Bab 2 Tinjauan Pustaka - Perpustakaan Digital · PDF file2.2 Bunga Majemuk Jenis bunga yang...
Transcript of Bab 2 Tinjauan Pustaka - Perpustakaan Digital · PDF file2.2 Bunga Majemuk Jenis bunga yang...
Bab 2
Tinjauan Pustaka
2.1 Pendahuluan
Sebelum melakukan penganalisisan untuk pemodelan matematika aktuaria yang
mengarah ke reversionary anuities maka kita perlu memperkaya diri dengan teori-
teori pendukungnya sehingga apa yang kita hendak tuju dalam penulisan tesis ini
dapat diperoleh.
2.2 Bunga Majemuk
Jenis bunga yang digunakan adalah bunga majemuk. Didefinisikan sebagai suatu
perhitungan bunga yang besar pokok jangka investasi selanjutnya adalah besar
pokok sebelumnya ditambah dengan besar bunga yang diperoleh. Besarnya pen-
dapatan bunga tergantung pada besar pokok, jangka waktu investasi dan tingkat
bunga.
Dalam bunga majemuk didefinisikan fungsi sebagai faktor diskonto (v) :
v =1
1 + i(2.1)
Sedangkan untuk tingkat diskonto (d) didefinisikan , sebagai berikut :
d = 1− v =i
1 + i= i.v (2.2)
4
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 5
Definisi 2.2.1 (the force of interest) :
The force of interest didefinisikan oleh
δ = limm→∞
i(m) = limm→∞
(1 + i) (2.3)
maka diperoleh
eδ = (1 + i) atau δ = ln (1 + i) (2.4)
2.3 Mortalitas
Mortalitas diungkapkan dengan variabel acak T (x). Misalkan seseorang beru-
sia x tahun, dinotasikan sebagai (x), maka sisa umurnya (future lifetime), T (x) =
X−x|X > x, artinya variabel acak yang menyatakan (x) akan meninggal sesudah
mencapai usia x tahun, bila diketahui ia masih hidup pada usia x tahun. Dapat
dituliskan variabel acak dari sisa kehidupan (x) adalah X − x = T (x). Dengan
demikian X = T (x) + x. Jadi T (x) adalah periode (x) akan meninggal.
Fungsi distribusi (d.f.) dari variabel acak T (x) = X − x|X > x yang kontinu
adalah
F (t) = Pr ((x) akan meninggal dalam periode t tahun)
= Pr (T (x) ≤ t|X > x) , t ≥ 0
F (t) = tqx (2.5)
dan fungsi kepadatan peluang untuk variabel acak T (x) dinyatakan dengan
f (t) = Pr (t < T (x) < t+∆t) =d
dtF (t) .
Dari persamaan (2.10) akan diperoleh hubungan sebagai berikut
tpx + tqx = 1
dimana notasi tpx menyatakan peluang bahwa (x) hidup paling sedikit t tahun
lagi atau akan meninggal setelah t tahun, yang biasanya disebut sebagai fungsi
survival dari variabel acak T (x), yaitu
s (t) = Pr (T (x) > t|X > x) .
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 6
Bila x = 0 maka tp0 menyatakan peluang bayi yang baru lahir bisa mencapai
usia t tahun, yaitu suatu fungsi survival yang dinyatakan dengan notasi s (t) = tp0.
Bila t = x maka diperoleh peluang bayi baru lahir bisa mencapai usia x.
s (x) = xp0.
Misalkan lx menyatakan banyaknya orang berusia x tahun yang hidup dari
sejumlah l0 yang lahir, maka akan diperoleh beberapa hubungan sebagai berikut
lx = l0.s (x) = l0.xp0 (2.6)
tpx =lx+tlx
tqx = 1−t px = 1−lx+tlx
=lx − lx+t
lx=
dxlx
dimana dx menyatakan banyaknya orang berusia x tahun yang mati sebelum men-
capai usia (x+ 1) tahun.
