Anemia dan Sistem Hemapoetik_dr herman.ppt
description
Transcript of Anemia dan Sistem Hemapoetik_dr herman.ppt
Hematologi-Onkologi MedikSistem Hematopoetik dan
Anemia
Oleh
Herman Trianto
Budi Darmawan Machsoos
Sub.Bag. Hematologi-Onkologi Medik
Lab./SMF Ilmu Penyakit Dalam
RSUD Dr. Saiful Anwar/FKUB Malang
Hematopoesis
• Lokasi:
- Indung telur : beberapa minggu I kehamilan
- Hati dan limfa : 6 mg sampai 6-7 bln janin
- Sutul : 6-7 bulan janin, anak-anak,dewasa
normal.
- Dewasa : sumsum hemopoetik rangka pusat ( tulang
belakang,iga,sternum,tengkorak,sakrum,pelvis,prox.
femur).
- Hemopoesis ekstramedular : hati dan limfa
Sel asal hemopoetik
3 jalur utama :
a. Eritroid
b. Granulositik dan monositik
c. Megakariositik
Eritropoesis
• Pronormoblast basofilik /dini poli kromatik /perantara piknotik(lanjut).
• Normal normoblast tidak terdapat di darah tepi.
• Eritropoesis ekstrameduler dan beberapa penyakit sumsum tulang
normoblast dalam darah tepi
Eritropoetin• Eritropoetik diatur hormon eritropoetin
• Anemia dan defisiensi O2eritropoetin dan merangsang eritropoesis :
1. Stem cell2. Sintesa Hb3. Pematangan prekursor eritrosit4. Pelepasan retikulosit darah tepi
• Yang dibutuhkan eritropoesis ;
a. Logam : Besi, mangan, cobalt
b.Vitamin:B12,asamfolat,vit C,vit E,vit B6,
tiamin, asam pantotenat.
c. Asam amino.
d. Hormon : Eritropoetin ,androgen, toksin
Sintesis Hemoglobin
• Fungsi eritrositmengangkut oksigen ke jaringan dan CO2 dari jaringan ke paruHemoglobine.
• Sintesa hemoglobine;
- 60% dalam eritroblas
- 35% stadium retikulosit
Penghancuran sel darah merah
• Pemecahan eritrosit: besi dan protoporfirin
• ProtoporfirinBilirubin.
• Di hepar : Bilirubin +glukoronida
usus sterkobilinogen dan sterkobilin ( feces)
• Sterkobilinogen dan sterkobilin sebagian diserap urobilinogen dan urobilin
empedu
konversi
urine
Anemia
• Hb Normal ; wanita 12 gr%, pria 14 gr%
• Nilai absolut normal eritrosit org dewasa :
Hb sel rata2 ( MHC) 27-34 pg
Vol.sel rata2 ( MCV ) 80-95 fl
Kons.Hb sel rata2 ( MCHC ) 30-35g/dl
• Gambaran klinis tergantung ;
1. Penurunan kapasitas transport oksigen.
2. Derajat dan kecepatan perubahan dari
volume darah.
3. Penyakit dasar.
4. Kapasitas kompensasi.
Klasifikasi Anemia
a. Hipokrom mikrositik : MCV dan MCH berkurang.
b. Normokrom normositer ; MCV dan MCH Normal.
c. Makrositik : MCV meningkat
Anemia Defisiensi Besi
Etiologi :• Bayi anak : diet kurang Fe• Orang dewasa :
- perdarahan kronis berulang
- malnutrisi
- malabsorbsi• Sumber perdarahan : Sal.Cerna, Traktus
urogenital.
Faktor yang mempengaruhi penyerapan besi dari makanan
• Faktor yang mempermudah
1. Bentuk Ferro.
2. Bentuk anorganik.
3. Asam Hcl.,vitamin C.
4. Zat pelarut; gula, asam amino.
5. Defisiensi besi.
6. Eritropoesis bertambah.
7. Kehamilan.
• Faktor yang mengurangi :
1. Bentuk Ferri
2. Bentuk organik
3. Alkali Antasida
4. Zat pengendap; fosfat
5. Kelebihan besi
6. Eritropoesis berkurang
7. Infeksi, teh
• Riwayat Penyakit :
- keluhan dan gejalaperlahan dan menahun
kompensasi.
- keluhan : dyspnoe d’effort, palpitasi,udema
tungkai.
- Plummer Vincent/Peterson Kelly disfagia dan
glositis.
- Pada keadaan berat epigastric distress dan
diare
• Kelainan Fisik ;
- pucat pada selaput lendir.
