟dah = 12 hari.

→ Dzulhijah = 30 hari150

.

→ Muharram = 30 hari.

→ Shafar = 29 hari.

→ R. Awal = 1 hari. +

Jumlah = 102 hari.

■ 1 Januari 571 M + 102 hari.

→ Januari = 31 hari.

→ Februari = 28 hari.

→ Maret = 31 hari.

→ April = 12 hari.+

Jumlah = 102 hari.

Dengan demikian 1 R. Awal -53 H jatuh pada hari Senin Wage 13

April 571 M. Hal ini berdasarkan bahwa 1 Januari 571 M jatuh pada hari

Kamis Pahing, dan 102 hari setelahnya jatuh pada hari Senin Wage 13

April 571 M. Selanjutnya, hari Senin setelah tanggal ini jatuh pada 20

April 571 M. Jika dihitung, maka saat tersebut jatuh pada 8 R. Awal -53 H

seperti yang terlihat di bawah ini:

149

354.367 ini yang 354 adalah jumlah hari dalam satu tahun basithah Hijriah. Sedangkan

0. 367 adalah jumlah tambahan sebagai tahun kabisat (satu tahun 355 hari). Hal ini berdasarkan

daur Hijri ada 30 Tahun. 11 kabisat dan 19 basithah. Angka 0. 367 diperoleh dari 11÷ 30. Oleh

karenanya rata-rata jumlah hari dalam satu tahun Hijri adalah 354. 367 Hari. 150

Jumlah hari bulan Dzuhijah -54 H adalah 30 hari. Ini karena tahun ke -54 H adalah

tahun Kabisat dengan urutan ke 7 dalam siklus Hijri dari tahun -60 H. Lihat keterangan tentang

urutan tahun Kabisat dan Basithah dalam satu siklus Hijri dalam Muhammad Ma‟sum bin Ali,

Badi’ah al-Mitsal, Surabaya: Percetakan Sa‟ad bin Nashir Nabhan, h. 6. (tanpa Tahun). Lihat juga

Noor Ahmad, Syamsul Hilal Juz 1, Kudus: Madrasah TBS, 1999, h. 4.

Page 74: Analisis Terhadap Hisab KH. Noor Ahmad Tentang Kelahiran Nabi Muhammad SAW. 10 R. Awal -53 H.

TAHUN 571 M / - 53 H

HARI APRIL (Shafar – R. Awal)

AHAD

5 12 19 26

Legi Pon Kliwon 7 Pahing

SENIN 6 13 20 27

Pahing Wage 1 Legi [8] Pon

SELASA

7 14 21 28

Pon Kliwon 2 Pahing 9 Wage

RABU 1 8 15 22 29

Pahing Wage Legi 3 Pon 10 Kliwon

KAMIS 2 9 16 23 30

Pon Kliwon Pahing 4 Wage 11 Legi

JUM'AT 3 10 17 24

Wage Legi Pon 5 Kliwon 12

SABTU 4 11 18 25

Kliwon Pahing Wage 6 Legi

Hasil konversi ini selisih dua hari dengan hasil perhitungan awal

Bulan Haqiqi bi al-Tahqiq-nya kitab Nur al-Anwar, sekaligus sesuai

dengan hasil konversi 20 April 571 M oleh KH. Ahmad Ghazali

Muhammad Fathullah dalam kitab karyanya, Irsyad al-Murid151

.

3. Ijtima‟

Diketahui dari data al-Alamah al-Mu’addalah/ Waqt al-Ijtima’,

dalam hisab Haqiqi Taqribi kitab Syams al-Hilal bahwa waktu Ijtima‟

untuk kolom Hr. (hari) dihasilkan angka enam (6), dan untuk kolom J.

(jam) dihasilkan angka 22.586. Ini mengindikasikan bahwa Ijtima‟ akhir

Shafar jatuh pada hari keenam dari hari Ahad, yakni Jum‟at, pada jam 4:

151

Lihat dalam Ahmad Ghazali, Irsyad al-Murid, Madura: PP. al-Nuriyah, 2009, h. 84.

Page 75: Analisis Terhadap Hisab KH. Noor Ahmad Tentang Kelahiran Nabi Muhammad SAW. 10 R. Awal -53 H.

13 WIB152. Adapun mengenai tahunnya, diperoleh dari data al-Sanah al-

Majmu’ah, yaitu -60 yang bertanda tahun 563 M153

dijumlahkan dengan

data al-Sanah al-Mabsuthah, yakni 7154

. Dengan demikian tahun yang

dihasilkan ialah 563 ditambah 7, hasilnya 570 M. Kemudian Bulan dan

tanggal waktu Ijtima‟ diperoleh dari nilai derajat data Muqawwam al-

Syams (Bujur Matahari), yaitu 22.635/ 23 (dibulatkan). Angka 23 ini

dimasukkan ke dalam tabel “Daftar Perimbangan Bujur Matahari Dengan

Hari Miladi Ketika Tahun Basithoh (Pendek) 365 Hari” kitab Syams al-

Hilal Juz 2155

. Berdasarkan nilai derajat Bujur Matahari tersebut dihasilkan

waktu 14 April. Kemudian dapat disimpulkan bahwa Ijtima‟ akhir Shafar

menurut perhitungan Haqiqi Taqribi ini terjadi pada hari Jum‟at 14 April

571 M pukul 4: 13 WIB/ 8: 13 WM.

Hasil ini tampak sekali perbedaannya dari hasil di kitab Nur al-

Anwar di atas. Hal ini dapat dimaklumi karena hisab dalam kitab Syams

al-Hilal Juz 2 diakui tingkatannya masih Taqribi (perkiraan), yang

mungkin sekali hasil perhitungannya berbeda dengan hasil perhitungan

menggunakan kitab Nur al-Anwar156, ditambah yang dihitung adalah

waktu sebelum Hijriyah. Untuk membuktikan kebenaran hasil perhitungan

kitab Nur al-Anwar ini, penulis mencoba membuktikannya menggunakan

152

Lihat Noor Ahmad, Syams al-Hilal Juz al-Tsani, Kudus: Madrasah TBS, 1990, h. 12,

25, dan 11. 153

Ibid. h. 50. 154

Ibid. h. 3. 155

Ibid. h. 25. 156

Wawancara dengan Saiful Mujab hari Selasa Kliwon 1 Mei 2012 M bertepatan dengan

9 Jumadi al-Akhir 1433 H pukul 11:32 di STAIN Kudus.

Page 76: Analisis Terhadap Hisab KH. Noor Ahmad Tentang Kelahiran Nabi Muhammad SAW. 10 R. Awal -53 H.

metode hisab Kontemporer dengan data Ephemeris Hisab Rukyah

Kemenag RI 1996, sebagai berikut:

1. Perhatikan Fraction Illumination/ cahaya Bulan (FI) terkecil dari data

Ephemeris pada April 571 M. Cahaya Bulan terus menurun sampai

yang terendah diperoleh pada 10 April 571 M pk. 07 GMT., pk. 08

GMT. dan pk. 09 GMT., yaitu 0.00020, 0.00016 dan 0.00016. Setelah

itu perhatikan data Ecliptic Longitude Matahari (EL) dan Apparent

Longitude Bulan (AL) pada jam tersebut dan pilih yang cocok, yakni

yang pertama EL harus lebih besar dari AL dan yang kedua EL harus

lebih kecil dari AL.

JAM GMT EL AL FI

07 210 37‟ 54” 21

0 00‟ 25” 0.00020

08 210 40’ 19” 21

0 32’ 17” 0.00016

09 210 42’ 45” 22

0 04’ 07” 0.00016

Dari data di atas diketahui yang cocok adalah pk. 08 dan pk. 09 GMT.

atau pk. 11 dan pk. 12 WM (Waktu Makkah).

2. Kemudian melakukan ta‟dil (interpolasi157) dengan rumus sebagai

berikut:

Ijtima‟ = J1 + ((EL

1 – AL

1) ((AL

2 – AL

1) – (EL

2 – EL

1)))158

= pk. 08 + ((210 40‟ 19” – 21

0 32‟ 17”) ((22

0 04‟ 07” -

210 32‟ 17”) – (21

0 42‟ 45” - 21

0 40‟ 19” )))

= pk. 07: 59: 37.24 GMT + 3j

= pk. 10: 59: 37.24 WM.

Berarti Ijtima‟ akhir Shafar -53 H terjadi hari Jumat Legi 10 April 571

M pk. 10: 59: 37.24 WM.

157

Mencari nilai tengah. 158

Rumus diperoleh dari Makalah Hisab Praktis Awal Bulan Qomariah oleh Slamet

Hambali halaman 2.

Page 77: Analisis Terhadap Hisab KH. Noor Ahmad Tentang Kelahiran Nabi Muhammad SAW. 10 R. Awal -53 H.

Dari pembuktian ini, dapat diketahui bahwa Ijtima‟ benar-benar

terjadi pada hari Jum‟at 10 April 571 M. Namun ada sedikit selisih dalam

jam hasil hisab, yakni menurut hasil hisab kitab Nur al-Anwar jam yang

dihasilkan ialah pk. 10: 58: 9 WM sedangkan jam yang dihasilkan dari

hisab data Ephemeris ialah pk. 10: 59: 37.24 WM, selisih 1 Menit 28.24

Detik.

4. Hasil Hisab

Dalam analisis ini, penulis membandingkan hasil perhitungan awal

R. Awal -53 H antara kitab Nur al-Anwar dan Ephemeris Kemenag RI,

sebagai berikut:

HASIL HISAB AWAL RABI'AL-AWWAL -53 H

No. Keterangan Nur al-Anwar Ephemeris

1 1 R. Awal -53 H Sabtu Pahing Sabtu Pahing

Tanggal 11 April 571 M 11 April 571 M

2

Ijtima‟ akhir Shafar -

53 H Jumat Legi Jumat Legi

Tanggal 10 April 571 M 10 April 571 M

Jam 10: 58: 9 WM 10: 59: 37 WM

3 Matahari Terbenam 18: 38: 18 WM 18: 38: 15 WM

4 Tinggi Hilal 2° 20‟ 44” 2° 42‟ 49”

5 Tinggi Hilal Mar’i - 2° 05‟ 27”

6 Hilal Terbenam 18: 50: 45 WM 18: 49: 57 WM

7 Letak Matahari

Terbenam

9° 10‟ (Utara titik

Barat).

