BAB II KAJIAN TEORI A. Motivasi Belajar 1. Definisi ...digilib.uinsby.ac.id/16405/5/Bab 2.pdfKAJIAN...

32
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 10 BAB II KAJIAN TEORI A. Motivasi Belajar 1. Definisi Motivasi Belajar Kata “motif”, diartikan sebagai daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif dapat dikatakan sebagai daya penggerak dari dalam dan di dalam subjek untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan. Bahkan motif dapat diartikan sebagai suatu kondisi intern (kesiapsagaan). Berawal dari kata “motif” itu, maka motivasi dapat diartikan sebagai daya penggerak yang telah menjadi aktif. Motif menjadi aktif pada saat-saat tertentu. 8 Motivasi merupakan upaya-upaya yang dilakukan untuk menimbulkan atau meningkatkan perilaku individu dalam mencapai tujuan. 9 Motivasi menurut Mc. Donald adalah suatu perubahaan energi didalam pribadi seseorang ang ditadai dengan timbulnya afektif dan reaksi untuk mencapai tujuan. 10 Jadi motivasi merupakan kondisi fisiologis dan psikologis yang terdapat dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk melakukan aktivitas tertentu untuk mencapai suatu tujuan tertentu, termasuk didalamnya adalah kegiatan belajar. 8 Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2012),73. 9 Mohamad Surya, Psikologi Guru Konsep dan Aplikasi, (Bandung: Alfabeta, 2014), 58. 10 Oemar Hamalik, Psikologi Belajar & Mengajar, (Bandung: Sinar Baru Algesindo, 2010), 173.

Transcript of BAB II KAJIAN TEORI A. Motivasi Belajar 1. Definisi ...digilib.uinsby.ac.id/16405/5/Bab 2.pdfKAJIAN...

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

10

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Motivasi Belajar

1. Definisi Motivasi Belajar

Kata “motif”, diartikan sebagai daya upaya yang mendorong seseorang

untuk melakukan sesuatu. Motif dapat dikatakan sebagai daya penggerak

dari dalam dan di dalam subjek untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu

demi mencapai suatu tujuan. Bahkan motif dapat diartikan sebagai suatu

kondisi intern (kesiapsagaan). Berawal dari kata “motif” itu, maka motivasi

dapat diartikan sebagai daya penggerak yang telah menjadi aktif. Motif

menjadi aktif pada saat-saat tertentu.8 Motivasi merupakan upaya-upaya

yang dilakukan untuk menimbulkan atau meningkatkan perilaku individu

dalam mencapai tujuan.9 Motivasi menurut Mc. Donald adalah suatu

perubahaan energi didalam pribadi seseorang ang ditadai dengan timbulnya

afektif dan reaksi untuk mencapai tujuan.10 Jadi motivasi merupakan kondisi

fisiologis dan psikologis yang terdapat dalam diri seseorang yang

mendorongnya untuk melakukan aktivitas tertentu untuk mencapai suatu

tujuan tertentu, termasuk didalamnya adalah kegiatan belajar.

8 Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2012),73. 9 Mohamad Surya, Psikologi Guru Konsep dan Aplikasi, (Bandung: Alfabeta, 2014), 58. 10 Oemar Hamalik, Psikologi Belajar & Mengajar, (Bandung: Sinar Baru Algesindo, 2010), 173.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

11

Belajar merupakan suatu proses yang mengakibatkan timbul perubahan

perilakunya (change in behavior of performance). Ini berarti setelah belajar,

individu mengalami perubahan perilaku, baik yang bersifat nyata (over

behavior) maupun yang tidak nyata (inert behavior). Perubahan perilaku

tersebut bisa dari segi kognitif, afektif maupun psikomotorik.11 Belajar

adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi

dengan lingkungan.12

Slameteo, mengemukakan bahwa belajar ialah suatu proses usaha yang

dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang

baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam

interaksi dengan lingkungannya.13 Shaleh Abdul Aziz dan Abdul Aziz

Abdul Majid berpendapat bahwa belajar adalah suatu perubahan didalam

pemahaman siswa yang dihasilkan dari pengetahuan terdahulu, maka akan

menimbulkan perubahan baru didalam pemahaman siswa. Menurut Mustofa

Fahmi. Belajar merupakan suatu perubahan didalam tingkah laku siswa

yang dihasilkan dari rangsangan.14 W.H Buston memandang belajar sebagai

perubahan tingkah laku pada diri individu dan individu dengan

lingkungannya. J. Neweg menganggap bahwa belajar adalah suatu proses

11 Seto Mulyadi dan Heru Basuki, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Rajawali Pers, 2016), 36. 12 Hamzah dan Nurdin Mohamad, Belajar Dengan Pendekatan PAIKEM, (Jakarta:PT Bumi Aksara,

2011), 196. 13 Slameteo, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta:Rineka Cipta, 2010), 2. 14 Siti Aisyah, Perkembangan Peserta Didik dan Bimbingan Belajar, (Yogyakarta: Deepublish,

2015), 33-34.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

12

dimana perilaku seseorang mengalami perubahan sebagai akibat

pengalaman unsur. Skiner berpendapat bahwa belajar adalah suatu perilaku.

Pada seseorang yang belajar maka responnya akan menjadi lebih baik.

Sebaliknya jika tidak belajar, responnya menjadi menurun.15 Menurut Sabri

belajar adalah proses perubahan perilaku berkat pengalaman dan

pelatihan.16 Hilgar dan bower mengemukakan belajar adalah perubahan

tingkah laku seseorang terhadap suatu situasi tertentu yang disebabkan oleh

pengalamannya yang berulang-ulang. Morgan berpendapat belajar adalah

setiap perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi

sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman.17 Berdasarkan definisi

yang dikemukakan beberapa tokoh diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa

belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku yang merupakan

sebagai akibat dari pengalaman atau latihan.

Motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak psikis dalam diri

siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan belajar

demi mencapai tujuan.18 Motivasi belajar adalah dorongan internal dan

eksternal pada siswa-siswa yang sedang belajar untuk mengadakan

perubahan tingkah laku, pada umumnya dengan beberapa indikator atau

unsur yang mendukung. Hal itu mempunyai peranan besar dalam

15 Moh. Suardi, Belajar dan Pembelajaran, (Yogyakarta: Deepublish, 2015), 9-10. 16 Musfiqon, Pengembangan Media dan Sumber Pembelajaran, (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2012),3. 17 Muhammad Thobroni dan Arif Mustofa, Belajar dan Pembelajaran, (Jogjakarta: Ar-ruzz media,

2013), 19-20. 18 Ali Imron, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Pustaka Jaya, 1996), 30.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

13

keberhasilan seseorang dalam belajar.19 Jadi motivasi belajar merupakan

motivasi (dorongan) internal dan eksternal siswa untuk belajar guna

memperoleh prestasi yang baik.

2. Teori Motivasi

Beberapa teori motivasi yang akan dibicarakan dalam pasal ini adalah:20

a. Teori Hedonisme

Hedone adalah bahasa Yunani yang berarti kesukaan, kesenangan,

atau kenikmatan. Hedoisme adalah suatu aliran di dalam filsafat yang

memadang bahwa tujuan hidup yang utama pada manusia adalah adalah

mencari kesenangan (hedone) yang bersifat duniawi. Menurut

pandangan hedoisme, manusia pada hakikatnya adalah makhluk yang

mementingkan kehidupan yang penuh kesenangan dan kenikmatan.

Oleh karena itu, setiap menghadapi persoalan yang perlu pemecahan,

manusia cenderung memilih alternatif pemecahaan yang dapat

mendatangkan kesenangan daripada yang mengakibatkan kesukaran,

kesulitan, penderitaan, dan sebagainya.

Implikasi dari teori ini adalah adanya anggapan bahwa semua orang

akan cenderung menghindari hal-hal yang sulit dan menyusahkan, atau

19 Hamzah B. Uno, Teori Motivasi & Pengukurannya, (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), 23. 20 Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung; PT Remaja Rosdakarya, 2013), 74-77.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

14

yang mengandung resiko berat, dan lebih suka melakukan sesuatu yang

mendatangkan kesenangan baginya. Siswa di suatu kelas merasa

gembira dan bertepuk tangan mendengar pengumuman dari kepala

sekolah bahwa guru matematika mereka tidak dapat mengajar karena

saki. Seorang pegawai segan bekerja dengan baik dan malas bekerja,

tetapi selalu menuntut gaji atau upah yang tinggi. Dan banyak lagi

contoh yang lain, yang menunjukkan motivasi itu sangat diperlukan.

Menurut teeori hedoisme, para siswa dan pegawai tersebut pada contoh

diatas harus diberi motivasi secara tepat agar tidak malas dan mau

bekerja dengan baik, dengan memenuhi kesenangannya.

b. Teori Naluri

Pada dasarnya manusia memiliki tiga dorongan nafsu pokok yang

dalam hal ini disebut juga naluri, yaitu:

a. Dorongan nafsu (naluri) mempertahankan diri

b. Dorongan nafsu (naluri) mengembangkan diri, dan

c. Dorongan nafsu (naluri) mengembangkan/mempertahankan jenis.

Dengan dimilikinya ketiga naluri pokok itu, maka kebiasaan-

kebiasaan ataupun tindakan-tindakan dan tingkah laku manusia yang

diperbuatnya sehari-hari mendapat dorongan atau digerakkan oleh

ketiga naluri tersebut. Oleh karena itu, menurut teori ini, untuk

memotivasi seseorang harus berdasarkan naluri mana yang akan dituju

dan perlu dikembangkan.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

15

Misalkan, seorang pelajar terdorong untuk berkelahi karena sering

merasa dihina dan diejek teman-temannya karena itu ia dianggap bodoh

di kelasnya. (Naluri mempertahankan diri). Agar pelajar tersebut tidak

berkembang menjadi anak nakal yang suka berkelahi, perlu diberi

motivasi, misalnya dengan menyediakan situasi yang dapat mendorong

anak itu menjadi rajin belajar sehingga dapat menyamai teman-teman

sekelasnya (Naluri mengembangkan diri). Seringkali kita temukan

seseorang bertindak melakukan sesuatu karena didorong oleh lebih dari

satu naluri pokok sekaligus sehingga sukar bagi kita untuk menentukan

naluri pokok mana yang lebih dominan mendorong orang tersebut

melakukan tindakan yang demikian itu.

c. Teori Reaksi yang Dipelajari

Teori ini berpandangan bahwa tindakan atau perilaku manusia tidak

berdasarkan sehari-hari, tetapi berdasarkan pola-pola tingkah laku yang

dipelajari dari kebudayaan di tempat orang itu hidup. Orang belajar

paling banyak dari lingkungan kebudayaan di tempat ia hidup danm

dibesarkan. Oleh karena itu, teori ini disebut juga teori lingkungan

kebudayaan. Menurut teori ini, apabila seorang pemimpin ataupun

seorang pendidik akan memotivasi anak buah atau anak didiknya,

pemimpin atau pendidik itu hendaknya mengetahui benar-benar latar

belakang kehidupan dan kebudayaan orang-orang yang dipimpinnya.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

16

Dengan mengetahui latar belakang kebudayaan seseorang kita dapat

mengetahui pola tingkah lakunya dan dapat memahami pula mengapa ia

bereaksi atau bersikap yang mungkin berbeda dengan orang lain dalam

menanggapi suatu masalah. Kita mengetahui bahwa bangsa kita terdiri

dari berbagai macam suku yang memiliki latar belakang kebudayaan

yang berbeda-beda. Oleh karena itu, banyak kemungkinan seorang

pemimpin di suatu kantor atau seorang guru di suatu sekolah akan

menghadapi beberapa macam anak buah dan anak didik yang berasal

dari lingkungan kebudayaan yang berbeda-beda sehingga perlu adanya

pelayanan dan pendekatan yang berbeda pula, termasuk pelayanan

dalam pemberian motivasi terhadap mereka.

d. Teori Daya Pendorong

Teori ini merupakan perpaduan antara “teori naluri” dengan “teori

reaksi yang dipelajari”. Daya pendorong adalah semacam naluri, tetapi

hanya suatu drongan kekuatan yang luas terhadap suatu arah yang

umum. Misalnya, suatu daya pendorong pada jenis kelamin yang lain.