- penting warna telapak tangan.
- malnutrisikeganasan.
- rambut kusam, mudah rontok, kulit kering
dan kasar, spoon nail ( koilonikia ).
- anemia beratdekomp. kordis.
- hepatosplenomegalilimfoma
gastro intestinal
• Kelainan hematologis :
- darah tepi ; hipokrom mikrositer,poikilositosis seperti cerutu.
- MCH, MCV, MCHC rendah.
- sumsum tulang hiperseluler.
- normoblast kecil dan bergeser ke kiri normoblast basofil.
- penunjang diagnosa : - preparat sutul dg prusian blue, SI /TIBC , Benzidine test +.
• Diagnosa Banding:
- semua anemia dengan gambaran hipokrom mikrositer: Thalasemia, peradangan kronis,
karsinoma,uremia,limfoma,leukemia.
- Penyakit dengan komplikasi defisiensi Fe :
PNH, Hemosiderosis pulmoner primer.
• Diagnosis pasti;
1. Riwayat perdarahan kronis.
2. Anemia hipokrom mikrositer.
3. SI, TIBC.
4. Tidak terdapat kadar Fe dalam Sutul ( sideroblas ).
5. Respons baik terhadap preparat Fe.
• Komplikasi : - Dekomp. kordis, epigastric distress/stomatitis.
• Terapiprinsip;
1. Eliminasi perdarahan.
2. Pemberian preparat Fe , Diet tinggi protein.• Pemberian Fe:
1. Sesudah makan.
2. Dimulai dosis kecil
3. Jangka lama ( rata-rata 3 bulan )
• Kegagalan terapi oral :
1. Perdarahan berlanjut.
2. Gagal minum obat.
3. Diagnosa salah.
4. Campuran def.asam folat dan B12.
5. Penyebab lain anemia; keganasan, radang.
6. Malabsorbsi.
7. Penggunaan sediaan lepas lambat.
• Indikasi Pemberian Fe Parenteral :
- Kolitis Ulserativa.
- Perdarahan berat.
- Kehamilan trimester akhir dengan defisiensi Fe berat.
• Prognosis : tergantung penyakit dasar.
Anemia Pada Penyakit Kronis• Penyebab :
1. Radang Kronis.
a. infeksi
b. non infeksi
2. Keganasan.
• Gambaran khas :
- Normokrom,mikrositik atau mikrositik ringan.
- Anemia ringan dan non progresif.
- SI dan TIBC menurun.
- Serum Ferritin normal atau tinggi.
- Cadangan besi Sumsum tulang normal.
• Terapi ; penyakit dasar.
Anemia Sideroblastik
• Klasifikasi:
- Herediter : >> pria, wanita jarang.
- Didapat :
1. Primer:
2. Bersamaan dengan keganasan.
3. Sekunder drug induced.
Laborat Def. Fe Radang Thalasemia Anemia. Sideroblastik
MCV
MCH
MCHC
Menurun semua
Normal/menurun Sangat rendah
Sangat rendah
Serum Fe menurun menurun normal normal
TIBC naik menurun normal normal
Feritin menurun normal normal naik
Cadangan Fe Sutul
Tidak ada ada ada ada
Fe eritroblas Tidak ada Tidak ada Ada Bentuk cincin
Electroforesa Hb
normal normal HbA2 naik naik
Diagnosa Banding Anemia hipokrom
Anemia megaloblastik dan makrositik lainnya
Anemia Megaloblastik
Abnormalitas eritroblas dalam sutul,pematangan inti terlambat.
Etiologi :1. Defisiensi vitamin B12
2. Defisiensi asam folat
3. Abnormalitas vit. B12 atau asam folat
4. Cacat lain dari sintesa DNA
a. defisiensi enzim kongenital.
b. didapat : terapi hidroksi urea, sitosin arabinosa
• Gambaran klinis dan laboratorium:
- tersembunyi, sedikit ikterus, glositis, stomatitis
angularis,purpura,pigmentasi melanin meluas
- anemia makrositik ( MCV>95FI ),bentuk oval,retikulosit
rendah,lekosit dan trombosit menurun, sumsum tulang
hiperseluler,eritroblas besarkegagalan pematangan inti.
