Bab 2 Pembahasan

download Bab 2 Pembahasan

of 12

Transcript of Bab 2 Pembahasan

BAB IPENDAHULUAN

A. LatarBelakangDalam ilmu kimia kita mengenal istilah volumetri . Volumetri juga dikenalkan dalam pembelajaran biologi . Volumetri adalah analisis kimia kuantitatif yang dilakukan dengan menetapkan volume suatu larutan yang konsentrasinya diketahui dengan tepat, yang diperlukan untuk bereaksi secara kuantitatif dengan larutan dari zat yang akan ditetapkan. Analisis volumetri memerlukan pengukuran dengan seksama volume larutan yang bereaksi. Alat yang lazim digunakan adalah labu takar, buret, pipet dan gelas ukur.Didalam materi volumetri ini, dikenal juga dengan titrasi yang mempunyai pengertian metode analisakimiasecara kuantitatif yang biasa digunakan dalamlaboratoriumuntuk menentukan konsentrasi darireaktan. Karena pengukuran volum memainkan peranan penting dalam titrasi, maka teknik ini juga dikenali dengan analisa volumetrik. Analisis titrimetri merupakan satu dari bagian utama dari kimia analitik dan perhitungannya berdasarkan hubungan stoikhiometri dari reaksi-reaksi kimia.B. RumusanMasalah1. Apa saja macam dan kegunaan dari berbagai macam alat gelas dan pipet volumetri?2. Bagaimana cara menggunakan alat volumetri dengan benar ?3. Apa titrasi dan Bagaimana cara melakukan titrasi secara benar?4. Apa saja kesalahan dan cara menghindari kesalahan dalam pengukuran volume?C. Tujuan1. Untuk mengetahui kegunaan dari berbagai macam alat gelas dan pipet volumetri2. Untuk mengetahui penggunaan alat volumetri dengan benar3. Untuk mengetahui titrasi dan cara melakukan titrasi secara benar4. Untuk mengetahui kesalahan dan cara menghindari kesalahan dalam pengukuran volume

BAB IIPEMBAHASAN2.1. MACAM DAN KEGUNAAN GELAS VOLUMETRISyarat Alat gelas di Laboratorium adalah :a. Tahan terhadap panas (perubahan suhu)b. Tahan terhadap senyawa kimia (tidak bereaksi)c. Tahan terhadap perubahan Ph1. Erlenmeyer Erlenmeyer adalah bejana yang bersekala dan memiliki bentuk pada bagian mulut yang sempit dan akan melebar semakin kebawah .Fungsi erlenmeyer :1. untuk menyimpan dan memanaskan larutan 2. menampung filtrat hasil penyaringan 3. menampung titran (larutan yang dititrasi) pada proses titrasi 4. pada pengujian mikrobiologi, digunakan sebagai 5. tempat pembiakan mikroba

2. Gelas KimiaBerupa gelas tinggi, berdiameter besar dengan skala sepanjang dindingnya. Terbuat dari kaca borosilikat yang tahan terhadap panas hingga suhu 200oC .Fungsi gelas kimia :1. untuk mengukur volume larutan yang tidak memerlukan tingkat ketelitian yang tinggi 2. menampung zat kimia3. memanaskan cairan 4. media pemanasan cairan

3. Gelas UkurDigunakan untuk mengukur volume zat kimia dalam bentuk cair. Alat ini mempunyai skala, tersedia bermacam-macam ukuran., mulai dari 10 mL sampai 2 L.Fungsi gelas ukur : untuk mengukur volume larutan dalam jumlahtertentu dengan tingkat ketelitian yang cukup tinggi. 4. Labu UkurBerupa labu dengan leher yang panjang dan bertutup; terbuat dari kaca dan tidak boleh terkena panas karena dapat memuai. Fungsi labu ukur : Untuk membuat larutan dengan konsentrasi tertentu dan mengencerkan larutan dengan keakurasian yang tinggi.5. Buret Terbuat dari gelas. Mempunyai skala dan kran. Zat yang digunakan untuk menitrasi (titran) ditempatkan dalam buret, dan dikeluarkan sedikit demi sedikit melalui kran. Fungsi buret : Digunakan untuk melakukan titrasi 2.2 MACAM MACAM PIPET VOLUMETRIK 1. Pipet Serologis Pipet ini terbuat dari pipa kaca silinder yang lurus dan memiliki skala volume. Ketelitian pipet serologis sesuai dengan skala terkecilnya.2. Pipet volumetrik volume tetapPipet jenis ini hanya memiliki 1 garis tera dengan volume tertentu, berbentuk silinder tetapi bagian tengahnya lebih gendut. Ketelitiannya lebih tinggi dibanding pipet pasteur karena garis tera berada pada bagian atas pipet yang memiliki diameter kecil.