Semua orang dalam semua kebudayaan mempunyai daya pendorong

pada jenis kelamin yang lain.Namun, cara-cara yang digunakan dalam

mengejar kepuasan terhadap daya dorong tersebut berlain-lainan bagi

tiap individu menurut latar belakang kebudayaan masing-masing. Oleh

karena itu, menurut teori ini, bila seorang pemimpin ataupun pendidik

ingin memotivasi anak buahnya, ia harus mendasarkannya atas daya

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

17

pendorong, yaitu naluri dan juga reaksi yang dipelajari dari kebudayaan

lingkungan yang dimilikinya. Memotivasi anak didik yang sejak kecil

dibesarkan di daerah Gunung Kidul misalnya, kemungkinan besar akan

berbeda dengan cara memberikan motivasi kepada anak yang

dibesarkan di kota Medan meskipun masalah yang dihadapinya sama.

e. Teori Kebutuhan

Teori motivasi yang sekarang banyak dianut orang adalah teori

kebutuhan. Teori ini beranggapan bahwa tindakan yang dilakukan oleh

manusia pada hakikatnya adalah untuk memenuhi kebutuhannya, baik

kebutuhan fisik maupun kebutuhan kebutuhan psikis. Oleh karena itu,

menurut teori ini, apabila seorang pemimpin atau pendidik bermaksud

untuk memberikan motivasi kepada seseorang, ia harus berusaha

mengetahui terlebih dahulu apa kebutuhan-kebutuhan orang-orang yang

akan dimotivasinya.

Banyak ahli psikologi yang telah berjasa merumuskan kebutuhan-

kebutuhan manusia ditinjau dari sudut psikologi. Sejalan dengan itu pula

maka terdapat adanya beberapa teori kebutuhan yang sangat erat

berkaitan dengan kegiatan motivasi. Berikut ini dibicarakan salah satu

dari teori kebutuhan yang dimaksud.

Teori Abraham Maslow

Sebagai seorang pakar psikologi, Maslow mengemukakan adanya lima

tingkatan kebutuhan pokok manusia. Kelima tingkatan kebutuhan

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

18

pokok inilah yang kemudian dijadikan pengertian kunci dalam

mempelajari motivasi manusia. Adanya kelima tingkatan kebutuhan

pokok yang dimaksud agar dilihat pada gambar berikut:

Gambar 2.1 Tingkatan Kebutuhan Abraham Maslow

3. Fungsi Motivasi

Fungsi motivasi dalam belajar, sebagai berikut:21

a. Motivasi sebagai pendorong perbuatan

Pada mulanya anak didik tiada hasrat untuk belajar, tetapi karena

ada sesuatu yang dicari itu dalam rangka untuk memuaskan rasa ingin

tahunya dari sesuatu yang akan dipelajari. Sesuatu yang belum diketahui

itu akhirnya mendorong anak didik untuk belajar dalam rangka mencari

tahu. Anak didik pun mengambil sikap seiring dengan minat terhadap

21 Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi..., 157.

Aktualisasi diri

Penghargaan

Sosial

Rasa Aman dan Perlindungan

Kebutuhan fisiologis

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

19

suatu objek. Disini, anak didik mempunyai keyakinan dan pendirian

tentang apa yang seharusnya dilakukan untuk mencari tahu tentang

sesuatu.sikap itulah yang mendasari dan mendorong kearah sejumlah

perbuatan dalam belajar. Jadi, motivasi berfungsi sebagai pendorong ini

mempengaruhi sikap apa yang seharusnya anak didik ambil dalam

rangka belajar.

b. Motivasi sebagai penggerak perbuatan

Dorongan psikologis yang melahirkan sikap terhadap anak didik ini

merupakan suatu kekuatan yang tak terbendung, yang kemudian

mejelma dalam bentuk gerakan psikofisik. Disini anak didik sudah

melakukan aktivitas belajar dengan segenap jiwa dan raga.

c. Motivasi sebagai pengarah perbuatan

Anak didik yang mempunyai motivasi dapat menyeleksi mana

perbuatan yang harus dilakukan dan mana perbuatan yang diabaikan.

Seorang anak didik yang ingin mendapatkan sesuatu dari suatu mata

pelajaran tertentu, tidak mungkin dipaksakan untuk mempelajari mata

pelajaran yang lain. Pasti anak didik akan mempelajari mata pelajaran

dimana tersimpan sesuatu yang akan dicari itu. Sesuatu yang akan dicari

anak didik merupakan tujuan belajar yang akan dicapainya. Tujuan

belajar itulah sebagai pengarah yang memberikan motivasi kepada anak

didik dalam belajar. Dengan tekun anak didik belajar. Dengan penuh

konsentrasi anak didik belajar agar tujuannya mencari sesuatu yang

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

20

ingin diketahui/dimengerti itu cepat tercapai. Segala sesuatu yang

mengganggu pikirannya dan dapat memecahkan konsentrasinya

diusahakan disingkirkan jauh-jauh. Itulah peranan motivasi yang dapat

mengarahkan perbuatan anak didik dalam belajar.

4. Cara Membangkitkan Motivasi Belajar Siswa

Ada beberapa strategi yang bisa digunakan guru untuk membangkitkan

motivasi belajar siswa:22

a. Menjelaskan tujuan belajar kepada siswa

Pembelajaran hendaknya dimulai dari penjelasan guru mengenai

tujuan yang akan dicapainya dalam proses pembelajaran. Makin jelas

tujuan yang hendak dicapai, maka makin bisa mendorong munculnya

motivasi dalam belajar.

b. Memberikan hadiah

Setiap anak ingin dihargai, maka berilah hadiah untuk siswa yang

berprestasi, baik prestasi besar maupun prestasi kecil, seperti dapat

menjawab pertanyaan guru. Hal ini akan memacu semangat mereka

untuk bisa belajar lebih giat lagi. Disamping itu, siswa yang belum

berprestasi akan memiliki motivasi untuk bisa mengejar siswa yang

22 Suyanto dan Asep Jihad, Menjadi..., 61-62.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

21

berprestasi. Penghargaan tidak selamanya berupa materi, tetapi bisa

berupa pujian kepada siswa yang berprestasi.

c. Membuat saingan/kompetensi

Guru berusaha membuat persaingan yang sehat diantara siswanya.