9° 37‟ 40.78”

(Utara titik Barat)

8 Kedudukan Hilal 0° 32‟ 24” (Selatan

Matahari)

1° 04‟ 19.42”

(Selatan Matahari).

9 Keadaan Hilal Terlentang. Miring ke Utara

10 Lama Hilal di atas

Ufuq 12 Menit 27 Detik.

11 Menit 42. 35

Detik

11 Besar Cahaya Hilal ¼ (0.27) Jari. 0. 1567 Jari

12 Markaz Φ (21° 25‟ LU.)

Φ (21° 25‟ 29.76”

LU.)

λ (39° 57‟ BT.) λ (39° 49‟ 47.93”

Page 78: Analisis Terhadap Hisab KH. Noor Ahmad Tentang Kelahiran Nabi Muhammad SAW. 10 R. Awal -53 H.

BT.)

Dari kedua hasil perhitungan di atas, diketahui bahwa Ijtima‟ akhir

Shafar -53 H terjadi pada hari dan tanggal yang sama, yakni hari Jum‟at 10

April 571 M. Akan tetapi jamnya terdapat selisih 0.28 detik. Kemudian

ketinggian Hilal sudah mencapai sekitar 2°, yang pada saat tersebut

memugkinkan dilakukan rukyah akhir Bulan. Beracuan dengan hasil hisab

ini, maka dapat disimpulkan bahwa secara hisab, awal R. Awal -53 H jatuh

pada hari Sabtu 11 April 571 M. Selanjutnya, hari Senin setelah 1 R. Awal

-53 H, jatuh sebanyak dua kali, yaitu 3 dan 10 R. Awal -53 H. Berdasarkan

riwayat mengenai waktu kelahiran Nabi Muhammad saw. yang jatuh pada

tanggal yang mendekati angka 10, maka dapat dimpulkan secara hisab

Haqiqi bi al-Tahqiq dan Ephemeris, kelahiran Nabi saw. jatuh pada 10 R.

Awal -53 H bertepatan dengan 20 April 571 M.

Adapun perbedaan yang mencolok di antara kedua hasil

perhitungan di atas ialah mengenai keadaan Hilal, yakni dalam Nur al-

Anwar keadaan Hilal “terlentang”, sedangkan dalam metode hisab data

Ephemeris Hisab Rukyah RI. keadaan Hilal “miring ke Utara”. Hal ini bisa

terjadi karena perbedaan dalam menentukan keadaan Hilal dari kedua

metode yang digunakan. Perbedaan tersebut ialah:

Dalam Nur al-Anwar, acuan yang digunakan ialah al-Mahfudh,

yakni159

:

- Jika al-Mahfudh > 1°, maka Hilal terlentang ke Utara.

- Jika al-Mahfudh < 1°, maka Hilal terlentang ke Selatan.

159

Noor Ahmad, Risalah al-Falak Nur al-Anwar, Kudus: Madrasah TBS, 1986, h. 17.

Page 79: Analisis Terhadap Hisab KH. Noor Ahmad Tentang Kelahiran Nabi Muhammad SAW. 10 R. Awal -53 H.

- Jika al-Mahfudh diantara (-1°) - 1°, maka Hilal terlentang.

Oleh karenanya, dalam hasil perhitungan dalam kitab Nur al-

Anwar Hilal keadaannya “terlentang”.

Dalam metode Hisab dengan data Ephemeris RI. acuannya ialah

sebagai berikut160

:

- Jika nilai kemiringan Hilal < = 15, maka Hilal terlentang.

- Jika nilai kemiringan Hilal > 15 dan posisi Hilal (+), maka Hilal

miring ke Utara.

- Jika nilai kemiringan Hilal > 15 dan posisi Hilal (-), maka Hilal

miring ke Selatan.

Oleh karenanya, hasil hisab metode ini keadaan Hilal “miring ke

Utara”.

B. Analisis terhadap Berbagai Pendapat Ulama tentang Waktu Kelahiran

Nabi Muhammad saw.

Telah diketahui bahwa ulama berbeda pendapat dalam menentukan

waktu kelahiran Nabi Muhammad saw. Perbedaan ini ditunjukkan pada

tanggal, bulan, dan tahunnya baik dalam Kalender Masehi maupun Hijriyah.

Dalam Kalender Masehi, setidaknya terdapat tiga pendapat, yaitu hari Senin

30 Agustus 570 M, 20 atau 22 April 571 M. Dari ketiga pendapat tersebut,

penulis memandang yang paling tepat adalah kelahiran Nabi saw. jatuh pada

20 April 571 M. Hal ini disebabkan pada saat tersebut bertepatan dengan hari

Senin, sebagaimana Hadits yang menjelaskannya. Hari Senin yang jatuh pada

160

Muhyiddin Khazin, Ilmu Falak dalam Teori dan Praktek, Yogyakarta: Buana Pustaka,

2004, h. 160.

Page 80: Analisis Terhadap Hisab KH. Noor Ahmad Tentang Kelahiran Nabi Muhammad SAW. 10 R. Awal -53 H.

20 April 571 M tersebut bisa dilihat dari kalender April 571 M sebagai

berikut:

Gambar 5: Kalender April 571 M161

.

Gambar di atas sekaligus menjadi bukti untuk menolak pendapat

yang mengatakan kelahiran Nabi saw. jatuh pada 22 April 571 M. Karena

pada tanggal tersebut bukanlah bertepatan dengan hari Senin, akan tetapi

bertepatan dengan hari Rabu. Akan tetapi, penulis menduga mengenai 22

April 571 M ini, mungkin tanggal tersebut disesuaikan dengan riwayat yang

populer mengenai kelahiran Nabi saw, yakni 12 R. Awal -53 H meskipun

kenyataannya tidak bertepatan dengan hari Senin.

Kemudian mengenai 30 Agustus 570 M, penulis memastikan

bahwa pendapat tersebut tidaklah tepat. Karena saat tersebut juga tidak

bertepatan dengan hari Senin. Hal ini bisa dilihat pada kalender Agustus 570

M di bawah ini:

161

Win Hisab 2010 Kemenag RI, Perhitungan Kalender Masehi bulan April tahun 571.

Page 81: Analisis Terhadap Hisab KH. Noor Ahmad Tentang Kelahiran Nabi Muhammad SAW. 10 R. Awal -53 H.

Gambar 6: Kalender Agustus 570 M162

.

Dengan demikian, pendapat yang paling tepat mengenai waktu

kelahiran Nabi Muhammad saw. dalam Kalender Masehi adalah pendapat

yang mengatakan kelahiran Nabi saw. jatuh pada 20 April 571 M, yang pada

waktu tersebut bertepatan dengan hari Senin.

Selanjutnya, dalam Kalender Hijriyah terdapat pendapat yang

bervasiasi mengenai waktu kelahiran Nabi saw. Pendapat yang populer

mengatakan bahwa kelahiran tersebut jatuh pada hari Senin 12 R. Awal

Tahun Gajah (-53 H). Dalam hari, bulan dan tahun yang sama, penulis

menemukan bahwa ada yang mengatakan Nabi saw. lahir pada 2, 8, 9, 10, 17,

18, atau 22.

Secara hisab Haqiqi bi al-Tahqiq, penulis condong dengan

pendapat yang menyatakan kelahiran Nabi saw. jatuh pada 10 R. Awal -53 H

yang bertepatan dengan 20 April 571 H. Hal ini dikarenakan Ijtima‟ akhir

Shafar -53 H jatuh pada 10 April 571 M dengan ketinggian Hilal pada saat

162

Ibid.

Page 82: Analisis Terhadap Hisab KH. Noor Ahmad Tentang Kelahiran Nabi Muhammad SAW. 10 R. Awal -53 H.

ghurub mencapai 2° lebih. yang mana secara hisab ketinggian tersebut

memungkinkan untuk dirukyah. Oleh karenanya 1 R. Awal -53 H jatuh pada

11 April 571 M. Kemudian dirunut hari Senin kedua setelahnya jatuh pada 10

R. Awal -53 H.

Di samping itu, pendapat ini juga dinilai shahih oleh sebagian

ulama. Sebagaimana yang nyatakan oleh pakar sejarah, Ali al-Halabi dalam

kitab karyanya al-Sirah al-Halabiyah, dengan mengutip pendapatnya Imam

al-Hafidh al-Dimyathi, sebagai berikut:

صحح احبفع اس١بط(ل١ ؼشط ١بي ضذ ضث١غ صحح اـ أ

(163

Artinya: “Ada yang mengatakan kelahiran Nabi saw. jatuh pada 10 Rabi’ (R.

Awal), dan dinilai shahih. (Dishahihkan al-Hafidh al-Dimyathi).”

Kemudian secara hisab Isthilahi, penulis lebih condong dengan

pendapat yang menyatakan kelahiran Nabi saw. jatuh pada 8 R. Awal. Selain

itu pendapat ini adalah pendapat yang telah disepakati ahli sejarah dan

sebagian besar ahli Hadits, sebagaimana pernyataan pakar, Ibnu Dahiyyah

dan al-Quthb al-Qusthalani, sebagai berikut:

جغ أث زح١خ: اص ال٠صح غ١ط ػ١ إل١ ثب ضذ . لبي

احس٠ث, أوثط أحز١بض إ ازبض٠ح. لبي امطت امؽطال: أ

ث حعإوبح١س ش١ر 164.

Artinya: “Ada yang berpendapat (kelahiran Nabi saw.) jatuh pada 8 (R.

Awal). Ibnu Dahiyah berkata: Pendapat ini adalah pendapat yang

paling benar yang disepakati para ahli sejarah. Al-Quthb al-

Qusthalani berkata: Pendapat ini adalah pendapat yang dipilih

163

Ali al-Halabi, al-Sirah al-Halabiyah Insan al-Uyun fi Sirah al-Amin al-Ma’mun, jilid

1. Beirut: Dar al-Ma‟rifah, 1995, h. 82. 164

Ibid.

Page 83: Analisis Terhadap Hisab KH. Noor Ahmad Tentang Kelahiran Nabi Muhammad SAW. 10 R. Awal -53 H.

kebanyakan ahli Hadits, seperti al-Hamidi dan gurunya yang

bernama Ibnu Hazm.”

Meskipun pendapat ini dinilai kuat, secara pasti penulis lebih

memilih pendapat yang menyatakan kelahiran Nabi Muhammad saw. jatuh

pada hari Senin 10 R. Awal -53 H bertepatan dengan 20 April 571 M. Ini

dikarenakan, secara hisab Haqiqi bi al-Tahqiq dan hisab menggunakan data

Ephemeris, maupun menurut pendapat yang shahih kelahiran beliau jatuh

pada tanggal tersebut.

