BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang budget rumah tangga...
Transcript of BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang budget rumah tangga...
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kelas menengah Asia akan terus naik sampai meliputi 52 persen dari total
populasi di tahun 2020, dengan kelas menengah yang paling cepat berkembang
berasal dari Indonesia, Filipina, Thailand, Malaysia, dan Singapura—berdasarkan
dari estimasi Nielsen. Indonesia akan memimpin tren ini dengan segmentasi
pendapatan menengah diprediksi meningkat dua kali lipat di tahun 2020.
Dalam sejarah Nielsen, secara konsisten konsumen Indonesia masuk ke
daftar peringkat top dunia dan memiliki fleksibilitas budget rumah tangga yang
jauh melebihi rata-rata global. Namun di lain sisi, konsumen Indonesia juga sadar
akan budget-nya saat ini. Jadi, ketika orang-orang Indonesia senang untuk
meningkatkan belanjanya, mereka akan melakukannya secara kritis dan hati-hati.
(Meet the New Indonesian Consumer Class of 2020, 2014)
Gambar 1.1 Kelas Ekonomi Sosial di Indonesia
(Sumber: MarkPlus Insight, 2014)
Industri kecantikan adalah sektor dengan pertumbuhan tercepat di Indonesia
dan beberapa tahun terakhir secara konsisten mencatat pertumbuhan industri
dengan dua digit persentase. Berdasarkan Persatuan Perusahaan Kosmetika
Indonesia (Perkosmi), organisasi tersebut kini memiliki 400 anggota yang
2
memiliki 760 perusahaan kosmetik, 23 di antaranya adalah perusahaan besar
sementara sisanya perusahaan kecil dan menengah. Badan Pengawas Obat dan
Makanan (BPOM) mencatat bahwa 36.642 produk kosmetik yang terdaftar di
Indonesia di 2014, 14.656 di antaranya adalah produk domestik dan 4.485
diproduksi oleh perusahaan kecil dan menengah.
Pertumbuhan volume penjualan produk kencatikan didukung oleh
peningkatan permintaan; terutama dari konsumen kelas menengah. Bagaimana
pun juga, populasi perempuan di Indonesia, pengguna produk kecantikan
terbesar, sekarang mencapai 126,8 juta orang. Sebagai tambahan, belakangan ini
terdapat peningkatan konsumen pria, terutama yang berada di area urban,
membeli dan menggunakan produk kosmetik serta perawatan wajah. (Overview
of Indonesian Cosmetic Sector: Growing Domestic and Export Markets, 2016)
Berdasarkan pada data dari Menteri Perindustrian, penjualan domestik untuk
produk kecantikan adalah 9,76 triliun rupiah di tahun 2012, naik 15% dari tahun
sebelumnya. Dua kategori produk dengan pertumbuhan tercepat adalah makeup
dan perawatan kulit (skincare), di mana para perempuan Indonesia, yang pada
umumnya diketahui sadar akan kecantikan serta mendambakan kesempurnaan
dan kulit yang sehat dapat membelinya. (Halal and Herbal – The Two Emerging
Buzzwords in Indonesia’s Cosmetics Market, 2016)
Di sisi lain, industri kecantikan Indonesia mulai bergeser. Para pemain
utama di industri ini harus bergerak dari zona nyaman mereka untuk tetap
kompetitif ketika nama-nama baru mulai mengganggu industri berkat internet.
Merek-merek seperti Polka, By Lizzie Parra (BLP), atau Rollover Reaction,
mungkin terdengar aneh lima atau sepuluh tahun lalu di antara penggemar
kecantikan, tetapi merek-merek tersebut sekarang menjadi sangat terkenal,
terutama di media sosial, dan kehadiran mereka berhasil mendapat perhatian dari
merek-merek yang lebih dulu ada.
Putri K. Wardhani, ketua Perkosmi dan presiden direktur dari perusahaan
publik Mustika Ratu mengakui fenomena internet telah memberikan tantangan-
tantangan baru untuk para pemain utama. Merek-merek baru merebak secara
konstan dan daya tarik mereka ditampilkan pada beberapa forum media sosial,
seperti Instagram dan Facebook. (Cosmetics Industry Disrupted by New Players,
2016)
3
Berikut adalah data dari Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia
(APJII) untuk tahun 2016 mengenai penetrasi pengguna internet dan perilaku
pemakaian internet di Indonesia.
