Bab 1_akhir_ok.pdf

download Bab 1_akhir_ok.pdf

of 9

Transcript of Bab 1_akhir_ok.pdf

  • Penyusunan Studi Kelayakan Kawasan Pusat Pemerintahan

    Kabupaten Kepulauan Meranti Di Pulau Merbau

    Pemerintah Kabupaten Kepulauan Meranti

    Badan Perencanaan Pembangunan Daerah I - 1

    LAPORAN

    AKHIR

    Bab ini berisikan mengenai : latar belakang; maksud, tujuan,

    dan sasaran; ruang lingkup; landasan hukum; serta

    sistematika pembahasan.

    1. 1 Latar Belakang

    Kabupaten Kepulauan Meranti baru terbentuk pada Tahun 2009.

    Keberadaannya di Propinsi Riau merupakan kabupaten baru hasil

    pemekaran Kabupaten Bengkalis. Dalam tahun-tahun awal berdirinya,

    tentulah kabupaten ini masih berbenah diri dalam mempersiapkan segala

    sesuatunya sambil berjalan. Pada satu sisi banyak kebutuhan yang cukup

    mendesak untuk penyelenggaraan pemerintahan, namun pada sisi lain

    adanya keterbatasan dana yang dimiliki membuat semua kebutuhan ini

    tidak dapat dipenuhi sekaligus. Tentunya secara bertahap, kebutuhan-

    kebutuhan tersebut akan dicarikan pemecahannya agar dapat dipenuhi.

    Dengan demikian percepatan dalam penyelenggaraan pemerintahan pada

    level ini dapat dilakukan secepat mungkin.

    Salah satu sarana yang cukup mendesak keberadaannya dalam

    menunjang penyelenggaraan pemerintahan kabupaten ini adalah

    PENDAHULUAN

    BAB 1

  • Penyusunan Studi Kelayakan Kawasan Pusat Pemerintahan

    Kabupaten Kepulauan Meranti Di Pulau Merbau

    Pemerintah Kabupaten Kepulauan Meranti

    Badan Perencanaan Pembangunan Daerah I - 2

    LAPORAN

    AKHIR

    tersedianya kantor pemerintahan yang representatif beserta prasarana

    penunjangnya. Hal ini dapat dimengerti karena sarana tersebut akan

    sangat menunjang kinerja para aparat pemerintah dalam melaksanakan

    fungsinya dengan baik. Kenyamanan suasana (baik fisik maupun non fisik)

    dalam suatu lingkungan kerja pemerintahan merupakan salah satu hal

    yang dapat meningkatkan kinerja suatu organisasi. Dengan adanya sarana

    dan prasarana penunjang ini diharapkan kinerja pemerintah akan menjadi

    lebih baik dengan selalu mengedepankan masyarakat yang membutuhkan

    pelayanannya.

    Representasi dari komplek perkantoran ini juga akan meningkatkan

    citra pihak luar sehingga dapat menjadi suatu citra yang baik bagi

    Kabupaten Kepulauan Meranti sendiri. Peningkatan citra ini sebaiknya juga

    diiringi dengan peningkatan kinerja sehingga citra fisik maupun non fisik

    terhadap Pemerintah Kabupaten Kepulauan Meranti ini menjadi baik.

    Tentunya langkah yang perlu diambil oleh Pemerintah Kabupaten

    Kepulauan Meranti sebelum melakukan kegiatan pembangunan fisik

    konstruksi Kawasan Pemerintahan Kabupaten adalah melakukan kegiatan

    Study Kelayakan.

    Pengembangan dan pembangunan suatu fasilitas pelayanan bagi

    masyarakat kabupaten berupa kawasan Pusat Pemerintahan Kabupaten

    memiliki aspeks sedemikian kompleks, karena menyangkut aspek, sosial,

    ekonomi, fisik, serta kebijakan Pemerintah Daerah yang memiliki dua sisi

    yaitu tujuan untuk meningkatkan pelayanan dan kesejahteraan

    masyarakat, selain itu disisi lain ada tujuan untuk meningkatkan

    Pendapatan Asli Daerah.