Tujuannya adalah untuk meningkatkan prestasi belajar atau berusaha

memperbaiki hasil prestasi yang telah dicapai sebelumnya.

d. Memberi pujian

Sudah sepantasnya siswa yang berprestasi diberikan penghargaan

atau pujian. Pujian yang diberikan bersifat membangun, rasional, dan

tidak berlebihan.

e. Memberi hukuman

Hukuman diberikan kepada siswa yang berbuat kesalahan saat

proses belajar-mengajar berlangsung. Hukuman ini diberikan dengan

harapan agar siswa tersebut berkeinginan untuk mengubah dirinya dan

berusaha memacu motivasi belajarnya.

f. Membangkitkan dorongan

Sebagai motivator, guru sudah selayaknya memberikan dorongan

kepada siswanya untuk terus belajar. Strateginya adalah dengan

memberikan perhatian maksimal kepada para siswa yang sedang

berupaya meraih semangat belajar.

g. Membentuk kebiasaan belajar yang baik

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

22

Kebiasaan belajar yang baik bagi siswa hanya bisa dilakukan jika

guru mau menjadi teladan bagi siswanya. Guru terlebih dahulu

memberikan contoh bagaimana kebiasaan belajar yang baik.

Selanjutnya, guru bisa mendorong agar siswa lebih banyak

menggunakan waktu luangnya untuk kegiatan belajar, misalnya

membaca dan menulis dalam bidang studi tertentu.

h. Membantu kesulitan siswa

Dalam proses pembelajaran, terkadang siswa mengalami kesulitan

belajar, baik secara individual maupun kelompok. Posisi guru dalam

konteks ini adalah menjadi pembantu siswa yang mengalami kesulitan

belajar. Saat ini, sifat terbuka guru sangat penting dan perlu bagi siswa.

i. Menggunakan metode yang bervariasi

Penggunaan metode pembelajaran yang variatif sangat penting

untuk membuat proses pembelajaran tidak membosankan sehingga

siswa termotivasi untuk belajar dengan baik. Siswa yang diajarkan

dengan berbagai macam metode dipastikan lebih merasa senang

menerima pelajaran.

j. Menggunakan media

Penggunaan media pembelajaran dalam proses pembelajaran

haruslah disesuaikan dengan tujuan pembelajaran. Jika tidak, maka

tujuan pembelajaran tersebut sukar bahkan tidak akan dapat dicapai.

Media pembelajaran bisa dalam bentuk apa pun. Cara ini digunakan

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

23

untuk lebih memudahkan siswa memahami dan menyelesaikan

persoalan pembelajaran yang dihadapinya.

5. Indikator Motivasi

Indikator motivasi belajar dapat diklasifikasikan sebagai berikut:23

1.) Adanya hasrat dan keinginan berhasil

2.) Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar

3.) Adanya harapan dan cita-cita masa depan

4.) Adanya penghargaan dalam belajar

5.) Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar

6.) Adanya lingkungan belajar yang kondusif, sehingga memungkinkan

seseorang siswa dapat belajar dengan baik.

B. Media Pop-Up dan Wayang-Wayangan

1. Pengertian media Pop-Up dan Wayang-Wayangan

Pop-Up adalah kartu yang di dalamnya terdapat banyak lipatan,

biasanya tidak rata saat ditutup dan akan membuncah saat di buka.

Keunikan kartu pop-up adalah ketika kartu dibuka akan muncul objek 3

dimensi di bagian tengah.24

23 Hamzah B. Uno, Teori,... 23. 24 Lisa Tiyani, Kartu Pop-Up, (Jakarta: Demedia, 2014), 13.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

24

Wayang-wayangan adalah boneka yang digunakan untuk memainkan

cerita.25 Wayang-wayangan merupakan jenis boneka sederhana yang

memiliki kemungkinan berperan secara terbatas. Wayang-wayangan terdiri

atas suatu bentuk potongan karton yang diikatkan kepada sebuah batang

atau tongkat. Gerakan-gerakannya terbatas pada gerakan dari satu tempat ke

tempat lain sambil bercerita. Kesederhanaan dari pembuatan dan

permainannya menyebabkan wayang mudah diadaptasikan dalam

penggunaannya di tingkat pertama pada sekolah dasar.26

2. Alat untuk membuat media Pop-Up dan Wayang-Wayangan

Berikut ini alat dan bahan yang diperlukan untuk membuat Pop-Up:27

1. Kertas Karton

Digunakan sebagai bahan dasar kartu. Pilihlah karton dengan ketebalan

sedang. Tidak terlalu tipis dan tidak terlalu tebal. Karton tipis akan

membuat pop-up menjadi lemah dan jatuh. Karton terlalu tebal akan

menyulitkan saat dilipat dan akan membuat kartu tidak dapat menutup

dengan baik.

2. Alas Potong

Digunakan sebagai alas untuk memotong bahan dengan cutter.

3. Double tape (selatip dua sisi)

25 Daryanto, Media Pembelajaran, (Yogyakarta: Gava Media, 2016), 33. 26 Nana Sudjana dan Ahmad Rivai, Media Pembelajaran, (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2011),

190. 27 Lisa Tiyani, Kartu,..., 9-10.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

25

Digunakan untuk merekatkan dua sisi karton tebal yang kadang sulit

direkatkan dengan lem. Gunakan dengan hati-hati karena jika terjadi

kesalahan, kertas yang sudah merekat sulit dibuka kembali dan mudah

robek.

4. Lem

Digunakan untuk merekatkan kertas

5. Penggaris

Digunakan untuk mengukur kertas dan membantu memotong garis

lurus dengan cutter.

6. Pena/Spidol Warna

Digunakan untuk menebali gambar.

7. Pensil

Digunakan untuk menggambar, membuat pola, dan menandai ukuran.

8. Penghapus

Digunakan untuk menghapus goresan pensil yang tidak diperlukan.

9. Cutter

Digunakan untuk mengukur kertas.

10. Gunting

Digunakan untuk menggunting karton dan double tape (selotip dua

sisi). Gunakan gunting berbeda untuk menggunting kertas dan double

tape. Double tape biasanya meninggalkan sisa-sisa perekat di gunting

yang akan menyulitkan saat menggunting kertas.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

26

11. Klip Kertas

Digunakan untuk membuat garis lipat sehingga kertas mudah di lipat.

