ASEP SHIHABUL MILLAH
-
Upload
jefrikusuma -
Category
Documents
-
view
201 -
download
26
description
Transcript of ASEP SHIHABUL MILLAH
i
SKRIPSI
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN SANTRI TENTANG
PERSONAL HYGIENE DENGAN KEBIASAAN MEROKOK
DI PONDOK PESANTREN AL-GHOZALI
KABUPATEN BOGOR
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh
Gelar Sarjana Keperawatan pada
Program S1 Keperawatan
DISUSUN OLEH : ASEP SHIHABUL MILLAH
NIM. 111220038
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
STIKes WIDYA DHARMA HUSADA TANGERANG
TAHUN 2015
ii
LEMBAR PERSETUJUAN
Proposal Penelitian :Asep Shihabul Millah
NIM : 111220038
Judul :Hubungan Tingkat Pengetahuan Santri Tentang
Personal Hygiene Dengan Kebiasaan Merokok Di
Pondok Pesantren Al-Ghozali
Telah Disetujui Untuk Diujikan di hadapan Dewan Penguji Skripsi Pada Tanggal
18 Agustus 2015
Pembimbing,
Pembimbing I Pembimbing II
Dr. H.M. Hasan, SKM. M.Kes. Ns. Nita Ekawati, S.Kep
Mengetahui,
Ketua Program Studi S1 Keperawatan
STIKes Widya Dharma Husada Tangerang
Ns. Armi, S. Kep. M. Kep
iii
LEMBAR PENGESAHAN
Telah diuji dan disetujui oleh Tim Penguji pada Ujian Sidang Skripsi di STIKes
Widya Dharma Husada Tangerang
Tanggal 20 Agustus 2015
TIM PENGUJI
Tanda Tangan
Penguji I : Ns. Ratumas Ratih P,S.Kep., M.Kep ........................
Penguji II : Dr. H. M. Hasan, SKM., M.Kes. ........................
Mengetahui,
Ketua Stikes Widya Dharma Husada
(Dr. H.M. Hasan, SKM. M.Kes.)
iv
LEMBAR PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Asep Shihabul Millah
NIM : 111220038
Tempat/tgl lahir : Tangerang, 13November 1993
Institusi : STIKes Widya Dharma Husada Tangerang
Menyatakan bahwa proposal penelitian “Hubungan Tingkat
Pengetahuan Santri Tentang Personal Hygiene Dengan Kebiasaan Merokok
Di Pondok Pesantren Al-Ghozali Kabupaten Bogor adalah bukan karya orang
lain baik sebagian maupun keseluruhan, kecuali dalam bentuk kutipan yang telah
di sebutkan sumbernya.
Demikian pernyataan ini kami buat dengan sebenar-benarnya dan apabila
ternyata pernyataan ini tidak benar, kami bersedia mendapatkan sangsi akademis.
Tangerang,18 Agustus 2015
Yang Menyatakan
Asep Shihabul Miilah
Mengetahui,
Pembimbing I Pembimbing II
Dr. H.M. Hasan, SKM. M.Kes. Ns.Nita Ekawati, S.Kep
v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
A. Indentitas Pribadi
Nama : Asep Shihabul Millah
Tempat / Tangal Lahir : Tangerang, 13 November 1993
Jenis Kelamin : Laki – laki
Agama : Islam
Alamat : Jalan Raya Mauk Km 13, Kp, Gintung Ds,
Gintung RT 15/03 Kab. Tangerang -Banten
B. Riwayat Pendidikan
1. Sekolah Dasar Negeri I Gintung, diselesaikan pada tahun 2005 di
Tangerang, Banten.
2. PondokPesantren Al-Mansyuriyah, diselesikan pada tahun 2008 di
Tangerang, Banten.
3. Sekolah MenegahAtas Negeri 1 Sepatan, diselesaikan pada tahun 2011 di
Tangerang, Banten.
vi
MOTTO
Jadilah seperti karang di lautan yang kuat dihantam ombak dan
kerjakanlah hal yang bermanfaat untuk diri sendiri dan orang lain,
karena hidup hanyalah sekali. Ingat hanya pada Allah apapun di
manapun kita berada kepada Dia-lah tempat meminta dan memohon
Orang yang menuntut ilmu berarti menuntut rahmat : orang yang
menuntut ilmu berarti menjalankan rukun islam dan pahala yang di
berikan kepadanya sama dengan para nabi
(H.R Dailani dari anas r.a)
Janganlah membanggakan dan menyombongkan diri apa-apa yang
kita peroleh, turut dan ikutilah ilmu padi makin berisi makin tunduk
dan makin bersyukur kepada yang menciptakan kita Allah SWT
always be your self no metter what they say and never be anyone else
even if they look better than you
vii
HALAMAN PERSEMBAHAN
Puji sukur aku panjatkan atas kehadiran Mu ya Allah SWT, berkat
limpah rahmat dan hidayah-Mu, Karya tulis ini dapat terselesaikan.
Baginda Nabi Besar Muhammad SAW yang telah memberikan suri
tauladan yang baik tentang kehidupan. Skripsi ini aku persembahkan
untuk siapa yang membaca karya tulis ku terutama untuk :
Kedua orang tua ku tersayang Bapak Hanesin dan Ibu Nuryati yang
telah mendoakan yang terbaik untuk ku. Tanpa doa beliau aku tak akan
seperti saat ini. Dan kaka ku tersayang Usniawati, Komariyah,
Juhaeriyah, Masriyah, yang selalu memberikan semangat dalam
menuntut ilmu semoga Allah SWT membalas segala kebaikan yang telah
diberikan untuk adiknya ini. Untuk Bapak M. Hasan, dan Ibu Nita
Ekawati Terima Kasih telah meluangkan waktu dan tenaga untuk
membimbingku dalam penyelesaian Skrpsi ini. Sahabatku tercinta Mas
Bambang, Achmad Fitrah Alfian, Asep Purnama, Arief Hadianto, Gerry
Zuliansyah, Jefri Kusuma, Maulana Agus Rizqi, Maulana Yusuf, Sutisna,
Bang Hari, yang selalu memberikan motivasi tentang kehidupan dan
semoga kelak cita-cita kita tercapai. Amien. Teman-teman SI
Keperawatan yang telah memberikan bantuan dalam pembuatan skripsi
ini.
viii
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah Swt karena atas rahmat
dan karunia-Nya akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
“Hubungan Tingkat Pengetahuan Santri Tentang Personal Hygiene dengan
Kebiasaan Merokok di Pondok Pesantren Al-Ghozali Kabupaten Bogor”
tepat pada waktunya. Proposal ini diajukan untuk memenuhi salah satu prasyarat
sidang skripsi Program S1 Keperawatan di Stikes Widya Dharma Husada
Tangerang. Dalam menyelesaikan proposal ini penulis mengakui dan menyadari
banyak menemukan kesulitan dan tanpa bantuan dari berbagai pihak tidak
mungkin dapat diselesaikan dengan baik. Untuk itu pada kesempatan ini ijinkan
penulis menyampaikan terimakasih kepada:
1. Drs. H. Darsono selaku Ketua Yayasan Widya Dharma Husada
2. Dr. H. M. Hassan, SKM. M.Kes selaku Ketua Stikes Widya Dharma
Husada.Sekaligus pembimbing 1 dalam pembuatan proposal ini
3. Ns. Armi, S.Kep. M.Kep selaku KaProdi S1Keperawatan Stikes Widya
Dharma Husada Tangerang
4. Ns. Nita Ekawati Selaku pembimbing II yang telah memberikan banyak
masukan dan ilmu terkait dengan pembuatan proposal ini
5. Seluruh staff Dosen dan Karyawan Stikes Widya Dharma Husada Tangerang
yang telah memberikan bimbingan dan ilmu pengetahuan.
ix
6. Kedua orang tua yang selalu memberikan semangat dan dukungan baik moril
maupun materil serta kakak tercinta yang selalu mendukung dalam kuliah di
SI Keperawatan Stikes Widya Dharma Husada Tangerang.
7. Teman-teman angkatan yang teristimewa, selalu ceria, kompak, saling
memberikan inspirasi, motivasi satu sama lain dalam keadaan suka maupun
duka yang tidak bisa disebutkan satu per satu, kalianlah yang tak pernah lelah
untuk hadir dalam penyelesaian proposal penelitian ini.
8. Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu.
Dengan berbagai keterbatasan dalam pembuatan proposal penelitian ini,
peneliti menyadari bahwa penelitian ini banyak ditemukan kekurangan, untuk itu
kritik dan saran yang bersifat membangun sangat peneliti harapkan guna
perbaikan laporan dimasa yang akan datang.
Sebagai akhir kata, semoga penelitian ini dapat memberikan manfaat
bagi ilmu pengetahuan khususnya dunia keperawatan.
Peneliti
Asep Shihabul Millah
x
S1 NURSING STUDY PROGRAM
WIDYA DHARMA HUSADA INSTITUTE OF HEALTH
SCIENCES,
TANGERANG
UNDERGRADUATE THESIS, 2015
ASEP SHIHABUL MILLAH
111220038
RELATIONSHIP OF KNOWLEDGE ABOUT PERSONAL HYGIENE
WITH SMOKING HABITS IN COTTAGE BOARDING SCHOOL AL-
GHOZALI BOGOR
Chapter VII+ 56 pages+ 5 table + 2 design + 5 Attacment +30 library
ABSTRACT
Introduction.Personal Hygiene (personal hygiene) is the maintenance performed
to maintain the cleanliness and health of yourself both physically and mentally.
This study aimed to identify the relationship between the level of knowledge of
student about personal hygiene to smoking in Al-Ghozali Islamic boarding school
Bogor.
Research methods. A quantitative research using primary data questionnaires and
using cross sectional method. The sampling method which use it Stratified
Random Sampling Disproportional. Samples taken as many respondent are
student of class VIII and IV Al-Ghozali Islamic boarding school Bogor.
Result of research and discussion. From the result, it were obtained personal
hygiene to smoking habits, that which has the level of knowledge of good
personal hygiene is by 24 respondent (63.2%), showed smoke and who have the
bad knowledge level of personal hygiene is by 12 respondent, or (60.0%) showed
do not smoke. Statistical test result obtained value (p-value=0.159). So that the p-
value < α: 0,05) then it can be concluded that there is no relationship between the
level of knowledge of student about personal hygiene to smoking habit.
Conclusion. From the result of this study are expected of this that the boarding
school should be able to give guidance to student that smoking is not good and
harmful to the healthy, smoking habits student caused due to other factors such as
personal hygiene due to the influence of friend, personality factors, and the
influence of advertising.
Keyword : Personal Hygiene, Smoking Habit
xi
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
WIDYA DHARMA HUSADA TANGERANG
SKRIPSI, 2015
ASEP SHIHABUL MILLAH
111220038
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN SANTRI TENTANG
PERSONAL HYGIENE DENGAN KEBIASAAN MEROKOK DI PONDOK
PESANTREN AL-GHOZALI KABUPATEN BOGOR.
VII Bab + 56Halaman + 5Tabel +2 Bagan + 5 lampiran +30 Pustaka
ABSTRAK
Pendahuluan. PersonalHygiene(kebersihan diri) merupakan perawatan yang
dilakukan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan diri sendiri baik secara
fisik maupun mental. Penelitian ini bertujuan untuk mengindentifikasi hubungan
tingkat pengetahuan santri tentang personal hygiene dengan kebiasaan merokok di
Pondok Pesantren A-Ghozali Kabupaten Bogor.
Metode penelitian. Merupakan penelitian kuantitatif yang menggunakan data
primer (kuesioner) dan menggunakan metode Cross Sectional. Metode sampling
yang digunakan adalah Dispropportional Stratified Random Sampling.Sampel
yang diambil sebanyak 58 responden yaitu siswa kelas VIII dan IV Pondok
Pesantren Al-Ghozali Kabupaten Bogor.
Hasil penelitian dan pembahasan. Dari hasil penelitian diperoleh personal
hygiene dengan kebiasaan merokok, bahwa yang memiliki tingkat pengetahuan
personal hygieneyang baik sebesar 24 responden (63,2%), menunjukan merokok
dan yang memiliki tingkat pengetahuan personal hygiene yang tidak baik sebesar
12 responden atau (60.0%) menunjukan tidak merokok.Hasil uji statistik
diperoleh nilai (p-value=0,159). Sehingga nilai p-value< α: 0,05) maka dapat di
simpulkan bahwa tidak ada hubungan tingkat pengetahuan santri tentang
personal hygienedengan kebiasaan merokok.
Kesimpulan. Dari hasil penelitian ini diharapkan Pondok Pesantren hendaknya
dapat memberi pengarahan kepada santri bahwa kebiasaan merokok tidak baik
dan merusak kesehatan, kebiasaan merokok pada santri di sebabkan karena faktor
lain seperti personal hygiene diantaranya karena faktor pengaruh orang tua,
pengaruh teman, faktor kepribadian, dan pengaruh iklan.
