Asuhan Keperawatan Pada Masalah Menjelang Ajal Dan Kematian

17
MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA MASALAH MENJELANG AJAL DAN KEMATIAN PROGAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS KADIRI 2013 Nama Kelompok : Abd Latif : 11620578 Ana Clara De Ornay : 11620585 Dwi Septian Wijaya : 11620692 Theresia Ose Kherans : 11620609

description

Asuhan Keperawatan Pada Masalah Menjelang Ajal Dan Kematian

Transcript of Asuhan Keperawatan Pada Masalah Menjelang Ajal Dan Kematian

Page 1: Asuhan Keperawatan Pada Masalah Menjelang Ajal Dan Kematian

MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA MASALAH MENJELANG AJAL DAN

KEMATIAN

PROGAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS KADIRI

2013

Nama Kelompok :

Abd Latif : 11620578

Ana Clara De Ornay : 11620585

Dwi Septian Wijaya : 11620692

Theresia Ose Kherans : 11620609

Page 2: Asuhan Keperawatan Pada Masalah Menjelang Ajal Dan Kematian

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.

Perawat adalah profesi yang difokuskan pada perawatan individu, keluarga, dan

masyarakat sehingga mereka dapat mencapai, mempertahankan, atau memulihkan kesehatan

yang optimal dan kualitas hidup dari lahir sampai mati. Bagaimana peran perawat dalam

menangani pasien yang sedang menghadapi proses penyakit terminal ?

Peran perawat sangat komprehensif dalam menangani pasien karena peran perawat

adalah membimbing rohani pasien yang merupakan bagian integral dari bentuk pelayanan

kesehatan dalam upaya memenuhi kebutuhan biologis-psikologis-sosiologis-spritual (APA,

1992 ), karena pada dasarnya setiap diri manusia terdapat kebutuhan dasar spiritual ( Basic

spiritual needs, Dadang Hawari, 1999 ).

Pentingnya bimbingan spiritual dalam kesehatan telah menjadi ketetapan WHO

yang menyatakan bahwa aspek agama (spiritual) merupakan salah satu unsur dari pengertian

kesehataan seutuhnya (WHO, 1984).

Oleh karena itu dibutuhkan dokter dan terutama perawat untuk memenuhi

kebutuhan spritual pasien. Karena peran perawat yang komprehensif tersebut pasien senantiasa

mendudukan perawat dalam tugas mulia mengantarkan pasien diakhir hayatnya sesuai dengan

Sabda Rasulullah yang menyatakan bahwa amalan yang terakhir sangat menentukan, sehingga

perawat dapat bertindak sebagai fasilisator (memfasilitasi) agar pasien tetap melakukan yang

terbaik seoptimal mungkin sesuai dengan kondisinya. Namun peran spiritual ini sering kali

diabaikan oleh perawat. Padahal aspek spiritual ini sangat penting terutama untuk pasien

terminal yang didiagnose harapan sembuhnya sangat tipis dan mendekati sakaratul maut.

1.2 Tujuan

1. Mendefinisikan bagaimana kondisi seseorang yang berada pada tahap terminal

2. Mengetahui konsep teori dari kebutuhan terminal atau menjelang ajal dan kematian

3. Mengkaji dan memaparkan diagnosa

4. Memberi intervensi serta mengevaluasi pada klien

Page 3: Asuhan Keperawatan Pada Masalah Menjelang Ajal Dan Kematian

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Terminal

Keadaan terminal adalah suatu keadaan sakit dimana menurut akal sehat tidak ada

harapan lagi bagi si sakit untuk sembuh. Keadaan sakit itu dapat disebabkan oleh suatu

penyakit atau suatu kecelakaan. Kondisi terminal adalah suatu proses yang progresif menuju

kematian berjalan melalui suatu tahapan proses penurunan fisik, psikososial dan spiritual bagi

individu (kubler-rosa, 1969).

Kondisi terminal adalah suatu proses yang progresif menuju kematian berjalan

melalui suatu tahapan proses penurunan fisik, psikososial dan spiritual bagi individu

(carpenito, 1999).

2.2. Tahapan menjelang ajal

2.2.1 Penyangkalan dan isolasi

a. Karakteristiknya antara lain :

Menunjukkan reaksi penyangkalan secara verbal,”tidak,bukan saya.itu tidak

mungkin”. Secara tidak langsung pasien ingin mengatakan bahwa maut menimpa semua orang

kecuali dia.

