BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangeprints.umm.ac.id/59272/2/BAB I.pdf · 2020. 2. 12. · 1 BAB I...
Transcript of BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangeprints.umm.ac.id/59272/2/BAB I.pdf · 2020. 2. 12. · 1 BAB I...
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Makhluk hidup seperti manusia selalu membutuhkan informasi untuk menjaga
kelangsungan hidupnya, dan untuk mendapatkan informasi tersebut manusia perlu
berkomunikasi dengan manusia lain. Kemajuan teknologi komunikasi yang sedemikian
super-high speed ini, berakibat pada informasi sangat berlimpah dan seolah-olah tidak
mempunyai batas lagi (Nugroho 2010:7). Manusia dapat mengakses berbagai informasi
melalui media cetak, televisi, radio, film, internet dll. Informasi yang didapat juga bermacam-
macam baik informasi yang positif maupun yang negatif, sehingga manusia tidak mempunyai
pilihan lain untuk menyaring informasi yang mereka dapat. Internet, juga dirujuk sebagai
ruang maya atau informasi super cepat (information superhighway) yang memungkinkan
transfer informasi secara elektronik (Monle Lee & Carla Johnson, 2007:382). Dengan adanya
perkembangan teknologi tersebut akan memberikan dampak yang signifikan kepada
masyarakat.
Didukung dengan berkembangnya jumlah pengguna Internet di dunia yang terus
meningkat dari tahun ke tahun, GlobalWebIndex mencatat pada tahun 2019 Indonesi
amenunjukkan perkembangan pengguna internet dari tahun 2018 hingga 2019. Berdasarkan
GlobalWebIndex pada tahun2019 Indonesia memiliki jumlah pengguna internet mencapai
150juta orang dari jumlah keseluruhan penduduk Indonesia sebanyak 268juta. Jumlah
tersebut menunjukkan setengah atau lebih dari 50% penduduk India yang telah
menggunakan internet. Teracatat adanya peningkatan jumlah pengguna internet pada tahun
2019 sebanyak 13% dari tahun 2018 yang jumlahnya sebanyak 132 juta pengguna.
2
Kemudian56% penduduk Indonesia atau sebanyak 150 juta penduduk aktif menggunakan
sosial media (2019, “Digital 2019: Indonesia”, https://datareportal.com/reports/digital-2019-
indonesia, diakses pada 16 Maret 2019).
Gambar1.1 Pertumbuhan Digital Tahunan
Sumber : Datareportal.com
Lamanya waktu mengakses internet Indonesia menduduki peringkat ke 5, sedangkan
peringkat sebelumnya diduduki oleh Colombia, Thailand, Brazil dan Filipina. Menurut
GlobalWebIndex warga Indonesia rata-rata mengakses Internet selama 8 jam 31 menit per
harinya, Indonesia mampu melampaui negara-negara maju seperti Singapura, Tiongkok,
AmerikaSerikat dan Jerman.
3
Gambar1.2 Waktu Per Hari Menggunakan Internet
Sumber: Datareportal.com
Dengan banyaknya jumlah pengguna Internet yang tiap tahunnya mengalami
perkembangan, maka bisnis berbasis online atau yang sering disebut ecommerce juga
berkembang semakin pesat. Hal tersebut dijadikan peluang bagi perusahaan untuk membuka
online shopping di Indonesia.Direktur PemberdayaanInformatika, Direktorat Jenderal
Aplikasi Informatika Kementrian Kominfo, Septriana Tangkary menyatakan bahwa
pertumbuhan nilai e-commerce di Indonesia mencapai 78%, tertinggi di dunia. Indonesia
masuk dalam 10 besar pertumbuhan e-commerce yaitu berada diperingkat pertama.
Sementara peringkat ke-2 diduduki oleh Meksiko dengan nilai pertumbuhan 59% (2019,
“Kemkominfo: Pertumbuhan e-commerce Indonesia Capai 78 Persen”,
https://kominfo.go.id/content/detail/16770/kemkominfo-pertumbuhan-e-commerce-
indonesia-capai-78-persen/0/sorotan_media, diakses pada 16 Maret 2019).