Berikut ini alat dan bahan yang diperlukan untuk membuat

wayang-wayangan:28

1. Kertas Karton

2. Penghapus

3. Pensil

4. Lem

5. Gunting

6. Tusuk sate

7. Gambar Tsalabah

8. Gambar petugas penarik zakat

9. Crayon dan Spidol Warna

3. Langkah-Langkah Pembuatan media Pop-Up dan Wayang-Wayangan

Langkah-langkah pembuatan Pop-Up:29

1. Siapkan 2 kertas dengan ukuran yang sama. Lipat salah satunya menjadi

2 bagian sehingga sisi pendeknya bersatu.

28 Ida Ayu Wayan Sri Agustini, “Wayang Kegunaan Cara Pembuatan dan Cara Penggunaannya

dalam Kelas BIPA”, Buletin Pengajaran Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing, Edisi 4, 1 April

2011, 18. 29 Amanda Gulliver, Ayo Berkreasi dengan Kertas, (Jakarta : Erlangga, 2004), 28.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

27

2. Tentukan ukuran penyangga pop-up dengan menggunakan penggaris

dan pensil. Pastikan garis memiliki ukuran yang cukup untuk dipakai

sebagai pop-up. Jika sudah ditentukan, maka langkah selanjutnya

adalah menggunting bagian yang sudah di tandai. Lalu lipatlah

guntingan kecil tersebut ke belakang sehingga tidak terlihat dari luar.

3. Rangkaian pop-up sudah siap

4. Menghias dinding kertas dengan diberi gambar memakai pensil dan

lain sebagainya

5. Membuat gambar untuk ditaruh di pop-up

6. Memasang dan mengelem gambar

Langkah-langkah pembuatan Wayang-wayangan:30

1. Membuat gambar wayang-wayangan di kertas karton menggunakaan

pensil

2. Mewarnai gambar wayang-wayangan

3. Potong bagian dari gambar wayang

4. Beri lem dan tempelkan di bambu kecil.

4. Kelebihan dan Kekurangan Media Pop-Up dan Wayang-Wayangan

Kelebihan menggunakan media pop-up:31

1. Memberikan pengalaman secara langsung

2. Penyajian secara kongkrit dan menghindari verbalisme

30 Ida Ayu Wayan Sri Agustini, Wayang... 18. 31 Daryanto, Media,... 29.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

28

3. Dapat menunjukkan obyek secara utuh baik konstruksi maupun cara

kerjanya

4. Dapat memperlihatkan struktur organisasi secara jelas

5. Dapat menunjukkan alur suatu proses secara jelas.

Kelemahan menggunakan media pop-up:32

1. Tidak bisa menjangkau sasaran dalam jumlah yang besar

2. Penyimpanan memerlukan ruang yang besar

3. Perawatannya rumit.

Kelebihan dalam menggunakan media pembelajaran wayang-

wayangan adalah sebagai berikut:33

1. Efisien terhadap waktu, tempat, biaya, dan persiapan

2. Tidak memerlukan keterampilan yang rumit

3. Dapat mengembangkan imajinasi dan aktivitas anak dalam suasana

gembira.

Kelemahan menggunakan media wayang-wayangan:34

1. Tidak memungkinkan untuk membuat interaksi antara 3 tokoh wayang

atau lebih.

32 Ibid, 29. 33 Ibid, 33. 34 Eny Widyarti dan Martadi, “Pengembangan Media Pembelajaran Berupa Wayang Kartun di Kelas

3B TK Dharma Wanita Persatuan Desa Pasinan Lemah Putih Kecamatan Wringinanom Kabupaten

Gresik”, Jurnal Pendidikan Seni Rupa, Volume 04 No 02, 08 Juni 2016, 198.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

29

C. Pembelajaran Aqidah Akhlak di Madrasah Ibtidaiyah

1. Pengertian Aqidah Akhlak

Menurut bahasa, aqidah berasal dari bahasa Arab: ‘aqada-ya’qidu-

uqdatan-wa ‘aqidatan. Artinya ikatan atau perjanjian, maksudnya sesuatu

yang menjadi tempat bagi hati dan hati nurani terikat kepadanya. Istilah

aqidah di dalam istilah umum dipakai untuk menyebut keputusan pikiran

yang mantap, benar maupun salah. Jika keputusan yang mantap itu benar,

itulah yang disebut dengan aqidah yang benar, seperti keyakinan umat Islam

tentang keesaan Allah. ‘Aqidah artinya ketetapan yang tidak ada keraguan

pada orang yang mengambil keputusan. Sedang pengertian ‘aqidah dalam

agama maksudnya berkaitan dengan keyakinan, bukan perbuatan, seperti

‘aqidah dengan adanya Allah dan diutusnya para Rasul. Jadi kesimpulannya,

apa yang menjadi ketetapan hati seseorang secara pasti adalah ‘aqidah; baik

itu benar ataupun salah.35

Kata “akhlak” berasal dari bahasa Arab “khuluq”, jamaknya

“khuludun”, menurut lughat diartikan sebagai budi pekerti, perangkai,

tingkah laku, atau tabiat. Kata akhlak ini lebih luas artinya daripada moral

atau etika yang sering dipakai dalam bahasa Indonesia sebab “akhlak”

meliputi segi-segi kejiwaan dari tingkah laku lahirian dan batiniah

35 Abdullah bin ‘Abdul Hamid al-Atsari, Intisari Aqidah Ahlus Sunnah wal Jama’ah, (Jakarta:

Pustaka Imam Syafi’i, 2006), 33.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

30

seseorang.36 Akhlak secara etimologis berarti budi pekerti, tingkah laku atau

tabiat. Secara terminologis, akhlak berarti tingkah laku seseorang yang

didorong oleh suatu keinginan secara sadar untuk melakukan suatu

perbuatan yang baik. Muhammad al-Ghazali menyatakan bahwa akhlak

adalah suatu sifat dan watak yang melekat pada diri seseorang yang dapat

memunculkan perbuatan baik tanpa mempertimbangkan pikiran terlebih

dahulu.37 Jadi akhlak merupakan ilmu yang menentukan batas antara baik

dan buruk, terpuji atau tercela menyangkut perilaku manusia yang meliputi

perkataan, pikiran dan perbuatan manusia lahir batin.