Selanjutnya, pendapat yang mengatakan kelahiran Nabi saw. jatuh

pada 12 R. Awal, tidak bisa serta merta dipersalahkan, karena bedasar

riwayat, pendapat ini bersumber dari orang yang pernah bertemu langsung

dengan Nabi saw., yakni sahabat yang bernama Sa‟id bin al-Musayyab,

sebagaimana yang terekam dalam pernyataannya, sebagai berikut:

,س ضؼي هللا ص هللا ػ١ ؼ ػس إثبض ابض :ػ ؼؼ١س ث اؽ١ت

.165ث ػشطح ١خ ضذ شط ضث١غ األيإوب شه ا١ ض

Artinya: “Diceritakan dari Sa‟id bin al-Musayyab: Rasulullah saw. dilahirkan

ketika pertengahan siang, bertepatan dengan 12 R. Awal.”

Dugaan penulis, sahabat Sa‟id tidak mungkin menyatakan prihal

waktu kelahiran Nabi saw. tanpa dasar. Beliau adalah orang yang dekat

dengan Nabi saw., maka sangat dimungkinkan Nabi saw. pernah bercerita

mengenai waktu kelahirannya tersebut kepada sahabat yang satu ini.

165

Ali al-Halabi, al-Sirah al-Halabiyah: Insan al-Uyun fi Sirah al-Amin al-Ma’mun,

Beirut: Dar al-Ma‟rifah, 1995, h. 87.

Page 84: Analisis Terhadap Hisab KH. Noor Ahmad Tentang Kelahiran Nabi Muhammad SAW. 10 R. Awal -53 H.

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Dalam menentukan waktu kelahiran Nabi Muhammad saw., KH. Noor

Ahmad melakukan Hisab awal R. Awal -52 H melalui tiga tahapan, yaitu:

a) Hisab Haqiqi Taqribi dengan kitab Syams al-Hilal Juz 2, b) Hisab

Haqiqi bi al-Tahqiq dengan kitab Nur al-Anwar, dan 3) Mencari data Hilal

menggunakan rumus-rumus segi tiga bola dengan kitab yang sama.

Adapun hal yang melatarbelakanginya dalam menentukan waktu kelahiran

Nabi saw. 10 R. Awal -53 H (20 April 571 M), yaitu:

Pertama, Ijtima‟ sebelum ghurub akhir Shafar -53 H terjadi pada hari

Jum‟at Legi 10 April 571 M pukul 10: 58 WM (Waktu Makkah).

Kedua, umur Bulan dari saat Ijtima‟ sampai Hilal terbenam hampir 8 jam,

yakni 7j 52

m 27

d.

Ketiga, Hilal saat terbenamnya Matahari pada hari itu mencapai ketinggian

lebih dari 2° dengan ketebalan cahaya sebesar ¼ Jari, serta mungkin untuk

dirukyah.

2. Pendapat terkait kelahiran Nabi Muhammad saw. 12 R. Awal -53 H tidak

bertepatan dengan hari Senin. Adapun pendapat yang shahih secara

riwayat serta akurat secara hisab ialah bahwa kelahiran tersebut jatuh pada

10 R. Awal -53 H. Dalam Kalender Masehi, pendapat yang paling tepat

ialah 20 April 571 M, karena saat tersebut bertepatan dengan hari Senin.

Page 85: Analisis Terhadap Hisab KH. Noor Ahmad Tentang Kelahiran Nabi Muhammad SAW. 10 R. Awal -53 H.

Sedangkan 22 April 571 M dan 30 Agustus 570 M sangatlah tidak tepat

jika saat tersebut diklaim sebagai waktu kelahiran Nabi saw., karena tidak

bertepatan dengan hari Senin.

B. Saran-Saran

1. Kepada KH. Noor Ahmad

Hasil hisab ini, hendaknya disosialisasikan kepada masyarakat

umum agar bisa membuka wacana bagi mereka, sehingga diharapkan

mereka mempunyai rasa ingin tahu untuk mempelajari perhitungan

tersebut dan memahami bagaimana alasan beliau dalam menentukan

waktu kelahiran Nabi Muhammad saw.

2. Kepada Masyarakat

Meskipun secara hisab waktu kelahiran Nabi Muhammad saw.

jatuh pada 10 R. Awal, hendaknya hal tersebut tidak perlu ditanggapi

secara ekstrim dengan menyalahkan pendapat yang populer, yakni 12 R.

Awal. Yang terpenting adalah kecintaan kita untuk memperingati hari

kelahiran Nabi Muhammad saw. dengan penuh penghayatan akan

perjuangan kegigihan beliau dalam menyebarkan Islam ke seluruh lapisan

masyarakat, tanpa merasa terganggu dengan perbedaan mengenai kapan

beliau dilahirkan.

C. Penutup

Puji syukur penulis persembahkan kepada Allah swt. atas karunia

yang telah diberikan untuk menyelesaikan penulisan skripsi ini. Shalawat dan

salam sejumlah hitungan yang tiada batasnya penulis sampaikan khusus

Page 86: Analisis Terhadap Hisab KH. Noor Ahmad Tentang Kelahiran Nabi Muhammad SAW. 10 R. Awal -53 H.

kepada Nabi Muhammad saw. Semaksimal apapun usaha penulis dalam

menyelesaikan tulisan ini, pasti di dalamnya terdapat kekurangan. Oleh

karenanya saran dan masukan yang konstruktif sangat penulis harapkan dari

para pembaca. Penulis selalu berharap, semoga tulisan ini diberikan

kemanfaatan oleh Allah swt. khusus bagi penulis dan mereka yang telah

meluangkan waktunya untuk membaca tulisan ini. Serta semoga kelak tulisan

ini bisa menjadi bukti akan kecintaan penulis terhadap pemimpin semua

umat, Nabi Muhammad saw. Amin.

والحليم اعلم بحق ائق العلوم.

Page 87: Analisis Terhadap Hisab KH. Noor Ahmad Tentang Kelahiran Nabi Muhammad SAW. 10 R. Awal -53 H.

DAFTAR PUSTAKA

Buku-Buku

Abd al-Mun‟im, Abd al-Rahman, Maulid al-Nabi saw., Kairo: Dar al-Afaq al-

Arabiah, 2003.

Ahmad, Muhammad, al-Sirah al-Nabawiyah, Beirut: Dar al-Kutub al-„Ilmiah,

1988.

Ahmad, Noor, Jadwal al-Falak Nur al-Anwar, Kudus: Madrasah TBS, 1986.

,Risalah al-Falak Nur al-Anwar, Kudus: Madrasah TBS, 1986.

, Syamsul Hilal Juz al-Awwal, Kudus: Madrasah TBS, 1999.

, Syams al-Hilal Juz al-Tsani, Kudus: Madrasah TBS, 1990.

,Syawariq al-Anwar, Kudus: Madrasah TBS. (tanpa tahun)

Alawi, Muhammad, Mukhtashar fi al-Sirah al-Nabawiyah, Tuban: al-Mishbah,

2007.

Badruddin, Izzuddin, al-Mukhtashar al-Kabir fi Sirah al-Rasul Sallallahu ‘Alaihi

Wasallam, Oman: Dar al-Basyir, 1993.

Diba‟, Abd al-Rahman, Maulid al-Diba’, Semarang: Karya Thaha Putra, 2008.

Fiyadh, Muhammad, al-Taqawim, Mesir: Nahdhah Mishr, 2003.

Ghazali, Ahmad, Irsyad al-Murid, Madura: Yayasan al-Nuriyah, 2009.

Hasan, Ali, Sirah Nabawiyah, Muhammad Halabi Hamdi, “Sejarah Lengkap Nabi

Muhammad saw.”, Terj. Yogyakarta: Mardhiyah Press, 2001.

Hasan, Ja‟far, Maulid al-Barzanji, Langitan: Percetakan PP. Langitan, 1992.

Halabi, Ali, Insan al-Uyun fi Sirah al-Amin al-Ma’mun, Beirut: Dar al-Ma‟rifah,

1996.

Hidayati, Sri, Studi Analisis Hisab Arah Kiblat dalam Kitab Syawariq al-Anwar,

Skripsi sarjana Fakultas Syari‟ah IAIN Walisongo Semarang, 2011.

Page 88: Analisis Terhadap Hisab KH. Noor Ahmad Tentang Kelahiran Nabi Muhammad SAW. 10 R. Awal -53 H.

Husain, Muhammad, Hayat Muhammad, Mesir: Dar al-Ma‟arif, 1965.

Katsir, Ibnu, al-Fushul fi al-Sirah, Beirut: Dar al-Ma‟rifah, 1995.

Khazin, Muhyiddin, Ilmu Falak dalam Teori dan Praktik, Yogyakarta: Buana

Pustaka, 2004.

, Kamus Ilmu Falak, Yogyakarta: Buana Pustaka, 2005.

Lathif, Azhar, Rekap Ilmu Falak (Kitab Syawariq al-Anwar, Syams al-Hilal, dan

Nur al-Anwar), Kudus: Madrasah TBS, 2008.

Mahsun, Thaha, Tarikh Nabi Muhammad saw., Surabaya: Percetakan Kitab Salim

bin Nabhan, 2011.

Mujab, Saiful, Panduan Hisab Nurul Anwar, 2010. (belum diterbitkan).

Musyaiyadah, Studi Analisis Metode Penentuan Awal Waktu Salat dengan Jam

Istiwa’ dalam Kitab Syawariq al-Anwar, Skripsi sarjana Fakultas

Syari‟ah IAIN Walisongo Semarang, 2011.

Nawawi, Muhammad, Asawur al-‘Asjad ‘ala Jawahir ‘Iqdin, Surabaya: Dar Ihya‟

al-Kutub al-Arabiyah, 2001.

, Madarij al-Shu’ud ila Iktisab al-Burud, Surabaya: Dar Ihya‟ al-

Kutub al-Arabiyah, 2001.

Ridha, Muhammad, Muhammad Rosulullah saw., Beirut: Dar al-Kutub al-

„Ilmiyah, 2010.

Shafi al-Rahman, Raudh al-Anwar fi Sirah al-Nabi al-Mukhtar, Beirut: Dar al-

Kutub al-Ilmiyah, 1994.

, al-Rahiq al-Mahtum, Yogyakarta: Pustaka al-Kautsar, 1989.

