BAB II ika
Click here to load reader
-
Upload
ieqha-nuriano-elbarca -
Category
Documents
-
view
58 -
download
4
Transcript of BAB II ika
10
BAB II
TINJAUAN KEPUSTAKAAN
A. Konsep Pengetahuan
1. Defenisi pengetahuan
Pengetahuan adalah hasil pengindraan manusia, atau hasil tahu
seseorang terhadap objek melalui indera yang dimilikinya (mata, hidung,
telinga, dan sebagainya) (Notoatmodjo, 2010 : 50). Menurut Notoatmodjo
2010 pada halaman satu pengetahuan (knowlegde) adalah hasil tahu dari
manusia, yang sekedar menjawab pertanyaan “what”, misalnya apa air,
apa manusia, apa alam, dan sebagainya.
Pengetahuan atau kognitif merupakan dominan yng sangat penting
untuk terbentuknya tindakan seseorang (over behaviour) (Notoatmodjo,
2005 : 121).
Pengetahuan (Knowledge) adalah sesuatu yang hadir dan terwujud
dalam jiwa dan pikiran seseorang di karenakan adanya reaksi, persentuhan,
dan hubungan dengan lingkungan dan alam sekitarnya. Pengetahuan ini
meliputi emosi, tradisi, keterampilan, informasi, akidah, dan pikiran-
pikiran (Assyari, 2008).
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan
Ada 2 faktor utama yang mempengaruhi pengetahuan, adalah
sebagai berikut :
10
11
a. Faktor Instrinsik
1) Sifat kepribadian
Tingkah laku manusia bersifat unik sesuai kepribadian yang
dimiliki karena dapat dipengaruhi oleh aspek kepribadian seperti
pengalaman hidup, perubahan usia, watak, temperamen sistem nilai
serta kepercayaan (Hendra, 2008).
2) Bakat pembawaan
Bakat sangat berpengaruh dalam tingkah laku karena
merupakan interaksi dari faktor keturunan dan lingkungan (Hendra,
2008).
3) Intelegensi
Menurut Hendra (2008), intelegensi diartikan sebagai suatu
kemampuan untuk belajar dan berfikir abstrak guna menyesuaikan
diri secara mental dalam situasi baru. Intelegensi merupakan salah
satu modal untuk berpikir dan mengolah berbagai informasi secara
terarah sehingga ia mampu menguasai lingkungan. Dengan
demikian dapat pula disimpulkan bahwa perbedaan intelegensi dari
seseorang akan berpengaruh pula terhadap tingkat pengetahuan.
Menurut Husada (2009), seseorang yang mempunyai
intelegensi rendah akan bertingkah laku lambat dalam pengambilan
keputusan.
12
4) Motivasi
Motivasi dapat diartikan sebagai kecendrungan atau
keinginan yang tinggi terhadap sesuatu (Husada, 2009). Menurut
Husada (2009) motivasi merupakan kekuatan dari dalam dan
dampak dari luar sebagai gerak-gerik dalam menjalankan
fungsinya. Motivasi berhubungan erat dengan pikiran dan
perasaan.
5) Pengalaman
Menurut Notoatmodjo (1997) dalam Hendra (2008),
pengalaman merupkan sumber pengetahuan atau pengalaman itu
suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan. Oleh sebab
itu, pengalaman pribadi pun dapat digunakan sebagai upaya untuk
memperoleh pengetahuan. Hal ini dilakukan dengan cara
mengulang kembali pengalaman yang diperoleh dalam
memecahkan permasalahan yang dihadapi pada masa lalu.
Menurut Megawati (2005) Terkait dengan pengalaman
kerja dengan masa kerja < 15 tahun mempunyai kinerja yang
kurang baik karena dengan masa kerja yang baru belum
maksimalnya pengalaman yang didapatkan, sebaliknya dengan
pengalaman kerja yang > 15 tahun mempunyai kinerja katagori
baik lama kerja dan pengalaman kerja akan mempengaruhi tingkat
keterampilan dan kematangan seseorang dalam bekerja, terdapat
13
perbedaan dalam menghasilkan suatu produk atau jasa antara
tenaga kerja yang masih baru atau yang belum berpengalaman
dengan yang telah lama bekerja atau berpengalaman yang berarti
makin lama kerja seseorang maka makin berpengalaman dan makin
tinggi tingkat produktivitasnya, pengalaman dari lamanya bekerja
dapat mempengaruhi persepsi orang biasanya akan menanamkan
kesimpulan yang sama dengan apa yang pernah dilihat, didengar
ataupun dialaminya.