Definisi 2.3.1 (the force of mortality) :
The force of mortality dari (x) pada usia x+ t didefinisikan dengan
μx+t =f (t)
1− F (t). (2.7)
Definisi diatas dapat diturunkan lagi menjadi
μx+t = −dtpxdt
.1
tpx= − d
dtln (tpx) (2.8)
dan
tpx = exp
⎛⎝− tZ0
μx+s ds
⎞⎠ (2.9)
sehingga diperoleh fungsi kepadatan peluang dari T (x), yaitu
f (t) = tpx.μx+t (2.10)
sedangkan fungsi distribusi dari T (x) adalah
F (t) = tqx = 1− tpx = 1− exp
⎛⎝− tZ0
μx+s ds
⎞⎠ . (2.11)
Di dalam matematika aktuaria terdapat berbagai notasi yang sering digunakan
untuk menyatakan peluang (bersyarat), antara lain
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 7
1. upx+t adalah peluang bersyarat (x) akan mencapai usia x+ t+u tahun atau
akan meninggal setelah x+t+u tahun bila ia bisa mencapai usia x+t tahun,
yang dinyatakan dengan
upx+t = Pr (T (x) > t+ u|T (x) > t)
=t+upx
upx(2.12)
dimana t+upx adalah peluang tidak bersyarat bahwa (x) akan mencapai usia
x+ t+ u.
2. uqx+t adalah peluang bersyarat bahwa (x) akan meninggal sebelum usia x+
t+ u tahun bila ia bisa mencapai usia x+ t tahun, yang dinyatakan dengan
uqx+t = 1− upx =t+uqx − tqx
tpx. (2.13)
3. t|uqx adalah peluang bahwa (x) akan meninggal antara usia x+ t tahun dan
x+ t+ u tahun, yang dinyatakan dengan
t|uqx = Pr (t < T (x) ≤ t+ u)
= Pr (T (x) ≤ t+ u)− Pr (T (x) ≤ t)
t|uqx = t+uqx − tqx (2.14)
= (1− t+upx)− (1− tpx)
= tpx − t+upx
= tpx (1− upx+t)
t|uqx = tpx.uqx+t (2.15)
untuk u = 1, maka
t|qx = tpx.qx+t. (2.16)
Pada kasus diskrit, sisa umur seseorang dinyatakan oleh variabel acak K (x)
yang didefinisikan denganK (x) = [T (x)] dengan notasi [T (x)] menyatakan bilan-
gan bulat terbesar yang lebih kecil dari T (x). Fungsi distribusi (d.f.) dari variabel
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 8
acak K (x) adalah
F (k) = Pr (K (x) ≤ k) = Pr (T (x) ≤ k + 1)
= k+1qx.
Sedangkan fungsi kepadatan peluang dari K (x) adalah
f (k) = Pr (K (x) = k) , k = 0, 1, 2, ...
= Pr ([T (x)] = k)
= Pr (k < T (x) ≤ k + 1)
= kpx − k+1px
= kpx.qx+k
= k|qx. (2.17)
Beberapa ilmuan telah melakukan penelitian untuk mencari distribusi T (x)
yang pada akhirnya menghasilkan beberapa macam hukummortalitas, yaituHukum
De Moivre, Hukum Gompertz, dan Hukum Makeham. Dalam tesis ini, Hukum
Gompertz akan dipakai untuk menentukan distribusi dari T (x).
Bila the force of mortality mengikuti Hukum Gompertz maka μx+t dapat dit-
uliskan dengan
μx+t = Bcx+t, B > 0, c > 0, t > 0
jika nilai B dan C sudah tertentu maka tpx dapat dituliskan sebagai fungsi dari
B, C, x, dan t
tpx = exp
⎛⎝− tZ0
Bcx+s ds
⎞⎠= exp
µ−Bcx. 1
ln c
¡ct − 1
¢¶= exp
¡−mcx
¡ct − 1
¢¢(2.18)
dimana
m =B
ln c
jika t = x dan x = 0 diperoleh fungsi survival bagi (x) sebagai berikut :
s (x) = xp0 = exp (−m (cx − 1)) . (2.19)
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 9
2.4 Anuitas (Annuity)
Anuitas didefinisikan sebagai suatu rangkaian pembayaran dalam jumlah ter-
tentu, yang dilakukan setiap selang waktu dan lama tertentu secara berkelanju-
tan. Suatu anuitas yang pasti dilakukan dalam jangka pembayaran disebut anuitas
pasti.