Mengisolasi diri dari kenyataan. Biasanya begitu terpengaruh dengan sikap

penolakannya, tidak begitu memperhatikan fakta-fakta yang dijelaskan padanya. Meminta

penguatan dari orang lain untuk penolakannya. Gelisah dan cemas

b. Tugas perawat :

Membina hubungan saling percaya, memberi kesempatan klien untuk

mengekspresikan diri dan menguasai dirinya, melakukan dialog disaat klien siap,dan

menghentikannya ketika klien tidak mampu menghadapi kenyataan. Mendengarkan klien

dengan penuh perhatian dan memberinya kesempatan untuk bermimpi tentang hal-hal yang

menyenangkan

Page 4: Asuhan Keperawatan Pada Masalah Menjelang Ajal Dan Kematian

2.2.2 Marah

a. Karakteristiknya antara lain :

Mengekspresikan kemarahan dan permusuhan, menunjukan

kemarahan,kebencian,perasaan gusar dan cemburu.

Emosi tidak terkendali, mengungkapkan kemarahan secara verbal “ mengapa harus

aku ?”. Apapun yang dilihat atau dirasa akan menimbulkan keluhan pada diri individu

menyalahkan takdir, kemungkinan akan mencela setiap orang dan segala hal yang berlaku.

b. Tugas perawat :

Menerima kondisi klien, berhati-hati dalam memberikan penilaian,mengenali

kemarahan,dan emosi yang tidak terkendali, membiarkan klien mengungkapkan perasaannya

menjaga agar tidak terjadi kemarahan destruktif dan melibatkan keluarga

berusaha menghormati dan memahami klien,memberikan kesempatan memperlunak suara dan

mengurangi permintaan yang penuh kemarahan

2.2.3. Tawar menawar

a. Karakteristiknya antara lain:

Kemarahan mulai mereda, respon verbal”ya benar aku,tapi..” Melakukan tawar

menawar/barter,misalnya untuk menunda kematian, mempunyai harapan dan keinginan

terkesan sudah menerima kenyataan, berjanji pada tuhan untuk menjadi manusia yang lebih

baik. Cenderung membereskan segala urusan

b. Tugas perawat :

Sedapat mungkin berupaya agar keinginan klien terpenuhi

2.2.4. Depresi

a. Karakteristiknya antara lain:

Page 5: Asuhan Keperawatan Pada Masalah Menjelang Ajal Dan Kematian

Mengalami proses berkabung karena dulu ditinggalkan dan sekarang akan

kehilangn nyawa sendiri, cenderung tidak banyak bicara,sering menangis, klien berada pada

proses kehilangan segala hal yang ia cintai

b. Tugas perawat :

Duduk tenang disamping klien, memberi klien kesempatan untuk mengungkapkan

perasaannya, tidak terus-menerus memaksa klien untuk melihat sisi terang suatu keadaan,

memberi klien kesempatan untuk mengungkapkan perasaannya, memberi dukungan dan

perhatian pada klien ( misalnya sentuhan tangan,usapan pada rambut dll)

2.2.5.Penerimaan

a. Karakteristiknya antara lain :

Mampu menerima kenyataan, merasakan kedamaian dan ketenangan, respon

verbal “biarlah maut cepat mengambilku,karena aku sudah siap “. Merenungkan saat-saat akhir

dengan pengharapan tertentu, sering merasa lelah dan memerlukan tidur lebih banyak

tahap ini bukan merupakan tahap bahagia,namun lebih mirip perasaan yang hampa

b. Tugas perawat :

Mendampingi klien, menenangkan klien dan meyakinkannya bahwa anda akan

mendampinginya sampai akhir, membiarkan klien mengetahui perihal yang terjadi pada

dirinya.

