BAB I Mulazamah
description
Transcript of BAB I Mulazamah
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Orang-orang Arab pada zaman jahiliah telah mengenal ibadah haji ini yang mereka
warisi dari nenek moyang terdahulu dengan melakukan perubahan disana-sini. Akan
tetapi, bentuk umum pelaksanaannya masih tetap ada, seperti thawaf, wukuf, dan
melontar jumrah. Hanya saja pelaksanaannya banyak yang tidak sesuai lagi dengan
syariat yang sebenarnya. Untuk itu, Islam datang dan memperbaiki segi-segi yang salah
dan tetap menjalankan apa-apa yang telah sesuai dengan petunjuk syara' (syariat),
sebagaimana yang diatur dalam al-Qur'an dan sunnah rasul.
Haji diwajibkan pada tahun kesembilan Hijriyah yakni setelah Isalm berkembang dan
memperoleh kemajuan di Madinah. Tiap tahun lebih dari 2,5 tahun juta umat muslim
menunaikan ibadah Haji. Haji adalah rukun Islam kelima, yang wajib untuk setian
muslim yang mampu, sekali seumur hidup. Untuk setiap Negara, pemerintah Arab Saudi
menerapkan system kuota haji sebanyak 1 persen dari jumlah muslim yang bersangkutan.
Masjidil Haram,Luas masjid ini 130ribu m2,dapat menampung sejumlah 500ribu orang.
Menaranya setinggi 90 meter. Ka’bah ,kiblat umat islam dalam shalat menjadi pusat
dalam tawaf 15m. Didalam ka’bah terdabat batu hitam.Ka’bah dibangun oleh nabi
Ibrahim dan Ismail, seluas 99 m2 , tingg 15m dan tebal dinding 1m.
Renovasi Ka’bah :
1. 610 Masehi : dibangun kembali oleh Nabi Muhammad SAW
2. 683 Masehi : Khalifah Abdullah bin Az-Zubair merekontruksi Ka’bah mengikuti
podasi yang asli, sesudah hancur olh angkatan bersenjata Suriah
3. 693 Masehi : Dibangun kembali oleh khalifah Abdul Malik bin Marwan
4. 1959 Masehi : Renovasi sesudah parah karena banjir
5. 1996 Masehi : dibangun kembali menggunakan batu asli
1
Allah berfirman : “Dan berserulah kepada manusia untuk mengerjakan Haji, niscaya
mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki, dan mengendarai unta yang kurus
(unta yang kurus menggambarkan jauh dan sukarnya perjalanan yang ditempuh oleh
jama’ah Haji) Yang datang dari segala penjuru jauh. Supaya mereka mempersaksikan
berbagai manfaat bagi mereka dan supaya mereka menyebut nama Allah pada hari yang
sudah ditentukan, atas rizeki yang telah Allah berikan kepada mereka berupa binatang
ternak. Maka makanlah sebagian daripadanya dan ( sebagian lain) berikan orang-orang
yang sengsara lagi kafir.” ( Q.S. Al-Hajj : 27-28)
Dasar Hukum Haji dan Umroh :
1. Surat Ali-Imran :97
2. Al-Baqarah :196-197
3. Al-Hajj : 27-28
4. Ali –Imran :97
B. RUMUSAN MASALAH
Adapun permasalahan yang akan dibahas dalam proses penyusunan makalah ini adalah
“Ibadah Haji dan Umrah”. Untuk memberikan kejelasan makna serta menghindari
meluasnya pembahasan, maka dalam makalah ini masalahnya dibatasi pada :
1. Pengertian Ibadah haji dan Umrah.
2. Kegiatan selama Ibadah Haji dan Umrah
3. Tempat yang digunakan untuk Ibadah Haji dan Umrah
4. Hal-hal yang membatalkan ibadah Haji dan Umrah
2
C. TUJUAN
Pada dasarnya tujuan penulisan makalah ini terbagi menjadi dua bagian, yaitu tujuan
umum dan khusus. Tujuan umum dalam penyusunan makalah ini adalah untuk
memenuhi salah satu tugas mata pelajaran Pendidikan Agama Islam.
Adapun tujuan khusus dari penyusunan makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui pengertian ibadah haji dan umrah
2. Untuk mengetahui apa saja yang utama dilakukan selama ibadah haji dan umrah
3. Untuk mengetahui lokasi utama dalam ibadah haji dan umrah
4. Untuk mengetahui hal-hal yang dapat membatalkan ibadah haji dan umrah
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN HAJI
Haji adalah rukun Islam yang kelima setelah syahadat, salat, zakat dan puasa.