2.4.1 Anuitas Pasti (Pembayaran Tahunan)
Anuitas yang dibayarkan di awal jangka waktu pembayaran anuitas disebut anuitas
awal (annuity-due) sedang bila di akhir jangka waktu pembayaran disebut anuitas
akhir (annuity-immediate).
Total nilai sekarang dari anuitas akhir yang dapat dinotasikan sebagai ane
(annuity-immediate) adalah :
PV = ane = v + v2 + v3 + ...+ vn−1 + vn
dengan menggunakan rumus deret geometri, maka :
ane = v¡1 + v2 + v3 + ...+ vn−2 + vn−1
¢= v
µ1− vn
1− v
¶, dari persamaan (2.2) , maka
= v
µ1− vn
iv
¶ane =
1− vn
i(2.20)
Sedangkan anuitas awal yang dinotasikan sebagai ane (annuity-due) :
ane = 1 + v2 + v3 + ...+ vn−2 + vn−1
= v
µ1− vn
1− v
¶,
ane =1− vn
d(2.21)
2.4.2 Anuitas Pasti (Pembayaran m-kali setahun)
Suatu anuitas pasti yang pembayarannya dilakukan m-kali dalam setahun dengan
selang pembayaran setiap 1/m tahun dan total pembayarannya dalam satu tahun
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 10
sebesar 1.
Maka total nilai sekarang dari anuitas tersebut yang dinotasikan, a(m)ne adalah :
a(m)ne =
1
m
¡v1/m + v2/m + v3/m + ...+ vn−1/m + vn
¢=
1
m
µv1/m − vn+1/m
1− v1/m
¶=
1− vn
mh(1 + i)1/m − 1
i ,a(m)ne =
1− vn
i(m)(2.22)
Sedangkan untuk anuitas awal yang dinotasikan a(m)ne :
a(m)ne =
1
m
¡1 + v1/m + v2/m + v3/m + ...+ vn−1/m
¢=
1
m
µ1− vn
1− v1/m
¶=
1− vn
mh1− (1− d)1/m
i ,a(m)ne =
1− vn
d(m)(2.23)
2.4.3 Anuitas Pasti (Pembayaran Kontinu)
Suatu anuitas pasti yang pembayarannya dilakukan m kali dalam setahun dengan
m → ∞, atau dengan kata lain pembayarannya dilakukan setiap saat. Notasi
anuitas tersebut adalah ane
ane = limm→∞
a(m)ne = lim
m→∞
1− vn
i(m)
=1− vn
δ(2.24)
2.5 Anuitas Hidup (Life Annuity)
Anuitas hidup (Life Annuity) adalah serangkaian pembayaran yang dilakukan
selama seseorang tertentu masih hidup. Besarnya pembayaran bisa tetap atau
berubah-ubah.
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 11
Jenis anuitas yang digunakan adalah anuitas seumur hidup (Whole Life Insur-
ance).
