asma.ppt

18
1 ASMA Atika Tirtasari 1111013048

description

asma

Transcript of asma.ppt

Page 1: asma.ppt

1

ASMA

Atika Tirtasari

1111013048

Page 2: asma.ppt

2

pengertian

Penyakit Asma (Asthma) adalah suatu penyakit kronik (menahun) yang menyerang saluran pernafasan (bronchiale) pada paru dimana terdapat peradangan (inflamasi) dinding rongga bronchiale sehingga mengakibatkan penyempitan saluran nafas yang akhirnya seseorang mengalami sesak nafas.

Page 3: asma.ppt

3

Pada suatu serangan asma, otot polos dari bronki mengalami kejang dan jaringan yang melapisi saluran udara mengalami pembengkakan karena adanya peradangan dan pelepasan lendir ke dalam saluran udara. Hal ini akan memperkecil diameter dari saluran udara (disebut bronkokonstriksi) dan penyempitan ini menyebabkan penderita harus berusaha sekuat tenaga supaya dapat bernafas.

Page 4: asma.ppt

Epidemiologi

Asma merupakan penyakit kronik yang paling umum di dunia, dimana

terdapat 300 juta penduduk dunia yang menderita penyakit ini. Asma dapat

terjadi pada anak-anak maupun dewasa, dengan prevalensi yang lebih besar

terjadi pada anak-anak (GINA, 2003).

4

Page 5: asma.ppt

5

ETIOLOGI

pada penderita asma saluran pernapasannya memiliki sifat yang khas yaitu sangat peka terhadap berbagai rangsangan (bronchial hyperreactivity = hipereaktivitas saluran napas) seperti polusi udara (asap, debu, zat kimia), serbuk sari, udara dingin, makanan, hewan berbulu, tekanan jiwa, bau/aroma menyengat (misalnya;parfum) dan olahraga.

Page 6: asma.ppt

Faktor – Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Asma

1. Imunitas dasar

Mekanisme imunitas terhadap kejadian inflamasi pada asma kemungkinan terjadi ekspresi sel Th2 yang berlebihan

2. Umur

Insidensi tertinggi asma biasanya mengenai anak-anak (7-10%), yaitu umur 5 – 14 tahun. Sedangkan pada orang dewasa, angka kejadian asma lebih kecil yaitu sekitar 3-5%

3. Jenis Kelamin

Menurut GINA (2009) dan NHLBI (2007), jenis kelamin laki-laki

merupakan sebuah faktor resiko terjadinya asma pada anak-anak. Akan tetapi, pada masa pubertas, rasio prevalensi bergeser dan menjadi lebih sering terjadi pada perempuan

6

Page 7: asma.ppt

faktor pencetus 1. Alergen

Alergen adalah sat-zat tertentu bila dihisap atau di makan dapat menimbulkan serangan asthma, misalnya debu rumah, tungau debu rumah (Dermatophagoides pteronissynus) spora jamur, serpih kulit kucing, bulu binatang, beberapa makanan laut dan sebagainya

2. Infeksi Saluran Nafas

Infeksi saluran nafas terutama oleh virus seperti influenza

7

Page 8: asma.ppt

3. Stress

Stress >>> merangsang HPA axis >>> meningkatkan adeno corticotropic hormon (ACTH) dan kadar kortisol dalam darah >>> mensupresi immunoglobin A (IgA). Penurunan IgA menyebabkan kemampuan untuk melisis sel radang menurun yang direspon oleh tubuh sebagai suatu bentuk inflamasi pada bronkhus sehingga menimbulkan  asma bronkiale

4. Olah raga/ kegiatan jasmani yang berat

8

Page 9: asma.ppt

5. Polusi udara

Pasien asthma  sangat peka terhadap udara berdebu, asap pabrik / kendaraan, asap rokok, asap yang mengandung hasil pembakaran dan oksida fotokemikal, serta bau yang tajam.

6. Lingkungan Kerja9

Page 10: asma.ppt

10

7. Obat-Obat Obat inhibitor Prostaglandin (NSAID)Obat-obat antagonis simpatis ß1 (antagonis reseptor beta1, adrenergik), ex: obat hipertensi, obat jantung (propanolol)Zat-zat hasil industri

ex: obat anti serangga.

Page 11: asma.ppt

 Patofisiologi

Sistem saraf otonom mempersarafi paru >>> Tonus otot bronchial diatur oleh influs saraf vegal melalui sistem parasimpatis

Pada asma idiopatik atau non alergi >>> ketika ujung saraf pada jalan nafas dirangsang oleh faktor-faktor seperti infeksi, latihan, daging, merokok, emosi dan polutan >>> jumlah asetilkolon yang dilepaskan meningkat >>> berkonstruksi dan merangsang pembentukan mediator kimiawi.

reseptor α dan β adrenerik dari sistem saraf simpatik yang terletak pada bronki ketika reseptor α adrenerik dirangsang, bronkokontriksi dan bronkodilatasi terjadi. ketika reseptor β adrenergik dirangsang.Keseimbangan antara reseptor α dan α adrenergic dikendalikan terutama oleh siklik adenosine monofosfat (cAMP) stikulasi reseptor α mengakibatkan penurunan cAMP yang mengarah pada peningkatan mediator kimiawi yang dilepaskan oleh sel-sel mast bronkokonstriksi stimulasi reseptor β mengakibatkan peningkatan cAMP, yang menghambat pelepasan mediator kimiawi yang menyebabkan bronkodilatasi

11

Page 12: asma.ppt

Farmakologi Sosial_Rina Yuniarti, S.Farm, APT. 12

Tanda dan Gejala Penyakit Asma

Pernafasan berbunyi (wheezing/mengi/bengek) terutama saat mengeluarkan nafas (exhalation). Tidak semua penderita asma memiliki pernafasan yang berbunyi, dan tidak semua orang yang nafasnya terdegar wheezing adalah penderita asma!