Menunaikan ibadah haji adalah bentuk ritual tahunan yang dilaksanakan kaum muslim
sedunia yang mampu (material, fisik, dan keilmuan) dengan berkunjung dan
melaksanakan beberapa kegiatan di beberapa tempat di Arab Saudi pada suatu waktu
yang dikenal sebagai musim haji (bulan Dzulhijjah).
Secara lughawi, haji berarti menyengaja atau menuju dan mengunjungi. Menurut
etimologi bahasa Arab, kata haji mempunyai arti qashd, yakni tujuan, maksud, dan
menyengaja. Menurut istilah syara', haji ialah menuju ke Baitullah dan tempat-tempat
tertentu untuk melaksanakan amalan-amalan ibadah tertentu pula. Seperti berkunjung
ke Arafah untuk wukuf dimulai setelah tergelincirnya matahari tanggal 9 dzulhijah
sampai dengan terbit fajar padatanggal 10 dzulhijah.
Syarat wajib melaksanakan ibadah haji.
1. Islam
2. Berakal Sehat
3. Baligh
4. Merdeka
5. Mampu (Istitha’ah) yaitu : Sehat Jasmani
6. Ada bekal untuk biaya perjalanan dan untuk orang yang ditinggalkan
7. Ada kendaraan
8. Aman di perjalanannya.
9. Bagi Wanita harus ada mahram yang menyertainya seperti : suami, ayahnya,
saudara lain yang dipercaya “janganlah seorang wanita bepergian ( bersafar)
melainkan beserta mahramnya” ( H.R. Bukhari )
4
Rukun Haji
Rukun Haji adalah Segala sesuatu yang harus dikerjakan dalam ibadah Haji jika tidak
dilaksanakan maka ibadah Hajinya tidak sah. Oleh karena itu harus mengulang lagi
pada waktu yang lain. Adapun yang termasuk rukun Haji adalah :
1. Ihram, yaitu yaitu mengerjakan ibadah haji dengan memakai pakaian Ihram dan niat
haji
2. Wukuf, yaitu berhenti di Arafahdimulai dari tergelincirnya mata haritanggal 9
Zulhijjah sampai terbenam matahari
3. Thawaf, yaitu mengelilingi Ka’bah tuju kali putaran pada arah yang berlawanan
dengan arah berputarnya arah jarum jam.Dimulai dari sudut tempat Hajar Ashwad –
Batu Hitam-berada. “ Dan hendaklah mereka melakukan tawaf sekeliling rumah tua
itu ( Baitullah).” (Q.S.Al-Hajj29)
Syarat thawaf :
a. Menutup aurat
b. Suci dai hadas dan najis
c. Ka’bah disebelah orang yang thawaf
d. Permulaan thawaf di hajar ashwad
e. Thawaf dilakukan 7 kali putaran
f. Thawaf didalam masjid
Macam-macam thawaf :
a. Thawaf qudum
b. Thawaf Ifada
c. Thawaf Wada’
d. Thawaf Tahalul
e. Thawaf nazar
f. Thawaf sunnah
4. Sa’I, Yaitu berlari-lari kecildari BukitSafakebukit Marwah sebanyak tuju kali.
5
5. Tahallul (memotong rambut) Yaitu melepaskan diri dari Ihram haji sesudah selesai
mengerjakan seluruh rangkaian ibadah Haji dengan cara mencukur rambut
sekurang-kurangnya tiga helai rambut.
6. Tertib, artinya rukun haji secara berurutan dari awal sampai akhir
Wajib Haji
Wajib Haji adalah hal-hal yang harus dilakukan dalam mengerjakan haji, jika tidak
dilakukan, wajib menggantinya dengan membayar dam, yaitu menyemblih binatang.
Jenis – Jenis Ibadah Haji
Setiap jamaah bebas untuk memilih jenis ibadah haji yang ingin dilaksanakannya.
Rasulullah SAW memberi kebebasan dalam hal itu, sebagaimana terlihat dalam hadis
berikut.
Aisyah RA berkata: Kami berangkat beribadah bersama Rasulullah SAW dalam tahun
hajjatul wada. Di antara kami ada yang berihram, untuk haji dan umrah dan ada pula
yang berihram untuk haji. Orang yang berihram untuk umrah ber-tahallul ketika telah
berada di Baitullah. Sedang orang yang berihram untuk haji jika ia mengumpulkan haji
dan umrah. Maka ia tidak melakukan tahallul sampai dengan selesai dari nahar.
Berikut adalah jenis dan pengertian haji yang dimaksud :
1. Haji ifrad, berarti menyendiri. Pelaksanaan ibadah haji disebut ifrad bila sesorang
bermaksud menyendirikan, baik menyendirikan haji maupun menyendirikan umrah.