3. Pipet volumetrik dengan pistonPipet jenis ini mulai berkembang pada tahun 1960-an. Pipet jenis ini lebih disukai karena selain volumenya yang dapat diatur, akurasi dan presisi yang tinggi, pemakaiannya pun simpel dan mudah. Memilih Pipet yang Sesuai Kebutuhan1. Sampel Cairan Biasa : Gunakan pipet jenis air-displacement2. Sampel Cairan Khusus. Untuk cairan kental (gliserol, madu), mudah menguap (chloroform, methanol), korosif dan mengandung radioaktif, gunakan pipet jenis positive-displacement. 3. Untuk sampel biologi molekular yang harus terbebas dari kontaminasi DNA, RNA, nuclease dan bahan lain yang dapat menimbulkan degradasi pada sampel, maka bisa digunakan pipet jenis air-displacement dengan menggunakan tips steril berfilter maupun menggunakan pipet jenis positive-displacement juga dengan tips dan piston steril.2.3. CARA MENGGUNAKAN ALAT ALAT VOLUMETRIK DENGAN BENARa) Labu TakarLabu takar biasanya digunakan untuk pembuatan larutan dengan kadar tertentu. Cara kerja : Masukkan senyawa padat tertentu yang ditimbang seksama dan secara kuantitatif ke dalam beaker glass. Larutkan dalam air atau pelarut yang sesuai dengan jumlah tertentu sampai senyawa tadi larut dan dimasukkan secara kuantitatif ke dalam labu takar dengan bantuan batang pengaduk, corong glass dan botol pencuci, dengan cara berikut :1. . Pegang gelas piala dengan tangan kanan dan tuangkan pelan pelan melalui batang gelas yang dipegang dengan tangan kiri ke dalam corong yang ditempatkan dimuka labu takar. Tuangkan seluruhnya dan bilas setiap alat yang digunakan untuk melarutkan, hasil bilasan dituangkan ke dalam labu takar. Tambahkan pelarut ke dalam labu takar sampai mendekati titik miniskus, tepatkan larutan pada titik miniskus tetes demi tetes dengan menggunakan pipet tetes. Terakhir keringkan bagian atas miniskus dengan tissue dan kocok baik baik agar isinya bercampur.

2. Jika senyawa itu mudah larut dalam air masukkan langsung ke dalam corong kering yang diletakkan di mulut labu, senyawa padat tersebut harus mudah melewati corong dan cuci sisanya dalam corong dengan air ke dalam labu sehingga labu terisi kurang lebih setengahnya. Goyangkan labu sampai senyawa itu larut dan tepatkan volume sampai tanda dengan cara seperti diuraikan di atas. Tutup labu dan kocok baik baik agar isinya tercampur.