Aqidah Akhlak di Madrasah Ibtidaiyah merupakan salah satu mata

pelajaran PAI yang mempelajari tentang rukun iman yang dikaitkan dengan

pengenalan dan penghayatan terhadap alAsma’ al-Husna, serta penciptaan

suasana keteladanan dan pembiasaan dalam mengamalkan akhlak terpuji

dan adab Islami melalui pemberian contoh-contoh perilaku dan cara

mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Secara substansial mata

pelajaran Aqidah Akhlak memiliki kontribusi dalam memberikan motivasi

kepada peserta didik untuk mempraktikkan al-Akhlak al-Karimah dan adab

Islami dalam kehidupan sehari-hari sebagai manifestasi dari keimanannya

kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitabNya, rasul-rasul-Nya, hari

36 Rosihon Anwar, Akidah Akhlak, (Bandung: Pustaka Setia, 2008), 205. 37 Tim Penyusun MKD UIN Sunan Ampel, Pengantar Studi Islam, (Surabaya: UIN Sunan Ampel

Press, 2013), 66.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

31

akhir, serta Qada dan Qadar. Al-Akhlak al-Karimah ini sangat penting untuk

dipraktikkan dan dibiasakan sejak dini oleh peserta didik dalam kehidupan

sehari-hari, terutama dalam rangka mengantisipasi dampak negatif era

globalisasi dan krisis multidimensional yang melanda bangsa dan Negara

Indonesia.38

2. Tujuan Aqidah Akhlak

Mata Pelajaran Aqidah Akhlak di Madrasah Ibtidaiyah bertujuan untuk

membekali peserta didik agar dapat: 39

a) Menumbuh kembangkan aqidah melalui pemberian, pemupukan, dan

pengembangan pengetahuan, peng-hayatan, pengamalan, pembiasaan,

serta pengalaman peserta didik tentang aqidah Islam sehingga menjadi

manusia muslim yang terus berkembang keimanan dan ketakwaannya

kepada Allah swt.

b) Mewujudkan manusia Indonesia yang berakhlak mulia dan menghindari

akhlak tercela dalam kehidupan sehari-hari baik dalam kehidupan

individu maupun sosial, sebagai manifestasi dari ajaran dan nilai-nilai

akidah Islam.

38 Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia No. 165 Tahun 2014,..., 40. 39 Ibid, 40-41.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

32

3. Ruang Lingkup Aqidah Akhlak

Mata pelajaran Akidah-Akhlak di Madrasah Ibtidaiyah berisi pelajaran

yang dapat mengarahkan kepada pencapaian kemampuan dasar peserta didik

untuk dapat memahami rukun iman dengan sederhana serta pengamalan dan

pembiasaan berakhlak Islami secara sederhana pula, untuk dapat dijadikan

perilaku dalam kehidupan sehari-hari serta sebagai bekal untuk jenjang

pendidikan berikutnya.

Ruang lingkup mata pelajaran Akidah-Akhlak di Madrasah Ibtidaiyah

meliputi: 40

1) Aspek Akidah (Keimanan) meliputi:

a) Kalimat tayyibah sebagai materi pembiasaan, meliputi: La ilaha

illallah, basmalah, alhamdulillah, subhanallah, Allahu Akbar,

ta’awwuz, masya Allah, assalamu‘alaikum, salawat, tarji’, la haula

wala quwwata illa billah, dan istigfar.

b) Al-Asma’ al-Husna sebagai materi pembiasaan, meliputi: alAhad, al-

Khaliq, ar-Rahman, ar-Rahim, as-Sami‘, ar-Razzaq, al-Mugni, al-

Hamid, asy-Syakur, al-Quddus, as-Samad, alMuhaimin, al-‘Azim, al-

Karim, al-Kabir, al-Malik, al-Batin, al-Wali, al-Mujib, al-Wahhab,

al-‘Alim, az-Zahir, ar-Rasyid, alHadi, as-Salam, al-Mu’min, al-Latif,

40 Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia No. 165 Tahun 2014,... 43-44.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

33

al-Baqi, al-Basir, al-Muhyi, al-Mumit, al-Qawi, al-Hakim, al-Jabbar,

al-Musawwir, alQadir, al-Gafur, al-‘Afuww, as-Sabir, dan al-Halim.

c) Iman kepada Allah dengan pembuktian sederhana melalui kalimat

Tayyibah, al-Asma’ al-Husna dan pengenalan terhadap salat lima

waktu sebagai manifestasi iman kepada Allah.

d) Meyakini rukun iman (iman kepada Allah, Malaikat, Kitab, Rasul dan

Hari akhir serta Qada dan Qadar Allah).

2) Aspek Akhlak meliputi:

a) Pembiasaan akhlak karimah (mahmudah) secara berurutan disajikan

pada tiap semester dan jenjang kelas, yaitu: disiplin, hidup bersih,

ramah, sopan-santun, syukur nikmat, hidup sederhana, rendah hati,

jujur, rajin, percaya diri, kasih sayang, taat, rukun, tolong-menolong,

hormat dan patuh, sidik, amanah, tablig, fatanah, tanggung jawab,

adil, bijaksana, teguh pendirian, dermawan, optimis, qana’ah, dan

tawakal.

b) Mengindari akhlak tercela (mazmumah) secara berurutan disajikan

pada tiap semester dan jenjang kelas, yaitu: hidup kotor, berbicara

jorok/kasar, bohong, sombong, malas, durhaka, khianat, iri, dengki,

membangkang, munafik, hasud, kikir, serakah, pesimis, putus asa,

marah, fasik, dan murtad.

3). Aspek adab Islami, meliputi:

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

34

a) Adab terhadap diri sendiri, yaitu: adab mandi, tidur, buang air

besar/kecil, berbicara, meludah, berpakaian, makan, minum, bersin,

belajar, dan bermain.

b) Adab terhadap Allah, yaitu: adab di masjid, mengaji, dan beribadah.

c) Adab kepada sesama, yaitu: kepada orang tua, saudara, guru, dan

teman.