Dalam hal ini, yang didahulukan adalah ibadah haji. Artinya, ketika mengenakan
pakaian ihram di miqat-nya, orang tersebut berniat melaksanakan ibadah haji
dahulu. Apabila ibadah haji sudah selesai, maka orang tersebut mengenakan ihram
kembali untuk melaksanakan umrah.
2. Haji tamattu', mempunyai arti bersenang-senang atau bersantai-santai dengan
melakukan umrah terlebih dahulu di bulan-bulah haji, lain bertahallul. Kemudian
mengenakan pakaian ihram lagi untuk melaksanakan ibadah haji, ditahun yang
sama. Tamattu' juga berarti melaksanakan ibadah di dalam bulan serta tahun yang
sama, tanpa terlebih dahulu pulang ke negeri asal.
6
3. Haji qiran, mengandung arti menggabungkan, menyatukan atau menyekaliguskan.
Yang dimaksud disini adalah menyatukan atau menyekaliguskan berihram untuk
melaksanakan ibadah haji dan umrah. Haji qiran dilakukan dengan tetap berpakaian
ihram sejak miqat makani dan melaksanakan semua rukun dan wajib haji sampai
selesai, meskipun mungkin akan memakan waktu lama. Menurut Abu Hanifah,
melaksanakan haji qiran, berarti melakukan dua thawaf dan dua sa'i.
Kegiatan Ibadah Haji
Dalam kegiatan dan pelaksanaan Ibadah Haji, terdapat urutan rukun dan wajib Haji
yang harus dilaksanakan oleh setiap jamaah Haji. urutan kegiatan tersebut sebagai
berikut :
1. Sebelum tanggal 8 Dzulhijjah, calon jamaah haji mulai berbondong untuk
melaksanakan Thawwaf Qudum di Masjid Al Haram, Makkah. Calon jamaah haji
memakai pakaian Ihram (dua lembar kain tanpa jahitan sebagai pakaian haji),
sesuai miqatnya, kemudian berniat haji, dan membaca bacaan Talbiyah, yaitu
mengucapkan Labbaikallahumma labbaik labbaika laa syarika laka labbaik. Innal
hamda wan ni’mata laka wal mulk laa syarika laka..
2. Tanggal 9 Dzulhijjah, pagi harinya semua calon jamaah haji menuju ke padang
Arafah
3. untuk menjalankan ibadah wukuf. Kemudian jamaah melaksanakan ibadah
Wukuf, yaitu berdiam diri dan berdoa di padang Arafah hingga Maghrib datang.
Sebagaimana Sabda Nabi, Al-hajju ‘Arafah”, maksudnya adalah inti dan puncak
haji adalah melaksanakan wukuf di Arafah. Arafah berarti mengenal, mengetahui,
dan menyadari. Sedangkan makna wukuf adalah berdiam diri.
4. Dengan demikian, makna wukuf di Arafah adalah berdiam diri untuk meditasi
dan menengadah guna merenungkan eksistensi diri di hadapan Allah swt. dan
dihadapan makhluk alam semesta kemudian melakukan transformasi ruhaniah
secara besar-besaran.
5. Dengan wukuf di Arafah tersebut, orang-orang yang melaksanakan haji
diharapkan menjadi arif dan sadar akan eksistensi dirinya, dari mana ia berasal
7
dan ke mana ia akan pergi, sadar akan tugas dan tanggung jawabnya, serta
memanifestasikan dan mengaplikasikan kesadaran tersebut dalam bentuk
tindakan konkret dalam kehidupan pribadi dan kehidupan masyarakatnya.
6. Tanggal 9 Dzulhijjah malam, jamaah menuju ke Muzdalifah untuk mabbit
(bermalam) dan
Mabit di Musdzalifah.
7. mengambil batu untuk melontar jumroh secukupnya. Mabit di Muzdalifah artinya
bermalam atau berhenti sejenak atau menginap di Muzdalifah pada malam 10
Dzul Hijjah selepas wukuf di Arafah. Dibagian sebelah barat dari Muzdalifah ini
terletak Masy'aril Haram, yaitu gunung Quzah.. Mufassir lain mengatakan,
Masy'aril Haram adalah Muzdalifah seluruhnya. Di tempat itu jama'ah Haji
melakukan mabit atau wukuf, minimal telah melewati tengah malam. Memang,
yang lebih utama mabit dilakukan sampai selesai shalat Subuh sebelum
berangkat ke Mina untuk melakukan Jumroh Aqobah.