6) Usia
Usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir
seseorang. Semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula
daya tangkap dan pola pikirnya sehingga pengetahuan yang di
perolehnya semakin membaik.
Menurut Singgih (1998) mengemukakan bahwa makin tua
umur seseorang maka proses perkembangan mentalnya menjadi
baik. Sedangkan menurut Ahmadi (2001) mengemukakan bahwa
memang daya ingat seseorang itu salah satunya dipengaruhi oleh
usia. Bertambahnya usia seseorang dapat mempengaruhi tingkat
penerimaan pengetahuan yang diperolehnya, akan tetapi pada usia-
usia tertentu atau mengingat suatu pengetahuan akan berkurang.
Menurut Kalsum (2004) menyatakan bahwa pendidikan
formal seseorang akan mempengaruhi tingkat pengetahuan dan
14
tingkat pendidikan yang rendah akan menyebabkan rendahnya
gambaran pengetahuan.
Menurut Nursalam (2001) yang dikutip oleh Hendra (2009)
usia adalah umur individu yang terhitung mulai saat dilahirkan
sampai berulang tahun. Semakin cukup umur, tingkat kematangan
dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan logis.
Sedangkan Singgih (1998) yang dikutip Hendra (2008),
mengemukakan bahwa makin tua umur seseorang maka proses-
proses perkembangan mentalnya bertambah baik, akan tetapi pada
umur tertentu, bertambahnya proses perkembangan mental ini tidak
secepat seperti ketika berumur belasan tahun. Dari uraian ini dapat
disimpulkan bahwa bertambahnya umur seseorang dapat
berpengaruh pada pertambahan pengetahuan yang diperolehnya,
akan tetapi pada umur-umur tertentu menjelang usia lanjut
kemampuan penerimaan atau mengingat suatu pengetahuan akan
berkuarang.
Winanti (2009) mengemukakan tahapan usia dibagi atas :
a) Masa remaja
Masa remaja atau masa puber merupakan penghubung
antara masa anak-anak dengan dewasa. Pertumbuhan dan
perkembangan masa remaja sangat pesat baik fisik maupun
psikologis. Masa remaja ini pada usia 14 - 20 tahun,
15
pengetahuannya baik karena perkembangan otaknya baik,
hanya saja pada usia remaja ini terfokus pada pergaulan.
b) Masa dewasa
Tubuh manusia mencapai puncak pertumbuhan dan
perkembangan sempurna. Masa dewasa ini pada usia 21 - 40
tahun. Pada masa dewasa ini otot - otot dan otak mencapai
kekuatan maksimal. Perkembangan cara berfikir telah matang
sehingga pengetahuannya luas.
c) Masa tua
Masa tua ini memasuki usia di atas 40 tahun. Pada
masa ini organ-organ tubuh mengalami penurunan fungsi
karena proses penuaan. Orang yang sudah tua lebih cepat letih,
reaksinya juga lambat demikian juga dengan pengetahuan
mulai menurun karena daya ingat sudah berkurang. Alat indra
sudah peka terutama pendengaran dan penglihatan.
7) Pendidikan
Menurut Hendra (2008) Pendidikan adalah suatu kegiatan
atau proses pembelajaran untuk mengembangkan atau
meningkatkan kemampuan tertentu sehingga sasaran pendidikan
itu dapat berdiri sendiri. Tingkat pendidikan turut pula menentukan
mudah tidaknya seseorang menyerap dan memahami pengetahuan
16
yang mereka peroleh, Pada umumnya semakin tinggi pendidikan
seseorang maka semakin baik pula pengetahuannya.
Menurut Koentjoroningrat (1997) dalam Husada (2009)
mengatakan bahwa pendidikaan diperlukan untuk mendapatkan
informasi, misalnya hal-hal yang menunjang kesehatan sehingga
meningkatkan kualitas hidup. Oleh sebab itu, semakin tinggi
tingkat pendidikan seseorang, maka semakin mudah memperoleh
dan menangkap informasi yang diberikan. Sebaliknya, semakin
rendah tingkat pendidikan seseorang, maka kemungkinan sulit bagi
mereka untuk menangkap informasi maupun ide-ide baru. Namun
perlu ditekankan bahwa seseorang yang berpendidikan rendah
tidak berarti mutlak diperoleh di pendidikan formal, akan tetapi
juga dapat diperoleh pada pendidikan non formal.
Meliono (2007), menyatakan bahwa pendidikan bahwa
pendidikan adalah sebuah proses pengubahan sikap dan tata laku
seseorang atau kelompok dan juga usaha mendewasakan manusia
melalui upaya pengajaran dan pelatihan, maka jelas dapat kita
kerucutkan sebuah visi pendidikan yaitu mencerdaskan manusia.
