BAB II KAD
Transcript of BAB II KAD
-
8/17/2019 BAB II KAD
1/14
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Diabetic ketoacidosis adalah kondisi medis darurat yang dapat mengancam jiwa bila
tidak ditangani secara tepat. lnsiden kondisi ini bisa terus meningkat, dan tingkat
mortalitas 1-2 persen telah dibuktikan sejak tahun 1970-an. Diabetic ketoacidosis paling
sering terjadi pada pasien penderita diabetes tipe 1 yang pada mulanya disebut insulin-
dependent diabetes mellitus!, akan tetapi keterjadiannya pada pasien penderita diabetes
tipe 2 yang pada mulanya disebut non-insulin dependent diabetes mellitus!, terutama
pasien kulit hitam yang gemuk adalah tidak sejarang yang diduga. "enanganan pasien
penderita Diabetic ketoacidosis adalah dengan memperoleh riwayat menyeluruh dan tepat
serta melaksanakan pemeriksaan #isik sebagai upaya untuk mengidenti#ikasi kemungkinan
#aktor #aktor pemicu. "engobatan utama terhadap kondisi ini adalah rehidrasi awal
dengan menggunakan isotonic saline! dengan pergantian potassium serta terapi insulin
dosis rendah. "enggunaan bikarbonate tidak direkomendasikan pada kebanyakan pasien.
$erebral edema, sebagai salah satu dari komplikasi Diabetic ketoacidosis yang paling
langsung, lebih umum terjadi pada anak anak dan anak remaja dibandingkan pada orang
dewasa. %ollow-up paisen secara kontinu dengan menggunakan algoritma pengobatan dan
#low sheets dapat membantu meminimumkan akibat sebaliknya. &indakan tindakan
pre'enti# adalah pendidikan pasien serta instruksi kepada pasien untuk segera
menghubungi dokter sejak dini selama terjadinya penyakit.
B. Tujuan
a. (ntuk mengetahui pengertian )*D
b. (ntuk mengetahui etiologi )*D
c. (ntuk mengetahui #aktor pencetus )*D
d. (ntuk mengetahui mani#estasi klinis )*De. (ntuk mengetahui pato#isiologi )*D
1
-
8/17/2019 BAB II KAD
2/14
#. (ntuk mengetahui pathway )*D
g. (ntuk mengetahui "emeriksaan "enunjang )*D
h. (ntuk mengetahui "enatalaksanaan )*D
i. (ntuk mengetahui komplikasi )*D
j. (ntuk mengetahui asuhan keperawatan )*D
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi KAD
)etoasidosis diabetik )*D! adalah keadaan dekompensasi metabolik yang ditandai
oleh hiperglikemia, asidosis dan ketosis, terutama disebabkan oleh de#isiensi insulin
2
-
8/17/2019 BAB II KAD
3/14
absolut atau relati#. )*D dan hipoglikemia merupakan komplikasi akut diabetes melitus
yang serius dan membutuhkan pengelolaan gawat darurat. *kibat diuresis osmotik, )*D
biasanya mengalami dehidrasi berat dan bahkan dapat sampai menyebabkan syok.
)etoasidosis diabetik )*D! merupakan komplikasi akut diabetes melitus yang
ditandai dengan dehidrasi, kehilangan elektrolit dan asidosis. )etoasidosis diabetik
merupakan akibat dari de#isiensi berat insulin dan disertai gangguan metabolisme protein,
karbohidrat dan lemak. )eadaan ini merupakan gangguan metabolisme yang paling serius
pada diabetes ketergantungan insulin.
)etoasidosis diabetikum adalah merupakan trias dari hiperglikemia, asidosis, dan
ketosis yang terlihat terutama pada pasien dengan diabetes tipe-1. +amijean ordmark,
200!.