8. Tanggal 9 Dzulhijjah tengah malam (setelah mabbit) jamaah meneruskan
perjalanan ke Mina untuk melaksanakan ibadah melontar Jumroh. Mina adalah
sebuah lembah di padang pasir yang terletak sekitar 5 kilometer sebelah Timur
kota Mekkah, Arab Saudi. Ia terletak di antara Mekkah dan Muzdalifah. Mina
mendapat julukan kota tenda, karena berisi tenda-tenda untuk jutaan
jamaah haji seluruh dunia. Tenda-tenda itu tetap berdiri meski musim haji tidak
berlangsung. Mina paling dikenal sebagai tempat dilaksanakannya
kegiatan lempar jumrah dalam ibadah haji
Mina didatangi oleh jamaah haji pada tanggal 8 Dzulhijah atau sehari sebelum
wukuf di Arafah. Jamaah haji tinggal di sini sehari semalam sehingga dapat
melakukan shalat Dzuhur, Ashar, Maghrib, Isya dan Subuh. Kemudian setelah
sholat Subuh tanggal 9 Dzulhijah, jamaah haji berangkat ke Arafah.
8
Jamaah haji datang lagi ke Mina setelah selesai melaksanakan wukuf di Arafah.
Jamaah haji ke Mina lagi karena para jamaah haji akan melempar jumrah. Tempat
atau lokasi melempar jumrah ada 3 yaitu Jumrah Aqabah, Jumrah Wusta dan
Jumrah Ula. Di Mina jama'ah haji wajib melaksanakan mabit (bermalam) yaitu
malam tanggal 11,12 Dzulhijah bagi jamaah haji yang melaksanakan Nafar Awal
atau malam tanggal 11,12,13 dzulhijah bagi jamaah yang melaksanakan Nafar
Tsani.
Mina juga merupakan tempat atau lokasi penyembelihanbinatang kurban. Di
Mina ada mesjid Khaif, merupakan masjid dimana Nabi Muhammad saw.
melakukan shalat dan khutbah ketika berada di Mina saat melaksanakan ibadah
haji.
9. Tanggal 10 Dzulhijjah, jamaah melaksanakan ibadah melempar jumrah sebanyak
tujuh kali ke Jumrah Aqobah sebagai simbolisasi mengusir setan. Melempar
jumrah adalah simbol perlawanan manusia terhadap setan. Manusia harus
melakukan perlawanan kepada setan karena mereka selalu berupaya menyesatkan
manusia dari jalan kebenaran dan menjauhkan mereka dari jalan Allah swt.
Melempar jumrah adalah simbol keteladanan Hajar yang menunjukkan sikap
permusuhan terhadap setan.
Dalam suatu riwayat dikatakan bahwa sewaktu Ibrahim membawa Ismail untuk
disembelih, setan membujuk Hajar agar menghentikan langkah suaminya itu.
Sebagi seorang ibu, menurut setan, Hajar tidak akan sampai hati mengetahui buah
hatinya dikorbankan. Perkiraan setan ternyata meleset. Bukannya menuruti
bisikan setan, Hajar malah mengambil batu dan melemparinya berkali-kali.
Dalam ibadah haji, melempar jumrah tidak hanya dilakukan dalam satu hari
melainkan tiga atau empat hari. Ini menunjukkan perintah Allah yang sangat
tegas agar manusia benar-benar memusuhi setan dan tidak bersekutu dengannya.
Panji-panji harus terus dikibarkan dan genderang perang melawan setan harus
terus ditabuh. Dilanjutkan dengan tahallul yaitu mencukur rambut atau sebagian
rambut.
9
10. Jika jamaah mengambil nafar awal maka dapat dilanjutkan perjalanan ke Masjidil
Haram untuk Thawwad ifadhah/Thawaf Haji (menyelesaikan Haji). Sedangkan
jika mengambil nafar akhir jama'ah tetap tinggal di Mina dan dilanjutkan dengan
melontar jumroh sambungan (Ula dan Wustha).Thawaf artinya:
Mengelilingi Ka’bah sebanyak tujuh kali di mana posisi Ka’bah berada di sebelah
kiri jama’ah. Diawali dan diakhiri sejajar dan searah dengan Hajar Aswad.
Macam-macam thawwaf:
a. Thawaf Qudum ialah: thawaf selamat datang, yang dikerjakan ketika baru
datang di kota Mekah bilamana tidak dikerjakan hajinya tetap sah, karana
hukumnya sunnah.
b. Tawaf Ifadhah ialah: thawaf yang termasuk rukun haji, bilamana tidak
dikerjakan maka hajinya tidak sah karana hukumnya wajib.
c. Tawaf sunah ialah, tawaf yang bila dikerjakan mendapat pahala dan bila
tidak dikerjakan tidak berdosa.
d. Thawaf Nadzar ialah, Thawaf yang dilakukan karena punya nadzar
e. Tawaf wada' ialah: sebagai tawaf pamitan, (tawaf selamat tinggal ) tawaf
yang dikerjakan ketika akan meninggalkan kota Mekah, sedangkan
hukumnya wajib, jika tidak mengerjakan maka harus membayar Dam.