Pendidikan formal akan mempengaruhi tingkat pengetahuan
seseorang, semakin tinggi pendidikan seseorang maka semakin
tinggi kemampuan untuk menyerap pengetahuan.
17
Semakin tinggi pendidikan seseorang maka ia akan mudah
menerima hal-hal baru dan mudah menyesuaikan dengan hal yang
baru tersebut. Sehingga semakin tinggi pendidikan maka semakin
tinggi tingkat pengetahuannya (Notoatmodjo, 2005)
Tingkat pendidikan terbagi 3 (tiga) yaitu :
a) Tingkat Pendidikan dasar berbentuk Sekolah Dasar (SD) dan
Madrasah Ibtidaiyah (MI) atau bentuk lain yang sederajat serta
Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Madrasah Tsanawiyah
(MTs), atau bentuk lain yang sederajat.
b) Tingkat Pendidikan menengah berbentuk Sekolah Menengah
Atas (SMA), Madrasah Aliyah (MA), Sekolah Menengah
Kejuruan (SMK), dan Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK), atau
bentuk lain yang sederajat.
c) Perguruan tinggi dapat berbentuk akademi, politeknik, sekolah
tinggi, institut, atau universitas.
(Undang-Undang Sisdiknas No.20 Tahun 2003)
8) Pekerjaan
Menurut Husada 2009, manusia memerlukan suatu pekerjaan
untuk dapat berkembang dan berubah. Seseorang bekerja bertujuan
untuk mencapai suatu keadaan yang lebih dari pada keadaan
sebelumnya. Dengan bekerja seseorang dapat berbuat yang
bernilai, bermanfaat dan memperoleh berbagai pengalaman.
18
9) Informasi
Informasi adalah penerangan, pemberitahuan, kabar atau
berita tentang sesuatu keseluruhan makna yang menunjang amanat.
Pengetahuan diperoleh melalui informasi yaitu kenyataan (fakta)
dengan melihat dan mendengar sendiri, misalnya membaca surat
kabar, mendengarkan radio, melihat film atau televisi, dan
sebagainya (Husada, 2009). Informasi akan memberikan pengaruh
pada pengetahuan seseorang. Meskipun seseorang memiliki
pendidikan yang rendah tetapi jika ia mendapatkan informasi yang
baik dari berbagai media misalnya TV, radio atau surat kabar maka
hal itu akan dapat meningkatkan pengetahuan (Hendra, 2008).
Menurut Harry (1996) informasi akan memberikan
pengaruh terhadap pengetahuan seseorang. Meskipun seseorang
memiliki pendidikan yang rendah tetapi jika ia mendapatkan
informasi yang baik dari berbagai media misalnya televisi, koran,
radio, dan majalah akan meningkatkan pengetahuan dan wawasan
seseorang.
Menurut Nursalam (2008) pada umumnya makin tinggi
pendidikan seseorang makin mudah pula menerima informasi.
Salah satu faktor yang mempengaruhi pengetahuan adalah
informasi. Informasi adalah penerangan, pemberitahuan, kabar atau
berita tentang suatu makna.
19
a. Faktor ekstrinsik
1) Lingkungan
Menurut Nasution (1990) dalam Hendra (2008)
mengatakan bahwa lingkungan merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi pengetahuan seseorang. Lingkungan memberikan
pengaruh pertama bagi seseorang, dimana seseorang dapat
mempelajari hal-hal yang baik dan juga hal-hal yang buruk
tergantung pada sifat kelommpoknya.
Dalam lingkungan akan memperoleh pengalaman yang
akan berpengaruh pada cara berfikir seseorang. Lingkungan, baik
lingkungan asal seperti keluarga, teman, guru dan masyarakat
yang mempengaruhi kita semua secara langsung seperti informasi
dari radio, televisi, surat kabar, dan sebagainya (Husada, 2009).
2) Agama
Agama menjadikan orang bertambah pengetahuan yang
berkaitan dengan kehidupan spiritual (Husada, 2009).
3) Kebudayaan
Sosial budaya mempunyai pengaruhh pada pengetahuan
seseorang. Seseorang memperoleh suatu kebudayaan dalam
hubungannya dengan orang lain. Karena hubungan ini seseorang
mengalami suatu proses belajar dan memperoleh suatu
pengetahuan (Hendra, 2008). Menurut Arimuti (2002) dalam
Husada (2009), kebudayaan yang berlaku disuatu wilayah besar
20
kepada seseorang dalam memperoleh pengetahuan. Masyarakat
yang memegang teguh adat dan budayanya cenderung lebih susah
untuk memperoleh pengetahuan dibandingkan denagn masyarakat
kultur budaya terbuka.