2.2.6 Dampak Sakit

a. Klien

Menderita sampai saat kematian tiba,memerlukan bantuan dan dukungan dalam

melewati masa-masa tersebut, memutuskan perawatan yang akan dijalani, mendapat dukungan

untuk setiap keputusan yang diambilnya.dengan kata lain ada kecenderungan keluarga untuk

memenuhi semua keinginannya

b. keluarga

Page 6: Asuhan Keperawatan Pada Masalah Menjelang Ajal Dan Kematian

Berpartisipasi aktif dalam perawatan untuk penyembuhan klien, memperoleh

dukungan dan perhatian selama proses berduka

2.3 Pengertian Kematian

Kematian ( death ) secara etimologi berasal dari kata deeth atau deth yang berarti

keadaan mati atau kematian. Secara definitive kematian adalah terhentinya fungsi jantung dan

paru-paru secara menetap,atau terhentinya kerja otak secara permanent.

2.3.1 Pandangan Tentang Kematian

a. Dahulu

Tragis dan memilukan, tabu untuk dibicarakan, menimbulkan sindrom kesedihan

dan ketakutan, selamamya tidak disukai, anak-anak tidak perlu mengetahui, timbul karena

perilaku buruk,pertengkaran,pembalasan,dan hukuman

b. Sekarang

Menjadi hal yang patut dibicarakan, merupakan proses alami kehidupan, tidak

menakutkan, lebih rasional dan bijak dalam menghadapinya, merupakan proses yang progresif

dan sesuatu yang harus dihadapi

2.3.2 Tanda-Tanda Kematian

1. Mendekati kematian

A. Penurunan tonus otot

Gerakan ekstremitas berangsung angsur menghilang,khususnya pada kaki dan

ujung kaki, sulit bicara, tubuh semakin lemah, aktifitas saluran pencernaan menurun sehingga

perut membuncit, otot rahang dan muka mengendur, rahang bawah cenderung turun, sulit

menelan,refleks gerakan menurun dan mata sedikit terbuka

B. Sirkulasi melemah

Page 7: Asuhan Keperawatan Pada Masalah Menjelang Ajal Dan Kematian

Suhu tubuh pasien tinggi,tetapi kaki,tangan dan ujung hidung pasien terasa dingin

dan lembab, kulit ekstremitas dan ujung hidung tampak kebiruan,kelabu atau pucat, nadi mulai

tidak teratur,lemah dan cepat, tekanan darah menurun dan peredaran darah perifer terhenti.

C. Kegagalan fungsi sensorik

Sensasi nyeri menurun atau hilang, pandangan mata kabur/ berkabut, kemampuan

indera berangsur-angsur menurun, sensasi panas,lapar,dingin dan tajam menurun

D. Penurunan/kegagalan fungsi pernafasan

Mengorok (death rattle ) /bunyi nafas terdengar kasar, pernafasan tidak teratur dan

berlangsung melalui mulut, pernafasan cheyne stokes

2.3.3 Saat Kematian

Terhentinya pernafasan,nadi,tekanan darah,dan fungsi otak ( tidak berfungsinya

paru,jantung dan otak ), hilangnya respon terhadap stimulasi eksternal, hilangnya control atas

sfingter kandung kemih dan rectum(inkontinensia ) akibat peredaran darah yang

terhambat,kaki dan ujung hidung menjadi dingin, hilangnya kemampuan panca indera,hanya

indera pendengaran yang paling lama dapat berfungsi, adanya garis datar pada mesin

elektroensefalografi menunjukkan terhentinya aktivitas listrik otak untuk penilaian pasti suatu

kematian

2.3.4. Setelah Kematian

Rigor mortis ( kaku ).tubuh menjadi kaku 2-4 jam setelah kematian, algor mortis (

dingin .suhu tubuh perlahan-lahan turun ), livor mortis ( post mortem decomposition).

Perubahan warna kulit pada daerah yang tertekan,jaringan melunak dan bakteri sangat banyak.

2.3.5 Respon Psikologis

Respon psikologis yang mungkin muncul pada klien menjelang ajal adalah

kekhawatiran tentang dampak kematian pada diri orang terdekat ketidak berdayaan terhadap

isu yang berhubungan dengan kematian.

Page 8: Asuhan Keperawatan Pada Masalah Menjelang Ajal Dan Kematian

Perasaan takut kehilangan kemampuan fisik dan / mental apabila meninggal,

kepedihan yang diantisipasi yang berhubungan dengan kematian, kesedihan yang mendalam.

Perasaan takut dalam menjalani proses menjelang ajal, kekhawatiran tentang beban kerja

pemberi asuhan akibat sakit terminal dan ketidakmampuan diri.

