BAB I PENDAHULUANlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab1/BAB 1-ts-r...awal mula dan evolusinya,...
Transcript of BAB I PENDAHULUANlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab1/BAB 1-ts-r...awal mula dan evolusinya,...
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Industri kedai kopi merupakan industri yang sedang berkembang pesat pada saat
ini. Menurut data yang didapat dari Euromonitor International, pada tahun 2016, angka
penjualan industri kedai kopi secara global naik 9.1% dibandingkan dari tahun 2014-
2015 (Friend, 2016). Seiring dengan hal tersebut, peningkatan yang signifikan juga
terjadi pada produksi kopi di tahun 2018-2019 yang diprediksi mencapai 174.5 juta
bags meningkat sebanyak 15.6 juta bags dibandingkan dari tahun sebelumnya
(Laporan USDA “Coffee: World Warkets and Trade”, 2018).
Gambar 1.1 Produksi Biji Kopi Global
2
(Sumber: Laporan USDA “Coffee: World Warkets and Trade”, 2018)
Menurut laporan yang dirilis oleh International Coffee Organization pada tahun
ini, Indonesia berada di peringkat empat pada daftar negara yang memproduksi kopi
terbanyak di seluruh dunia.
Gambar 1.2 Negara Penghasil Biji Kopi terbanyak di Dunia
(Sumber: International Coffee Organization, 2019)
Dengan meningkatnya produksi kopi di seluruh dunia dan di Indonesia, membuat
tingkat konsumsi kopi juga meningkat. Grafik dibawah menunjukkan prediksi angka
konsumsi kopi di Indonesia pada tahun 2019/2020 berdasarkan data selama lima tahun
terakhir.
3
Gambar 1.3 Konsumsi Kopi Domestik Indonesia
(Sumber: United States Department of Agricultural, Foreign Agricultural Service)
Dibandingkan dengan negara-negara di Asia Tenggara, meningkatnya angka
konsumsi kopi di Indonesia merupakan yang tertinggi di antaranya.
Gambar 1.4 Konsumsi Kopi di Asia Tenggara
(Sumber: United States Department of Agricultural, Foreign Agricultural Service)
4
Salah satu hal yang membuat angka konsumsi kopi di berbagai negara termasuk
di Indonesia meningkat selama beberapa tahun terakhir yaitu dengan munculnya
berbagai macam kedai kopi, baik specialty-store maupun chain-store. Menurut data
yang dirilis oleh Technavio (2018) pada laporannya mengenai Global Specialty Coffee
Shops Market 2017-2021, pasar pada kedai kopi spesialis secara global diperkirakan
akan meningkat pada compound annual growth rate (CAGR) sebesar 10% selama
periode peramalan.
Gambar 1.5 Compound Annual Growth Rate Kopi di Dunia
(Sumber: Technavio “Global Specialty Coffee Shops Market 2017-2021”, 2018)
Banyak hal yang berkontribusi terhadap pertumbuhan kedai kopi di seluruh
dunia. Salah satu alasan utamanya yaitu fenomena urbanisasi dan perubahan gaya
hidup konsumen (Technavio, 2018). Fenomena urbanisasi mendukung banyaknya
kedai kopi baru bermunculan, dimana hal tersebut juga menjadi salah satu faktor yang
mendorong penjualan di pasar industri kopi. Faktor-faktor lain yang dianggap memacu
pertumbuhan pasar industri ini selama periode peramalan ialah peluncuran menu baru,
5
perubahan selera konsumen dan meningkatnya pendapatan masyarakat (Market
Research Future, 2019).
Meningkatnya konsumsi kopi bukan hanya terjadi di negara-negara Barat. Asia
juga merupakan pemain besar lain di industri yang tumbuh sangat pesat sejak beberapa
tahun ini (Valustrat, 2019). Riset yang dilakukan oleh Mintel (2018), mengungkapkan
tiga dari lima pasar kopi ritel dengan pertumbuhan tercepat berada di Asia. Indonesia
berada di urutan pertama pada kategori pertumbuhan pasar kopi ritel tercepat dengan
CAGR sebesar 19.6% selama lima tahun terakhir.