B. Etiologi KAD*da sekitar 20 pasien )*D yang baru diketahui menderita D/ untuk pertama kali.
"ada pasien yang sudah diketahui D/ sebelumnya, 0 dapat dikenali adanya #aktor
pencetus. /engatasi #aktor pencetus ini penting dalam pengobatan dan pencegahan
ketoasidosis berulang. &idak adanya insulin atau tidak cukupnya jumlah insulin yang
nyata, yang dapat disebabkan oleh
1. nsulin tidak diberikan atau diberikan dengan dosis yang dikurangi
2. )eadaan sakit atau in#eksi
. /ani#estasi pertama pada penyakit diabetes yang tidak terdiagnosis dan tidak diobati
3eberapa penyebab terjadinya )*D adalah
1. n#eksi pneumonia, in#eksi traktus urinarius, dan sepsis. diketahui
bahwa jumlah sel darah putih mungkin meningkat tanpa indikasi yang mendasari
in#eksi.
2. )etidakpatuhan karena ketidakpatuhan dalam dosis.
. "engobatan onset baru diabetes atau dosis insulin tidak adekuat.
4. )ardio'askuler in#ark miokardium.
5. "enyebab lain hipertiroidisme, pankreatitis, kehamilan, pengobatan
kortikosteroid and adrenergik.
+amijean ordmark, 200!.
C. aktor Pen!etus KAD
)risis hiperglikemia pada diabetes tipe 2 biasanya terjadi karena ada
keadaan yang mencetuskannya. %aktor pencetus krisis hiperglikemia ini antara lain
1. n#eksi meliputi 20 655 dari kasus krisis hiperglikemia dicetuskan oleh n#eksi.
n#eksinya dapat berupa "neumonia, n#eksi traktus urinarius, abses, sepsis, dan lain-
lain.
2. "enyakit 'askular akut "enyakit serebro'askuler, n#ark miokard akut, mboli paru,
&hrombosis 8./esenterika.
. &rauma, luka bakar, hematom subdural.
3
-
8/17/2019 BAB II KAD
4/14
4. eat stroke.
5. )elainan gastrointestinal "ankreatitis akut, )holesistitis akut, :bstruksi intestinal.
;. :bat-obatan Diuretika, steroid, dan lain-lain
"ada diabetes tipe 1, krisis h iperglikemia sering terjadi karena yang
bersangkutan menghentikan suntikan insulin ataupun pengobatannya tidak ad
ekuat. )eadaan ini terjadi pada 20-40 kasus )*D. "ada pasien muda dengan
D/ tipe 1, permasalahan psikologi yang diperumit dengan gangguan makan
berperan sebesar 20 da ri seluruh #aktor yang mencetuskan ketoasidosis. %aktor
yang bisa mendorong penghen tian suntikan insulin pada pasien muda meliputi
ketakutan akan naiknya berat badan pada keadaan kontrol metabolisme yang
baik, ketakut an akan jatuh dalam hypoglikemia, pemberontakan terhadap otoritas,
dan stres akibat penyakit kronis.
D. Manifestasi Klinis
-
8/17/2019 BAB II KAD
5/14
)etoasidois terjadi bila tubuh sangat kekurangan insulin. )arena dipakainya jaringan
lemak untuk memenuhi kebutuhan energi, maka akan terbentuk keton. 3ila hal ini
dibiarkan terakumulasi, darah akan menjadi asam sehingga jaringan tubuh akan rusak dan
bisa menderita koma. al ini biasanya terjadi karena tidak mematuhi perencanaan makan,
menghentikan sendiri suntikan insulin, tidak tahu bahwa dirinya sakit diabetes mellitus,
mendapat in#eksi atau penyakit berat lainnya seperti kematian otot jantung, stroke, dan
sebagainya.
%aktor #aktor pemicu yang paling umum dalam perkembangan ketoasidosis diabetik
)*D! adalah in#eksi, in#ark miokardial, trauma, ataupun kehilangan insulin. +emua
gangguan gangguan metabolik yang ditemukan pada ketoasidosis diabetik )*D! adalah
tergolong konsekuensi langsung atau tidak langsung dari kekurangan insulin.