b) Pipet volume1. Sebelum digunakan bilas dulu pipet 2 3 kali dengan sedikit larutan yang akan dipipet, setiap kali membilas basahkan seluruh bagian dalam pipet sebelum larutan dikeluarkan 2. Hisap cairan ke dalam pipet sampai di atas garis miniskus, tutup ujung atas pipet dengan ujung jari telunjuk 3. Angkat pipet dari larutan dan seka hati hati bagian luar pipet hingga bersih dari cairan yang menempel 4. Pegang pipet tegak lurus dan tanda miniskus terletak setinggi mata, lepaskan hati hati tekanan pada jari sehingga cairan mulai menetes dan cairan tepat berada di miniskus. 5. Alirkan cairan ke dalam erlenmeyer dengan cara menyentuhkan ujung pipet pada dinding erlenmeyer dengan membentuk sudut 60 o . Alirkan perlahan sampai semua cairan keluar, tunggu beberapa saat lalu angkat pipet. 6. Sedikit cairan yang masih ada pada ujung pipet jangan ditiup keluar untuk ditambahkan pada cairan dalam bejana penerima sebab adanya sedikit cairan itu sudah diperhitungkan dalam peneraan pipet c) Buret1. Periksa kran buret apakah telah dilumuri lapisan pelicin sebelum digunakan 2. Bilas buret dengan sedikit larutan yang hendak diisikan lebih kurang 5 ml setiap pembilasan dan biarkan buret terbilas seluruhnya, keluarkan cairan dan lakukan beberapa kali 3. Isi buret dengan larutan hingga sedikit di atas tanda nol, buka kran buret agar semua ujungnya terisi dan gelembung udara terdesak keluar sementara mata sejajar dengan titik nol, keluarkan cairan perlahan sampai dasar miniskus tepat tanda nol 4. Hilangkan tetesan pada ujung buret dengan menyentuhkan pada bagian luar gelas 5. Buret siap digunakan untuk mentitrasi d) Gelas Ukur1. Gelas ukur ada yang bertutup gelas dan ada yang tidak bertutup, gelas ukur bertutup digunakan untuk mengukur cairan yang mengeluarkan uap misalnya asam klorida pekat. 2. Gelas ukur terdapat dengan berbagai kapasitas dari 5 ml sampai 2 L. Gelas ukur digunakan untuk mengukur volume cairan secara kasar.

2.4. TITRASI DAN CARA TITRASI1. Pengertian TitrasiTitrasi adalah proses penentuan banyaknya suatu larutan dgn konsentrasi yg diketahui & diperlukan utk bereaksi secara lengkap dg sejumlah contoh tertentu yg akan di analisis.

Contoh yg akan dianalisis dirujuk sebagai (tak diketahui, unknown). Prosedur analitis yg melibatkantitrasi dgn larutan-larutan yg konsentrasinya diketahui disebutanalisis volumetri. Dlm analisis larutan asam & basa,titrasi melibatkan pengukuran yang seksama, volume-volume suatu asam dan suatu basa yang tepat saling menetralkan (Keenan, 1998).Padaproses titrasi ini digunakan suatu indikator yaitu suatu zat yang ditambahkan sampai seluruh reaksi selesai yang dinyatakan dengan perubahan warna. Perubahan warna menandakan telah tercapainyatitik akhir titrasi(Brady, 1999).Larutan basa yang akan diteteskan (titran) dimasukkan ke dalam buret (pipa panjang berskala) & jumlah yg tpakai dpt diketahui dr tinggi sebelum &sesudahtitrasi.Larutan asam yg dititrasi dimasukkan kedlm gelas kimia (erlenmeyer) dg mengukur volumenya terlebih dahulu dg memakai pipet gondok. Untuk mengamati titik ekivalen, dipakai indikator yang warnanya disekitar titik ekivalen. Dalamtitrasi yang diamati adalah titik akhir bukan titik ekivalen (syukri, 1999).2. Cara Melakukan Titrasi1. Untuk melakukan titrasi, kita harus menyiapkan terlebih dahulu peralatan yang dibutuhkan.2. Selain itu, kita juga harus menyiapkan larutan baku, yaitu larutan standar yang telah diketahui konsentrasinya. Di laboratorium, konsentrasi larutan baku biasanya sangat pekat. Untuk menghemat penggunaan, larutan baku dapat diencerkan dengan cara penambahan aquades dengan volume tertentu.3. Larutan baku yang konsentrasinya telah diketahui biasanya ditempatkan dalm buret, dan disebut larutan penitrasi. Konsentrasi larutan penitrasi harus sudah diketahui. Larutan yang akan ditentukan konsentrasinya, ditempatkan dalam labu titrasi, dan disebut larutan yang dititrasi. Volume larutan yang akan dititrasi harus sudah diketahui.4. Selanjutnya, ke dalam larutan yang akan dititrasi diteteskan indikator asam-basa. Penempatan larutan dalam buret dan labu titrasi boleh ditukar. Larutan baku boleh dijadikan larutan penitrasi dan boleh juga dijadikan larutan yang akan dititrasi.5. Teteskan larutan penitrasi perlahan-lahan ke dalam larutan yang akan dititrasi. Penetesan dihentikan jika sudah tercapai titik akhir titrasi, yaitu saat zat dalam larutan yang dititrasi tepat habis bereaksi dengan zat dalam larutan penitrasi. Titik akhir titrasi diketahui dari perubahan warna larutan indikator. Tepat pada saat seluruh zat habis bereaksi, larutan indicator segeraberubah warna, dan pada saat inilah penetesan dari buret harus segera dihentikan.