Gambar 1.6 Persentase Negara dengan Pertumbuhan Pasar Kopi Ritel tercepat di
Dunia
(Sumber: Mintel, 2018)
Riset yang dilakukan Mintel (2018) juga mengungkapkan bahwa 67% konsumen
Indonesia yang tinggal di kota-kota besar (Jakata, Bandung, Surabaya, Yogyakarta, dan
Semarang) meyakini bahwa kualitas kopi lebih penting dibandingkan dengan seberapa
mudah kopi tersebut dibuat.
6
Jumlah kedai kopi—specialty maupun chain-store—di Indonesia sendiri kini
telah bertambah dari 1,025 pada tahun 2012 menjadi 1,083 di tahun 2016, dengan
sebagian besar outlet yang berada di Jakarta (Euromonitor, 2017). Diperkirakan
pertumbuhan café dengan konsep kedai kopi di Indonesia mencapai 16% per tahunnya
(Beritagar, 2017).
Meningkatnya populasi milenial di seluruh dunia juga merupakan salah satu
pembangkit industri kopi saat ini. Bagi milenial, kopi bukan hanya minuman yang
menyegarkan, tetapi lebih kepada kebanggaan, kecerdasan serta penerimaan sosial
(Valustrat, 2019). Menurut informasi yang dirilis oleh National Coffee Association
pada laporannya mengenai National Coffee Drinking Trends 2019, statistik
menunjukkan bahwa generasi yang lebih muda (milenial dan generasi Z) merupakan
pendorong meningkatnya konsumsi kopi di Amerika. Di Indonesia sendiri, terutama di
kota besar seperti Jakarta, kelas menengah milenial yang mulai terbiasa menghabiskan
hari di coffee shop semakin banyak jumlahnya dan hingga saat ini tren konsumsi kopi
terus meluas ke kalangan generasi muda lainnya (Hidayah, 2018). Konsumsi kopi bagi
milenial yang tinggal di Jakarta kini menjadi sebuah gaya hidup, hal tersebut sesuai
dengan survey yang dilakukan oleh moneysmart.id yang membagi beberapa kategori
besarnya presentase pengeluaran gaya hidup generasi milenial di Jakarta.
7
Gambar 1.7 Persentase Pengeluaran Gaya Hidup Anak Muda Jakarta
(Sumber: Moneysmart.id, 2018)
Berdasarkan survey tersebut diketahui bahwa pengeluaran milenial Jakarta untuk
mengunjungi café ataupun kedai kopi merupakan pengeluaran tertinggi kedua (23.3%)
setelah traveling (37.7%). Besarnya pengeluaran untuk konsumsi kopi bagi milenial
per bulannya beragam mulai dari Rp100.000,00 hingga Rp 1.600.000,00 (Hidayah,
2018).
Namun, di sisi lain dari meningkatnya popularitas dan permintaan terhadap kedai
kopi, dampak yang ditimbulkan terhadap lingkungan juga meningkat (Filimonau,
2019). Seperti yang diketahui, umumnya pengemasan minuman kopi di kedai-kedai
kopi menggunakan gelas plastik sekali pakai (single-use cup) dan juga sedotan plastik.
Beberapa kedai kopi juga menyediakan paper cups untuk jenis minuman panas. Namun
walaupun menggunakan kertas, masih terdapat 5% plastik pada paper cups tersebut,
8
dimana hal tersebut membuat paper cups sangat sulit untuk di daur ulang maupun
dibuat sebagai kompos (Ecoffecup.eco, 2019).
Gambar 1.8 Komposisi Bahan Paper Cup
(Sumber: www.edition.cnn.com, 2014)
Beberapa studi juga mengungkapkan bahwa setiap tahunnya sekitar 500 milyar
gelas plastik digunakan diseluruh dunia dimana 16 milyar nya merupakan gelas sekali
pakai yang digunakan untuk penyajian kopi dan setengah milyar sedotan plastik
digunakan setiap hari di seluruh dunia (Earthday.org, 2018).