2.5.1 Anuitas Hidup Kontinu (Continuous Life Annuities)
Anuitas seumur hidup sebesar 1 per akhir tahun dengan pembayaran kontinu atau
setiap saat. Nilai sekarang dari pembayaran anuitas tersebut variabel acak Y
adalah
Y = aT e, T ≥ 0
dari persamaan (2.24) didapat
aT e =1− vT
δ
Actuarial Present Value (APV ) dari anuitas tersebut adalah
ax = E [Y ] = E£aT e¤
=
∞Z0
ate.g (t) dt
dengan menggunakan pengintegralan parsial integral tentu :bZa
u dv = [uv]ab −bZa
v du
Andaikan : u = aTe ⇒du
dt=
d
dt
µ1− vt
δ
¶=
d
dt
µ−v
t
δ
¶= −1
δ
dvt
dt
= −1δ.vt. ln v =
1
δ.vt. ln (1 + i)−1 =
1
δ.vt.δ
= vt ⇒ du = vt.dt
dv = g (t) dt
dv = tpx.μx+t dt → v = −tpx
sehingga :
ax =
∞Z0
ate.g (t) dt
= ate.tpx¯∞0−
∞Z0
−tpx.vt dt
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 12
jika : t =∞ → tpx = 0 ; ate =1− v∞
δ=1
δ
t = 0 → tpx = 1 ; ate =1− v0
δ= 0
Maka :
ax = E£aTe¤=
∞Z0
vt.tpx dt (2.25)
Hubungan antara anuitas seumur hidup dengan asuransi seumur hidup yang
kontinu :
E£aT e¤= E
∙1− vT
δ
¸=
∞Z0
1− vT
δ.g (t) dt
=1
δ− 1
δ
∞Z0
vt.g (t) dt
maka :
ax =1
δ− 1
δAx =
1− Ax
δ
δax = 1− Ax ⇒ Ax + δax = 1 (2.26)
2.5.2 Anuitas Hidup Diskrit (Discrete Life Annuities)
Anuitas hidup diskrit menggunakan anuitas awal (annuity-due) yang pembayaran-
nya setiap awal tahun. Nilai sekarang dari pembayaran anuitas tersebut yang
merupakan variabel acak dari Y adalah :
Y = aK+1|, K ≥ 0
dari persamaan (2.21) akan didapat :
aK+1| =1− vK+1
d
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 13
APV dari anuitas tersebut, ax :
ax = E [Y ] = EhaK+1|
i=
∞Xk=0
ak+1|.Pr (K = k)
=∞Xk=0
ak+1|.kpx.qx+k
=∞Xk=0
vk.kpx (2.27)
Hubungan anuitas dengan asuransi adalah :
ax = EhaK+1|
i= E
∙1− vK+1
d
¸maka akan didapat :
ax =1−E
£vK+1
¤d
=1−Ax
d(2.28)
2.5.3 Anuitas Hidup dengan m-kali Pembayaran
APV dari anuitas hidup sebesar 1 pertahun, yang dibayarkan 1/m pada awal
setiap 1/m tahun selama orang berusia (x) tersebut hidup hingga K+(J + 1) /m.
Variabel acak Y adalah :
Y =
mk+jXj=0
1
mvj/m
= a(m)
K+(J+1)/m|
=1− vk+(j+1)/m
d(m)(2.29)
APV dari anuitas :
a(m)x = E [Y ] = Eha(m)
K+(J+1)/m|
i=
∞Xk=0
a(m)
k+(j+1)/m|.Pr (K = k)
=1
m
∞Xk=0
vk/m.k/mpx (2.30)
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 14
Hubungan anuitas dengan asuransi adalah :
a(m)x = Eha(m)
K+(J+1)/m|
i= E
∙1− vK+(J+1)/m
d(m)
¸(2.31)
maka akan didapat :
a(m)x =1− E
£vK+(J+1)/m
¤d(m)
=1−A
(m)x
d(m)(2.32)
2.6 Anuitas Survivor, Anuitas Reversionary
Anuitas yang dibayarkan kepada istri pada waktu suaminya meninggal disebut
Anuitas Janda, jika anuitas dibayarkan dengan syarat orangtuanya meninggal
disebut anuitas yatim (orphans annuity). Dalam istilah umum disebut Sur-
vivor Annuity, dalam bagian ini dibahas perhitungan-perhitungannya.
