SKRIPSI ANALISIS PENAMBAHAN TRAFO SISIPAN PADA …

76
SKRIPSI ANALISIS PENAMBAHAN TRAFO SISIPAN PADA PENYULANG ULP MATTOANGING OLEH : ARPAH MUHAMMAD ANDHI 105821114316 105821112016 PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2020

Transcript of SKRIPSI ANALISIS PENAMBAHAN TRAFO SISIPAN PADA …

Page 1: SKRIPSI ANALISIS PENAMBAHAN TRAFO SISIPAN PADA …

SKRIPSI

ANALISIS PENAMBAHAN TRAFO SISIPAN PADA

PENYULANG ULP MATTOANGING

OLEH :

ARPAH MUHAMMAD ANDHI

105821114316 105821112016

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2020

Page 2: SKRIPSI ANALISIS PENAMBAHAN TRAFO SISIPAN PADA …

i

ANALISIS PENAMBAHAN TRAFO SISIPAN PADA

PENYULANG ULP MATTOANGING

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat

untuk memperoleh gelar sarjana Teknik

Program Studi Teknik Elektro

Jurusan Teknik Elektro

Fakultas Teknik

Disusun dan diajukan oleh :

ARPAH MUHAMMAD ANDHI

105821114316 105821112016

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2020

Page 3: SKRIPSI ANALISIS PENAMBAHAN TRAFO SISIPAN PADA …

ii

Page 4: SKRIPSI ANALISIS PENAMBAHAN TRAFO SISIPAN PADA …

iii

Page 5: SKRIPSI ANALISIS PENAMBAHAN TRAFO SISIPAN PADA …

iv

KATA PENGANTAR

حيم م حمن اار بســــــــــــــــــم اهللالر

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarahkatuh

Alhamdulilah, segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah

SWT karena rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

Skripsi dengan judul “Analisis Penambahan Trafo Sisipan pada Penyulang ULP

Mattoanging”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh

gelar Sarjana Universitas Muhammadiyah Makassar.

Skripsi ini dapat penulis selesaikan dengan bantuan berbagai pihak sehingga

sudah sepantasnya penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar besarnya

kepada:

1. Penulis ingin memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, yang

senantiasa melimpahkan rahmatnya kepadsa hamba-NYA .shalawat dan

taslim selalu kami dengungkan kepada Nabi Muhammad SAW , beserta

keluarganya dan para sahabat.

2. Teristimewa, ibunda Sukarmi dan Ayahanda Hartono selaku orang tua

dari saudara Muhammad Andhi dan Elvit Indirawati selaku istri tercinta

yang selalu memberikan semangat dan doa tiada henti, serta dukungan

moral maupun material kasih sayang yang tak ternilai harganya serta

saudara-saudaraku tercinta yang selalu memberikan dukungannya.

Page 6: SKRIPSI ANALISIS PENAMBAHAN TRAFO SISIPAN PADA …

v

3. Teristimewa, ibunda Farida dan Ayahanda Sulaiman selaku orang tua dari

saudara Arpah yang selalu memberikan semangat dan doa tiada henti,

serta dukungan moral maupun material kasih sayang yang tak ternilai

harganya serta saudara-saudaraku tercinta yang selalu memberikan

dukungannya.

4. Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar Bapak Prof. Dr. H. Ambo

Asse, M.Ag

5. Dekan Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Makassar Bapak Ir.

Hamzah Al Imran ,ST.,MT

6. Ketua Jurusan Teknik Elektro Universitas Muhammadiyah Makassar ibu

Adriani, ST.,MT

7. Terkhusus ibu Dr. Ir. Hj. Hafsah Nirwana ,MT dan ibu Adriani,

ST.,MT sebagai pembimbing yang sangat membantu dalam penyelesaian

penyusunan skripsi ini.

8. Kepada dosen penguji Bapak Ir. Abd.Hafid, MT, ibu Suryani, ST.,MT

Bapak Rizal A Duyo, ST.,MT Bapak Dr. Eng. Ir. H. Zulfajri Basri

Hasanuddin, M.Eng dan Bapak DR. Umar Katu, ST.,MT yang telah

banyak memberikan masukan dan saran.

9. Seluruh dosen, staf dan karyawan Jurusan Teknik Elektro Universitas

Muhammadiyah Makassar yang telah banyak memberikan sumbangsih

baik tenaga maupun pikiran.

10. Teman-teman Proyeksi 2016 yang tidak dapat disebut satu persatu , teman

seperjuangan yang menguatkan dan menyenangkan.

Page 7: SKRIPSI ANALISIS PENAMBAHAN TRAFO SISIPAN PADA …

vi

11. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah dengan

tulus ikhlas memberikan doa dan motivasi kepada penulis sehingga dapat

menyelesaikan skripsi ini.

Makassar, 08 September 2020

Penulis

Page 8: SKRIPSI ANALISIS PENAMBAHAN TRAFO SISIPAN PADA …

vii

Analisis penambahan Trafo Sisipan Pada Penyulang ULP Mattoanging

Arpah¹ , Muhammad Andhi²

¹Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Unismuh Makassar

E-mail : [email protected]

²Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Unismuh Makassar

E-mail : [email protected]

ABSTRAK

Transformator distribusi berfungsi untuk mentransformasikan energi listrik

dari sumber listrik ke pelanggan. PT. PLN (Persero) sebagai perusahaan

pengelola sistem tenaga listrik selalu berusaha memberikan pelayanan

terbaik kepada pelanggannya. Untuk tetap dapat menjaga kualitas, maka

keandalan sistem distribusi harus selalu terjaga dengan baik. Agar sistem

distribusi tetap andal, maka presentase pembebanan pada transformator

distribusi tersebut jangan sampai melebihi ketentuan yaitu 80% dari

kapasitasnya berdasarkan surat edaran Nomor : 0017 .E/DRI/2014.

Transformator overload ini juga terjadi di transformator distribusi GT.

GT.MRP026 berkapasitas 250 kVA pada penyulang Rappocini di PT. PLN

(Persero) Unit Layanan Pelanggan Mattoanging. Untuk mengatasi

permasalahan tersebut, pihak PLN melakukan pemasangan trafo sisipan

dengan kapasitas 160 kVA. Sehingga, Penulis mengamati penanganan kasus

tersebut dan berdasarkan hasil penelitian berupa data pengukuran Beban.

Tujuan kegiatan ini yaitu mengatasi beban lebih yang dialami trafo dengan

menghitung persen pembebanan dan juga menentukan letak ideal trafo

sisipan. Metode yang digunakan dengan menggunakan perhitungan manual

maupun menggunakan simulasi Etap 12.6.0. Hasil yang diperoleh dari

kegiatan ini adalah diperoleh persentase pembebanan sebelum pemasangan

trafo sisipannya mencapai 90,05% dengan perhitungan secara manual/

rumus, nilai yang tentunya melewati standar PLN, dan setelah pemasangan

trafo sisipan, persentase pembebanan mengalami penurunan menjadi 63.9%,

sehingga mengalami penurunan sebanyak 26,6% Sedangkan hasil persentase

pembebanan dari simulasi menggunakan ETAP 12.6.0 didapatkan persentase

pembebanan sebelum pemasangan trafo sisipan mencapai 92,1% dan setelah

dilakukan penyisipan yakni 62,9%. Sehingga mengalami penurunan

sebanyak 29,2%. Adapun perhitungan jarak ideal trafo sisipan menggunakan

rumus yakni mencapai 244 meter dari trafo overlaod.

Kata Kunci: Trafo sisipan, Trafo Overload, Jarak Ideal

Page 9: SKRIPSI ANALISIS PENAMBAHAN TRAFO SISIPAN PADA …

viii

Analysis of the addition of Inserted Transformers in Mattoanging ULP

Feeders

Arpah¹ , Muhammad Andhi²

¹Department of Electrical Engineering, Faculty of Engineering, Unismuh Makassar

E-mail : [email protected]

²Department of Electrical Engineering, Faculty of Engineering, Unismuh Makassar

E-mail : [email protected]

ABSTRACT

The distribution transformer serves to transform electrical energy from the

power source to the customer. PT. PLN (Persero) as a power system

management company always tries to provide the best service to its

customers. In order to maintain quality, the reliability of the distribution

system must always be well maintained. In order for the distribution system

to remain reliable, the percentage of loading on the distribution transformer

should not exceed the provisions of 80% of its capacity based on circular

Number: 0017 .E / DRI / 2014. This transformer overload also occurs in the

GT distribution transformer. GT.MRP026 with a capacity of 250 kVA at the

Rappocini feeder at PT. PLN (Persero) Mattoanging Customer Service Unit.

To solve this problem, PLN installed an insert transformer with a capacity of

160 kVA. Thus, the author observes the handling of the case and based on

the results of the study in the form of load measurement data. The purpose of

this activity is to overcome the overload experienced by the transformer by

calculating the percentage of loading and also determining the ideal location

of the insert transformer. The method used by using manual calculations or

using simulation Etap 12.6.0. The results obtained from this activity were

that the percentage of loading before the installation of the insert transformer

reached 90.05% by manual calculation / formula, the value of which

certainly passed the PLN standard, and after installing the insert transformer,

the loading percentage decreased to 63.9%, so that it decreased. 26.6%.

While the result of the loading percentage from the simulation using ETAP

12.6.0, it was found that the loading percentage before the insertion of the

transformer was 92.1% and after insertion was 62.9%. So that it has

decreased by 29.2%. The calculation of the ideal distance of the insert

transformer uses the formula, which is up to 244 meters from the overlaod

transformer.

Keywords: Transformer insert, Transformer Overload, Ideal Distance

Page 10: SKRIPSI ANALISIS PENAMBAHAN TRAFO SISIPAN PADA …

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i

LEMBAR PERSETUJUAN .......................................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iii

KATA PENGANTAR .................................................................................... iv

ABSTRAK ...................................................................................................... vii

DAFTAR ISI................................................................................................... ix

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xi

DAFTAR TABEL .......................................................................................... xiv

DAFTAR SINGKATAN ................................................................................ xv

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah .............................................................................. 3

1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................... 3

1.4 Batasan Masalah ................................................................................ 3

1.5 Manfaat Penelitian ............................................................................. 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................... 5

2.1 Telaah Penelitian Terdahulu .............................................................. 5

2.2 Landasan Teori ................................................................................. 6

2.2.1 Sistem Distribusi Tenaga Listrik ............................................ 6

2.2.2 Sistem Distribusi Primer ......................................................... 8

2.2.3 Sistem Distribusi Sekunder ..................................................... 9

2.2.4 Gardu Distribusi ...................................................................... 11

2.2.5 Trafo Distribusi ....................................................................... 17

2.2.6 Tahanan ................................................................................... 22

Page 11: SKRIPSI ANALISIS PENAMBAHAN TRAFO SISIPAN PADA …

x

2.2.7 Panjang Saluran ....................................................................... 23

2.2.8 Trafo Sisipan ......................................................................... 23

2.2.9 Perhitungan Letak Penempatan Transformator ..................... 24

2.2.10 Etap ...................................................................................... 24

BAB III METODE PENELITIAN ............................................................... 27

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................ 27

3.2 Alat dan Bahan .................................................................................. 27

3.3 Prosedur Penelitia .............................................................................. 27

3.4 Teknik Pengumpulan Data ................................................................ 28

3.5 Flowchart .......................................................................................... 32

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................ 34

4.1 Hasil Penelitian .................................................................................. 34

4.1.1 Trafo Distribusi GT. MRPO26 ................................................ 35

4.1.2 Data Pengukuran Trafo Sebelum Pemasangan Trafo Sisipan .. 37

4.1.3 Trafo Sisipan ............................................................................ 38

4.1.4 Data Pengukuran Trafo Sisipan GT. MRPO27 ....................... 41

4.1.5 Data Pengukuran Trafo GT. MRPO26 Setelah Pengalihan

Beban Ke Trafo Sisipan .......................................................... 42

