Anugerah Allah_ Haruskah Nama Yahweh Digunakan_ Sebuah Perdebatan Antara Albert Rumampuk vs Pdt....

23
6/13/12 Anugerah Allah: HARUSKAH NAMA YAHWEH DIGUNAKAN? SEBUAH PERDEBATAN ANTARA ALBERT … 1/23 albertrumampuk.blogspot.com/2011/02/haruskah-nama-yahweh-digunakan-sebuah_5292.html "Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal" Yohanes 3:16 Anugerah Allah Anugerah Allah

Transcript of Anugerah Allah_ Haruskah Nama Yahweh Digunakan_ Sebuah Perdebatan Antara Albert Rumampuk vs Pdt....

Page 1: Anugerah Allah_ Haruskah Nama Yahweh Digunakan_ Sebuah Perdebatan Antara Albert Rumampuk vs Pdt. Teguh Hindarto m
Page 2: Anugerah Allah_ Haruskah Nama Yahweh Digunakan_ Sebuah Perdebatan Antara Albert Rumampuk vs Pdt. Teguh Hindarto m
Page 3: Anugerah Allah_ Haruskah Nama Yahweh Digunakan_ Sebuah Perdebatan Antara Albert Rumampuk vs Pdt. Teguh Hindarto m
Page 4: Anugerah Allah_ Haruskah Nama Yahweh Digunakan_ Sebuah Perdebatan Antara Albert Rumampuk vs Pdt. Teguh Hindarto m
Page 5: Anugerah Allah_ Haruskah Nama Yahweh Digunakan_ Sebuah Perdebatan Antara Albert Rumampuk vs Pdt. Teguh Hindarto m
Page 6: Anugerah Allah_ Haruskah Nama Yahweh Digunakan_ Sebuah Perdebatan Antara Albert Rumampuk vs Pdt. Teguh Hindarto m
Page 7: Anugerah Allah_ Haruskah Nama Yahweh Digunakan_ Sebuah Perdebatan Antara Albert Rumampuk vs Pdt. Teguh Hindarto m

6/13/12 Anugerah Allah: HARUSKAH NAMA YAHWEH DIGUNAKAN? SEBUAH PERDEBATAN ANTARA ALBERT …

7/23albertrumampuk.blogspot.com/2011/02/haruskah-nama-yahweh-digunakan-sebuah_5292.html

[From: Pdt.Budi Asali].

Silahkan dibaca baik-baik! Tidak ada bukti / tanda-tanda bahwa Injil Matius ditulis

dalam bahasa Aram / merupakan karya terjemahan! Memang diakui bahwa Injil

Matius ‘diperdebatkan’ bahasa aslinya. Tapi menurut Pdt. Budi Asali, 26 kitab lain

dalam PB selain Injil Matius, TIDAK DIPERDEBATKAN BAHASA ASLINYA, semua

penafsir mengatakan itu ditulis dalam bahasa Yunani. Hanya para ‘penafsir’ / ‘teolog’

Yahwehisme yang mengatakan PB ditulis dalam bahasa Ibrani. Mengapa? Karena para

penafsir Yahwehisme adalah penafsir palsu!

Teguh Hindarto:

Anda masih saja terlihat lamban berpikir dan tidak terbuka pada penemuan baru.

Bukankah sudah saya suruh membaca rujukan mengenai unsur semitik dalam Kitab

Perjanjian Baru? Kata-kata yang ditejemahkan dalam bahasa Yunani, sesungguhnya

mengekpresikan kata-kata semitik. Kata “memecah roti” (klao) jika tidak memahami

budaya semitik hebraik akan menimbulkan roti apa saja dan memecah sebagaimana

layaknya memecah roti. Kata “berdoa” (proseuche) jika tidak memahami budaya

semitik hebraik akan menimbulkan pemahaman sebatas mengucapkan kata-kata

spontan pada Tuhan dimana saja, kapan saja dan dengan cara apa saja.

Silahkan rendah hati dan belajar perlahan-lahan artikel berikut:

CATALOGING THE NEW TESTAMENT HEBRAISM, by David Bivin

http://blog.jerusalemperspective.com/archives/000135.html

http://blog.jerusalemperspective.com/archives/000136.html

http://blog.jerusalemperspective.com/archives/000137.html

http://blog.jerusalemperspective.com/archives/000138.html

http://blog.jerusalemperspective.com/archives/000139.html

THE SEMITIC STYLE OF THE NEW TESTAMENT, by Michael D. Marlowe

http://www.bible-researcher.com/

Teguh: Lagi-lagi Anda terlihat sangat konyol dengan memberikan pernyataan diatas.

Apa Anda tidak membaca penjelasan saya sebelumnya?

“Sekalipun saya tidak memegang teori Kitab PB ditulis dalam bahasa Aramaik

melainkan Ibrani, namun saya tetap MEMPERTIMBANGKAN teori- teori latar belakang

semitik termasuk Ibrani dan Aramaik”

Saya seorang peneliti yang tidak diikat semata-mata oleh doktrin. Seorang peneliti

akan mempertimbangkan semua data. Saya harus jujur bahwa teori PB Ibrani belum

mendapatkan bukti materil berupa penemuan Kitab PB Ibrani selain pernyataan Papias

mengenai adanya LOGIA IESOUS yang ditulis dalam bahasa Ibrani. Sementara

Peshitta merupakan bukti materil yang tersedia. Oleh karennya saya

mempertimbangkan sebagai data pendukung untuk membantah bahwa PB pertama

kali dituliskan dalam bahasa Yunani, sekalipun saya tidak menyangkal otoritas PB

Yunani.

Albert Rumampuk:

Nah, anda sendiri BELUM YAKIN dengan PASTI bahwa PB ditulis dalam Ibrani atau

Aramaic, lalu bagaimana mungkin anda bisa dengan sesumbarnya MEMBANTAH

bahwa PB tidak ditulis dalam bahasa Yunani? Anda katakan bahwa anda seorang

peneliti? Hebat! Tunjukkan pada saya manuscript PB yang anda klaim berbahasa

Ibrani itu? Mengenai Peshitta, akan saya buktikan dibawah, itu hanya terjemahan dari

PB Yunani pada abad ke 5M. Wow, diatas anda sudah mengakui OTORITAS PB

Yunani? Suatu kemajuan yang harus diapresiasi! Saya menganjurkan anda untuk

belajar lebih dalam lagi agar bisa mengerti yang sesungguhnya. Adanya unsur

“semitik” dalam PB, itu tidak dengan serta merta membuktikan bahwa PB pasti

Ibrani! Dibawah saya akan tunjukkan bukti dari berbagai sumber / Ensiklopedia,

bahwa PB itu ditulis dalam bahasa Yunani yang akan membungkam “penemuan baru”

anda itu. Silahkan disimak!

Teguh Hindarto:

Page 8: Anugerah Allah_ Haruskah Nama Yahweh Digunakan_ Sebuah Perdebatan Antara Albert Rumampuk vs Pdt. Teguh Hindarto m

6/13/12 Anugerah Allah: HARUSKAH NAMA YAHWEH DIGUNAKAN? SEBUAH PERDEBATAN ANTARA ALBERT …

8/23albertrumampuk.blogspot.com/2011/02/haruskah-nama-yahweh-digunakan-sebuah_5292.html

Saya khan sedang menjelaskan data-data dalam terjemahan Yunani, kata-kata Ibrani

seperti “Efata”, “Talita Kumi”, “Mammon” dan frasa “Hebraidi Dialektoon?” Dan

penjelasan saya terkait pernyataan Anda yang SELALU TIDAK PEDULI dan TIDAK MAU

TAHU sebagaimana Anda katakan sebelumnya: “Saya tak perduli bahasa apa yang

digunakan Yesus dan para rasul saat berkomunikasi, yang terpenting adalah: pada

saat para rasul menulis PB, mereka menuliskannya dalam bahasa Yunani yang

merupakan bahasa yang digunakan secara umum pada masa Yesus dan para rasul! “

Nah, saya sudah jelaskan dengan data-data yang ada. Silahkan Anda jawab

pertanyaan saya sebelumnya: “Jika memang benar Yesus dan para rasul berbahasa

Ibrani, mengapa Kitab Perjanjian Baru menuliskan ajaran Yesus dan para rasul dalam

bahasa Greek/Yunani?” Kenapa Anda malah mengulangi mengutip rujukan (literatur)

yang sedang dikritisi validitasnya? Bukankah asumsi bahwa bahasa Yunani adalah

bahasa umum yang dipakai di Yerusalem, sudah saya buktikan tidak benar dengan

menyarankan Anda membaca rujukan berikut?

JESUS SPOKE HEBREW Brian Mingge http://sharesong.org/JESUSSPOKEHEBREW.htm

WAS THE NEW TESTAMENT REALLY WRITTEN IN GREEK? Christopher Lancaster

http://www.aramaicpeshitta.com/downloadbook.htm

Teori yang dusung dalam 2 encylopedia yang Anda kutip TERBANTAHKAN dengan

informasi dalam Talmud yang mengatakan demikian: “Four languages are of value:

Greek for song, Latin for war, Aramaic for dirges (nyanyian penguburan), and Hebrew

for speaking”(Jerusalem Talmud, Tractate Sotah 7:2, 30a). Nah, bahasa Yunani

adalah untuk nyanyian. Dan Kitab Perjanjian Baru Yunani adalah TERJEMAHAN dari

sumber-sumber semitik

Albert Rumampuk:

Kata “Efata” dalam Mrk 7:34, dalam PB Yunani DIARTIKAN: “Dianoigo” (=terbukalah).