Kata Kunci : Personal Hygiene, Kebiasaan Merokok
xii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .................................................................................. i
LEMBAR PERSETUJUAN ....................................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................ iii
LEMBAR PERNYATAAN ........................................................................ iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ................................................................... v
MOTTO HIDUP ......................................................................................... vi
PERSEMBAHAN ........................................................................................ vii
KATA PENGANTAR ................................................................................. viii
ABSTRACT ............................................................................................... x
ABSTRAK ............................................................................................... xi
DAFTAR ISI ............................................................................................... xii
DAFTAR TABEL ....................................................................................... xv
DAFTAR BAGAN ...................................................................................... xvi
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. xvii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ....................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................... 4
C. Pertanyaan Penelitian .................................................................... 5
D. Tujuan Penelitian ....................................................................... 5
1. Tujuan Umum ....................................................................... 5
2. Tujuan Khusus ....................................................................... 5
E. Manfaat Penelitian ....................................................................... 6
1. Bagi Santri ....................................................................... 6
xiii
2. Bagi Mahasiswa ...................................................................... 6
3. Bagi Tempat Penelitian ............................................................ 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Pengetahuan..................................................................... 7
1. Pengertian ....................................................................... 7
2. Tingkatan Pengetahuan ............................................................ 7
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan ..................... 9
4. Kriteria Tingkat Pengetahuan ................................................. 12
B. Konsep Personal Hygiene ............................................................ 12
1. Pengertian ....................................................................... 12
2. Jenis-jenis Pesonal Hygiene ..................................................... 13
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi Pesonal Hygiene ............. 19
4. Prinsip Pesonal Hygiene .......................................................... 21
5. Tujuan Perawatan Pesonal Hygiene ........................................ 21
C. Konsep Kebiasaan ....................................................................... 22
D. Konsep Dasar Merokok ............................................................... 22
1. Pengertian ....................................................................... 22
2. Racun-racun pada rokok ......................................................... 24
3. Faktor resiko merokok ............................................................ 24
4. Jenis-jenis rokok ..................................................................... 25
5. Golongan perokok .................................................................... 25
6. Tipe perilaku merokok ............................................................ 26
7. Tipe merokok menurut jumlah rokok yang dihisap ................ 27
8. Faktor-faktor yang mempengaruhi rokok ............................... 28
E. Kerangka Teori ....................................................................... 35
BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL DAN
HIPOTESA
A. Kerangka Konsep ....................................................................... 36
B. Hipotesis ....................................................................... 36
C. Definisi Operasional....................................................................... 37
BAB IV METODE PENELITIAN
xiv
A. Desain Penelitian ....................................................................... 39
B. Lokasi Penelitian ....................................................................... 39
C. Waktu Penelitian ....................................................................... 39
D. Populasi dan Sampel ...................................................................... 39
E. Instumen dan Cara Pengumpulan Data .......................................... 41
F. Pengolahan dan Analisis Data ....................................................... 42
G. Etika Penelitian ....................................................................... 45
H. Keterbatasan Penelitian ................................................................. 46
BAB V HASIL PENELITIAN
A. Analisa Univariat ....................................................................... 47
B. Analisa Bivariat ....................................................................... 49
BAB VI PEMBAHASAN
A. Pengetahuan santri tentang Pesonal Hygiene ............................... 50
B. Kebiasaan merokok ....................................................................... 51
C. Hubungan tingkat pengetahuan santri tentang Pesonal Hygiene
dengan kebiasaan merokok ............................................................ 52
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ....................................................................... 55
B. Saran ....................................................................... 55
DAFTAR PUSTAKA
Lampiran
xv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1Definisi Operasional ...................................................................... 37
Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Usia ..................... 47
Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan
Personal Hygiene ....................................................................... 48
Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kebiasaan
Merokok ...................................................................................... 48
Tabel 5.4 Analisis Hubungan Tingkat Pengetahuan Santri Tentang
Personal Hygiene dengan Kebiasaan Merokok ......................... 49
xvi
DAFTAR BAGAN
Halaman
2.1 Kerangka Teori Hubungan Tingkat Pengetahuan Santri tentang
Personal Hygiene dengan Kebiasaan Merokok ...................................... 35
3.1 Kerangka Konsep Penelitian .................................................................. 36
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
1. Surat permohonan menjadi responden
2. Surat pernyataan kesediaan menjadi responden penelitian
3. Kuesioner penelitian
4. Uji reliabilitas
5. Uji univariat dan bivariat
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di dalam dunia kesahatan,personal hygiene merupakan salah satu
kebutuhan dasar manusia.Personal hygiene adalah kebersihan dan
kesehatan perorangan yang bertujuan untuk mencegah timbulnya penyakit
pada diri sendiri maupun orang lain (Tarwoto dan Wartonah, 2006).
Personal hygiene menjadi penting karena personal hygiene yang baik akan
meminimalkan pintu masuk (portal of entry) mikroorganisme yang ada
dimana-mana dan pada akhirnya mencegah seseorang terkena penyakit
(Saryono, 2010). Pemeliharaaan personal hygiene sangat menentukan
status kesehatan dimana individu secara sadar dan atas inisiatif pribadi
menjaga kesehatan dan mencegah terjadinya penyakit. Upaya kebersihan
diri ini mencakup tentang kebersihan rambut, mata, telinga, gigi, mulut,
kuku, serta kebersihan dalam pakaian. Personal hygiene yang di maksud
mencakup perawatan kebersihan kulit kepala dan rambut, mata, hidung,
telinga, kuku kaki dan tangan, kulit, dan perawatan tubuh secara
keseluruhan (Tarwoto dan Wartonah 2006).Kesehatan adalah suatu hal
yang kontinum, yang berada dari titik ujung sehat walafiat sampai dengan
titik pangkal sakit serius (Notoatmodjo, 2012).
2
Hygiene merupakan kondisi fisik dan praktik untuk
mempertahankan kesehatan, mencegah terjadinya penyebaran penyakit,
meningkatkan derajat kesehatan individu meningkatkan kepercayaan diri
dan menciptakan keindahaan (WHO, 2013).
Dari data WHO di beberapa Negara berkembang prevalensinya
dilaporkan berkisar antara 6-27% dari populasi umum dan insiden tertinggi
terdapat pada anak usia sekolah dan remaja. Data Depkes RI prevalensi
scabies di puskesmas seluruh Indonesia pada tahun 2008 adalah 5,6%-
12,95%. Berdasarkan kajian WHO, cuci tangan dengan sabun mengurangi
angka kejadian diare sebanyak 47% (Riskesdas, 2007).
Menurut Sungkar, 1995 dalam jurnal Badri bahwa di suatu
pesantren yang padat penghuninya dan Hygiennyaburuk prevalensi
penderita scabies dapat mencapai 78,7%. Tetapi pada kelompok
hygiennyabaik prevalensi hanya 3,8%. Sanitasi lingkungan yang buruk di
pondok pesantren merupakan faktor dominan yang berperan dalam
penularan dan prevalensi penyakit scabies.
Di Indonesia fenomena merokok sekarang memang sangat
memperihatinkan, bahkan sudah merambah ke anak-anak sekolah.
Kebiasaan merokok memang sering dikaitkan dengan terjadinya penyakit
paru-paru, kardiovaskuler, dan gangguan saraf. Bahaya merokok pada
anak sangatlah menghawatirkan, semakin dini usia merokok maka
semakin banyak zat-zat yang masuk ke dalam rongga mulut. Bahaya yang
ditimbulkan rokok kurang menjadi perhatian remaja karena pada awalnya
3
mereka hanya mengikuti teman dan meniru apa yang mereka lihat tanpa
mengetahui dampak yang akan timbulkan (Fahrosi, 2013).
Menurut data World Health Organization tahun 2008
menunjukkan Indonesia menduduki peringkat ketiga dengan jumlah
perokok terbesar di dunia setelah China dan India. Setiap tahun di dunia
terdapat 5 juta orang yang meninggal karena penyakit yang disebabkan
oleh rokok jika tidak dikontrol, angka ini bertambah hingga 10 juta pada
tahun 2020. Saat ini perokok di dunia sekitar 1,3 milliar, 650 juta
meninggal. Proporsi perokok kelompok 13-15 tahun (remaja) diseluruh
dunia telah mendekati 20%. Di negara berkembang, jumlah pengkonsumsi
tembakau semakin meningkat seingga menyebabkan 1 dari 2 perokok aktif
meninggal (Sinaga, 2014).
Menurut Global Adult Tobacco Survey tahun 2011, prevalensi
perokok usia 13-15 tahun (remaja) terjadi peningkatan pada tahun 2006
sampai tahun 2009 sebesar 19,5%. Menurut Global Youth Tobocco Survey
tahun 2009 prevalensi perokok usia remaja sebesar 20,3% dan perokok
pemula usia 10-15 tahun naik menjadi 2 kali lipat sebesar 17,5% (Fahrosi,
2013).
Menurut Riskesdas tahun 2013 perilaku merokok usia 15 tahun ke
atas periode 2007-2013 cenderung meningkat dari 34,2% menjadi 36,2%.
Dan jumlah perokok di Provinsi Banten usia > 10 tahun sebesar 26,0%.
Merokok memiliki daya merusak yang cukup besar terhadap kesehatan.
4
Menurut WHO rokok adalah penyebab berbagai penyakit baik perokok
aktif maupun pasif.
Terdapat beberapa faktor yang melatarbelakangi kebiasaan
merokok pada remaja, salah satunya yaitu kurangnya pengetahuan remaja
tentang dampak merokok bagi kesehatan. Pengetahuan merupakan domain
yang sangat penting bagi pembentukan perilaku seseorang. Tingkat
pengetahuan remaja tentang kandungan rokok serta dampak yang dapat
ditimbulkan pada gigi dan mulut dapat memengaruhi perilaku merokok
pada remaja (Triswanto, 2007).
Berdasarkan hasil observasi di lapangan ditemukan beberapa santri
yang personal hygiennya yang kurang baik, contohnya mandi hanya 1-2
kali dalam sehari, perawatan kulit, perawatan kuku, perawatan mulut dan
gigi, serta perawatan rambut yang kurang baik.
Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti tertarik melakukan
penelitian tentang “Hubungan tingkat pengetahuan santri tentang personal
hygiene dengan kebiasaan merokok di Pondok Pesantren Al-Ghozali”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas, maka dapat dirumuskan “bagaimana hubungan
tingkat pengetahuan santri tentang personal hygiene dengan kebiasaan
merokokdi Pondok Pesantren Al-Ghozali?”.
5
C. Pertanyaan Penelitian
Adakah hubungan tingkat pengetahuan santri tentangpersonal hygiene
dengan kebiasaan merokok di Pondok Pesantren Al-Ghozali ?
D. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan santri tentang
personal hygienedengan kebiasaan merokok di Pondok Pesantren Al-
Ghozali
2. Tujuan khusus
a. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan santri tentang personal
hygiene dan kebiasaan merokok di Pondok Pesantren Al-Ghozali
b. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan santri tentang kebiasaan
merokok
c. Untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan santri tentang
personal hygiene dengan kebiasaan merokok di Pondok Pesantren
Al-Ghozali
6
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi Santri
Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan santri
khususnya tentang personal hygienedengan kebiasaan merokok
2. Bagi Mahasiswa
a. Memberikan tambahan pengetahuan mengenai personal hygiene
dengan kebiasaan merokok
b. Untuk menambah wawasan dan pengetahuan mahasiswa
3. Bagi Tempat Penelitian
Meningkatkan pengetahuan para ustadz dan santri tentang kesehatan
khususnya tentang kebersihan diri dan kebiasaan merokok
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengetahuan
1. Pengertian
Pengetahuan adalah merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah
mengadakan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terhadap
objek terjadi melalui panca indra manusia yakni penglihatan,
pendengaran, penciuman, rasa dan raba dengan sendiri. Pada waktu
penginderaan sampai menghasilkan pengetahuan tersebut sangat
dipengaruhi oleh intensitas perhatian persepsi terhadap objek.Sebagian
besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga
(Notoatmodjo, 2007).
2. Tingkatan pengetahuan didalam domain kognitif
Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat
penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (ovent behavior). Dari
pengalaman dan penelitian ternyata perilaku yang didasari oleh
pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak
didasari oleh pengalaman (Notoatmodjo, 2003). dalam buku Wawan &
Dewi, 2010.