Pada anuitas ini dimulai pada waktu suami atau orangtuanyameninggal kepada
isteri atau anak akan dibayarkan sejumlah anuitas, pada anuitas yang jatuh waktu,
nilai sekarang pembayaran anuitas di waktu yang akan datang pada waktu kontrak
dimulai perhitungan premi tunggalnya bisa dilakukan (nilai sekarang dari survivor
annuity). Dari (x) , (y) , pada waktu (x) meninggal dunia dimulai pada akhir
tahun polis setiap tahun dilakukan pembayaran anuitas hidup sebesar 1 sejauh
(y) hidup, pembayaran terakhir dilakukan pada akhir tahun ke−n, nilai sekarang
anuitas tersebut dinyatakan dalam ax|y:n| dengan menggunakan nilai kemungkinan,
maka
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 15
ax|y:ne = qx py v ay+1:ne + 1|qx 2py v2 ay+2:n−1|
+ 2|qx 3py v3 ay+3:n−2| + ...+ n−1|qx npy v
n ay+n:1| (2.33)
= qx (pyv)¡1 + py+1 v + ...+ n−1py+1 v
n−1¢+ 1|qx
¡2pyv
2¢ ¡1 + py+2 v + ...+ n−2py+2 v
n−2¢+ 2|qx
¡3pyv
3¢ ¡1 + py+3 v + ...+ n−3py+3 v
n−3¢+.....
+ n−1|qx (npyvn)
= (pyv) qx +¡2pyv
2¢ ¡
qx + 1|qx¢+¡3pyv
3¢ ¡
qx + 1|qx + 2|qx¢
+....+ (npyvn)¡qx + 1|qx + ...+ n−1|qx
¢=
nXt=1
tpy vttqx =
nXt=1
vt (1− tpx) tpy (2.34)
Rumus pada (2.34) bisa diinterpretasikan sebagai syarat berikut. Pada saat pem-
bayaran anuitas satu demi satu, pada saat itu syarat pembayarannya adalah
digambarkan pada nilai kemungkinannya, pada saat itu nilai sekarang pemba-
yarannya anuitas dikalikan dengan vt jumlah totalnya digambarkan pada (2.34).
Dalam hal pembuatan formula reversionary annuity seperti dijelaskan dalam bagian
ini, untuk memperkenalkan akan lebih mudah bila menggunakan cara berpikir yang
demikian. Dari ruas kanan (2.34) dari bentukP−Pdidapatkan
ax|y:n| = ay:n| − axy:n| (2.35)
ruas kanan menggambarkan pembayaran anuitas hidup dari (y), dikurangi pem-
bayaran anuitas hidup (x) , (y) , sesudah (x) meninggal menggambarkan besarnya
pembayaran anuitas hidup kepada (y). Perhitungan menggunakan (2.35), menjadi
sederhana. Benefit anuitas seumur hidup kepada (y) dinyatakan untuk n → ∞,
seperti rumus berikut ini:
ax|y = ay − axy (2.36)
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 16
Berikut ini anuitas dalam setahun dibayarkan sebanyak k kali, setelah (x) mening-
gal, pembayaran anuitasnya berikutnya kepada (y) yang berupa anuitas hidup be-
sarnya adalah 1k−nya, n tahun kemudian pembayaran anuitas selesai, nilai sekarangnya
adalah
a(k)
x|y:n| =nkXt=1
³t−1kpx − t
kpx´
tkpy v
tk a
y+ tk:n− t−1
k| (2.37)
bentuk ini adalah similar dengan (2.33) , atau menggunakan cara yang pada (2.34) .
a(k)
x|y:n| = a(k)
y:n| − a(k)
xy:n| (2.38)
Jika k →∞, didapatkan
ax|y:n| = ay:n| − axy:n| (2.39)
(2.33) atau (2.36) , single life x atau y diganti dengan xy atau yang paling akhir
hidup xy dimasukkan pada rumus tersebut akan didapatkan suatu formula. Jika
persyaratan anuitasnya ditambahkan beberapa kondisi, aplikasi menjadi lebih luas
dari pada survivor annuity. Berikut ini diperlihatkan reversionary annuity (dan
juga survivor annuity).