Kata “Talita Kum” pada Mrk 5:41, dalam PB Yunani DIARTIKAN: “… Egeiro”. Kata “Eli-

Eli lama sabakhtani” pada Mat 27:46, dalam PB Yunani DIARTIKAN: “THEOS MOU...

THEOS MOU...”. Anda lihat, sekalipun dalam PB Yunani ada unsur ‘semitik’

didalamnya, misalnya kata “Talita Kum” yang merupakan kata Aram, tapi pada saat

para rasul menuliskannya dalam Perjanjian Baru, mereka MENGARTIKANNYA! Hal itu

justru membuktikan bahwa PB itu memang adalah Yunani. Seperti yang saya katakan

sebelumnya, saya tak perduli bahasa apa yang digunakan Yesus dan para rasul saat

berkomunikasi, yang jelas saat PB ditulis mereka menuliskannya dalam bahasa Yunani

yang adalah bahasa dunia pada saat itu! Buktinya apa? Salah satunya adalah:

beberapa kata Aram / Ibrani itu, DIARTIKAN / DITERJEMAHKAN ke dalam Bahasa

Yunani saat para rasul menuliskannya dalam PB.

Mengenai Yunani adalah bahasa umum di Yerusalem, anda memberi 2 sumber diatas.

Saya juga sudah memberi 2 sumber bahwa Yunani adalah bahasa umum di seluruh

jajahan Romawi dan juga pada masa Yesus dan para rasul. Berikut saya tambah lagi:

“The New Testament is an anthology, a collection of works written at

different times by various authors. In almost all Christian traditions today,

the New Testament consists of 27 books. The original texts were written

beginning around A.D. 50 in Koine Greek, the lingua franca of the eastern part

of the Roman Empire where they were composed. All of the works which

would eventually be incorporated into the New Testament would seem to

have been written no later than the mid-2nd century.” “The common

languages spoken by both Jews and Gentiles in the Holy Land at the time of

Jesus were Aramaic, Koine Greek, and to a limited extent a colloquial dialect

of Mishnaic Hebrew. All of the books that would eventually form the New

Testament were written in Koine Greek, the vernacular dialect in the Roman

provinces of the Eastern Mediterranean at the time. These books were later

translated into other languages, most notably, Latin, Syriac, and Coptic.”

http://en.wikipedia.org/wiki/New_Testament

“In the Scripture, you will recall, Galilee is called "Galilee of the Gentiles." It

had a number of non-Jewish cities and a large non-Jewish population. The sea

Page 9: Anugerah Allah_ Haruskah Nama Yahweh Digunakan_ Sebuah Perdebatan Antara Albert Rumampuk vs Pdt. Teguh Hindarto m

6/13/12 Anugerah Allah: HARUSKAH NAMA YAHWEH DIGUNAKAN? SEBUAH PERDEBATAN ANTARA ALBERT …

9/23albertrumampuk.blogspot.com/2011/02/haruskah-nama-yahweh-digunakan-sebuah_5292.html

of Galilee was surrounded by Greek cities. Not every city on the sea was

Greek, but many were. Decapolis (This word is Greek for Ten Cities.)

bordering the sea to the east and south were Hellenistic cities. Tiberias, built

to honor the Roman emperor by that name, was on the southwestern shore.

Sephoris, a thoroughly Greek city, was not an hour's walk north of Nazareth.

Galilee had a large Greek and other Gentile presence. The culture of these

people was Greek and they spoke the Greek language.” (THE ORIGINAL

LANGUAGE OF THE NEW TESTAMENT WAS GREEK -. by GARY MINK)

Galilea, adalah daerah dimana Yesus menghabiskan sebagian besar hidupnya. Tempat

itu punya BUDAYA YUNANI dan ORANG-ORANG DISANA BICARA DALAM BAHASA

YUNANI. Adalah omong kosong jika Yesus yang hidup dan melayani di Galilea

(bersama para murid-Nya) yang punya budaya Yunani dan bahasa Yunani, tak tahu

bahasa Yunani! Itu cukup untuk membantah kutipan disumber yang anda gunakan

bahwa “JESUS SPOKE HEBREW”!

Anda sesumbar mengatakan bahwa “telah ada penemuan baru” dan sumber yang

saya gunakan sudah usang? Ini adalah omong kosong yang ndak karu-karuan!

Semua sumber / Ensiklopedi adalah dari para ahli sejarah / penafsir yang hidup pada

masa lalu yang tentunya lebih dekat dengan peristiwa tersebut. Lalu, mengapa tiba-

tiba muncul segelintir orang yang hidup jauh setelah peristiwa itu dan berteori bahwa

Yesus tidak bicara dalam bahasa Yunani? Benar-benar aneh bin ajaib!!!

Saya beri contoh: Saya orang Indonesia, lalu apa itu BUKTI bahwa saya TIDAK BISA

bahasa Inggris?? Yesus dan para rasul memang orang Ibrani / Yahudi (tidak semua),

tapi apa itu BUKTI bahwa mereka TIDAK BISA bahasa Yunani yang adalah bahasa

umum bagi daerah jajahan Romawi? Para rasul memang orang Ibrani, tapi pada saat

mereka menulis buku PB dalam bahasa Yunani, apa mereka pasti tak bisa? Saya

orang Indonesia dan berbicara dalam bahasa Indonesia, apa itu bukti bahwa saya tak

bisa tulis buku dalam bahasa Inggris? Gimana pak M.Th??

Tak usah persoalkan lagi bahasa apa yang digunakan Yesus dan para rasul, yang jelas

saat PB ditulis, para rasul menuliskannya dalam Yunani! Saya sudah membantah

kata2 Ibrani / Aram yang anda gunakan untuk menunjukkan bahwa PB aslinya Ibrani,

silahkan di tanggapi.

Teguh Hindarto:

Justru adanya ucapan yang diterjemahkan membuktikan bahwa BAHASA TUTUR,

BAHASA PERCAKAPAN pada saat Yesus berkarya adalah Ibrani dan bukan Yunani

(gugurlah teori Yesus membaca Septuaginta di Sinagoga, Luk 4).

Adanya unsur-unsur idiom semitik yang diterjemahkan dengan kaku dan buruk dalam

naskah PB Yunani menguatkan dugaan bahwa Kitab PB Yunani menerjemahkan dari

sumber-sumber semitik, bisa dari Peshitta atau bisa dari naskah Ibrani yang belum

kita temukan.

Talmud memberikan deskripsi mengenai eksistensi masing-masing bahasa tersebut di

Yerusalem Abad I Ms sbb: “Four languages are of value: Greek for song, Latin for

war, Aramaic for dirges (nyanyian penguburan), and Hebrew for speaking”(Jerusalem

Talmud, Tractate Sotah 7:2, 30a).

Bahasa Yunani memang dipergunakan, namun sebagai bahasa nyanyian. Maka

logikannya, Kitab PB Yunani tentu saja merupakan salinan dan hasil terjemahan dari

kitab yang ditulis dengan struktur semitik-hebraik. Sayang sekali Anda tidak mau tahu

analisis Robert Lindsey yang sudah saya sitir sebelumnya:

Dalam teori Kritik Sumber ada aneka ragam teori al., Hipotesis Agustinus yang

mengatakan bahwa Lukas mengambil dari sumber Matius dan Markus dan Markus

mengambil sumber dari Matius. Sementara Hipotesis Griesbach menyatakan Markus

mengambil sumber dari Matius dan Lukas dan Lukas mengambil sumber dari Matius.

Nah, teori yang dikembangkan Robert Lindsey menyatakan bahwa sumber penulisan

naskah Yunani Matius, Markus, Lukas bersumber dari “biografi Ibrani” (yang menurut

Page 10: Anugerah Allah_ Haruskah Nama Yahweh Digunakan_ Sebuah Perdebatan Antara Albert Rumampuk vs Pdt. Teguh Hindarto m

6/13/12 Anugerah Allah: HARUSKAH NAMA YAHWEH DIGUNAKAN? SEBUAH PERDEBATAN ANTARA ALBERT …

10/23albertrumampuk.blogspot.com/2011/02/haruskah-nama-yahweh-digunakan-sebuah_5292.html

bahasa Papias dengan sebutan LOGIA dan teolog modern menyebutnya “Injil Q”)

kemudian diterjemahkan dalam bahasa Yunani, kemudian dibuat sebuah antologi

kemudian rekonstruksi pertama sebelum menjadi naskah-naskah yang

diterjemahkan dalam Injil Sinoptik bahasa Yunani. Lindsey berpendapat bahwa

Matius-Markus-Lukas secara bersama mengambil naskah antologi dalam bahasa

Yunani sebagai sumber dan Matius mengambil sumber dari Markus dan Markus

mengambil sumber dari Lukas

Albert Rumampuk:

Lihat pernyataan anda ini: “Justru adanya ucapan yang diterjemahkan membuktikan

bahwa BAHASA TUTUR, BAHASA PERCAKAPAN pada saat Yesus berkarya adalah

Ibrani dan bukan Yunani…” Apa hubungannya BAHASA TUTUR dengan penulisan PB?

Sekalipun bahasa dalam berkomunikasi pada masa itu adalah bahasa Aram, dan

Talmud mengatakan bahwa Ibrani adalah bahasa percakapan, itu tak membuktikan

bahwa PB pasti ditulis dalam bahasa Aram atau Ibrani. Saya orang Indonesia dan

berbahasa Indonesia, lalu apakah itu bukti bahwa saya tak bisa menulis buku dalam

bahasa Inggris??? Omong kosong!