Gambar 1.2 Penetrasi Pengguna Internet Indonesia
(Sumber: Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia, 2016)
Pada tahun 2016, jumlah penduduk Indonesia yang dapat mengakses
internet meningkat menjadi 132,7 juta orang dan 65% di antaranya merupakan
masyarakat di pulau Jawa. Tentunya ini merupakan peningkatan yang signifikan
dibandingkan tahun 2014, di mana baru 88,1 juta orang yang memiliki akses ke
internet.
Gambar 1.3 Perilaku Pengguna Internet Indonesia (Tempat Paling Sering Mengakses Internet)
(Sumber: Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia, 2016)
4
Gambar 1.3 memperlihatkan bahwa mayoritas pengguna internet di
Indonesia adalah orang-orang yang memiliki mobilitas tinggi.
Gambar 1.4 Perilaku Pengguna Internet Indonesia (Alasan Utama Mengakses Internet)
(Sumber: Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia, 2016)
Seperti yang tertera pada Gambar 1.4, tiga alasan utama pengguna dalam
mengakses internet adalah untuk update informasi terkini, terkait pekerjaan, dan
mengisi waktu luang. Sementara berbisnis, berdagang, dan mencari barang
memiliki penetrasi pengguna paling kecil, yaitu sebesar 8,5%.
Gambar 1.5 Perilaku Pengguna Internet Indonesia (Jenis Konten Internet yang Diakses)
(Sumber: Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia, 2016)
5
Dari enam kategori konten yang dapat diakses di internet, seluruhnya
diakses lebih dari 90% pengguna.
Gambar 1.6 Perilaku Pengguna Internet Indonesia (Sebagai Tempat Pencarian dan Transaksi)
(Sumber: Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia, 2016)
Walaupun hanya 8,5% pengguna yang mengatakan alasan utama mereka
dalam mengakses internet adalah untuk berbisnis, berdagang, dan mencari
barang, 98,6% mengetahui internet dapat digunakan sebagai tempat jual-beli
barang dan jasa. 63,5% dari total pengguna setidaknya pernah bertransaksi
online satu kali.
Gambar 1.7 Perilaku Pengguna Internet Indonesia (Konten Komersial dan Media Sosial yang Sering Dikunjungi)
(Sumber: Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia, 2016)
6
Online shop adalah konten komersial yang paling sering dikunjungi oleh
pengguna internet Indonesia, sementara Facebook menjadi juara pada konten
media sosial.
Jadi, berdasarkan data-data yang telah didapat tersebut, dapat disimpulkan
bahwa terdapat potensi pasar yang sangat besar pada industri kecantikan tanah
air.
Dari situ pula tercipta pemikiran untuk menggali lebih dalam mengenai
masalah-masalah yang dihadapi oleh para pemangku kepentingan (stakeholder)
dan belum dapat diselesaikan hingga sekarang. Untuk itu dibuatlah sebuah
startup teknologi di industri kecantikan yang bernama Setter Space.
1.2 Profil Perusahaan
Setter Space merupakan media sosial sekaligus mesin pencari yang fokus
pada industri kecantikan di Indonesia. Di sini, Setter Space menjadi pihak ketiga
yang menyediakan platform agar merek-merek kecantikan, influencer kecantikan
digital, serta para penggunanya dapat terhubung satu sama lain. Tentunya ini
mempermudah ketiganya untuk saling bertemu, berbagi informasi, serta
berinteraksi dalam satu tempat—tidak tersebar secara acak di internet.
Nama Setter Space sendiri berasal dari bahasa Inggris, yaitu “trendsetter”
dan “space”. “ Trendsetter” mengacu pada visi perusahaan untuk menjadi market
leader di industri kecantikan digital serta misi perusahaan untuk menghimpun
para trendsetter kecantikan Indonesia dalam platform Setter Space. Sementara
“space” digunakan untuk merepresentasikan “space” yang berarti
tempat/platform dan “space” yang berarti angkasa. Jadi, Setter Space memiliki
makna sebagai tempat para trendsetter kecantikan berkumpul untuk berkarya
tanpa batasan seperti angkasa yang tidak memiliki gravitasi.