4.1.6 Perangcangan Simulasi Jaringan Distribusi Menggunakan

Etap ........................................................................................... 44

4.2 Pembahasan ....................................................................................... 48

4.2.1 Perbandingan Presentase Pembebanan Trafo GT. MRPO27

Penyulang Rappocini Sebelum Dan Sesudah Pengalihan

Beban Ke Trafo Sisipan ......................................................... 49

4.2.2 Perbandingan Persentase Pembebanan Trafo GT.MRP026

Page 12: SKRIPSI ANALISIS PENAMBAHAN TRAFO SISIPAN PADA …

xi

Penyulang Rappocini Sebelum dan Sesudah Pengalihan

Beban ke Trafo Sisipan Dengan Menggunakan Simulasi

ETAP............................................................................................ 50

4.2.3 Perbandingan Hasil Perhitungan Persentase Pembebanan

Trafo Secara Manual Dan Aplikasi ETAP.................................. 51

4.2.4 Perhitungan Letak Penempatan Trafo Sisipan ........................... 52

BAB V . KESIMPULAN DAN SARAN .................................................... 55

5.1 Kesimpulan ......................................................................................... 55

5.2 Saran .................................................................................................... 56

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 57

LAMPIRAN.................................................................................................. 58

Page 13: SKRIPSI ANALISIS PENAMBAHAN TRAFO SISIPAN PADA …

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Skema Sistem Tenaga Listrik .............................................................. 7

Gambar 2.2 Bagian Bagian Sistem Distribusi Primer .............................................. 9

Gambar 2.3 Tegangan Menengah Ketegangan Rendah Dan Konsumen ................... 9

Gambar 2.4 Diagram Satu Garis Gardu Portal .......................................................... 13

Gambar 2.5 Contoh Konstruksi Gardu Portal ............................................................ 14

Gambar 2.6 Gardu Cantol ............................... .......................................................... 16

Gambar 2.7 Monogram Gardu cantol 3 Fasa ........................................................... 17

Gambar 2.8 Bagan Transfarmator ............................................................................ 18

Gambar 2.9 Tampilan Program etap ......................................................................... 26

Gambar 4.1 Single Line Diagram Penyulang Rappocini ........................................... 34

Gambar 4.2 Trafo Distribusi GT.MRP026 ................................................................ 35

Gambar 4.3 Name Plat Trafo Distribusi GT.MRP026 .............................................. 36

Gambar 4.4 Singgel Line Trafo Distribusi GT.MRP026 ........................................... 36

Gambar 4.5 Trafo Sisipan GT.MRP027 .................................................................... 39

Gambar 4.6 Name Plat Trafo Sisipan GT.MRP027 .................................................. 39

Gambar 4.7 Single Line Diagram Trafo Sisipan GT.MRP027 .................................. 40

Gambar 4.8 Simulasi Pembebanan Trafo GT.MRP026 Sebelum Pemasangan

Trafo sisipan menggunakan Aplikasi ETAP .......................................... 44

Gambar 4.9 Hasil Simulasi Pembebanan Trafo GT.MRP026 Sebelum

Pemasangan Trafo Sisipan Menggunakan Aplikasi ETAP ................. 45

Gambar 4.10 Simulasi Pembebanan Trafo GT.MRP027 setelah pemasangan /

Pengalihan Beban Ke Trafo Sisipan Menggunakan Aplikasi ETAP .... 46

Gambar 4.11 Hasil Simulasi Pembebanan Trafo GT.MRP026 Setelah

Pemasangan Trafo Sisipan Menggunakan Aplikasi ETAP ................ 47

Page 14: SKRIPSI ANALISIS PENAMBAHAN TRAFO SISIPAN PADA …

xiii

Gambar 4.12 Diagram Presentase Pembebanan Trafo Sebelum dan Sesudah

Pengalihan Beban Ke Trafo Sisipan ....... ........................................ 49

Gambar 4.13 Diagram Presentase Pembebanan Trafo sebelum Dan Sesudah

Pengalihan Beban Ke Trafo Sisipan Menggunakan Aplikasi

ETAP.....................................................................................................50

Gambar 4.14 Lokasi Penempatan Trafo GT.MRP026 Sebelum pemasangan

Trafo sisipan ...........................................................................................53

Gambar 4.15 Lokasi Tempat Trafo GT.MRP0026 dan Trafo GT.MRP0027 ........... 54

Page 15: SKRIPSI ANALISIS PENAMBAHAN TRAFO SISIPAN PADA …

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Nilai Daya Pengenal Transformator Distribusi ......................................... 19

Tabel 4.1 Data Speseifikasi Trafo Distribusi GT.MRP026 ....................................... 35

Tabel 4.2 Hasil Pengukuran Beban Trafo GT.MRP026 Sebelum Pemasangan

Trafo Sisipan .............................................................................................. 37

Tabel 4.3 Data Spesifikasi nameplat Trafo Sisipan GT.MRP027 ........................ 38

Tabel 4.4 Hasil Pengukuran Beban Trafo Sisipan GT.MRP027 ............................. 41

Tabel 4.5 Hasil Pengukuran Beban Trafo GT.MRP027 Setelah Pengalihan

Beban Ke Trafo Sisipan ............................................................................ 42

Tabel 4.6 Hasil Perbandingan Pengukuran Beban Trafo GT.MRP026

Sebelum Dan Sesudah Dilakukan Pengalihan Beban Ke Trafo

Sisipan dengan Perhitungan Manual Dan Menggunakan Aplikasi

ETAP ......................................................................................................... 51

Page 16: SKRIPSI ANALISIS PENAMBAHAN TRAFO SISIPAN PADA …

xv

DAFTAR SINGKATAN

PLN = Perusahaan Listrik Negara

ULP = Unit Layanan Pelanggan

UP3 = Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan

SLP = Saluran Layanan Pelanggan

JTR = Jaringan Tegangan Rendah

JTM = Jaringan Tegangan Menengah

KWH = Kilowatt Hour

KV = Kilo volt

KVA = Kilovolt Ampere

PMT = Pemutus Tegangan

G = Generator

TRF = Transformator

SUTR = Saluran Udara Tegangan Rendah

SKUTR = Saluran Kabel Udara Tegangan Rendah

PHB-TR = Papan Hubung Bagi – Tegangan Rendah

RTU = Remote Terminal Unit

DC = Direct Current

AC = Alternating current

APP = Alat penhitung dan Pembatas

LVTC = Low Voltage Twisted Cable

AAAC = All Aluminium Alloy Conductor

ACSR = Aluminium Cable Steel Reinforced

RMU = Ring Main Unit

Page 17: SKRIPSI ANALISIS PENAMBAHAN TRAFO SISIPAN PADA …

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sistem distribusi adalah suatu sistem pada tenaga listrik yang

mempunyai peran yang sangat penting karena sistem ini berhubungan

langsung dengan pemakai energi listrik, terutama pada pemakai energi

listrik yang tegangan menengah dan pemakai energi listrik tegangan rendah.

Jadi sistem distribusi ini, selain fungsinya untuk menerima daya listrik dari

sumber daya (trafo distribusi), sistem ini juga bertujuan mengirimkan serta

mendistribusikan daya tersebut kepada para konsumen yang menggunakan

energi listrik. Mengingat bagian ini sangat berhubungan langsung dengan

para konsumen, maka kualitas listrik selayaknya harus sangat diperhatikan

oleh Badan Standarisasi Nasional.

Pada sistem ketenagalistrikan terus mengalami perkembangan, salah

satunya yaitu dengan terjadinya pertumbuhan pelanggan atau beban energi

listrik dari tahun ke tahun. Sehingga dibutuhkan sistem pendistribusian

tenaga listrik yang mempunyai keandalan tinggi. Akan tetapi, sering terjadi

permasalahan yang timbul pada pendistribusian ketenagalistrikan. Salah

satunya adalah pembebanan transformator distribusi yang sudah melebihi

kapasitas atau dapat dikatakan transformator overload. Transformator

dikatakan overload jika kapasitas pembebanannya lebih dari 80%

berdasarkan surat edaran Nomor : 0017 .E/DRI/2014 . Apabila hal ini terjadi

dalam waktu yang lama, isolasi pada transformator mengalami kerusakan

Page 18: SKRIPSI ANALISIS PENAMBAHAN TRAFO SISIPAN PADA …

2

karena panas yang berlebihan yang berujung pada rusaknya transformator.

Selain hal tersebut, overload pada transformator distribusi juga dapat

menyebabkan terjadinya dropvoltage (jatuh tegangan). Terdapat dua metode

alternatif untuk mengatasi permasalahan transformator overload, yaitu

dengan metode pemasangan transformator sisipan dan uprating

transformator.

Transformator overload ini juga terjadi di salah satu transformator

distribusi di PT. PLN (Persero) UP3 Makassar Selatan ULP Mattoanging,

yaitu Trafo Distribusi Penyulang Rappocini .Tentu hal ini menunjukkan

perlu adanya tindakan terhadap transformator distribusi tersebut. Dengan

memperhatikan letak beban maka tindakan yang tepat dilakukan adalah

dengan pemasangan transformator sisipan. Dalam penelitian ini, penulis

akan melakukan studi terhadap rencana pemasangan transformator sisipan di

transformator distribusi penyulang rappocini. Diharapkan dengan penelitian

ini, menambah keandalan sistem distribusi listrik di Jaringan Tegangan

Rendah (JTR) di Transformator Distribusi penyulang Rappocini.

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas, maka

permasalahan dan batasan masalah dalam penelitian ini yaitu,

1. Pemasangan Trafo Sisipan pada penyulang Rappocini di PT PLN

(Persero) ULP Mattoanging.

2. Keadaan pembebanan Trafo Distribusi sebelum pemasangan Trafo

Sisipian tersebut.

3. Penanganan overload pada Trafo distribusi.

Page 19: SKRIPSI ANALISIS PENAMBAHAN TRAFO SISIPAN PADA …

3

4. Letak dan Jarak Trafo sisipan.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dari analisis penambahan Trafo sisipan

pada Penyulang Rappocini di PT PLN (Persero) ULP Mattoanging, Yaitu:

1. Bagaimana cara mengatasi overload yang dialami Trafo distribusi?

2. Berapa besar pembebanan transformator sebelum dan sesudah

pemasangan Trafo sisipan?

3. Bagaimana menentukan letak dan jarak pemasangan trafo sisipan?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah, adapun tujuan kegiatan penelitian ini

adalah :

1. Untuk mendapatkan cara mengatasi overload pada Trafo distribusi.

2. Untuk mendapatkan besar pembebanan Trafo sebelum dan sesudah

pemasangan Trafo sisipan menggunakan perhitungan manual dan

menggunakan aplikasi ETAP.