• Sebab lain anemia megaloblastik:1. Alkohol 5. Mieloma
2. Penyakit hati 6. Kegagalan pernafasan
3. Myxedema 7. Retikulosis
4. Obat sitostatik 8. Kehamilan
• Terapi :
- Vitamin yang sesuai
- Gagal jantung pada orang tua diuretik
dan kalium
- Transfusi harus dihindarkan
Anemia Hemolitik
• Adalah anemia akibat peningkatan kecepatan destruksi sel darah merah
• Masa hidup eritrosit normal 80 -120 hari• Kemampuan meningkatkan eritropoesis
adalah 7x normal• Mekanisme hemolisis dibagi 2 kelompok
1. Faktor intrinsik ( intrakorpuskuler )2. Faktor extrinsik ( ekstrakorpuskuler )
Klasifikasi Anemia Hemolitik Cacat Penyakit• Herediter Membran Sferosis Herediter Eliptositosis Metabolisme Def.G6PD Def. Piruvat kinase Hemoglobin Abnormal (HbS) Cacat sintesa
(Thalasemia)
Klasifikasi Anemia Hemolitik
• Didapat Imune - Anemi hemolitik autoimun
- Iso imun Rx Tranfusi hemolitik
- Drug Induced
Sekunder : Penyakit ginjal, PNH
Lain-lain : Infeksi, zat kimia, toxin
Riwayat penyakit
• Asimtomatis atau ada gejala yang berat• Anemi hemolitik yang berat dan akut
mendadak badan panas, menggigil, lemah, mual dan muntah, nyeri perut/pinggang, gangguan kardiovaskuler dan pernafasan
• Panas gejala dari krisis hemolisis atau infeksi yang menyertai hemolisisnya
Kelainan Fisik
• Pucat pada selaput lendir, ikterus yang ringan dan splenomegali
• Pada anemi hemolitik kongenital dapat ditemukan kelainan fisik berupa tengkorak bentuk menara (tower scull), ulcus cruris dan kardiomegali
• Pada anemi hemolisis sekunder didapatkan kelainan fisik primer penyakitnya
Kelainan hematologi
• Darah tepi normokrom normositer, kecuali pada anemia hemolisis herediter
• Retikulosis, eritrosit berinti ( normoblast ), eritrosit dengan “inclusion body” seperti ditemukan Cabot’s ring, Howel jolly bodies
• Lekositosis ringan, trombosit meningkat• Bila terdapat trombositopeni anemi
hemolisis disebabkan oleh :
• Bila terdapat trombositopeni anemi hemolisis disebabkan oleh :
1. Trombohemolitik Trombositopeni Purpura2. Sindroma Evan’s3. Paroxysmal Nocturnal Hemoglobinuria (PNH)4. Terjadi hipersplenism
• Sumsum tulang memberi gambaran hiperplastik
• Terdapat peningkatan billirubin indirect• Peningkatan stercobillin feses• Peningkatan urobilin urine
Pemeriksaan etiologi hemolisis
• Analisis hemoglobin• Pemeriksaan serologis spt test Coomb’s
direct maupun indirect untuk hemolisis autoimun yang didapat
• Hams test untuk PNH• Test fragilitas osmotic• Labelling isotop Cr 51 untuk menentukan
masa hidup eritrosit
Diagnosis banding
• Anemi defisiensi Fe
• Anemi pasca perdarahan masif
• Anemia pernisiosa
• Eritrolekemia
• Anemia aplastik
• Myelofibrosis
KOMPLIKASI
• Krisis aplastik dan krisis hemolisis
• Kolelitiasis karena peningkatan metabolisme bilirubin
• Hepatitis pasca tranfusi darah
• Ulkus kruris
Terapi
• Tergantung penyakit dasarnya
• Splenectomi indikasi pada keadaan
a. Sferositosis kongenital
b. Sindroma hipersplenisme
c. Limpa yang terlalu besar
PROGNOSIS
• Ditentukan oleh penyakit dasarnya
• Anemi hemolitik sering merupakan manifestasi awal dari penyakit dasarnya :
- SLE
- Leukemia
- Limfoma maligna
ANEMIA APLASTIK
• Keadaan dimana jaringan sumsum tulang digantikan oleh jaringan lemak
• Akibatnya terjadi pansitopeni ( anemia, lekopenia dan trombositopeni )
• Hipoplasi eritropoeitik gejala anemia
• Lekopenia peka terhadap infeksi
• Trombositopenia perdarahan
ETIOLOGI
Ada 3 macam :1. Anemi aplastik primer etiologi belum
diketahui2. Anemi aplastik sekunder : disebabkan
obat-obatan, bahan kimia atau bahan fisik spt infeksi
