Bab I Pendahuluan - · PDF fileSubsistem utama pada trafo yaitu Dielektrik (isolasi...
Transcript of Bab I Pendahuluan - · PDF fileSubsistem utama pada trafo yaitu Dielektrik (isolasi...
Bab I
Pendahuluan
1.1. Latar Belakang
Transformator merupakan peralatan utama dalam sistem tenaga. Pada
suatu jaringan, transformator terhubung secara seri, sehingga kegagalan kinerja
suatu transformator akan menghambat penyaluran daya pada kepada konsumen
dan akan mengakibatkan kerugian pada pihak konsumen maupun pihak produsen
listrik. Subsistem utama pada trafo yaitu Dielektrik (isolasi mayor/minor, belitan),
rangkaian magnetik (inti,belitan,dan clamping), Tap Changer (OLTC) , bushing.
Berdasarkan data ganguan trafo oleh PLN gangguan biasanya terjadi akibat
adanya gangguan pada belitan (41,38%), Isolasi (20,69%),OLTC (6,90 %),
bushing (3,45 %) , dan lain-lain (27,59 %).
Menyadari pentingnya persoalan kondisi isolasi pada trafo, maka
diperlukan suatu metode pemeliharaan dengan cara menentukan bagaimana
kondisi isolasi suatu trafo. Dengan melakukan penentuan kondisi isolasi maka
dapat ditentukam kondisi trafo saat ini, perkiraan kondisi trafo masa mendatang,
dan perkiraan sisa usia trafo tersebut.
Untuk mengurangi gangguan-gangguan yang terjadi akibat isolasi
digunakan sebuah metode berupa teknik monitoring diagnosis dan identifikasi
resiko yang terjadi pada isolasi trafo. Metode ini dikenal sebagai condition
assessment yang berbasis pada Condition Based Management . Melalui metode
ini, diharapkan gangguan yang mungkin terjadi dapat diidentifikasi pada tahap
awal sehingga dapat dilakukan langkah-langkah preventif untuk mencegah
terjadinya gangguan yang berakibat kegagalan pada trafo.. Dalam condition
assessment, dilakukan penilaian kondisi aktual isolasi trafo berdasarkan beberapa
parameter yang ditetapkan. Untuk melakukan penilaian kondisi tersebut dilakukan
2
monitoring diagnosis pada parameter tersebut. Hasil monitoring diagnosis ini
kemudian dibandingkan dengan hasil identifikasi resiko (risk assessment),
sehingga dapat ditentukan parameter apa yang lebih berpengaruh dalam
menyebabkan terjadinya kegagalan. Sehingga pada akhirnya dapat dilakukan
penilaian kondisi isolasi trafo berdasarkan parameter-parameter tersebut.
Pada penelitian tugas akhir ini, penulis akan melakukan studi kasus
Penilaian Kondisi terhadap Trafo IBT-1 dan IBT-2 GITET Kembangan PT.PLN
P3B Jawa Bali Region Jakarta dan Banten.
1.1. Tujuan Penelitian
Tujuan Penelitian adalah
Untuk menentukan faktor pembobotan (weigthing factor) pada parameter
kondisi isolasi IBT-1 dan IBT 2 GITET Kembangan dengan menggunakan
metode Analytic Hierarchy Process.
Untuk menentukan kondisi isolasi IBT-1 dan IBT-2 GITET Kembangan
berdasarkan parameter pengujian isolasi , yaitu ; Kadar air, angka
keasaman , tegangan tembus , tegangan antar muka, tan delta , warna,
kandungan furan, kondisi Total Combustible Gas (TCG), kandungan CO2
dengan menggunakan metode Penilaian Kondisi (condition assesment).
1.2. Batasan Masalah
Dalam melakukan Tugas Akhir ini terdapat beberapa batasan masalah
yang ditetapkan yaitu ;
Penilaian Keadaan isolasi mengacu pada kasus kegagalan isolasi Trafo
Kembangan.
Parameter-parameter yang yang digunakan dalam pembobotan kondisi
isolasi adalah Kadar air, angka keasaman , tegangan tembus , tegangan
antar muka, tan delta, warna, kandungan furan, kondisi Total Combustible
Gas (TCG), dan kandungan CO2.
3
1.3. Rumusan Masalah
Penentuan faktor pembobotan (weighting factor) parameter-parameter
yang mempengaruhi kondisi isolasi dengan metode Analytic Hierarchy
Process
Melakukan penilaian kondisi (condition assesment) isolasi trafo
Kembangan berdasarkan faktor pembobotan (weighting factor) dan nilai
batas (boundary value) setiap parameter.
1.4. Metode Penelitian
Metode Penelitian yang dilakukan dalam penulisan Tugas Akhir ini adalah
Studi Literatur
Pengambilan Data ke lapangan , berupa hasil pengukuran data parameter-
parameter isolasi Trafo IBT-1 dan IBT-2 GITET Kembangan.
Pengolahan Data parameter isolasi Trafo IBT-1 dan IBT-2 GITET PLN
Kembangan.
Analisis
1.5. Sistematika Penelitian
Bab I merupakan pendahuluan yang berisi tentang latar belakang, tujuan,
batasan masalah, rumusan masalah, metodologi penelitian serta
sistematika penulisan
Bab II menerangkan mengenai dasar teori isolasi pada trafo, parameter-
parameter yang berpengaruh pada isolasi trafo, proses degradasi pada
isolasi trafo, dan diagnosis trafo.
Bab III menerangkan mengenai teori metode Analytic Hierarchy Process.
Bab IV menerangkan tentang Penilaian Kondisi yang meliputi pengenalan
Penilaian Kondisi, bagian-bagian Penilaian Kondisi yaitu risk assessment
dan monitoring diagnosis, dan faktor-faktor yang ditentukan dalam
4
Penilaian Kondisi yaitu: nilai batas dan faktor pembobotan untuk
parameter yang berpengaruh.
Bab V berisi tentang monitoring diagnosis pada studi kasus kegagalan
isolasi trafo Kembangan, Penentuan kondisi isolasi trafo berdasarkan
metode diagnosis trafo dan metode pembobotan.
Bab VI berisi tentang penutup yang berisi kesimpulan dan saran mengenai
condition assessment yang dilakukan trafo Kembangan.
2011-11-28T09:45:38+0700Digital Content