BAB II & III sari

22
Diabetes Melitus II.2 Uraian Bahan a. Alkohol (Dirjen POM, 1995) Nama resm : Aethanolum Nama lain : Etanol RM/BM : C 2 H 5 OH/46,07 Pemerian : Cairan tidak berwarna, jernih, mudah menguap dan bergerak ;bau khas; rasa panas. Mudah terbakar dengan memberikan nyala biru yang tidak berasa Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, dalam kloroform P dan dalam eter P. Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya, ditempat sejuk, jauh dari nyala api. RAHMA NURMALASARI BAYU PUTRA S.Farm,Apt 150 2010 406

Transcript of BAB II & III sari

Page 1: BAB II & III sari

Diabetes Melitus

II.2 Uraian Bahan

a.  Alkohol (Dirjen POM, 1995)

      Nama resm : Aethanolum

      Nama lain : Etanol

RM/BM : C2H5OH/46,07                  

Pemerian : Cairan tidak berwarna, jernih, mudah

menguap  dan bergerak ;bau khas; rasa

panas. Mudah terbakar dengan

memberikan nyala biru yang tidak

berasa

Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, dalam

kloroform P dan dalam eter P.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, terlindung

dari cahaya,  ditempat sejuk, jauh dari

nyala api.

.                                       Kegunaan : Sebagai  antiseptikum

b. Air Suling (Dirjen POM, 1995)

      Nama resmi : Aquadestillata

      Nama lain : Aqua,Air suling

RM/BM : H2O/18,02

Pemerian                 : cairan jernih,tidak berwarna,tidak

berbau, tidak mempunyai rasa

RAHMA NURMALASARI BAYU PUTRA S.Farm,Apt150 2010 406

Page 2: BAB II & III sari

Diabetes Melitus

      Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

      Kegunaan : sebagai pelarut

c. Glibenklamin (Glibenklamida (Ditjen POM,1995)

Nama resmi : Glibenclamidum

      Nama lain : Glibenklami

RM/BM : C23H28ClN3O5S/494,00

Pemerian : Serbuk hablur, putih atau hampir putih;

tidak berbau atau hampir berbau.

Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air dan dalam

eter; sukar larut dalam etanol dan dalam

methanol; larut sebagian dalam

kloroform.

      Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

      Kegunaan                : Sebagai obat anti diabetik

d. Glukosa (Dirjen POM, 1979)

Nama resmi : Dextrosum/Glukosa

Nama Lain : Glukosa

RM/BM : C¬6¬H¬12O6. H2 / 198,17

Pemerian : Hablur tidak berwarna, serbuk hablur

RAHMA NURMALASARI BAYU PUTRA S.Farm,Apt150 2010 406

Page 3: BAB II & III sari

Diabetes Melitus

atau butiran putih, tidak berbau; rasa

manis

Kelarutan : Mudah larut dalam air, sangat mudah

larut dalam air mendidih, agak sukar

larut dalametanol (95%)

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat

Kegunaan : Sebagai induksi sumber gula

e. Metformin (Ditjen POM,1995)

Nama resmi : Metformini hydrochloridum

Nama lain : Metformin Hidroklorida

RM / BM : C4H11N5.HCl / 165,6

Pemerian : Serbuk hablur putih,tidak berbau atau

hampir tidak berbau,higroskopik

Kelarutan : Mudah larut dalam air,praktis tidak larut

dalam eter,sukar larut dalam etanol

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

f. Na.CMC (Dirjen POM, 1979 : 401)

Nama Resmi : Natrii Carboxymethylcellulosum

Nama Lain : Natrium karboksimetil selulos

Pemerian : Serbuk atau granul, putih, sampai krem,

Kelarutan : Mudah terdispersi dalam air membentuk

larutan klorida, tidak larut dalam etanol,

RAHMA NURMALASARI BAYU PUTRA S.Farm,Apt150 2010 406

Page 4: BAB II & III sari

Diabetes Melitus

eter (95%) P, dan dalam pelarut organik

lain

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup cepat

Kegunaan : Sebagai pelarut sampel

g. Betadine®, Povidon Iodum (Ditjen POM, FI IV 1995)