  • Penyusunan Studi Kelayakan Kawasan Pusat Pemerintahan

    Kabupaten Kepulauan Meranti Di Pulau Merbau

    Pemerintah Kabupaten Kepulauan Meranti

    Badan Perencanaan Pembangunan Daerah I - 3

    LAPORAN

    AKHIR

    Dalam aspek tata ruang dan fisik struktur bangunan, maka bagunan

    kawasan Pusat Pemerintahan Kabupaten yang relatif besar ini tergolong

    dalam bentuk bangunan/gedung negara. Terkait dengan hal tersebut,

    maka dalam pelaksanaan pembangunan dan pengembangan

    bangunan/gedung negara tersebut harus dilakukan dengan sebaik-

    baiknya sehingga dapat optimal fungsinya, andal, dan menjadi teladan

    bagi lingkungan sekitarnya, serta berkontribusi positif bagi perkembangan

    arsitektur dan penataan bangunan.

    Study Kelayakan proyek (project feasibility study) diartikan sebagai

    "penelitian tentang dapat tidaknya suatu proyek dilaksanakan dengan

    berhasil". Secara umum, suatu studi seperti ini menyangkut tiga aspek,

    yaitu:

    (1) manfaat ekonomis proyek tersebut bagi proyek itu sendiri, dalam

    arti apakah keuntungannya lebih besar daripada biaya atau

    resikonya;

    (2) manfaat ekonomis proyek tersebut dilihat dari kepentingan

    Pembangunan Daerah; dan

    (3) manfaat sosial proyek tersebut dilihat dari kepentingan masyarakat

    Kabupaten Kepulauan Meranti.

    1. 2 Maksud, Tujuan dan Sasaran

    Penyusunan Perencanaan Kawasan Pusat Pemerintahan Kabupaten

    Kepulauan Meranti di Pulau Merbau dimaksudkan untuk memberi arahan

    perwujudan fisik Kawasan Pusat Pemerintahan dengan tersedianya

  • Penyusunan Studi Kelayakan Kawasan Pusat Pemerintahan

    Kabupaten Kepulauan Meranti Di Pulau Merbau

    Pemerintah Kabupaten Kepulauan Meranti

    Badan Perencanaan Pembangunan Daerah I - 4

    LAPORAN

    AKHIR

    peraturan/pedoman teknis penataan bangunan yang aplikatif di kawasan

    tersebut. Sedangkan tujuannya adalah sebagai berikut:

    a. Terciptanya kawasan Pusat Pemerintahan yang terencana, sehingga

    dapat menjadi pegangan pihak terkait dalam membangunkompleks

    perkantoran kedepannya.

    b. Terwujud suatu rancang disain bangunan di kawasan pusat

    perkantoran dapat mewadahi kegiatan untuk fungsi pelayanan

    kepada masyarakat dengan tampilan yang ramah dan selaras dengan

    lingkungannya, serta berjati diri melayu.

    c. Terciptanya rancang bangun secara detail berupa gambar terukur

    dan dilengkapi dengan rencana.

    d. Mewujudkan suatu kawasan yang manusiawi dengan penataan

    lingkungan dalam dan luar yang berorientasi pada

    kebutuhanpenggunanya.

    Selain itu, untuk mencapai maksud dan tujuan di atas maka

    ditetapkan sasaran-sasaran sebagai berikut :

    a. Mengidentifikasi kondisi eksisting rencana kawasan perkantoran.

    b. Menganalisa serta mengembangkan potensi guna menghidupkan

    fungsi ruang kawasan.

    c. Merumuskan rencana makro dan mikro kawasan mencakup rencana

    perpetakan, rencana struktur kawasan perencanaan, rencana

    peruntukan lahan dan ruang, rencana ruang terbuka, rencana sistem

    dan ruang pergerakan, dan rencana tata utilitas.

    d. Melibatkan para stakeholder terkait pada setiap tahapan pekerjaan

    sehingga rencana yang dihasilkan telah menjadi kesepakatan

  • Penyusunan Studi Kelayakan Kawasan Pusat Pemerintahan

    Kabupaten Kepulauan Meranti Di Pulau Merbau

    Pemerintah Kabupaten Kepulauan Meranti

    Badan Perencanaan Pembangunan Daerah I - 5

    LAPORAN

    AKHIR

    bersama, dengan demikian akan memudahkan implementasi dari

    rencana tersebut.