1. (y) diganti dengan (y) dan (z) yang hidup bersamaan dimulai pada akhir
tahun polis pada waktu (x)meninggal, yang masih hidup (y) dan (z) , sampai
pada akhir tahun polis ke−n, setiap tahun dibayarkan anuitas hidup sebesar
1, similar dengan (2.33) nilai sekarangnya adalah:
ax|yz:n| =nXt=1
t−1|qx vt tpyz ay+t,z+t:n−t+1| (2.40)
dalam bentuk lain menjadi
ax|yz:n| =nXt=1
vt tqx tpyz =nXt=1
vt (1− tpx) tpyz (2.41)
atau juga
ax|yz:n| = ayz:n| − axyz:n| (2.42)
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 17
Jika dalam 1 tahun anuitasnya dibayarkan k kali, maka a diganti dengan
a(k) jika dibayarkan secara kontinu digunakan a, formulanya mirip dengan
(2.42) .
2. (x) diganti dengan (x) dan (y) yang hidup bersamaan, penerimaan anu-
itasnya adalah (z) , jika di antara (x) dan (y) ada yang meninggal (yang
manapun juga), pada akhir tahun polis tersebut jatuh tempo anuitas untuk
(z), dengan menggunakan t|qxy nilai sekarang anuitasnya
axy|z:n| =nXt=1
t−1|qxy vttpz az+t:n−t+1| (2.43)
Dengan menggunakan hubungan yang ada, didapatkan perubahan bentuk
seperti yang ada pada (2.33)
axy|z:n| =nXt=1
vt tqxy tpz =nXt=1
vt (1− tpxy) tpz (2.44)
juga didapatkan rumus berikut ini :
axy|z:n| = az:n| − axyz:n| (2.45)
3. (y) diganti dengan yang terakhir hidup di antara (y) dan (z) , dimulai pada
akhir tahun polis di mana (x) meninggal, nilai sekarang anuitas yang dibayar
sejauh (y) atau (z) hidup adalah:
ax|yz:n| =nXt=1
t−1|qxvt[tpy tqz ay+t:n−t+1| + tqy tpz az+t:n−t+1|
+ tpy tpz ay+t,z+t:n−t+1|] (2.46)
dalam hubungan ini didapatkan juga:
ax|yz:n| = ayz:n| − ax,yz:n| (2.47)
Suku ketiga a yang terdapat dalam [...] pada (2.46)
ax|yz:n| =nXt=1
t−1|qxvt[tpy ay+t:n−t+1| + tpz az+t:n−t+1|
+ tpyz ay+t,z+t:n−t+1|]
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 18
Dari yang ada dalam kurung, (2.33) , (2.40) didapatkan
ax|yz:n| = ax|y:n| + ax:z:n| − ax|yz:n| (2.48)
Dari hasil ini dengan menggunakan (2.35) dan (2.42) maka
ax|yz:n| =³ay:n| + az:n| − ayz:n|
´−³axy:n| + axz:n| − axyz:n|
´Suku pertamanya sama dengan ayz:n|, suku keduanya hasilnya sama dengan
ax,yz:n|, dari sinar (2.47) bisa dibuktikan. Jika menggunakan (2.34) , maka
ax|yz:n| =nXt=1
vt (1− tpx) tpyz (2.49)
ruas kanannya bisa dinyatakan dalamP−P, dan didapatkan (2.47) .
4. (x) diganti dengan yang hidup paling akhir di antara (x) dan (y) sebagai
penerima anuitas adalah (z) , dimulai pada akhir tahun pada waktu yang
hidup paling akhir di antara (x) dan (y) meninggal dimulai pembayaran
reversionary annuity kepada (z), dengan menggunakan t−1|qxy , maka nilai
sekarangnya
axy|z:n| =nXt=1
t−1|qxy vttpz az+t:n−t+1| (2.50)
Perubahan bentuk seperti (2.33) dapat dilakukan
axy|z:n| =nXt=1
vt tqxy tpz =nXt=1
vt (1− tpxy) tpz (2.51)
bisa didapatkan juga hubungan seperti di bawah ini:
axy|z:n| = az:n| − axy,z:n| (2.52)
Dengan melihat pengaruh yang ada pada point 1-4, berapapun jumlah ter-
tanggung secara umum dapat dinyatakan sebagai berikut:
aX|Y :n| = aY :n| − aXY :n| (2.53)
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 19
sedang yang dimaksud dengan X adalah xyz..... atau xyz....., Y adalah
abc..... atau abc......