Tingkat pengetahuan yang cukup didalam domain kognitif
mempunyai 6 (enam) tingkatan (Notoatmodjo, 2010). yaitu :
8
a. Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah
dipelajari sebelumnya.Termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini
seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah
diterima.Oleh sebab itu “tahu” ini adalah merupakan tingkat
pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur
bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari yaitu menyebutkan,
menguraikan, mengidentifikasi, menyatakan dan sebagainya.
b. Memahami (Comprehention)
Memahami artinya sebagai suatu kemampuan untuk
menjelaskan secara benar tentang obyek yang diketahui dan
dimana dapat menginterprestasikan secrara benar.Orang yang telah
paham terhadap objek atau materi terus dapat menjelaskan,
menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan dan sebagainya
terhadap suatu objek yang dipelajari.
c. Aplikasi (Application)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan
materi yang tekah dipelajari pada situasi ataupun kondisi rill
(sebenarnya). Aplikasi disini dapat diartikan aplikasi atau
penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip san
sebagainyadalam konteks atau situasi yang lain.
9
d. Analisis (analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan menjabarkan materi atau
suatu obyek kedalam komponen-komponen tetapi masih dalam
sesuatu structural organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu
sama yang lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari
penggunaan kata kerja seperti menggambarkan (membuat bagan),
membedakan, memisahkan, mengelompokkan.
e. Sintesis (Syntesis)
Sintesis yang dimaksud menunjukan pada suatu kemampuan
untuk melaksanakan atau menghubungkan bagian-bagian didalam
suatu keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah
suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi
yang ada.
f. Evaluasi (Evaluasi)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan
justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi objek.Penilaian-
penilaian itu berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri
atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada.
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan terbagi menjadi dua
yaitu faktor internal dan faktor ekternal (Mubarak, 2007).
a. Faktor internal
10
1) Pendidikan
Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang
pada orang lain terhadap sesuatu hal agar mareka dapat
memahami. Tidak dapat dipungkiri bahwa makin tinggi
pendidikan seseorang semakin mudah pula mereka menerima
informasi, dan pada akhirnya makin bamyak pula pengetahuan
yang dimilikinya. Sebaliknya jika seseorang tingkat
pendidikannya rendah, akan menghambat perkembangan sikap
seseorang terhadap penerimaan, informasi dan nilai-nilai yang
baru diperkenalkan.
2) Pekerjaan
Lingkungan pekerjaan dapat menjadikan seseorang
memperoleh pengalaman dan pengetahuan baik secara
langsung maupun secara tidak langsung.
3) Umur
Dengan bertambahnya umur seseorang akan terjadi
perubahan pada aspek fisik dan psikologis (mental).
Pertumbuhan pada fisik secra garis besar ada empat kategori
perubahan yaitu, perubahan ukuran, perubahan proporsi,
hilangnya ciri-ciri lama, timbulnya ciri-ciri baru.Ini terjadi
akibat pematangan fungsi organ.Pada aspek psikologis atau
mental taraf berfikir seseorang semakin matang dan dewasa
11
4) Minat
Sebagai kecenderungan atau keinginan yang tinggi
terhadap sesuatu.Minat menjadikan seseorang untuk mencoba
dan menekuni suatu hal dan pada akhirnya diperoleh
pengetahuan yang lebih mendalam.
5) Pengalaman
Pengalaman adalah suatu kejadian yang pernah dialami
seseorang dalam berinteraksi sengan limgkungannya.Ada
kecenderungan pengalaman yang kurang baik seseorang akan
berusaha untuk melupakan, namun jika pengalaman terhadap
obyek tersebut menyenangkan maka secara psikologis akan
timbul kesan yang sangat mendalam atau berbekas dalam
emosi kejiwannya, dan akhirnya dapat pula membentuk sikap
positif dalam kehidupannya.
b. Faktor Ekstrenal
1) Sosial Budaya
Sistem sosial budaya yang ada pada masyarakat dapat
mempengaruhidari sikap dalam menerima informasi (Wawan
& Dewi, 2010).
2) Lingkungan
Menurut Ann.Mariner yang dikutip Nursalam lingkungan
merupakan seluruh kondisi yang ada disekitar manusia dan
12
pengaruhnya yang dapat mempengaruhi perkembangan dan
perilaku orang atau kelompok (Wawan & Dewi, 2010).
3) Informasi
Kemudahan untuk memperoleh suatu informasi dapat
mempengaruhi perkembangan dan perilaku orang atau
kelompok.Membantu mempercepat seseorang untuk
memperoleh pengetahuan yang baru (Mubarak dkk, 2007).
4. Kriteria Tingkat Pengetahuan
Pengetahuan seseorang dapat diketahui dan diinterprestasikan
dengan skala yang bersifat kualitatif yaitu :
a. Baik : hasil presentase 76-100%
b. Cukup : hasil presentase 56-75%
c. Kurang : hasil presentase <56%
(Arikunto, 2006 dikutip dari Wawan dan Dewi, 2010).
B. Personal Hygiene
1. Pengertian
Personal hygiene (kebersihan diri) merupakan perawatan diri
yang dilakukan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan diri
sendiri baik secara fisik maupun mental (Lyndon Saputra, 2013).
Tingkat kebersihan diri seseorang umumnya dilihat dari penampilan
yang bersih dan rapih serta upaya yang dilakukan seseorang untuk
menjaga kebersihan dan kerapian tubuhnya setiap hari. Kebersihan diri
13
langkah awal dalam mewujudkan kesehatan diri karena tubuh yang
bersih meminimalkan risiko seseorang terjangkit suatu penyakit,
terutama penyakit yang berhubungan dengan kebersihan diri yang
buruk. Kebersihan diri seseorang meliputi beberapa hal, antara lain
kulit, kuku, rambut, gigi dan mulut, mata, hidung, teilinga.
Personal hygiene berasal dari bahasa Yunani, yaitu personal yang
artinya perorangan dan higine berarti sehat. Kebersihan perorangan
adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan
seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis(Tarwoto &Wartonah,
2010).
Perawatan diri atau kebersihan diri (personal hygiene) merupakan
perawatan diri sendiri yang dilakukan untuk mempertahankan
kesehatan, baik secara fisik maupun psikologis. Pemenuhan perawatan
diri dipengaruhi berbagai faktor di antaranya: budaya, nilai sosial pada
individu atau keluarga, pengetahuan terhadap perawatan diri, serta
persepsi terhadap perawatan diri (Alimul Aziz, 2006).
2. Jenis-jenis Personal Hygiene
a. Perawatan kulit
Kulit merupakan salah satu benteng pertahan tubuh dari
kuman penyakit dan trauma. Oleh sebab itu, kulit perlu dirawat
agar dapat menjalankan fungsinya (Lyndon Saputra, 2013).
Karakteristik kulit normal menurut Potter & Perry (2005):
1) Kulit harus kering
14
2) Kulit utuh dan tidak memiliki abrasi
3) Kulit terasa hangat ketika dipalpasi
4) Perubahan yang terlokasi dalam tekstur dapat dipalpasi pada
permukaan kulit. Kulit lembut dan fleksibel
5) Ada turgor yang baik (elastic dan tetap), dengan kulit yang
secara umum halus dan lembut
6) Warna kulit beragam dari bagian tubuh ke bagian tubuh dengan
rentang dari coklat tua ke merah muda ke merah muda kering
Beberapa masalah kulit misalnya, menjadi pucat, kekuning-
kuningan, kemerah-merahan, atau suhu kulit meningkat,
memperlihatkan adanya kelainan yang terjadi pada tubuh atau
gangguan kulit karena penyakit tertentu. Gangguan psikis juga
dapat menyebabalkan kelainan atau perubahan pada kulit.
Misalnya, karena stress, ketakutan, atau dalam keadaan marah
(Syaifuddin, 2006).
Kulit yang sehat akan tetap menjalankan fungsinya dengan
baik. Untuk itu, kulit harus selalu dipelihara kebersihannya. Cara
memberikan kulit secara keseluruhan umumya dilakukan dengan
mandi (Ananto, 2006).
b. Perawatan kuku
Kuku merupakan lempengan keratin transparan yang berasal
dari dari invaginasi epidermis. (Lyndon Saputra, 2013). Secara
anatomis, kuku terdiri terdiri dari dasar kuku, badan kuku, dinding
15
kuku, kantung kuku, akar kuku, dan lunula. Kuku yang normal
akan terlihat halus, tebal kurang lebih 0,5 mm, transparan, dan
dasar kuku berwarna merah muda. Kuman dapat masuk ke dalam
tubuh melalui kuku. Oleh sebab itu, kebersihan kuku merupakan
salah satu aspek penting dalam perawatan diri. Kuku yang kotor
dapat menjadi sarang penyakit yang selanjutnya dapat di tularkan
kepada bagian tubuh yang lain. Oleh karena itu baik kuku jari
tangan maupun jari kaki harus selalu dipelihara kebersihannya.
Ciri-ciri kuku yang sehat adalah kuku tumbuh dengan baik, kuat,
bersih, dan halus (Ananto, 2006).
Pertumbuhan kuku berlangsung terus-menerus seumur hidup,
tetapi pada usia muda kuku tumbuh lebih cepat. Kuku pada jari
tangan umumnya tumbuh rata-rata 1mm per minggu.
Masalah atau gangguan pada kuku:
1) Tinea pedis: terdapat guratan kekuningan pada lempengan
kuku yang pada akhirnya menyebabkan seluruh kuku menjadi
tebal, berubah warna, dan rapuh. Penyakit ini disebabkan oleh
infeksi jamur Epidermophyton, Trichophyton, dan, C. albicans
di kaki.
2) Ingrown nail: kuku tangan tidak tumbuh dan terasa sakit di
bagian tersebut.
3) Paronychia: radang di sekitar jaringan kuku
16
4) Rams horn nail: pertumbuhan kuku lambat dan terdapat
kerusakan didasar kuku atau infeksi.
5) Bau tidak sedap: reaksi mikroorganisme pada kuku atau kaki
yang menyebabkan bau tidak sedap.
b. Perawatan mulut dan gigi
Mulut dan gigi merupakan bagian pertama dari sistem pencernaan
makanan. Rongga mulut merupakan bagian tambahan dari sistem
pernapasan (Lyndon Saputra, 2013). Gigi berfungsi untuk mengunyah
atau mastikasi. Gigi normal terdiri dari tiga bagian; kepala, leher dan
akar. Membran periodontal berada pada margin gusi, sekitar gigi,
menahan kuat ditempat. Gigi yang sehat tampah putih, halus,
bercahaya, dan berjajar rapi (Potter & Perry, 2005).
Hygiene mulut membantu mempertahankan status kesehatan
mulut, gigi, gusi, dan bibir (Potter & Perry, 2005). Hal ini selaras
dengan pendapat Ananto (2006) bahwa dengan membersihkan gigi
berarti kita selalu membersihkan rongga mulut dari sisa-sisa makanan
yang biasanya tertinggal diantara gigi atau pada gusi gig. Perry &
Potter (2005) menjelaskan menggosok membersihkan gigi dari
partikel-partikel makanan, plak, dan bakteri; memasase gigi; dan
mengurangi ketidaknyamanan yang dihasilkan dari bau dan rasa yang
tidak nyaman. Flossing membantu lebih lanjut dalam mengangkat plak
dan tartar di antara gigi untuk mengurangi inflamasi gusi dan infeksi.
17
Hygine mulut yang lengkap memberikan rasa sehat dan selanjutnya
menstimulasi nafsu makanan.
Hygiene mulut yang baik termasuk kebersihan, kenyamanan, dan
kelembaban struktur mulut. Perawatan yang tepat dapat mencegah
penyakit mulut dan kerusakan gigi, perawatan mulut harus dilakukan
teratur dan setiap hari, setiap orang harus memeriksa gigi paling tidak
6 bulan.
c. Perawatan rambut
Rambut termasuk dalam struktur kulit. Struktur ini memilki di
kantung dermis kulit dan kemudian menembus permukaan kulit. Helai
rambut adalah struktur yang tiada berdaya. Perubahan warna atau
kondisi terjadi akibat aktivitas hormonal dan peredaran nutrisi ke
folikel. Fungsi utama rambut adalah melindungi kepala dari panas.
Rambut yang sehat akan terlihat mengkilap, tidak kering dan tidak
terlalu berminyak, tidak bercabang, serta tidak mudah patah (Lyndon
Saputra, 2013).
Menurut Ana Fitria (2007), rambut umumnya bertumbuh panjang
1/4 inci dalam sebulan. Semakin bertambah usia semakin lambat pula
pertumbuhan rambut. Makanan sehari-hari sangat berpengaruh pada
rambut. Diantaranya makanan yang baik dikonsumsi untuk kesehatan
rambut adalah sayuran dan makanan yang mengandung vitamin A, C,
dan B kompleks.
18
Penyikatan yang sering membantu mempertahankan kebersihan
rambut dan mendistribusi minyak secara merata sepanjang helai
rambut. Penyisiran hanya membentuk gaya rambut dan mencegah
rambut kusut. Sisir bergerigi pendek cukup untuk rambut pendek,
tetapi sisir bergerigi panjang dipilih untuk rambut keriting. Sisir
bergerigi tajam dan tidak beraturan dapat melukai kulit kepala.