Jika memang kata “Talita Kum” (dalam Mrk 5:41) yang merupakan kata Aram, itu

dijadikan bukti bahwa bahasa Aram adalah bahasa tutur Yesus, maka seluruh PB

ditulis dalam bahasa Aram. Faktanya, versi Peshitta yang anda bangga-banggakan itu

ternyata ditulis pada abad ke 5 M jauh setelah kehadiran PB Yunani. Itu membuktikan

apa? Membuktikan bahwa logika anda itu sedang korslet! Jika memang kata-kata

“Eli, Eli…” yang adalah kata Ibrani menjadi bukti bahwa Ibrani adalah bahasa tutur

Yesus, maka seluruh PB harus ditulis dalam bahasa Ibrani. Faktanya, versi PB Ibrani

seperti Du Tillet dan Shem Tov, adalah tulisan abad pertengahan yang ASAL USULNYA

tidak jelas bahkan hanya memuat kitab MATIUS saja! Itu membuktikan apa? Lagi-lagi

membuktikan bahwa logika anda sedang korslet!

Anda mendasari argumentnya pada Talmud dan mengatakan: “Bahasa Yunani

memang dipergunakan, namun sebagai bahasa nyanyian. Maka LOGIKANNYA, Kitab

PB Yunani tentu saja merupakan salinan dan hasil terjemahan dari kitab yang ditulis

dengan struktur semitik-hebraik.” Saya jawab: Benar-benar logika jungkir balik!!!

Saya ulangi lagi (cape dech): Saya TAK PERDULI apa bahasa percakapan Yesus dan

para rasul, yang penting adalah, saat kata-kata Yesus / para rasul itu ditulis dalam PB,

maka para penulis menuliskannya dalam bahasa YUNANI !

Mengenai analisis Robert Lindsey yang anda katakan “saya tidak mau tahu”, sudah

saya jawab dan tebukti bahwa itu adalah TEORI NGALOR NGIDUL. Silahkan dibaca lagi

dan jangan mengulang-ulang hal yang sama yang sebetulnya telah dijelaskan.

Teguh Hindarto:

Nah, teori yang dikembangkan Robert Lindsey menyatakan bahwa sumber penulisan

naskah Yunani Matius, Markus, Lukas bersumber dari “biografi Ibrani” (yang menurut

bahasa Papias dengan sebutan LOGIA dan teolog modern menyebutnya “Injil ...Q”)

kemudian diterjemahkan dalam bahasa Yunani, kemudian dibuat sebuah antologi

kemudian rekonstruksi pertama sebelum menjadi naskah-naskah yang

diterjemahkan dalam Injil Sinoptik bahasa Yunani. Lindsey berpendapat bahwa

Matius-Markus-Lukas secara bersama mengambil naskah antologi dalam bahasa

Yunani sebagai sumber dan Matius mengambil sumber dari Markus dan Markus

mengambil sumber dari Lukas. Teori pelik ini dapat Anda baca dalam artikel berikut:

A New Solution to the Synoptic Problem David Bivin

http://www.jerusalemperspective.org/default.aspx?Tabid=27&CatID=8

Sekalipun masih berupa teori, namun didukung data-data yang valid.Dan dugaan

bahwa Kitab Perjanjian Baru semula ditulis dalam bahasa Ibrani, harus

dipertimbangkan dan diperdalam sebagai sebuah kajian teologi khususnya Kritik

Sumber.

Michael D. Marlowe dalam artikelnya, “The Semitic Style of the New Testament”

(http://www.bible-researcher.com/): menjelaskan sbb: Meskipun bahasa Kitab

Page 11: Anugerah Allah_ Haruskah Nama Yahweh Digunakan_ Sebuah Perdebatan Antara Albert Rumampuk vs Pdt. Teguh Hindarto m

6/13/12 Anugerah Allah: HARUSKAH NAMA YAHWEH DIGUNAKAN? SEBUAH PERDEBATAN ANTARA ALBERT …

11/23albertrumampuk.blogspot.com/2011/02/haruskah-nama-yahweh-digunakan-sebuah_5292.html

Perjanjian Baru secara mendasar adalah bahasa koine atau bahasa Yunani yang

umum dipergunakan saat kitab ini dituliskan, namun para penulis Kitab Perjanjian

Baru, menuliskan dalam corak Hebraik atau Semitik yang tidak sepenuhnya bersifat

idiomatik Yunani. Karakter bercorak khas ini meliputi beberapa bagian seperti, tata

bahasa, kalimat, arti kata dan ciri-ciri yang bersifat retorika suatu naskah. Contoh-

contoh khusus corak khas ini, secara kebahasaan dinamai Hebraism atau secara lebih

luas, Semitism (sebuah istilah yang meliputi pengaruh-pengaruh Aramaik

sebagaimana pula Ibrani).

Yang menarik, informasi dalam Talmud mengatakan demikian: “Four languages are of

value: Greek for song, Latin for war, Aramaic for dirges (nyanyian penguburan), and

Hebrew for speaking”(Jerusalem Talmud, Tractate Sotah 7:2, 30a). Nah, bahasa

Yunani adalah untuk nyanyian. Dan Kitab Perjanjian Baru Yunani adalah TERJEMAHAN

dari sumber-sumber semitik”

Data-data yang saya sodorkan tidak Anda tanggapi secara akademis, malah

membuat pertanyaan yang tidak relevan?

Albert Rumampuk:

Bukankah itu baru sebuah TEORI? Diatas anda katakan Markus dan Lukas mengambil

sumber dari Matius, tapi disini si Lindsey berpendapat bahwa Matius mengambil

sumber dari Markus dan Markus mengambil sumber dari Lukas, yang mana yang

benar? Apa ini yang disebut dengan TEORI NGALOR NGIDUL?? Tunjukkan saja pada

saya, mana (ada berapa) manuscript PB yang diklaim sebagai Ibrani itu! Mengenai

adanya corak semitik, sudah dijelaskan diatas (termasuk kata2 semitik yang ada di

PB). Anda hanya membangga-banggakan informasi dari Talmud itu? Sekarang saya

akan tunjukkan pada anda data / sumber yang saya miliki bahwa PB aslinya adalah

Yunani:

“The New Testament is an anthology, a collection of works written at

different times by various authors. In almost all Christian traditions today,

the New Testament consists of 27 books. The original texts were written

beginning around A.D. 50 in Koine Greek, the lingua franca of the eastern part

of the Roman Empire where they were composed. All of the works which

would eventually be incorporated into the New Testament would seem to

have been written no later than the mid-2nd century.”

“The common languages spoken by both Jews and Gentiles in the Holy Land

at the time of Jesus were Aramaic, Koine Greek, and to a limited extent a

colloquial dialect of Mishnaic Hebrew. All of the books that would eventually

form the New Testament were written in Koine Greek, the vernacular dialect

in the Roman provinces of the Eastern Mediterranean at the time. These

books were later translated into other languages, most notably, Latin, Syriac,

and Coptic.” http://en.wikipedia.org/wiki/New_Testament

“Koine Greek: The fusion of various ancient Greek dialects with Attic, the

dialect of Athens, resulted in the creation of the first common Greek dialect,

which became a lingua franca across Eastern Mediterranean and Near East.

Koine Greek can be initially traced within the armies and conquered territories

of Alexander the Great, but after the Hellenistic colonization of the known

world, it was spoken from Egypt to the fringes of India. After the Roman

conquest of Greece, an unofficial diglossy of Greek and Latin was established

in the city of Rome and Koine Greek became a first or second language in the

Roman Empire. The origin of Christianity can also be traced through Koine

Greek, as the Apostles used it to preach in Greece and the Greek-speaking

world. It is also known as the Alexandrian dialect, Post-Classical Greek or

even New Testament Greek, as it was the original language the New

Testament was written in.” http://en.wikipedia.org/wiki/Greek_language

“After the conquests of Alexander the Great (roughly 336-323 BCE) the

language underwent far-reaching changes. Alexander carried the Attic-Ionic

form of the language, along with Greek culture more generally, far into the

Page 12: Anugerah Allah_ Haruskah Nama Yahweh Digunakan_ Sebuah Perdebatan Antara Albert Rumampuk vs Pdt. Teguh Hindarto m

6/13/12 Anugerah Allah: HARUSKAH NAMA YAHWEH DIGUNAKAN? SEBUAH PERDEBATAN ANTARA ALBERT …

12/23albertrumampuk.blogspot.com/2011/02/haruskah-nama-yahweh-digunakan-sebuah_5292.html

Near East where it became the standard language of commerce and

government, existing along side many local languages. Greek was adopted as

a second language by the native people of these regions and was ultimately

transformed into what has come to be called the Hellenistic Koiné or common

Greek. This new form of the language remained essentially a further

development of the Attic-Ionic synthesis. The Hellenistic Koine brought

significant changes in vocabulary, pronunciation, and grammar, and some of

these changes have persisted into Modern Greek. The time of rapid change

initiated by Alexander, though, lasted from about 300 BCE to 300 CE. The

histories of Polybius, the discourses of Epictetus, and the Christian New

Testament all date from this period and are good representatives of the

Koine.” http://www.greek-language.com/historyofgreek/

“After the conquests of Alexander the Great (roughly 336-323 BCE) the

language underwent far-reaching changes. Alexander carried the Attic-Ionic

form of the language, along with Greek culture more generally, far into the

Near East where it became the standard language of commerce and

government, existing along side many local languages. Greek was adopted as

a second language by the native people of these regions and was ultimately

transformed into what has come to be called the Hellenistic Koiné or common

Greek. This new form of the language remained essentially a further

development of the Attic-Ionic synthesis. The Hellenistic Koine brought

significant changes in vocabulary, pronunciation, and grammar, and some of

these changes have persisted into Modern Greek. The time of rapid change

initiated by Alexander, though, lasted from about 300 BCE to 300 CE. The

histories of Polybius, the discourses of Epictetus, and the Christian New

Testament all date from this period and are good representatives of the

Koine.” http://www.greek-language.com/historyofgreek/

“The books of the New Testament were written in Greek. Luke's style is the

most literary of these all books.[33] Graham Stanton evaluates the opening

of the Gospel of Luke as "the most finely composed sentence in the whole of

post-Classical Greek literature."

http://en.wikipedia.org/wiki/Gospel_of_Luke

THE WORLD BOOK ENCYCLOPEDIA: The original language of the New

Testament is the common vernacular Greek that was widely used at ...the

time of Jesus.