/enurunnya transport glukosa kedalam jaringan jaringan tubuh akan menimbulkanhiperglikemia yang meningkatkan glukosuria. /eningkatnya lipolisis akan menyebabkan
kelebihan produksi asam asam lemak, yang sebagian diantaranya akan dikon'ersi diubah!
menjadi keton, menimbulkan ketonaemia, asidosis metabolik dan ketonuria.
-
8/17/2019 BAB II KAD
6/14
kekurangan insulin yang secara normal akan mencegah timbulnya keadaan tersebut. 3adan
keton bersi#at asam, dan bila bertumpuk dalam sirkulasi darah, badan keton akan
menimbulkan asidosis metabolik.
. Pat"#a$&erlampir
%. Pe&eriksaan Penunjang
Pe&eriksaan La'oratoriu&1.
-
8/17/2019 BAB II KAD
7/14
&inggi sel darah putih A3$! menghitung B 15 C 109 > ?! atau ditandai pergeseran
kiri mungkin menyarankan mendasari in#eksi.
;. p sering 7.. 8ena p dapat digunakan untuk mengulang p measurements.
3randenburg dan Dire menemukan bahwa p pada tingkat gas darah 'ena pada pasien
dengan )*D adalah lebih rendah dari p 0,0 pada *3 ? berkorelasi dengan kebutuhan untuk ketoasidosis diabetik
)*D!.
9. (rinalisis (*!
$ari glikosuria dan urin ketosis. al ini digunakan untuk mendeteksi in#eksi saluran
kencing yang mendasari.
10. :smolalitas
Diukur sebagai 2 a F! m@ > ?! F glukosa mg > d?! > 1 F 3( mg > d?! > 2..
"asien dengan diabetes ketoasidosis yang berada dalam keadaan koma biasanya
memiliki osmolalitis B 0 m:sm > kg 2:. Gika osmolalitas kurang dari B 0 m:sm
> kg 2: ini, maka pasien jatuh pada kondisi koma.
11. &ingkat 3( meningkat
*nion gap yang lebih tinggi dari biasanya.
12. )adar kreatinin
)enaikan kadar kreatinin, urea nitrogen darah 3(! dan b juga dapat terjadi pada
dehirasi. +etelah terapi rehidrasi dilakukan, kenaikan kadar kreatinin dan 3( serum
yang terus berlanjut akan dijumpai pada pasien yang mengalami insu#isiensi renal.
Pe&eriksaan Diagnostik
"emeriksaan diagnostik untuk ketoasidosis diabetik dapat dilakukan dengan cara
1. &es toleransi
dianjurkan untuk pasien yang menunjukkan kadar glukosa meningkat dibawah kondisi
stress.
2.
-
8/17/2019 BAB II KAD
8/14
5. )olesterol dan kadar trigliserida serum dapat meningkat menandakan
ketidakadekuatan kontrol glikemik dan peningkatan propensitas pada terjadinya
aterosklerosis.
;. *seton plasma "ositi# secara mencolok
7. *s. ?emak bebas kadar lipid dan kolesterol meninggkat. lektrolit a normal>menurunH ) normal>meningkat semuH % turun
9. emoglobin glikosilat /eningkat 2-4 kali normal
10. creatinin meningkat>normal
1. *milase darah meningkat mengindikasikan pancreatitis akut
H. Penatalaksanaan
"engetahuan yang memadai dan perawatan yang baik dari dokter dan paramedis
merupakan aspek terpenting dari keberhasilan penatalaksanaan penderita dengan )*D.
+asaran pengobatan )*D adalah
1. /emperbaiki 'olume sirkulasi dan per#usi jaringan.
2. /enurunkan kadar glukosa darah.
