Anatomi dan fisiologi sistem saraf serta mekanisme penghantaran implus
-
Upload
silaturrahman-nurse -
Category
Documents
-
view
2.322 -
download
4
Transcript of Anatomi dan fisiologi sistem saraf serta mekanisme penghantaran implus
ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM SARAF serta MEKANISME PENGHANTARAN
IMPLUS
Sistem saraf terdiri atas sel-sel saraf (neuron) dan sel-sel penyokong (neuroglia dan Sel
Schwann). Keduasel tersebut demikian erat berikatan dan terintegrasi satu sama lain sehingga
bersama-sama berfungsisebagai satu unit. Sistem saraf dibagi menjadi sistem saraf pusat (SSP)
dan sistem saraf tepi. Sistem saraf pusat terdiri dari otak dan medula spinalis. Sistem saraf tepi
terdiri dari neuron aferen dan eferen sistemsaraf somatis dan neuron sistem saraf autonom
(viseral). Otak dibagi menjadi telensefalon, diensefalon,mesensefalon, metensefalon, dan
mielensefalon. Medula spinalis merupakan suatu struktur lanjutantunggal yang memanjang dari
medula oblongata melalui foramen magnum dan terus ke bawah melaluikolumna vertebralis
sampai setinggi vertebra lumbal 1-2. Secara anatomis sistem saraf tepi dibagimenjadi 31 pasang
saraf spinal dan 12 pasang saraf kranial. Suplai darah pada sistem saraf pusat dijaminoleh dua
pasang arteria yaitu arteria vertebralis dan arteria karotis interna, yang cabang-cabangnya
akanberanastomose membentuk sirkulus arteriosus serebri Wilisi. Aliran venanya melalui sinus
dura matrisdan kembali ke sirkulasi umum melalui vena jugularis interna. (Wilson. 2005,
Budianto. 2005, Guyton.1997)Membran plasma dan selubung sel membentuk membran
semipermeabel yang memungkinkan difusiion-ion tertentu melalui membran ini, tetapi
menghambat ion lainnya. Dalam keadaan istirahat(keadaan tidak terstimulasi), ion-ion K+
berdifusi dari sitoplasma menuju cairan jaringan melaluimembran plasma. Permeabilitas
membran terhadap ion K+ jauh lebih besar daripada permeabilitasterhadap Na+ sehingga aliran
keluar (efluks) pasif ion K+ jauh lebih besar daripada aliran masuk (influks)Na+. Keadaan ini
memngakibatkan perbedaan potensial tetap sekitar -80mV yang dapat diukur disepanjang
membran plasma karena bagian dalam membran lebih negatif daripada bagian luar. Potensialini
dikenal sebagai potensial istirahat (resting potential). (Snell. 2007)Bila sel saraf dirangsang oleh
listrik, mekanik, atau zat kimia, terjadi perubahan yang cepat padapermeabilitas membran
terhadap ion Na+ dan ion Na+ berdifusi melalui membran plasma dari jaringanke sitoplasma.
Keadaan tersebut menyebabkan membran mengalami depolarisasi. Influks cepat ion Na+yang
diikuti oleh perubahan polaritas disebut potensial aksi, besarnya sekitar +40mV. Potensial aksi
inisangat singkat karena hanya berlangsung selama sekitar 5msec. Peningkatan permeabilitas
membranterhadap ion Na+ segera menghilang dan diikuti oleh peningkatan permeabilitas
terhadap ion K+sehingga ion K+ mulai mengalir dari sitoplasma sel dan mengmbalikan potensial
area sel setempat kepotensial istirahat. Potensial aksi akan menyebar dan dihantarkan sebagai
impuls saraf. Begitu impulsmenyebar di daerah plasma membran tertentu potensial aksi lain
tidak dapat segera dibangkitkan.Durasi keadaan yang tidak dapat dirangsang ini disebut periode
refrakter. Stimulus inhibisi diperkirakanmenimbulkan efek dengan menyebabkan influks ion Cl-
melalui membran plasma ke dalam neuronsehingga menimbulkan hiperpolarisasi dan
mengurangi eksitasi sel. (Snell. 2007