11. Tanggal 11 dan 12 Dzulhijjah, melempar jumrah sambungan (Ula) di tugu
pertama, tugu kedua, dan tugu ketiga.Melontar pertama kali adalah melontar
Jumrah 'Aqabah pada hari Ied. Tetapi jika seseorang melakukannya pada tengah
malam bagian kedua dari malam Ied, maka demikian itu cukup baginya.
Sedangkan yang utama adalah melontar Jumrah 'Aqabah antara waktu dhuha
sampai terbenam matahari pada hari Ied. Tapi jika terlewatkan dari waktu itu,
maka dapat melontar setelah terbenamnya matahari pada hari Ied. Caranya adalah
dgn 7 kali melontar dgn membaca takbir setiap kali melontar.
Adapun melontar pada hari-hari tasyriq adalah dilakukan setelah matahari
condong ke barat (setelah dzuhur). Yaitu memulai dgn melontar Jumrah Ula yang
dekat dgn masjid Al-Khaif sebanyak 7 kali lontaran disertai takbir setiap
melontar. Lalu Jumrah Wustha dgn 7 kali melontar disertai takbir setiap kali
10
melontar. Kemudian melontar di Jumrah 'Aqabah sebanyak 7 kali lontaran
disertai takbir setiap kali melontar. Dan demikian itu dilakukan pada tanggal
11,12, & 13 Dzulhijjah bagi orang yang tak hendak mempercepat pulang dari
Mina. Tapi bagi orang yang ingin mempercepat pulang dari Mina, maka hanya
sampai tanggal 12 Dzulhijjah.
Dan disunnahkan setelah melontar Jumrah Ula & Jumrah Wustha berhenti di
samping tempat melontar. Di mana setelah melontar Jumrah Ula disunahkan
berdiri di arah kanan tempat melontar dgn menghadap kiblat seraya berdo'a
panjang kepada Allah. Sedang sehabis melontar Jumrah Wustha disunnahkan
berdiri disamping kiri tempat melontar dgn menghadap kiblat seraya berdo'a
panjang kepada Allah. Tapi sehabis melontar Jumrah 'Aqabah tak disunnahkan
berdiri di sampingnya karena Nabi saw. setelah melontar Jumrah Aqabah tak
berdiri disampingnya.
12. Jamaah haji kembali ke Makkah untuk melaksanakan Thawaf
Thawwaf Wada'
13. Wada’ (Thawaf perpisahan) sebelum pulang ke negara masing-
masing. Dilakukan pada saat akan meninggalkan Mekah yang biasanya dilakukan
untuk menghormati Baitullah karena akan berpisah. Hukum Thawaf Wada' adalah
wajib, sehingga kalau tidak dikerjakan wajib membayar dam (menyembelih
kambing). Thawaf ini di sebut juga Thawaf Perpisahan. Thawaf wada’
merupakan penutup dari kewajiban – kewajiban haji yang seorang haji wajib
melakukannya sebelum pergi menuju negerinya atau meninggalkan kota Mekkah.
Rasulullah saw yang bersabda :
11
“Janganlah seseorang diantara kalian itu pergi (meninggalkan Mekkah) sampai
penutupannya itu di ka’bah”.
“Tiada ampunan meninggalkan thawaf wada’ kecuali bagi yang sedang haid
maupu nifas”.
Lokasi Utama Dalam Ibadah Haji :
Makkah Al Mukaromah
Di kota inilah berdiri pusat ibadah umat Islam sedunia, Ka'bah, yang berada di pusat
Masjidil Haram. Dalam ritual haji, Makkah menjadi tempat pembuka dan penutup
ibadah ini ketika jamaah diwajibkan melaksanakan niat dan thawaf haji.
Arafah
Kota di sebelah timur Makkah ini juga dikenal sebagai tempat pusatnya haji, yiatu
tempat wukuf dilaksanakan, yakni pada tanggal 9 Dzulhijjah tiap tahunnya. Daerah
berbentuk padang luas ini adalah tempat berkumpulnya sekitar dua juta jamaah haji dari
seluruh dunia. Di luar musim haji, daerah ini tidak dipakai
Muzdalifah
Tempat di dekat Mina dan Arafah, dikenal sebagai tempat jamaah haji melakukan
Mabit (Bermalam) dan mengumpulkan bebatuan untuk melaksanakan ibadah lempar
jumrah di Mina
Mina
Tempat berdirinya tugu jumrah, yaitu tempat pelaksanaan kegiatan melontarkan batu ke
tugu jumrah sebagai simbolisasi tindakan nabi Ibrahim ketika mengusir setan dan
menggunting rambut.Pada tanggal 11,12,13 Dzulhijah melempar tiga jumrah Jumrah
Aqabah ,Jumrah Ula, dan Jumrah Wustha. Di tempat ini jamaah juga diwajibkan untuk
menginap satu malam.
