BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGUJIAN HIPOTESIS A. …repository.ump.ac.id/7301/3/BAB II.pdfmerasa...

33
BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGUJIAN HIPOTESIS A. Landasan Teori 1. Pengertian belajar Menurut Sagala S, (2011: 11) belajar merupakan komponen ilmu pendidikan yang berkenaan dengan tujuan dan bahan acuan interaksi, baik yang bersifat eksplisit maupun implisit (tersembunyi). Slameto, (2010 : 2) belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Sebagian orang beranggapan bahwa belajar adalah semata-mata mengumpulkan atau menghafalkan fakta-fakta yang tersaji dalam bentuk informasi atau materi pelajaran. Orang yang beranggapan demikian biasanya akan segera merasa bangga ketika anak-anaknya telah mampu menyebutkan kembali secara lisan (verbal) sebagian besar informasi yang terdapat dalam buku teks atau yang diajarkan oleh guru. Di samping itu, ada pula sebagian orang yang memandang belajar sebagai pelatihan belaka seperti yang tampak pada pelatihan membaca dan menulis. Berdasarkan persepsi semacam ini, biasanya mereka akan merasa cukup puas bila anak-anak mereka telah mampu Peningkatkan Hasil Belajar..., Dahyono, FKIP, UMP, 2012

Transcript of BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGUJIAN HIPOTESIS A. …repository.ump.ac.id/7301/3/BAB II.pdfmerasa...

Page 1: BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGUJIAN HIPOTESIS A. …repository.ump.ac.id/7301/3/BAB II.pdfmerasa cukup puas bila anak-anak mereka telah mampu ... subtaksonomi yang mengungkapkan kegiatan

10

BAB II

LANDASAN TEORI DAN PENGUJIAN HIPOTESIS

A. Landasan Teori

1. Pengertian belajar

Menurut Sagala S, (2011: 11) belajar merupakan komponen ilmu

pendidikan yang berkenaan dengan tujuan dan bahan acuan interaksi,

baik yang bersifat eksplisit maupun implisit (tersembunyi).

Slameto, (2010 : 2) belajar ialah suatu proses usaha yang

dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku

yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri

dalam interaksi dengan lingkungannya.

Sebagian orang beranggapan bahwa belajar adalah semata-mata

mengumpulkan atau menghafalkan fakta-fakta yang tersaji dalam

bentuk informasi atau materi pelajaran. Orang yang beranggapan

demikian biasanya akan segera merasa bangga ketika anak-anaknya

telah mampu menyebutkan kembali secara lisan (verbal) sebagian besar

informasi yang terdapat dalam buku teks atau yang diajarkan oleh guru.

Di samping itu, ada pula sebagian orang yang memandang belajar

sebagai pelatihan belaka seperti yang tampak pada pelatihan membaca

dan menulis. Berdasarkan persepsi semacam ini, biasanya mereka akan

merasa cukup puas bila anak-anak mereka telah mampu

Peningkatkan Hasil Belajar..., Dahyono, FKIP, UMP, 2012

Page 2: BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGUJIAN HIPOTESIS A. …repository.ump.ac.id/7301/3/BAB II.pdfmerasa cukup puas bila anak-anak mereka telah mampu ... subtaksonomi yang mengungkapkan kegiatan

11

memperlihatkan keterampilan jasmaniah tertentu walaupun tanpa

pengetahuan mengenai arti, hakikat, dan tujuan keterampilan tersebut.

Biggs dalam Syah, ( 2010: 90 ) mendefinisikan belajar dalam tiga

macam rumusan, yaitu: rumusan kuantitatif, rumusan institusional;

rumusan kualitatif. Dalam rumusan-rumusan ini, kata-kata seperti

perubahan dan tingkah laku tidak lagi disebut secara eksplisit

mengingat kedua istilah ini sudah menjadi kebenaran umum yang

diketahui semua orang yang terlibat dalam proses pendidikan. Tiga

rumusan belajar tersebut diantaranya adalah sebagai berikut:

a. Secara kuantitatif (ditinjau dari sudut jumlah), belajar berarti

kegiatan pengisian atau pengembangan kemampuan kognitif dengan

fakta sebanyakbanyaknya. Jadi, belajar dalam hal ini dipandang dari

sudut banyaknya materi yang dikuasai siswa.