E-commerce menurut Peter & Olson (2014) adalah proses dimana pembeli dan penjual
melakukan pertukaran informasi, uang dan barang dagangan melalui alat elektronik. E-
4
commerce tersebut memberikan kemudahan dalam bentuk jual beli yang dilakukan secara
online. Saat ini semua dapat diperjual belikan secara online seperti, pakaian, makanan, barang
elektronik, aksesoris, alat makeup dan lain-lain. Kemunculan e-commerce di Indonesia
memberi kemudahan bagi penggunanya, pengguna tidak perlu lagi dating ke toko dan barang
yang dijual juga relative terjangkau atau sama dengan took konvensional. Sedangkan
keuntungan lain yang didapatkan oleh perusahaan, penjualan secara online tidak
mengeluarkan dana untuk membuka took konfensional, membayar pegawai dan biaya
lainnya. Menurut IdEa (2019) Indonesia merupakan pasar dengan pertumbuhan e-commeerce
yang menarik dari tahun ke tahun. Sejak tahun 2014, Euromonitor mencatat penjualan online
di Indonesia sudah mencapai US$ 1,1miliar. Data dari Badan Pusat Statistik menyebutkan,
industry e-commerce Indonesia dalam 10 tahun terakhir meningkat mencapai 17% dengan
total jumlah usaha e-commerce mencapai 26,2juta unit. Tahun 2018 teracatat Indonesia
mengalami peningkatan yang cukup pesat dan diprediksi akan terus meningkat seiring
berkembangnya pelaku UMKM di Indonesia (2019, “Pasar idEA 2019 Hadir Untuk Pertama
Kalinya di Indonesia”, https://www.idea.or.id/berita/detail/pasar-idea-2019-hadir-untuk-
pertama-kalinya-di-indonesia, diakses pada 16 Maret 2019). Maka berkembang pula industry
fashion dengan munculnya banyak ecommerce fashion yang ada di Indonesia. Barang-barang
fashion seakan telah memiliki tempat favorit bagi penggemar belanja online.
Bisnis online shopping di Indonesia cukup banyak berkembang saat ini, beberapa online
shopping yang berfokus pada fashion konsumennya diantaranya adalah Zalora, BerryBenka,
8Wood,Maskoolin, HijUp, VIP Plaza, Bimbi, Hijabenka, Muslimarket, dan Babyzania (2019,
“10 E-commerce Fashion Terpopuler di Indonesia”, https://www.mocoo.id/e-commerce-
fashion-terpopuler/, diakses pada 16 Maret 2019). Dari banyaknya e-commerce fashion yang
ada, peneliti memfokuskan penelitian kepada Zalora, karena Zalora menduduki peringkat
pertama dari sekian banyak e-commerce fashion Indonesia yang ada. Sebelum berfokus
5
kepada Zalora, peneliti ingin menunjukkan traffic website dari 3 ecommerce fashion yaitu
Zalora, BerryBenka dan VIP Plaza yang datanya peneliti dapatkan melalui statshow.com
dengan hasil sebagai berikut :
Tabel1.1 Traffic Website
Website Daily Monthly Yearly
Zalora Website
Worth
$135,327.40
Pageviews 127,846 3,835,380 46,663,790
Visitors 58,111 1,743,330 21,210,515
Ads Revenue $370.76 $11,122.80 $135,327.40
BerryBenka Website
Worth
$6,391.15
Pageviews 6,038 181,140 2,203,870
Visitors 2,744 82,320 1,001,560
Ads Revenue $17.51 $525.30 $6,391.15
VIP Plaza Website
Worth
$4,321.60
Pageviews 4,082 122,460 1,489,930
Visitors 1,855 55,650 677,075
Ads Revenue $11.84 $355.20 $4,321.60
Sumber : Statshow.com 2019
Penghitungan ini dilakukan dengan cara memasukkan nama dari situs website masing-
masing e-commerce fashion ke kolom pencarian di statshow.com. Kemudian secara otomatis
penghitungan dan data dari website tersebut akan muncul. Jika dilihat dari traffic website
6
tersebut, Zalora terlihat lebih unggul dari Berrybenka dan VIP Plaza. Dalam setahunnya
Zalora mendapatkan keuntungan dari iklan sebanyak $135,327.40 jika dirupiahkan menjadi
1,8M. Peneliti mencoba membandingkan pendapatan Zalora pada tahun 2017 yang
didapatkan dari statshow.com dengan data sebagai berikut :
Tabel1.2Traffic Website Zalora Indonesia
Website Daily Monthly Yearly
Zalora Website
Worth
$94.111,60
Pageviews 88.909 2.667.270 32.451.785
Visitors 40,413 1.212.390 14.750.745
Ads Revenue $257,84 $7.735,20 $94.111,60
Sumber: Statshow.com 2019
Dari data tersebut terdapat peningkatan jumlah pendapatan sebanyak 500 juta rupiah dari
tahun 2017 ke 2019. Peningkatan pendapatan tersebut tidak luput dari strategi pemasaran
yang dilakukan Zalora yaitu membuat iklan di semua platform yang ada, seperti Instagram,
Facebook, Youtube dan sosial media lainnya. Dengan adanya iklan diharapkan mampu
menimbulkan perhatian khalayak dan menimbulkan ketertarikan pada produk yang disajikan
melalui iklan.