12
Madinah
Adalah kota suci kedua umat Islam. Di tempat inilah panutan umat Islam, Nabi
Muhammad SAW dimakamkan di Masjid Nabawi. Tempat ini sebenarnya tidak masuk
ke dalam ritual ibadah haji, namun jamaah haji dari seluruh dunia biasanya
menyempatkan diri berkunjung ke kota yang letaknya kurang lebih 330 km(450 km
melalui transportasi darat) utara Makkah ini untuk berziarah dan melaksanakan salat di
masjid Nabi.
Larangan – Larangan dalam Ibadah Haji :
1. Melakukan hubungan seksual atau apa pun yang dapat mengarah pada
perbuatan hubungan seksual
2. Melakukan perbuatan tercela dan maksiat
3. Bertengkar dengan orang lain
4. Memakai pakaian yang berjahit (bagi laki-laki)
5. Memakai wangi-wangian
6. Memakai khuff (kaus kaki atau sepatu yang menutup mata kaki)
7. Melakukan akad nikah
8. Memotong kuku
9. Mencukur atau mencabut rambut
10. Memakai pakaian yang dicelup yang mempunyai bau harum
11. Membunuh dan memakan binatang buruan
13
Hal – Hal yang membatalkan Ibadah Haji
Ibadah haji bisa batal disebabkan oleh salah satu dari kedua hal berikut.
1. Jima’, senggama, bila dilakukan sebelum melontar jamrah ’aqabah. Adapun jima`
yang dilakukan pasca melontar jumrah ’aqabah dan sebelum thawaf ifadhah, maka
tidak dapat membatalkan ibadah haji, sekalipun yang bersangkutan berdosa. Namun
sebagian di antara mereka berpandapat bahwa ibadah haji tidak bisa dianggap batal
karena melakukan jima’.
2. Meninggalkan salah satu rukun haji. Manakala ibadah haji kita batal disebabkan
oleh salah satu dari dua sebab ini, maka pada tahun berikutnya masih diwajibkan
menunaikan ibadah haji, bila mampu, sebagaimana yang telah penulis jelaskan pada
pembahasan pengertian istitha’ah. Jika tidak, maka pada waktu-waktu yang kita
mampu melaksanakannya; karena ibadah ini wajib segera dilaksanakan bila kita
sudah mampu.
DAM
Dam menurut bahasa artinya darah, sedang menurut istilah adalah mengalirkan darah
( Menyembelih ternak di tanah haram dalam rangka memenuhi ketentuan manasik haji
atau umrah )
Jenis-jenis DAM adalah :
1. Dam Hadyu.
Yaitu dam yang diwajibkan bagi mereka yang melaksanakan haji Tamattu' atau
haji Qiran, dan jika tidak mampu membeli binatang hadyu, maka wajib
melaksanakan puasa selama 10 hari. Tiga hari dilakukan pada masa haji dan yang
tujuh hari dilakukan setelah kembali ke kampung halaman.
2. Dam Fidyah (tebusan).
Yaitu dam yang diwajibkan atas orang yang sedang dalam ihram, lalu mencukur
rambutnya karena sakit atau sesuatu yang mengganggu kepalanya, seperti kutu dan
lain sebagainya, berdasarkan pada firman Allah: "…Maka jika ada di antara kamu
14
yang sakit atau ada gangguan di kepalanya (lalu ia bercukur), maka wajiblah
atasnya untuk berfidyah, yaitu berpuasa, bersedekah atau berkurban…"
3. Dam Jazaa'.
Yaitu dam yang wajib dibayar oleh orang yang sedang berihram bila membunuh
binatang buruan darat. Adapun bina-tang buruan laut, maka tidak ada dendanya.
4. Dam Ihshar.
Dam yang wajib dibayar oleh jama'ah haji yang tertahan atau terkepung sehingga
tidak dapat menyempurnakan manasik hajinya, baik tertahannya disebabkan karena
sakit, terhalang oleh musuh atau sebab-sebab lainnya, sementara dia tidak
mengucapkan persyaratannya pada awal ihramnya. Hal ini berdasarkan firman
Allah Subhannahu wa Ta'ala
5. Dam Jima'.
Yaitu dam yang diwajibkan kepada jama'ah haji yang dengan sengaja mengumpuli
isterinya ditengah pelaksanaan ibadah haji. Dalam kitabnya "Ahkaamul Hajj"
Syaikh 'Abdullah bin Ibrahim al-Qar'awi menuturkan: "Adapun orang yang
mengerjakan hal-hal yang menjerumuskan kepada jima' (senggama), maka wajib
bagi-nya menyembelih seekor kambing untuk para fuqara' yang bermukim di tanah
Haram.