Shihab, M. Quraish, Membaca Sirah Nabi Muhammad saw. dalam Sorotan al-

Qur’an dan Hadits-Hadits Shahih, Ciputat: Lentera Hati, 2001.

Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, Bandung: Alfabeta, 2009.

Syalbi, Ahmad, Mausu’at al-Tarikh al-Islami wa al-Hadharah al-Islamiyah,

Mesir: al-Nahdhah al-Mishriyah, 1978.

Tim Penyusun (alumni kelas 3 Aliyah angkatan 1997), Mengenal Istilah dan

Rumus Fuqaha’, cet. 2, Kediri: PP. Lirboyo, 2002.

Page 89: Analisis Terhadap Hisab KH. Noor Ahmad Tentang Kelahiran Nabi Muhammad SAW. 10 R. Awal -53 H.

Tim Penyusun, Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Syariah IAIN Walisongo

Semarang, Semarang: Fakultas Syari‟ah, 2010.

Umar, Zubair, al-Khulashah al-Wafiyah, Kudus: Percetakan Menara Kudus, 2010.

Warson, Ahmad, Kamus al-Munawwir Arab-Indonesia Terlengkap, Surabaya:

Pustaka Progresif, 1997.

Yasin, Muhammad, al-Fawaid al-Janiyah, Damaskus: Dar al-Basyair al-

Islamiyah, 1996.

Zain al-Din, Mukhtashar Shahih Bukhari, al-Tajrid al-Sharih li Ahadits Jami’ al-

Shahih, Surabaya: al-Hidayah. (tanpa Tahun).

Wawancara

Wawancara dengan KH. Noor Ahmad, 1 Mei 2012 M.

Wawancara dengan Saiful Mujab tanggal 12, 13, 20, 29 dan 30 April, dan 1 Mei

2012 M.

Website

http://sofianasma.wordpress.com/2011/04/30/hisab-awal-bulan-sistem-nurul-

anwar/, diakses pada 5 Mei 2012 M.

http://jayusman.blog.iainlampung.ac.id/?p=67, diakses pada 5 Mei 2012 M.

Goggle Earth pada tanggal 15 Mei 2012 M.

Kalender

Almanak Menara Kudus, tahun 2008 M.

Program Falak

Win Hisab 1996 Depag RI.

Win Hisab 2010 Kemenag RI.

Page 90: Analisis Terhadap Hisab KH. Noor Ahmad Tentang Kelahiran Nabi Muhammad SAW. 10 R. Awal -53 H.

DAFTAR RIWAYAT PENDIDIKAN

Nama : Purwanto

TTL. : Pati, 4 Juli 1989 M.

Alamat : Wuwur RT. 5/I, Kec. Gabus, Kab. Pati.

Kode Pos : 59173

Nomor HP : 081 3259 05704

Riwayat Pendidikan

1. Formal

SD. Wuwur II Pati (1996-2001).

MTs. Abadiyah Kuryokalangan Pati (2001-2004).

MA. Rhoudlotul Ulum Guyangan Pati (2004-2005).

MAN. 01 Pati (2005-2006).

MA. Nurul Ulum Jekulo Kudus (2006-2008).

IAIN Walisongo Semarang, Konsentrasi Ilmu Falak (2008-2012).

2. Non Formal

Pendidikan Diniyah al-Muttaqin Wuwur (1995-2004).

Taman Pendidikan al-Qur‟an Sirojul Huda Wuwur (1998-2000).

PP. Nurul Ulum Wuwur (2001-2004).

PP. Rhoudlotul Ulum Guyangan Pati (2004-2005).

PP. Darul Falah Jekulo Kudus (2006-2008).

Takhassus al-Nasyri PP. Darul Falah (2006-2008).

Pendidikan al-Quran Darus Salam Kudus (2007-2008).

PP. Daarun Najaah Semarang (2008-2012).

Sekolah Diniyah PP. Daarun Najaah Semarang (2008-2010).

Kursus Bahasa Inggris Pare (2009).

3. Pengalaman Organisasi

Koordinator Kegiatan Keagamaan HISMA (Himpunan Siswa Madrasah

Abadiyah) Koryokalangan.

Koordinator Kegiatan Pramuka MTs. Abadiyah.

Page 91: Analisis Terhadap Hisab KH. Noor Ahmad Tentang Kelahiran Nabi Muhammad SAW. 10 R. Awal -53 H.

Anggota aktif OSIS MA. Rhoudlotul Ulum Guyangan Pati.

Anggota aktif Grup Drum Band MA. Rhoudlotul Ulum Guyangan Pati.

Anggota aktif Pencak Silat MA. Rhoudlotul Ulum Guyangan Pati.

Anggota aktif OSIS MAN. 01 Pati.

Koordinator Kegiatan Keruhanian MAN. 01 Pati.

Koordinator Pendidikan PP. Darul Falah Kudus (2007-2008).

Ketua Kamar 6 PP. Darul Falah Kudus (2006-2007).

Anggota aktif Nafilah Walisongo Semarang. (2011-2012)

Anggota aktif Keluarga Mahasiswa Pelajar Pati (KMPP). (2010-2012)

Tim Pengukur Arah Kiblat se-Kota Semarang. (2011).

Koordinator Kegiatan KKN Posko 27 Kec. Bergas Semarang. (2011).

Koordinator Pembuatan Waktu Shalat se-Kota Semarang

PUSKALAFALAK. (2012).

Tim Pelaksana Rukyah Kantor Wilayah Jawa Tengah. (2010-2012).

Tim Pelaksana Rukyah Masjid Agung Jawa Tengah. (2010-2012).

Tim Pelaksana Rukyah di Kabupaten Jepara. (2011).

Demikian, daftar riwayat hidup ini saya buat, agar menjadi maklum.

Semarang, 13 Juni 2012

Penulis,

Purwanto

NIM. 082111093

Page 92: Analisis Terhadap Hisab KH. Noor Ahmad Tentang Kelahiran Nabi Muhammad SAW. 10 R. Awal -53 H.

Lampiran 1

GLOSSARIUM

A

(ةمالعلا)

Al-Alamah Berarti petunjuk. Yaitu petunjuk waktu (hari, jam,

dan menit) terjadinya Ijtima‟ atau konjungsi antara

Matahari dan Bulan yang ditentukan berdasarkan

waktu rata-rata. al-Alamah ini dijadikan acuab

untuk mendapatkan waktu Ijtima‟ yang

sebenarnya.

(اؼالخ اؼسخ)

Al-Alamah al-Mu’addalah Berarti waktu al-Alamah yang telah dikoreksi

dengan Ta’dil al-Ayyam.

(ػطض اجس)

Ardh al-Balad Bisa dibaca Ardh al-Balad atau Urdh al-Balad.

Sama dengan Lintang Tempat atau Lintang

Geografis, yaitu jarak sepanjang meridian Bumi

yang diukur dari equator Bumi (katulistiwa)

sampai suatu tempat yang bersangkutan. Harga

Lintang Tempat adalah 0° sampai 90°. Lintang

Tempat bagi tempat-tempat di belahan Bumi utara

bernilai positif (+), sedangkan bagi tempat-tempat

di belahan Bumi selatan bernilai negatif (-). Dalam

Astronomi disebut dengan istilah Latitude yang

biasanya dilambangkan dengan Φ (phi).

(اص اجط)

Ashl al-Hijri Jumlah hari dalam kalender Hijriyah yang dicari

dalam konversi.

(اص ا١الز)

Ashl al-Miladi Jumlah hari dalam kalender Masehi yang dicari

dalam konversi.

(اص ازفبد)

Ashl al-Tafawut Selisih jumlah hari dari tanggal 1 Januari 1 M.

sampai 1 Muharram 1 H. (15 Juli 622 M.), yakni

227015 hari.

B

(اجؼس اطك)

Al-Bu’du al-Muthlaq Jarak antara Bulan dan Matahari sepanjang

lingkaran Ekliptika dari titik Aries ke arah timur

sampai Bujur Astronomi yang melewari Bulan dan

Matahari.

D

(اس١)

Page 93: Analisis Terhadap Hisab KH. Noor Ahmad Tentang Kelahiran Nabi Muhammad SAW. 10 R. Awal -53 H.

Al-Dalil Diterjemahkan dengan argumen atau dasar, yaitu

dasar yang digunakan untuk mencari dan

mengambil nilai ta’dil (koreksi) yang diperlukan

dalam perhitungan Falak.

F

(فض اسائط)

Fadhl al-Dair Sudut yang dibentuk oleh Lingkaran Meridian

dengan Lingkaran Deklinasi yang melewati suatu

benda langit, misalnya Bulan, dinamakan Fadhl al-

Dair, dalam bahasa Indonesianya dinamakan Sudut

Waktu Bulan. Fadhl al-Dair bernilai positif, jika

benda langit yang bersangkutan berada dibelahan

langit sebelah barat dan bernilai negatif jika benda

langit yang bersangkutan berada dibelahan langit

sebelah timur.

H

(١ئخ االي)

Hai’ah al-Hilal Keadaan Hilal saat dilaksanakannya observasi

akhir bulan kamariyah.

(ةصحلا)

Al-Hishshah Jarak dari titik pusat Bulan sepanjang busur

Ekliptika ke arah timur sampai ke titik simpul naik

(al-Uqdah al-Sha’idah).

(حصخ اؽبػخ)

Hishshah al-Saah Tenggang waktu atau jarak yang harus

diperhitungkan dari kedudukan benda langit ke

kedudukan benda langit lainnya, yakni busur pada

garis edar Bulan dihitung dari titik simpul sampai

ke titik pusat Bulan dari saat tertentu ke saat yang

lainnya.

I

(اضرفبع االي)

Irtifa’ al-Hilal Cobalah kita mengukur ketinggian titik pusat suatu

benda langit, misalnya Hilal, sepanjang lingkaran

vertikal yang melalui titik pusat benda langit

tersebut dari garis ufuk, maka hasilnya

dinamakan Irtifa’ al-Hilal, yang dalam bahasa

Indonesia dinamakan Ketinggian Hilal. Ketinggian

Hilal biasa diberi tanda positif apabila berada

diatas ufuk, dan di beri tanda negatif apabila

berada dibawahnya.

K

Page 94: Analisis Terhadap Hisab KH. Noor Ahmad Tentang Kelahiran Nabi Muhammad SAW. 10 R. Awal -53 H.

(ةصاخلا)

al-Khashshah Busur sepanjang Ekliptika yang diukur dari titik

pusat Bulan hingga titik Aries sebelum bergerak.