COMPTON'S ENCYCLOPEDIA: All of the books [of the New Testament] were

originally written in Greek.

NEW CATHOLIC ENCYCLOPEDIA: They [New Testament writings] were all

written originally in Greek.

THE ENCYCLOPEDIA AMERICANA: In this language [Koine Greek] the New

Testament was written, and thousands upon thousands of papyri,

contemporary with the New Testament, and discovered only in the last few

decades, have contributed to give us a clear conception of this wide spread

lingua franca, that was found wherever Greeks and Greek civilization

penetrated.

ENCYCLOPEDIA BRITANNICA: The New Testament Greek, for example, is a

representative of Hellenistic Greek written in the first century AD. Some

Aramaic influences have been discerned in parts of the New Testament that

have a Palestinian setting, but not to a point where scholars are obliged to

conclude that some books were originally composed in Aramaic.

INTERPRETER'S DICTIONARY OF THE BIBLE: The Greek of the new

testament is the Koine of the first two centuries A.D. It is now generally

agreed by New Testament scholars that the books as we have them were

written in Greek.

Page 13: Anugerah Allah_ Haruskah Nama Yahweh Digunakan_ Sebuah Perdebatan Antara Albert Rumampuk vs Pdt. Teguh Hindarto m

6/13/12 Anugerah Allah: HARUSKAH NAMA YAHWEH DIGUNAKAN? SEBUAH PERDEBATAN ANTARA ALBERT …

13/23albertrumampuk.blogspot.com/2011/02/haruskah-nama-yahweh-digunakan-sebuah_5292.html

HOLDMAN BIBLE DICTIONARY: The New Testament was written the

universal language of the empire.

HASTINGS' DICTIONARY OF THE BIBLE: But however far we may go... in

allowing that Aramaic writings are to be detected beneath and behind our

gospels, it cannot be held that any of these gospels, or any other New

Testament books, are translations from that language. All the new testament

was originally written in Greek.

HARPER'S BIBLE DICTIONARY: The New Testament books were all written in

Greek

UNGER'S BIBLE DICTIONARY: The Old Testament is written mostly in

Hebrew; the New Testament wholly in Greek.

---

Gimana pak M.Th? Anda masih mau mengatakan bahwa para pakar sejarah /

penafsir jaman dulu yang hidupnya lebih dekat dengan peristiwanya, bisa dibungkam

oleh segelintir orang yang masih bau kencur? Yang penemuannya hanya bersifat teori

/ dugaan???

DASAR KITAB SUCI BAHWA PERJANJIAN BARU DITULIS DALAM BAHASA

YUNANI

Albert Rumampuk:

Peshitta tak mempunyai kitab Wahyu, lalu bagaimana dengan adanya istilah “Alfa dan

omega” dalam ayat-ayat berikut:

Wahyu 1:8- "Aku adalah Alfa dan Omega, firman Tuhan Allah, yang ada dan yang

sudah ada dan yang akan datang, Yang Mahakuasa.”

Wahyu 21:6- “Firman-Nya lagi kepadaku: "Semuanya telah terjadi.Aku adalah Alfa

dan Omega, Yang Awal dan Yang Akhir. Orang yang haus akan Kuberi minum dengan

cuma-cuma dari mata air kehidupan.”

Wahyu 22:13- “Aku adalah Alfa dan Omega, Yang Pertama dan Yang Terkemudian,

Yang Awal dan Yang Akhir.”

Alpha adalah huruf pertama dari abjad Yunani. Omega adalah yang terakhir. Ketika

Yesus berkata “Aku adalah Alfa dan Omega”, jelas Dia mengucapkan itu dalam

bahasa Yunani ! Karena Yesus mengucapkan kata-kata Yunani ini, maka PB juga

menulisnya dalam bahasa Yunani.

Silahkan lihat Wahyu 1:11

“Katanya: ‘Apa yang engkau lihat, TULISKANLAH DI DALAM SEBUAH KITAB dan

kirimkanlah kepada ketujuh jemaat ini: ke Efesus, ke Smirna, ke Pergamus, ke

Tiatira, ke Sardis, ke Filadelfia dan ke Laodikia.’”

Rasul Yohanes mendapat penglihatan tentang diri Yesus Kristus yang mengatakan

“Aku adalah Alfa dan Omega”. Dan Allah sendiri memerintahkan Yohanes untuk

MENULISKANNYA dalam sebuah KITAB. Itu jelas membuktikan bahwa PB ditulis dalam

bahasa YUNANI !!

Teguh Hindarto:

Mengenai Kitab Wahyu, TIDAK BENAR jika Peshitta tidak memilikinya. Yang benar,

beberapa gereja Timur tidak memasukkan dalam daftar kanon Aramaik, namun Kitab

Wahyu sendiri ada dan dinamai Kitab GILYANA.

Page 14: Anugerah Allah_ Haruskah Nama Yahweh Digunakan_ Sebuah Perdebatan Antara Albert Rumampuk vs Pdt. Teguh Hindarto m

6/13/12 Anugerah Allah: HARUSKAH NAMA YAHWEH DIGUNAKAN? SEBUAH PERDEBATAN ANTARA ALBERT …

14/23albertrumampuk.blogspot.com/2011/02/haruskah-nama-yahweh-digunakan-sebuah_5292.html

Mengenai ucapan “Alfa dan Omega” yang diucapkan Yesus, sangat mungkin Yesus

mengucapkan dalam bahasa Ibrani. Namun tidak menutup kemungkinan Dia

mengucapkan dalam bahasa Yunani. Namun kemungkinanya sangat kecil. Mengapa?

Yohanes bukan orang Yunani. Yohanes adalah orang Yahudi. Untuk apa Yesus

berbicara kepada murid-Nya yang Yahudi dalam bahasa Yunani? Dengan alasan apa

pula Yesus menyuruh Yohanes yang Yahudi dan tidak menguasai bahasa Yunani untuk

menuliskan pewahyuan dalam bahasa Yunani?

Istilah “Alpha dan Omega” dalam bingkai Semitik Hebraik adalah “ALEP-TAW” atau

dalam bahasa Aramaik “ALAF-TAU”. Jika kita mengkaji frasa dalam Kitab Kejadian

1:1, “BERESHIT BARA ELOHIM ET HASHAMAYIM WE ET HAARETS”. Kata ET adalah

partikel yang terdiri dari huruf Ibrani ALEF-TAW. Secara filosofis, kata ALEF TAW di sini

menunjuk pada Tuhan sejak permulaan telah menyematkan simbol ALEF-TAW yang

menandai diri-Nya adalah PEMULA dan PENGAKHIR segala sesuatu. Nah, message itu

diterjemahkan dalam bahasa Yunani “Alpha-Omega”.

Albert Rumampuk:

Gereja Timur tidak memasukkan dalam daftar kanon Aramaik, itu sama saja dengan

mengatakan bahwa Peshitta tak punya kitab Wahyu karena dalam Peshitta memang

tak ada kitab Wahyu.

Saya sudah memberi data bahwa mayoritas buku sejarah / Ensiklopedi menyatakan

bahwa bahasa Yunani adalah bahasa resmi di semua daerah jajahan Romawi. Saat

orang Yahudi dibuang ke Babel, mereka belajar bahasa Aram dan lalu menguasainya,

sehingga saat pulang ke Yerusalem, mereka menggunakan bahasa itu. Pada waktu

Romawi menjajah, bahasa Yunani yang adalah bahasa kekaisaran Yunani, tidak

dibuang namun digunakan oleh mereka. Sehingga Yunani dan Aram adalah 2 bahasa

yang digunakan oleh orang Yahudi (perhatikan juga bahwa ‘Galilea’ tempat Yesus dan

para rasul menghabiskan masa hidupnya, juga punya bahasa / budaya Yunani). Lalu

bagaimana mungkin Yohanes tak bisa Yunani?

Saya beri contoh lagi; saya adalah orang Manado, tetapi sudah lama tinggal di Palu

yang berbahasa Palu / Kaili. Apakah status orang Manado yang saya miliki itu

membuktikan bahwa saya tak bisa bahasa Palu? Tidak! Buktinya, saya sangat tahu

bahasa Kaili yang adalah bahasa asli Palu! Saat orang Yahudi di Babel, mereka jadi

tahu bahasa Aram. Lalu setelah kembali ke Yerusalem, mereka jadi tahu bahasa

Yunani yang adalah bahasa resmi Romawi. Karena mereka tahu bahasa Yunani, maka

PB jelas ditulis dalam Yunani.

Istilah “Alfa dan Omega” yang adalah istilah Yunani, jelas membuktikan bahwa PB

ditulis dalam bahasa Yunani! Ayat itu juga membuktikan bahwa Yesus TAHU bahasa

Yunani!

Lagi-lagi anda berteori bahwa istilah itu berasal dari Hebrew yang adalah “ALEP-TAW”?