7
Gambar1.3 Peringkat Pendapatan E-Commerce Fashio
Sumber: iprice.co.id
Iklan merupakan alat promosi yang tidak mungkin dilupakan. Hal ini dilakukan banyak
perusahaan untuk mempromosikan produk dan jasanya termasuk Zalora. Dengan adanya
perkembangan teknologi ini e-commerce memanfaatkan internet sebagai platform penyebar
iklan. Menurut digiads.com pertumbuhan digital advertising di Indonesia mengalami
peningkatan. Indonesia berada di posisis puncak dengan presentase pertumbuhan mencapai
26%. Peningkatan tersebut disebabkan oleh banyak faktor, salah satu faktor yang mendorong
peningkatan tersebut ialah meningkat pula pengguna internet. Selain itu perkembangan fitur
dalam beriklan di sosial media dan tren belanja online juga ikut mendorong pebisnis untuk
mempromosikan brand yang dimilikinya ke ranah digital.
8
Gambar1.4 Digital Advertising Indonesia 2019
Sumber: digiads.com
Hal tersebut dikarenakan para target sasaran tersebut memakai media online dalam
kehidupan sehari-hari. Seperti yang sudah dijelaskan diatas bahwa sebanyak 150 juta
penduduk Indonesia telah mengakses internet dan sebanyak 56% penduduk Indonesia aktif di
sosial media. Jika dilihat dari data GlobalWebIndex, umur pengguna aktif sosial media dari
18-24 tahun dan 25-34 tahun menjadi pengguna aktif terbanyak di Indonesia. Umur 18-24
9
didominasi perempuan sebanyak 18% dan laki-laki 15%, sama dengan umur 25-34 tahun
yang didominasi perempuan sebanyak 19% dan laki-laki 14%.
Gambar1.5 Profil Audiens Sosial Media
Sumber: Datareportal.com
Sedangkan customer demographic Zalora yang dilihat dari gendernya, perempuan masih
mendominasi sebanyak 75% sering membeli produk yang dijual Zalora. Dari segi umur, yang
membeli produk Zalora Indonesia mulai dari umur 21-50 tahun. Tetapi grafik menunjukkan
yang paling banyak membeli produknya adalah umur 21-25 tahun sebanyak 29% dan
sebanyak 25% oleh umur 26-30 tahun.
10
Gambar1.6 Demografis Pelanggan
Sumber :https://youtu.be/FUdpx010ETY
Sosial media sangat populer dikalangan banyak orang, maka dari itu Zalora Indonesia
memanfaatkan dengan baik sosial media untuk menjangkau target pasarnya. Menurut
GlobalWebIndex dalam datareportal.com sosial media yang banyak digunakan adalah
Youtube. Platform tersebut menduduki peringkat pertama sebagai sosial media yang sering
diakses di Indonesia. Sebanyak 88% pengguna di Indonesia aktif menggunakan Youtube.
Pada saat menonton video di Youtube biasanya kita akan sedikit terganggu dengan
munculnya Google Adsense. Google merupakan searchengine yang popularitasnya tidak
dapat diragukan lagi, pasalnya Google mampu menciptakan layanan yang dapat diterima
masyarakat luas dan mendapatkan ruang dihati para pengguna. Hal tersebut membuat Google
menjadi salah satu website yang paling banyak dikunjungi di belahan dunia versi Alexa.
Selain itu pendapatan utama Google berasal dari penjualan iklan dimana hal tersebut
memberikan keuntungan bagi Google. Google memiliki Google Network yang diantaranya
ada YouTube, Google Play Store, Gmail, Blogspot dll (Nahara Eriyanti dan Bahaur Rijal,
2018:2).
11
Gambar1.7 Sosial Media Platforms
Sumber: Datareportal.com
Youtube sebagai platform yang sering digunakan khalayak Indonesia perlu
menumbuhkan jejaring Youtube, namun dalam menumbuhkannya tidak semudah
menumbuhkan jejaring lain. Dalam mendapatkan like dan view Youtube menggunakan
sebuah algoritma dalam memantau aktivitas jejaringnya. Proses terbentuknya pola digital
dalam media sosial fenomena ini disebut filter bubble. Dalam sebuah forum seminar terkenal
“TED Talk” dan juga melalui bukunya “Filter Bubble, How The New Personalized Web Is
Changing What We Read and How We Think”, Eli Pariser dalam (Alois, 2018:75)
menjelaskan bagaimana algoritma web dapat membentuk suatu mekanisme tertentu,
menyesuaikan dengan apa situs yang paling sering kita kunjungi, komentar apa yang paling
sering kita berikan di media sosial, gambar atau video apa yang paling kita sukai, dan berita
apa saja yang paling sering kita baca.