3. Anemia aplastik kongenital : Sindroma fanconi
Kelainan fisik
• Timbul pada setiap umur , puncak usia 30 th ,lebih banyak pada laki-laki
• Mula timbulnya dapat perlahan atau akut dengan anemi, trombositopeni dan lekopeni
• Infeksi sering ditemukan• Perdarahan gusi, epistasis dan menorhagi sering
ditemukan• Tidak ada limpadenopati,hepatosplenomegali dan
tidak ada hipertrofi gusi
Kelainan Hematologi
• Pansitopeni perifer adalah kelainan yang utama
• Anemi normokrom normositer• Lekopeni berupa granulositopenia• Trombositopeni: secara kwantitas kurang
tetapi secara kwalitas normal• Sumsum tulang : Hipoplasi dan > sel lemak
lebih dari 75%
Diagnosis Banding
• Infiltrasi sumsum tulang ( karsinoma, tuberkulosa, limfoma maligna )
• Syndroma mielodisplasi, multipel mieloma
• Hipersplenisme
• Anemia megaloblastik
• PNH
TERAPI
• Tipe primer simptomatis dengan pemberian anabolik steroid ( androgen ) selama 3-6 bulan
• Tipe sekunder etiologinya
Prognosis
• Anemi aplastik yang sekunder pada umumnya prognosisnya lebih baik dari pada tipe primer
Proeritroblas (1)• Ukuran: 15 - 25 m • Bentuk: bulat, kadang-
kadang oval • Warna sitoplasma: biru
tua dengan halo sekitar inti
• Granularitas: tidak ada • Bentuk inti: bulat • Tipe kromatin: butir
kasar • Rasio inti/sitoplasma:
tinggi• Nukleolus: hampir tak
terlihat, relatif besar • Distribusi: • darah: tidak ada • sumsum tulang: < 5% • Pewarnaan: MGG • Perbesaran: x1000
Catatan: Dua proeritroblas khas terlihat di tengah gambar. Juga, dua eritroblas polikromatik dan dua eritroblas eosinofilik. Satu plasmosit dengan struktur kromatin berbeda dan rasio inti/sitoplasma lebih rendah berbeda dari eritroblas polikromatik di dekatnya 1.proeritroblas 2.normoblas polikromatik 3.normoblas piknotik 4.monosit 5.plasmosit 6.basofil 7.limfosit 8.mielosit neutrofil 9.metamielosit neutrofil 10.promielosit
Retikulosit (1)• Ukuran: 8 - 12 m • Bentuk: bulat• Warna
sitoplasma: pucat• Granularitas:
granul tunggal atau multipel, pekat, lembayung
• Bentuk inti: tidak ada
• Distribusi dalam darah: 0.5 - 1.5 % dari jumlah eritrosit
• Pewarnaan: supravital, dengan Cresyl blue
• Perbesaran: x 1000
Catatan: Retikulosit yang ditunjuk mengandung granul halus ( sisa zat-zat ribonukleat). Dalam gambar ada 6 retikulosit
Eritrosit(1)• Ukuran: 6 - 9 m
• Bentuk: bulat
• Warna sitoplasma: merah jambu atau abu-abu
• Granularitas: tidak ada
• Distribusi dalam darah: > 90 % dari eritrosit normal dalam darah
• Pewarnaan: MGG
• Perbesaran: x500
Catatan: Gambar memperlihatkan eritrosit normal terlihat pada bagian slide yang tepat. Hanya sedikit eritrosit yang tumpang tindih, tetapi pada semua sel lain ada halo sentral yang jelas.
Mikrosit (1)• Ukuran: < 6 m • Distribusi: • dalam darah :<
10 % dalam darah
• Pewarnaan: MGG
• Perbesaran: x500
Catatan: Eritrosit dalam gambar adalah mikrosit dan diameternya jauh lebih kecil daripada diameter limfosit kecil (10-12 m). Eritrosit bersifat hipokrom. Trombosit normal
Normosit(1)• Ukuran: 9 - 12
m
• Distribusi dalam darah: < 10 % dari eritrosit dalam darah normal
• Pewarnaan: MGG
• Perbesaran: 500 ×
Catatan: Terlihat banyak makrosit (besarnya sebanding dengan limfosit yang terletak di tengah dalam gambar ini. Juga ada 3 sel sasaran (3 target cell), sedikit ovalosit dan trombosit normal.
Megalosit (1) • Ukuran: > 12 m
• Distribusi dalam darah: < 2 % dari eritrosit dalam darah normal
• Pewarnaan: MGG
• Perbesaran: x500
Catatan: Contoh tipikal dari anisositosis eritrositt. Anak panah menunjuk satu dari enam megalosit. Juga banyak terlihat makrosit dan mikrosit.