Sekarang tunjukkan pada saya naskah PB Ibrani (yang bukan terjemahan) yang

memuat Wahyu 1:8; 21:6; 22:13 dan Wahyu 1:11 itu??? Saya menganjurkan anda

untuk berdoa puasa untuk bisa menemukan PB Ibrani / Manuscripts yang ditulis

sebelum adanya PB Yunani dan jangan hanya menggunakan teori NGALUR NGIDUL si

Robert L. Lindsey itu apalagi berlindung dibalik pernyataan Marthen Luther yang jelas-

jelas mengakui bahwa PB ditulis dalam Yunani! Dibawah anda mengutip pendapat

orang-orang bahwa Injil ditulis dalam Aramaic, mengapa tak mencatat orang-orang

yang mengakui bahwa PB ditulis dalam Ibrani (anda hanya beri judul buku TANPA

menunjukkan kata-kata mereka yang mengakui PB ditulis dalam Ibrani)? Bukankah

anda mengakui bahwa PB aslinya Ibrani dan bukan Aram? Mengapa gunakan

pendapat bahwa PB ditulis dalam Aram?? Lagi-lagi logika anda sedang korslet!

Yang dibutuhkan semua orang Kristen adalah BUKTI MATERIL dan bukan hanya teori

TANPA bukti! Silahkan berdoa pada Yahweh “Yahudi” anda dan minta agar bisa

menunjukkan dimana letak PB Ibrani itu?? Saya tunggu kehebatan anda pak ngalor

ngidul!

NAMA YHWH TERTULIS DI DAHI PARA PENGIKUT YAHWEHISME

Page 15: Anugerah Allah_ Haruskah Nama Yahweh Digunakan_ Sebuah Perdebatan Antara Albert Rumampuk vs Pdt. Teguh Hindarto m

6/13/12 Anugerah Allah: HARUSKAH NAMA YAHWEH DIGUNAKAN? SEBUAH PERDEBATAN ANTARA ALBERT …

15/23albertrumampuk.blogspot.com/2011/02/haruskah-nama-yahweh-digunakan-sebuah_5292.html

Albert Rumampuk:

Jika anda NGOTOT menafsirkan kata “nama” itu secara literal, lalu bagaimana anda

memahami ayat ini:

Wah 14:1, “Dan aku melihat: sesungguhnya, Anak Domba berdiri di bukit Sion dan

bersama-sama dengan Dia seratus empat puluh empat ribu orang dan di dahi

mereka tertulis nama-Nya dan nama Bapa-Nya.”

Jadi di JIDAT orang-orang ini ada tertulis NAMA Yesus / Anak Domba dan NAMA

Yahweh?? Saya tanya: Buat apa YHWH mengijinkan agar nama Yesus dan nama

Yahweh ditulis di JIDAT mereka? Saya menantang anda untuk tidak menjelaskannya

berdasar konteks yang ada! Monggo…

Teguh Hindarto:

…..Untuk menjawab hal ini, marilah kita membaca Wahyu 22:4 sbb “ dan mereka

akan melihat wajah-Nya, dan nama-Nya akan tertulis di dahi mereka”. Dari ayat

tersebut, di Sorga kita HANYA MEMILIKI SATU NAMA DI DAHI KITA. Nama siapakah

itu? Tentu saja nama Bapa sebagaimana dikatakan dalam Wahyu 14:1 berdasarkan

salah naskah Yunani yang berbunyi ονομα του πατρος (to onoma tou patros)

Siapakah nama Bapa itu? Yesaya 64:8 mengatakan sbb: ועתה יהוה אבינו ( (we Atta

YHWH Avinu): “Engkaulah YHWH, Bapa kami”

Jadi nama Bapa yang ditaruhkan dalam dahi pengikut Mesias adalah YHWH.

Bagaimanakah nama itu disematkan? Yang jelas bukan pake stempel Bung Albert

atau tatoo. Nama itu tersemat secara suporanatural. Saya berikan sedikit kesaksian:

Saat istri saya ditrawang (ditropong secara supranatural oleh seorang dukun yang

tidak suka dengan pelayanan kami), seorang dukun tidak bisa melihat apapun selain

di dahi istri saya tertulis nama YHWH dalam huruf Ibrani.

Nah, saya sudah menjelaskannya bagi Anda. Bagaimana tanggapan Anda?

Albert Rumampuk:

Wah, nama itu tersemat secara supranatural di jidat kalian ya? Hebat! Lalu anda

mengatakan istri anda tertulis nama YHWH dijidatnya karena penglihatan seorang

DUKUN? Hebat! Sebaiknya anda pindah profesi saja jadi DUKUN dan copot status

Pendeta anda itu! Rupanya anda seorang “dukun”, makanya penafsiran KS-nya kacau

balau layaknya seorang dukun yang akan ke neraka!

Apa tujuan YHWH menuliskan nama itu di jidat kalian? Dan apa konsekwensinya jika

ternyata ada orang yang tak punya nama itu di dahinya? Gimana jika di dahi semua

orang Kristen selain Yahwehisme, yang tak menggunakan nama YHWH, ternyata

tertulis Allah, apa akan masuk neraka? Gimana jika di dahi para rasul PB tertulis kata

KURIOS, apa juga masuk neraka? Apa syaratnya agar dahi semua orang Kristen

tertulis nama YHWH??? Silahkan dijelaskan tanpa melihat konteksnya!

PARA RASUL TAK TAHU BAHASA YUNANI

Teguh Hindarto:

Kondisi modern tidak bisa Anda perbandingkan dengan kondisi pra modern, apalagi

wilayah Yerusalem Abad I Ms. Anda harus mempertimbangkan data-data berikut:

Yosephus seorang sarjana Yahudi yang hidup sekitar tahun 37-100 Ms menuliskan

...sbb: “I have also taken a great deal of pains to obtain the learning of the Greeks

and understanding the element of the Greek language although I have so long

accustomed myself to speak our ow language, that I can’t pronounce Greek with

sufficient exactness:for our nation does not encourage those that learn the

languanges of many nations” (Antiquites 20:11:2).

Teguh: Talmud menuliskan mengenai fungsi dan kedudukan masing-masing bahasa

Page 16: Anugerah Allah_ Haruskah Nama Yahweh Digunakan_ Sebuah Perdebatan Antara Albert Rumampuk vs Pdt. Teguh Hindarto m

6/13/12 Anugerah Allah: HARUSKAH NAMA YAHWEH DIGUNAKAN? SEBUAH PERDEBATAN ANTARA ALBERT …

16/23albertrumampuk.blogspot.com/2011/02/haruskah-nama-yahweh-digunakan-sebuah_5292.html

(Ibrani, Aramaik, Yunani) sbb:

“Four languages are of value: Greek for song, Latin for war, Aramaic for dirges

(nyanyian penguburan), and Hebrew for speaking”(Jerusalem Talmud, Tractate Sotah

7:2, 30a).

Kitab Perjanjian Baru Yunani merekam seluruh ucapan-ucapan pendek Yesus

diucapkan dalam bahasa Ibrani. Yosephus yang sarjana, tidak fasih berbahasa Yunani.

Apakah Petrus, Yohanes para nelayan tersebut lebih fasih berbahasa dan menuliskan

dalam bahasa Yunani? Talmud menulisikan bahwa bahasa Ibrani adalah bahasa

percakapan sementara bahasa Yunani adalah bahasa nyanyian. Data-data di atas

telah membantah anggapan bahwa Yesus bercakap-cakap dengan para muridnya

dengan berbahasa Yunani (sekalipun mungkin saja Dia mampu dan dalam

kesempatan tertentu berbicara dalam bahasa tersebut).

Jika Yesus dan para muridnya berbicara dalam bahasa Yunani, tidak akan ada kata-

kata TALITA KUMI, EFATA, ELI-ELI LAMA SABAKHTANI, dll

Albert Rumampuk:

Apa bedanya kondisi Modern dan pra-modern? Lagi-lagi anda hanya omong kosong

saja! Anda kembali menggunakan Yosephus untuk membuktikan bahwa dia tak bisa

Yunani. Kutipan anda itu tidak mengatakan bahwa Yosephus sama sekali (100%) tak

bisa bahasa Yunani, tapi dia tidak fasih / tak cukup bagus dalam berbahasa

Yunani.Lagi-lagi hanya mengandalkan Talmud! Sudah berulang-ulang saya katakan

(cape dech), tak usah dipersoalkan bahasa percakapannya, buktikan saja bahwa PB

itu ditulis dalam bahasa Ibrani!

Saya tanya: bagaimana dengan Lukas yang adalah orang Yunani dan jelas jago

bahasa Yunani itu? Bagaimana dengan Paulus (seorang sarjana dan sangat terpelajar)

yang juga bisa berbahasa Yunani?? Anda tetap katakan bahwa mereka tak bisa

Yunani?

Teguh Hindarto:

Dalam buku ini dibuktikan oleh penulisnya mengenai Lukas menuliskan message Injil

dalam pola Semitik-Hebraik. Saya tidak menolak kemampuan Lukas dalam bahasa

Yunani.

C.C. Torey dalam Our Translated Gospels menyatakan sbb: “In regard to Luke, it

remains to be said, that all the Four Gospels it is the one which gives by far the

plainest and most constant evidence of being a translation”

Mengenai tulisan Paulus, berikut saya petik kesaksian “The Church Fathers” (Para

Bapa Gereja) sbb:

Clement dari Alexandria (150-212 Ms) dalam bukunya HYPOTYPOSES menuliskan

sbb: “...the Epistles to the Hebrews he assert was written by Paul, to the Hebrews,

IN THE HEBREW TONGUE; but it was carefully TRANSLATED by Luke and PUBLISHED

among the Greeks (dalam Eusebeius, Ecclesiastical Histories 6:14:2)

Eusebeius (315 Ms) menuliskan: “For a Paul had addressed the Hebrew in the

language of his country; some say that the evangelist Luke, others that Clement,

translated the epistle” (Ecclesiastical Histories 3:38:2-3)

Bagaimana Sdr Albert, Sang Profesor Tidak Mau Tahu?