Adapun pengetahuan ini dapat diukur :
a) Baik, bila menjawab benar sebanyak 76%-100%
b) Cukup, bila menjawab benar sebanyak 56%-75%
c) Kurang, bila menjawab benar sebanyak <56%
(Nursalam, 2008 : 120)
B. Pengertian Primipara
Yang dimaksud dengan primipara adalah seorang wanita yang pernah
melahirkan bayi hidup untuk pertama kalinya (Bobak, 2005 : 104). Primipara
adalah wanita yang telah melahirkan seorang anak yang cukup besar untuk
hidup di dunia luar (Varney, 2006).
C. Perawatan Luka Post Sectio Cesarea
1. Pengertian Luka Sectio Cesarea
Luka sectio cesarea adalah gangguan dalam kontuinitas sel akibat
dari pembedahan yang dilakukan untuk mengeluarkan janin dan plasenta,
dengan membuka dinding perut dengan indikasi tertentu (Umilatifah,
2008).
21
2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penyembuhan Luka Sectio
Cesarea
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi penyembuhan luka antara lain :
1) Vaskularisasi, mempengaruhi penyembuhan luka membutuhkan
keadaan peredaran darah yang baik untuk pertumbuhan dan perbaikan
sel.
2) Status nutrisi, diperlukan asupan protein, vitamin A dan C, tembaga,
zinkum dan zat besi yang adekuat. Protein mensuplai asam amino,
yang dibutuhkan untuk perbaikan jaringan dan regenerasi. Vitamin A
dan zinkum untuk epitelisasi, dan vitamin C serta zinkum untuk
sintesis kolagen dan integrasi kapiler. Zat besi diperlukan untuk
sintesis hemoglobin yang bersama oksigen diperlukan untuk
menghantarkan oksigen ke seluruh tubuh.
3) Merokok, mempengaruhi ambilan dan pelepasan oksigen ke jaringan,
sehingga memperburuk perfusi jaringan.
4) Penambahan usia, adanya gangguan sirkulasi dan koagulopati, respon
inflamasi yang lebih lambat dan penurunan aktivitas aktivitas fibrolas.
5) Obesitas, jaringan menyebabkan suplai darah yang tidak adekuat,
mengakibatkan lambatnya proses penyembuhan dan menurunnya
resistensi terhadap infeksi.
6) Diabetes Melitus, adanya gangguan sirkulasi dan perfusi jaringan.
Selain itu hiperglikemi dapat menghambat fagositosis dan
mencetuskan terjadinya infeksi jamur dan ragi.
22
7) Obat-obatan, obat antiinflamasi menekan sintesis protein, inflamasi,
kontraksi luka dan epitelisasi.
8) Infeksi, infeksi menyebabkan peningkatan inflamasi dan nekrosis
yang menghambat penyembuhan luka (Ambarwati, 2011 : 217).
9) Iskemia
Dapat disebabkan oleh aterosklerosis, gagal jantung, ataupun
gangguan luka yang biasa.
10) Diabetes Melitus
Dapat menggangu semua tahap penyembuhan luka, seperti membran
basalis kapiler menebal, menyebabkan penurunan perfusi, fungsi
limfosit dan leukosit terganggu, degradasi kolagen meningkat,
deposisi kolagen menurun, dan kolagen yang terbentuk lebih rapuh.
11) Usia Lanjut
Pasien yang usia lanjut mengalami penyembuhan luka yang lambat.
Proses penuaan mempengaruhi semua tahap penyembuhan luka,
terutama makrofag.
12) Malnutrisi
Malnutrisi, katabolisme protein, hipoalbumin, dan defisiensi vitamin
mempengaruhi penyembuhan luka.
13) Defisiensi mineral (Vitamin K, Zinc)
Defisiensi vitamin K membatasi sistesis protombrin dan faktor VII, IX
dan X. Defisiensi seng (zinc) terjadi pada luka yang luas, trauma
multipel yang berat, dan sirosis hepatis (Wordpress : 2011).