Anisositosis(1)• Definisi: Terdapat
sekaligus mikrosit, makrosit dan normosit dalam darah
• Distribusi dalam darah: < 10 % dari eritrosit dalam darah normal
• Pewarnaan: MGG
• Perbesaran:: x500
Catatan: Anisopoikilositosis eritrosit. Satu megalosit dan banyak makrosit dan mikrosit. Di antara poikilosit terlihat skistosit dan ovalosit . Limfosit kecil bisa digunakan sebagai pembanding Ukuran
Hipokromia (1)• Definisi: Pucat
berlebihan pada bagian tengah eritrosit, melebihi sepertiga diameternya. Disebabkan hemoglobinisasi yang tidak adekuat
• Distribusi dalam darah: < 10 % dari eritrosit dalam darah normal
• Pewarnaan: MGG • Perbesaran: x500
Catatan: Kebanyakan sel memperlihatkan halo sangat besar (sel hipokrom), yang mencapai lebih daripada sepertiga diameternya. Hanya sedikit sel yang normosit.
Hipokromia (2) .
Catatan: Hipokromia. Hanya sedikit sel normosit, lebih dari itu mikrositosis dan banyak ovalosit.
Polikromasia (1)
• Definisi: eritrosit mengambil pewarnaan basa dan asam sehingga terlihat agak lembayung. Ini disebabkan adanya asam ribonukleat di dalam sel. Sel-sel ini adalah retikulosit.
• Distribusi dalam darah: < 1.5 % dari eritrosit dalam darah normal
• Pewarnaan: MGG • Perbesaran: x500
Catatan: Polikromasia intensif.. Di dekat sel yang ditunjuk anak panah, 3 sel lainnya memperlihatkan polikromasia . Semua sel ini adalah mikro-, makro atau megalosit dan tidak memperlihatkan zona perinuklear. Dalam perkembangannya ini sesuai dengan Retikulosit. Juga cukup banyak anisositosis dan satu sel dengan basophilic stippling. Trombosit normal. 1. eritrosit polikromatik 2.basophilic stippling
Eliptosit(1) • Definisi: eritrosit berbentuk oval atau lonjong
• Distribusi dalam darah: < 10 % dari eritrosit dalam darah normal
• Pewarnaan: MGG
• Perbesaran: x1000
Catatan: Anak panah menunjuk sebuah ovalosit. Juga ada satu sel sasaran.
Burr cells /ekinosit (1) • Definisi: Eritrosit dengan tonjolan sitoplasma yang teratur.
Sel biasanya bikonkaf.
• Distribusi dalam darah: normal tidak ada
• Pewarnaan: MGG
• Perbesaran: x 1000
Catatan: Terlihat banyak ekinosit, ada satu eritrosit normal di antaranya.
Sel darah merah mengerut (crenated) (1)• Definisi:
Eritrosit dengan sitoplasma mengerut. Ini adalah artefak biasa.
• Distribusi dalam darah: tidak ada
• Pewarnaan: MGG
• Perbesaran: x 1000
Catatan: Semua eritrosit , mengalami pengerutan sitoplasma (crenated)
Stomatosit(2) .
Catatan: Pada stomatositosis herediter banyak dijumpai stomatosit
Sferosit(1)• Definisi: sferosit
memiliki diameter lebih kecil daripada normal; tanpa halo di tengah dan berwarna lebih gelap.
• Distribusi dalam darah: normal tidak ada
• Pewarnaan: MGG
• Perbesaran: x 1000
Catatan: Dua sferosit dengan diameter lebih kecil daripada eritrosit normal , tidak ada halo dan warna lebih gelap
Poikilositosis• Definisi:
Keberadaan berbagai bentuk sekaligus dari eritrosit dalam darah
• Distribusi dalam darah: < 10 % dari eritrosit dalam darah normal
• Pewarnaan: MGG
• Perbesaran: x 1000
Catatan: anisopoikilositosis yang jelas dari eritrosit dengan adanya berbagai bentuk. 1.sel sasaran 2.eliptosit 3.akantosit 4.stomatosit5.burr-cell 6. eritrosit polikromatik
Sel sabit(1) • Definisi: Eritrosit yang memanjang dan melengkung dengan dua kutup yang runcing.
• Distribusi dalam darah: normal tidak ada
• Pewarnaan: MGG
• Perbesaran: x 1000
Catatan: Satu drepanosit. Anisopoikilositosis jelas. Pewarnaan eritrosit. kurang baik