(ذبصخ اشػ)

Khashah al-Syams Gerak Matahari sepanjang lintasannya dihitung

dari titik Aries sesudah dikoreksi dengan auj-nya.

(ذبصخ امط)

Khashah al-Qamar Gerak bulan sepanjang lintasannya dihitung dari

titik Aries sesudah dikoreksi dengan auj-nya.

M

(احفظ)

Al-Mahfudh Merupakan kedudukan Hilal, yakni hasil

pengurangan Si’at al-Maghrib li al-Syams dari

Simtu al-Irtifa’ li al-Qamar.

(ا١)

Al-Mail Jarak titik pusat benda langit sepanjang Lingkaran

Deklinasi sampai ke Equator dinamakan al-

Mail. Kalau benda langit tersebut matahari

dinamakan Mail al-Syams atau Mail Awal li al-

Syams yang dalam bahasa Indonesia dinamakan

Deklinasi Matahari. Sedangkan kalau benda langit

tersebut Bulan dinamakan Mail al-

Qamar atau Mail Awal li al-Qamar atau Bu’du al-

Qamar yang dalam bahasa Indonesia

dinamakan Deklinasi Bulan. Tetapi jika kita

mengukur jarak titik pusat Bulan sepanjang Bujur

Astronomi dihitung dari Equator sampai Bulan

dinamakan Mail al-Tsani li al-Qamar . Adapun

jika Mail al-Tsani li al-Qamar kita tambahkan

dengan Urdh al-Qamar maka penambahan yang

dilakukan tersebut dinamakan Hishshah al-

Bu’di yaitu jarak titik pusat Bulan dari Equator.

Nilai al-Mail positif menandakan benda langit

tersebut berada di sebelah utara Equator,

sebaliknya apabila nilai al-Mail negatif,

menandakan benda langit berada di sebelah selatan

Equator. Sedangkan nilai al-Mail matahari

maksimum dinamakan al-Mail al-Kulliy.

ز)) مرك ال

Al-Markaz Busur sepanjang Ekliptika yang diukur dari titik

pusat Matahari ke titik Aries sebelum bergerak.

(اطبغ افى١خ)

Al-Mathali’ al-Falakiyah Bayangkan kita mengukur jarak titik pusat benda

langit diukur sepanjang Equator, sampai Lingkaran

Deklinasi yang melalui titik Copricornus (Jadyu),

Page 95: Analisis Terhadap Hisab KH. Noor Ahmad Tentang Kelahiran Nabi Muhammad SAW. 10 R. Awal -53 H.

maka hasilnya dinamakan al-Mathali’ al-

Falakiyah. Dimana kalau yang kita ukur itu

Matahari dinamakan al-Mathali’ al-Falakiyah li

al-Syams sedangkan kalau Bulan dinamakan al-

Mathali’ al-Falakiyah li al-Qamar.

(طبغ اغطة)

Mathali’ al-Ghurub Sama seperti al-Mathali’ al-Falakiyah, namun kita

mengukurnya mulai dari titik Libra (Mizan) sampai

dengan ufuk barat pada saat terbenamnya benda

langit tersebut dinamakan Mathali’ al-

Ghurub. Dimana kalau benda langit yang kita

hitung itu Matahari, maka dinamakan Mathali’ al-

Ghurub li al-Syams atau Mathla’ al-Nadhir li al-

Syams. Adapun kalau benda langit yang dihitung

itu Bulan, maka dinamakan Mathali’ al-Ghurub li

al-Qamar atau Mathala’ al-Nadhir li al-Qamar.

(م اشػ)

Muqawwam al-Syams Busur sepanjang lingkaran Ekliptika ke arah timur

diukur dari titik Aries sampai Matahari.

(ىث االي)

Mukts al-Hilal Lama hilal diatas ufuk (paska terbenamnya

matahari) yang bisa kita lihat sebelum ia terbenam.

N

(صف لغ ابض)

Nishfu Qaus al-Nahar Artinya Setengah Busur Siang, yaitu busur

sepanjang lingkaran harian suatu benda langit

diukur dari titik terbit atau titik terbenam sampai

titik kulminasi atasnya. Jika benda langit tersebut

adalah Matahari disebut Nishfu Qaus al-Nahar li

al-Syams dan jika benda langit itu Bulan, maka

disebut Nishfu Qaus al-Nahar li al-Qamar.

(ض االي)

Nur al-Hilal Coba perhatikan besarnya piringan bulan yang

bersinar (menerima sinar matahari dan menghadap

ke bumi), kita akan melihat bulan itu terkadang

berbentuk sabit, seminggu kemudian kita akan

melihat piringan bulan yang bersinar separuhnya

dan sekitar seminggu lagi kita akan melihat

piringan bulan bersinar seluruhnya (bulan

purnama) yang setelah hari itu piringan bulan yang

bersinar akan berangsur-angsur mengecil kembali.

Nur al-Hilal itu menggambarkan piringan bulan

yang bersinar tadi dengan satuan ukur Usbu’ (jari).

Dimana kalau nilai Nur al-Hilal = 0, Usbu’,

menandakan tidak adanya piringan bulan yang

Page 96: Analisis Terhadap Hisab KH. Noor Ahmad Tentang Kelahiran Nabi Muhammad SAW. 10 R. Awal -53 H.

bersinar. Apabila nilainya 12 Usbu’, menandakan

piringan bulan bersinar seluruhnya. Istilah Nur al-

Hilal dalam bahasa Indonesia dinamakan Besarnya

Piringan Bulan yang menerima sinar matahari dan

menghadapa ke bumi.

Q

(لغ اىث)

Qaus al-Muktsi Kalau Mathali’ al-Ghurub li al-Qamar kita

kurangi Mathali’ al-Ghurub li al-Syams, maka

hasilnya adalah Qaus al-Muktsi yang merupakan

jarak titik pusat Matahari dan Bulan dilihat dari

Equator.

S

(ؼؼخ اغطة شػ)

Sa’at al-Maghrib li al-Syams Coba hitung jarak terbenamnya titik pusat benda

langit pada ufuk dari titik barat, maka hasilnya

dinamakan Si’at al-Maghrib. Jika benda langit itu

Matahari dinamakan Si’at al-Maghrib li al-Syams ,

sedangkan jika Bulan dinamakan Si’at al-Maghrib

li al-Qamar.

(ؼذ االضرفبع مط)

Simtu al-Irtifa’ li al-Qamar Umpama kita menghitung jarak sepanjang

lingkaran kaki langit (garis ufuk) yang dihitung

dari titik barat sampai lingkaran vertikal yang

melalui Bulan, maka hasilnya dinamakan Simtu al-

Irtifa’ li al-Qamar.

T

(رؼس٠ اؼالخ)

Ta’dil al-Alamah Koreksi waktu yang diberikan kepada waktu

Ijtima‟ agar diperoleh waktu Ijtima‟ yang

sebenarnya.

(رؼس٠ اال٠ب)

Ta’dil al-Ayyam Koreksi terhadap jumlah hari agar didapati suatu

hari terjadinya Ijtima‟ yang sebenarnya.

(ةصاخلا ليدعت)

Ta’dil al-Khashshah Perata pusat Bulan agar didapat kedudukan Bulan

yang sebenarnya sepanjang lingkaran garis

edarnya.

(رؼس٠ اطوع)

Ta’dil al-Markaz Perata pusat Matahari agar didapat kedudukan

Matahari yang sebenarnya sepanjang lingkaran

Ekliptika.

Page 97: Analisis Terhadap Hisab KH. Noor Ahmad Tentang Kelahiran Nabi Muhammad SAW. 10 R. Awal -53 H.

(رؼس٠ اشػ)

Ta’dil al-Syams Koreksi terhadap Wasath Matahari dari gerak

bundar menjadi gerak ellips.

(طي اجس)

Thul al-Balad Bujur Tempat, yaitu jarak sudut yang diukur sejajar

dengan Equator Bumi yang dihitung dari garis

bujur yang melewati kota Greenwich sampai garis

bujur yang melewati tempat tertentu. Dalam

Astronomi Thul al-Balad dikenal dengan istilah

Longitude yang dilambangkan dengan λ (Lamda).

Nilai Thul al-Balad adalah 0° sampai 180°. Semua

daerah yang berada di sebelah barat kota

Greenwich disebut Bujur Barat dengan nilai negatif

(-), sedangkan yang berada di sebelah timur kota

Greenwich disebut Bujur Timur dengan nilai

positif (+).

(طي امط) dan (طي اشػ)

Thul al-Syams wa al-Qamar Perhatikan benda-benda langit seperti Matahari,

Bulan dan Bintang. Kita akan mendapati bahwa

letak benda-benda langit tersebut tersebar pada

bola langit. Jarak titik pusat benda langit tersebut

dari titik Vernal Equinox sepanjang lingkaran

Ekliptika dinamakan Thul . Kalau benda langit

tersebut Matahari, maka dinamakan Thul al-

Syams yang dalam bahasa Indonesia dinamakan

Bujur Astronomis Matahari. Dimana kalau belum

dilakukan ta’dil (koreksi) dinamakan Wasath al-

Syams. Sedangkan kalau benda langit tersebut

Bulan dinamakan Thul al-Qamar yang dalam

bahasa Indonesia dinamakan Bujur Astronomis

Bulan, dimana kalau belum dilakukan ta’dil

dinamakan Wasath al-Qamar.

U

(اؼمسح)

Al-Uqdah Cobalah gambar lintasan Matahari atau Ekliptika

dan lintasan Bulan secara berpotongan. Titik

perpotongan antara lintasan Bulan dan Ekliptika

dinamakan al-Uqdah yang dalam bahasa

Indonesianya dinamakan Titik Simpul. Al-

Uqdah ini setiap tahun bergeser kearah barat,

sekali putaran penuh memakan waktu 18,67 tahun.

Seperti yang telah kita ketahui bersama jumlah titik

simpul ini ada dua, yaitu titik simpul naik (al-

Uqdah al-Sha’idah) dan simpul turun (al-Uqdah

al-Nazilah).

Page 98: Analisis Terhadap Hisab KH. Noor Ahmad Tentang Kelahiran Nabi Muhammad SAW. 10 R. Awal -53 H.