Gambar 1.9 Jumlah Pemakaian Gelas Plastik di Dunia
(Sumber: www.cremacoffeegarage.com.au, 2017)
9
Faktanya, pengemasan atau packaging merupakan penyumbang terbesar dari
limbah plastik, yaitu sekitar 141 juta ton pada tahun 2015 atau sekitar 42% dari total
keseluruhan. Lebih jauh lagi, sekitar 60% dari seluruh pengemasan yang menggunakan
plastik digunakan untuk makanan dan minuman (Groh, et al., 2019).
Gambar 1.10 Industri Penghasil Sampah Plastik terbanyak di Dunia
(Sumber: www.ourworldindata.org, 2018)
Polusi plastik telah menjadi salah satu isu lingkungan yang paling mendesak
seiring dengan meningkatnya penggunaan produk plastik sekali pakai di berbagai
negara, hal tersebut membuat pihak-pihak di seluruh dunia harus ikut turun tangan
mengatasinya. Industri kedai kopi saat ini membuat masyarakat menjadikan konsumsi
kopi sebagai sebuah gaya hidup bukan hanya sebuah kebutuhan saja juga turut
menyumbang masalah terhadap lingkungan akibat penggunaan gelas plastik sekali
pakai pada produknya.
10
Selama bertahun-tahun mayoritas konsumen telah menyadari bahwa perilaku
mereka dalam membeli suatu produk tertentu (purchasing behavior) memiliki dampak
langsung terhadap banyak masalah ekologi (Laroche, et al., 2001). Seriring berjalannya
waktu, kini konsumen mulai mengenal perilaku “green” purchasing, sebuah perliaku
yang memberikan kesempatan untuk konsumen mengurangi dampak negatif dengan
mengganti produk yang memiliki dampak bahaya yang lebih tinggi terhadap
lingkungan dengan produk yang lebih ramah lingkungan (Nam dan Lee, 2017).
Dengan meningkatnya kesadaran konsumen dalam masalah lingkungan, perhatian
mereka untuk membeli produk yang lebih ramah lingkungan demi kebaikan di masa
kini maupun di masa depan juga semakin meningkat (Killbourne dan Pickett, 2007;
Laroche, et al., 2001). Sejalan dengan fenomena tersebut, baik pelaku industri kedai
kopi dan konsumennya kini mulai sadar untuk menggunakan produk yang lebih ramah
lingkungan, termasuk untuk mengurangi penggunaan gelas dan sedotan plastik yang
digunakan di kedai-kedai kopi. Beberapa gerakan untuk mengurangi penggunaan
plastik telah dilakukan oleh berbagai pihak di berbagai negara. Salah satunya yaitu,
Starbucks, salah satu pemimpin pasar kedai kopi di dunia ini mengumumkan bahwa
pada akhir tahun 2020 mereka tidak akan menyediakan sedotan plastik pada
konsumennya (National Geographic, 2018).
11
Gambar 1.11 Dua Perusahaan Penghasil Sampah Plastik terbanyak di Dunia
(Sumber: www.greematch.co.uk, 2018)
Bercermin dari Starbucks dan kesadaran orang-orang terhadap lingkungan, kini
pelaku industri kopi di Indonesia juga mulai mengkampanyekan kegiatan serupa. Dari
sudut pandang konsumen, konsumen juga kini mulai sadar dengan masalah lingkungan
yang dapat diakibatkan oleh penggunaan plastik yang berlebihan. Dengan banyaknya
kampanye-kampanye yang telah disuarakan oleh berbagai institusi, maka perhatian dan
kesadaran konsumen terhadap isu tersebut pun mulai meningkat. Penggunaan reusable
cup, tumblr dan sedotan stainless kini banyak dilakukan oleh konsumen kedai kopi,
terutama generasi muda, sebagai salah satu bentuk kepeduliannya terhadap lingkungan.