Nama Resmi : Povidoni Iodum

Nama Lain : Povidon Iodum

Pemerian : Serbuk amorf, coklat kekuningan,

sedikit berbau khas. Larutan bereaksi

asam terhadap kertas lakmus

Kelarutan : Larut dalam air dan dalam etanol,

praktis tidak larut dalam kloroform,

dalam karbon tetrakloridam dalam

eter, dalam heksana, dan dalam

aseton

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat

Kegunaan : Sebagai antiseptik

II.3 Uraian Obat

a. Glibenklamin® (ISO, 2006), (Hardjasaputra, 2002)

Indikasi : Kontrol Hiperglikemia pada diabetes non

insulin dependen yang tidak dapat dikontrol

RAHMA NURMALASARI BAYU PUTRA S.Farm,Apt150 2010 406

Page 5: BAB II & III sari

Diabetes Melitus

dengan diet dan biguanid,Sebagai pengganti

obat hipoglikemik oral yang lain (biguanid atau

sulfonilurea)disebabkan efek samping atau

kegagalan respon

Kontra Indikasi : Diabetes melitus dependen (tipe I),

Hiperglikemia berat dan serius (ketotik atau

non-ketotik) pada semua jenis diabetes (misal

pada penyakit akut atau koma),penyakit hati,

Gagal ginjal berat, kehamilan atau menyusui,

Gangguan fungsi adrenal, hipersensitifitas

terhadap obat dan operasi.

Efek Samping             :     Hipoglikemia merupakan efek samping

utama glibenklamid yang biasanya bersifat

ringan,tetapi kadang – kadang bisa bersifat

berat dan berkepanjangan. Dapat

menimbulkan efek samping saluran cerna

seperti mual,rasa tidak enak diperut atau

anoreksia. Reaksi alergi kulit seperti

Pruritus, eritema,Urtikaria,Ruam kulit

morbiliform atau makulo-papular dan

fotosensitivitas. Efek samping yang jarang

terjadi adalah ikterus kolestatik ringan,

RAHMA NURMALASARI BAYU PUTRA S.Farm,Apt150 2010 406

Page 6: BAB II & III sari

Diabetes Melitus

lekopenia reversibel, trombositopenia,

pansitopenia,agranulositosis

Farmakodinamik    :     Glibenklamid mempunyai efek farmakologi

jangka panjang dan pendek seperti

golongan sulfonilurea pada umumnya.

Selama pengobatan jangka pendek,ia

meningkatkan sekresi insulin dari sel beta

pulau langerhans,sedangkan pada

pengobatan jangka panajang efek

utamanya adalah meningkatkan efek insulin

terhadap jaringan perifer dan penurunan

pengeluaran glukosa dari hati (efek ekstra

pankreatik)

Farmakokinetik : obat ini terikat pada protein serum,

dimetabolisme oleh hati dan diekskresikan

oleh hati atu ginjal

b. Metformin ® (ISO,2006)

Indikasi                       :     Diabetes orang dewasa yang tidak

terkontrol dengan memuaskan oleh diet

dan obat lain,pengobatan utama dan

tambahan tunggal atau kombinasi

dengan insulin atau sulfonilurea

RAHMA NURMALASARI BAYU PUTRA S.Farm,Apt150 2010 406

Page 7: BAB II & III sari

Diabetes Melitus

Kontra Indikasi :   Komadiabetik dan ketoasidosis,

Gangguan fungsi ginjal yang serius,

penyakit hati kronis, kegagalan

jantung , Miokardial infark,

Alkoholism,Keadaan penyakit kronik

atau akut berkaitan dengan hipoksia

jaringan,laktat asidosis,hipersensitivitas

terhadap biguanid.

Efek Samping             : Jarang terjadi gangguan saluran

cerna,bersifat reversibel pada saluran

lambung dan usus, termasuk

anoreksia, gangguan perut,mual,

muntah,rasa logam pada mulut dan

diare.