(اؼطض)

Al-Urdh Jarak titik pusat benda langit dari Lingkaran

Ekliptika, dinamakan al-Urdh. Kalau benda langit

tersebut Matahari dinamakan Urdh al-Syams, yang

dalam bahasa Indonesia dinamakan Lintang

Astronomis Matahari. Sedangkan kalau benda

langit tersebut bulan dinamakan Urdh al-Qamar,

yang dalam bahasa Indonesia dinamakan Lintang

Astronomis Bulan.

Sebenarnya lingkaran Ekliptika itu adalah

lingkaran yang dilalui oleh Matahari dalam gerak

semu tahunannya. Oleh karena itu Matahari selalu

berada pada lingkaran Ekliptika. Namun karena

jalannya tidak rata persis maka ada sedikit geseran.

Keadaan seperti ini dapat kita lihat dari nilai Urdh

al-Syams yang selalu mendekati nol.

Berbeda dengan nilai Lintang Astronomis Bulan

maksimal (Urdh al-Qamar al-Kulli) yang nilainya

sekitar 5° 8‟. Nilai positif berarti Bulan berada di

utara Ekliptika dan nilai negatif berarti Bulan

berada di sebelah selatan Ekliptika.

W

(طسولا)

al-Wasath Busur sepanjang Ekliptika yang diukur dari titik

pusat Bulan hingga titik Aries sesudah bergerak.

Page 99: Analisis Terhadap Hisab KH. Noor Ahmad Tentang Kelahiran Nabi Muhammad SAW. 10 R. Awal -53 H.

Lampiran 2

HISAB HAQIQI BI AL-TAHQIQ AWAL RABI’ Al-AWWAL -53 H.

(Markaz Rumah Kelahiran Nabi di Makkah λ= 39° 49‟ 47.93” BT., = 21° 25‟

29.76” LU., h = 5 m)

A. Konversi akhir Shafar -53 H.

Langkah-langkah yang ditempuh sebagai berikut166:

Diketahui:

5. Tanggal 1 Muharram 1 H. = Hari Kamis 15 Juli 622 M.

6. Kelahiran Nabi Muhammad saw. Senin Legi 20 April 571 M.

Langkah selanjutnya ialah:

7. Menghitung awal Tahun 571 M./ 1 Januari 571 M. dengan langkah

berikut:

Waktu yang dilewati, yakni 570 Tahun + 0 Bulan + 1 Hari

570 4167 = 142 Daur lebih 2 Tahun.

142 x 1461 = 207462 Hari.

2 x 365 = 730 Hari.

Bulan = 0 Hari.

Hari = 1 Hari. +

Jumlah = 208193 Hari.

→ 208193 7 = sisa 6 (dihitung dari Sabtu), yakni Kamis.

→ 208193 5 = sisa 3 (dihitung dari Kliwon), yakni Pahing.

♣ Jadi 1 Januari 571 M adalah Hari Kamis Pahing.

8. Menghitung Tanggal Hijriah yang bertepatan dengan 1 Januari 571 M.

dengan langkah sebagai berikut:

♠ Jumlah Hari dari 1 Januari 571 M. sampai 15 Juli 622 M.

Tahun 571 – Tahun 621 = 51 Tahun.

♠ 13 Tahun Kabisat (Th. 572, 576, 580, 584, 588, 592, 596, 600, 604,

608, 612, 616, dan 620).

♠ 38 Tahun Basitoh (Th. 571, 573, 574, 575, 577, 578, 579, 581, 582,

583, 585, 586, 587, 589, 590, 591, 593, 594, 595, 597, 598, 599, 601,

602, 603, 605, 606, 607, 609, 610, 611, 613, 614, 615, 617, 618, 619,

dan 621)

38 x 365 = 13870 Hari.

13 x 366 = 4758 Hari. +

Jumlah = 18628 Hari.

♠ Jumlah Hari dari 1 Januari 622 M. – 15 Juli 622 M.

ᴥ Januari = 31 Hari.

ᴥ Februari = 28 Hari168.

166

Zubair Umar Jilani, al-Khulashah al-Wafiyah, Kudus: Menara Kudus, 2010, h. 11.

167 Daur Masehi 4 Tahun (1 Tahun Kabisat, 3 Tahun Basitoh). Jumlah harinya 1461 ((365

x 3) + 366).

Page 100: Analisis Terhadap Hisab KH. Noor Ahmad Tentang Kelahiran Nabi Muhammad SAW. 10 R. Awal -53 H.

ᴥ Maret = 31 Hari.

ᴥ April = 30 Hari.

ᴥ Mei = 31 Hari.

ᴥ Juni = 30 Hari.

ᴥ Juli = 14 Hari.+

Jumlah = 195 Hari.

☻18628 Hari + 195 Hari = 18823 Hari.

Jadi jumlah Hari dari 1 Januari 571 M. – 15 Juli 622 M. Adalah

18823 Hari.

♠ 18823 † 354. 367169 = 53 Tahun 41 Hari.

♠ 53 Tahun = 1 Muharram -53 H.

♠ 41 Hari artinya dari 1 Muharram -53 H. dihitung ke belakang sebanyak

41 Hari. Yakni melewati Bulan Dzulhijjah (30 Hari) dan Dzulqo‟dah

(11 Hari). Dengan demikian 1 Januari 571 M. sama dengan 19

Dzulqo‟dah -54 H.

♠ Dari 19 Dzulqo‟dah -54 H. – 29 Shafar -53 H.

→ Dzulqo‟dah = 11 Hari.

→ Dzulhijjah = 30 Hari170.

→ Muharram = 30 Hari.

→ Shafar = 28 Hari.+

Jumlah = 99 Hari.

♠ 1 Januari 571 M. + 99 Hari.

→ Januari = 31 Hari.

→ Februari = 28 Hari.

→ Maret = 31 Hari.

→ April = 9 Hari.+

Jumlah = 99 Hari.

☻Dengan demikian 29 Shafar -53 H. jatuh pada hari Jum‟at Legi 10

April 571 M. Hal ini berdasarkan bahwa 1 Januari 571 M. jatuh pada

hari Kamis Pahing, dan 99 Hari setelahnya jatuh pada hari Jum‟at

Legi 10 April 571 M. Kemudian pada tanggal inilah dicari data cahaya

Bulan terkecil untuk mengetahui waktu Ijtima‟ akhir bulan Shafar.

168

Februari jumlah Harinya 28, karena Tahun 622 M. basitoh.

169 354. 367 ini yang 354 adalah jumlah Hari dalam satu Tahun Basitoh

Hijriah.sedangkan 0. 367 adalah jumlah tambahan sebagai Tahun Kabisat (satu Tahun 355 Hari).

Hal ini berdasarkan daur Hijri ada 30 Tahun. 11 Kabisat dan 19 Basitoh. Angka 0. 367 diperoleh

dari 11÷ 30. Oleh karenanya rata-rata jumlah Hari dalam satu Tahun Hijri adalah 354. 367 Hari.

170 Jumlah Hari Bulan Dzulhijjah -54 H. Adalah 30 Hari. Ini karena Tahun ke -54 H.

adalah Tahun Kabisat, yakni urutan ke 7 dalam Daur Hijri dari Tahun -60 H. Lihat keterangan

tentang urutan Tahun Kabisat dan Basitoh dalam satu Daur Hijri dalam Muhammad Ma’sum bin

Ali, Badi’atul Mitsal, Surabaya: Percetakan Sa’ad bin Nashir Nabhan, h. 6. (tanpa Tahun). Lihat

juga Noor Ahmad, Syamsul Hilal, Kudus: Madrasah TBS, Jilid 1, 1999, h. 4.

Page 101: Analisis Terhadap Hisab KH. Noor Ahmad Tentang Kelahiran Nabi Muhammad SAW. 10 R. Awal -53 H.

B. Menentukan terjadinya ijtima‟ akhir Shafar -53 H. yang diperkirakan terjadi sekitar

tanggal 10 April 571 M. dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Perhatikan Fraction Illumination/ cahaya Bulan (FI) terkecil dari data

Ephemeris pada bulan April 571 M. Cahaya bulan terus menurun sampai yang

terendah diperoleh pada Hari Jum‟at 10 April 571 M. pk. 07 GMT, pk. 08

GMT dan pk. 09 GMT. yaitu 0.00020, 0.00016 dan 0.00016. Setelah itu

perhatikan Ecliptic Longitude Matahari ( EL ) dan Apparent Longitude Bulan (

AL ) pada jam tersebut dan pilih yang cocok, yakni yang pertama EL harus

lebih besar dari AL dan yang kedua EL harus lebih kecil dari AL.

JAM GMT EL AL FI

07 210 37‟ 54” 21

0 00‟ 25” 0.00020

08 210 40’ 19” 21

0 32’ 17” 0.00016

09 210 42’ 45” 22

0 04’ 07” 0.00016

Dalam hal ini ternyata yang cocok adalah pk. 08 dan pk. 09 GMT atau pk. 11 dan

pk. 12 WM (Waktu Makkah).

2. Kemudian melakukan ta‟dil dengan rumus sebagai berikut:

Ijtima‟ = J1 + ((EL

1 – AL

1) ((AL

2 – AL

1) – (EL

2 – EL

1)))

= pk. 08 + ((210 40‟ 19” – 21

0 32‟ 17”) ((22

0 04‟ 07” - 21

0 32‟

17”) – (210 42‟ 45” - 21

0 40‟ 19” )))

= pk. 07: 59: 37.24 GMT + 3j

= pk. 10: 59: 37.24 WM.

Berarti Ijtima‟ akhir Shafar -53 H. terjadi hari Jumat Legi, tanggal 10 Akhir 571

M. pk. 10: 59: 37.24 WM.

C. Menentukan saat Matahari terbenam di Makkah pada tanggal 29 Shafar -53 H./10

April 571 M. dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Hitung tinggi Matahari saat terbenam ( h0 ) dengan rumus:

h0 = - ( ku + ref + sd )

Keterangan:

ku adalah kerendahan ufuk dapat diperoleh dengan rumus “ku = 00 1’.76

h”.

ref adalah refraksi/pembiasan tertinggi saat ghurub.

sd adalah semi diameter matahari rata-rata.

- ku = 00 1‟.76 h

= 00 1‟.76 5 m

= 00 03‟ 56,13”

- ref = 00 34‟

- sd = 00 16‟

h0 = - ( ku + ref + sd )

= - (00 03‟ 56.13” + 0

0 34‟ + 0

0 16‟ )

= - 00 53’ 56.13”

Page 102: Analisis Terhadap Hisab KH. Noor Ahmad Tentang Kelahiran Nabi Muhammad SAW. 10 R. Awal -53 H.