3. Untuk menentukan letak dan jarak penempatan Trafo sisipan.

1.4 Batasan Masalah

Penelitian ini membahas tentang penggunaan Trafo sisipan dalam

mengatasi overload pada Trafo distribusi diPenyulang Rappocini. Namun

untuk mencapai tujuan penelitian ini maka pembahasan hanya :

1. Perhitungan persentase pembebanan Trafo overload

2. Penentuan letak dan jarak penempatan Trafo sisipan.

3. Penyulang yang dibahas hanya terkhusus pada Penyulang Rappoocini.

Page 20: SKRIPSI ANALISIS PENAMBAHAN TRAFO SISIPAN PADA …

4

1.5 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari kegiatan penilaian tugas akhir

ini, yakni:

1. Dapat membandingkan serta menganalisa nilai presentase

pembebanan Trafo sebelum dan sesudahpemasangan Trafo sisipan.

2. Dapat menganalisa penentuan jarak Trafo sisipan.

3. Untuk memberikan informasi kepada pembaca mengenai trafo sisipan

khususnya sebagai bahan rujukan bagi mahasiswa yang membahas hal

sama dan sebagai pengembangan pengetahuan bagi penulis sendiri.

Page 21: SKRIPSI ANALISIS PENAMBAHAN TRAFO SISIPAN PADA …

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Telaah Penelitian Terdahulu

Pada penelitian yang dilakukan oleh I Sutawinaya Putu dkk mengenai

studi penambahan transformator sisipan, menjelaskan bahwa hasil

perhitungan menggunakan data pengukuran dan hasil simulasi ETAP,

diketahui terjadi karena adanya kenaikan beban secara berkala. Begitu juga

yang terjadi pada drop tegangan di sisi pelanggan paling ujung yang relative

besar. Kemudian untuk dapat memperbaiki kondisi seperti ini, PT. PLN

(Persero) telah berupaya untuk menambah suatu transformator sisipan, dan

membuat pada pemetaan terhadap tata letak Transformator tersebut di

lokasi.

Pada penelitian yang lain tentang penempatan trafo sisipan oleh M

najmul Fadli dkk menjelaskan bahwa pembebanan suatu transformator

distribusi yang sudah melebihi kapasitasnya atau disebut dengan overload,

maka syarat keandalan suatu sistem antara lainnya yaitu persentase

pembebanan trafo tersebut tidak boleh melebihi 80% dari kapasitas trafo

berdasarkan surat edaran Nomor : 0017 .E/DRI/2014. Pada transformator

distribusi berkapasitas 250 kVA mengalami Trafo overload untuk

mengatasinya pihak PLN melakukan pemasangan trafo sisipan dengan

kapasitas 160 kVA.

Dalam Penelitian yang dilakukan oleh M najmul Fadli ini yaitu

bertujuan untuk mengatasi beban lebih yang dialami oleh trafo dengan

Page 22: SKRIPSI ANALISIS PENAMBAHAN TRAFO SISIPAN PADA …

6

menghitung persen pembebanan dan juga penentuan jarak ideal trafo.

Kemudian metode yang digunakan dalam penelitian tersebut yaitu dengan

menggunakan perhitungan manual dan menggunakan simulasi ETAP

12.6.0.

2.2 Landasan Teori

2.2.1 Sistem Distribusi Tenaga Listrik

Unit distribusi tenaga listrik adalah salah satu bagian dari suatu

sistem yaitu sistem tenaga listrik yang terdiri dari unit pembangkit, unit

penyaluran atau transmisi dan unit distribusi yang dimulai dari PMT

incoming di Gardu Induk sampai dengan alat penghitung dan Pembatas

(APP) di instalasi konsumen. Unit distribusi dalam hal ini berfungsi untuk

menyalurkan dan mendistribusikan tenaga listrik dari pusat-pusat suplai

atau gardu induk ke pusat-pusat beban yang berupa gardu-gardu distribusi

(gardu trafo) atau secara langsung mensuplai tenaga listrik ke konsumen

dengan mutu yang memadai.

Proses tenaga listrik didistribusikan dimulai dari suatu tenaga listrik

dimana dihasilkan oleh pembangkit tenaga listrik yang besar. Tenaga

listrik besar tersebut ialah tegangan 11 kV sampai dengan tegangan 24 kV

yang dinaikan tegangannya oleh gardu induk dengan suatu transformator

penaik tegangan. Setelah dinaikan oleh penaik tegangan maka berubah

menjadi 70 Kv, 154 kV, 220 kV, atau menjadi 500 kV yang selanjutnya

akan disalurkan melalui suatu saluran transmisi.

Page 23: SKRIPSI ANALISIS PENAMBAHAN TRAFO SISIPAN PADA …

7

Tujuan dari menaikan suatu tegangan ialah untuk memperkecil atau

meminimkan kerugian daya listrik pada suatu saluran transmisi. Dan dari

saluran transmisi ini, tegangan akan diturunkan lagi sehingga menjadi

hanya 20 kV. Penurun tegangan ini dilakukan dengan transformator

penurun tegangan pada suatu gardu induk distribusi. Selanjutnya dengan

sistem tegangan itu, maka penyaluran tenaga listrik tersebut dilakukan oleh

saluran yang disebut saluran distribusi primer. Dan dari saluran tersebut

(saluran distribusi primer) inilah gardu - gardu distribusi dapat mengambil

tegangan untuk diturunkan tegangannya menggunakan trafo distribusi

sehingga menjadi sistem tegangan rendah yaitu 220/380 Volt. Setelah itu,

maka selanjutnya akan disalurkan oleh saluran distribusi sekunder kepada

para konsumen. Pada gambar 2.1 dibawah ini dapat dilihat pengelompokan

jaringan distribusi tegangan listrik dan suatu pembagian serta

pembatasnya.

Gambar 2.1 Skema Sistem Tenaga Listrik

Berikut keterangan dari gambar diatas :

Daerah I : Bagian Pembangkitan

Page 24: SKRIPSI ANALISIS PENAMBAHAN TRAFO SISIPAN PADA …

8

Daerah II : Bagian Transmisi

Daerah III : Bagian distribusi primer tegangan menengah (6 kV / 20 kV)

Daerah IV : Di bangunan pada beban/konsumen, Instalasi tegangan rendah.

Berdasarkan pembatasan diatas, maka dapat diketahui bahwa suatu

porsi materi pada sistem distribusi yaitu pada daerah III dan IV.

2.2.2 Sistem Distribusi Primer

Sistem distribusi primer, sering juga disebut sebagai Sistem Jaringan

Tegangan Menengah (JTM) dengan tegangan operasi nominal 20 kV atau

11,6 kV. Jaringan ini yang mendistribusikan energi listrik dari gardu induk

ke gardu distribusi.

Bagian-bagian sistem distribusi primer terdiri dari :

1. Transformator Daya, berfungsi untuk menurunkan Tegangan

2. Pemutus Tegangan, berfungsi sebagai pengaman yaitu pemutus daya.

3. Penghantar, berfungsi sebagai penghubung daya.

4. Gardu Hubung, untuk menyalurkan daya ke Gardu distribusi tanpa

mengubah tegangan.

5. Gardu Distribusi, untuk menurunkan Tegangan 20 kV ke 220-380 V

Untuk pengelompokan bagian distribusi secara umum dapat dilihat

pada gambar berikut yaitu gambar 2.2, yang merupakan bagian-bagian

distribusi primer secara umum.

Page 25: SKRIPSI ANALISIS PENAMBAHAN TRAFO SISIPAN PADA …

9

Gambar 2.2 Bagian-bagian Sistem Distribusi Primer

Keterangan :

1. Transformator daya

2. Pemutus tegangan

3. Penghantar

4. Gardu Hubung

5. Gardu Distribusi

2.2.3 Sistem Distribusi Sekunder

Gambar 2.3 Tegangan Menegah ke Tegangan Rendah dan Konsumen.

Sistem distribusi sekunder, sering juga disebut sebagai suatu Sistem

Jaringan Tegangan Rendah (JTM) dengan tegangan operasi nominal

Page 26: SKRIPSI ANALISIS PENAMBAHAN TRAFO SISIPAN PADA …

10

220/380 Volt. Jaringan ini yang mendistribusikan energi listrik dari gardu

distribusi ke pelanggan. Pada gambar 2.3 diatas ini merupakan salah satu

bagian dari sistem distribusi sekunder.

Berdasarkan letaknya dapat dilihat bahwa sistem distribusi diatas

adalah bagian yang dapat langsung berhubungan dengan para konsumen.

Sehingga sistem tersebut dapat berfungsi dalam menerima daya listrik dari

sumber daya (transformator distribusi) serta selain itu dapat juga

mengirimkan dan mendistribusikan daya tersebut kepara para konsumen.

Sistem penyaluran daya listrik pada Jaringan tegangan rendah dapat

dibedakan menjadi dua yaitu sebagai berikut :

1. Saluran Udara Tegangan Rendah (SUTR) Jenis penghantar yang

dipakai adalah kabel telanjang (tanpa isolasi) seperti kabel AAAC,

kabel ACSR.

2. Saluran Kabel Udara Tegangan Rendah (SKUTR) Jenis penghantar

yang dipakai adalah kabel berisolasi seperti kabel LVTC (Low

Voltage Twisted Cable).

Seperti yang dituliskan pada SPLN No. 74 Tahun 1987, bahwa yang

dimaksud dengan sambungan JTR (Jaringan Tegangan Rendah)

merupakan sambungan rumah (SR) dimana peralatannya dari titik

penyambungan JTR sampai alat pengukur (APP) dan alat pembatasnya

yang penghantarnya dibawah tanah atau diatas tanah. Jaringan ini

menggunakan tegangan rendah. Sebagaimana halnya dengan distribusi

Page 27: SKRIPSI ANALISIS PENAMBAHAN TRAFO SISIPAN PADA …

11

primer, terdapat pula pertimbangan perihal keadaan pelayanan dan regulasi

tegangan.

Bentuk saluran yang paling banyak digunakan pada sistem distribusi

sekunder yaitu sistem radial. Dimana sistem radial ini dapat menggunakan

suatu kabel yang berisolasi ataupun konduktor tanpa ada isolasi. Sistem

tersebut juga biasa disebut dengan sistem yang bertegangan rendah yang

dapat langsung dihubungkan kepada para konsumen atau pemakai tenaga

listrik. Untuk menghubungkan kepada para pemkai tenaga listrik, dapat

melalui beberapa peralatan sebagai berikut :

1. Papan pembagi dalam transformator distribusi

2. Hantaran tegangan rendah (saluran distribusi sekunder)

3. Saluran Layanan Pelanggan (SLP) ke konsumen atau pemakai

4. Alat pembatas serta pengukur daya (kWH Meter dan fuse/pengaman

pada pelanggan)

2.2.4 Gardu Distribusi

Gardu distribusi adalah suatu tempat atau bangunan instalasi yang

didalamnya terdapat alat-alat seperti pemutus,penghubung, pengaman dan

transformator distribusi untuk mendistribusikan tenaga listrik sesuai

dengan kebutuhan tegangan konsumen. Peralatan ini berfungsi untuk

menunjang mencapai pendistribusian tenaga listrik secara baik yang

mencangkup koinunitas pelayanan yang terjamin, mutu yang tinggi dan

menjamin keselamatan bagi manusia. Fungsi gardu distribusi adalah

sebagai berikut :

Page 28: SKRIPSI ANALISIS PENAMBAHAN TRAFO SISIPAN PADA …

12

1. Menyalurkan Tenaga Listrik ke konsumen Tegangan Rendah

2. Menurunkan Tegangan Menengah ke Tegangan Rendah

3. Sebagai Papan Hubung Bagi Tegangan Rendah

Konstruksi Gardu distribusi dirancang berdasarkan optimalisasi

biaya terhadap maksud dan tujuan penggunaannya yang kadang kala harus

disesuaikan dengan peraturan Pemda setempat. Komponen-komponen

gardu, yaitu :

1. Pengaman Trafo (FCO, Arrester)

2. Trafo Distribusi

3. Kawat Penghantar

4. PHB-TR (Papan Hubung Bagi – Tegangan Rendah)

5. Grounding

6. Dan Alat-alat pendukung lainnya

Instalasi Papan Hubung Bagi Tegangan Rendah atau PHB TR yaitu, yaitu :

1. Sirkit Masuk + Saklar induk

2. Rel/ Busbar Pembagi

3. Sirkit Keluar + Pengaman Lebur Maksimum 8 Sirkit.

Spesifikasi mengikuti kapasitas transformator distribusi yang dipakai.