4) Aspek kisah teladan, meliputi: Kisah Nabi Ibrahim a.s. mencari Tuhan,

Nabi Sulaiman a.s. dengan tentara semut, masa kecil Nabi Muhammad

saw., masa remaja Nabi Muhammad saw., Nabi Ismail a.s., Kan’an,

Tsa’labah, Masyitah, Abu Lahab, dan Qarun. Materi kisah-kisah teladan

ini disajikan sebagai penguat terhadap isi materi, yaitu akidah dan akhlak

sehingga tidak ditampilkan dalam Standar Kompetensi, tetapi

ditampilkan dalam Kompetensi Dasar dan indikator.

D. Materi Kisah Tsa’labah

1. Pengertian Materi

Materi pembelajaran adalah segala sesuatu yang menjadi isi

kurikulum yang harus dikuasai oleh siswa sesuai dengan kompetensi dasar

dalam rangka pencapaian standar kompentensi atau kompetensi inti setiap

mata pelajaran dalam satuan pendidikan tertentu. Materi pembelajaran

merupakan bagian terpenting dalam proses pembelajaran, bahkan dalam

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

35

pengajaran yang berpusat pada materi pembelajaran, materi pelajaran

merupakan inti dari kegiatan pembelajaran.41

2. Kisah Tsa’labah

Tsa’labah bin Hathib adalah salah seorang sahabat Rasulullah yang

tergolong miskin. Namun didalam kemiskinan yang dialaminya, Tsa’labah

tidak mau ketinggalan dalam beribadah mengikuti jejak Rasulullah.

Tsa’labah sangat tekun berjamaah dengan Rasul bahkan seakan tidak mau

berpisah dengan Masjid Rasul, baik siang maupun malam. Karena banyak

sujud keningnya menghitam, seperti lulut Unta. Ia tidak mampu membeli

pakaian yang baru maupun bekas. Sementara yang dipakai oleh Istrinya

sudah tidak layak lagi.

Pada suatu hari Tsa’labah bersama para sahabat melaksanakan

sholat fardhu, makmum dibelakang Rasulullah SAW. Begitu selesai

“SALAM” Tsa’labah meninggalkan jamaah dengan tergesa-gesa, tanpa

membaca wirid setelah sholat apalagi berdo’a. Tsa’labah berlari pulang

kerumahnya dan segera melepas pakaian dan memberikan pakaian tersebut

kepada Istrinya.42

41 Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, (Jakarta: Kencana Prenada Media

Group, 2008), 141. 42 Ahmad Sangid, Dahsyatnya Sedekah, (Jakarta: Qultum Media, 2008), 134.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

36

Tsa’labah kembali ke Masjid, Rasulullah kemudian menegurnya

“Wahai Tsa’labah! Mengapa engkau tergesa-gesa keluar dari masjid seperti

perbuatan orang munafik saja?”. Tsa’labah menghentikan langkahnya. Ia

sangat malu ditegur Rasulullah SAW. Tsa’labah terpaka berterus terang

kepada Rasulullah. “Ya Rasulullah, saya terpaksa melakukan itu lantaran

saya dan Istri saya hanya mempunyai satu baju, yaitu yang saya pakai ini.

Sehingga kalau sekarang saya shalat memakai baju ini, sekarang istri saya

tidak berpakaian lengkap, ia menunggu saya pulang untuk melaksanakan

Shalat. Tsa’labah diam sejenak, kemudian ia berkata “Wahai Rasulullah,

mohonkanlah kepada Allah agar memberiku rezeki dengan harta kekayaan

yang melimpah ruah”, lalu Rasulullah SAW bersabda: Kasihan engkau

Tsa’labah. Apakah engkau tak senang seperti aku ini? Kalau aku ingin agar

Allah menyuruh gunung itu berjalan bersamaku pasti gunung itu akan

berjalan. Andai kata aku menginginkan semua bukit menjadi emas dan

perak sebagai milikku, niscaya aku dapatkan! Terdorong keinginannya

menjadi kaya, maka Tsa’labah tidak mau memahami apa yang disampaikan

oleh Rasulullah. Tsa’labah berkata lagi: Demi Dzat yang mengutusmu

dengan benar, seandainya engkau memohonkan kepada Allah agar aku

dikaruniai harta (yang banyak) sungguh aku akan memberikan haknya

(zakat/sedekah), kepada yang berhak menerimanya. Lalu Rasulullah SAW

berkata: kasihan engkau Tsa’labah, sedikit tapi disyukuri adalah lebih baik

daripada banyak harta tapi tidak disyukuri. Tsa’labah berkata lagi Ya

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

37

Rasulullah aku mohon agar engkau mendo’akan aku. Akhirnya dengan

sangat terpaksa Rasulullah SAW berdo’a

Artiya: “ Ya Allah, berilah Tsa’labah harta benda”.43

Kemudian, Rasulullah SAW memberikan kambing betina yang

sedang bunting kepada Tsa’labah. “Peliharalah kambing ini baik-baik!

Pesan Rasulullah SAW. Hatinya berbunga-bunga. Dengan modal kambing

serta doa Rasulullah SAW Tsa’labah yakin akan menjadi orang yang kaya

raya. Berkat do’a Rasulullah, kambing milik Tsa’labah semakin hari

semakin berkembang bagai berkembangnya ulat, dari puluhan menjadi

ratusan ekor, sehingga kota madinah tidak lagi menampung untuk

menggembalannya. Tsa’labah terpaksa membuat kandang yang lebih besar

untuk bisa memuat seluruh kambingnya. Ia pun tinggal didekat ternaknya.44

Mula-mula ia masih aktif sholat jamaah di masjid bersama

Rasulullah. Namun lama-kelamaan ia mulai melalaikan shalat jamaah. Ia

harus mengeluarkan kambing-kambingnya pada pagi hari sehingga tidak

bisa shalat shubuh bersama Rasulullah. Sebelum dhuhur ia ke Madinah dan

bisa melakukan sholat dhuhur dan ashar bersama Rasulullah. Sore hari ia

sibuk membawa kambingnya ke kandangnya sehingga tidak bisa

43 Sayyid Quthb, Tafsir Fi Zhilalil Quran, (Jakarta: Gema Insani Press, 2003), 307. 44 Rihwan Abqary, Kisah Menakjubkan dalam Al-Quran, (Bandung: DAR! Mizan, 2009), 112.