3. Penentuan Titik Akhir1. Titik akhir dilihat karena adanya perubahan : 2. Warna, yaitu : larutan tidak berwarna menjadi berwarna tertentu atau larutan berwarna berubah menjadi warna lain 3. Kekeruhan atau endapan, larutan yang jernih menjadi keruh atau sebaliknya Bila titrasi dilakukan dengan menambahkan indikator, maka perubahan warna terjadi karena reaksi antara indikator dengan titran. Bila tidak ditambahkan indikator maka perubahan yang terjadi karena titran dan titrat mempunyai warna. Untuk titrasi yang baik maka perubahan warna atau kekeruhan harus terjadi tepat pada saat titran telah ekuivalen dengan titrat disebut titik ekuivalen. Pada umumnya titik akhir titrasi tidak tepat sama dengan titik ekuivalen, namun kesalahan itu harus dibatasi atau di usahakan TE sedekat mungkin dengan TAT. Dalam praktek tingkat kesalahan tidak lebih dari 0,1 %2.5 KESALAHAN DAN CARA MENGHINDARIa. Kesalahan Pada Titrasi Alat tidak dalam kondisi baik. Misal : kebocoran buret Bahan Kimia yang dipakai tidak memenuhi syarat Kesalahan pada saat penimbangan larutan Kesalahan pada saat penglihatan pengukuran buret Kesalahan mengamati perubahan warna Salah dalam perhitungan / kurang teliti

b. Menurut Miller & Miller (2001) tipe kesalahan dalam pengukuran analitik dapat dibagi menjadi tiga, yaitu:1. Kesalahan serius ( Gross Error )Tipe kesalahan ini sangat fatal, sehingga konsekuensinya pengukuran harus diulangi.Contoh dari kesalahan ini adalah kontaminasi reagent yang digunakan, peralatan yang memang rusak total, sampel yang terbuang, dan lain lain. Indikasi dari kesalahan ini cukup jelas dari gambaran data yang sangat menyimpang, data tidak dapat memberikanpola hasil yang jelas, tingkat reprodusibilitas yang sangat rendah dan lain lain.

2. Kesalahan Acak ( Random Error )Golongan kesalahan ini merupakan bentuk kesalahan yang menyebabkan hasil darisuatu perulangan menjadi relatif berbeda satu sama lain, dimana hasil secara individual berada di sekitar harga rata-rata. Kesalahan ini memberi efek pada tingkat akurasi dan kemampuan dapat terulang (reprodusibilitas). Kesalahan ini bersifat wajar dan tidak dapat dihindari, hanya bisa direduksi dengan kehati-hatian dan konsentrasi dalambekerja.

3. Kesalahan Sistematik ( Systematic Error )Kesalahan sistematik merupakan jenis kesalahan yang menyebabkan semua hasil data salah dengan suatu kemiripan. Hal ini dapat diatasi dengan:a.Standarisasi prosedurb. Standarisasi bahanc. Kalibrasi instrumen

c. Cara Menghindari Kesalahan 1. Mengecek alat yang akan digunakan sebelum dipakai2. Bahan kimia yang digunakan harus dalam kondisi bagus atau memenuhi syarat3. Menimbang dengan hati hati dan teliti4. Teliti dan harus tepat dalam penglihatan saat pengukuran buret . Mata harus lurus dengan permukaan air . Lurus dengan cekungan air yang bawah .5. Harus cermat dalam mengamati perubahan warna , pintar pintar menyesuaikan warna dengan indikator6. Teliti dalam perhitungan pengukuran .Dalam pengamatan eksperimen secara umum, hasil yang diperolehpasti tidak dapat terlepas dari faktor kesalahan. Nilai parameter sebenarnya yang akanditentukan dari suatu perhitungan analitik tersebut adalah ukuran ideal. Nilai tersebut ini hanya bisa diperoleh jika semua penyebab kesalahan pengukuran dihilangkan dan jumlah populasi tidak terbatas. Faktor penyebab kesalahan ini dapat disebabkan oleh berbagai hal antara lain adalah faktor bahan kimia, peralatan, pemakai, dan kondisi pengukuran dan lain-lain. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk mengurangi kesalahan dalam pengukuran analitik ini adalah dengan proses kalibrasi.

