Artikel Wortel.docx

4
Nama : Oriza Krisnata Wiwata NIM : 141710101043 Kelas : THP - A Tanaman wortel (Daucus carrota L) termasuk jenis tanaman sayuran umbi semusim, berbentuk semak (perdu) yang tumbuh tegak dengan ketinggian antara 30 cm – 100 cm atau lebih, tergantung jenis varietasnya. Wortel merupakan tanaman perkebunan yang banyak diusahakan oleh petani selain itu wortel sangat berguna sebagai tumbuhan pendamping bagi petani. Dilihat dari hubungan kekerabatannya tanaman wortel ternyata masih satu family dengan seledri, parsley, dll (Cahyono, 2002). Teknologi pascapanen merupakan suatu perangkat yang digunakan dalam upaya peningkatan kualitas penanganan dengan tujuan mengurangi susut karena penurunan mutu produk yang melibatkan proses fisiologi normal dan atau respon terhadap kondisi yang tidak cocok akibat perubahan lingkungan secara fisik, kimia, dan biologis. Kriteria untuk membedakan buah klimaterik dari buah non-klimaterik adalah dengan melihat reaksinya terhadap penggunaan etilen. Buah non-klimaterik akan bereaksi terhadap peralakuan etilen pada setiap saat kehidupannya, baik sebelum maupun sesudah panen. Sedangkan buah klimaterik hanya akan memperlihatkan kenaikan respirasi bila etilen digunakan selama masa pra-klimaterik, dan menjadi tidak peka terhadap etilen setelah mencapai klimaterik (Fatkhomi, 2009). Etilen dikategorikan sebagai hormon alami untuk penuaan dan pemasakan dan secara fisiologis sangat aktif dalam konsentarsisangat rendah (<0.005 uL/L) (Wills et al., 1988)

Transcript of Artikel Wortel.docx

Page 1: Artikel Wortel.docx

Nama : Oriza Krisnata WiwataNIM : 141710101043Kelas : THP - A

Tanaman wortel (Daucus carrota L) termasuk jenis tanaman sayuran umbi semusim, berbentuk semak (perdu) yang tumbuh tegak dengan ketinggian antara 30 cm – 100 cm atau lebih, tergantung jenis varietasnya. Wortel merupakan tanaman perkebunan yang banyak diusahakan oleh petani selain itu wortel sangat berguna sebagai tumbuhan pendamping bagi petani. Dilihat dari hubungan kekerabatannya tanaman wortel ternyata masih satu family dengan seledri, parsley, dll (Cahyono, 2002).

Teknologi pascapanen merupakan suatu perangkat yang digunakan dalam upaya peningkatan kualitas penanganan dengan tujuan mengurangi susut karena penurunan mutu produk yang melibatkan proses fisiologi normal dan atau respon terhadap kondisi yang tidak cocok akibat perubahan lingkungan secara fisik, kimia, dan biologis.

Kriteria untuk membedakan buah klimaterik dari buah non-klimaterik adalah dengan melihat reaksinya terhadap penggunaan etilen. Buah non-klimaterik akan bereaksi terhadap peralakuan etilen pada setiap saat kehidupannya, baik sebelum maupun sesudah panen. Sedangkan buah klimaterik hanya akan memperlihatkan kenaikan respirasi bila etilen digunakan selama masa pra-klimaterik, dan menjadi tidak peka terhadap etilen setelah mencapai klimaterik (Fatkhomi, 2009).

Etilen dikategorikan sebagai hormon alami untuk penuaan dan pemasakan dan secara fisiologis sangat aktif dalam konsentarsisangat rendah (<0.005 uL/L) (Wills et al., 1988)

Tabel 1. Klasifikasi komoditi hortikultura berdasarkan laju produksi etilen

Klass laju produksi etilen Jenis komoditi

Sangat rendah Artichoke, asparagus, bunga kol, cherry, jeruk,

delima, strawberry, sayuran daun, sayuran umbi,

kentang, kebanyakan bunga potong.

Rendah Blueberry, cranberry, mentimun, terung, okra, olive,

kesemek, nenas, pumpkin, raspberry, semangka.

Moderat Pisang, jambu biji, melon, mangga, tomat.

Page 2: Artikel Wortel.docx

Tinggi Apel, apricot, alpukat, buah kiwi, nectarine, pepaya,

peach, plum.

Sangat tinggi Markisa, sapote, cherimoya, beberapa jenis apel.

Tabel 2. Kelas respirasi dari beberapa produk pertanian pascapanen suhu 5oC.

Kelas respirasi KomoditiSangat rendah Biji-bijian, kurma, buah kering dan beberapa sayuranRendah Apel, jeruk, anggur, kiwi, bawang putih dan merah, kentang

yang telah matang dan ketela rambat.Moderat Aprikot, pisang, cherry, peach, nectarine, kol, wortel, selada,

tomat. kentang.Tinggi Strawberry, bunga ko, lima bean, apokat.Sangat tinggi Artichoke, snap bean, green onion, brussel sprout, cut flower.Terlalu tinggi Asparagus, brokoli, jamur pangan, pea, spinach, jagung

manis.

C6H12O6 + O2 -------------> CO2 + H2O + Energi + panas

Teknologi Penanganan Pasca Panen Wortel (Sayuran Umbi).

Wortel mengakumulasi banyak gula sampai umbi masak di lapang, oleh karenanya wortel yang berkualitas tinggi harus memiliki kadar air tinggi yang dicirikan dengan tingkat kesegaran yang tinggi, berwarna kuning cerah dan berasa manis. Panen wortel sebaiknya dilakukan pada pagi hari, sebelum matahari bersinar terik untuk mencegah transpirasi dan respirasi yang berlebihan. Wortel yang baru dipanen harus segera dicuci dengan air bersih agar kotoran dan mikroorganisme bawaan dari tanah segera terbuang. Pencucian juga harus dilakukan secara hati-hati agar tidak terjadi kerusakan mekanis. Wortel bersih yang segar dapat bertahan selama kurang lebih 9 bulan pada penyimpanan 0 - 1 oC dan kelembaban relatif 98 - 100 %. Pemotongan daun wortel harus dilakukan secara hati-hati dengan panjang kurang lebih 2.5 cm untuk mencegah percepatan kerusakan. Tingkat kelembaban yang tinggi diperlukan pada penyimpanan wortel untuk mencegah dehidrasi. Precooling atau pendinginan awal disarankan dilakukan untuk memperpanjang tingkat kesegaran wortel, baik dengan cara perendaman atau penyemprotan. Tidak disarankan untuk menyimpan wortel pada suhu kurang dari 0 oC karena akan menyebabkan chilling injury. Juga tidak disarankan untuk mencampur wortel dengan produk-produk segar lain yang menghasilkan etilen karena akan mengakibatkan rasa pahit pada wortel.

Page 3: Artikel Wortel.docx

DAFTAR PUSTAKA

Cahyono Bambang, 2002 Wortel Teknik Budidaya dan Analisa Usaha Tani. Yogyakarta : Kanisius.

Fatkhomi, F. 2009. Pemasakan buah. (On-line).http://wordbiology.wordpress.com diakses 19 maret 2015.

Wills, R.B.H., McGlasson, B., Graham, D., and Joice, D. 1998. Postharvest, An Introduction to the Physiology and Handling of Fruit, Vegetables and Ornamentals. 4thEd. The Univ. of New South Wales, Sydney. 22pp.