Kekhawatiran tentang pertemuan dengan sang pencipta atau perasaan ragu tentang

keberadaan, tuhan atau sang penguasa, kehilangan kontrol total terhadap aspek kematian

seseorang atau dirinya, gambaran negative tentang kematian atau pikiran tidak menyenangkan

tentang kejadian yang berhubungan dengan, kematian atau proses menjelang ajal,ketakutan

terhadap kematian yang di tunda, ketakutan terhadap kematian dini karena hal itu mencegah

upaya pencapaian tujuan hidup yang penting.

Page 9: Asuhan Keperawatan Pada Masalah Menjelang Ajal Dan Kematian

BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN MENJELANG AJAL DAN KEMATIAN

4.1 PengkajianRiwayat Kesehatan

1. Riwayat kesehatan sekarang

Berisi tentang penyakit yang diderita klien pada saat sekarang

2. Riwayat kesehatan dahulu

Berisi tentang keadaan klien apakah klien pernah masuk rumah sakit dengan penyakit yang

sama

3. Riwayat kesehatan keluarga

Apakah anggota keluarga pernah menderita penyakit yang sama dengan klien

4. Head To Toe

Perubahan fisik saat kematian mendekat:

a. Pasien kurang rensponsif

b. Fungsi tubuh melamban

c. Pasien berkemih dan defekasi secara tidak sengaja

d. Rahang cendrung jatuh

e. Pernafasan tidak teratur dan dangkal

f. Sirkulasi melambat dan ektremitas dingin, nadi cepat dan melemah.

g. Kulit pucat

h. Mata memelalak dan tidak ada respon terhadap cahaya

4.2 Diagnosa Keperawatan

1. Ansietas/ ketakutan individu , keluarga ) yang berhubungan diperkirakan dengan situasi

yang tidak dikenal, sifat dan kondisi yang tidak dapat diperkirakan takut akan kematian dan

efek negatif pada pada gaya hidup

2. Berduka yang behubungan dengan penyakit terminal dan kematian yang dihadapi,

penurunan fungsi perubahan konsep diri dan menarik diri dari orang lain

Page 10: Asuhan Keperawatan Pada Masalah Menjelang Ajal Dan Kematian

3. Perubahan proses keluarga yang berhubungan dengan gangguan kehidupan keluarga,takut

akan hasil ( kematian ) dengan lingkungnnya penuh dengan stres ( tempat perawatan )

4. Resiko terhadap distres spiritual yang berhubungan dengan perpisahan dari system

pendukung keagamaan, kurang pripasi atau ketidak mampuan diri dalam menghadapi

ancaman kematian

4.3 Intervensi Keperawatan

Diagnosa I

Ansietas / ketakutan ( individu , keluarga ) yang berhubungan denga situasi yang tak dikenal.

Sifat kondisi yang tak dapat diperkirakan takut akan kematian dan efek negative pada gaya

hidup.

Criteria Hasil

Klien atua keluarga akan :

1. Mengungkapkan ketakutannya yang brhubungan dengan gangguan

2. Menceriktakan tentang efek ganmguan pada fungsi normal, tanggungn jawab, peran dan

gaya hidup

No Intervensi Rasional

1 Bantu klien untuk mengurangi

ansietasnya :

1. berikan kepastian dan kenyamanan

2. tunjukkan perasaan tentang

pemahman dan empti, jangan

menghindari pertanyaan

3. dorong klien untuk mengungkapkan

setiap ketakutan permasalahan yang

berhubungan dengan pengobtannya

4. identifikasi dan dukung mekaniosme

koping efektif

Klien yang cemas mempunbyai

penyempitan lapang persepsi denagn

penurunan kemampuan untuk belajar.

Ansietas cendrung untuk memperburuk

masalah. Menjebak klien pada lingkaran

peningkatan ansietas tegang, emosional

dan nyeri fisik

Page 11: Asuhan Keperawatan Pada Masalah Menjelang Ajal Dan Kematian

2 Kaji tingkat ansietas klien :

Rencanakan pernyuluhan bila tingkatnya

rendah atau sedang

Beberapa rasa takut didasari oleh

informasi yang tidak akurat dan dapat

dihilangkan denga memberikan informasi

akurat. Klien dengan ansietas berat

atauparah tidak menyerap pelajaran

3 Dorong keluarga dan teman untuk

mengungkapkan ketakutan-ketakutan

mereka

Pengungkapan memungkinkan untuk

saling berbagi dan memberiakn

kesempatan untuk memperbaiki konsep

yang tidak benar

4 Berika klien dan keluarga

kesempatan dan penguatan koping positif

Menghargai klien untuk koping efektif

dapat menguatkan renson koping positif

yang akan datang

Diagnosa II

Berduka yang berhubungan penyakit terminal dan kematian yang akan dihadapi penurunan