BAB IIIPENUTUP3.1 KESIMPULANJadi, dapat di simpulkan bahwa ada berbagai macam alat Volumetri . Volumetri ada alat gelas volumetri dan macam pipet volumetri. Dalam setiap alat juga ada perbedaan fungsi dan penggunaannya.Melakukan titrasi ada banyak tahap diantarnya: Untuk melakukan titrasi, kita harus menyiapkan terlebih dahulu peralatan yang dibutuhkan. Selain itu, kita juga harus menyiapkan larutan baku, yaitu larutan standar yang telah diketahui konsentrasinya. Di laboratorium, konsentrasi larutan baku biasanya sangat pekat. Untuk menghemat penggunaan, larutan baku dapat diencerkan dengan cara penambahan aquades dengan volume tertentu. Larutan baku yang konsentrasinya telah diketahui biasanya ditempatkan dalm buret, dan disebut larutan penitrasi. Konsentrasi larutan penitrasi harus sudah diketahui. Larutan yang akan ditentukan konsentrasinya, ditempatkan dalam labu titrasi, dan disebut larutan yang dititrasi. Volume larutan yang akan dititrasi harus sudah diketahui. Selanjutnya, ke dalam larutan yang akan dititrasi diteteskan indikator asam-basa. Penempatan larutan dalam buret dan labu titrasi boleh ditukar. Larutan baku boleh dijadikan larutan penitrasi dan boleh juga dijadikan larutan yang akan dititrasi. Teteskan larutan penitrasi perlahan-lahan ke dalam larutan yang akan dititrasi. Penetesan dihentikan jika sudah tercapai titik akhir titrasi, yaitu saat zat dalam larutan yang dititrasi tepat habis bereaksi dengan zat dalam larutan penitrasi. Titik akhir titrasi diketahui dari perubahan warna larutan indikator. Tepat pada saat seluruh zat habis bereaksi, larutan indicator segeraberubah warna, dan pada saat inilah penetesan dari buret harus segera dihentikan. Dalam pengamatan eksperimen secara umum, hasil yang diperolehpasti tidak dapat terlepas dari faktor kesalahan. Nilai parameter sebenarnya yang akanditentukan dari suatu perhitungan analitik tersebut adalah ukuran ideal. Nilai tersebut ini hanya bisa diperoleh jika semua penyebab kesalahan pengukuran dihilangkan dan jumlah populasi tidak terbatas. Faktor penyebab kesalahan ini dapat disebabkan oleh berbagai hal antara lain adalah faktor bahan kimia, peralatan, pemakai, dan kondisi pengukuran dan lain-lain. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk mengurangi kesalahan dalam pengukuran analitik ini adalah dengan proses kalibrasi.3.2 SARANDalam penulisan makalah ini, masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, kami memohon kritik dan saran bagi para pembaca.

DAFTAR PUSTAKARahmat.2011.PenggunaanAlatLaboratorium.(http://aadrahmat.blogspot.com/2011/12/penggunaan-alat-laboratorium.html) diakses September 2013

KrisCahyoMulyatno.2013.Jenis Pipet dan Cara Penggunaannya. (http://kriscahyo.blogspot.com/2013/02/jenis-pipet-dan-cara-penggunaannya.html) diakses september 2013HeriPurwanto.2010.Pemeriksaan Kesalahan-kesalahan dalam pengukuran volume.(http://herypurwantomanik.blogspot.com/2010/12/pemeriksaan-kesalahan-kesalahan-dalam.html ) diakses september 2013

Micho.2013.InstrumenLaboratoriumAlat-alatGelas(http://ayamgorengmicho.wordpress.com/2013/03/02/instrumen-laboratorium-alat-alat-gelas-part-1/) diakses September 2013

10