Albert Rumampuk:

Diatas sudah saya buktikan berdasarkan berbagai sumber / data dari Ensiklopedi dan

buku-buku yang menunjukkan bahwa:

[1] PB itu aslinya ditulis dalam bahasa Yunani dan telah menyanggah teori anda

tentang adanya corak semitik yang dijadikan dasar bahwa PB aslinya adalah Ibrani.

[2] Pengucapan nama Tuhan YHWH, tak ada seorangpun yang tahu dengan pasti dan

itu justru membuktikan bahwa keharusan nama YHWH adalah ajaran yang ngawur.

Page 17: Anugerah Allah_ Haruskah Nama Yahweh Digunakan_ Sebuah Perdebatan Antara Albert Rumampuk vs Pdt. Teguh Hindarto m

6/13/12 Anugerah Allah: HARUSKAH NAMA YAHWEH DIGUNAKAN? SEBUAH PERDEBATAN ANTARA ALBERT …

17/23albertrumampuk.blogspot.com/2011/02/haruskah-nama-yahweh-digunakan-sebuah_5292.html

Maka disini saya akan memfokuskan dengan membuktikan lebih lanjut bahwa rasul

Paulus adalah seorang yang sangat pandai / terpelajar dan tentunya bisa berbahasa

Yunani, dan saat dia menuliskan tulisannya di PB, maka dia menuliskannya dalam

bahasa Yunani.

[A] Paulus adalah seorang yang sangat pandai dan menikmati pendidikan yang

terbaik; Tarsus tempat kelahiran-nya mempunyai pendidikan / universitas yang hebat

/ terkenal, bahkan menurut Easton’s Bible Dictionary, reputasinya melebihi

universitas-universitas yang ada di Athena dan Alexadria. Di Yerusalem sebagai

mahasiswa hukum dan menjadi murid dari seorang pakar / ahli yang bernama Rabbi

Gamaliel.

Easton's Bible Dictionary: “Tarsus was also the seat of a famous university,

higher in reputation even than the universities of Athens and Alexandria, the

only others that then existed. Here Saul was born, and here he spent his

youth, doubtless enjoying the best education his native city could afford.”

“His preliminary education having been completed, Saul was sent, when

about thirteen years of age probably, to the great Jewish school of sacred

learning at Jerusalem as a student of the law. Here he became a pupil of the

celebrated rabbi Gamaliel, and here he spent many years in an elaborate

study of the Scriptures and of the many questions concerning them with

which the rabbis exercised themselves. During these years of diligent study

he lived "in all good conscience," unstained by the vices of that great city.”

[B] Paulus adalah seorang Yahudi yang berbahasa Yunani. Tempat kelahiran-nya,

Tarsus, adalah sebuah kota besar di Kilikia timur, wilayah yang telah menjadi bagian

dari provinsi Romawi dan mempunyai peradaban / kebudayaan Yunani-Romawi.

Encyclopedia Britannica 2010 (Saint Paul, the Apostle; Life): “Paul was a

Greek-speaking Jew from Asia Minor. His birthplace, Tarsus, was a major city

in eastern Cilicia, a region that had been made part of the Roman province of

Syria by the time of Paul’s adulthood. Two of the main cities of Syria,

Damascus and Antioch, played a prominent part in his life and letters.

Although the exact date of his birth is unknown, he was active as a

missionary in the 40s and 50s of the 1st century ad. From this it may be

inferred that he was born about the same time as Jesus ...

“http://www.britannica.com/EBchecked/topic/447019/Saint-Paul-the-

Apostle

“The International Standard Bible Encyclopedia (PAUL, THE APOSTLE, 4):

1. The City of Tarsus:

Geography plays an important part in any life. John the Baptist spent his

boyhood in the hill country of Judea in a small town (Luke 1:39) and then in

the wilderness. Jesus spent His boyhood in the town of Nazareth and the

country round. Both John and Jesus show fondness for Nature in all its forms.

Paul grew up in a great city and spent his life in the great cities of the Roman

empire. He makes little use of the beauties of Nature, but he has a keen

knowledge of men (compare Robertson, Epochs in the Life of Paul, 12). Paul

was proud of his great city (Acts 21:39). He was not merely a resident, but a

"citizen" of this distinguished city. This fact shows that Paul's family had not

just emigrated from Judea to Tarsus a few years before his birth, but had

been planted in Tarsus as part of a colony with full municipal rights (Ramsay,

Paul the Traveler, 31 f). Tarsus was the capital of Cilicia, then a part of the

province of Syria, but it had the title of metropolis and was a free city, urbs

libera (Pliny, NH, v.27). To the ancient Greek the city was his "fatherland"

(Ramsay, Cities of Paul, 1908, 90). Tarsus was situated on the river Cydnus,

and in a wide plain with the hill country behind and the snow-covered Taurus

Mountains in the distance. It was subject to malaria. Ramsay (ibid., 117)

from Genesis 10:4 f holds that the early inhabitants were Greeks mingled

Page 18: Anugerah Allah_ Haruskah Nama Yahweh Digunakan_ Sebuah Perdebatan Antara Albert Rumampuk vs Pdt. Teguh Hindarto m

6/13/12 Anugerah Allah: HARUSKAH NAMA YAHWEH DIGUNAKAN? SEBUAH PERDEBATAN ANTARA ALBERT …

18/23albertrumampuk.blogspot.com/2011/02/haruskah-nama-yahweh-digunakan-sebuah_5292.html

with Orientals. East and West flowed together here. It was a Roman town

also with a Jewish colony (ibid., 169), constituting a city tribe to which Paul's

family belonged. So then Tarsus was a typical city of the Greek-Roman

civilization.

Hellenism:

“… But we must not forget Paul lived in a Greek city and possessed Greek

citizenship also (Ramsay, Paul the Traveler, 33). Certainly the Greek traits of

adaptability, curiosity, alertness, the love of investigation were marked

features of his character, and Tarsus afforded wide opportunity for the

acquiring of these qualities (The Ethics of Paul, 39). He learned to speak the

vernacular koine like a native and with the ease and swing displayed by no

other New Testament writer save Luke and the author of He…”

Smith's Bible Dictionary (Paul): “Nearly all the original materials for the life

St. Paul are contained in the Acts of the Apostles and in the Pauline epistles.

Paul was born in Tarsus, a city of Cilicia. (It is not improbable that he was

born between A.D. 0 and A.D. 5.) Up to the time of his going forth as an

avowed preacher of Christ to the Gentiles, the apostle was known by the

name of Saul. This was the Jewish name which he received from his Jewish

parents. But though a Hebrew of the Hebrews, he was born in a Gentile city.

Of his parents we know nothing, except that his father was of the tribe of

Benjamin, (Philemon 3:5) and a Pharisee, (Acts 23:6) that Paul had acquired

by some means the Roman franchise ("I was free born,") (Acts 22:23) and

that he was settled in Tarsus. At Tarsus he must have learned to use the

Greek language with freedom and mastery in both speaking and writing.”

Kelahiran Paulus di Tarsus yang merupakan wilayah dari provinsi Romawi dan

mempunyai peradaban / kebudayaan Yunani-Romawi (dimana dia juga belajar

bahasa Yunani), dan juga karena dia seorang yang pandai / terpelajar, membuktikan

bahwa Paulus tentunya bisa berbahasa Yunani dan tentunya menuliskan tulisannya di

PB dalam bahasa Yunani.

BUKTIKAN BAHWA RASUL PAULUS TIDAK BISA BAHASA YUNANI DAN TIDAK MENULIS

PB DALAM BAHASA YUNANI !

Bagaimana menurut pak M.Th?

Catatan: Diskusi berakhir dibagian ini. Setelah saya menunjukkan bahwa Rasul Paulus

adalah orang yang pandai, bisa berbahasa Yunani dan menuliskan tulisannya di

Perjanjian Baru dengan bahasa Yunani, pak Teguh langsung CIUT dan menghentikan

diskusinya (lagi-lagi dengan menghapus komentar saya dibagian akhir). :))

Sumber debat: http://www.facebook.com/notes/shem-tov/sekte-

yahweh/463754383810

Dari seluruh diskusi yang kami lakukan ini, saya menyimpulkan 5 hal:

Karena Pdt. Teguh hanya mendasari argumentnya pada versi

Peshitta (yang merupakan terjemahan dari PB Yunani) yang ditulis

pada abad ke-5, dan hanya berteori bahwa PB Yunani punya unsur

‘Semitik’, serta belum adanya bukti Materil / manuscripts dari PB

Ibrani, maka perjanjian baru jelas ditulis dalam bahasa yunani!

Para rasul PB dan Yesus sendiri mengganti kata YHWH dengan

KURIOS atau THEOS. Itu membuktikan bahwa orang Kristen bisa

mengganti kata itu dengan sebutan ALLAH.

Mayoritas penafsir / Teolog (termasuk naskah kuno dari PL)

membuktikan dengan jelas bahwa tak ada yang bisa mengucapkan

kata YHWH itu dengan pasti.

Keharusan penggunaan nama YHWH sama sekali tak punya dasar

Kitab Suci dan karena itu, nama YHWH tidak harus digunakan!