b. Secara institusional (tinjauan kelembagaan), belajar dipandang

sebagai proses "validasi" atau pengabsahan terhadap penguasaan

siswa atas materi -materi yang telah ia pelajari. Bukti institusional

yang menunjukkan siswa telah belajar dapat diketahui seusai proses

mengajar. Ukurannya, semakin baik mutu guru mengajar akan

semakin baik pula mutu perolehan siswa yang kemudian dinyatakan

dalam bentuk skor.

c. Secara kualitatif (tinjauan mutu) ialah proses memperoleh arti-arti

dan pemahaman-pemahaman serta cara-cara menafsirkan dunia di

sekeliling siswa. Belajar dalam pengertian ini difokuskan pada

Peningkatkan Hasil Belajar..., Dahyono, FKIP, UMP, 2012

Page 3: BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGUJIAN HIPOTESIS A. …repository.ump.ac.id/7301/3/BAB II.pdfmerasa cukup puas bila anak-anak mereka telah mampu ... subtaksonomi yang mengungkapkan kegiatan

12

tercapainya daya pikir dan tindakan yang berkualitas untuk

memecahkan masalah-masalah yang kini dan nanti dihadapi siswa.

Bertolak dari berbagai definisi yang telah diutarakan, secara

umum belajar dapat dipahami sebagai tahapan perubahan seluruh

tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai basil pengalaman

dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif.

Sehubungan dengan pengertian ini perlu diutarakan sekali lagi bahwa

perubahan tingkah laku yang timbul akibat proses kematangan, keadaan

gila, mabuk, lelah, dan jenuh tidak dapat dipandang sebagai proses

belajar Syah, (2010: 90 ).

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa Belajar

adalah suatu proses perubahan seluruh tingkahlaku pada individu. Akan

tetapi perubahan tingkahlaku yang timbul akibat proses kematangan,

keadaan gila, mabuk, lelah dan jenuh tidak dapat disebut sebagai proses

belajar.

2. Hasil belajar

Menurut Sudjana, (2009: 22) hasil belajar adalah kemampuan-

kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman

belajarnya.

Menurut Purwanto, (2011: 34) hasil belajar merupakan perubahan

perilaku siswa akibat belajar. Perubahan itu diupayakan dlam proses

belajar mengajar untuk mencapai tujuan pendidikan.

Peningkatkan Hasil Belajar..., Dahyono, FKIP, UMP, 2012

Page 4: BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGUJIAN HIPOTESIS A. …repository.ump.ac.id/7301/3/BAB II.pdfmerasa cukup puas bila anak-anak mereka telah mampu ... subtaksonomi yang mengungkapkan kegiatan

13

Proses belajar dapat melibatkan aspek kognitif, afektif, dan

psikomotor. Pada belajar kognitif, prosesnya mengakibatkan perubahan

dalam aspek kemampuan berpikir (cognitive), pada belajar afektif

mengakibatkan perubahan dalam aspek kemampuan merasakan

(afektive), sedang belajar psikomotorik memberikan hasil belajar berupa

ketrampilan (psychomotoric) Purwanto, (2011: 42).

a. Ranah kognitif

Menurut Hamdani, (2011: 151) kawasan kognitif adalah

subtaksonomi yang mengungkapkan kegiatan mental yang sering

berawal dari tingkat pengetahuan sampai tingkat yang paling tinggi,

yaitu evaluasi. Kawasan kognitif terdiri atas enam tingkatan dengan

aspek belajar yang berbeda-beda, diantaranya yaitu sebagai berikut:

1) Tingkat Pengetahuan

Tingkat pengetahuan (knowladge). Tujuan instruksional

pada level ini menuntut siswa untuk mampu mengingat (recall)

informasi yang telah diterima sebelumnya, misalnya fakta,

terminologi, rumus, strategi, pemecahan masalah dan sebagainya.

2) Tingkat Pemahaman

Tingkat pemahaman (comprehension). Kategori

pemahaman dihubungkan dengan kemampuan untuk menjelaskan

pengetahuan dan informasi yang telah diketahui dengan kata-kata

sendiri.

Peningkatkan Hasil Belajar..., Dahyono, FKIP, UMP, 2012

Page 5: BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGUJIAN HIPOTESIS A. …repository.ump.ac.id/7301/3/BAB II.pdfmerasa cukup puas bila anak-anak mereka telah mampu ... subtaksonomi yang mengungkapkan kegiatan

14

3) Tingkat Penerapan

Tingkat penerapan (application). Penerapan merupakan

kemampuan untuk menggunakan atau menerapkan informasi

yang telah dipelajari ke dalam situasi yang baru, serta

memecahkan berbagai masalah yang timbul dalam kehidupan

sehari-hari.