2. Tentukan Deklinasi Matahari ( 0 ) dan Equation of Time ( e ) pada tanggal 29

Shafar 53 SH./10 April 571 M. saat ghurub di Makkah dengan perkiraan (

taqriby ) Maghrib lebih kurang pk. 18 WM. ( 15 GMT. ), diperoleh:

0 = 80 36‟ 50” dan e = - 0: 0: 1.

3. Tentukan Sudut Waktu Matahari ( t0 ) taqribi saat ghurub dengan rumus:

Cos t0 = sin h0 cos x cos 0 - tan

x tan 0 .

= sin -00 53‟ 56,13” cos 21° 25‟ 29.76” cos 8

0 36‟ 50” – tan

21° 25‟ 29.76” x tan 80 36‟ 50”

t0 = 940 23‟ 12.07”

= 6: 17: 32.8

4. Terbenam Matahari = pk. 12 + (6: 17: 32.8)

= pk. 18: 17: 32.8 – e + ( BD –BT ) 15

= pk. 18: 17: 32.8 – (- 0: 0: 1) + (450 - 39° 49‟ 47.93”)

15

= pk. 18: 38: 14.61 WM.

= pk. 18: 38: 15 WM (dibulatkan).

5. Tentukan Deklinasi Matahari ( 0 ) dan Equation of Time ( e ) pada tanggal 29

Shafar -53 H./10 April 571 M. saat ghurub di Makkah yang sesungguhnya

(hakiki), yaitu pk. 18: 38: 14.61 WM. dengan melakukan interpolasi sebagai

berikut:

Deklinasi Matahari ( 0 ) dengan rumus :

0 = 01 + k (0

2 - 0

1)

01 ( pk. 18 WM/15 GMT ) = 8

0 36‟ 50”

02 ( pk. 19 WM/16 GMT ) = 8

0 37‟ 45”

k ( selisih waktu ) = 00: 38: 14.61

= 80 36‟ 50” + 00: 38: 14.61 x (8

0 37‟ 45” - 8

0 36‟ 50”)

= 80 37‟ 25.06”

Equation of Time ( e ) dengan rumus:

e = e1 + k (e

2 - e

1 )

e1 ( pk. 18 WM/15 GMT ) = - 00: 00: 01

e2 ( pk. 19 WM/16 GMT ) = - 00: 00: 00

k ( selisih waktu ) = 00: 38: 14.61

e = - 00: 00: 01 + 00: 38: 14.61 x (- 00: 00: 00 - (- 00: 00: 01 ))

= - 00: 00: 0.36

6. Tentukan sudut waktu matahari ( t0 ) sesungguhnya ( hakiki ), saat terbenam

dengan rumus:

Cos t0 = sin h0 cos x cos 0 - tan

x tan 0 .

Page 103: Analisis Terhadap Hisab KH. Noor Ahmad Tentang Kelahiran Nabi Muhammad SAW. 10 R. Awal -53 H.

= sin -00 53‟ 56,13” cos 21° 25‟ 29.76” cos 8

0 37‟ 25.06” –

tan 21° 25‟ 29.76” x tan 80 37‟ 25.06”

t0 = 940 23‟ 26.27”

= 6: 17: 33.75

7. Terbenam matahari = pk. 12 + (6: 17: 33.75)

= pk. 18: 17: 33.75 – e + ( BTd –BT

x ) 15

= pk. 18: 17: 33.75 – (- 00: 00: 0.36) + (450 - 39°

49‟ 47.93”) 15

= pk. 18: 38: 14.91 WM.

= pk. 18: 38: 15 WM ( dibulatkan )

D. Menghitung Azimuth Matahari ( Az0 ) saat ghurub pk. 18: 38: 14.91 WM ( pk. 15:

38: 14.91 GMT ) dengan rumus:

Tan A0 = -sin x : tan t0 + cos

x x tan 0 : sin t0.

= – sin 21° 25‟ 29.76” : tan 940 23‟ 26.27” + cos 21° 25‟ 29.76”

x tan 80 37‟ 25.06” sin 94

0 23‟ 26.27”

A0 = 90 37’ 40.78” (Utara titik Barat).

E. Menentukan Sudut Waktu Bulan ( t ) pk. 18: 38: 14.91 WM (15: 38: 14.91 GMT )

dengan rumus sebagai berikut:

t = ARA0 + t0 - ARA

Apparent Right Ascension Matahari ( ARA0 ) dengan rumus interpolasi sebagai

berikut:

ARA0 = ARA01 + k ( ARA0

2 – ARA0

1 )

ARA01

( pk. 18 WM/15 GMT ) = 200 15‟ 42”

ARA02 ( pk. 19 WM/16 GMT ) = 20

0 17‟ 58”

k ( selisih waktu ) = 00: 38: 14.91

ARA0 = 200 15‟ 42” + 00: 38: 14.91 x (20

0 17‟ 58” - 20

0 15‟ 42”)

= 200 17‟ 8.7”

Apparent Right Acsension Bulan ( ARA ) dengan rumus interpolasi sebagai

berikut:

ARA = ARA1 + k ( ARA

2 – ARA

1 )

ARA1 ( pk. 18 WM/15 GMT ) = 23

0 46‟ 42”

ARA2 ( pk. 19 WM/16 GMT ) = 24

0 15‟ 28”

k ( selisih waktu ) = 00: 38: 14.91

ARA = 230 46‟ 42” + 00: 38: 14.91 x (24

0 15‟ 28”– 23

0 46‟ 42”)

= 240 05‟ 2.28”

t = 200 17‟ 8.7” + 94

0 23‟ 26.27” - 24

0 05‟ 2.28”

= 900 35’ 32.69”

H. Menentukan Tinggi Bulan Hakiki ( h ) dengan menggunakan rumus:

Page 104: Analisis Terhadap Hisab KH. Noor Ahmad Tentang Kelahiran Nabi Muhammad SAW. 10 R. Awal -53 H.

Sin h‟ = sin x sin + cos

x cos cos t

Menentukan Deklinasi Bulan ( ) menggunakan rumus interpolasi sebagai

berikut:

= 1 + k (

2 -

1 )

1 (pk. 18 WM/15 GMT) = 8

0 48‟ 08”

2 (pk. 19 WM/16 GMT) = 9

0 02‟ 22”

k ( selisih waktu ) = 00: 38: 14.91

= 80 48‟ 08” + 00: 38: 14.91 x (9

0 02‟ 22”- 8

0 48‟ 08”)

= 80 57‟ 12.4”

Sin h = sin 21° 25‟ 29.76” sin 80 57‟ 12.4” + cos 21° 25‟ 29.76”

cos 80 57‟ 12.4” cos 90

0 35‟ 32.69”

h = 20 42‟ 48.62”

= 20 42’ 49” (dibulatkan)

I. Menentukan tinggi hilal mar‟i ( h‟ ), dengan rumus:

h‟ = h( - Par + Ref + ku

Parallaks ( Par ), digunakan untuk mengurangi tinggi hilal hakiki.

Untuk mendapatkan Parallaks ( Par ) harus melalui tahapan sebagai berikut:

a. Menentukan Horizontal Parallaks (HP) saat ghurub, dengan rumus

interpolasi sebagai berikut:

HP = HP1 + k ( HP

2 – HP

1 )

HP1 ( pk. 18 WM/15 GMT ) = 00

0 55‟ 56”

HP2 ( pk. 19 WM/16 GMT ) = 00

0 55‟ 55”

k ( selisih waktu ) = 00: 38: 14.91

HP = 000 55‟ 56” + 00: 38: 14.91 x (00

0 55‟ 55”– 00

0 55‟ 56”)

= 000 55‟ 55.36”

b. Parallaks ( Par ) = HP cos h.

= 000 55‟ 55.36” x cos 2

0 42‟ 48.62”

= 00 55‟ 51.6”

Refraksi ( Ref ) digunakan untuk menambah tinggi hilal hakiki. Untuk

mendapatkan refraksi dapat digunakan rumus interpolasi yang datanya diambil

dari tabel refraksi171

:

Ref = Ref1 + k ( Ref

2 - Ref

1 )

Ref1 ( h = 2

0 40‟ ) = 00

0 14.7‟

Ref2 ( h = 2

0 46‟ ) = 00

0 14.4‟

k ( selisih ) = ((20 42‟ 48.62” - 2

0 40‟) (2

0 46‟ - 2

0 40‟))

171

Tabel terlampir.

Page 105: Analisis Terhadap Hisab KH. Noor Ahmad Tentang Kelahiran Nabi Muhammad SAW. 10 R. Awal -53 H.

Ref = 000 14.7‟ + ((2

0 42‟ 48.62” - 2

0 40‟) (2

0 46‟ - 2

0 40‟))

x (000 14.4‟ - 00

0 14.7‟)

= 000 14‟ 33.57”

Kerendahan ufuk ( ku / dip ), digunakan untuk menambah tinggi hilal hakiki.

Seperti yang telah diperhitungkan, hasilnya adalah 00 03‟ 56,13”.

h‟ = 20 42‟ 48.62” - 0

0 55‟ 51.6” + 00

0 14‟ 33.57” + 0

0 03‟ 56,13”.

= 20 05‟ 26.72”

= 20 05’ 27” (dibulatkan)

J. Azimuth hilal ( Az ) dapat diperoleh dengan rumus sebagai berikut:

Tan A = -sin x : tan t + cos

x x tan : sin t.

= -sin 21° 25‟ 29.76” : tan 900 35‟ 32.69” + cos 21° 25‟ 29.76” x tan 8

0

57‟ 12.4” : sin 900 35‟ 32.69”

= 80 33’ 21.36” (Utara titik Barat)

K. Posisi hilal ( P ) dapat diperoleh dengan rumus:

P = Az – Az0

= 80 33‟ 21.36” - 9

0 37‟ 40.78”

= 010 04‟ 19.42” (sebelah Selatan Azimuth Matahari).

L. Lama Hilal di atas Ufuq (Lm )172

♣ Nishful Fudhlah Bulan (NF ) dengan rumus:

Sin NF = (sin x x sin ) (cos

x x cos )

= (sin 21° 25‟ 29.76” x sin 80 57‟ 12.4”) (cos 21° 25‟ 29.76” x cos 8

0

57‟ 12.4”)

= 30 32‟ 40.03”

♣ Parallaks Nishful Fudhlah (PNF)

PNF = cos NF x HP

= cos 30 32‟ 40.03” x 00

0 55‟ 55.36”

= 000 55‟ 48.94”

♣ Setengah Busur Siang Bulan Haqiqi (SBSH)

SBSH = 90 + NF

= 90 + 30 32‟ 40.03”

= 930 32‟ 40.03”

♣ Setengah Busur Siang Bulan (SBS )173

172

Lihat Lihat Muhyiddin Khazin, Ilmu Falak Dalam Teori dan Praktik, Yogyakarta: Buana

Pustaka, 2008, h. 159.