Karena Setter Space adalah startup di bidang teknologi, maka pasar Setter
Space adalah pengguna internet perempuan yang berusia 18-22 tahun, berada di
pulau Jawa, dari kelas menengah atas, memiliki mobilitas tinggi, menggunakan
internet untuk tiga tujuan (mencari/update informasi, mengisi waktu luang, dan
berdagang serta mencari barang), dan melakukan transaksi belanja secara online.
Total dari pasar tersebut adalah 8.737.111 orang dan dalam lima tahun Setter
Space menargetkan untuk mendapat pengguna aktif bulanan sebesar 1.747.422
orang atau 20% dari keseluruhan pasar. Dan untuk pasar bisnis, Setter Space
7
menyasar 10% dari 737 perusahaan kecantikan skala kecil menengah Indonesia
atau setara dengan 73 perusahaan.
1.2.1 Visi dan Misi
1.2.1.1 Visi
Menjadi komunitas kecantikan terbesar kedua di Indonesia
pada tahun 2022.
1.2.1.2 Misi
1. Mengedukasi masyarakat mengenai kecantikan dari dalam dan
luar.
2. Menghubungkan perusahaan kecantikan, influencer digital, dan
end-user dalam satu tempat.
3. Menyediakan informasi kecantikan yang lengkap dan
terpercaya dengan mengedepankan basis komunitas.
1.2.2 Objectives and Goals
Dari misi yang dimiliki Setter Space, terdapat beberapa tujuan dan
objektif untuk mengukur keberhasilan perusahaan dalam mencapai misi.
Misi 1: Mengedukasi masyarakat mengenai kecantikan dari dalam
dan luar.
• Objektif:
1. Membuat konten-konten yang membahas mengenai perawatan diri
dari dalam dan luar serta peningkatan kepercayaan diri.
2. Memotivasi pengguna (end user dan influencer) untuk menjadi
orang yang lebih baik.
3. Mengedukasi masyarakat bahwa merawat kecantikan bukan hanya
untuk perempuan, tetapi untuk laki-laki juga tanpa mengorbankan
maskulinitas.
4. Mengajak para pengguna untuk membentuk lingkungan yang
positif, baik di platform Setter Space maupun di dunia nyata.
5. Menginspirasi orang-orang bahwa mereka memiliki dampak pada
lingkungan sosial mereka.
• Target (Goals):
1. Peningkatan pengguna platform Setter Space setiap bulannya.
2. Peningkatan persentase pengguna aktif.
3. Peningkatan persentase pemasaran secara organik.
8
Misi 2: Menghubungkan perusahaan kecantikan, influencer digital,
dan end-user dalam satu tempat.
• Objektif:
1. Memberikan data yang berguna bagi perusahaan kecantikan untuk
inovasi dan pemasaran.
2. Menjadikan Setter Space sebagai tempat tumbuh dan
berkembangnya influencer kecantikan digital Indonesia.
3. Mempermudah perusahaan dalam mendapat masukan dan
berhubungan dengan end-user dan influencer.
4. Meningkatkan visibilitas influencer dalam berkarya kepada end-
user dan perusahaan.
5. Mempermudah distribusi value perusahaan dan influencer kepada
end-user.
6. Meningkatkan experience dari fitur-fitur Setter Space.
• Target:
1. Peningkatan permintaan iklan dari perusahaan.
2. Peningkatan permintaan premium account dari perusahaan.
3. Peningkatan permintaan acara-acara khusus dari ketiga pihak.
4. Peningkatan retention rate.
5. Peningkatan reference rate.
Misi 3: Menyediakan informasi kecantikan yang lengkap dan
terpercaya dengan mengedepankan basis komunitas.
• Objektif:
1. Aktif memperbarui konten dan berinteraksi dengan followers pada
blog dan media sosial.
2. Melakukan maintenance konten harian untuk mencegah informasi
palsu dan konten tidak relevan.