4) Tingkat Analisis

Tingkatan (analysis). Analisis merupakan kemampuan

untuk mengidentifikasi, memisahkan, dan membedakan

komponen-komponen atau elemen suatu fakta, konsep, pendapat,

asumsi, hipotesis atau kesimpulan, dan memeriksa setiap

komponen tersebut untuk melihat ada-tidaknya kontradiksi.

Dalam hal ini, siswa diharapkan menunjukan hubungan di antara

berbagai gagasan dengan cara membandingkan gagasan tersebut

dengan standar, prinsip atau prosedur yang telah dipelajari.

5) Tingkat Sintesis

Tingkat sintesis (synthesis). Sintesis diartikan sebagai

kemampuan seseorang dalam mengaitkan dan menyatukan

berbagai elemen dan unsur pengetahuan yang ada sehingga

terbentuk pola baru yang ebih menyeluruh.

6) Tingkat Evaluasi

Tingkat evaluasi (evaluation). Evaluasi merupakan level

tertinggi, yang mengharapkan siswa mampu membuat penilaian

Peningkatkan Hasil Belajar..., Dahyono, FKIP, UMP, 2012

Page 6: BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGUJIAN HIPOTESIS A. …repository.ump.ac.id/7301/3/BAB II.pdfmerasa cukup puas bila anak-anak mereka telah mampu ... subtaksonomi yang mengungkapkan kegiatan

15

dan keputusan tentang nilai suatu gagasan, metode, produk atau

benda dengan menggunakan kriteria tertentu. Jadi, evaluasi lebih

condong pada bentuk penilaian biasa dari pada sistem evaluasi.

Dari uraian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa dalam

kawasan kognitif mempunyai enam tingkatan diantaranya yaitu:

1) Tingkat pengetahuan yaitu kemampuan seseorang untuk

mengingat informasi yang telah diterima sebelumnya.

2) Tingkat pemahaman yaitu kemampuan seseorang untuk

menjelaskan pengetahuan yang telah diketahui atau diperoleh

dengan kata-kata sendiri.

3) Tingkat penerapan yaitu kemampuan seseorang untuk

menerapkan informasi yang telah diperoleh atau dipelajari

kedalam situasi baru, serta memecahkan masalah yang timbul

didalam kehidupan sehari-hari.

4) Tingkat analisis yaitu kemampuan seseorang untuk

mengidentifkasi dan membedakan komponen suatu fakta, konsep,

pandapat, asumsi, kesimpulan, dan memeriksanya setiap

komponen, untuk melihat ada tidaknya kontradiksi.

5) Tingkat sintesis yaitu kemampuan seseorang untuk mengaitkan

dan menyatukan berbagai unsur pengetahuan yang ada sehingga

terbentuk pola yang baru dan lebih menyeluruh.

Peningkatkan Hasil Belajar..., Dahyono, FKIP, UMP, 2012

Page 7: BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGUJIAN HIPOTESIS A. …repository.ump.ac.id/7301/3/BAB II.pdfmerasa cukup puas bila anak-anak mereka telah mampu ... subtaksonomi yang mengungkapkan kegiatan

16

6) Tingkat evaluasi yaitu kemempuan seseorang untuk memberikan

keputusan tentang nilai. Dan dalam evaluasi pemberian nilai

dengan menggunakan kriteria atau standar yang telah ditentukan.

b. Ranah afektif

Ada beberapa jenis kategori ranah afektif sebagai hasil belajar.

Untuk memperoleh gambaran tentang kawasan tujuan instruksional

afektif secara utuh, berikut ini akan dijelaskan setiap tingkatan

secara berurutan.

1) Tingkat menerima (Receiving), yaitu proses pembentukan sikap

dan perilaku dengan cara membangkitkan kesadaran tentang

adanya stimulus tertentu yang mengandung estetika.

2) Tingkat tanggapan (Responding), mempunyai beberapa

pengertian, antara lain:

a) Tanggapan dilihat dari segi pendidikan diartikan sebagai

perilaku baru dari sasaran pendidik (siswa) sebagai manifestasi

dari pendapatnya, yang timbul akibat adanya perangsang pada

saat ia belajar

b) Tanggapan dilihat dari segi psikologi perikaku (behavior

psychology) adalah segala perubahan perilaku organisme yang

terjadi atau yang timbul karena adanya rangsangan.