Meningkatnya kesadaran mengenai “green” products di antara masyarakat Indonesia
saat ini membuat adanya implikasi yang signifikan terhadap berbagai macam industri
(Askadilla dan Krisjanti, 2017), terutama industri kedai kopi ini. Dengan meningkatnya
12
kesadaran dan keseriusan terhadap masalah lingkungan, konsumen lebih memilih
untuk menggunakan produk yang ramah lingkungan untuk mengurangi dampak negatif
terhadap lingkungan (Jang, et al., 2015). Perhatian terhadap lingkungan atau
environmental concerns pada orang-orang juga meyebabkan adanya perubahan yang
signifikan pada perilaku konsumen ketika membeli suatu produk dan sikap mereka
terhadap bisnis yang bersifat eco-friendly (Han dan Kim, 2010). Konsumen saat ini
menunjukkan ketertarikan yang tinggi terhadap produk yang tidak hanya memiliki
kualitas yang baik tetapi juga ramah lingkungan. Selain itu, dengan meningkatnya
persaingan di industri ini, setiaap perusahaan harus mulai memahami perilaku “green”
konsumen mereka sebagai salah satu kunci sukses untuk perusahaannya (Askadilla dan
Krisjanti, 2017).
Dengan menggiatkan masyrakat untuk menggunakan green product,
memungkinkan terjadinya konsumsi yang bersifat suistainble (Paul, et al., 2015).
Praktik suistainability ini menjadi sangat dasar untuk mempertahankan kesuksesan
jangka panjang sebuah perusahaan dan juga untuk mempertahankan konsumen setia
mereka (Nam dan Lee, 2017). Meningkatnya popularitas mengenai praktik
suistainability ini di seluruh dunia, di sisi lain hal tersebut juga meningkatkan tekanan
terhadap perusahaan terkait yang dituntut untuk memgembangkan produk-produknya
yang bersifat suistainable dan ramah lingkungan (Nam dan Lee, 2017).
13
1.2 Identifikasi Masalah
Naiknya tren konsumsi kopi di kalangan masyarakat tidak terkecuali di Indonesia
membuat banyak kedai kopi baru bermunculan. Mengonsumsi kopi di mata
masyarakat, terutama bagi generasi milenial, kini bukan hanya sebagai kebutuhan
untuk menunjang produktivitas sehari-hari melainkan sudah mulai beralih menjadi
gaya hidup. Namun dibalik tren tersebut, terdapat isu serius yang dapat ditimbulkan
terhadap lingkungan, yaitu dengan meningkatnya jumlah kedai kopi saat ini maka
penggunaan gelas dan sedotan plastik yang digunakan untuk menyajikan minuman
kopi tersebut juga meningkat. Seperti yang kita tahu, saat ini bumi mengalami krisis
limbah plastik. Dimana limbah plastik memenuhi lahan, aliran sungai hingga laut.
Tetapi seiring berjalannya waktu dengan melihat kondisi bumi saat ini, banyak orang
yang sadar akan pentingnya menjaga lingkungan dengan berkontribusi untuk
menggunakan produk-produk yang ramah lingkungan atau biasa disebut dengan green
products.
Mengidentifikasi pola perilaku dan kesediaan konsumen generasi milenial untuk
membeli produk yang ramah lingkungan, terutama di industri kedai kopi yang saat ini
sedang meningkat popularitasnya, merupakan hal penting yang harus dilakukan baik
untuk mendukung kelestarian lingkungan maupun sebagai salah satu kunci sukses
untuk perusahaan dalam menjaga hubungannya dengan konsumen. Memahami sudut
pandang generasi muda terhadap perilaku yang pro lingkungan sangatlah krusial
karena mereka adalah konsumen di masa depan dan perwakilan dari masyakarat
kedepannya (Kanchanapibul, et al., 2014).
14
Meskipun industri kedai kopi menciptakan nilai ekonomi yang sangat signifikan,
namun ternyata industri ini belum banyak diteliti, terutama dalam hal dampaknya
terhadap lingkungan (Filimonau, et al., 2019). Selain tinjauan secara umum mengenai
awal mula dan evolusinya, penelitian mengenai kedai kopi selama ini umumnya
berfokus pada preferensi konsumen, loyalitas konsumen, serta persepsi dan pengakuan
merek (Filimonau, 2019). Oleh karena itu, penelitian ini berfokus untuk meninjau
perilaku konsumen generasi milenial terhadap penggunaan produk yang ramah
lingkungan khususnya di kedai kopi.