. /emperbaiki asam keto di serum dan urin ke keadaan normal.
4. /engoreksi gangguan elektrolit.
(ntuk mencapai sasaran di atas, hal yang perlu diperhatikan dalam penatalaksanaan
penderita )*D adalah perawatan umum, rehidrasi cairan, pemberian insulin dan koreksi
elektrolit.
Tin(akan U&u&
1. "enderita dikelola dengan tirah baring. 3ila kesadaran menurun penderita dipuasakan.
2. (ntuk membantu pernapasan dipasang oksigen nasal bila ":2 0 mgg!.
. "emasangan sonde hidung-lambung diperlukan untuk mengosongkan lambung,
supaya aspirasi isi lambung dapat dicegah bila pasien muntah.4. )ateter urin diperlukan untuk mempermudah balans cairan, tanpa mengabaikan resiko
in#eksi.
5. (ntuk keperluan rehidrasi, drip insulin, dan koreksi kalium dipasang in#us jalur.
;. "ada keadaan tertentu diperlukan pemasangan $8" yaitu bila ada kecurigaan
penyakit jantung atau pada pasien usia lanjut.
7. )< perlu direkam secepatnya, antara lain untuk pemantauan kadar ) plasma.
. eparin diberikan bila ada D$ atau bila hiperosmolar berat B0 m:sm>?!.
9. *ntibiotik diberikan sesuai hasil kultur dengan hasil pembiakan kuman dari urin, usap
tenggorok, atau dari bahan lain.
8
-
8/17/2019 BAB II KAD
9/14
)e"i(rasi Cairan
Dehidrasi dan hiperosmolaritas bila ada! perlu diobati secepatnya dengan cairan. "ilihan
antara a$l 0,9 atau a$l 0,45 tergantung dari ada tidaknya hipotensi dan tinggi
rendahnya kadar natrium. "ada umumnya dibutuhkan 1-2 liter dalam jam pertama.
)emungkinan diperlukan juga pemasangan $8". Iehidrasi tahap selanjutnya sesuai
dengan kebutuhan, sehingga jumlah cairan yang diberikan dalam 15 jam sekitar 5 liter.
"edoman untuk menilai hidrasi adalah turgor jaringan, tekanan darah, keluaran urin dan
pemantauan keseimbangan cairan.
Pe&'erian Insulin
nsulin baru diberikan pada jam kedua. 10 m(>kg33 diberikan sebagai bolus intra'ena,
disusul dengan drip insulin 90 m(>jam>kg33 dalam a$l 0,9. 3ila kadar glukosa darah
turun hingga kurang dari 200 mg kecepatan drip insulin dikurangi himgga 45
m(>jam>kg33. 3ila glukosa darah stabil sekitar 200-00 mg selama 12 jam dilakukan
drip insulin 1-2 ( per jam di samping dilakukan sliding scale setiap ; jam. +etelah sliding
scale tiap ; jam dapat diperhitungkan kebutuhan insulin sehari bila penderita sudah
makan, yaitu kali sehari sebelum makan secara subkutan.
Cara *e&akaian insulin +
nsulin kerja cepat>pendek diberikan 15-0 menit sebelum makan
nsulin analog diberikan sesaat sebelum makan
nsulin kerja menengah 1-2 kali sehari, 15-0 menit sebelum makan
Koreksi Elektrolit
1. )alium
)arena kalium serum menurun segera setelah insulin mulai bekerja, pemberian
kalium harus dimulai bila diketahui kalium serum dibawah ; m@>l. ni tidak boleh
terlambat lebih dari 1-2 jam. +ebagai tahap awal diberikan kalium 50 m@>l dalam ;
jam dalam in#us!. +elanjutnya setelah ; jam kalium diberikan sesuai ketentuan berikut
- kalium m@>l, koreksi dengan 75 m@>; jam
- kalium -4,5 m@>l, koreksi dengan 50 m@>; jam
- kalium 4,5-; m@>l, koreksi dengan 25 m@>; jam
- kalium B ; m@>l, koreksi dihentikan
)emudian bila sudah sadar beri kalium oral selama seminggu.