B. PENGERTIAN UMRAH
Umrah adalah salah satu kegiatan ibadah dalam agama Islam. Hampir mirip dengan
ibadah haji, ibadah ini dilaksanakan dengan cara melakukan beberapa ritual ibadah di
kota suci Mekkah, khususnya di Masjidil Haram. Pada istilah teknis syari'ah, Umrah
berarti melaksanakan Tawaf di Ka`bah dan Sa`i antara Shofa dan Marwah, setelah
memakai ihram yang diambil dari Miqat. Sering disebut pula dengan haji kecil.
Perbedaan umrah dengan haji adalah pada waktu dan tempat. Umrah dapat
dilaksanakan sewaktu waktu (setiap hari, setiap bulan, setiap tahun) dan hanya di
Mekkah, sedangkan haji hanya dapat dilaksanakan pada beberapa waktu antara tanggal
8 Dzulhijjah hingga 12 Dzulhijjah serta dilaksanakan sampai ke luar kota Mekkah.
15
Syarat untuk mengerjakan umrah adalah :
1. Islam
2. Berakal Sehat
3. Baligh
4. Mampu (Istitha’ah) yaitu : Sehat Jasmani
5. Bagi Wanita harus ada mahram
Rukun umrah adalah :
1. Ihram
2. Tawaf
3. Sai
4. Mencukur rambut kepala atau memotong sebagian(tahalul)
5. Tertib
Adapun wajib umrah hanya satu, yaitu memulai ihram dari miqat. Ketentuan miqat
umrah. Miqat adalah memulai ihram dari suatu tempat sesuai dengan datangnya
seseorang.
1. Miqat Zamani, yaitu sepanjang tahun
2. Miqat Makani, yaitu sama dengan miqatnya haji
Tata Cara Umrah
Untuk tata cara pelaksanaan umrah, maka perlu diperhatikan hal-hal berikut ini :
1. Disunnahkan mandi besar (janabah) sebelum ihram untuk umrah.
16
2. Memakai pakaian ihram. Untuk lelaki 2 kain yang dijadikan sarung dan selendang,
sedangkan untuk wanita memakai pakaian apa saja yang menutup aurat tanpa ada
hiasannya dan tidak memakai cadar atau sarung tangan.
3. Niat umrah dalam hati dan mengucapkan Labbaika 'umrotan atau
Labbaikallahumma bi'umrotin. Kemudian bertalbiyah dengan dikeraskan suaranya
bagi laki-laki dan cukup dengan suara yang didengar orang yang ada di sampingnya
bagi wanita, yaitu mengucapkan Labbaikallahumma labbaik labbaika laa syarija
laka labbaik. Innal hamda wan ni'mata laka wal mulk laa syarika laka.
4. Jika sudah sampai kota Makkah, disunnahkan mandi terlebih dahulu sebelum
memasukinya.
5. Sesampai di ka'bah, talbiyah berhenti sebelum thawaf. Kemudian menuju hajar
aswad sambil menyentuhnya dengan tangan kanan dan menciumnya jika mampu
dan mengucapkan Bismillahi wallahu akbar. Jika tidak bisa menyentuh dan
menciumya, maka cukup memberi isyarat dan berkata Allahu akbar.
6. Thawaf sebanyak 7 kali putaran. 3 putaran pertama jalan cepat dan sisanya jalan
biasa. Thowaf diawali dan diakhiri di hajar aswad dan ka'bah dijadikan berada di
sebelah kiri.
7. Salat 2 raka'at di belakang maqam Ibrahim jika bisa atau di tempat lainnya di
masjidil haram dengan membaca surah Al-Kafirun pada raka'at pertama dan Al-
Ikhlas pada raka'at kedua.
8. Sa'i dengan naik ke bukit Shofa dan menghadap kiblat sambil mengangkat kedua
tangan dan mengucapkan Innash shofa wal marwata min sya'aairillah. Abda'u bima
bada'allahu bihi (Aku memulai dengan apa yang Allah memulainya). Kemudian
bertakbir 3 kali tanpa memberi isyarat dan mengucapkan Laa ilaha illallahu
wahdahu laa syarika lahu. Lahul mulku wa lahul hamdu wahuwa 'alaa kulli syai'in
qodiir. Laa ilaha illallahu wahdahu anjaza wa'dahu wa shodaqo 'abdahu wa hazamal
ahzaaba wahdahu 3x. Kemudian berdoa sekehendaknya.