fungsi, perubahan konsep diri dan menark diri dari orang lain

No Intervensi Rasional

1 Berikan kesempatan pada klien da

keluarga untuk mengungkapkan perasaan,

didiskusikan kehilangan secara terbuka ,

dan gali makna pribadi dari

kehilangan.jelaskan bahwa berduka adalah

reaksi yang umum dan sehat

Pengetahuan bahwa tidak ada lagi

pengobatan yang dibutuhkan dan bahwa

kematian sedang menanti dapat

menyebabkan menimbulkan perasaan

ketidak berdayaan, marah dan kesedihan

yang dalam dan respon berduka yang

lainnya. Diskusi terbuka dan jujur dapat

membantu klien dan anggota keluarga

menerima dan mengatasi situasi dan respon

mereka terhdap situasi tersebut

2 Berikan dorongan penggunaan

strategi koping positif yang terbukti yang

memberikan keberhasilan pada masa lalu

Stategi koping fositif membantu

penerimaan dan pemecahan masalah

Page 12: Asuhan Keperawatan Pada Masalah Menjelang Ajal Dan Kematian

3 Berikan dorongan pada klien untuk

mengekpresikan atribut diri yang positif

Memfokuskan pada atribut yang positif

meningkatkan penerimaan diri dan

penerimaan kematian yang terjadi

4 Bantu klien mengatakan dan

menerima kematian yang akan terjadi,

jawab semua pertanyaan dengan jujur

Proses berduka, proses berkabung

adaptif tidak dapat dimulai sampai kematian

yang akan terjadi di terima

5 Tingkatkan harapan dengan

perawatan penuh perhatian,

menghilangkan ketidak nyamanan dan

dukungan

Penelitian menunjukkan bahwa klien

sakit terminal paling menghargai tindakan

keperawatan berikut :

a. Membantu berdandan

b. Mendukung fungsi kemandirian

c. Memberikan obat nyeri saat

diperlukandan

d. meningkatkan kenyamanan fisik (

skoruka dan bonet 1982 )

DIAGNOSA III

Perubahan proses keluarga yang berhubunga dengan gangguan kehidupan takut akan hasil (

kematian ) dan lingkungannya penuh stres ( tempat perawatan )

No Intervensi Rasional

1 Luangkan waktu bersama keluarga

atau orang terdekat klien dan tunjukkan

pengertian yang empati

Kontak yang sering dan me

ngkmuikasikan sikap perhatian dan peduli

dapat membantu mengurangi kecemasan

dan meningkatkan pembelajaran

2 Izinkan keluarga klien atau orang

terdekat untuk mengekspresikan perasaan,

ketakutan dan kekawatiran.

Saling berbagi memungkinkan perawat

untuk mengintifikasi ketakutan dan

kekhawatiran kemudian merencanakan

intervensi untuk mengatasinya

Page 13: Asuhan Keperawatan Pada Masalah Menjelang Ajal Dan Kematian

3 Jelaskan lingkungan dan peralatan ICU Informasi ini dapat membantu

mengurangi ansietas yang berkaitan dengan

ketidak takutan

5 Anjurkan untuk sering berkunjung

dan berpartisipasi dalam tindakan perawan

Kunjungan dan partisipasi yang sering

dapat meningakatkan interaksi keluarga

berkelanjutan

6 Konsul dengan atau berikan rujukan

kesumber komunitas dan sumber lainnya

Keluarga denagan masalah-masalh

seperti kebutuhan financial , koping yang

tidak berhasil atau konflik yang tidak selesai

memerlukan sumber-sumber tambahan

untuk membantu mempertahankankan

fungsi keluarga

Diagnosa IV

Resiko terhadap distres spiritual yang berhubungan dengan perpisahan dari system pendukung

keagamaan, kurang pripasi atau ketidak mampuan diri dalam menghadapi ancaman kematian