23
3. Tujuan Perawatan Luka Sectio Cesarea
Tujuan perawatan luka antara lain :
a. Melindungi luka dari trauma mekanik
b. Mengimobilisasi luka
c. Mengabsorsi drainase
d. Mencegah kontaminasi dari kotoran-kotoran tubuh (feses/tinja, urine)
e. Membantu hemostasis
f. Menghambat atau membunuh mikroorganisme
g. Memberikan lingkungan fisiologis yang sesuai untuk penyembuhan
luka
h. Mencegah perdarahan
i. Meningkatkan kenyamanan fisik dan psikologis (Ambarwati, 2011 :
218)
j. Mencegah infeksi dari masuknya mikroorganisme kedalam kulit dan
membrane mukosa
k. Mencegah bertambahnya kerusakan jaringan
l. Mempercepat penyembuhan
m. Membersihkan luka dari benda asing
n. Drainase untuk memudahkan pengeluaran eksudat
o. Mencegah perdarahan (Sabiston, 2010 : 104)
4. Hal-hal yang diperhatikan dalam perawatan Luka Sectio Cesarea
a. Menurut Kurnia (2011), perawatan luka setelah operasi sectio cesarea
meliputi membersihkan luka setelah jahitan dan mengganti balutan
24
untuk menghindari resiko infeksi. Setelah pulang kerumah pasien dan
keluarga dapat melakukan dengan cara yang sederhana dan tepat untuk
menjaga kondisi jahitan dari resiko infeksi, antara lain :
1) Mencuci tangan dengan bersih menggunakan air mineral kemasan
atau air yang telah dimasak atau didinginkan
2) Buka balutan lama dengan membuka plester menggunakan kapas
basah
3) Buang balutan lama dan cuci tangan sampai bersih
4) Bersihkan area jahitan dengan kassa yang telah dibasahi dengan air
bersih
5) Lakukan gerakan satu arah atas kebawah dengan satu kali usapan
6) Keringkan dan tutup dengan kassa kering
7) Rekatkan dengan plester
b. Perawatan luka selain dari menjaga kebersihan luka juga harus
diperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1) Luka bekas operasi jangan sampai kena air selama 2-3 hari
2) Lakukan penngantian perban dengan hati-hati, larutan betadin jangan
sampai terlalu banyak ketika mengganti perban tetapi diusahakan
kesat sehingga perban tidak menempelkan ketika harus diganti.
3) Dokter juga harus memberi tahu kepada ibu bahwa setelah operasi
sectio cesarea ada beberapa ketidaknyamanan yang akan dirasakan,
seperti tidak boleh minum beberapa saat dan tidak boleh banyak
bergerak.
25
4) Dengan operasi sectio cesarea, maka kehamilan berikutnya akan
lebih besar resikonya. Sebab, ada luka bekas operasi yang punya
potensi untuk robek ketika melahirkan. Untuk lebih aman, maka
kehamilan berikutnya setidaknya enam bulan setelah operasi caesar
dilakukan. Semakin lama kehamilan berikutnya, akan semakin baik
bagi ibu.
5) Tidak ada pantangan dalam makanan. Sehabis di operasi sectio
cesarea ibu dianjurkan untuk makan makanan yang mengandung
banyak gizi dan vitamin, khususnya protein (telur, ikan, udang,
dsb) gunanya untuk membangun sel-sel.
6) Beraktivitas seperti biasa, namun untuk mempercepat proses
penyembuhan luka setelah operasi sectio cesarea hindarilah
aktivitas dan olahraga yang berat. Jalan sehat tetap bisa dilakukan
asal tidak terlalu berat
(Info Bunda : 2011).
5. Teori Sistem
a. Definisi
Sistem merupakan kumpulan dari objek - objek bersama – sama
dengan hubungannya, antara objek – objek dan antar atribut mereka
yang dihubungkan satu sama lain kepada lingkungannya sehingga
membentuk suatu kesatuan yang menyeluruh. Unsur – unsur dari
defenisi tersebut antara lain, kumpulan, objek, hubungan, atribut,
lingkungan dan menyeluruh (Muslim, 2004).
26
b. Objek Sistem
Menurut pandangan statis objek oleh Schoderbeck (1985) dalam
Muslim (2004) dari sistem harus menjadi bagiam dimana suatu sistem
berada. Namun demikian, menurut pandangan fungsional bahwa objek
dari sistem adalah fungsi – fungsi dasar yang dibentuk oleh bagian –
bagian sistem. Ada tiga jenis objek, yaitu Input, Process, dan Output.
1) Input
Input merupakan bagian awal dari suatu sistem yang
menyediakan kebutuhan operasi bagi sistem. Input ini akan
berbeda – beda dengan sasaran operasi suatu sistem.
2) Process
Process merupakan cara untuk merubah input menjadi
output. Dalam situasi tertentu process tidak dapat diketahui secara
detail karena transformasi yang dilakukan terlalu kompleks.
Kombinasi input yang berbeda – beda akan menghasilkan output
yang berbeda pula.
3) Output
Output mungkin dapat berbentuk fisik ataupun non fisik.
Output adalah hasil operasi dari process, sasaran dimana sistem
berada.