3) Tingkat menilai. Menilai dapat diartikan sebagai berikut:

a) Pengakuan secara objektif (jujur) bahwa siswa itu objektif,

sistem atau benda tertentu mempunyai kadar manfaat

Peningkatkan Hasil Belajar..., Dahyono, FKIP, UMP, 2012

Page 8: BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGUJIAN HIPOTESIS A. …repository.ump.ac.id/7301/3/BAB II.pdfmerasa cukup puas bila anak-anak mereka telah mampu ... subtaksonomi yang mengungkapkan kegiatan

17

b) Kemauan untuk menerima suatu objek atau kenyataan setelah

seseorang itu sadar bahwa objek tersebut mempunyai nilai atau

kekuatan, dengan cara menyatakan dalam bentuk sikap atau

perilaku positif atau negatif.

4) Tingkat Organisasi (organization). Organisasi dapat diartikan

sebagai:

a) Proses konseptualisasi nilai-nilai dan menyusun hubungan

antara nilai tersebut, kemudian memilih nilai-nilai yang terbaik

untuk diterapkan.

b) Kemungkinan untuk mengorganisasikan nilai-nilai,

menentukan hubungan antarnilai, dan menerima bahwa suatu

nilai itu lebih dominan dibanding nilai yang lain apabila

kepadanya diberikan berbagai nilai.

5) Tingkat karakterisasi (characterization). Karakterisasi adalah

sikap dan perbuatan yang secara konsisten dilakukan oleh

seseorang selaras dengan nilai-nilai yang dapat diterimanya,

sehingga sikap dan perbuatan itu seolah-olah telah menjadi ciri-

ciri pelakuknya.

Berdasarkan uraian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa

ranah afektif merupakan ranah yang berhubungan dengan sikap atau

tingkah laku yang dimiliki oleh seseorang. Dan dalam ranah afektif

itu sendiri memiliki lima tingkat diantaranya yaitu: tingkat

Peningkatkan Hasil Belajar..., Dahyono, FKIP, UMP, 2012

Page 9: BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGUJIAN HIPOTESIS A. …repository.ump.ac.id/7301/3/BAB II.pdfmerasa cukup puas bila anak-anak mereka telah mampu ... subtaksonomi yang mengungkapkan kegiatan

18

menerima, tingkat tanggapan, tingkat menilai, tingkat organisasi,

tingkat karakterisasi.

c. Ranah psikomotor

Menurut Sudjana, (2009: 30) hasil brlajar psikomotor tampak

dalam bentuk ketrampilan (skill) dan kemampuan bertindak individu.

Ada enam tingkatan ketrampilan, yakni:

1) Gerakan refleks (ketrampilan pada gerakan yang tidak sadar)

2) Ketrampilan pada gerakan-gerakan sadar

3) Ketrampilan perseptual, termasuk didalamnya membedakan

visual, membedakan auditif, motoris, dan lain-lain.

4) Kemampuan dibidang fisik, misalnya kekuatan, keharmonisan

dan ketepatan

5) Gerakan-gerakan skil, mulai dari ketrampilan sederhana sampai

pada ketrampilan yang kompleks

6) Kemampuan yang berkenaan dengan komunikasi non-decursive

seperti gerakan ekspresif dan interpretatif.

Dapat diambil kesimpulan bahwa hasil belajar psikomotor

merupakan ketrampilan yang berhubungan dengan gerak atau

motorik baik itu motorik halus maupun motorik kasar.

Hasil belajar yang dikemukakan diatas sebenarnya tidak

berdiri sendiri, tetapi selalu berhubungan satu sama lain, bahkan ada

dalam kebersamaan. Seseorang yang berubah tingkat kognisinya

Peningkatkan Hasil Belajar..., Dahyono, FKIP, UMP, 2012

Page 10: BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGUJIAN HIPOTESIS A. …repository.ump.ac.id/7301/3/BAB II.pdfmerasa cukup puas bila anak-anak mereka telah mampu ... subtaksonomi yang mengungkapkan kegiatan

19

sebenarnya dalam kadar tertentu telah berubah pula sikap dan

perilakunya.

Carl Rogers dalam Sudjana, ( 2009: 31 ) berpendapat bahwa

seseorang yang telah menguasai tingkat kognitif perilakunya sudah

bisa diramalkan.