ماال اللهم ارزق ثعلبة

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

38

mendirikan shalat maghrib dan isya berjamaah.45 Sehingga ia hanya sempat

melakukan shalat dhuhur dan ashar berjamaah. Lainnya tidak. Kambing

yang digembalanya pun semakin berkembang, sehingga tidak sempat lagi

melakukan shalat kecuali Jum’at. Karena kambingnya terus berkembang, ia

tidak sempat lagi melaksanakan shalat Jum’at.46

Pada suatu waktu, Rasulullah SAW bertemu dengan serombongan

kaum muslimin yang hendak mendatangi shalat Jum’at. Beliau

menanyakan: “Apa yang dilakukan Tsa’labah?”. Jawab mereka: “Wahai

Rasulullah, ia sibuk dengan kambingnya yang telah memenuhi kota

Madinah”. Rombongan itu mengungkapkan kehidupan Tsa’labah setelah

menjadi orang kaya raya di Madinah kepada Rasulullah SAW. Maka beliau

bersabda: Celaka Tsa’labah,Celaka Tsa’labah,Celaka Tsa’labah!.

Sehubungan dengan itu, Allah SWT menurunkan Surat At-Taubah

Ayat 103 ;

Artinya: “Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu

kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka.

Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. dan

Allah Maha mendengar lagi Maha Mengetahui”. (QS. At-Taubah : 103)

45 Habiburrahman El Shirazy, Diatas Sajadah Cinta, (Jakarta: Republika, 2006), 58-59. 46 Ahmmad Sangid, Dahsyatnya.... 136.

يهم بها و صل عليهم إن صلو رهم و تزك خذ من أموالهم صدقة تطه

تك سكن لهم، و الله سميع عليم

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

39

Ayat tersebut menjelaskan kewajiban membayar zakat bagi kaum

muslim yang kaya. Maka Rasulullah SAW segera mengirim dua orang

petugas untuk menarik zakat. Seorang Bani Juhainah dan seorang dari dari

Bani Salim. Dalam tugasnya, mereka dibekali surat tugas ayat ke-130

tersebut. Tak ketinggalan dua orang petugas itu mendatangi Tsa’labah yang

kaya raya. Kepadanya disampaikan tujuan kedatangannya, sekaligus

membacakan ayat tersebut. Dan jawab Tsa’labah: Pergilah kepada orang-

orang kaya yang lain dulu, baru kemudian datanglah kemari! Kedua petugas

itu pun segera pergi. Dari kalangan kaum muslimin yang berkewajiban

membayar zakat, tidak ada yang menolak surat perintah dari Rasulullah

SAW tersebut. Mereka tidak merasa keberatan unta-unta atau kambing-

kambingnya diambil sebagai pembayaran zakat. Dan setelah selesai, maka

kembali kepada Tsa’labah. Kedatangan petugas disambutnya dengan nada

sinis. Ia mengatakan: “Bukankah ini semacam jizyah (pajak), kalau tidak

boleh dikatakan upeti”. Mengatakan demikian setelah ia membaca surat

tugas dari Rasulullah SAW yang dibawa petugas. Mendengar jawaban sinis

dari Tsa’labah, petugas segera pergi meninggakan rumah. Kejadian ini

dilaporkan kepada Rasulullah SAW. Dan laporan itu ditanggapi oleh

Rasulullah dengan ucapan: “Celaka Tsa’labah!” Kemudian Rasulullah

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

40

SAW mendoakan kedua petugas itu agar mendapat keberkatan dari sisi

Allah SWT. 47

Di sinilah Tsa’labah lupa dengan janjinya kepada Rasulullah SAW.

Ia tidak mau membayar zakat serta sedekah.48 Sifat kikir telah merasuk ke

relung hatinya. Ia mengira dengan berzakat dan berinfak akan mengurangi

hartanya yang didapat dengan susah payah.49 Ada salah seorang keluarga

Tsa’labah yang berada disisi beliau. Mendengar ayat-ayat tersebut, maka

segera pergi menemui Tsa’labah. Ia mengatakan: “Celaka kamu, wahai

Tsa’labah. Allah SWT telah menurunkan ayat ancaman yang ditujukan

kepadamu!” Maka Tsa’labah segera menghadap Rasulullah SAW,

memohon agar beliau berkenan menerima pembayaran zakatnya. Jawab

Rasulullah: “Allah telah melarangku untuk menerima zakatmu” Tsa’labah

sangat menyesal sekali. Rasulllah kembali bersabda kepadanya: “Ini adalah

amalmu. Aku telah memerintahkan sesuatu kepadamu, tetapi kamu tidak

menaatinya”.50 Tsa’labah kembali kerumah. Dan ketika Rasululah SAW

telah wafat, ia mencoba datang kepada Abu Bakar agar berkenan menerima

sedekah (zakat)nya. Dan ia berkata: “Wahai Abu Bakar, tentunya kamu

maklum tentang kedudukanku disisi Rasulullah dan dikalangan sahabat

Anshar. Karena itu, terimalah zakatku”. Jawab Abu Bakar: “Rasululah tidak

47Sayyid Quthb, Tafsir,... 308. 48 Abdullah Zaedan, Cerita 99 Asmaul Husna Untuk Anak, (Jakarta: Qultum Media, 2008), 51. 49Syafil Al-Bantanie, Dahsyatnya Syukur, (Jakarta: Qultum Media, 2009), 72-23. 50 Sayyid Quthb, Tafsir... 309.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

41

mau merima zakatmu maka aku pun tidak berani menerimanya”. Setelah

Abu Bakar wafat, dan khalifah digantikan Umar bin Khathab, Tsa’labah

kembali menghadap Umar dengan mengatakan: “Wahai Amirul-Mukminin,

terimalah zakatku”. Jawab Umar bin Kathab: “Rasulullah dan Abu Bakar

tidak mau menerimanya. Maka aku pun juga tidak berani menerimanya”.

Sepeninggal Umar bin Kathab, ia datang pula kepada Utsman bin Affan

selaku khalifah. Ia berkata: “Wahai Amirul-Mukminin, terimalah zakatku”.

Jawab Utsman: “Rasulullah, Abu Bakar, dan Umar tidak berani

menerimanya. Maka aku tidak berani pula”. Dan Tsa’labah hancur lebur

dengan meninggalkan kekayaannya ketika masa pemerintahan Utsman bin

Affan. 51

51Rihwan Abqary, Kisah Menakjubkan,... 114.