Pada reversionary annuity, premi tahunan dibayar sampai tahun di mana
pembayaran anuitasnya dimulai pada akhir tahun, (x) , (y) , (z) meninggal
secara berurutan, benefitnya jatuh tempo secara berurutan, atau sebelum
jatuh tempo kontraknya putus, akan diperhitungkan besar pendapatan premi.
Sebagai contoh premi tahunan untuk anuitas sebesar 1.
ax|y:n|axy:n|
,ax|yz:n|axyz:n|
,ax|yz:n|ax,yz:n|
Terakhir, bentuk dasar reversionary annuity, bentuknya dapat diubah dalam
2 macam seperti pada (1) .
5. m < n, dalam jangka waktum tahun yang dimulai pada saat kontrak dibuat
(x)meninggal dunia, dari akhir tahun polis tersebut, ataum tahun kemudian
(x) tetap hidup, dari akhir tahun polis tersebut, setiap tahun dibayarkan
kepada (y) anuitas sebesar 1, anuitas tersebut dibayarkan sampai akhir tahun
polis ke n, nilai sekarangnya dinotasikan dengan ax:m||y:n|
Dari (2.34) pembayaranmasing-masing anuitas dilakukan sampai akhir tahun
polis kem−1, sampai saat pembayaran masing-masing (x) meninggal dunia,
pada saat tersebut (y) tetap hidup, pada dan sesudah akhir tahun polis ke-m
tidak ada lagi hubungannya dengan kematian (x) karena (y) tetap hidup
ax:m||y:n| =m−1Xt=1
vt (1− tpx) tpy +nX
t=m
vt tpy
=nXt=1
vt tpy −m−1Xt=1
vt tpxy
= ay:n| − axy:m−1| (2.54)
Untuk mendapatkan premi tahunan dibagi dengan axy:m|.
6. Dewasa ini persoalan yang ada pada reversionary annuity, tanpa menunggu
akhir tahun polis kematian (x) , jika pada waktu (x) meninggal, (y) tetap
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 20
hidup, pada saat itu anuitasnya dimulai reversionary annuity yang diba-
yarkan segera dinotasikan dengan bax|y. Sekarang anuitasnya terhadap (y),dan anuitasnya sampai tahun polis ke n. Kematian (x) rata-rata terjadi pada
pertengahan tahun polis, sebagai ganti (2.33), didapatkan
ax|y:n| =nXt=1
t−1|q1xy v
t−12 ay+t− 1
2:n−t+1| (2.55)
maka
ax|y:n| =nXt=1
t−1|qx t− 12py v
t− 12 ay+t−1
2:n−t+1| (2.56)
Perhitungan menjadi
ay+t−12:n−t+1| =
ay+t−1:n−t+1| + ay+t:n−t+1|2
Jadi, kita bisa sedikit ambil penjelasan anuitas reversionary itu anuitas yang
dialihkan. Sebagai contoh jika status x jatuh, dialihkan ke y. Dan lagi jika sta-
tus x dan y jatuh maka dialihkan ke z itu jg dengan persyaratan yang telah
diatur/ditentukan. Untuk kasus pensiun, anuitas reversionary di jelaskan pada
penetapan anutias janda dan anuitas yatim. Sehingga kelak jika dilibatkan dalam
perhitungan normal cost, anuitas reversionary berperan dalam perhitungan PV
(present value) untuk pensiun janda dan pensiun yatim.