Instalasi kabel daya dan kabel kontrol, yaitu KHA kabel daya antara kubikel

ke transformator minimal 125 % arus beban nominal transformator.

Secara umum gardu distributor ini dapat dibedakan sebagai berikut:

a) Jenis Pemasangannya :

a. Gardu Pasangan Luar : Gardu cantol, Gardu portal

Page 29: SKRIPSI ANALISIS PENAMBAHAN TRAFO SISIPAN PADA …

13

b. Gardu Pasangan Dalam : Gardu kios/MC, Gardu Beton

b) Jenis Kontruksinya :

a. Gardu tiang

b. Gardu Batu

c. Gardu Kios/MC

c) Jenis Penggunaannya :

a. Gardu pelanggan khusus

b. Gardu pelanggan umum

Khusus yang dimaksud Gardu Hubung ialah suatu gardu dimana

ditunjukan agar mempermudah maneuver dari pembebanan yang dilakukan

dari satu penyulang ke penyulang lainnya sehingga dapat dilengkapi atau

tidak dilengkapi oleh RTU (Remote Terminal Unit). Pada fasilitas ini,

harusnya dilengkapi fasilitas DC Supply dari suatu Trafo diistribusi

pemakaian sendiri ataupun dari trafo distribusi yang digunakan untuk umum

dimana letaknya didalam satu kesatuan. Untuk jenis konstruksi Gardu Tiang

terbagi atas 2 yakni sebagai berikut :

1) Gardu Portal

Gambar 2.4 Diagram satu garis gardu portal

Page 30: SKRIPSI ANALISIS PENAMBAHAN TRAFO SISIPAN PADA …

14

Gardu Portal adalah gardu distribusi tipe pasangan terbuka

dengan memakai konstruksi dua tiang atau lebih. Tempat kedudukan

transformator sekurang–kurangnya 3 meter di atas permukaan tanah.

Transformator distribusi dipasang pada bagian atas dan papan hubung

bagi tegangan rendah atau PHB-TR diletakan pada bagian bawah.

Diagram satu garis daripada gardu portal ditunjukan pada gambar 2.4.:

Gambar 2.5 Contoh konstruksi gardu portal

Gambar 2.5 diatas merupakan contoh konstruksi gardu portal

dengan 2 tiang. Guna mengatasi faktor keterbatasan ruang pada Gardu

Portal, maka digunakan konfigurasi switching atau proteksi yang

sudah terakit ringkas sebagai RMU (Ring Main Unit). Peralatan

switching incoming-outgoing berupa Pemutus Beban atau LBS (Load

Break Switch) atau Pemutus Beban Otomatis (PBO) atau CB (Circuit

Page 31: SKRIPSI ANALISIS PENAMBAHAN TRAFO SISIPAN PADA …

15

Breaker) yang bekerja secara manual (atau digerakkan dengan remote

control).

Fault Indicator (dalam hal ini PMFD :Pole Mounted Fault

Detector) perlu dipasang pada section jaringan dan percabangan untuk

memudahkan pencarian titik gangguan, sehingga jaringan yang tidak

mengalami gangguan dapat dipulihkan lebih cepat.

Berikut merupakan bagian dari gardu portal, yaitu :

1. Peralatan Hubung :

- Fuse Cut Out 24 kV

- Saklar Pada Rak TR

2. Peralatan Proteksi :

- Fuse Cut Out 24 kV

- Lightning Arrester24 kV

- NH Fuse

3. Kawat / Penghantar :

- Kawat Penghubung dari Sumber ke Fuse Cut Out dan

Arrester

- Kawat Penghubung dari Fuse Cut Out atau Arrester ke

Trafo

- Kawat Penghubung dari Trafo Distribusi ke PHB-TR

- Kawat Keluar

Page 32: SKRIPSI ANALISIS PENAMBAHAN TRAFO SISIPAN PADA …

16

4. Pentanahan

- Pentanahan Arrester

- Pentanahan Body Trafo Distribusi

- Pentanahan Panel Bagi Tegangan Rendah

2) Gardu Cantol

Pada gardu distribusi tipe cantol, transformator yang terpasang

adalah transformator dengan daya kurang atau sama dengan 100 kVA

Fase 3 atau Fase 1. Transformator terpasang adalah jenis CSP

(Completely Self Protected Transformer) yaitu peralatan switching

dan proteksinya sudah terpasang lengkap dalam tangki transformator.

Gambar 2.6 Gardu Cantol

Page 33: SKRIPSI ANALISIS PENAMBAHAN TRAFO SISIPAN PADA …

17

Untuk monogram gardu Cantol 3 Fasa, dapat dilihat sbb :

Gambar 2.7 Monogram Gardu Cantol 3 Fasa

2.2.5 Trafo Distribusi

Pada umumnya, Transformator adalah suatu alat listrik yang dapat

memindah-kan dan mengubah energi listrik dari satu atau lebih rangkaian

listrik ke rangkaian listrik yang lain tanpa merubah frekuensi dari

sistem,melalui suatu gandengan magnet dan berdasarkan prinsip induksi

elektromagnet. Fungsi transformator distribusi untuk menurunkan tegangan

transmisi menjadi tegangan distribusi.

Sebuah transformator terdiri atas sebuah inti, yang terbuat dari besi

berlapis dan dua buah kumparan, yaitu kumparan primer dan sekunder. Rasio

perubahan tegangan akan tergantung dari rasio jumlah lilitan pada kedua

kumparan. Biasanya kumparan terbuat dari kawat tembaga yang dibelit

seputar “kaki“ inti transformator. Berikut merupakan bagan transformator

pada gambar 2.8.

Page 34: SKRIPSI ANALISIS PENAMBAHAN TRAFO SISIPAN PADA …

18

Gambar 2.8 Bagan Transformator

Prinsip dasar transfer energi pada transformator adalah dengan

memberikan tegangan bolak-balik pada belitan primer untuk membangkitkan

medan magnetik. Garis-garis fluks dari medan magnetic tersebut akan

memotong konduktor belitan sekunder, menginduksi tegangan pada

terminalnya. Besar tegangan pada kedua terminal berbanding lurus terhadap

jumlah lilitan masing-masing belitan.

Pengelompokan transformator berdasarkan fasanya terdiri atas 2 yaitu

transformator 1 fasa dan transformator 3 fasa.

1) Transformator Satu Fasa

Transformator fasa tunggal atau trafo 1 fasa adalah sebuah

transformator yang menuju pada sistem trafo arus bolak balik dengan

menggunakan satu sistem di mana tegangan trafo berubah secara

serempak. Sistem ini digunakan apabila sebagian besar bebannya

adalah alat penerangan dan pemanas. Trafo jenis ini dapat dimasuki

tegangan 1 fasa. Trafo fasa tunggal biasa terdapat di daerah pemukiman

penduduk yang masih menggunakan listrik dengan skala kecil.

Page 35: SKRIPSI ANALISIS PENAMBAHAN TRAFO SISIPAN PADA …

19

2) Transformator Tiga Fasa

Transformator tiga fasa mempunyai inti dengan tiga kaki dan

setiap kaki mendukung belitan primer dan sekunder. Transformator tiga

fasa sebenarnya adalah tiga transformator yang dihubungkan secara

khusus satu sama lain. Lilitan primer biasanya dihubungkan secara

bintang (Y) dan lilitan sekunder dihubungkan secara delta (Δ). Di

dalam trafo ini terdapat tiga konduktor yang mengalirkan arus AC

(yang sama frekuensinya) yang mencapai nilai maksimum pada saat

yang tidak bersamaan.

a. Spesifikasi Umum Daya Pengenal Transformator Distribusi

Nilai-nilai daya pengenal tranformator distribusi yang lebih

banyak dipakai dalam SPLN 8° : 1978 IEC 76 – 1 (1976) seperti pada

tabel 2.1

Tabel 2.1 Nilai Daya Pengenal Transformator Distribusi

Kapasitas Trafo (kVA)

5 40 250*

6,3 50* 315*

8 63 400*

10 80 500*

12,5 100* 630*

16* 125 800*

25* 160* 1000*

31,5 200* 1250*

1600*

* nilai-nilai standar (kVA) transformator distribusi yang dipakai PLN.

Page 36: SKRIPSI ANALISIS PENAMBAHAN TRAFO SISIPAN PADA …

20

b. Perhitungan Arus Beban Penuh Transformator

Daya transformator bila ditinjau dari sisi tegangan tinggi (primer)

dapat diketahui dengan menggunakan persamaan sebagai berikut:

𝑆 = √3 × 𝑉 × 𝐼 ………………………………………………………(1)

Dimana:

S = daya transformator (kVA)

V = tegangan sisi primer transformator (V)

I = Arus (A)

Sehingga untuk mengitung arus beban penuh (IFL) dapat

menggunakan persamaan:

IFL = 𝑆

𝑉×√3 .………………………………………………………....(2)

Dimana:

IFL = arus beban penuh (A)

S = Daya transformator (kVA)

V = Tegangan sisi sekunder transformator (V)

Menurut Frank D. Petruzella, dalam menghitung presentase

pembebanan suatu transformator dapat diketahui dengan menggunakan

persamaan sebagai berikut :

%beban = (IRata-rata / IFL) × 100%…………….………….……….…..(3)

Rumus untuk menghitung rata-rata arus beban (IRata-rata), yakni :

IRata-rata = (IR + IS + IT) / 3 ………………………….………….……...(4)

Dimana :

IRata-rata = rata-rata arus beban (A)

Page 37: SKRIPSI ANALISIS PENAMBAHAN TRAFO SISIPAN PADA …

21

IFL = arus beban penuh (A)

IR = arus fasa R (A)

IS = arus fasa S (A)

IT = arus fasa T (A)

c. Overload Pada Transformator

Menurut PT. PLN (Persero) mengusahakan bahwa transformator

distribusi tidak membebani dibawah 40% atau lebih dari 80%. Sehingga

jika kurang atau melebihi nilai tersebut maka trasformator dapat

dikatakan underload atau overload. Jika beban transformator tersebut

terlalu besar, maka selanjutnya akan dilaksanakan pengantian

transformator ataupun penyisipan transformator atau bahkan mutasi

transformator

Overload akan menyebabkan transformator menjadi panas dan

kawat tidak sanggup lagi menahan beban, sehingga timbul panas yang

menyebabkan naiknya suhu lilitan tersebut. Kenaikan ini menyebabkan

rusaknya isolasi lilitan pada kumparan transformator.

d. Pembebanan Transformator

Pengertian beban merupakan sirkit akhir pemanfaatan dari

jaringan tenaga listrik yang harus dilayani oleh sumber tenaga listrik

tersebut untuk diubah menjadi bentuk energi lain seperti cahaya, panas,

gerakan, magnet, dan sebagainya.