Purnomo ananto 2006, menyebutkan 3 bulan atau 6 bulan sekali
rambut anak perempuan sebaiknya dipotong, sedang untuk anak laki-
laki memangkas rambutnya bisa 1-2 bulan sekali atau menurut
keadaan.
Frekuensi pencucian rambut sangat tergantung kepada hal-hal
tebal atau tipisnya rambut, lingkungan atau tempat berada seseorang,
sesorang yang sering memakai minyak rambut harus pula sering
mencuci rambutnya (Ananto, 2006).
d. Perawatan mata
Secara normal tidak ada perawatan khusus yang diperlukan untuk mata
karena secara terus-menerus dibersihkan air mata, kelopak mata, dan
bulu mata untuk mencegah masuknya partikel asing (Potter & Perry,
2005). Namun Arianto 2006 meyebutkan beberapa langkah untuk
merawat mata.
1) Mata sebaiknya dibersihkan setiap hari
2) Sewaktu-waktu sebaiknya diberikan menggunakan kapas yang
dibasahi boorsawer 3% atau air yang sudah dimasak. Caranya ialah
19
dengan menyapukan kipas mulai dari pinggir mata terus ke arah
tengah (menuju hidung). Lakukan hal ini berulang-ulang sampai
mata terasa bersih.
3) Jangan menggosok mata dengan tangan yang kotor, kain, atau sapu
tangan yang kotor atau sapu tangan orang lain.
4) Periksalah mata setahun sekali ke dokter spesialis mata atau ke
petugas kesehatan.
5) Biasakan makan-makanan yang banyak mengandung vitamin A
6) Berikan istirahat secukupnya bila telah melakukan pekerjaan yang
melelahkan mata.
e. Perawatan hidung
Perawatan hidung dapat dilakukan dengan mengangkat sekresi
hidung secara lembut dengan membersihkan kedalam dengan tissue
lembut. Hal ini menjadi hygiene harian yang diperlukan.
Mengeluarkan kotoran dengan kasar dapat mengakibatkan tekanan
yang dapat mencedrai gendang telinga, mukosa hidungdan bahkan
struktur mata yang sensitif (Potter & Perry).
f. Perawatan telinga
Pembersihan telinga biasanya dilakukan pada saat mandi dengan
menggunakan waslap yang dilembabkan, dirotasikan ke kanal telinga
dengan lembut (Potter & Perry, 2005).
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi personal hygiene
20
Menurut Lyndon Saputra (2013) perilaku kebersihan diri dapat
dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain sebagai berikut.
a. Kebiasaan
Kebiasaan seseorang berpengaruh dalam kebersihan diri.
Contohnya setiap individu memilki kebiasaan tersendiri kapan akan
memotong rambut, menggunting kuku, mencuci rambut, dan bahkan
kebiasaan tersendiri untuk mandi dua kali sehari, satu kali sehari, atau
tidak mandi. Kebiasaan juga berkaitan dengan penggunaan produk-
produk tetentu dalam melakukan perawatan diri, misalnya
menggunakan sabun padat atau sabun cair.
1) Budaya
Budaya mempengaruhi kebersihan diri seseorang. Contohnya
adalah terdapat mitos yang mengatakan bahwa menggunting kuku
pada malam hari akan menyebabkan kesialan. Hal ini meyebabkan
beberapa orang menunda mengggunting kuku hingga keesokan
harinya.
2) Tingkat pengetahuan
Tingkat pengetahuan seseorang mempengaruhi cara orang
tersebut merawat diri. Contohnya adalah untuk menjaga kebersihan
gigi, kita sebaiknya menggosok gigi dua kali sehari, yaitu setelah
sarapan dan sebelum tidur.
3) Status sosial ekonomi
21
Status sosial ekonomi mempengaruhi kemampuan seseorang
untuk memenuhi sarana dan prasarana yang dibutuhkan untuk
mempertahankan kebersihan diri. Contohnyaadalah kondisi
keuangan seseorang mempengaruhi anatara lain jenis sabun mandi,
sampo, atau sikat gigi, yang mampu ia beli.
4) Status kesehatan serta kondisi fisik dan mental
Orang yang sedang sakit atau yang mengalami cacat fisik dan
gangguan mental akan terhambat kemampuannya untuk merawat
diri secara mandiri.
4. Prinsip personal hygiene
Salah satu cara membersihkan kulit adalah mandi. Hal-hal yang perlu
diperhatikan tentang mandi antara lain (Lyndon Saputra, 2013).
a. Membiasakan mandi dua kali sehari atau setelah beraktivitas
b. Menggunakan sabun yang tidak iritatif. Jangan menggunakan sabun
untuk mencuci muka
c. Menyabuni seluruh tubuh, terutama daerah lipatan kulit, misalnya sela-
sela jari, ketiak, dan belakang telinga
d. Mengeringkan tubuh dengan handuk yang lembut segera setelah mandi
5. Tujuan perawatan personal hygiene (Tarwoto & Wartonah, 2010)
a. Meningkatkan derajat kesehatan seseorang
b. Memelihara kebersihan diri seseoramg
c. Memperbaiki personal hygiene yang kurang
d. Pencegahan penyakit
22
e. Meningkatkan percaya diri seseorang
f. Menciptakan keindahan
C. Kebiasaan
a. Biasa
Biasa adalah wajar, umum, sesuatu yang terjadi atau lazim
dijumpai sebagai mana yang sudah-sudah, seringkali terjadi.
b. Kebiasaan
Sesuatu yang biasa dikerjakan dan sebagainya, pola untuk
melakukan tanggapan terhadap situasi tertentu yang dipelajari oleh
seorang individu dan yang dilakukannya secara berulang untuk hal
yang sama. (Idrus, 2009).
D. Konsep Dasar Merokok
1. Pengertian Merokok.
Merokok adalah ketidak berdayaan adiksi nikotin dan akibat pada
kesehatan (Pusat promosi kesehatan Kemenkes RI, 2010)
Rokok adalah silinder dari kertas berukuran panjang antara 70 hingga
120 mm atau bervariasi tergantung negara dengan diameter sekitar 10
mm yang berisi daun tembakau yang telah dicacah (Aula, 2010).
Rokok merupakan salah satu produk industri dan komoditi
internasional yang mengandung sekitar 3000 bahan kimiawi. Unsur–
unsur yang penting antara lain : Tar, nikotin, benzopyrin, metil-
klorida, aseton, amoniak, dan karbon monoksida. Diantara sekian
23
banyak zat berbahaya ini, ada 3 yang paling penting, khususnya dalam
hal kanker, yakni:
a) Tar
Tar adalah substansi hidrokarbon yang bersifat lengket dan
mengiritasi paru-paru. Pengaruhnya pada tubuh manusia adalah
bahwa racun ini membunuh sel dalam saluran udara dan paru-paru
serta meningkatkan produksi lendir di dalam paru-paru (Mada,
2008)
b) Nikotin
Nikotin adalah zat adiktif yang mempengaruhi sistem syaraf
dan peredaran darah karena darah lebih mudah membeku serta
merusak jaringan otak dan mengeraskan dinding arteri. Nikotinlah
yang menyebabkan seseorang ketagihan rokok, padahal racun ini
mampu memicu kanker paru-paru yang mematikan karena zat ini
bersifat karsinogen (Mada, 2008)
c) Karbonmonoksida (CO)
CO merupakan 1-5% dari asap rokok. Zat ini mengusung
oksigen dalam darah (eritrosit) dan membentuk
carboxihaemoglobin. Seorang perokok akan mempunyai
carboxyhaemoglobin lebih tinggi dari orang normal, sekitar 0,5-
2%. Selain itu CO merusak dinding arteri yang pada akhirnya
dapat menyebabkan arteriosklerosis dan penyakit jantung koroner.
(Bustan, 2007)
24
2. Racun- racun yang kemungkinan pada rokok
a. Acatona, yaitu bahan kimia yang digunakan sebagai penghapus
cat
b. Hydrogen Cyanide, yaitu bahan kimia yang digunakan sebagai
racun untuk hukuman mati
c. Ammonia, yaitu bahan kimia yang digunakan sebagai pembersih
lantai
d. Methanol, yaitu bahan kimia yang digunakan sebagai bahan
bakar roket
e. Toluene, yaitu bahan kimia yang digunakan sebagai bahan
pelarut industry
f. Arsenic, yaitu bahan kimia yang digunakan sebagai racun tikus
3. Faktor resiko merokok
Penyakit dimana rokok dianggap sebagai faktor resiko penting :
a) Batuk menahun
b) Penyakit paru seperti penyakit paru obstruktif menahun (PPOM),
bronkhitis, dan empisema
c) Ulkus peptikum
d) Infertiliti
e) Gangguan kehamilan, bisa berupa keguguran, kehamilan diluar
rahim
f) Arteriosklerosis sampai penyakit jantung koroner
25
g) Beberapa jenis kanker seperti kanker mulut, kanker paru, kanker
sistem pernapasan lainnya. Juga kanker kandung kemih, pankreas,
atau ginjal.(Bustan, 2007)
4. Jenis-jenis rokok
a) Jenis rokok berdasarkan bahan pembungkus, meliputi :
(a) Klobot dari daun jagung
(b) Kawung dari daun aren
(c) Sigaret dari kertas
(d) Cerutu dari daun tembakau
b) Jenis rokok berdasarkan bahan baku atau isi, meliputi :
(a) Rokok putih yang berisi saus untuk mendapatkan efek rasa dan
aroma tertentu.
(b) Rokok kretek berisi daun tembakau dan cengkeh yang diberi
saus.
(c) Rokok klembak berisi daun tembakau, cengkeh, dan kemenyan
serta saus. (Partodiharjo, 2006)
5. Golongan perokok
a) Perokok aktif adalah orang yang secara langsung menghisap rokok.
b) Perokok pasif adalah orang yang tidak secara langsung menghisap
rokok tetapi menghisap asap rokok yang dikeluarkan dari mulut
orang yang sedang merokok. (Bustan, 2007)
.
26
6. Tipe perilaku merokok
Menurut Tomkins dalam aulia tahun 2010 menyebutkan terdapat
empat tipe perilaku merokok, yaitu:
a. Tipe perokok yang dipengaruhi oleh perasaan positif, yaitu dengan
merokok seseorang akan merasakan lebih positif dalam dirinya.
1) Pleasure relaxation, perilaku merokok hanya untuk menambah
atau meningkatkan kenikmatan yang sudah didapat, misalnya
merokok setelah minum kopi atau makan.
2) Simulation to pick them up, merokok hanya dilakukan untuk
menyenangkan perasaan.
3) Pleasure of handling the cigarette, kenikmatan yang diperoleh
hanya dengan memegang rokok. Misalnya perokok yang lebih
senang berlama-lama untuk memainkan rokoknya dengan jari-
jarinya sebelum ia nyalakan dengan api atau menhisapnya.
b. Perilaku merokok yang dipengaruhi perasaan negatif
Banyak orang merokok untuk mengurangi perasaan negatif
dalam dirinya. Misalnya merokok bila marah, cemas, glisah. Rokok
dianggap sebagai pelampiasaan, menurut mereka menggunakan
rokok diasaat perasaan tidak enak akan membuat perasan mereka
menjadi lebih nyaman kembali.
c. Perilaku merokok yang adaptif
Perokok yang sudah kecanduan akan menambah dosis rokok
yang digunakannya sedikit demi sedikit, terutama ketika efek dari
27
rokok yang dihisapnya mulai berkurang. Mereka umumnya akan
mencari rokok untuk persediaan, sehingga ketika ia
menginginkannya rokok itu sudah tersedia.
d. Perilaku merokok yang menjadi kebiasaan
Perokok disini menggunakan rokok bukan karena untuk
mengendalikan perasaan mereka, melainkan karena benar-benar
sudah menjadi kebiasaan rutin. Dengan kata lain merokok
merupakan suatu perilaku yang bersifat spontan, dan seringkali tanpa
disadari.
7. Tipe perokok menurut jumlah rokok yang dihisap
a) Perokok ringan apabila merokok kurang dari 10 batang per hari.
b) Perokok sedang apabila merokok 10-20 batang per hari.
c) Perokok berat apabila merokok lebih dari 20 batang per hari
(Bustan, 2007).
Efek bagi perokok tidak serta merta. Dibutuhkam waktu yang
cukup lama, yaitu berkisar antara 10 sampai 20 tahun perokok baru
akan menerima dampaknya. (Mada, 2008)
Menurut penelitit merokok adalah suatu aktivitas individu yang
bentuknya adalah menghisap rokok berulang-ulang dan terus menerus,
dan individu tersebut sudah dalam kondisi adiksi terhadap rokok.