Page 106: Analisis Terhadap Hisab KH. Noor Ahmad Tentang Kelahiran Nabi Muhammad SAW. 10 R. Awal -53 H.

SBS = 90 + NF – PNF + (SD + 0. 575 + dip)

SD1 ( pk. 18 WM/15 GMT ) = 00

0 15‟ 50.70”

SD2 ( pk. 19 WM/16 GMT ) = 00

0 15‟ 50.69”

k ( selisih waktu ) = 00: 38: 14.91

SD = 000 15‟ 50.70” + 00: 38: 14.91 x (00

0 15‟ 50.69”– 00

0 15‟

50.70”)

= 000 15‟ 50.69”

SBS = 90 + 30 32‟ 40.03” - 00

0 55‟ 48.94” + (00

0 15‟ 50.69” + 0. 575

+ 00 03‟ 56,13”)

= 930 31‟ 7.91”

Lm = (SBS – t ) 15

= (930 31‟ 7.91” - 90

0 35‟ 32.69”) 15

= 11 Menit 42. 35 Detik.

M. Waktu Terbenam Hilal (Terb )

Terb = Gurub + Lm

= 18: 38: 15 WM. + 0: 11: 42. 35

= 18: 49: 57. 35 / 18: 49: 57 WM.

N. Lebar Cahaya Bulan (NH)

NH = (√[P2 + h‟

2]) 15

= (√[010 04‟ 19.42”

2 + 2

0 05‟ 26.72”

2]) 15

= 0. 1567 Jari.

O. Kemiringan Hilal (MRG)

Kaidah:

♠ Jika MRG < = 15, maka Hilal terlentang.

♠ Jika MRG > 15 dan PH (+), maka Hilal miring ke Utara.

♠ Jika MRG > 15 dan PH (-), maka Hilal miring ke Selatan.

Tan MRG = [P h‟]

= [010 04‟ 19.42” 2

0 05‟ 26.72”]

= 270 08‟ 49.38”

♦ Jadi berdasarkan kaidah di atas, maka Hilal miring ke Utara.

173

Jika Setengah Busur Siang Bulan Haqiqi (SBSH) > = 90, maka menggunakan rumus SBS

= 90 + NF – PNF + (SD + 0. 575 + dip), dan jika Setengah Busur Siang Bulan Haqiqi

(SBSH) < 90, maka menggunakan rumus SBS = 90 + NF + PNF - (SD + 0. 575 + dip).

Ibid.

Page 107: Analisis Terhadap Hisab KH. Noor Ahmad Tentang Kelahiran Nabi Muhammad SAW. 10 R. Awal -53 H.

P. Kesimpulan

1 Rabiul Awal -53 H = Hari Sabtu Pahing tg. 11 April 571 M.

Ijtima‟ = Hari Jumat Legi tg. 29 Shafar -53 H/10 April 571 M,

pk. 10: 59: 37 WM.

Matahari Terbenam = pk. 18: 38: 15 WM.

Azimuth Matahari = 90 37‟ 40.78” (Utara titik Barat)

Tinggi Hilal = 20 42‟ 49”

Azimuth Hilal = 80 33‟ 21.36” (Utara titik Barat)

Kedudukan Hilal = 010 04‟ 19.42” (sebelah Selatan Azimuth Matahari).

Keadaan Hilal = Miring ke Utara

Lama Hilal di atas Ufuk = 11 Menit 42. 35 Detik

Terbenam Hilal = 18: 49: 57 WM.

Besar Cahaya Hilal = 0. 1567 Jari

Page 108: Analisis Terhadap Hisab KH. Noor Ahmad Tentang Kelahiran Nabi Muhammad SAW. 10 R. Awal -53 H.

Lampiran 3

WAWANCARA DENGAN KH. NOOR AHMAD

(Di Kriyan, Pecangaan, Jepara, 1 Mei 2012 M.)

Bagaimana pendapat anda tentang waktu kelahiran Nabi Muhammad saw.?

Pendapat ulama terbagi menjadi dua dalam hal ini, yakni pendapat ulama ahli

sejarah dan ahli hisab. Menurut ulama ahli sejarah, ada yang berkata Nabi saw.

lahir tanggal 12 Rabi’ al-Awwal, 1 Muharram, bulan Rabi’ al-Akhir, Rajab, dan

Ramadhan. Namun yang rajih (kuat) adalah tanggal 12 Rabi’ al-Awwal Tahun

Gajah, sebagaimana yang ada di dalam kitab al-Barzanji. Adapun menurut ulama

ahli hisab, ada tiga pendapat yang disampaikan. Menurut hisab Urfi, Nabi saw.

lahir tanggal 8 Rabi’ al-Awwal -53 H., menurut hisab Isthilahi tanggal 9 Rabi’ al-

Awwal -53 H., dan menurut hisab Haqiqi bi al-Tahqiq tanggal 10 Rabi’ al-Awwal

-53 H.

Mengapa timbul pendapat yang bervariasi?

Zaman dahulu sistem kalender masih belum tertata rapi, makanya timbul banyak

pendapat mengenai waktu kelahiran Nabi saw.

Menurut anda, mana yang paling tepat?

Secara riwayat, pendapat yang paling benar ialah tanggal 12 Rabi’ al-Awwal

Tahun Gajah (-53 H.). Namun, secara hisab pendapat ini kurang tepat. Adapun

yang menurut hisab qath’i (pasti), yang paling benar ialah tanggal 10 Rabi’ al-

Awwal Tahun Gajah (-53 H.).

Mengapa bisa 10 Rabi’ al-Awwal -53 H.?

Pertama, Ijtima‟ sebelum ghurub akhir bulan Shafar -53 H. terjadi pada hari

Jum‟at Legi 10 April 571 M. pukul 10: 58 WM (Waktu Makkah).

Kedua, umur bulan dari saat Ijtima‟ sampai Hilal terbenam hampir 8 jam, yakni 7j

52m

27d.

Ketiga, Hilal saat terbenamnya Matahari pada hari itu mencapai ketinggian lebih

dari 2° dengan ketebalan cahaya sebesar ¼ Jari, serta mungkin untuk dirukyah.

Untuk konsumsi masyarakat, pendapat mana yang harus kita sampaikan?

Lihat dulu siapa yang kita omongi. Jika yang kita omongi tidak ahli hisab, maka

sampaikanlah tanggal 12 Rabi’ al-Awwal Tahun Gajah (-53 H.), dan jika yang kita

omongi ahli hisab, maka sampaikanlah tanggal 10 Rabi’ al-Awwal Tahun Gajah (-

53 H.).

Page 109: Analisis Terhadap Hisab KH. Noor Ahmad Tentang Kelahiran Nabi Muhammad SAW. 10 R. Awal -53 H.

Lampiran 4

WAWANCARA DENGAN SAIFUL MUJAB, M.S.I.

(Di STAIN Kudus, 29 April 2012 M.)

Bagaimana pendapat anda mengenai waktu kelahiran Nabi Muhammad

saw.?

Pendapat yang populer, tanggal 12 Rabi’ al-Awwal Tahun Gajah (-53 H.). namun

secara hisab, saya sependapat dengan hasil perhitungan di kitab Nur al-Anwar (10

Rabi’ al-Awwal Tahun Gajah (-53 H.).

Mengapa bisa 10 Rabi’ al-Awwal ?

Kalau secara hisab Isthilahi (konversi), ada yang mengatakan tanggal 9, seperti

pendapat ayah saya, dan ada yang mengatakan tanggal 8, seperti yang ada dalam

kitab Irsyad al-Murid. Namun, secara hisab Haqiqi bi al-Tahqiq, jatuh tanggal 10,

sebagaimana hisab di Nur al-Anwar.

Eksistensi tanggal 12 Rabi’ al-Awwal ?

Pendapat ini benar, karena bersumber dari riwayat yang kuat. Namun,

dimungkinkan ini ada hubungannya ayyam al-Nasi‟ (hari tambahan dalam

kalender Hijriyah). Secara hisab, memang jatuh pada tanggal 10, tapi kalau

memang ada hari tambahan, bisa saja memang jatuh tanggal 12. Kemudian saya

pertegas, secara riwayat yang paling kuat adalah tanggal 12 Rabi’ al-Awwal dan

secara hisab, tanggal 10 Rabi’ al-Awwal.

Apa alasan anda secara hisab jatuh pada tanggal 10?

Bisa dilihat dalam kitab Nur al-Anwar, hasil perhitungan akhir bulan Shafar -53

H. Ijtima‟ terjadi pada tanggal 10 April 571 M. sementara umur Hilal mencapai

hampir 8 jam, dan ketinggiannya sudah memungkinkan untuk dirukyah. Jadi

tanggal 1 Rabi‟ al-Awwal jatuh pada tanggal 11 April 571 M. Kemudian, karena

Nabi saw. lahir pada hari Senin, maka hari Senin kedua setelahnya bertepatan

dengan tanggal 10 Rabi‟ al-Awwal -53 H. (20 April 571 M.) bukan tanggal 12

atau yang lain.

Anda pribadi, bagaimana memperhitungkan waktu kelahiran Nabi saw.?

Acaun saya dengan peristiwa Abrahah dan tentara bergajahnya menyerang

Ka‟bah. Mereka melakukan serangan itu pada tanggal 17 Muharram. Oleh

karenanya, tahun Gajah dimulai tanggal 18 Muharram tahun tersebut. Berdasar

riwayat yang populer, kelahiran Nabi saw. terjadi 50 hari setelah peristiwa

tersebut. Berdasarkan riwayat ini, waktu kelahiran Nabi saw. jatuh pada tanggal 9

Rabi‟ al-Awwal -53 H. Namun ini secara Isthilahi (konversi), karena belum

beracuan dengan posisi dan keadaan Hilal saat tersebut. Kemudian, kerika

memperhatikan posisi dan keadaan Hilal berdasarkan hisab, maka saat tersebut

bertepatan dengan tanggal 10 Rabi‟ al-Awwal Tahun Gajah (-53 H.).