Algoritma web, menurut Pariser akan menganalisa kebiasaan-kebiasaan tersebut. Maka
dari itu pengguna akan cenderung diberikan menu-menu sejenis dengan menu yang
12
sebelumnya khalayak konsumsi atau khalayak cari. Pengguna akan difilter secara mekanis
oleh suatu algoritma tertentu, sehingga hanya informasi yang relevanlah yang khalayak
dapatkan. Relevan tidaknya sebuah informasi, dipilih berdasarkan jejak yang khalayak
tinggalkan ketika mengakses internet. Algoritma web didasari pada apa yang sering dibuka
dan dicari oleh pengguna. Jika dilihat dari penjelasan diatas, pada penelitian ini hampir dari
seluruh populasi menemukan iklan Zalora Indonesia di Youtube dan Blog. Hal tersebut
menjelaskan bahwa hampir seluruh populasi pernah melakukan pencarian mengenai brand
Zalora Indonesia.
Menurut Effendy (2002) dalam Tania (2013:301) efektivitas pesaniklan adalah kondisi
sejauh mana efek pesan iklan yang disampaikan itu dapat menarik perhatian, dimengerti,
dipahami, membangkitkan emosi dan menggerakkan sasarannya untuk memberikan
tanggapan yang dikehendaki. Adanya penjelasan menurut Effendy tersebut dapat diambil
kesimpulan, bahwa iklan yang efektif adalah iklan yang mampu memuat pesan yang
menimbulkan efek kepada penerima pesannya seperti perhatian, pemahaman, emosi hingga
tindakan membeli produk atau jasa tersebut. Dalam iklan mengandung pesan iklan yang
memiliki sifat persuasif yang didalamnya terdapat bujukan atau ajakan, sehingga membuat
konsumen tertarik pada produk yang diiklankan. Selain itu penayangan iklan yang berulang
juga merupakan strategi yang ampuh dalam menarik perhatian khalayak dan menanamkan
kesan yang mendalam bagi khalayak. Iklan juga mampu membangun kesadaran merk
khalayak, sehingga merk tersebut selalu diingat.
Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti tertarik untuk meneliti pengaruh terpaan pesan
iklanGoogle Adsense terhadap kesadaran merek (Brand Awareness) Zalora Indonesia
dikalangan mahasiswa UMM jurusan Ilmu Komunikasi angkatan 2015. Penelitian ini
berupaya untuk mengetahui apakah ada pengarauh antara terpaan pesan iklan dengan
kesadaran merk pada mahasiswa UMM jurusan Ilmu Komunikasi 2015 dimana pada usia
13
tersebut mereka aktif menggunakan sosial media terutama Youtube dan mengakses Blog
dalam kesehariannya.
1.2 RumusanMasalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Apakah ada pengaruh terpaan pesan iklan Google Adsense terhadap kesadaran merk
(Brand Awareness) Zalora Indonesia?
2. Seberapa besar pengaruh terpaan pesan iklan Google Adsense terhadap kesadaran
merk (Brand Awareness) Zalora Indonesia?
1.3 TujuanPenelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1) Mengetahui ada tidaknya pengaruh terpaan pesan iklanGoogle Adsense terhadap
kesadaran merk (Brand Awareness) Zalora Indonesia.
2) Mengetahui besar kecilnya pengaruh terpaan pesan iklan Google Adsense terhadap
kesadaran merk (Brand Awareness) Zalora Indonesia.
1.4 KegunaanPenelitian
1.4.1 Teoritis
Penelitian ini menjadi referensi untuk penelitian berikutnya mengenai pengaruh terpaan
pesan iklan Google Adsense terhadap kesadaran merek (Brand Awareness) Zalora Indonesia
di kalangan mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang jurusan Ilmu Komunikasi
angakatan 2015.
14
1.4.2 Praktis
Hasil dari penelitian ini diharapkan mampu memberikan masukan seberapa efektifnya
pesan iklan Google Adsense terhadap kesadaran merek Zalora Indonesia. Selain itu sebagai
masukan perusahaan dalam mengembangkan dalam membuat iklan seperti apa yang nantinya
akan menguntungkan perusahaan.