28
8. Faktor-faktor yang mempengaruhi merokok
Beberapa faktor yang mempengaruhi seseorang merokok adalah sebagai
berikut (Tarwoto, 2009):
a. Pengaruh orang tua
Salah satu temuan tentang remaja perokok anak-anak muda yang
berasal dari rumah tangga yang tidak bahagia, dimana orang tua
tidak begitu memperhatikan anak-anaknya dan memberikan
hukuman fisik yang keras lebih mudah untuk menjadi perokok
dibanding anak-anak muda yang berasal dari lingkungan rumah
tangga yang bahagia. Remaja yang berasal dari keluarga konservatif
yang menekankan nilai sosial dan agama dengan baik dengan tujuan
jangka panjang lebih sulit terlibat dengan rokok/tembakau/obat-
obatan dibandingkan dengan keluarga yang permisif dengan
penekanan falsafah mengerjakan urusan sendiri, dan yang paling
kuat pengaruhnya adalah bila orang tua sendiri menjadi figur contoh
yaitu sebagai perokok berat, maka anak-anaknya akan berisiko untuk
meniru orang tuanya. Perilaku merokok lebih banyak didapati pada
mereka yang tinggal dengan satu orang tua (single parent). Remaja
akan lebih cepat berperilaku sebagai perokok bila ibu mereka
merokok daripada ayah yang merokok, hal ini terlihat pada pada
remaja putri.
29
b. Pengaruh teman
Berbagai fakta mengungkapkan bahwa bila semakin banyak
remaja yang merokok, maka semakin besar kemungkinan teman-
temannya adalah perokok dan demikian pula sebaliknya. Dari fakta
tersebut ada dua kemungkinan yang terjadi. Yang pertama, remaja
terpengaruh oleh teman-temannya atau remaja tersebut
mempengaruhi teman-temannya, hingga akhirnya remaja dan teman-
temannya menjadi perokok. Di antara remaja yang merokok, 87%
mempunyai sekurang-kurangnya satu atau lebih, teman dekat atau
sahabat yang perokok. Begitu juga sebaliknya.
c. Faktor kepribadian
Sebagian orang mecoba untuk merokok karena alasan ingin tahu
atau ingin melepaskan diri dari rasa sakit fisik atau jiwa, dan
membebaskan diri dari kebosanan.
d. Pengaruh iklan
Melihat iklan di media massa dan elektronik yang menampilkan
gambaran bahwa perokok adalah lambang kejantanan atau glamour,
membuat remaja sering kali terpicu untuk mengikuti perilaku seperti
karakter yang ada di dalam iklan tersebut.
9. Bahaya Merokok
Merokok mempunyai banyak efek negatif yang berbahaya kepada
kesehatan manusia, dan kebiasaan merokok tidak hanya merugikan
perokok itu sendiri, tetapi juga mengancam masyarakat disekitarnya.
30
Asap rokok yang dihirup oleh perokok atau mereka yang berada
disekelilingnya akan memasuki rongga mulut dan hidung melalui
kerongkongan, bronkus, dan paru-paru. Kandungan asap rokok akan
menyebabkan berbagai penyakit dimulut seperti periodontitis (infeksi
pada gusi), penyakit kerongkongan seperti faringitis (infeksi faring)
dan laringitis (infeksi laring atau pita suara), penyakit bronkus seperti
bronkitis (infeksi bronkus) dan penyakit pada paru-paru seperti
kanker paru, penyakit kanker paru obstruktif dan emfisema
(Subanada, 2010).
Berbagai macam anggota tubuh dapat terkena penyakit yang
disebabkan oleh rokok. Berikut adalah bagian-bagian tubuh dan penyakit
yang ditimbulkan akibat rokok (Sukendro, 2007) :
a. Mata
Rokok dapat menyebabkan katarak dan menyebabkan kebutaan.
Resiko perokok adalah tiga kali lebih tinggi dibanding dengan
bukan perokok.
b. Mulut, tenggorokan, pita suara dan esofagus.
Rokok dapat menyebabkan kanker pada bagian tubuh mulut,
tenggorokan, pita suara dan esofagus dan dapat menyebabkan
penyakit gusi, pilek dan kerongkongan kering. Lebih dari 90%
penderita kanker mulut adalah perokok dan tingkat kematian
penderita kanker mulut pada perokok lebih besar 20 sampai
31
dengan 30 kali dibandingkan dengan penderita kanker mulut
yang bukan perokok.
c. Gigi
Pada perokok, resiko menderita periodontitis (gusi terbakar yang
mengarah ke infeksi dan akan merusak jaringan halus dan tulang)
sebesar 10 kali lebih tinggi.
d. Perut
Penyakit akibat merokok yang menyerang perut adalah kanker
perut dan lambung. Penelitian menunjukkan bahawa tingkat
resiko kanker perut berbanding lurus dengan jumlah dan lama
merokok.
e. Ginjal
Kanker ginjal dapat juga menyerang perokok dan kanker ini
lebih sering ditemukan di antara perokok dibandingkan dengan
yang tidak merokok.
f. Pankreas
Tingkat kesembuhan kanker pankeas tidak lebih dari 4% pada
penderita yang lebih dari lima tahun menderita kanker ini.
g. Kantung kemih
Kanker kandung kemih merupakan salah satu resiko yang dapat
diderita oleh perokok.
h. Leher rahim
32
Kanker juga dapat menyerang di bagian leher rahim pada
perokok.
i. Kehamilan
Pada ibu hamil, merokok dapat menyebabkan bayi lahir
prematur, berat badan lahir rendah dan keguguran. Menurut
WHO, wanita merokok pada negara maju adalah 15%, pada
negara berkembang adalah 8%. Sedangkan di Amerika Serikat,
wanita perokok mencapai 15% - 30% dan sebagian dari mereka
adalah wanita hamil.
j. Tulang
Merokok dapat menyebabkan tulang rapuh.
Menurut Bangun (2008) bahaya merokok bagi tubuh antara lain:
a. Berpengaruh pada sirkulasi darah
Nikotin menghambat sirkulasi darah, jika tubuh mengalami
gangguan sirkulasi darah, maka bagian tersebut tidak menerima
pasokan nutrisi dalam jumlah yang cukup untuk menjalankan
fungsinya secara normal. Apabila keadaan ini terjadi terus
menerus hal ini dapat menimbulkan kerusakan jaringan.
b. Berpengaruh pada jantung
Nikotin yang terkandung dalam rokok menyebabkan epinefrin
dan norepinefrin dalam darah meningkat, yang menyebabkan
jantung berdebar lebih cepat dan pembuluh darah berkontraksi
atau menyempit. Debar jantung yang meningkat akan
33
meningkatkan kebutuhan oksigen pada otot jantung. Sementara
itu, persendian oksigen jadi menurun kerena di ikat oleh karbon
monoksida yang dihasilkan rokok. Dalam hal ini nikotin
berperan membuat irama jantung tidak teratur, menimbulkan
kerusakan lapisan dalam pembuluh darah dan meimbulkan
penggumplan darah, sehingga serangan jantung mengikutinya.
c. Berpengaruh pada telinga, hidung dan tenggorokan
Asap rokok menimbulkan iritasi pada saluran eustacius, yaitu
saluran yang menghubungkan hidung, telinga, dan tenggorokan.
Iritasi menyebabkan selaput lendir mengeluarkan lendir diluar
batas wajar. Ini memicu munculnya radang dan ini pada akhirnya
meinbulkan ketulian. Merokok akan mengakibatkan rangsangan
pada tenggorok, karena zat-zat tar akan menyerang selaput-
selaput lendir pembuluh ini, sehingga menyebabkan rangsangan
setempat. Ini mengakibatkan hambatan pada saluran udara
kedalam paru-paru dan menyebabkan orang lain sukar untuk
bernafas. Karena itu seorang perokok akan lebih sering terserang
penyakit saluran pernafasan.
d. Berpengaruh pada otak
Rokok dapat mempengaruhi dan melemahkan saraf otak. Otak
tersusun dari jenis jaringan saraf yang sama dengan mata. Saraf
optik merupakan sambungan dari saraf otak. Dengan demikian,
jika nikotin dapat melumpuhkan saraf pengelihatan dapat pula
34
berpengaruh pada otak. Sebuah penelitian oleh W.E Dixon
menguji dampak merokok pada repon mental, menunjukan
bahwa efisiensi mental menurun 10 persen hingga 20 persen.
Selain itu daya ingat makin menurun.
e. Berpengaruh pada kulit
Rokok dapat memudarkan warna kulit dan menyebabkan keriput
dibagian wajah dan leher. Hal itu karena nikotin dapat
mnegerutkan pembuluh darah dibagian wajah dan leher, keadaan
ini menimbulkan jaringan kulit tersebut mengalami kekurangan
zat makanan sehingga warnanya akan pucat. Biasanya proses ini
akan diikuti oleh keriput wajah. Menurut DR. E.B. Hollis,
merokok dapat menyebabkan penyakit kulit, eksim dan ruam.
f. Berpengaruh pada paru-paru
Penelitian di indonesia maupun di dunia telah membuktikan
bahwa sebagian besar (80 persen) kanker paru disebabkan oleh
kebiasaan merokok. Faktor-faktor yang mempengaruhi kanker
paru itu sendiri adalah: jumlah batang rokok yang dihisap setiap
harinya, usia perokok ketika mulai terbiasa merokok, lamanya
kebiasaan merokok (beberapa tahun), intensitas menghisap rokok
dan kadar tar dalam rokok.
35
E. Kerangka Teori
Hubungan Tingkat Pengetahuan Santri Tentang Personal HygieneDengan
kebiasaan merokok di Pondok Pesantren Al-Ghozali
Bagan. 2.1
Personal Hygiene
Jenis-jenis Personal Hygiene
1. Perawatan kulit
2. Perawatan kuku
3. Perawatan mulut dan gigi
4. Perawatan rambut
5. Perawatan mata
6. Perawatan hidung
7. Perawatan telinga
Kebiasaaan merokok
Pengetahuan
Internal
1. Pendidikan
2. Pekerjaan
3. Umur
4. Minat
5. Pengalaman
Eksternal
1. Sosial budaya
2. Lingkungan
3. Informasi
Faktor resiko
merokok Tipe perilaku perokok Golongan perokok
Prinsip-prinsip Personal
Hygiene
1. Membiasakan mandi dua
kali
2. Menggunakan sabun
yang tidak iritatif
3. Menyabuni seluruh
tubuh
4. Mengeringkan tubuh
dengan handuk yang
lembut
36
BAB III
KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS DAN DEFINISI OPERASIONAL
A. Kerangka Konsep
Variabel independent yang diteliti adalah pengetahuan santri
tentang personal hygiene dengan kebiasaan merokok di Pondok Pesantren
Al-Ghozali.
Bagan3.1
B. Hipotesis
Ha :Adanya hubungan tingkat pengetahuan santri tentang personal
hygienedengan Kebiasaan Merokok di Pondok Pesantren Al-Ghozali.
Ho: Tidak ada hubungan tingkat pengetahuan santri tentang personal
hygienedengan kebiasaan Merokok di Pondok Pesantren Al-Ghozali.
Berdasarkan uraian diatas, maka terdapat hubungan yang signifikan
tentang “Hubungan Tingkat Pengetahuan Santri Tentang Personal
Hygiene dengan Kebiasaan Merokok di Pondok Pesantren Al-Ghozali.
Independent
(Variabel Bebas)
Dependent
(Variabel Terikat)
Pengetahuan santri tentang
personal hygiene
Kebiasaan merokok
37
C. Definisi Operasional
Tabel 3.2
Definisi Operasional hubungan tingkat pengetahuan santri tentang
personal hygiene dengan kebiasaan merokok di Pondok Pesantren Al-
Ghozali
No Variabel Definsi
Operasional
Indikator Alat Ukur Hasil
Ukur
Skala
Ukur
1 Variabel
indevenden
Pengetahuan
santri tentang
personal
hygiene
Pengetahuan
adalah sesuatu
hal yang
diperoleh
seseorang melalui
tiga aspek baik
secara : Kognitif,
Afektif dan
Psikomotor
(Notoatmodjo,
2005)
1. Pengertian
pengetahuan
2. Tingkatan
pengetahuan
3. Faktor-
faktor yang
mempengaru
hi
pengetahuan
4. Kriteria
tingkat
pengetahuan
Kuesioner
dalam
bentuk
pernyataan,
berdasarkan
rumus skala
Guttman
Total skor
maksimal
10-20
pengkatagori
an
menggunaka
n rumus cut
of point 75%
dari total
skor 20 :
1. kurang
baik (< 15)
2. baik (
>15)
berdasarkan
rumus
pengkatagori
an data
(Arikunto,
2008)
Nominal
2 Variabel
devenden
38
Kebiasaan
merokok
Kegiatan
menghisap rokok
yang dilakukan
berulang-ulang
dan terus
menerus.