15
Tabel 1.1 State of the Art
No. Nama Judul Tahun Industri Model
Variabel
En
vir
on
men
tal
con
cern
Att
itu
de
tow
ard
s
the
envir
on
men
t
Att
itu
de
tow
ard
s
the
gre
en
pro
du
ct
Gre
en p
urc
hase
inte
nti
on
Gre
en p
urc
hase
beh
avio
r
1. Harun
The Influence of Environmental
Knowledge and Concern on
Green Purchase Intention: The
Role of Attitude as a Mediating
Variable
2012
Not-
specific
green
product
SPSS
2. Ali dan
Ahmad
Environment Friendly Products:
Factors that Influence the Green
Purchase Intentions of Pakistani
Consumers
2012
Not-
specific
green
product
SPSS
3. Chaudhary
dan Bisai
Factors Influencing Green
Purchase Behavior of
Millennials in India
2018 Produk
premium
SPSS
AMOS
24
16
Tabel 1.1 State of the Art
No. Nama Judul Tahun Industri Model
Variabel
En
vir
on
men
tal
con
cern
Att
itu
de
tow
ard
s
the
envir
on
men
t
Att
itu
de
tow
ard
s
the
gre
en p
rod
uct
Gre
en p
urc
hase
inte
nti
on
Gre
en p
urc
hase
beh
avio
r
4. Ko dan Jin
Predictors of Purchase Intention
towards Green Apparel
Products
2016 Pakaian SEM
5. Nam dan
Lee
Factors Influencing Consumers’
Purchase Intention of Green
Sportswear
2017 Pakaian
Olahraga
SEM
AMOS
23
6. Paul, et al.
Predicting Green Product
Consumption using Theory of
Planned Behavior and Reasoned
Action
2015
General
green
product
SEM
17
Tabel 1.1 State of the Art
No. Nama Judul Tahun Industri Model
Variabel
En
vir
on
men
tal
con
cern
Att
itu
de
tow
ard
s
the
envir
on
men
t
Att
itu
de
tow
ard
s
the
gre
en p
rod
uct
Gre
en p
urc
hase
inte
nti
on
Gre
en p
urc
hase
beh
avio
r
7. Lai dan
Cheng
Green Purchase Behavior of
Undergraduate Students in
Hong Kong
2016
General
green
product
SEM
8. Prakash dan
Pathak
Intention to Buy Eco-friendly
Packaged Products among
Young Consumers of India: A
Study on Developing Nation
2017 Packaging
SPSS
AMOS
21
9. Jaiswal dan
Kant
Green Purchasing Behavior: A
Conceptual Framework and
Empirical Investigation of
Indian Consumers
2018
General
green
product
SPSS
AMOS
18
Tabel 1.1 State of the Art
No. Nama Judul Tahun Industri Model
Variabel
En
vir
on
men
tal
con
cern
Att
itu
de
tow
ard
s
the
envir
on
men
t
Att
itu
de
tow
ard
s
the
gre
en p
rod
uct
Gre
en p
urc
hase
inte
nti
on
Gre
en p
urc
hase
beh
avio
r
10. Kanchanapi
bul, et al.
An Empirical Investigation of
Green Purchase Behavior
among the Young Generation
2013
General
green
product
SEM
11. Muslim dan
Indriyani
Analisis Pengaruh Eco-label
terhadap Kesadaran Konsumen
untuk Membeli Green Product
2014
Produk
dengan
eco-label
SEM
12. Andrew dan
Slamet
Pengaruh Environmental
Behavior terhadap Green
Purchasing Behavior pada Anak
Muda Generasi C di Jakarta
2013
General
green
product
SPSS
16
19
1.3 Ruang Lingkup dan Batasan Masalah
Penelitian ini berfokus untuk memahami green purchasing behavior pada
konsumen kedai kopi di Indonesia, khususnya di wilayah Tangerang dan Jakarta.