9. Amalan pada poin 8 diulangi setiap putaran di sisi bukit Shofa dan Marwah disertai
dengan doa.
17
10. Sa'i dilakukan sebanyak 7 kali dengan hitungan berangkat satu kali dan kembalinya
dihitung satu kali, diawali di bukit Shofa dan diakhiri di bukit Marwah.
11. Mencukur seluruh atau sebagian rambut kepala bagi lelaki dan memotongnya
sebatas ujung jari bagi wanita.
12. Dengan demikian selesai sudah amalan umrah
C. HIKMAH IBADAH HAJI DAN UMROH
1. Memperkokoh jiwa tauhid dan melahirkan perilaku yang betul-betul bertakwa
2. Membentuk pribadi yang memiliki kasih saying kepada anak-anaknya dan anak-anak
yang berbakti kepada kedua orangtuanya.
3. Melontar jumrah dapat mendoroh muslim/muslimah agar setiap saat mampu
membentengi diri dari tipu daya syetan.
4. Haji mabrur mendapatkan balasan surga “Tiada balasan apapun bagi Haji mabrur
kecuali surge.Rasulullah SAW ditanya apa yang dimaksud mabrur itu ? Rasulullah
mwnjawab :”suka member makanan/bantuan social dan lemah lembut dalam
bicra.”( H.R. Ahmad )
5. Pembiayaan yang dikeluarkanuntuk menunaikan ibadah haji akan mendapat pahala
berlipat ganda . “Pembiyaan dalam menunaikan ibadah haji seperti dijalan Allah.yaitu
satu dirham, dibalas dengan tujuh ratus dirham.” ( H.R. Ahmad dan Tarmuzi)
6. Muslim/muslimah yang dilaksanakan haji tentu akan dibanggakan oleh Allah SWT
dan malaikatnya
7. Memiliki semangat tinggi untuk berkorbanh Ibadah Haji dan umrah dapat mendorong
umat Islam untuk mewujudkan tali persudaraan dan persatuan ( Ukhuwah Islamiah )
18
8. Ibadah haji dijadikan muktamar akbar seluruh dunia untuk membahas dan
memecahkan berbagai masalah yang dihadapi masyarakat, bangsa serta dunia islam
9. Memberi dorongan kepada setiap keluarga musilim sekuat tenaga dengan cara yang
halal mengumpulkan harta sebanyak-banyaknya, agar dapat melaksanakan cita-
citanya menunaikan ibadah haji.
10. Musimah yang hajinya mabrur akan memperoleh pahala jihad yang paling utama
Aisyah ra berkata : “Kami ( kaum wanita ) berpendapat bahwa jihad adalah amal yang
paling utama. Apakah kami ( kaum wanita ) tidak boleh berjihad ?”
Rasulullah menjawab : “Jihad yang paling utama bagi wanita adalah Haji mabrur.”
( H.R. Bukhari)
19
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Haji adalah salah satu rukun islam, haji adalah ibadah yang tergabung pada-Nya antara
amalan badan dan pengorbanan harta, dan haji adalah salah satu ibadah yang paling
agung, yang memiliki kandungan makna, dan hikmahyang sangat luas lagi mendalam.
Haji adalah rukun (tiang agama) Islam yang kelima setelah syahadat,shalat, zakat dan
puasa. Menunaikan ibadah haji adalah bentuk ritual tahunan yang dilaksanakan kaum
muslim sedunia yang mampu (material, fisik, dankeilmuan) dengan berkunjung dan
melaksanakan beberapa kegiatan di beberapa tempat di Arab Saudi pada suatu waktu
yang dikenal sebagai musim haji (bulanDzulhijjah).
B. Saran
Bagi umat islam yang hendak melaksanakan ibadah haji, sebaiknya mempersiapkan diri
baik secara fisik maupun mental atau spiritual sebab ibadah haji merupakan ibadah yang
sangat menguras tenaga disamping mental dan batin.
Ibadah haji yang dilaksanakan dengan niat ikhlas karena Allah dan sesuai ketentuan
sehingga termasuk haji mabrur, tentu akan mendatangkan banyak hikmah bagfi
kehidupan pribadi dan keluarga maupun bagi masyarakat,Negara dan bangsa.
20
DAFTAR PUSTAKA
http://www.jadipintar.com/2013/09/Urutan-Tata-Cara-dan-Tempat-Tempat-Manasik-
Haji.html
http://syarahkhans.blogspot.com/2012/05/panduan-dan-tata-cara-doa-dan-zikir.html
http://studikumpulanmakalah.blogspot.com/2012/12/makalah-tata-cara-haji-dan-umroh.html
21