Secara umum dapat diambil kesimpulan bahwa hasil belajar

merupakan perubahan perilaku siswa setelah ia memperoleh

pengalaman didalam proses belajar-mengajar. Dalam proses belajar itu

sendiri dapat melibatkan aspek kognitif, afektif, dan psikomotor dan

ketiga aspek tersebut merupakan aspek yang sangat berpengaruh sekali

terhadap proses belajar mengajar. Dalam penelitian ini diharapkan

siswa dapat meningkatkan hasil belajar kognitif, afektif, dan

psikomotor, pada materi operasi hitung penjumlahan dan pengurangan

bilangan bulat yaitu melalui metode demonstrasi dan menggunakan alat

peraga manik-manik.

Hasil belajar yang diharapkan dicapai oleh siswa untuk ketiga

ranah yaitu aspek (kognitif, afektif, dan psikomotor) pada materi “

operasi hitung penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat melalui

metode demonstrasi menggunakan alat peraga manik-manik” yaitu;

Peningkatkan Hasil Belajar..., Dahyono, FKIP, UMP, 2012

Page 11: BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGUJIAN HIPOTESIS A. …repository.ump.ac.id/7301/3/BAB II.pdfmerasa cukup puas bila anak-anak mereka telah mampu ... subtaksonomi yang mengungkapkan kegiatan

20

Tabel 2.1 Hasil Belajar yang akan dicapai dalam pembelajaran.

No. Aspek Kognitif Aspek Afektif Aspek Psikomotor

1. Siswa dapat

mengetahui

konsep dasar

bilangan bulat

yang meliputi :

penjumlahan dan

pengurangan

Siswa

mengembangkan

perilaku

berkarakter,

meliputi: tekun,

teliti dan

mendengarkan

pendapat teman.

Dapat menggunakan

alat peraga manik-

manik dengan benar

sesuai petunjuk.

2. Siswa mampu

membedakan

bilangan bulat

positif dan

bilangan bulat

negatif.

Siswa

mengembangkan

perilaku tanggung

jawab.

Rapi dalam

mengunakan alat

peraga manik-manik

sesuai konsep

penjumlahan dan

pengurangan.

3. Siswa mampu

menggunakan

operasi hitung

penjumlahan dan

pengurangan

bilangan bulat.

Siswa

mengembangkan

sikap kerja sama

dalam diskusi

kelompok.

Tepat dalam

melakukan

penjumlahan dan

pengurangan bilangan

bulat menggunakan

alat Peraga manik-

manic

4. Siswa dapat

menggunakan

konsep

penjumlahan dan

pengurangan

bilangan bulat

dalam kehidupan

sehari-hari

Siswa

mengembangkan

keterampilan

sosial, meliputi:

menayakan sesautu

yang belum

jelas

Terampil

mengoperasikan alat

peraga manik-manik

dalam melakukan

penjumlahan dan

pengurangan

bilangan

bulat baik bilangan

bulat positif maupun

negatif.

Untuk memperoleh hasil belajar, dilakukan evaluasi atau

penilaian tindak lanjut untuk mengukur tingkat penguasaan siswa. Hasil

belajar siswa tidak hanya diukur dari tingkat penguasaan ilmu

pengetahuan saja tetapi, juga sikap dan ketrampilan. Dengan demikian

Peningkatkan Hasil Belajar..., Dahyono, FKIP, UMP, 2012

Page 12: BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGUJIAN HIPOTESIS A. …repository.ump.ac.id/7301/3/BAB II.pdfmerasa cukup puas bila anak-anak mereka telah mampu ... subtaksonomi yang mengungkapkan kegiatan

21

hasil belajar siswa mencangkup segala hal yang dipelajari oleh siswa,

baik itu menyangkut pengetahuan, sikap maupun ketrampilan.

3. Pengertian Matematika

Menurut Ruseffendi dalam Heruman, ( 2008: 1) matematika

adalah bahasa symbol; ilmu deduktif yang tidak menerima pembuktian

secara induktif; ilmu tentang pola keteraturan, dan struktur yang

terorganisasi, mulai dari unsur yang tidak didefinisikan, ke unsur yang

didefinisikan, ke aksioma atau postulat, dan akhirnya ke dalil.

Siswa Sekolah Dasar (SD) umurnya berkisar antara 6 atau 7

tahun, sampai 12 atau 13 tahun. Menurut Piaget, (Heruman 2008: 1)

mereka berada pada fase operasional konkret. Kemampuan yang

tampak pada fase ini adalah kemampuan dalam proses berpikir untuk

mengoperasikan kaidah-kaidah logika, meskipun masih terikat dengan

objek yang bersifat konkret.