1. Pengertian
Merokok
2. Racun-
racun yang
kemungki
nan pada
roko
3. Faktor
resiko
meroko
4. Jenis-jenis
rokok
5. Golongan
perokok
6. Tipe
perilaku
perokok
7. Tipe
perokok
menurut
jumlah
yang di
hisap
8. Faktor-
faktor
yang
mempenga
ruhi rokok
Kuesioner
dalam
bentuk
pernyataan,
berdasarkan
rumus skala
likert
Total skor
maksimal
37-50
pengkatagori
an
menggunaka
n rumus cut
of point 75%
dari total
skor 20 :
1. kurang
baik (<37)
2. baik (
>37)
berdasarkan
rumus
pengkatagori
an data
(Arikunto,
2008)
Ordinal
39
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian survey analitik dengan rancangan
Cross Sectional, yaitu penelitian dengan cara pendekatan, observasi atau
pengumpulan data yang dilakukan sekaligus pada suatu saat dimana
subjek penelitian hanya diobservasi sekali saja dan pengukurannya
dilakukan terhadap status karakter atau variabel subjek pada saat
pemeriksaan (Notoatmodjo, 2012). metode ini menggunakan kuesioner.
B. Lokasi penelitian
Penelitan dilaksanakan di Pondok Pesantren Al-Ghozali Kabupaten Bogor
C. Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan pada bulan Juli - Agustus 2015
D. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi penelitian
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti
(Notoatmodjo, 2012). Populasi dalam penelitian adalah siswa MTs
Al-Ghozali kelas VIII dan IX yang berjumlah 139 orang
40
2. Sampel penelitian
Sampel adalah sebagian dari populasi yang dengan cara tertentu
dianggap representatif untuk mewakili populasi (Azwar & Prihartono,
2014).
Jumlah sampel yang diteliti didapatkan dengan perhitungan
menggunakan rumus Akdon.
Keterangan :
N = Jumlah Populasi
n = besar sampel
d2 = presisi yang ditetapkan 10% (Akdon, 2008).
Perhitungan Sampel :
𝑛 =N
𝑁. 𝑑2 + 1
𝑛 =139
139. 0,12 + 1
𝑛 =139
139. 0,1.0,1 + 1
𝑛 =139
2,39
𝑛 = 58,15 = 58 orang
Kriteria Sampel
a. Santri kelas VIII dan IX MTs Al-Ghozali
b. Bersedia menjadi responden
𝑛 =N
𝑁. 𝑑² + 1
41
Teknik sampling menggunakan metode probability sampling teknik
Disproporsioned Stratified Random Sampling (Akdon, 2008).
Dengan demikian kelas VIII dan IV masing-masing 29 santri yang
menjadi responden. Cara pengambilannya melalui undian.
E. Instumen dan Cara Pengumpulan Data
1. Instrumen Pengumpulan Data
Alat pengumpulan data yang disebut kuesioner yang biasanya dipakai
didalam wawancara (sebagai pedoman wawancara yang berstruktur)
dan angket, kuesioner disini diartikan sebagai daftar pertanyaan yang
sudah tersusun dengan baik, sudah matang dimana responden sudah
tinggal memberikan jawaban atau dengan memberikan tanda-tanda
tertentu (Notoatmodjo, 2005).
2. Teknik pengumpulan Data
Pengumpulan data dilaksanakan di Pondok Pesantren AL-Ghozali
dengan prosedur sebagai berikut :
a. Mengajukan surat permohonan izin penelitian kepada pimpinan
Pondok Pesantren Al-Ghozali berdasarkan surat pengantar dari
ketua Stikes Widya Darma Husada Tangerang
b. Melakukan pendekatan dengan responden dan apabila responden
menyetujui untuk menjadi responden maka peneliti meminta
kesediaan responden untuk mendatangani lembar kesediaan
menjadi responden.
42
c. Responden diberikan penjelasan tentang cara mengisi angket dan
dipersilahkan bertanya jika belum jelas
d. Selama pengisian angket, peneliti berada didekat responden untuk
mengantisipasi pertanyaan akan ketidakjelasan responden
e. Setelah mengisi angket maka peneliti mengambil angket yang ada
pada responden kemudian dikumpulkan oleh peneliti
f. Daftar pertanyaan yang telah dilengkapi jawaban dikumpulkan
untuk pengolahan data melalui proses tabulasi dan kemudian
dianalisa dengan alat bantu komputer
F. Pengolahan dan Analisis Data
1. Pengolahan data dimulai pada saat pengumpulan data selesai,
daftar pertanyaan yang telah diisi dikumpulkan dan dilakukan
prosedur pengolahan data, meliputi :
a. Editing, yaitu untuk melakukan pengecekan pengisian
kuisioner apakah jawaban yang ada dala kuisioner lengkap,
jelas, relevan dan konsisten
b. Coding, yaitu kegiatan merubah data berbentuk huruf menjadi
data berbentuk angka atau bilangan
c. Processing, yaitu pemprosesan data yang dilakukan dengan
cara mengentri data dari kuesioner kepaket program
komputerisasi
43
d. Cleaning, yaitu membersihkan data yang merupakan kegiatan
pengecekan kembali data yang sudah dientry apakah ada
kesalahan atau tidak
e. Analisa Data
1) Analisa Univariat
Digunakan untuk melihat distribusi frekuensi presentase
dan nilai statistik deskritip tiap variabel yang diteliti.
Analisa univariat dilakukan dengan tujuan untuk
mendapatkan analisa distribusi frekuensi responden,
berdasarkan variabel penelitian yang diteliti, data
ditampilkan dalam bentuk distribusi dari berbagai variabel
yang diteliti dan selanjutnya dilakukan interpretasi secara
deskriptif. Dengan rumus sebagai berikut :
Keterangan:
F = Frekuensi
X = Jumlah data
N = Jumlah populasi (Setiadi, 2007)
F= 𝑋
𝑁 𝑋 100%
44
2) Analisis Bivariat
Analisa bivariat dilakukan terhadap dua variabel yang diduga
berhubungan, dengan tujuan untuk melihat hubungan antara
variabel independent dengan varibel dependent. Untuk
membuktikan adanya hubungan antara dua variabel tersebut
digunakan uji statistic Chi kuadratdengan menggunakan
derajat kepercayaan 95% dan P value = 0,05.
Bila P value < 0,05 berarti perhitungan statistik bermakna. Dan
bila p value > 0,05 berarti perhitungan statistik tidak bermakna.
Dengan interprestasinya adalah Ho : diterima berarti tidak ada
hubungan antara variabel yang satu dengan yang lain, Ho :
ditolak berarti kedua variabel memiliki hubungan.
Rumus chi kuadrat yang digunakan
Keterangan
X2 = chi kuadrat
f 0 = observasi ( frekuensi teramati dari sel baris kolom)
f h = Expected ( frekuensi harapan dari baris dan kolom)
(Sugiyono, 2009).
𝑥2 = ∑
𝑘
𝑖=1
(𝑓₀ − 𝑓ℎ)²
𝑓ℎ
45
G. Etika Penelitian
Penelitian telah memegang teguh sikap ilmiah dan menggunakan prinsip
etika penelitian keperawatan. Peneliti meyakini bahwa responden
dilindungi dengan memperhatikan aspek self determination, privacy,
anonymity, confidentiality, informed consent dan protection from
discomfort (polit&Hungler, 2009).
a. SelfDetermination
Responden diberi kebebasan untuk menentukan pilihan bersedia atau
tidak turut serta dalam penelitian, setelah menerima semuan informasi
tentang penelitian yang akan dilakukan. Responden juga dapat
penjelasan untuk berhak mengundurkan diri sewaktu-waktu tanpa
sanksi apapun. Apabila responden bersedia mengikuti penelitian, maka
responden diminta untuk menandatangani lembar infomed consent.
b. Anonymity andConfidentialit
Prinsip anonymity adalah peneliti tidak mencantumkan nama lengkap
responden, tetapi hanya nama inisial dalam koesioner berupa kode
nomer responden. Prinsip confidentiality dilakukan peneliti dengan
tidak mempublikasikan keterikatan informasi yang diberikan dengan
identitas responden.
c. Privacy
Peneliti menjamin privacyresponden dengan tetap menjaga harga diri
responden. Peneliti hanya hanya menanyakan hah-hal yang berkaitan
dengan penelitian. Peneliti menjaga semua kerahasian serta semua
46
informasi responden dan hanya menggunakan untuk kepentingan
penelitian.
d. ProtectionDiscomfort
Penelitian yang dilakukan tidak mengakibatkan ketidakyamanan bagi
responden, baik fisik maupun psikis. Apabila responden mengalami
ketidakyamanan selama pengisian kuisioner, peneliti memberikan
kesempatan kepada responden untuk menyampaikan
ketidaknyamanannya, kemudian responden dapat diajukan pilihan
untuk menghentikan penelitian atau tetap meneruskan dengan
bimbingan dari petugas lapangan yang ditunjuk oleh peneliti.
e. InformedConsent
Sebelum penelitian dilakukan peneliti memberikan informasi lengkap
tentang tujuan, manfaat, prosedur, dan harapan penelitian terhadap
responden. Setelah responden memahami semua penjelasan dari
peneliti dan bersedia melakukan penelitian responden diminta untuk
menandatangani lembar persetujuan sebagai subyek penelitan.
H. Keterbatasan Penelitian
Keterbatasan waktu saat pengumpulan data dikarenakan waktu
pengambilan data berdekatan, dengan liburan sekolah dan peneliti
harus menunggu responden hingga masuk sekolah, dan pada variabel
pertama tentang personal hygiene, sebagian responden tidak mengerti
tentang personal hygiene segingga peneliti harus menjelaskan kembali
tentang personal hygiene.
47
BAB V
HASIL PENELITIAN
Hasil penelitian mengenai hubungan tingkat pengetahuan santri tentang
personal hygiene dengan kebiasaan merokok. Penelitian ini di lakukan bulan Juli-
Agustus 2015, dengan jumlah responden sebanyak 58 siswa yang diperoleh dari
kelas VIII dan IX Pondok Pesantren Al-Ghozali kabupaten, Bogor. Hasil
penelitian ini berupa hasil analisis univariat dan bivariat.
A. Analisis Univariat
Analisa univariat menjelaskan mengenai distribusi frekuensi responden
berdasarkan usia, jenis kelamin, tingkat pengetahuan personal hygiene dan
kebiasaan merokok di Pondok Pesantren Al-Ghozali Tahun 2015 dengan jumlah
responden 58 siswa.
Tabel 5.1 Distribusi Responden Berdasarkan Usia Di Pondok Pesantrren
Al-Ghozali Tahun 2015
No Usia Frequency Persen
1 13 Tahun 21 36,2
2 14 Tahun 22 37,9
3 15 Tahun 10 17,2
4 16 Tahun 5 8,6
Total 58 100
48
Berdasarkan tabel 5.1 distribusi karakteristik responden berdasarkan usia dari 58
responden di dapatkan hasil paling banyak berusia 14 tahun (37.9%)
Tabel 5.2 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan Santri
Tentang Personal Hygiene Di Pondok Pesantren Al-Ghozali Tahun 2015
No Personal hygiene Frequency Persen
1 Kurang baik 20 34.5
2 Baik 38 65.5
Total 58 100
Berdasarkan tabel 5.2 distribusi karakteristik responden berdasarkan tingkat
pengetahuan santri tentang personal hygiene di dapatkan hasil yang paling
banyak responden yang memiliki personal hygine baik 38 (65,5%).
Tabel 5.3 Distribusi Responden Berdasarkan Kebiasaan Merokok Di
Pondok Pesantren Al-Ghozali
No Merokok Frequency Persen
1 Kurang baik 26 44.8
2 Baik 32 55.2
Total 58 100
49
Berdasarkan tabel 5.3 distribusi karakteristik responden berdasarkan kebiasaan
merokok di dapatkan hasil yang paling banyak dengan merokok baik 32 (55.2%).
B. Analisis Bivariat
Tabel 5.4 Analisis Hubungan Tingkat Pengetahuan Santri Tentang Personal
Hygiene dengan Kebiasaan Merokok di Pondok Pesantren Al-
Ghozali Tahun 2015
Tingkat
Pengetahuan
Tidak merokok Merokok Total OR
(CI
95%)
P-
value
n % N % n %
Tidak baik 12 60.0 8 40,0 21 100 2,571
Baik 14 36,8 24 63,2 38 100 (864-
7,812) 0,159
Jumlah 26 44,8 32 55,2 59 100
Berdasarkan tabel 5.4 Hasil analisis Hubungan tingkat pengetahuan santri
tentang personal hygiene dengan kebiasaan merokok bahwa 58 responden yang
memiliki tingkat pengetahuan personal hygiene yang baik sebesar 24 (63,2%),
menunjukan merokok dan yang memiliki tingkat pengetahuan personal hygiene
yang tidak baik sebesar 12 atau (60.0%) menunjukkan tidak merokok. Hasil uji
statistik diperoleh nilai (p-value=0,159). Sehingga nilai p-value< α: 0,05) maka
dapat di simpulkan bahwa tidak ada hubungan tingkat pengetahuan santri tentang
personal hygiene dengan kebiasaan merokok.