Farmakodinamik         :     Kerjanya untuk menurunkan glukosa

darah tidak tergantung pada adanya

fungsi pankreatik sel-sel B. Glukosa

tidak menurun pada subjek normal

setelah puasa satu malam,tetapi kadar

glukosa darah pasca prandial mereka

menurun selama pemberian biguanid.

Mekanisme kerja yang diusulkan

RAHMA NURMALASARI BAYU PUTRA S.Farm,Apt150 2010 406

Page 8: BAB II & III sari

Diabetes Melitus

adalah stimulasi glikolisis secara

langsung dalam jaringan dengan

peningkatan eliminasi glukosa dari

darah, penurunan glukoneogenesis

hati, melambatkan absorbsi glukosa

dari saluran cerna dengan

peningkatan perubahan glukosa

menjadi laktat oleh enterosit dan

penurunan kadar glukagon plasma

(Katzung,2002).

Farmakokinetik           :     metformin memiliki waktu paruh 1,5 –

3 jam dan tidak terikat pada protein

plasma. Tidak dimetabolisme dan

diekskresikan oleh ginjal sebagai

senyawa aktif. Sebagai akibat

penyakatan glukoneogenesis

metformin,onat tersebut diduga

mengganggu ambilan asam laktat oleh

hati (Katzung,2002).

RAHMA NURMALASARI BAYU PUTRA S.Farm,Apt150 2010 406

Page 9: BAB II & III sari

Diabetes Melitus

II.4 Uraian Hewan Coba

II.4.1 Klasifikasi

Mencit (Mus musculus) (Jasin,1987) :

Kingdom : Animalia

Phyllum : Chordata

Sub phyllum : Vertebrata

Class : Mamalia

Sub class : Theria

Ordo : Rodentia

Familia : Muridae

Genus : Mus

Species : Mus musculus

II.4.2 Karakteristik Mencit (Mus musculus) (Malole,1989) :

a. Mencit adalah hewan pengerat yang dapat berkembang

biak, mudah dipelihara dlam jumlah banyak.

b. Dapat hidup dalam berbagai iklim baik di dalam kandang

maupun secara bebas sebagai hewan liar, oleh karena itu

mencit banyak digunakan di laboratorium.

c. Mudah ditangani, memiliki sifat fotofobik (takut pada cahaya)

maka cenderung berkumpul sesamanya. Mereka lebih

efektif pada malam hari daripada siang hari karena

kehadiran manusia mengganggu dari aktifits mencit.

RAHMA NURMALASARI BAYU PUTRA S.Farm,Apt150 2010 406

Page 10: BAB II & III sari

Diabetes Melitus

d. Mencit mencapai umur 2 - 3 tahun, dan jika sedang

menyusui akan mempertahankan sarangnya

e. Lama kehamilan 19 - 21 hari (4 - 12 ekor sekali lahir)

f. Mulai dikawinkan : jantan 50 hari dan betina 50 – 60 hari

g. Walaupun ukuran tubuh relatif kecil namun denyut

jantungnya 400/menit

h. Konsumsi oksigennya 1,7 ml/gr/hari

i. Luas permukaan tubuh 20 gram 36 cm2

j. Kecepatan respirasi/menit 136 – 216

k. Volume darah (% BB) : 7,5

l. Suhu tubuh (oC) 27,9 – 38,2

m. Tekanan darah 47/106

n. Volume tidal 0,15 ml

RAHMA NURMALASARI BAYU PUTRA S.Farm,Apt150 2010 406

Page 11: BAB II & III sari

Diabetes Melitus

BAB III

METODE KERJA

III.1 Alat Yang Digunakan

Alat yang digunakan dalam praktikum antidiabetes mellitus

adalah:

Alu

Batang pengaduk

Erlenmeyer 50 ml

Gelas piala 50 ml

Gelas ukur 50 ml

Glukometer

Jarum suntik 1 ml

Lap kasar

Lumpang

pipet tetes

sendok tanduk

spoit oral (kanula)

sudip

stopwatch

Timbangan analitik

Vial.