    1. 3 Ruang Lingkup

    Ruang lingkup dalam pekerjaan ini terdiri dari lingkup lokasi

    perencanaan dan lingkup kegiatan.

    1.3.1 Lokasi Perencanaan

    Lokasi perencanaan dalam pekerjaan ini berada di Kecamatan Pulau

    Merbau Kabupaten Kepulauan Meranti. Adapun kondisi fisik pada lokas

    perencanaan tersebut secara umum adalah :

    a. Permukaan tanah dilokasi relatif datar;

    b. Tanah dengan kondisi lahan rawa/gambut; dan

    c. Aksesibilitas Lahan relatif mudah dicapai dengan kendaraan roda dua.

    1.3.2 Lingkup Kegiatan

    Lingkup pekerjaan yang akan dilakukan adalah :

    a. Persiapan Penyesuaian Perencanaan Disain, seperti

    mengumpulkan data dan informasi lapangan (termasuk

    penyelidikan tanah dan geologi untuk tipe bangunan bertingkat

    tinggi dengan cara sondir dan boring).

    b. Menyusun suatu konsep Rencana zoning kawasan.

  • Penyusunan Studi Kelayakan Kawasan Pusat Pemerintahan

    Kabupaten Kepulauan Meranti Di Pulau Merbau

    Pemerintah Kabupaten Kepulauan Meranti

    Badan Perencanaan Pembangunan Daerah I - 6

    LAPORAN

    AKHIR

    c. Menyusun konsep tampilan bangunan yang akan direncanakan

    sebelum tahap perancangan gambar perencanaan, meliputi :

    1. Rencana Perpetakan, yaitu suatu peta hitam-putih yang

    memperlihatkan dan menjelaskan suatu komposisi yang

    menarik antara solid (hitam), void (putih) sertainternal void

    (putih).

    Rencana perpetakan harus mempertimbangkan

    perpetakan yang telah ada, pola penanganan kawasan

    yang dipilih, mengantisipasi besarnya kebutuhan

    sarana/ prasarana dan fasilitas padalahan tersebut, dan

    akomodatif terhadap aspirasi masyarakat.

    Mempertimbangkan batasan luas bangunan yang dapat

    dibangun, dikaitkan dengan ketentuan sempadan

    bangunan dari lingkungan yang bersangkutan.

    Mempertimbangkan faktor-faktor keselamatan

    bangunan dan lingkungan pada saat bila ada bencana,

    seperti kebakaran, tanah longsor, dan banjir.

    2. Rencana peruntukan lahan mikro

    Peruntukan lahan mikro berpedoman kepada prinsip

    keragaman/diversity yang seimbang.

    Prinsip keragaman tersebut diberlakukan baik secara

    horisontal maupun vertikal, sepanjang tidak

    memberikan dampak terhadap lingkungan .

    3. Rencana Tapak; yang memberikan arahan tata letak

    bangunan, orientasi bangunan, indikasi bentuk dan tampak

    bangunan secara keseluruhan.