Page 38: SKRIPSI ANALISIS PENAMBAHAN TRAFO SISIPAN PADA …

22

Oleh karena itu, pelayanan terhadap beban haruslah terjamin

kontinuitasnya untuk menjaga kehandalan dari sistem tenaga listrik.

Untuk mencapai keadaan yang handal tersebut, suatu sistem tenaga

listrik haruslah dapat mengatasi semua gangguan yang terjadi tanpa

melakukan pemadaman terhadap bebannya.

2.2.6 Tahanan

Penyaluran daya listrik pada jaringan distribusi primer

dipengaruhi oleh parameter resistansi,induktansi dan kapasitansi, ketiga

parameter ini mengakibatkan terjadinya jatuh tegangan dan susut

daya.Untuk panjang jaringan yang pendek pengaruh kapasitansi dapat

diabaikan.

𝜌 adalah resistansi jenis masing-masing pengantar, aluminium =

28,25 Ω (𝑚𝑚2/𝑚). Besarnya nilai tahanan dari suatu

penghantar/saluran dapat dilihat dari rumus berikut :

𝑅 = 𝜌𝐿

𝐴………………….……………………………………….(5)

Dimana :

R = Tahanan (Ohm)

𝜌 = Hambatjenis penghantar (Ω 𝑚𝑚

𝑚𝑚2 )

A = Luas penampang penghantar (mm2)

L = Panjang penghantar (kms)

Page 39: SKRIPSI ANALISIS PENAMBAHAN TRAFO SISIPAN PADA …

23

2.2.7 Panjang Saluran

Dalam sistem jaringan distribusi tenaga listrik, drop tegangan secara

umum berbanding lurus dengan panjang saluran. Semakin besar panjang

saluran maka, semakin besar pula nilai drop tegangan. Hal ini disebabkan

dalam saluran terdapat tahanan yang dapat menghambat arus yang mengalir

ke beban.

2.2.8 Trafo Sisipan

Transformator sisipan adalah trafo tambahan yang berfungsi untuk

memacah beban atau membagi beban pada trafo yang mengalami overload

atau beban diatas 80%. Hal ini diawali dengan banyaknya transformator

distribusi yang mengalami ketidak seimbangan beban (over phase) dan beban

lebih (overload) menyebabkan ketidak-optimalan batasan umur pakai

(lifespan) dari transformator tersebut. Hal tersebut mengakibatkan seringnya

terjadinya pemadaman akibat transformator yang rusak, padahal

transformator tersebut belum sampai pada umur pakai yang diperkirakan.

Cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi permasalahan tersebut yaitu

dengan memasang trafo sisipan pada gradu distribusi yang mengalami

overload dengan kata lain mengurangi beban dari transformator distribusi

yang sudah ada dengan memindahkan sebagian beban ke transformator

sisipan. Selain itu penempatan transformator distribusi sisipan ini harus

diperhitungkan dengan matang agar diperoleh posisi yang tepat, sehingga

transformator distribusi sisipan ini dapat berfungsi untuk meningkatkan

kualitas tegangan di ujung jaringan distribusi.

Page 40: SKRIPSI ANALISIS PENAMBAHAN TRAFO SISIPAN PADA …

24

2.2.9 Perhitungan Letak Penempatan Transformator

Jarak transformator yang terlalu jauh dengan beban yang akan dilayani

maka menyebabkan drop tegangan yang besar. Oleh sebab itu pada saat

pendataan kVA transformator harus diperhatikan jarak maksimum dari

transformator distribusi tersebut terhadap konsumen. Penentuan letak

transformator sisipan dari jarak ideal transformator distribusi pertama yakni:

L = 10% ×𝑉𝑖𝑣𝑐

𝑖 𝑏𝑒𝑏𝑎𝑛 𝑝𝑢𝑛𝑐𝑎𝑘 × 𝑅 𝑠𝑎𝑙𝑢𝑟𝑎𝑛………………………………………….(6)

Dimana:

L : Jarak penempatan (km)

R : Tahanan penghantar (Ω/km)

i : Arus yang mengaliri pada penghantar (A)

Vivc : Besar tegangan pada penghantar (V)

10% : Efisiensi saluran

2.2.10 ETAP

ETAP Power Station merupakan salah satu software aplikasi yang

banyak digunakan untuk mensimulasikan sistem tenaga listrik. Secara

umum ETAP dapat digunakan untuk simulasi hasil perancangan dan analisis

suatu sistem tenaga listrik yang meliputi :

a. Menggambarkan denah beban-beban

b. Mengatur data-data beban dan Jaringan

c. Merancang diagram satu garis (One Line Diagram)

d. Menganalisis aliran daya (Load Flow)

Page 41: SKRIPSI ANALISIS PENAMBAHAN TRAFO SISIPAN PADA …

25

e. Menghitung gangguan hubung singkat (Short Circuit)

f. Menganalisis Motor Starting atau keadaan Transien

Etap Power Station memungkinkan kita untuk bekerja secara langsung

dengan tampilan gambar single line diagram/diagram satu garis. Program ini

dirancang sesuai dengan tiga konsep utama:

1.Virtual Reality Operasi

Sistem operational yang ada pada program sangat mirip dengan

sistem operasi pada kondisi real nya. Misalnya, ketika Anda membuka

atau menutup sebuah sirkuit breaker, menempatkan suatu elemen pada

sistem, mengubah status operasi suatu motor, dan untuk kondisi de-

energized pada suatu elemen dan sub-elemen sistem ditunjukkan pada

gambar single line diagram dengan warna abu-abu.

2. Total Integration Data

Etap Power Station menggabungkan informasi sistem elektrikal,

sistem logika, sistem mekanik, dan data fisik dari suatu elemen yang

dimasukkan dalam sistem database yang sama. Misalnya, untuk elemen

sebuah kabel, tidak hanya berisikan data kelistrikan dan tentang dimensi

fisik nya, tapi juga memberikan informasi melalui raceways yang di

lewati oleh kabel tersebut. Dengan demikian, data untuk satu kabel dapat

digunakan untuk dalam menganalisa aliran beban (load flow analysis)

dan analisa hubung singkat (short-circuit analysis) yang membutuhkan

parameter listrik dan parameter koneksi serta perhitungan ampacity

derating suatu kabel yang memerlukan data fisik routing.

Page 42: SKRIPSI ANALISIS PENAMBAHAN TRAFO SISIPAN PADA …

26

3. Simplicity in Data Entry

Etap Power Station memiliki data yang detail untuk setiap elemen

yang digunakan. Dengan menggunakan editor data, dapat mempercepat

proses entri data suatu elemen. Data-data yang ada pada program ini

telah di masukkan sesuai dengan data-data yang ada di lapangan untuk

berbagai jenis analisa atau desain.

Setiap komponen sistem tenaga listrik dapat digambarkan dalam

worksheet atau ruang kerja program dengan lambing-lambang tertentu.

Spesifikasi masing-masing komponen dapat disesuaikan keadaan

sebenarnya atau kondisi nyata di lapangan. Spesifikasi ini juga dapat

dipilih sesuai data umumnya yang dapat diambil dari library atau data

yang ada pada program.

Gambar 2.9.Tampilan program ETAP

Page 43: SKRIPSI ANALISIS PENAMBAHAN TRAFO SISIPAN PADA …

27

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Proses penelitian akan dilakukan di PT. (PERSERO) UP3 Makassar

Selatan ULP Mattoanging, yang mulai dilaksanakan pada tanggal 1 Juni

2020 sampai 20 Juli 2020.

3.2 Alat Dan Bahan

1. Tang Amper

2. Senter

3. Camera

4. Laptop

5. Aplikasi ETAP

3.3 Prosedur Penelitian

Dalam menyelesaikan laporan Tugas Akhir ini, penulis mengikuti

langkah-langkah yang terstruktur agar laporan Tugas Akhir dapat dikerjakan

secara sistematis dan terarah. Berikut merupakan langkah-langkah yang

menjadi acuan penulis :

1. Studi Literatur

Mencari dan mengumpulkan data-data dari buku, jurnal, artikel-

artikel dan sumber pustaka lainnya yang ada hubungannya dengan

permasalahan yang dibahas dalam tugas akhir ini.

Page 44: SKRIPSI ANALISIS PENAMBAHAN TRAFO SISIPAN PADA …

28

2. Pengambilan Data

Pengambilan dari data-data sendiri dilakukan di PT. PLN

(Persero) UP3 Makassar Selatan ULP Mattoanging penyulang

Rappocini yang kemudian dijadikan sebagai bahan dalam penulisan

tugas akhir. Dalam metode pengambilan data digunakan cara

perhitungan melalui Aplikasi Etap , metode pengambilan data dengan

cara pengukuran langsung dilokasi, dan melakukan wawancara kepada

para pegawai yang ahli dalam bidangnya.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian ini adalah :

1. Observasi

Penulis melakukan observasi di PT PLN (Persero) ULP

Mattoanging khususnya pada Transformator Distribusi penyulang

Rappocini, yakni tempat penelitian terhadap penggunaan Trafo sisipan

dalam mengatasi beban lebih.

2. Wawancara

Penulis melakukan wawancara kepada para pegawai yang ada di

ULP Mattoanging terkhusus yang berada pada bidang teknik yang

memahami masalah sistem ketenaga-listrikan yang berkaitan dengan

kasus yang akan dikaji. Wawancara dapat dilakukan dengan tatap

muka maupun melalui telepon agar dapat memahami lebih jauh

mengenai penggunaan Trafo dalam mengatasi beban lebih dan untuk

memperjelas data yang diperoleh pada saat observasi.

Page 45: SKRIPSI ANALISIS PENAMBAHAN TRAFO SISIPAN PADA …

29

3. Teknik Analisis Data

Dalam penelitian ini, teknik analisa data yang digunakan adalah

analisa deskriptif dan simulasi. Data-data yang diperoleh dari suatu

instansi dalam bentuk data lengkap. Langkah pertama yang dilakukan

adalah mengumpulkan beberapa refrensi dalam bentuk jurnal yang

memiliki kaitan dengan judul tugas akhir, selanjutnya melakukan

pengambilan data di PT. PLN (Persero) ULP Mattoanging di

penyulang Rappocini.