50
BAB VI
PEMBAHASAN
A. Pengetahuan Santri tentang Personal Hygiene
Tingkat pengetahuan santri tentang personal hygiene di Pondok Pesantren
Al–Ghozali yang memiliki pengetahuan personal hygiene yang kurang baik
( 34,5%) dan yang memiliki berpengetahuan baik (65,5%). Dari hasil analisa
bahwa santri yang memiliki pengetahuan baik disebabkan oleh faktor
kebiasaan, budaya, tingkat pengetahuan, status sosial ekonomi, status
kesehatan serta kondisi fisik dan mental.
Menurut Notoatmodjo (2011). Pengetahuan adalah hasil “tahu” dan ini
terjadi setelah melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu.
Pengindraan terjadi melalui pancaindra manusia, yakni indra penglihatan,
pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia
diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif merupakan
domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang. Santri
yang berada di pondok pesantren masih ada yang memiliki pengetahuan yang
kurang baik tentangpersonal hygiene. Sedangkan menurut Lyndon Saputra
(2013).Personal hygiene (kebersihan diri) merupakan perawatan diri yang
dilakukan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan diri sendiri baik secara
fisik maupun mental.
51
Hal ini sejalan dengan penelitian Surahma Asti Mulasari, dkk (2012 )
yang meneliti hubungan antara kebiasaan penggunaan alat pelindung diri dan
personal hygienedengan kejadian infeksi kecacingan pada petugas sampah di
kota Yogyakarta. yang menyatakan bahwa angka personal hygiene yang baik
sebesar 32,7%.
Jadi menurutpeneliti bahwa tingkat pengetahuan seseorang dapat
ditentukan dengan bermacam-macam tingkatan. Oleh sebab itu diharapkan
kepada responden agar dapat meningkatkan pengetahuannya dengan cara
mencari informasi, baik dari buku atau media lain. Dengan makin banyaknya
informasi yang didapat santri, maka tingkat pengetahuan juga akan meningkat
dan wawasan santrijuga akan luas.
B. Kebiasaan Merokok
Kebiasaan merokok pada santri di Pondok Pesantren Al-Ghozali yaitu
55,2% santri menunjukkan budaya merokok yang sangat tinggi. Kebiasaan
merokok pada remaja di pengaruhi oleh orang tua, teman sebaya, kepribadian
dan media informasi yang mengiklankan rokok.
Menurut (Tarwoto, 2009). Ada beberapa faktor yang mempengaruhi
seseorang merokok adalah sebagai berikut, yang pertama pengaruh orang tua
salah satu temuan tentang remaja perokok anak-anak muda berasal dari rumah
tangga yang tidak bahagia, dimana orang tua tidak begitu memperhatikan
anak-anaknya dan memberikan hukuman fisik yang keras lebih mudah untuk
menjadi perokok dibanding anak-anak muda yang berasal dari lingkungan
52
rumah tangga yang bahagia. Yang paling kuat pengaruhnya adalah bila orang
tua sendiri menjadi figur contoh yaitu sebagai perokok berat, maka anak-
anaknya akan berisiko untuk meniru orang tuanya. Yang kedua pengaruh
teman berbagai fakta mengungkapkan bahwa bila semakin banyak remaja
yang merokok, maka semakin besar kemungkinan teman-temannya adalah
perokok dan semikian pula sebaliknya. Di antara remaja yang merokok, 87%
mempunyai sekurang-kurangnya satu atau lebih, teman dekat atau sahabat
yang perokok. Yang ketiga faktor kepribadian sebagian orang mencoba
mencoba untuk merokok karena alasan ingin tahu atau ingin melepaskan diri
dari rasa sakit fisik atau jiwa, dan membebaskan diri dari kebosanan. Yang ke
empat pengaruh iklan, melihat iklan di media massa dan elektronik yang
menampilkan gambaran bahwa perokok adalah lambing kejantanan atau
glamour, membuat remaja sering kali terpicu untuk mengikuti perilaku
seperti karakter yang ada di dalam iklan tersebut.
Jadi menurut peneliti dapat disimpulkan bahwa kebiasaan merokok pada
santri di sebabkan karena faktor lain selain personal hygine diantaranya
karena faktor pengaruh orang tua, pengaruh teman, faktor kepribadian, dan
pengaruh iklan,
C. Hubungan tingkat pengetahuan santri tentang personal hygiene dengan
kebiasaan merokok
Hubungan tingkat pengetahuan santri tentang personal hygiene dengan
kebiasaan merokok menunjukkan arah kecenderungan santri dengan
53
pengetahuan personal hygiene yang baik dan merokok. Hasil uji statistik
menggunakan chi square dapat diambil kesimpulan bahwa Ho diterima dan
Ha ditolak jadi tidak ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan
personal hygienedan kebiasaan merokok. Diperoleh nilai (p-value=0,159).
Sehingga nilai p-value< α: 0,05) maka dapat di simpulkan bahwa tidak ada
hubungan tingkat pengetahuan santri tentang personal hygiene dengan
kebiasaan merokok.
Menurut Mubarak, (2007) Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan
seseorang pada orang lain terhadap sesuatu hal agar mereka dapat memahami.
Tidak dapat dipungkiri bahwa makin tinggi pendidikan seseorang semakin
mudah mereka mencari informasi dan makin banyak pula pengetahuan yang
dimilikinya, sebaliknya jika seseorang tingkat pengetahuannya rendah akan
menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap penerimaan, informasi
dan nilai-nilai yang baru diperkenalkan.
Personal hygiene (kebersihan diri) merupakan perawatan diri yang dilakukan
untuk memelihara kebersihan dan kesehatan diri sendiri baik secara fisik
maupun mental (Lyndon Saputra, 2013). Tingkat kebersihan diri seseorang
umumnya dilihat dari penampilan yang bersih dan rapih serta upaya yang
dilakukan seseorang untuk menjaga kebersihan dan kerapian tubuhnya setiap
hari. Kebersihan diri langkah awal dalam mewujudkan kesehatan diri karena
tubuh yang bersih meminimalkan risiko seseorang terjangkit suatu penyakit,
terutama penyakit yang berhubungan dengan kebersihan diri yang buruk.
54
Kebersihan diri seseorang meliputi beberapa hal, antara lain kulit, kuku,
rambut, gigi dan mulut, mata, hidung, telinga, serta perineum.
Sebagaimana diungkapkan oleh Pusat promosi kesehatan Kemenkes RI
(2010). Merokok adalah ketidak berdayaan adiksi nikoton dan akibat pada
kesehatan. Bahwa faktor-faktor tersebut dapat menjadi kebiasaan yang sulit
dihindari.
Dengan demikian dapat dikemukakan bahwa santri yang mempunyai
pengetahuan personal hygieneyang baik tidak menjamin memiliki kebiasaan
untuk tidak merokok hal ini disebabkan olah banyak faktor seperti pengaruh
orang tua, pengaruh teman, faktor kepribadian, dan pengaruh iklan.
55
BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Pengetahuan personal hygiene santri kelas VIII dan IX di pondok
pesantren Al-Ghozali Kabupaten Bogor, yang memiliki pengetahuan
personal hygiene lebih dari setengahnya baik.
2. Kebiasaan merokok siswa kelas VIII dan IX di pondok pesantren Al-
Ghozali Kabupaten Bogor, yaitu lebih dari setengahnya memiliki
kebiasaan merokok.
3. Tidak ada hubungan pengetahuan personal hygiene dengan kebiasaan
merokok di pondok pesantren Al-Ghozali Kabupaten Bogor.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, saran dari peneliti sebagai berikut :
1. Bagi Pondok Pesantren
Diharapkan para santri menjaga personal hygiene dengan baik serta
berhenti merokok
2. Bagi Institusi Pendidikan
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan informasi atau bacaan
yang bermanfaat berkaitan dengan mata ajaran yang ada di program S1
56
Keperawatan dan digunakan untuk literatur bagi mahasiswa STIKes Widya
Dharma Husada Tangerang.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai acuan guna kepentingan
ilmiah, dan bagi peneliti yang akan menindaklanjuti hasil penelitian ini
agar mengikutsertakan variabel-variabel lainnya yang relevan dan
komprehensif.
57
DAFTAR PUSTAKA
Akdon. 2008. Aplikasi Statistika dan Metode Penelitian untuk Admistrasi dan
Manajemen. Bandung :Dewi Suci
Ananto, Purnomo. 2006. UKS Usaha Kesehatan Sekolah di Sekolah dan
Madrasah Ibtidaiyah. Bandung :Yrama Widya
Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta
:RinekaCipta
Aula L.E. 2010. Stop Merokok. Yogyakarta : Gara Ilmu
Bustan, M.N. 2007. Epidemiologi Penyakit Tidak Menular. Jakarta : PT RINEKA
CIPTA
Fitria, Ana. 2007. Panduan Lengkap Kesehatan Wanita. Yogyakarta :Gala Ilmu
Semesta
Hidayat, Aziz Alimul. 2006. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia Aplikasi
Konsep dan Proses Keperawatan. Jakarta :Salemba Medika
Idrus, F. 2009. Kamus Lengkap Besar Bahasa Indonesia. Surabaya : Gresindra
Press
Mada. G. 2008. Ternyata Rokok Haram. Surabaya : PT. Java Pustaka
Mubarak, I, dkk. 2007. Promosi Kesehatan Sebuah Pengantar Proses Belajar
mengajar Dalam Pendikakan. Yogyakarta: Graha Ilmu
Notoadmodjo, Soekidjo. 2005. Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi. Jakarta :
Penerbit Rineka Cipta
Notoadmodjo, Soekidjo. 2007. Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi. Jakarta :
Penerbit Rineka Cipta
Notoadmodjo, Soekidjo. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta:
Penerbit Rineka Cipta
Notoadmodjo, Soekidjo. 2010. Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: Penerbit Rineka
Cipta
Notoadmodjo, Soekidjo. 2012. Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan.
Jakarta :Penerbit Rineka Cipta
58
Potter, Patricia A dan Anne Griffin Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental
Keperawatan : Konsep, Proses dan Praktik Volume 1. Ed.4. Jakarta :EGC
Potter, Partricia A dan Anne Griffin Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental
Keperawatan: Konsep, Proses dan Praktik Volume 2. Ed.4. Jakarta :EGC
Polit, F. D. &Hungler, B. F. 2009. Nursing Research Principles and Methods.
Philadelphia : Lippincott
Saputra, Lyndon. 2013. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia. Tangerang Selatan
:Binarupa Aksara Publisher
Setiadi. 2007. Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan. Yogyakarta :Graha Ilmu
Sugiyono. 2009. Statistika untuk Penelitian. Bandung :CV Alfabeta
Sukendro Suryo.2007. Filosofi Rokok. Yogyakarta. Pinus Book Publisher cetakan
I
Syaifuddin. 2006. Anatomi Fisiologi untuk mahasiswa Keperawatan. Jakarta
:EGC
Tarwoto & Wartonah. 2010. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses
Keperawatan. Jakarta :Salemba Medika
Partidiharjo. S. 2006. Kenali Narkoba dan Musuhi Penyalahgunaan. Jakarta :
Erlangga
Pusat Promosi Kesehatan Kementerian Kesehatan RI. 2011. Stop Merokok.
Jakarta : Penerbit Kemenerian Kesehatan
Wawan & Dewi. 2010. Teori & Pengukuran Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku
Manusia. Yogyakarta
Mulasari Asti Surahma. 2012. Jurnal. Hubungan Antara Kebiasaan Penggunaan
Alat Pelindung Diri dan Personal Hgiene dengan Kejadian Infeksi
Kecacingan Pada Petugas Sampah di Yogyakarta. di unduh tanggal 11
Agustus 2015 pukul 09.00 WIB
Riskesdas, 2007. Riset Kesehatan Dasar. Jakarta: Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan RI.
59
Lampiran 1
SURAT PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN
Kepada,
Yth, Responden
Dengan Hormat,
Asep Shihabul Millah Mahasiswa Program Studi Keperawatan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Widya Dharma Husada Tangerang
bermaksud akan melakukan penelitian dengan judul “ Hubungan Tingkat
Pengetahuan Santri Tentang Personal Hygiene dengan kebiasaan merokok
di Pondok Pesantren Al-Ghozali Kabupaten Bogor’’.
