7/26/2019 Angsa Bertelur Emas

1/2

Angsa Bertelur Emas

Orang orang berkerumun di depan toko penjual telur di sebuah pasar di desa.

Yang berada di luar ingin maju masuk ke dalam, sedangkan yang di dalam ingin lebih

dekat lagi ke depan meja. Mereka datang dari seluruh penjuru negeri karena

mendengar ada seekor angsa yang bertelur emas, mereka ingin melihatnya dengan

mata kepala sendiri.

Dan akhirnya, di depan mereka semua, hal ajaib itu terjadi persis seperti yang

mereka dengar. Di atas meja, berkilauan di bawah sinar matahari, tergeletak sebuah

telur emas. Mereka menggenggam erat-erat uang mereka, tangan mereka sampai

berkeringat, dan mereka mengaung- aungkan tangannya berebutan ingin membeli

telur itu. !api si "edagang, walaupun dia sangat bersemangat, hanya bisa menjual satu

telur emas sehari. Yang lain terpaksa menunggu karena si Angsa hanya bisa bertelur

satu telur sehari.

#i "edagang benar-benar tidak puas dengan hal itu, dia ingin segera punya

banyak uang. $agasan yang hebat lalu terlintas di pikirannya. "edagang yang rakus itu

akan membunuh si Angsa% &a akan mengambil semua telur yang ada di dalam tubuhnyasekaligus. Dia sudah tidak sabar ingin segera epat kaya. "ara pembeli bersorak

gembira ketika si "edagang mengumumkan ide hebatnya itu pada mereka.

'emudian dengan hati-hati ia mengeluarkan sebuah pisau tajam dan membelah

dada burung itu. Orang-orang menahan na(asnya. Darah si Angsa menetes merah

membasahi bulu bulunya yang putih. )Dia membunuh burungnya%) orang-orang

bergumam terpesona. *alu seorang nenek tua berkata dengan bijak,)Ya, dan dia telah

melakukan kesalahan yang besar% 'amu semua akan lihat, angsa itu sekarang hanya

seekor burung biasa. !entu saja karena ia sudah mati.)

+enek itu berkata benar. Di sana berbaring seekor angsa yang antik, dadanya

terbelah lebar, tapi tak ada sebutir telur pun terletak di dalam tubuhnya. #ekarang

7/26/2019 Angsa Bertelur Emas

2/2

angsa itu hanya berguna untuk jadi angsa panggang. )Dia sudah membunuh angsa

yang memberinya telur emas%) seorang petani berkata sedih. Orang-orang pun

meninggalkan toko dan berjalan pulang dengan gontai.