Adapun rumus yang digunakan dalam penyelesaian proposal ini

adalah sebagai berikut :

a. Menghitung daya transformator bila ditinjau dari sisi tegangan

tinggi (primer) dapat diketahui dengan menggunakan persamaan

sebagai berikut:

𝑆 = √3 × 𝑉 × 𝐼 ….…………………………………………(1)

Dimana:

S = Daya Transformator (kVA)

V = Tegangan Sisi Primer Transformator (V)

I = Arus (A)

b. Mengitung arus beban penuh (IFL) dapat menggunakan dengan

persamaan sebagai berikut:

IFL = 𝑆

𝑉×√3………………...………………………………....(2)

Dimana:

IFL = Arus Beban Penuh (A)

Page 46: SKRIPSI ANALISIS PENAMBAHAN TRAFO SISIPAN PADA …

30

S = Daya Transformator (kVA)

V = Tegangan Sisi Sekunder Transformator (V)

c. Menghitung presentase pembebanan suatu transformator dapat

diketahui dengan menggunakan persamaan sebagai berikut :

%beban = (IRata-rata / IFL) X 100 % …………………………( 3 )

d. Rumus untuk menghitung rata-rata arus beban (IRata-rata), yakni :

IRata-rata = (IR + IS + IT) / 3………………………………….. ( 4 )

Dimana :

IRata-rata = Rata-Rata Arus Beban (A)

IFL = Arus Beban Penuh (A)

IR = Arus Fasa R (A)

IS = Arus Fasa S (A)

IT = Arus Fasa T (A)

e. Menghitung tahanan dari suatu penampang

𝑅 = 𝜌𝐿

𝐴 ………………...………….…………………………(5)

Dimana :

R = Tahanan (Ohm)

𝜌 = Hambat jenis Penghantar (Ω 𝑚𝑚

𝑚𝑚2 )

A = Luas Penampang Penghantar (mm2)

L = Panjang Penghantar (km)

f. Penentuan letak transformator sisipan dari jarak transformator.

L = 10% ×𝑉𝑖𝑣𝑐

𝑖 𝑏𝑒𝑏𝑎𝑛 𝑝𝑢𝑛𝑐𝑎𝑘 × 𝑅 𝑠𝑎𝑙𝑢𝑟𝑎𝑛…………………………….(6)

Page 47: SKRIPSI ANALISIS PENAMBAHAN TRAFO SISIPAN PADA …

31

Dimana:

L : Jarak Penempatan (km)

R : Tahanan Penghantar (Ω/km)

i : Arus yang Mengaliri pada Penghantar (A)

Vivc: Besar tegangan pada penghantar (V)

10% : Efisiensi Saluran

Page 48: SKRIPSI ANALISIS PENAMBAHAN TRAFO SISIPAN PADA …

32

3.5 Flowchart

Page 49: SKRIPSI ANALISIS PENAMBAHAN TRAFO SISIPAN PADA …

33

1. Langkah awal pada proses penelitian kami yaitu dengan mencari studi

literatur yang relevan tentang penambahan trafo sisipan.

2. Setelah didapatkan data yang relevan maka langkah selanjutnya kami

mengolah data tersebut .

3. Kemudian kami menghitung pembebanan dengan menggunakan

aplikasi ETAP dan dihitung secara manual.

4. Adapun cara menghitung pembebanan pada ETAP yaitu kami hanya

memasukkan data beban kemudian data tersebut otomatis akan diolah

oleh program ETAP.

5. Selanjutnya menghitung secara manual dengan menggunakan rumus

dalam mencari nilai pembebanan.

6. Setelah didapatkan nilai pembebanan tersebut maka kami mencari

penentuan letak dan jarak trafo sisipan dengan menggunakan rumus.

7. Setelah menghitung secara manual dan dihitung dengan menggunakan

software ETAP maka kami membandingkan hasil perhitungan

keduanya untuk mengetahui apakah ada perbedaan nilai hasil

pembebanan.

Page 50: SKRIPSI ANALISIS PENAMBAHAN TRAFO SISIPAN PADA …

34

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian

Penelitian ini dimulai untuk mendapatkan data pada Trafo Distribusi

GT.MRP026 yang merupakan salah satu Trafo distribusi yang mengalami

overload pada penyulang Rappocini di PT. PLN (Persero) UP3 Makassar

Selatan ULP Mattoanging dengan pertimbangan sebagai berikut :

Trafo Distribusi GT.MRP026 yang berlokasi di Jl. Rappocini Raya Lr 5

ini memiliki nilai persentase pembebanan yaitu 90,05% dengan kapasitas

250 kVA.

Gambar 4.1 Single Line Diagram Penyulang Rappocini

Dengan demikian, kami menetapkan untuk mengambil Trafo distribusi

GT.MRP026 sebagai objek penelitian untuk Tugas Akhir yang berjudul “Analisis

Penambahan Trafo Sisipan di Penyulang ULP Mattoanging”.

Page 51: SKRIPSI ANALISIS PENAMBAHAN TRAFO SISIPAN PADA …

35

4.1.1. Trafo Distribusi GT.MRP026

Ketidak optimalan kerja pada sebuah Trafo akibat beban lebih yang

mengakibatkan mutu pelayanan kepada konsumen PT. PLN (Persero)

berkurang dan yang lebih merugikan ialah dapat mengakibatkan kerusakan

pada Trafo. Hal inilah yang terjadi pada Trafo GT.MRP026 yang mengalami

beban lebih. Untuk permasalahan tersebut dapat diatasi dengan melakukan

pemasangan Trafo sisipan guna mengurangi beban lebih dan perbaikan drop

tegangan pada Trafo tersebut.

Berikut merupakan spesifikasi/ nameplat dari Trafo GT.MRP026 :

Tabel 4.1. Data Spesifikasi Trafo Distribusi GT.MRP026.

Data Trafo Distribusi GT.MRP026

Kapasitas 250 kVA

Frekuensi 50 Hz

Jumlah Fasa 3

Merk Trafo PT. Bambang Djaja

Nomor Seri 1402606

Tahun Pembuatan 2014

Gambar 4.2 Trafo Distribusi GT.MRP026.

Page 52: SKRIPSI ANALISIS PENAMBAHAN TRAFO SISIPAN PADA …

36

Gambar 4.3 Name Plat Trafo Distribusi GT.MRP026

Gambar 4.4 Singgel Line Trafo Distribusi GT.MRP026.

Lokasi

Page 53: SKRIPSI ANALISIS PENAMBAHAN TRAFO SISIPAN PADA …

37

4.1.2. Data Pengukuran Trafo Sebelum Pemasangan Trafo Sisipan

Berikut ini merupakan hasil pengukuran pada Trafo distribusi yang

mengalami overload.

Tabel 4.2. Hasil pengukuran beban Trafo GT.MRP026 Sebelum

pemasangan Trafo sisipan.

Data Trafo Jurusan

Penampang

Hasil Pengukuran Arus

(A) Beban

(%) Kapasitas

(kVA)

Primer/

Sekunder R S T N

250 kVA 20 kV /

392V

A (LVTC

3X70+50MM) 79 173 105

B (LVTC

3X70+50MM) 115 154 175

C (LVTC

3X70+50MM) 83 41 70

TOTAL 277 368 350 115 90,05%

Sesuai dengan Tabel 4.2. maka dilihat beban pada total Trafo GT.MRP026

telah melewati arus nominalnya. Untuk menghitung arus rata-rata beban Trafo

tersebut dapat menggunakan rumus yaitu :

IRata-rata = (IR + IS + IT ) / 3

IRata-rata = 277+368+350

3

IRata-rata = 995

3 = 331,6 A

Untuk menghitung arus beban penuh (IFL) dapat menggunakan rumus

yaitu :

IFL = kapasitas trafo

392 × √3

Page 54: SKRIPSI ANALISIS PENAMBAHAN TRAFO SISIPAN PADA …

38

IFL = 250000 VA

392 V ×√3

IFL = 368,20 A

Kemudian dimasukkan kedua nilai hasil perhitungan IRata-rata dan IFL

kedalam persamaan rumus persen pembebanan sebelumnya, sehingga dapat

diketahui persentase beban Trafo tersebut.

% Pembebanan = 331,6

368,20 x 100%

% Pembebanan = 90,05%

Setelah dilakukan perhitungan persentase beban pada Trafo dan hasilnya

menunjukkan bahwa Trafo GT.MRP026 mengalami overload karena total

persentase beban Trafo yakni 90,05%. Sebuah Trafo dikatakan overload apabila

melebihi beban 80% dari kapasitasnya.

4.1.3. Trafo Sisipan

Trafo sisipan yang ditambahkan untuk melayani beban lebih pada Trafo

distribusi di penyulang Rappocini yaitu Trafo GT.MRP027 dengan kapasitas

beban 160 kVA, Trafo ini terbagi menjadi 2 jurusan yang berlokasi di Halaman

Gereja katolik Jl. Rappocini Raya Lr 5. Berikut merupakan data spesifikasi/

nameplat Trafo Sisipan GT.MRP027.

Tabel 4.3. Data Spesifikasi/ nameplat Trafo Sisipan GT.MRP027.

Data Trafo Sisipan GT.MPR027

Kapasitas 160 Kva

Frekuensi 50 Hz

Jumlah Fasa 3 Phasa

Merk Trafo PT. SYMPHOES ELECTRIK

Nomor Seri 19ADN00852

Tahun Pembuatan 2019

Page 55: SKRIPSI ANALISIS PENAMBAHAN TRAFO SISIPAN PADA …

39

Gambar 4.5. Trafo Sisipan GT.MRP027.

Gambar 4.6 Name Plat Trafo Sisipan GT.MRP027.

Page 56: SKRIPSI ANALISIS PENAMBAHAN TRAFO SISIPAN PADA …

40

Gambar 4.7 Single Line Diagram Trafo Sisipan GT.MRP027.

Lokasi pemasangan

Lokasi

Page 57: SKRIPSI ANALISIS PENAMBAHAN TRAFO SISIPAN PADA …

41

4.1.4. Data Pengukuran Trafo Sisipan GT.MRP027.

Berikut ini merupakan hasil pengukuran pada Trafo sisipan setelah

mengambil sebagian beban Trafo GT.MRP026:

Tabel 4.4. Hasil pengukuran beban Trafo Sisipan GT.MRP027.

Data Trafo Jurusan

Penampang

Hasil Pengukuran

Arus (A) Beban (%)

Kapasitas

(KVA)

Primer/

Sekunder R S T N

160 kVA 20 kV/

400 V

A (NYY 4x70

MM2) 137 65 75

B (NYY 4x70

MM2) 13 15 14

TOTAL 150 80 89 62 45,96 %

Berdasarkan hasil pengukuran diatas, sebagian beban dari Trafo overload

dialihkan ke Trafo sisipan guna mengurangi beban di Trafo tersebut. Untuk

mengetahui pembebanan pada Trafo sisipan GT.MRP027 maka perlu dilakukan

perhitungan dengan menggunakan data pengukuran pada table 4.4. , yaitu :

% Pembebanan = (IRata-rata / IFL) × 100%

Untuk menghitung arus rata-rata beban Trafo tersebut dapat menggunakan

rumus yaitu :

IRata-rata = (IR + IS + IT) / 3

IRata-rata = 150+80+89

3

IRata-rata = 319

3

IRata-rata = 106,33 A

Untuk menghitung arus beban penuh dapat menggunakan rumus yaitu :

Page 58: SKRIPSI ANALISIS PENAMBAHAN TRAFO SISIPAN PADA …

42

IFL = kapasitas trafo

400 × √3

IFL = 160000 VA

400 V ×√3

IFL = 231,21 A

Sehingga dapat diketahui persentase beban Trafo Sisipan GT.MRP027 :

% Pembebanan = 106.33

231,21 x 100 %

% Pembebanan = 45,96 %

Dengan demikian persentase pembebanan pada Trafo Sisipan GT.MRP027

yaitu sebesar 45,96 %

4.1.5. Data Pengukuran Trafo GT.MRP026 Setelah Pengalihan beban ke

Trafo Sisipan.