Pdt. Teguh Hindarto (kelompok YHWH-ISME) tidak mengakui

Page 19: Anugerah Allah_ Haruskah Nama Yahweh Digunakan_ Sebuah Perdebatan Antara Albert Rumampuk vs Pdt. Teguh Hindarto m

6/13/12 Anugerah Allah: HARUSKAH NAMA YAHWEH DIGUNAKAN? SEBUAH PERDEBATAN ANTARA ALBERT …

19/23albertrumampuk.blogspot.com/2011/02/haruskah-nama-yahweh-digunakan-sebuah_5292.html

otoritas Perjanjian Baru (yang diilhami Roh Kudus) yang mengganti

kata YHWH dengan Kurios / Theos. Hal itu sama dengan telah

menghina / menolak firman Tuhan / Allah itu sendiri

Dengan melihat kelima hal tersebut, maka ajaran keharusan penggunaan

nama Yahweh oleh sekte Yahweh-isme, adalah sesuatu yang salah dan

bertentangan dengan Kitab Suci!

APPENDIX

Dibagian ini, saya akan memberikan sedikit tanggapan atas Literatur yang digunakan

oleh Pdt. Teguh Hindarto dan juga menanggapi komentarnya di situs Messianic

tentang diskusi yang saya susun ini.

Tanggapan literatur yang digunakan oleh Pdt. Teguh Hindarto M.Th

Ada cukup banyak sumber / link yang dijadikan dasar argument oleh Pdt. Teguh

Hindarto untuk mengklaim bahwa Perjanjian Baru ditulis dalam 'bahasa Ibrani'. Tapi

apakah sumber-sumber itu bisa dipercaya / berkwalitas? Tidak!

Salah satu sumber yang menjadi kebanggaan Teguh Hindarto adalah buku dari

Raphael Lataster: "Was the New Testament Really Written in Greek?". Tahukah

saudara, apa latar belakang si Lataster ini? Dia bukan ahli teologi, melainkan investor

keuangan / apoteker! Bukunya sendiri tidak diterbitkan secara resmi (mungkin dia

malu ketahuan kebodohannya), tetapi hanya dikonversi ke format Bibleworks oleh

para pemujanya. Tentu saja ia tidak kredibel, masa M.Th belajar dari orang ekonomi

soal teologi? Lagipula, Lataster telah dikritik habis-habisan karena bukunya tidak

akademik sama sekali.

http://wikibin.org/articles/raphael-lataster.html

http://orvillejenkins.com/languages/aramaicprimacy.html

Anehnya, buku dari seorang ekonom yang bukan ahli Teologia ini, digunakan sebagai

dasar argumentasi oleh sang M.Th yang nota bene mengaku sebagai ‘Ilmuan’. Buat

apa gunakan sumber yang tidak valid? Yang lebih parah lagi, Teguh Hindarto yang

seringkali memamerkan ‘kehebatan’ bahasa Ibraninya dan yakin jika PB ditulis dalam

bahasa Ibrani, justru menggunakan buku yang mengklaim bahwa PB ditulis dalam

bahasa Aram. Apa hubungannya? Mungkin sang M.Th sudah putus asa / stres karena

tak menemukan buku tentang penulisan PB dalam bahasa Ibrani. Sungguh aneh tapi

nyata!

Tanggapan atas komentar Pdt. Teguh Hindarto di situs Messianic Indonesia

Dalam tanggapannya di situs Messianic Indonesia, Pdt. Teguh Hindarto berkomentar

soal rekaman perdebatan yang saya susun ini, beliau berkata:

"Sejak Tanggal 22 November 2010 hingga Tgl 8 Desember terjadi perdebatan. Dan

saya memutuskan berhenti dari perdebatan tersebut. Namun penghentian dan sikap

mengalah saya ditafsirkan lain oleh Sdr Albert Rumampuk. Dalam rekam jejak hasil

perdebatan Sdr Albert Rumampuk memberikan

komentar akhir sbb:

'Setelah saya menunjukkan bahwa Rasul Paulus adalah orang yang pandai, bisa

berbahasa Yunani dan menuliskan tulisannya di Perjanjian Baru dengan bahasa

Yunani, pak Teguh langsung CIUT dan menghentikan diskusinya (lagi-lagi dengan

menghapus komentar saya dibagian akhir)'

Saya tidak akan menyimpulkan apapun dari hasil diskusi ini. Dipersilahkan kepada

Page 20: Anugerah Allah_ Haruskah Nama Yahweh Digunakan_ Sebuah Perdebatan Antara Albert Rumampuk vs Pdt. Teguh Hindarto m

6/13/12 Anugerah Allah: HARUSKAH NAMA YAHWEH DIGUNAKAN? SEBUAH PERDEBATAN ANTARA ALBERT …

20/23albertrumampuk.blogspot.com/2011/02/haruskah-nama-yahweh-digunakan-sebuah_5292.html

para pembaca yang berminat untuk belajar dan mencari kebenaran untuk menjadikan

diskusi dan adu argumentasi, adu data dan adu analisis ini sebagai pembelajaran.

Dengan adanya argumen pro dan argumen kontra diantara saya dan Albert

Rumampuk, kiranya dapat menolong masing-masing pembaca untuk mengambil

keputusan eksistensial bagi dirinya masing-masing.

Berbeda dengan hasil laporan diskusi versi Albert Rumampuk, maka dalam rekam

jejak ini saya tampilkan percakapan dari topic yang remeh hingga yang pelik dengan

berbagai referensi yang saya sertakan. Untuk memudahkan mengikuti kronologi

percakapan, saya menggunakan urutan tanggal awal percakapan hingga tanggap

akhir percakapan, bukan per topic yang disortir. Perihal "delete" yang saya lakukan

tidak lebih pada pernyataan-pernyataan kasar belaka dan argumentasi yang diulang-

ulang saja. Sdr Albert Rumampuk terlalu memaksakan diri saja. Sikap mengalah saya

rupanya ditafsirkan lain oleh dia.

Nah, selamat menikmati diskusi dan adu argumentasi seputar penggunaan nama

Yahweh dengan Allah dengan disertai tamasya bacaan dan kajian tafsir."

Tanggapan saya:

Rupanya Pdt. Teguh Hindarto tak pernah kapok dalam berdusta. Saudara bisa

melihatnya sendiri disepanjang debat ini, beliau telah berkali-kali berdusta,

diantaranya:

Dusta yang pertama: Pdt. Teguh Hindarto berkata: "Tidak saya sangkali bahwa

tugas saya memahsyurkan nama YHWH, namun menuduh saya... MENGHARUSKAN

itu sudah persoalan lain. ANDA BERKHAYAL MENGENAI SAYA RUPANYA…."

Bukti dustanya: Teguh Hindarto melakukan debat terbuka tentang nama YHWH di

gereja G.K.R.I ‘GOLGOTA’ (Jl. Dinoyo 19b, lantai 3) - Surabaya Vs Pdt. Budi Asali &

Ev. Esra Soru dan mempertahankan kata itu, melakukan debat terbuka dengan saya

di FB, menulis tulisan-tulisan tentang keharusan nama Yahweh, mempersalahkan LAI,

dsb.

Dusta yang kedua: Pdt. Teguh Hindarto berdusta dengan mengatakan bahwa nama

/ huruf Y-A-H-W-E-H, ada tertulis dalam Tanakh / Perjanjian lama Ibrani yang asli

(bukan terjemahan) sekalipun sudah saya jelaskan berulang-ulang kali, padahal dalam

PL Ibrani hanya tertulis 4 huruf mati YHWH יהוה –

Selanjutnya, pada komentarnya di situs Messianic, beliau berkata bahwa dalam

rekam jejak yang dibuatnya, dia ‘menyertakan berbagai referensi’, padahal setelah

saya lihat di FB, banyak referensi / link yang saya berikan justru tak dimasukkan

dalam hasil laporan diskusi yang disusunnya.

Pdt. Teguh Hindarto, anda sudah melanggar Kel 20:16 dan banyak ayat-ayat yang

lainnya. Silahkan bertobat!

Lalu soal men-delete, jelas-jelas beliau menghapus beberapa komentar saya yang

penting dan tidak merupakan ‘pernyataan kasar’ / ‘pengulangan’. Misalnya soal

tanggapan saya tentang Yoh 1:1 (dalam debat soal Tritunggal) dan juga soal rasul

Paulus yang bisa berbahasa Yunani. Mengenai soal ‘pernyataan kasar’ oleh saya,

silahkan para pembaca buktikan sendiri di seluruh diskusi ini (juga diskusi tentang

Tritunggal dan keselamatan), termasuk semua kata-kata kasar dan fitnah Pdt. Teguh

Hindarto. Ketika saya melontarkan ‘kata-kata kasar’, saya tidak hanya asal

ngomong, tapi itu memang sesuai dengan kenyataannya.