3. Menjadi moderator yang tegas pada forum diskusi.
4. Membebaskan pengguna untuk membentuk komunitas-komunitas
kecil di dalam Setter Space selama masih dalam konteks kecantikan
dan tidak menyinggung SARA.
• Target:
1. Peningkatan persentase aktivitas pengguna.
9
2. Peningkatan pemasaran secara organik.
3. Peningkatan reference rate.
4. Peningkatan retention rate.
10
1.2.3 Nilai-Nilai
1. Integritas
Melakukan pekerjaan secara konsisten dan jujur merupakan hal yang
fundamental bagi keberlangsungan sebuah perusahaan tanpa
merugikan siapa pun.
2. Akuntabilitas
Secara bertanggung jawab melakukan kegiatan bisnis dan transparan
dalam pelaporannya terhadap pemerintah dan masyarakat.
3. Passion
Melakukan pekerjaan bukan sebatas mencari keuntungan, namun juga
menjadikannya sebagai hobi dan memberikan yang terbaik yang dapat
dilakukan.
4. Simplicity
Terobosan-terobosan sering kali membuat orang-orang tidak mengerti
manfaat baik di baliknya hanya karena sulitnya suatu inovasi untuk
diadaptasi oleh kebiasaan konsumen. Kesederhanaan dalam
menyampaikannya adalah kunci agar kompleksnya suatu inovasi bisa
dipahami oleh mayoritas orang.
5. Fleksibel
Pembuatan milestone dapat membantu dalam mencari titik fokus di
antara banyaknya potensi-potensi yang selalu ada silih berganti.
Namun kemampuan fleksibilitas juga sangat penting untuk mengurangi
waste pada tujuan yang tidak tepat.
6. Orientasi pada proses
Berkaitan dengan poin sebelumnya, menghargai proses pencapaian
tujuan akan menambah pembelajaran yang baik bagi perusahaan.
Dengan orientasi terhadap proses, tujuan yang salah dapat diubah lebih
dini sebelum kerugian yang dialami semakin banyak.
1.2.4 Filosofi Bisnis
1. Customer-based innovation
Setiap inovasi yang dibuat oleh Setter Space berdasar pada kebutuhan
konsumen untuk meningkatkan pengalaman konsumen menjadi lebih
baik lagi.
11
12
2. Win-win solution
Setiap kebijakan yang dibuat Setter Space harus memerhatikan faktor
ini agar tidak ada pihak yang merasa dirugikan, baik konsumen,
pemasok, pemerintahan, dan tentunya perusahaan sendiri.
3. Lean business process
Proses yang digunakan harus seefisien mungkin untuk mengurangi
biaya yang tidak berguna tanpa mengorbankan kualitas dan kecepatan.
4. Professional yet entertaining
Setter Space berada di industri kecantikan, di mana kreativitas dan
keindahan adalah sesuatu yang mutlak. Dalam prosesnya, kreativitas
dan keindahan tidak harus selalu dibawakan secara serius, tetapi bisa
pula dengan sentuhan hiburan dan eksperimen.
1.3 Model Bisnis
Lean Canvas adalah adaptasi dari Business Model Canvas oleh Alex
Osterwalder yang dijabarkan dalam buku Business Model Generation. Business
Model Canvas yang memiliki format satu halaman ini disukai karena cepat, to do
point, dan dapat dibawa ke mana-mana. Namun Ash Maurya, penulis Running
Lean dan pencipta Lean Canvas, melihat bahwa konsumen pada awalnya belum
perduli dengan solusi apa yang ditawarkan oleh sebuah bisnis. Mereka peduli
dengan masalah mereka. Sebaliknya, entrepreneur secara natural terpaku pada
solusi. Tapi mengejar solusi pada masalah yang tidak terlalu dipedulikan adalah
pemborosan (waste). Oleh karena itu Lean Canvas dibuat agar seluruh sub-
kategori dapat diuji coba secara sistematis untuk mengurangi resiko yang ada.
(Maurya, 2012)
13
Gambar 1.8 Lean Model Canvas (Sumber: Penulis, 2017)