Berikut ini merupakan hasil pengukuran pada Trafo GT.MRP026 setelah

sebagian beban dialihkan ke Trafo Sisipan:

Tabel 4.5. Hasil pengukuran beban Trafo GT.MRP026 setelah Pengalihan

beban ke Trafo Sisipan.

Data Trafo Jurusan

Penampang

Hasil Pengukuran

Arus (A) Beban (%)

Kapasitas

(KVA)

Primer/

Sekunder R S T N

250 kVA 20 kV/

400 V

A (NYY 4x70

MM2) 17 53 22

B (NYY 4x70

MM2) 108 146 168

C (NYY 4X70

MM2) 77 47 54

TOTAL 202 246 244 91 64.,07%

Page 59: SKRIPSI ANALISIS PENAMBAHAN TRAFO SISIPAN PADA …

43

Setelah dilakukan penambahan Trafo sisipan dapat dilihat pada tabel diatas

bahwa pembebanan pada Trafo GT.MRP026 tetap melayani 3 jurusan yang

dimana ketiga jurusan tersebut masing-masing jurusan mengalami penuruan

pertiap jurusannya. Adapun persen pembebanan pada Trafo ini dapat dihitung

dengan menggunakan data pengukuran pada Tabel 4.5, yaitu :

%Pembebanan = (IRata-rata / IFL) × 100%

Untuk menghitung arus rata-rata beban Trafo tersebut dapat menggunakan rumus

yaitu :

IRata-rata = (IR + IS + IT) / 3

IRata-rata =

202+246+244

3

IRata-rata = 230,6 A

Untuk menghitung arus beban penuh dapat menggunakan rumus yaitu :

IFL = kapasitas trafo

401 × √3

IFL = 250000

401×√3

IFL = 359,9 A

Sehingga dapat diketahui persentase beban Trafo GT.MRP026 yaitu:

% Pembebanan = 230,6

359,9 x100%

% Pembebanan = 64,07 %

Setelah dilakukan perhitungan persentase pembebanan pada Trafo setelah

sebagian beban dialihkan ke Trafo sisipan maka hasilnya menunjukkan bahwa

Trafo GT.MRP026 sudah kembali normal atau tidak mengalami overload karena

total persentase pembebanan Trafo tidak lagi melebihi beban standar yang telah

ditentukan sebelumnya, yakni 64,07 %.

Page 60: SKRIPSI ANALISIS PENAMBAHAN TRAFO SISIPAN PADA …

44

4.1.6. Perancangan Simulasi Jaringan Distribusi Menggunakan ETAP

ETAP digunakan untuk menghitung pembebanan pada Trafo Distribusi.

Data yang diperlukan dalam simulasi ETAP pada Trafo ini diantaranya data bus

JTR dan beban, data kapasitas Trafo. Adapun capture gambar hasil simulasi

pembebanan sebelum pemasangan Trafo sisipan pada Trafo GT.MRP026 dengan

menggunakan aplikasi ETAP adalah seperti terlihat pada gambar 4.5 dan gambar

4.6.

Gambar 4.8. Simulasi pembebanan Trafo GT.MRP026 Sebelum Pemasangan

Trafo sisipan menggunakan Aplikasi ETAP.

Page 61: SKRIPSI ANALISIS PENAMBAHAN TRAFO SISIPAN PADA …

45

Gambar 4.9. Hasil simulasi pembebanan Trafo GT.MRP026 Sebelum

pemasangan Trafo sisipan menggunakan Aplikasi ETAP.

Berdasarkan kedua gambar diatas, dapat dilihat bahwa nilai persen

pembebanan pada Trafo GT.MRP026 sebelum dilakukan pemasangan Trafo

sisipan guna pengalihan beban masih mengalami beban lebih (overload). Hal ini

sesuai dengan perhitungan manual dimana nilai persen pembebanan Trafo

mengalami beban lebih.

Page 62: SKRIPSI ANALISIS PENAMBAHAN TRAFO SISIPAN PADA …

46

Selanjutnya, untuk menampilkan gambar simulasi dan hasil pembebanan

Trafo GT.MRP026 setelah pemasangan Trafo sisipan. Adapun gambar hasil

simulasi pembebanan setelah pemasangan Trafo sisipan dengan menggunakan

aplikasi ETAP adalah seperti terlihat pada Gambar 4.10 dan Gambar 4.11.

Gambar 4.10 Simulasi pembebanan Trafo GT. MRP026 setelah Pemasangan/

Pengalihan Beban ke Trafo sisipan menggunakan Aplikasi ETAP.

Page 63: SKRIPSI ANALISIS PENAMBAHAN TRAFO SISIPAN PADA …

47

Gambar 4.11. Hasil simulasi pembebanan Trafo GT.MRP026 Setelah Pemasangan/

Pengalihan Beban ke Trafo sisipan menggunakan Aplikasi ETAP.

Berdasarkan ketentuan yang telah ditetapkan yaitu besar pembebanan suatu

transformator yang diizinkan adalah sebesar 80% dari kapasitas transformator

tersebut. Sehingga Trafo GT.MRP026 dinyatakan sebagai transformator overload

karena persentase pembebanannya yang melebihi ketentuan yaitu 92,1%.

Untuk menjaga kontinuitas penyaluran energi listrik dan mutu pelayanan

pada pelanggan, maka pihak PLN mengambil tindakan untuk melakukan

perbaikan sebagaimana mestinya hingga dapat mengatasi kondisi overload suatu

transformator. Namun dalam penelitian ini, penulis hanya melakukan analisis

terhadap sebuah transformator guna mengatasi kondisi tersebut, dan objek pada

penelitian ini berpusat pada transformator yang terletak di JL. Rappocini Raya Lr

5 (GT.MRP026) yang mengalami beban lebih (overload) tersebut.

Page 64: SKRIPSI ANALISIS PENAMBAHAN TRAFO SISIPAN PADA …

48

Berdasarkan hasil penelitian, beban lebih pada sebuah transformator dapat

diatasi dengan dua cara yaitu Uprating kVA Trafo dan pemasangan Trafo sisipan

(Pengalihan Beban). Namun dalam mengatasi overload pada Trafo tersebut

dilakukan pemasangan Trafo sisipan, hal ini dilakukan karena kondisi dilapangan

yang tidak memungkinkan untuk dilakukannya Uprating kVA Trafo dan juga

untuk memperbaiki drop tegangan pada Trafo tersebut.

Adapun hal yang perlu diperhatikan dalam pemasangan Trafo sisipan yaitu

pemindahan sebagian beban yang ada pada Trafo Utama guna mengurangi beban

sehingga kembali dalam keadaan normal atau tidak dalam keadaan overload.

Selain itu, faktor lain juga menjadi pertimbangan pemasangan Trafo sisipan

adalah keadaan atau kondisi perkembangan beban yang tiap tahunnya akan

mengalami peningkatan dikarenakan lokasi pada Trafo Utama merupakan daerah

pemukiman. Berdasarkan pertimbangan ini maka pihak PLN mengatasi

permasalahan tersebut dengan pemasangan Trafo sisipan GT.MRP027 dengan

kapasitas 160 kVA.

4.2. Pembahasan

Berdasarkan ketentuan yang telah ditetapkan yaitu besar pembebanan suatu

Trafo yang diizinkan adalah sebesar 80% dari kapasitas Trafo. Sehingga trafo

GT.MRP026 dinyatakan sebagai Trafo overload dikarenakan persentase

pembebanan yang melebihi ketentuan yaitu 90,05%.

Untuk menjaga kontinuitas penyaluran energi listrik dan mutu pelayanan

pada pelanggan, maka pihak PLN mengambil tindakan untuk melakukan

perbaikan sebagaimana mestinya hingga dapat mengatasi kondisi overload suatu

Trafo. Namun dalam penelitian ini, penulis hanya melakukan analisis terhadap

sebuah Trafo guna mengatasi kondisi tersebut, dan objek pada penelitian ini

berpusat pada Trafo GT.MRP026 yang mengalami beban lebih (overload).

Berdasarkan hasil penelitian penulis, beban lebih pada sebuah Trafo dapat

diatasi dengan dua cara yaitu uprating dan pemasangan Trafo sisipan. Namun

dalam mengatasi overload pada Trafo GT.MRP026 ini dilakukan pemasangan

Trafo sisipan, hal ini dilakukan untuk memperbaiki beban lebih dan juga drop

tegangan pada Trafo tersebut.

Page 65: SKRIPSI ANALISIS PENAMBAHAN TRAFO SISIPAN PADA …

49

Adapan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemasangan Trafo sisipan

yakni pemindahan sebagian atau keseluruhan beban dari salah satu jurusan yang

ada pada Trafo utama guna mengurangi pembebanan sehingga kembali dalam

keadaan normal atau tidak dalam keadaan overload.

Selain itu, faktor lain juga menjadi pertimbangan pemasangan Trafo sisipan

yaitu kondisi perkembangan beban yang tiap tahunnya akan mengalami

peningkatan dikarenakan lokasi pada Trafo utama merupakan daerah pemukiman.

Berdasarkan pertimbangan ini maka pihak PLN mengatasi permasalahan tersebut

dengan pemasangan Trafo sisipan GT.MRP027 dengan kapasitas 160 kVA.

4.2.1. Perbandingan Persentase Pembebanan Trafo GT.MRP026 Penyulang

Rappocini Sebelum dan Sesudah Pengalihan beban ke Trafo Sisipan.

Dari hasil perhitungan pada Trafo GT.MRP026 penyulang Rappocini

sebelum dilakukan penyisipan trafo sisipan, hasil presentase pembebanan yang

didapatkan yakni 90,5 %. Namun setelah adanya penambahan Trafo sisipan, hasil

pembebanan pada Trafo tersebut mengalami perubahan. Berikut diagram

perbandingan sebelum dan setelah penambahan transformator sisipan :

Gambar 4.12. Diagram Batang Persentase Pembebanan Trafo sebelum dan

sesudah pengalihan beban ke Trafo sisipan.

0

20

40

60

80

100

%Pembebanan

Sebelum pengalihanbeban ke Trafo sisipan

Setelah pengalihanbeban ke Trafo sisipan

Page 66: SKRIPSI ANALISIS PENAMBAHAN TRAFO SISIPAN PADA …

50

Dari Gambar 4.12, dapat dilihat bahwa nilai persen pembebanan pada

Trafo GT.MRP026 mengalami perubahan setelah dilakukan pengalihan beban ke

Trafo sisipan sehingga nilai pembebanan yang awalnya sebesar 90,5% menjadi

64,07 %, sehingga dapat dikatakan terjadi penurunan persentase pembebanan

sebesar 26,43%.

4.2.2.Perbandingan Persentase Pembebanan Trafo GT.MRP026 Penyulang

Rappocini Sebelum dan Sesudah Pengalihan beban ke Trafo Sisipan

Dengan Menggunakan Simulasi ETAP.

Dari hasil perhitungan pembebanan pada Trafo GT.MRP026 penyulang

Rappocini sebelum dilakukan pemasangan/ pengalihan beban ke Trafo sisipan

dengan menggunakan aplikasi ETAP, hasil presentase pembebanan yang

didapatkan yakni 80%. Namun setelah adanya penambahan Trafo sisipan, hasil

pembebanan pada Trafo tersebut mengalami perubahan. Berikut diagram

perbandingan sebelum dan sesudah pemasangan Trafo sisipan dengan

menggunakan aplikasi ETAP :

Gambar 4.13. Diagram Persentase Pembebanan Trafo sebelum dan sesudah

pengalihan beban ke Trafo sisipan menggunakan aplikasi ETAP.