No Intervensi Rasional

1 Gali apakah klien menginginkan

untuk melaksanakan praktek atau ritual

keagamaan atau spiritual yang diinginkan

bila yang memberi kesemptan pada klien

untuk melakukannya

Bagi klien yang mendapatkan nilai tinggi

pada do,a atau praktek spiritual lainnya , praktek

ini dapat memberikan arti dan tujuan dan dapat

menjadi sumber kenyamanan dan kekuatan

2 Ekspesikan pengertrian dan

penerimaan anda tentang pentingnya

keyakinan dan praktik religius atau

spiritual klien

Menunjukkan sikap tak menilai dapat

membantu mengurangi kesulitan klien dalam

mengekspresikan keyakinan dan prakteknya

Page 14: Asuhan Keperawatan Pada Masalah Menjelang Ajal Dan Kematian

3 Berikan prifasi dan ketenangan

untuk ritual spiritual sesuai kebutuhan

klien dapat dilaksanakan

Privasi dan ketenangan memberikan

lingkungan yang memudahkan refresi dan

perenungan

4 Bila anda menginginkan tawarkan

untuk berdo,a bersama klien lainnya atau

membaca buku ke agamaan

Perawat meskipun yang tidak menganut

agama atau keyakinan yang sama dengan klien

dapat membantu klien memenuhi kebutuhan

spritualnya

Page 15: Asuhan Keperawatan Pada Masalah Menjelang Ajal Dan Kematian

BAB IV

PENUTUP

4.3 Kesimpulan

Kondisi Terminal adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami penyakit

atau sakit yang tidak mempunyai harapan untuk sembuh sehingga sangat dekat dengan proses

kematian.

Respon klien dalam kondisi terminal sangat individual tergantung kondisi fisik,

psikologis, social yang dialami, sehingga dampak yang ditimbulkan pada tiap individu juga

berbeda. Hal ini mempengaruhi tingkat kebutuhan dasar yang ditunjukan oleh pasien terminal.

Orang yang telah lama hidup sendiri, terisolasi akibat kondisi terminal dan

menderita penyakit kronis yang lama dapat memaknai kematian sebagai kondisi peredaan

terhadap penderitaan. Atau sebagian beranggapan bahwa kematian sebagai jalan menuju

kehidupan kekal yang akan mempersatukannya dengan orang-orang yang dicintai. Sedangkan

yang lain beranggapan takut akan perpisahan, dikuncilkan, ditelantarkan, kesepian, atau

mengalami penderitaan sepanjang hidup.

Seseorang yang menghadapi kematian/kondisi terminal, dia akan menjalani hidup,

merespon terhadap berbagai kejadian dan orang disekitarnya sampai kematian itu terjadi.

Perhatian utama pasien terminal sering bukan pada kematian itu sendiri tetapi lebih pada

kehilangan kontrol terhadap fungsi tubuh, pengalaman nyeri yang menyakitkan atau tekanan

psikologis yang diakibatkan ketakutan akan perpisahan, kehilangan orang yang dicintai.

4.4 Saran

Perawat harus memahami apa yang dialami klien dengan kondisi terminal,

tujuannya untuk dapat menyiapkan dukungan dan bantuan bagi klien sehingga pada saat-saat

terakhir dalam hidup bisa bermakna dan akhirnya dapat meninggal dengan tenang dan damai.

Ketika merawat klien menjelang ajal atau terminal, tanggung jawab perawat harus

mempertimbangkan kebutuhan fisik, psikologis, dan social yang unik.

Page 16: Asuhan Keperawatan Pada Masalah Menjelang Ajal Dan Kematian

Perawat harus lebih toleran dan rela meluangkan waktu lebih banyak dengan klien

menjelang ajal, untuk mendengarkan klien mengekspresikan duka citanya dan untuk

mempertahankan kualitas hidup pasien

Page 17: Asuhan Keperawatan Pada Masalah Menjelang Ajal Dan Kematian

DAFTAR PUSTAKA

Smeltzer, Suzanne C. 2001. Buku Ajar Keperawatan jiwa Edisi 8. Jakarta: EGC

http://nurse-smw.blogspot.com/2009/05/asuhan-keperawatan-pada-pasien-terminal_08.html

http://kikiyogi.blogspot.com/2009/12/terminal-dan-menjelang-ajal.html