Konsumen yang dipilih jadi objek penelitian ini yaitu konsumen generasi milenial yang
berumur 18-36 tahun yang terbiasa mengonsumsi kopi dari kedai kopi. Kedai kopi yang
dimaksud dalam penelitian ini bisa berupa kedai kopi spesialis (specilaty coffee shop)
dan kedai kopi yang memiliki banyak gerai (chain coffee shop). Green product yang
terkait dalam penelitian ini yaitu gelas plastik yang digunakan sebagai tempat
penyajian kopi, baik itu untuk yang panas maupun dingin. Pengumpulan data
didapatkan melalui data primer dengan menyebarkan kuisioner ke target sampel
melalui kuisioner online pada bulan Oktober hingga November 2019.
1.4 Rumusan Masalah
Berikut merupakan rumusan masalah dalam penelitian ini.
1. Apakah environmental concern berpengaruh terhadap green purchase intention
konsumen kedai kopi pada generasi milenial?
2. Apakah attitude towards the environment berpengaruh terhadap green purchase
intention konsumen kedai kopi pada generasi milenial?
3. Apakah attitude towards the green products berpengaruh terhadap green
purchase intention konsumen kedai kopi pada generasi milenial?
4. Apakah green purchase intention berpengaruh terhadap green purchase behavior
konsumen kedai kopi pada generasi milenial?
20
5. Apakah green purchase behavior konsumen kedai kopi generasi milenial
berpengaruh terhadap sustainability?
1.5 Tujuan Penelitian
Penelitian yang dilakukan ini memiliki beberapa tujuan seperti berikut.
1. Mengetahui pengaruh environmental concern terhadap green purchase intention
konsumen kedai kopi pada generasi milenial.
2. Mengetahui pengaruh attitude towards the environment terhadap green purchase
intention konsumen kedai kopi pada generasi milenial.
3. Mengetahui pengaruh attitude towards the green products terhadap green
purchase intention konsumen kedai kopi pada generasi milenial.
4. Mengetahui pengaruh green purchase intention terhadap green purchase
behavior konsumen kedai kopi pada generasi milenial.
5. Mengetahui pengaruh green purchase behavior konsumen kedai kopi generasi
milenial terhadap sustainability.
1.6 Manfaat Penelitian
Dengan adanya penelitian ini, maka diharapkan dapat memberi manfaat sebagai
berikut.
a. Praktis
Bagi pelaku industri kedai kopi diharapkan penelitian ini memberikan gambaran
mengenai green behavior konsumen mereka sehingga dapat membantu
21
perusahaan untuk menentukan strategi perusahaan dengan tetap mendukung
suistainability consumption.
b. Akademis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pada aspek teoritis
di bidang riset dan manajemen sehingga kedepannya dapat dijadikan sebagai
referensi untuk studi-studi selanjutnya dalam bidang yang sama.
1.7 Sistematika Penulisan Penelitian
Sitstematika penulisan pada penelitian ini terbagi ke dalam lima bab. Berikut
merupakan sistematika serta penjelasan untuk penulisan pada penelitian ini.
1. BAB I PENDAHULUAN
Bab ini membahas latar belakang penelitian, identifikasi masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian, ruang lingkung dan batasan masalah dan
sistematika penulisan penelitian.
2. BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini membahas teori-teori yang digunakan sebagai dasar pada penelitian ini
serta digunakan juga sebagai acuan dasar untuk membangun model penelitian.
3. BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini membahas metode yang digunakan pada penelitian ini termasuk desain
penelitian, jenis dan sumber data yang digunakan, instrumen pengumpulan data
serta teknik analisis dan pengolahan data.
22
4. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Bab ini membahas hasil dari penelitian yang telah dilakukan berdasarkan
pengujian hipotesis-hipotesis yang diusulkan dalam penelitian ini.
5. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini membahas kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan serta
membahas saran dan rekomendasi untuk penelitian selanjutnya.