Dari gambar 4.13, dapat dilihat bahwa nilai persen pembebanan pada Trafo

GT.MRP026 mengalami perubahan setelah dilakukan pengalihan beban ke Trafo

sisipan sehingga nilai pembebanan sebesar 92,1% menjadi 62,9%, sehingga dapat

dikatakan terjadi penurunan persentase pembebanan sebesar 29,2%.

0

20

40

60

80

100

% Pembebanan

Sebelum pengalihanbeban ke Trafo sisipan

Sesudah pengalihanbeban ke Trafo sisipan

Page 67: SKRIPSI ANALISIS PENAMBAHAN TRAFO SISIPAN PADA …

51

4.2.3 Perbandingan Hasil Perhitungan Persentase Pembebanan Trafo Secara

Manual Dan Aplikasi ETAP.

Setelah dilakukan perhitungan nilai presentase pembebanan pada Trafo

GT.MRP026 baik sebelum dan setelah pemasangan trafo sisipan secara manual

maupun menggunakan aplikasi ETAP, dapat dilihat perbandingan nilai persen

pembebanan pada Tabel 4.8 berikut ini :

Tabel 4.6. Hasil perbandingan pengukuran beban Trafo GT.MRP026 sebelum dan

sesudah dilakukan pengalihan beban ke Trafo sisipan dengan

perhitungan manual dan menggunakan aplikasi ETAP.

Tanpa Trafo Sisipan Dengan Trafo Sisipan

Manual Etap Manual Etap

%

Pembebanan 90,05% 92,1% 64,07% 62,9%

Dari kedua hasil sebelumnya, dapat dilihat bahwa perhitungan nilai

pembebanan antara manual dengan menggunakan aplikasi ETAP memiliki

perbedaan nilai persen pembebanan tidak begitu jauh. Untuk perbedaan

perbandingan nilai persen pembebanan sebelum sisipan, manual maupun ETAP

mencapai -2,05% dari (90,05% - 92,1%). Sedangkan untuk perbedaan

perbandingan nilai persen pembebanan setelah pengalihan secara manual maupun

ETAP mencapai 1,17% dari (64,07% - 62,9%).

Hal yang menyebabkan terjadi selisih pada perhitungan manual dan aplikasi

etap adalah sebagai berikut,

1. impedansi dan nilai resistansi pada aplikasi etap dan perhitungan manual

berbeda karena di aplikasi etap memiliki standar penentuan impedansi dan

resistansi bawaan dari aplikasi. Sedangkan nilai impedansi dan nilai

resistanis yang ada dilapangan berbeda.

Page 68: SKRIPSI ANALISIS PENAMBAHAN TRAFO SISIPAN PADA …

52

2. Pembulatan dalam penggunaan aplikasi etap, dalam penggunaan aplikasi

etap yang membuat hasil dari pembenan dominan dilakukan pembulatan

yang menyebabkan adanya selisih dari hasil perhitungan manual.

4.2.4 Perhitungan Letak Penempatan Trafo Sisipan.

Untuk letak yang ideal dalam penempatan Trafo sisipan dapat dihitung

dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

L = 10% ×𝑉𝑖𝑣𝑐

𝑖 𝑏𝑒𝑏𝑎𝑛 𝑝𝑢𝑛𝑐𝑎𝑘 × 𝑅 𝑠𝑎𝑙𝑢𝑟𝑎𝑛

Dimana:

L : Jarak penempatan (km)

R : Tahanan penghantar (Ω/Km)

i : Arus yang mengaliri pada penghantar (A)

Vivc : Besar tegangan pada penghantar (V)

10% : Efisiensi saluran

Berikut merupakan perhitungan untuk menentukan arus beban puncak dan

panjang saluran. Untuk menentukan arus beban puncak, digunakan pengukuran

arus dari jurusan A dengan menggunakan Tabel 4.2, yakni:

IRata-rata = (IR + IS + IT) / 3

IRata-rata =

277+368+350

3

IRata-rata = 331,6 A

Sedangkan untuk menentukan tahanan saluran yaitu menggunakan rumus :

R = 𝜌𝐿

𝐴

R = 28,25 × 1,2

70

R = 0.484 Ω

Dimana :

Page 69: SKRIPSI ANALISIS PENAMBAHAN TRAFO SISIPAN PADA …

53

𝜌 = 28,25 Ω mm2/m

L = Panjang penghantar (1200 m)

A = Luas Penampang (70 mm2)

Setelah didapatkan kedua variable, kemudian dimasukkan ke rumus

dibawah ini.

L = 10% ×𝑉𝑖𝑣𝑐

𝑖 𝑏𝑒𝑏𝑎𝑛 𝑝𝑢𝑛𝑐𝑎𝑘 × 𝑅 𝑠𝑎𝑙𝑢𝑟𝑎𝑛

L = 10% ×392

331,6 × 0,484

L = 39,2

160,5

L = 0.244 kms

Jadi, berdasarkan hasil perhitungan seperti di atas, maka jarak jaringan

yang paling ideal untuk menempatkan Trafo sisipan tersebut adalah 244 meter

dari Trafo Utama. Namun dalam hal ini kita tidak dapat berpatokan pada hasil

perhitungan saja, tetapi juga harus melihat dari sisi lapang an .

Gambar 4.14. Lokasi Penempatan Trafo GT.MRP0026 sebelum pemasangan

trafo sisipan

Page 70: SKRIPSI ANALISIS PENAMBAHAN TRAFO SISIPAN PADA …

54

Gambar 4.15. Lokasi Penempatan Trafo GT.MRP0026 dan Trafo

GT.MRP0027

Berdasarkan Gambar 4.5 terlihat gambar menunjukkan jalur/ lokasi dari

Trafo Utama ke Trafo sisipan. Beberapa hal menjadi pertimbangan adalah sebagai

berikut :

1. Untuk penempatan Trafo sisipan yang jaraknya begitu dekat dengan Trafo

Utama kurang baik dikarena hanya mengurangi beban lebih/ overload

pada Trafo, tidak memperbaki drop tegangannya.

2. Hasil penentuan jarak ideal Trafo sisipan yaitu 244 meter dari Trafo

utama, setelah dilakukan survey dilokasi, peninjauan di lapangan dan

bermusyawarah dengan warga sekitar maka Trafo sisipan dipasang 160

meter dari Trafo Utama yaitu di pekerangan Gereja toraja jemaat dadi

Cabang Rappocini karena lokasi tersebut tidak melibihi batas penentuan

jarak ideal dan masyarakat memberikan izin untuk dilakukan pemasangan

dilokasi tersebut.

Page 71: SKRIPSI ANALISIS PENAMBAHAN TRAFO SISIPAN PADA …

55

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1. Salah satu cara mengatasi overload pada Trafo distribusi yaitu dengan cara

pemasangan Trafo sisipan. Trafo sisipan adalah trafo tambahan yang

berfungsi untuk memacah beban atau membagi beban pada Trafo yang

mengalami overload atau beban diatas 80%.

2. Dari hasil perhitungan manual didapatkan nilai persentase pembebanan

Trafo sebelum dilakukan pemasangan Trafo sisipan (pengalihan beban)

yaitu 90,05% dan setelah dilakukan pemasangan Trafo sisipan yaitu

64,07%, sehingga mengalami penurunan sebanyak 26,43%. Untuk

perhitungan menggunakan aplikasi Etap persentase pembebanan Trafo

sebelum dilakukan pemasangan Trafo sisipan (pengalihan beban) 92,1%

menjadi 62,9%, sehingga dapat dikatakan terjadi penurunan persentase

pembebanan sebesar 29,2%. Hal yang menyebabkan terjadi perbedaan pada

perhitungan manual dan aplikasi etap tersebut pertama, karena impedansi

dan nilai resistansi. Kedua, Pembulatan dalam penggunaan aplikasi etap.

3. Dari hasil perhitungan untuk jarak ideal Trafo sisipan adalah berkisar 244

meter dari Trafo yang mengalami overload. Sedangkan realisasi

pemasangan trafo sisipan yang terpasang pada penyulang Rappocini adalah

160 meter dari trafo eksisting yang telah terpasang. Hal ini tidak melebihan

batasan ideal dalam penentuan jarak dari trafo sisipan.

Page 72: SKRIPSI ANALISIS PENAMBAHAN TRAFO SISIPAN PADA …

56

5.2 Saran

Dalam menentukan kapasitas Trafo untuk pemasangan Trafo sisipan agar

tidak hanya mengandalkan hasil perhitungan saja, namun juga tetap dilakukan

survey dan mempertimbangkan pertumbuhan dan perkembangan beban untuk

beberapa tahun ke depan agar mendapatkan hasil yang lebih baik bagi PLN

maupun masyarakat.

Page 73: SKRIPSI ANALISIS PENAMBAHAN TRAFO SISIPAN PADA …

57

DAFTAR PUSTAKA

Edaran direksi PT PLN (Persero) nomor : 0017.E/DIR/2014

I, Sutawinaya Putu, dkk, 2014. Studi Analisis Penambahan Transformator Sisipan Untuk Menopang Beban Lebih dan Drop Tegangan pada Transformator Distribusi KA 1516 Penyulang Buduk Menggunakan Simulasi Program ETAP 7.0.

I Putu sutawinaya, I wayan Teresna dan Febry Setyacahyana P 2014. Studi analisis penambahan transformator sisipan untuk menopang beban lebih dan drop tegangan pada trado distribusi

KA 1516 penyulang budk menggunakan simulasi etab.

Kadek wahyudi widiatmika, I wayan arta wijaya, I yoman setiawan 2018. Analisis penambahan transformator sisipan untuk mengatasi overload pada transformator DB0244 di penyulang sebelanga.

Kadek, Wahyudi, Widiatmika, dkk 2018. Analisis Penambahan Transformator Sisipan Untuk Mengatasi Overload Pada

Transformator DB0244 Di Penyulang Sebelanga.

Najmul, Fadli, 2017 Analisis pemasangan transformator sisipan pada saluran transformator distribusi peyulang pugutan.

Partanoan, Harahap , dkk, 2019. Analisa Penambahan Trafo Sisip Sisi Distribusi 20 Kv Mengurangi Beban Overload Dan Jatuh Tegangan Pada Trafo B1 11 Rayon Tanah Jawa Dengan Simulasi ETAP 12.6.0.

Partaonan harahap, Muhammad Adam, Agus Prabowo 2019. Analisis

penambahan trafo sisip sisi Distribusi 20 Kv mengurangi beban Overload dan jatuh tegangan pada trafo B1 11 Rayon Tanah jawa dengan simulasi etab

Page 74: SKRIPSI ANALISIS PENAMBAHAN TRAFO SISIPAN PADA …

58

LAMPIRAN

A. Pengukuran Pembebanan Pada Trafo GT.MRP026

Page 75: SKRIPSI ANALISIS PENAMBAHAN TRAFO SISIPAN PADA …

59

B. Pengukuran Pembebanan Pada Trafo GT.MRP027

Page 76: SKRIPSI ANALISIS PENAMBAHAN TRAFO SISIPAN PADA …

60

C. Pengecekan Trafo sisipan yang telah terpasang GT.MRP027