2. 3ikarbonat
9
-
8/17/2019 BAB II KAD
10/14
3ikarbonat baru diperlukan bila p 7,0 dan besarnya disesuaikan dengan p. 3ila
p meningkat maka kalium akan turun, oleh karena itu pemberian bikarbonat disertai
dengan pemberian kalium, dengan ketentuan sbb
p 3ikarbonat )alium
7
7-7,1
B7,1
100 m@
50 m@
0
2; m@
1 m@
0
al-hal yang harus dipantau selama pengobatan adalah
1. )adar glukosa darah tiap jam dengan alat glukometer.
2. )adar elektrolit setiap ; jam selama 24 jam, selanjutnya tergantung keadaan.
. *nalisa gas darahH bila p 7 waktu masuk, periksa setiap ; jam sampai p B 7,1,
selanjutnya setiap hari sampai stabil.
4. "engukuran tekanan darah, #rekuensi nadi, #rekuensi napas, dan temperatur setiap
jam.
5. )eadaan hidrasi, balans cairan.
;. Aaspada terhadap kemungkinan D$
I. Ko&*likasi
)omplikasi dari ketoasidoisis diabetikum dapat berupa
1.
-
8/17/2019 BAB II KAD
11/14
4. )elainan Gantung
&erganggunya kadar lemak darah adalah satu #aktor timbulnya aterosklerosis pada
pembuluh darah jantung. 3ila diabetesi mempunyai komplikasi jantung koroner dan
mendapat serangan kematian otot jantung akut, maka serangan tersebut tidak disertai
rasa nyeri. ni merupakan penyebab kematian mendadak.
5. ipoglikemia
ipoglikemia terjadi bila kadar gula darah sangat rendah. 3ila penurunan kadar
glukosa darah terjadi sangat cepat, harus diatasi dengan segera. )eterlambatan dapat
menyebabkan kematian.
-
8/17/2019 BAB II KAD
12/14
1 /onitor suara na#as, seperti dengkur
2 /onitor pola na#as bradipena, takipenia, kussmaul, hiper'entilasi, cheyne stokes, biot
*uskultasi suara na#as, catat area penurunan > tidak adanya 'entilasi dan suara
tambahan
4 /onitor &&8, *
-
8/17/2019 BAB II KAD
13/14
7 )olaborasi dengan dokter tentang kebutuhan suplemen makanan seperti &"
sehingga intake cairan yang adekuat dapat dipertahankan.
BAB III
PENUTUP
)esimpulan
)etoasidosis diabetik )*D! adalah keadaan dekompensasi metabolik yang ditandai
oleh hiperglikemia, asidosis dan ketosis, terutama disebabkan oleh de#isiensi insulin absolut
atau relati#. )eberhasilan penatalaksanaan )*D membutuhkan koreksi dehidrasi,
hiperglikemia, asidosis dan kelainan elektrolit, identi#ikasi #aktor presipitasi komorbid dan
yang terpenting adalah pemantauan pasien terus menerus. "enatalaksanaan )*D meliputi
terapi cairan yang adekuat, pemberian insulin yang memadai, terapi kalium, bikarbonat,
#os#at, magnesium, terapi terhadap keadaan hiperklomerik serta pemberian antibiotika sesuai
indikasi. %aktor yang sangan penting pula untuk diperhatikan adalah pengenalan terhadap
komplikasi akibat terapi sehingga terapi yang diberikan tidak justru memperburuk kondisi
pasien.
13
-
8/17/2019 BAB II KAD
14/14
DATA) PUSTAKA
yperglycemic crises in patients with diabetes mellitus. *merican Diabetes *ssociation.
Diabetes $are'ol27 supplement1 2004, +94-+102.