RAHMA NURMALASARI BAYU PUTRA S.Farm,Apt150 2010 406

Page 12: BAB II & III sari

Diabetes Melitus

III.2 Bahan Yang Dipakai

Bahan yang dipakai dalam praktikum antidiabetes mellitus

adalah :

Aquadest

Betadine

Glibenklamid

Glukosa 10 %

Glukovance®

Kapas

kertas timbang

Na CMC 1 %

tissue.

III.3 Hewan Coba

Mencit (Mus musculus)

III.4 Cara kerja

III.4.1 Pemilihan dan pemeliharaan Hewan coba

1. Dipilih hewan coba yang sehat (tidak cacat dan sakit)

2. Mencit dipuasakan kurang lebih 8 jam

RAHMA NURMALASARI BAYU PUTRA S.Farm,Apt150 2010 406

Page 13: BAB II & III sari

Diabetes Melitus

3. Sehari sebelum diberi perlakuan, berat badan mencit

ditimbang dan dibagi dalam beberapa kelompok

berdasarkan jenis obat yang akan diberikan

4. Mencit diberi tanda dan dicatat berat badannya

III.4.2 Penyiapan bahan

1. Na CMC 1% b/v

a. Disiapkan alat dan bahan yang digunakan

b. Ditimbang dengan seksama 1 gram Na CMC lalu

didispersikan dengan air hangat sedikit demi sedikit

sebanyak 100 ml.

c. Kemudian digerus hingga Na CMC tersebut larut dengan

air hangat dan diperoleh larutan yang jernih dan

ditambahkan dengan 100 ml air dingin

d. Disimpan dalam lemari es sehari 1 x 24 jam sebelum

digunakan

2. Glukosa 10 % b/v

a. Disiapkan alat dan bahan yang digunakan

b. Ditimbang glukosa 10 gram , kemudian dilarutkan dalam

air panas hingga terbentuk larutan

c. Ditambahkan dengan aquades hingga volume larutan

mencapai 100 ml

d. Disimpan dalam lemari es

RAHMA NURMALASARI BAYU PUTRA S.Farm,Apt150 2010 406

Page 14: BAB II & III sari

Diabetes Melitus

3. Obat DM

a. Glibenklamid

1) Disiapkan alat dan bahan yang digunakan

2) Ditimbang glibenklamid 7.897 mg dilarutkan dalam 10

ml Na CMC

3) Digerus dalam lumpang dan ditambahkan dengan

larutan Na CMC sedikit demi sedikit, hingga obat larut

4) Dimasukkan dalam labu takar dan dicukupkan hingga

10 ml dan dihomogenkan.

b. Glucovance®

1) Disiapkan alat dan bahan yang digunakan

5) Ditimbang glucovance 35,73 mg dilarutkan dalam 10

ml Na CMC

2) Dimasukkan dalam lumping dan digerus kemudian

ditambahkan dengan larutan Na CMC sedikit demi

sedikit hingga obat tersebut larut, dimasukkan dalam

labu takar 10 ml

3) Dicukupkan volumenya hingga 10 ml dan

dihomogenkan.

III.4.3 Perlakuan hewan coba

1. Diambil seekor mencit

RAHMA NURMALASARI BAYU PUTRA S.Farm,Apt150 2010 406

Page 15: BAB II & III sari

Diabetes Melitus

2. Dipuasakan mencit tersebut

3. Diukur kadar glukosa puasanya

4. Diinduksi dengan glukosa 10%

5. Diukur kembali kadar glukosa setelah induksi

6. Diberikan obat, mencit pertama diberikan Na CMC 1%, mecit

kedua diberikan glucovance dan mencit ketiga diberikan

dengan glibenclamid

7. Diukur kembali kadar glukosa darahnya tiap interval waktu

15 menit.

RAHMA NURMALASARI BAYU PUTRA S.Farm,Apt150 2010 406

Page 16: BAB II & III sari

Diabetes Melitus

RAHMA NURMALASARI BAYU PUTRA S.Farm,Apt150 2010 406