Saya mohon kesediaan saudara/saudari untuk turut berpartisipasi
dalam penelitian ini dengan mengisi angket yang telah disediakan dan
menjawab pertanyaan yang peneliti ajukan, dan sebelum mengisi lembar
persetujuan yang peneliti ajukan, perlu kami beritahukan bahwa data yang
peneliti peroleh akan dijaga kerahasiannya.
Atas perhatiannya dan kesediaan saudara / saudari, peneliti
ucapkan terima kasih.
Peneliti
Asep Shihabul Millah
60
Lampiran 2
SURAT PERNYATAAN KESEDIAAN MENJADI RESPONDEN
PENELITIAN ( Informed Consent )
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama :
Alamat :
Menyatakan bahwa :
1. Telah mendapatkan penjelasan tentang penelitian mengenai
“Hubungan Tingkat Pengetahuan Santri Tentang Personal
Hygiene dengan kebiasaan merokok di Pondok Pesantren Al-
Ghozali Kabupaten Bogor “
2. Telah megetahui tujuan, manfaat dan dampak yang mungkin
timbul dari penelitian tersebut
3. Telah memahami prosedur penelitian dan diberikan kesempatan
bertanya
Berdasarkan pertimbangan di atas, dengan ini saya
memutuskan tanpa paksaan dari pihak manapun juga bahwa saya
bersedia / tidak bersedia*untuk berpartisipasi menjadi responden
dalam penelitian ini.
Demikian surat ini saya buat dengan sebenar – benarnya untuk
dapat digunakan sebagaimana mestinya.
Peneliti Pamulang,.................... 2015
Yang membuat pernyataan
Asep Shihabul Millah (……………………………)
61
Lampiran 3
KUESIONER PENELITIAN
Judul : “Hubungan Tingkat Pengetahuan Santri Tentang Personal
Hygiene dengan kebiasaan merokok di Pondok Pesantren Al-Ghozali
Kabupaten Bogor”
Petunjuk :
a. Kuesioner / angket ini terdiri dari bagian, yaitu karakteristik
responden dan kuesioner tentang pengetahuan personal
hygiene.
b. Mohon Kesediaan saudara / saudari untuk mengisi kuesioner
tersebut sesuai dengan keadaan yang sebenarnya, beri tanda
ceklis ( ) pada jawaban
c. Semua jawaban saudara / saudari adalah BENAR
A. Karakteristik Responden
a. No. Responden :
b. Inisial Responden :
c. Usia :
d. Jenis Kelamin :
e. Kelas / Jurusan : 1. VIII 2. IX
B. Kuesioner Pengetahuan
Berdasarkan pengetahuan dan pengalaman anda selama ini, isilah
kuesioner tentang Personal Hygiene sesuai dengan kenyataan anda,
dengan menjawab pertanyaan yang ada pada kolom di bawah ini yang
terdiri dari 10 pertanyaan.
Berilah tanda check list ( ) pada kolom yang telah di sediakan.
62
No. : ( diisi oleh peneliti )
Identitas diri :
1. Kelas :
2. Usia :
3. Jenis kelamin :
Petunjuk Pengisian :
1. Bacalah setiap pernyataan dibawah ini dengan teliti
2. Jawablah seluruh pertanyaan berikut dengan mengisi memeberikan
tanda() pada kolom yang telah di sediakan
3. Jika anda salah memilih beritanda () dan beri tanda () kembali
pada jawaban yang sesuai yaitu sebagai berikut
a. YA : Jika pernyataan sesuai dengan yang anda alami dan
rasakan
b. TIDAK : Jika pernyataan tidak sesuai dengan yang anda alami dan
rasakan
Anda dapat bertanya langsung kepada peneliti jika saudara/I kesulitan
dalam mengisi pertanyaan dalam kuisioner
1. Personal Hygiene
No PERNYATAAN
YA TIDAK
1 Personal Hygiene sangat penting untuk kesehatan
2 Personal Hygiene merupakan merawat kebersihan diri
3 Pengetahuan mempengaruhi Personal Hygiene
4 Tujuan Personal Hygiene mencegah penyakit
5 Menyabuni seluruh tubuh, terutama daerah lipatan kulit,
63
misalnya sela-sela jari, ketiak, dan belakang telingan
merupakan salah satu prinsip Personal Hygiene
6 Kebiasaan yang buruk akan meningkatkan angka
kesakitan
7 Budaya sangat mempengaruhi Personal Hygiene
8 Mengeringkan tubuh dengan handuk yang lembab segera
setelah mandi merupakan salah satu prinsip Personal
Hygiene
9 Perawatan genitalia termasuk dalam perawatan Personal
Hygiene
10 Personal Hygiene adalah kebersihan orang lain
64
Pentunjuk Pengisian :
1. Bacalah setiap pernyataan dibawah ini dengan seksama, kemudian
berikan jawaban saudara pada lembar jawaban bagi setiap
pernyataan tersebut dengan cara memberi tanda checklist (),
sebagai berikut:
Keterangan:
1. SS : Sangat Setuju 3. RR : Ragu-ragu 5. STS : Sangat
Tidak Setuju
2. S : Setuju 4. TS : Tidak Setuju
Kebiasaan Merokok
No PERNYATAAN
SS S RR TS STS
1 Nikotin merupakan kandungan yang ada di
dalam rokok
2 Metanol merupakan racun yang terdapat di
rokok
3 Ammonia merupakan racun yang terdapat di
rokok
4 Rokok kretek merupakan bagian dari jenis
rokok
5 Perokok dapat menyebabkan penyakit pada
kanker paru
6 Perokok dapat meyebabkan daya ingat
65
menurun
7 Perokok dapat menyebabkan kanker pada
pada tenggorokan dan pita suara
8 Pada seseorang yang merokok dapat
menyebabkan kanker ginjal
9 Pada ibu hamil, merokok dapat menyebabkan
bayi lahir premature dan cacat
10 Cerutu merupakan bagian dari rokok
66
Lampiran 4
SURAT PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN
Kepada,
Yth, Responden
Dengan hormat,
Saya Asep Shihabul Millah mahasiswa Program Studi Keperawatan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Widya Dharma Husada Tangerang bermaksud
akan melakukan penelitian dengan judul “Hubungan Tingkat Pengetahuan Santri
Tentang Personal Hygiene dengan Kebiasaan Merokok di Pondok Pesantren Al-
Ghozali Kabupaten Bogor”.
Saya mohon kesediaan saudara/saudari untuk turut berpatisipasi dalam
penelitian ini dengan mengisi angket yang telah disediakan dan menjawab
pertanyaan yang peneliti ajukan, dengan sebelumnya mengisi lembar persetujuan
yang peneliti lampirkan. Perlu kami beritahukan bahwa data yang peneliti peroleh
akan dijaga kerahasiaanya.
Atas perhatian dan kesediaan saudara/saudari, peneliti mengucapkan
terima kasih.
Peneliti,
Asep Shihabul Millah
67
Lampiran 5
UJI RELIABILITAS
VARIABEL 1
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based on
Standardized Items N of Items
.649 .660 10
Item Statistics
Mean Std. Deviation N
p1 1.78 .421 58
p2 1.66 .479 58
p3 1.59 .497 58
p4 1.57 .500 58
p5 1.67 .473 58
p6 1.78 .421 58
p7 1.38 .489 58
p8 1.47 .503 58
p9 1.53 .503 58
p10 1.38 .489 58
68
Inter-Item Correlation Matrix
p1 p2 p3 p4 p5 p6 p7 p8 p9 p10
p1 1.000 .306 .472 .534 .241 .603 .165 .087 .079 .079
p2 .306 1.000 -.020 .541 .189 .132 .119 -.123 .341 -.330
p3 .472 -.020 1.000 .046 .532 .304 .224 .293 .198 .440
p4 .534 .541 .046 1.000 .060 .284 -.109 -.025 .165 -.324
p5 .241 .189 .532 .060 1.000 .065 .016 .283 .232 .091
p6 .603 .132 .304 .284 .065 1.000 .165 .170 .079 .250
p7 .165 .119 .224 -.109 .016 .165 1.000 -.017 .445 .121
p8 .087 -.123 .293 -.025 .283 .170 -.017 1.000 -.099 .197
p9 .079 .341 .198 .165 .232 .079 .445 -.099 1.000 -.197
p10 .079 -.330 .440 -.324 .091 .250 .121 .197 -.197 1.000
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Squared Multiple Correlati
on
Cronbach's Alpha if Item
Deleted
p1 14.02 4.298 .588 .652 .572
p2 14.14 4.753 .248 .430 .637
p3 14.21 4.097 .575 .604 .564
p4 14.22 4.738 .236 .560 .641
p5 14.12 4.494 .390 .419 .608
p6 14.02 4.508 .456 .448 .598
p7 14.41 4.738 .245 .355 .638
p8 14.33 4.891 .160 .188 .657
p9 14.26 4.651 .275 .426 .632
p10 14.41 5.124 .062 .442 .675
69
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
15.79 5.500 2.345 10
UJI RELIABILITAS
VARIABEL 2
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based on
Standardized Items N of Items
.939 .941 10
70
Item Statistics
Mean Std. Deviation N
merokok_1 3.24 1.809 58
merokok_2 3.28 1.348 58
merokok_3 3.02 1.291 58
merokok_4 3.43 1.258 58
Merokok_5 3.50 1.367 58
merokok_6 3.48 1.260 58
merokok_7 3.59 1.285 58
merokok_8 3.16 1.335 58
merokok_9 3.38 1.424 58
merokok_10 3.21 1.281 58
Inter-Item Correlation Matrix
merokok_1
merokok_2
merokok_3
merokok_4
Merokok_5
merokok_6
merokok_7
merokok_8 merokok_9
merokok_10
merokok_1 1.000 .627 .516 .493 .624 .541 .632 .551 .692 .493
merokok_2 .627 1.000 .622 .601 .619 .664 .655 .717 .621 .576
merokok_3 .516 .622 1.000 .417 .532 .426 .417 .487 .550 .390
merokok_4 .493 .601 .417 1.000 .729 .719 .644 .617 .563 .575
Merokok_5 .624 .619 .532 .729 1.000 .784 .789 .755 .775 .551
merokok_6 .541 .664 .426 .719 .784 1.000 .700 .747 .727 .622
merokok_7 .632 .655 .417 .644 .789 .700 1.000 .703 .758 .575
merokok_8 .551 .717 .487 .617 .755 .747 .703 1.000 .679 .535
merokok_9 .692 .621 .550 .563 .775 .727 .758 .679 1.000 .610
merokok_10 .493 .576 .390 .575 .551 .622 .575 .535 .610 1.000
71
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Squared Multiple
Correlation Cronbach's Alpha
if Item Deleted
merokok_1 30.03 93.683 .706 .564 .937
merokok_2 30.00 98.842 .784 .703 .931
merokok_3 30.26 104.441 .590 .498 .939
merokok_4 29.84 101.642 .727 .632 .933
Merokok_5 29.78 96.879 .852 .808 .927
merokok_6 29.79 99.606 .815 .749 .929
merokok_7 29.69 99.235 .812 .728 .929
merokok_8 30.12 98.810 .794 .697 .930
merokok_9 29.90 96.445 .829 .753 .928
merokok_10
30.07 102.732 .666 .493 .936
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
33.28 121.677 11.031 10
72
LEMBAR KONSULTASI SKRIPSI
Nama : Asep Shihabul Millah
NIM : 111220038
Pembimbing I : Dr. H. M. Hasan, SKM., M.Kes.
No Tanggal Bahan Konsultasi Saran Pembimbing Paraf
Pembimbing
1.
2.
3.
4.
07-05-15
21-05-15
10-06-15
16-06-15
Masalah dan
judul penelitian
Masalah dan
judul penelitian,
BAB I & BABII
BAB I & BAB II
BAB III & IV
Perbaikan, lanjutkan
BAB I & BAB II
ACC masalah dan judul
penelitian. BAB I &
BAB II perbaikan
ACC. Lanjutkan BAB
III & BAB IV
Perbaikan, lanjutkan
dengan instrumen
penelitian
73
LEMBAR KONSULTASI SKRIPSI
Nama : Asep Shihabul Millah
NIM : 111220038
Pembimbing II: Ns. Nita Ekawati, S.Kep
No Tanggal Bahan Konsultasi Saran Pembimbing Paraf
Pembimbing
1.
2.
3.
4.
5.
27-06-
2015
01-07-
2015
23-07-
2015
10-08-
2015
11-08-
2015
Judul, BAB I,
BAB II, BAB III,
BAB IV
BAB I, BAB II,
BAB III, BAB IV,
Judul
BAB I, BAB II,
BAB III, BAB IV,
Judul
Perbaiki Penulisan
(Revisi)
Perbaiki Penulisan
(Revisi)
ACC untuk maju
Proposal