2.7 Compound Survivorship Annuity
Sebagai contoh axy|z:n| dan axy|z:n| persoalannya adalah (x) dan (y) dalam keadaan
hidup bersamaan atau yang paling akhir hidup, sebagai contoh anuitasnya dimu-
lai pada saat (x) meninggal paling awal, atau anuitasnya dimulai pada waktu (y)
meninggal pada urutan ke-2, jika persoalannya adalah urutan kematian disebut
Compound Survivorship Annuity. Pada permasalahan ini digunakan Com-
pound Contingent Function tersebut di pembahasan Probabilitas Joint Condi-
tional Life. Berikut ini diberikan 2 hal yang mendasar.
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 21
1. (x) meninggal duluan dari (y) dimulai pada akhir tahun polis kepada (z)
dibayarkan anuitas tahunan sebesar 1 sampai akhir tahun polis ke n, nilai
sekarangnya dituliskan dalam bentuk a1xy|z:n|. Penggambaran x ini meny-
atakan dimulainya anuitas setelah x meninggal. Dengan menggunakan t|q1xy
, maka
a1xy|z:n| =
nXt=1
t−1|q1xy v
ttpz az+t:n−t+1| (2.57)
Pembuktian menggunakan proses yang sama seperti pada (2.34) , maka
a1xy|z:n| =
nXt=1
vt tq1xy tpz (2.58)
Dari (2.34), memperlihatkan saat pembayaranmasing-masing, dan juga mem-
perhatikan fungsi kondisi pembayaran, dari rumus tersebut bisa dituliskan
ruas kanannya. Perhatikan anuitasnya dihitung t|q1xy, dihitung tq
1xy, dima-
sukkan pada ruas kanannya.
Jika dimasukkan pada 2.43 didapatkan rumus berikut ini:
axy|z:n| = a1xy|z:n| + a 1
xy|z:n| (2.59)
2. (y) meninggal duluan dari (y) dimulai pada akhir tahun polis pada waktu
(x) meninggal, dimulai anuitasnya (z) , menggunakan t|q2xy , maka
a2xy|z:n| =
nXt=1
t−1|q2xy v
ttpz az+t:n−t+1| (2.60)
Pembuktiannya menggunakan proses yang ada pada (2.34), maka
a2xy|z:n| =
nXt=1
vt tq2xy tpz (2.61)
Menggunakan hubungan yang ada pada (2.60) , maka
a1xy|z:n| + a2
xy|z:n| = ax|z:n| (2.62)
Membandingkan a1xy|z:n| dan a 2
xy|z:n| dengan kondisi (x) yang lebih cepat
meninggal daripada (y) , perbedaannya ada pada dimulainya anuitas jatuh
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 22
tempo, yang pertama setelah kematian (x) , yang lain setelah kematian (y).
Dengan menggunakan (2.62) dan (2.59) perbedaan keduanya
a1xy|z:n| − a 2
xy|z:n| = a1xy|z:n| −
³ay|z:n| − a 1
xy|z:n|
´= axy|z:n| − ay|z:n| (2.63)
Dengan menggunakan (2.45) dan (2.35) didapatkan
a1xy|z:n| − a 2
xy|z:n| = ayz:n| − axyz:n|
dari ruas kanan (2.42) didapatkan rumus berikut ini
a1xy|z:n| − a 2
xy|z:n| = ax|yz:n| (2.64)
Compound Survivorship Annuity, premi tahunan, benefitnya dimulai pada
akhir tahun polis. Keadaannya sama dengan survivor annuity, benefitnya
dimulai berdasarkan urutan yang mati, dalam hubungannya dengan pemu-
tusan kontrak, sampai kapan pembayarannya dilakukan. Besarnya anuitas
1, premi tahunan, dinyatakan dalam rumus berikut ini.
a1xy|z:n|
axyz:n|,a2xy|z:n|
axz:n|
Pada Compound Survivorship Annuity, anuitasnya dimulai pada akhir tahun
polis, ada juga dimulainya pada saat kejadian. Perhitungannya menggu-
nakan dan berdasarkan rumus (2.55) , (2.56) . Sebagai contoh dalam keadaan
(2.57) , didapatkan rumus berikut ini:
a1xy|z:n| =
nXt=1
t−1|q1xy v
t−12t− 1
2pz az+t− 1
2:n−t+1| (2.65)