Adanya sesak nafas sebagai akibat penyempitan saluran bronki (bronchiale).

Batuk berkepanjangan di waktu malam hari atau cuaca dingin. Adanya keluhan penderita yang merasakan dada sempit.. Serangan asma yang hebat menyebabkan penderita tidak

dapat berbicara karena kesulitannya dalam mengatur pernafasan.

Page 13: asma.ppt

Derajat asma1. Tingkat pertama : secara klinis normal, tetapi asma timbul jika ada faktor

pencetus.

2. Tingkat kedua : penderita asma tidak mengeluh dan pada pemeriksaan fisik tanpa kelainan tetapi fungsi parunya menunjukkan obstruksi jalan nafas. Disini banyak ditemukan pada penderita yang baru sembuh dari serangan asma

3. Tingkat ketiga : penderita tidak ada keluhan tetapi pada pemeriksaan fisik maupun maupun fungsi paru menunjukkan tanda-tanda obstruksi jalan nafas.

4. Tingkat keempat : penderita mengeluh sesak nafas, batuk dan nafas berbunyi.Pada pemeriksaan fisik maupun spirometri akan dijumpai tanda-tanda obstruksi jalan napas.

5. Tingkat kelima : adalah status asmatikus, yaitu suatu keadaan darurat medik berupa serangan akut asma yang berat, bersifat refrakter terhadap pengobatan yang biasa dipakai.

Farmakologi Sosial_Rina Yuniarti, S.Farm, APT. 13

Page 14: asma.ppt

Klasifikasi Berdasarkan gejala klinis

Farmakologi Sosial_Rina Yuniarti, S.Farm, APT. 14

Page 15: asma.ppt

Modifikasi asma berdasarkan National Asthma Education Program (NAEPP)

1. Asma Ringan Singkat (< 1 jam ) eksaserbasi symptomatic < dua kali/minggu. Puncak aliran udara ekspirasi > 80% diduga akan tanpa gejala.

2. Asma SedangGejala asma kambuh >2 kali / mingggu Kekambuhan mempengaruhi aktivitasnyaKekambuhan mungkin berlangsung berhari-hariKemampuan puncak ekspirasi /detik dan kemampuan volume ekspirasi berkisar antara 60-80%.

3. Asma BeratGejala terus menerus menganggu aktivitas sehari-hariPuncak aliran ekspirasi dan kemampuan volume ekspirasi kurang dari 60% dengan variasi luasDiperlukan kortikosteroid oral untuk menghilangkan gejala. 15

Page 16: asma.ppt

Diagnosis

1. Anamnesis

Anamnesis yang baik meliputi riwayat tentang penyakit/gejala, yaitu:

1.Asma bersifat episodik, sering bersifat reversibel dengan atau tanpa pengobatan

2.Asma biasanya muncul setelah adanya paparan terhadap alergen, gejala musiman, riwayat alergi/atopi, dan riwayat keluarga pengidap asma

3.Gejala asma berupa batuk, mengi, sesak napas yang episodik, rasa berat di dada dan berdahak yang berulang

4.Gejala timbul/memburuk terutama pada malam/dini hari

5.Mengi atau batuk setelah kegiatan fisik

6.Respon positif terhadap pemberian bronkodilator

Farmakologi Sosial_Rina Yuniarti, S.Farm, APT. 16

Page 17: asma.ppt

2. Pemeriksaan Fisik

3. Faal Paru Pengukuran faal paru sangat berguna untuk meningkatkan nilai diagnostik. Faal paru menilai derajat keparahan hambatan aliran udara, reversibilitasnya, dan membantu kita menegakkan diagnosis asma.metode untuk menilai faal paru

(1)pemeriksaan spirometri

(2) Arus Puncak Ekspirasi meter (APE).

Farmakologi Sosial_Rina Yuniarti, S.Farm, APT. 17

Page 18: asma.ppt

18

Cara Menghindari Serangan Asma

Langkah tepat yang dapat dilakukan untuk menghindari serangan asma adalah menjauhi faktor-faktor penyebab yang memicu timbulnya serangan asma itu sendiri. Setiap penderita umumnya memiliki ciri khas tersendiri terhadap hal-hal yang menjadi pemicu serangan asmanya.

Setelah terjadinya serangan asma, apabila penderita sudah merasa dapat bernafas lega akan tetapi disarankan untuk meneruskan pengobatannya sesuai obat dan dosis yang diberikan oleh dokter.