  • Penyusunan Studi Kelayakan Kawasan Pusat Pemerintahan

    Kabupaten Kepulauan Meranti Di Pulau Merbau

    Pemerintah Kabupaten Kepulauan Meranti

    Badan Perencanaan Pembangunan Daerah I - 7

    LAPORAN

    AKHIR

    1. 4 Landasan Hukum

    Landasan hukum yang digunakan dalam pekerjaan ini diantaranya

    adalah :

    a. Keputusan Menteri Negara Pekerjaan Umum Nomor 10/KPTS/2000

    tentang Ketentuan Teknis Pengamanan Terhadap Bahaya Kebakaran

    pada Bangunan dan Lingkungan;

    b. Keputusan Menteri Negara Pekerjaan Umum Nomor 11/KPTS/2000

    tentang Ketentuan Teknis ManajemenPenanggulangan Kebakaran

    di Perkotaan;

    c. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 29/PRT/M/2006

    tentang Pedoman Persyaratan Teknis Bangunan Gedung;

    d. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 30/PRT/M/2006

    tentang Pedoman Teknis Fasilitas dan Aksesibilitas Pada Bangunan

    Gedung dan Lingkungan;

    e. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 06/PRT/M/2007tentang

    Pedoman Umum Rencana Tata Bangunan danLingkungan.

    1. 5 Sistematika Pembahasan

    Sistematika pembahasan dalam PekerjaanPenyusunan Studi

    Kelayakan Kawasan Pusat Pemerintahan Kabupaten Kepulauan Meranti Di

    Pulau Merbau terdiri dari :

  • Penyusunan Studi Kelayakan Kawasan Pusat Pemerintahan

    Kabupaten Kepulauan Meranti Di Pulau Merbau

    Pemerintah Kabupaten Kepulauan Meranti

    Badan Perencanaan Pembangunan Daerah I - 8

    LAPORAN

    AKHIR

    BAB 1 PENDAHULUAN

    Bab ini berisikan mengenai mengenai : latar belakang; maksud,

    tujuan, dan sasaran; ruang lingkup; landasan hukum; serta

    sistematika pembahasan.

    BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

    Bab ini berisikan mengenai pengertian studi kelayakan,

    terminologi judul pusat pemerintahan kabupaten, dan tinjauan

    mengenai bangunan pemerintahan.

    BAB 3 KARAKTERISTIK KABUPATEN MERANTI

    Bab ini berisikan mengenai gambaran umum wilayah Kabupaten

    Kepulauan Meranti dan gambaran umum Kecamatan Pulau

    Merbau.

    BAB 4 POTENSI DAN PERMASALAHAN PADA SITE

    Bab ini berisikan mengenai Letak Geografis dan Wilayah

    Administrasi, Topografi dan Fisiografi, Geologi atau Jenis Batuan,

    jenis tanah, geologi lingkungan, dan iklim.

    BAB 5 KONSEP PEMBANGUNAN KANTOR BUPATI

    Bab ini berisikan mengenai elaborasi tema, konsep literatur,

    konsep tapak, konsep ruang dalam pada bangunan, dan konsep

    keteknikan.

    BAB 6 ASPEK TEKNIS

    Bab ini berisikan tentang design pembangunan kantor bupati,

    daya dukung tanah dan lahan yang ada di sekitar lokasi

    pembangunan (Kecamatan Pulau Merbau).

  • Penyusunan Studi Kelayakan Kawasan Pusat Pemerintahan

    Kabupaten Kepulauan Meranti Di Pulau Merbau

    Pemerintah Kabupaten Kepulauan Meranti

    Badan Perencanaan Pembangunan Daerah I - 9

    LAPORAN

    AKHIR

    BAB 7 ASPEK EKONOMI

    Bab ini berisikan mengenai keuangan dan rencana

    anggaran biaya pembangunan kantor bupati.

    BAB 8 ASPEK UTILITAS

    Bab ini berisikan mengenai sarana/ utilitas yang terdiri dari :

    pengadaan air bersih, pembuangan air kotor, persampahan,

    listrik, sistem komunikasi, pencahayaan, pengkondisian udara,

    tata suara, dan transportasi.

    BAB 9 ASPEK LINGKUNGAN

    Bab ini berisikan mengenai dampak-dampak lingkungan yang

    dapat terjadi baik sebelum pembangunan, selama pembangunan,

    maupun setelah pembangunan dilaksanakan.