Bab 1 Baru Sekali

download Bab 1 Baru Sekali

of 5

description

qwpy

Transcript of Bab 1 Baru Sekali

BAB 1

PAGE

BAB 1

PENDAHULUAN1.1 Latar Belakang

Proses penuaan merupakan suatu proses alamiah yang tidak dapat dicegah dan merupakan hal yang wajar dialami oleh orang yang dikaruniai umur panjang. Walau merupakan suatu hal yang alami, proses menua tetap menimbulkan permasalahan baik secara fisik, biologis, mental maupun sosial ekonomi (Wahjudi Nugroho, 2000). Pada lanjut usia diharapkan tetap mandiri secara primer, namun karena bertambahnya usia dan mempunyai masalah yang kompleks sehingga mengalami penurunan kemandirian dan meningkatkan ketergantungan lansia kepada orang lain dalam mencukupi kebutuhannya (Roger Watson, 2003). Ketergantungan adalah meletakkan kepercayaan kepada orang lain atau benda-benda lain, untuk bantuan yang terus menerus dalam pemenuhan kebutuhan sehari-harinya (Wahjudi Nugroho, 2000). Hampir sebagian besar lansia yang depresi tidak mau mengurus dirinya sendiri, sehingga dalam pemenuhan kebutuhan sehari-harinya memerlukan bantuan orang lain dalam mencukupi kebutuhannya. Bila tidak disikapi dengan cepat dapat memperburuk ketergantungan lansia kepada orang lain dalam mencukupi kebutuhannya. Terapi lingkungan sangat efektif dalam mengubah perilaku pasien yang mal adaptif menjadi adaptif terapi ini digunakan dirumah sakit jiwa. Namun efektifitas dari terapi lingkungan pada lansia dengan ketergantungan yang tinggal di Panti Unit Pelayanan Sosial Tresna Werdha Tulungagung masih butuh penjelasan.Saat ini di seluruh dunia jumlah orang lanjut usia diperkirakan ada 500 juta dengan usia rata-rata 60 tahun dan diperkirakan pada tahun 2025 akan mencapai 1,2 milyar. Di Negara maju seperti Amerika Serikat pertumbuhan orang lanjut usia lebih kurang 1000 orang per hari. pada tahun 1985 dan diperkirakan 50 % dari penduduk berusia di atas 50 tahun sehingga istilah Baby Boom pada masa lalu berganti menjadi ledakan penduduk lanjut usia. (Wahjudi Nugroho, 2000). Jumlah penduduk lanjut usia di Indonesia pada tahun 1971, sekitar 5,3 juta jiwa atau 4,48 persen, pada tahun 2000 jumlah tersebut meningkat menjadi 3 kali lipat menjadi 14,4 jiwa atau 7,18 persen. Di Jawa Timur jumlah penduduk lansia sebanyak 9,36 persen (Siti Partini, 2004). Prevalensi terjadinya depresi pada lansia diperkirakan sebesar 15,9 % (FKUI, 2000). Sedangkan menurut Kay et al (1994) 7-10 % lansia > 65 tahun mengalami depresi. Dari data yang diperoleh di Panti Unit Pelayanan Sosial Tresna Werdha Tulungagung pada tahun 2003, bahwa dari 67 orang lansia, ditemukan 40 lansia tidak mengalami depresi atau minimal, 4 lansia mengalami depresi ringan dan 3 lansia mengalami depresi sedang. Sedangkan yang mengalami ketergantungan menurut Indeks Kemandirian pada aktivitas kehidupan sehari-hari berdasarkan pada evaluasi fungsi mandiri atau tergantung dari klien dalam mandi, berpakian, pergi kekamar mandi, berpindah, kontinen, dan makan. Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Purwanto di Panti Unit Pelayanan Sosial Tresna Werdha Tulungagung tahun 2002, diperoleh data menurut Index Katz A = mandiri untuk 6 aktifitas berjumlah 50 orang, B = mandiri untuk 5 aktifitas berjumlah 7 orang, C = mandiri, kecuali bathing dan 1 fungsi lain berjumlah 4 orang, D= mandiri, kecuali bathing, dressing, dan 1 fungsi lain berjumlah 3 orang, G = tergantung pada orang lain untuk 6 aktivitas berjumlah 3 orang.Salah satu permasalahan yang sering di temukan pada lansia adalah mengalami tingkat ketergantungan kepada orang lain dalam hal mencukupi kebutuhan hidupnya. Ada banyak faktor yang mempengaruhi lansia mengalami tingkat ketergantungan yaitu; status kesehatan, depresi, dan lingkungan (karena ada keluarga/ teman yang dapat membantu memenuhi kebutuhan yang diperlukannya (Wahjudi Nugroho, 2000).Terapi lingkungan, merupakan suatu manipulasi pada lingkungan untuk menciptakan lingkungan terapeutik yang mempunyai tujuan terapeutik bagi klien dalam mengubah perilaku yang maladaptif menjadi adaptif (Stuart & Sundeen, 1991). Pada pasien dengan tingkat ketergantungan karena depresi sangat efektif diberikan terapi lingkungan. Dimana tujuan utama dari penyediaan lingkungan terapeutik yaitu: untuk membatasi gangguan dua perilaku maladaptive dan mengajarkan ketrampilan psikososial. Karena itu peneliti mencoba menggunakan terapi lingkungan untuk melihat keefektivitasannya dalam menurunkan tingkat ketergantungan pada lansia yang depresi.1.2 Rumusan Masalah1. Bagaimana tingkat ketergantungan pada lansia depresi sebelum dan sesudah diberikan terapi lingkungan pada kelompok perlakuan yang tinggal di Panti Unit Pelayanan Sosial Tresna Werdha Tulungagung?2. Apakah ada pengaruh terapi lingkungan terhadap penurunan tingkat ketergantungan pada lansia depresi yang tinggal di Panti Unit Pelayanan Sosial Tresna Werdha Tulungagung?1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Mempelajari pengaruh terapi lingkungan terhadap penurunan tingkat ketergantungan pada lansia yang depresi yang tinggal di Panti Unit Pelayanan Sosial Tresna Werdha Tulungagung.

1.3.2 Tujuan Khusus1. Mengidentifikasi tingkat ketergantungan pada lansia depresi sebelum dan sesudah diberikan terapi lingkungan pada kelompok perlakuan yang tinggal di Panti Unit Pelayanan Sosial Tresna Werdha Tulungagung3. Mengidentifikasi pengaruh terapi lingkungan terhadap penurunan tingkat ketergantungan pada lansia yang depresi yang tinggal di Panti Unit Pelayanan Sosial Tresna Werdha Tulungagung1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Teoritis

Sebagai dasar untuk mengembangkan terapi lingkungan untuk memberikan kesepatan/ kekuatan pada lansia untuk mengexpresikan konflik pribadi secara bebas dan mempunyai kemampuan untuk membangun pengarahan perawatan bagi diri mereka sendiri, terapi ini dapat diterapkan pada klien yang mengalami tingkat ketergantungan pada lansia yang depresi.

1.4.2 Praktis

Sebagai masukan dan memberikan wawasan kepada tenaga kesehatan/ petugas panti bahwa Terapi Lingkungan dapat digunakan untuk menurunkan tingkat ketergantungan pada lansia yang depresi.PAGE 4