Saya jelaskan konteksnya:

Pak Teguh menafsirkan Yoh 17:6 dengan kacau balau tanpa melihat konteksnya,

saya sudah mengajarinya bagaimana salah satu prinsip penafsiran yang benar dengan

berkata: “Baik pak M.Th, saya akan ajari anda, begini, salah satu prinsip penafsiran

yang benar saat hendak menafsirkan suatu teks dalam KS adalah: kita harus

Page 21: Anugerah Allah_ Haruskah Nama Yahweh Digunakan_ Sebuah Perdebatan Antara Albert Rumampuk vs Pdt. Teguh Hindarto m

6/13/12 Anugerah Allah: HARUSKAH NAMA YAHWEH DIGUNAKAN? SEBUAH PERDEBATAN ANTARA ALBERT …

21/23albertrumampuk.blogspot.com/2011/02/haruskah-nama-yahweh-digunakan-sebuah_5292.html

menafsirkan teks tersebut berdasarkan pada KONTEKS yang ada! Anda sudah

mengerti? Tolong diparaktekkan ya, jika tidak, maka penafsiran anda itu bukan hanya

aneh bin ajaib, tapi juga aneh bin ngalor ngidul! Nilai anda akan merah loh nanti…” Eh,

sang ‘Master teologia’ ini malah berkata: “He..he...saya tahu, Anda mulai terjebak

dengan teori dan tafsir konyol Anda dan Anda malu ketika tersudut dengan tantangan

saya tersebut. NAMA ITU TIDAK MENGENAL KONTEKS! Dimanapun kata NAMA

diletakkan selalu menunjuk pada PRIBADI YANG MEMILIKI NAMA bukan yang lain

(apa yang dikerjakannya).” Ini jelas pernyataan yang semau gue! Dibagian lain dia

bicara konteks tapi jika sudah bicara mengenai nama YHWH, wah, langsung ‘ngamuk’

dan ngotot mengatakan pokoknya “NAMA ITU TIDAK MENGENAL KONTEKS!” (begitu

juga dengan persoalan dalam Mat 7). Saya sudah menjelaskan hal ini dan

mempertanyakan beberapa hal tentang ini (Yoh 17) dan dia tak mau menjawabnya,

malah justru menghindarinya! Saya sudah katakan padanya bahwa: “Nama dan

Firman memang punya arti yang berbeda, tetapi bagaimana memahami kata “nama”

dalam suatu teks, maka KONTEKS sangat berperan penting! Itu bukan hanya berlaku

untuk kata “nama” saja, tapi untuk semua kata / kalimat yang ada di KS. Inilah salah

satu prinsip penafsiran yang benar dan komprehensif! Tapi sama sekali tak digubris!

Disamping itu, sang ‘Master teologia’ ini juga melakukan eisegesis pada keluaran

3:15; 1 tawarikh 16:18; Mazmur 22:22 dan Amsal 18;10, mendasari argumentnya

pada versi PB Peshitta yang merupakan terjemahan dari PB Yunani, berargument

bahwa karena Yesus berkomunikasi dalam Ibrani , maka PB ditulis dalam Ibrani,

menganggap kata KITA dalam Kejadian 1:26 menunjuk pada Yahweh, Firman dan

Roh-Nya beserta para malaikat, mengklaim bahwa Kristen berakar pada Yudaisme

dan mengharuskan untuk kembali ke akar ibrani, menganggap keselamatan dengan

episentrum Yerusalem dan menerima Mesias Ibrani serta ibadah Yudaik, setuju /

mengajarkan sabelianisme dan berbagai logika jungkir balik lainnya.

Oleh karena itu, tak salah jika saya mengganti gelar ‘M.Th’ yang disandangnya

dengan Master goblok! Mengapa? Karena Sang ‘ilmuan’ yang ‘jago ibrani’ ini memang

goblok setengah hidup (bukan setengah mati)! Juga tak salah jika saya katakan

bahwa beliau pasti jebolan sekolah Teologi angin ribut!

Demikian pula dengan gelar pendeta yang beliau sandang, seharusnya diganti

pendusta, karena Sang ‘ilmuan’ yang mengaku sebagai ‘Rohaniawan’ ini telah berkali-

kali berdusta. Bukan hanya pada saya, tapi juga terhadap orang lain; misalnya saat

melakukan debat terbuka dengan Pdt. Budi Asali di Surabaya, Teguh Hindarto karena

sudah terdesak, akhirnya mengakui bahwa bahasa asli Perjanjian Baru adalah Yunani.

Tapi apa yang terjadi setelah itu? Sang ‘Rohaniawan’ ini kembali berdusta dengan

menulis di internet dan mengklaim bahwa bahasa asli PB adalah Ibrani ! Karena itu,

tak ada yang salah jika saya katakan bahwa Teguh Hindarto sebetulnya bukan

seorang pendeta / rohaniawan, tetapi lebih cocok sebagai pendusta!

Sekarang para pembaca bisa melihat kata-kata kasar dari pak Teguh Hindarto pada

saya di debat ini (termasuk diskusi soal Tritunggal & Keselamatan:

http://albertrumampuk.blogspot.com/2011/01/kesesatan-sekte-yahwehisme-

bagian.html dan disini: http://albertrumampuk.blogspot.com/2011/01/kesesatan-

sekte-yahwehisme-iman-versus.html): ‘AMNESIA, LINGLUNG, DAYA TANGKAP YANG

LAMBAT, AROGAN, SOK TAHU, KEBODOHAN PERMANEN’, dsb.

Saya bahkan tak pernah mengatakan beliau sebagai ‘goblok permanen’, karena saya

tahu beliau pasti bisa pintar. Dalam hal ini, Kitab Suci juga sering mencatat ‘kata-kata

kasar’ dari para rasul dan bahkan Yesus sendiri. Misalnya saat rasul Paulus mengutuk

para penyesat di jemaat Galatia, Yesus berkata munafik, bodoh, dsb, untuk para

Farisi. Apakah pak Teguh berani katakan bahwa Paulus dan Yesus telah berlaku kasar

dan tidak intelektual? Yesus mengatakan bodoh dan munafik pada orang Farisi saat

itu, karena mereka memang bodoh dan munafik. Tak ada yang salah dengan hal itu.

Menjadi salah, ketika Pdt. Teguh Hindarto mengatakan saya sebagai ‘sok tahu’ dan

‘bodoh permanen’, mengapa? Karena saya memang tidak sok tahu, saya bisa

membuktikan bahwa ajaran tentang keharusan nama YHWH itu memang salah dan

tidak Alkitabiah. Saya juga tidak ‘bodoh permanen’ karena bukan seperti orang gila /

idiot yang mempunyai tingkat kecerdasan berpikir yang sangat rendah. Lalu siapa

yang bodoh? Silahkan para pembaca menilainya sendiri.

Page 22: Anugerah Allah_ Haruskah Nama Yahweh Digunakan_ Sebuah Perdebatan Antara Albert Rumampuk vs Pdt. Teguh Hindarto m

6/13/12 Anugerah Allah: HARUSKAH NAMA YAHWEH DIGUNAKAN? SEBUAH PERDEBATAN ANTARA ALBERT …

22/23albertrumampuk.blogspot.com/2011/02/haruskah-nama-yahweh-digunakan-sebuah_5292.html

Posting Lebih Baru Posting LamaBeranda

Langganan: Poskan Komentar (Atom)

Diposkan oleh Anugerah Allah. Blogspot. Com di 22:11

Label: Sekte Yahwehisme

Mengenai soal pengulangan argumen yang dituduhkan dan karena itu membuatnya

menghentikan diskusi, memang, kadangkala saya berusaha untuk memberi

penjelasan padanya secara berulang-ulang, misalnya soal nama TUHAN yang hanya

ditulis dengan 4 huruf mati YHWH dalam PL Ibrani, tapi ternyata itupun tak bisa

membuatnya mengerti namun justru mempertahankan pandangannya yang salah.

Apa boleh buat? Silahkan saja, rupanya maksud baik saya itu disalahtafsirkan

olehnya. Namun sebaliknya, justru banyak argument baru saya yang tidak bisa

dijawab, misalnya soal Yoh 17:6; Yoh 1:1, soal nama YHWH yang tertulis di dahi

(penglihatan dukun) dan juga tentang Paulus yang bisa berbahasa Yunani. Yang pasti,

seluruh perdebatan ini selalu diakhiri oleh sanggahan / argument dari saya. Saya yakin

penghentian diskusi yang dilakukan oleh-nya bukan karena mengalah, tapi karena dia

memang merasa sudah terkalahkan!

Semoga diskusi ini bisa membawa manfaat.

Sarankanini diGoogle

Buat sebuah Link

1 komentar:

Anonim 16 Maret 2011 14:22

Pak Albert!! You are right all along. Saya heran dengan orang2 Kristen skarang

yang sok tau dan menganggap orang2 jaman dulu, termasuk para rasul dan

historian dan peneliti dan penulis Alkitab, penerjemah dst adalah orang2 goblok.

Kenapa juga orang yang baru hidup 50 tahun didunia ini merasa lebih tau dengan

peristiwa yang terjadi 2000 thn lalu lebih daripada mereka yg hidup di abad itu atau

yg hidup lebih dekat ke abad itu. Aneh bin ajaib..sudah tidak ada dasar sejarah,

tata bahasa kacau masih pula mempertahankan kesalahan mereka. Inilah akibat

orang kristen, jadi pendeta tanpa blajara akhirnya mengira2, dan selalu memakai

kata "tuntunan roh kudus" untuk hal apa saja..akhirnya banyak nabi palsu!

Seriously, what is so wrong with bahasa Arab, INdonesia, Inggris, dst..kenapa pula

kita harus selalu berbahsa Ibrani. Sudah lebih baik saya share the good news with

others daripada berdebat ttg tata bahasa, sudah gak ada yg selamat krn berdebat

tata bahasa sebaliknya banyak yg meninggalkan kristus karena pengikutNya

"aneh"! God, Lord, Allah,Yahweh didalam nama Yesus Kristus..gitu aja kok

susah?!?!?

Balas

Link ke posting ini

Page 23: Anugerah Allah_ Haruskah Nama Yahweh Digunakan_ Sebuah Perdebatan Antara Albert Rumampuk vs Pdt. Teguh Hindarto m

6/13/12 Anugerah Allah: HARUSKAH NAMA YAHWEH DIGUNAKAN? SEBUAH PERDEBATAN ANTARA ALBERT …

23/23albertrumampuk.blogspot.com/2011/02/haruskah-nama-yahweh-digunakan-sebuah_5292.html

Demikianlah sekarang tidak ada penghukuman bagi mereka yang ada di dalam Kristus Yesus [Roma 8:1]

Template Picture Window. Gambar template oleh jpique. Diberdayakan oleh Blogger.