Dari usia perkembangan kognitif, siswa SD masih terikat dengan

objek konkret yang dapat ditangkap oleh panca indra. Dalam

pembelajaran matematika yang abstrak, siswa memerlukan alat bantu

berupa media, dan alat peraga yang dapat memperjelas apa yang akan

disampaikan oleh guru sehingga lebih cepat dipahami dan dimengerti

oleh siswa. Proses pembelajaran pada fase konkret dapat melalui

tahapan konkret, semi konkret, semi abstrak, dan selanjutnya abstrak.

Dalam matematika, setiap konsep yang abstrak yang baru

dipahami siswa perlu segera diberi penguatan, agar mengendap dan

Peningkatkan Hasil Belajar..., Dahyono, FKIP, UMP, 2012

Page 13: BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGUJIAN HIPOTESIS A. …repository.ump.ac.id/7301/3/BAB II.pdfmerasa cukup puas bila anak-anak mereka telah mampu ... subtaksonomi yang mengungkapkan kegiatan

22

bertahan lama dalam memori siswa, sehingga akan melekat dalam pola

pikir dan pola tindakannya. Untuk keperluan inilah, maka diperlukan

adanya pembelajaran melalui perbuatan dan pengertian, tidak hanya

sekedar hafalan atau mengingat fakta saja, karena hal ini akan mudah

dilupakan siswa. Pepatah Cina mengatakan, "Saya mendengar maka

saya lupa, saya melihat maka saya tahu, saya berbuat maka saya

mengerti".

Konsep-konsep pada kurikulum matematika SD dapat dibagi

menjadi tiga kelompok besar, yaitu penanaman konsep dasar

(penanaman konsep), pemahaman konsep, dan pembinaan

keterampilan. Memang, tujuan akhir pembelajaran matematika di SD

ini yaitu agar siswa terampil dalam menggunakan berbagai konsep

matematika dalam kehidupan seharihari. Akan tetapi, untuk menuju

tahap keterampilan tersebut harus melalui langkah-langkah benar yang

sesuai dengan kemampuan dan lingkungan siswa. Berikut ini adalah pe-

maparan pembelajaran yang ditekankan pada konsep-konsep

matematika diantaranya yaitu?

a. Penanaman Konsep Dasar (Penanaman Konsep), yaitu

pembelajaran suatu konsep baru matematika, ketika siswa belum

pernah mempelajari konsep tersebut. Kita dapat mengetahui konsep

ini dari isi kurikulum, yang dicirikan dengan kata "mengenal".

Pembelajaran penanaman konsep dasar merupakan jembatan yang

harus dapat menghubungkan kemampuan kognitif siswa yang

Peningkatkan Hasil Belajar..., Dahyono, FKIP, UMP, 2012

Page 14: BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGUJIAN HIPOTESIS A. …repository.ump.ac.id/7301/3/BAB II.pdfmerasa cukup puas bila anak-anak mereka telah mampu ... subtaksonomi yang mengungkapkan kegiatan

23

konkret dengan konsep baru matematika yang abstrak. Dalam

kegiatan pembelajaran konsep dasar ini, media atau alat peraga

diharapkan dapat digunakan untuk membantu kemampuan pola pikir

siswa.

b. Pemahaman Konsep, yaitu pembelajaran lanjutan dari penanaman

konsep, yang bertujuan agar siswa lebih memahami suatu konsep

matematika. Pemahaman konsep terdiri atas dua pengertian.

Pertama, merupakan kelanjutan dari pembelajaran penanaman

konsep dalam satu pertemuan. Sedangkan kedua, pembelajaran

pemahaman konsep dilakukan pada pertemuan yang berbeda, tetapi

masih merupakan lanjutan dari penanaman konsep. Pada pertemuan

tersebut, penanaman konsep dianggap sudah disampaikan pada

pertemuan sebelumnya, di semester atau kelas sebelumya.

c. Pembinaan Keterampilan, yaitu pembelajaran lanjutan dari

penanaman konsep dan pemahaman konsep. Pembelajaran

pembinaan keterampilan bertujuan agar siswa lebih terampil dalam

menggunakan berbagai konsep matematika. Seperti halnya pada

pemahaman konsep, pembinaan keterampilan juga terdiri atas dua

pengertian. Pertama, merupakan kelanjutan dari pembelajaran

penanaman konsep dan pemahaman konsep dalam satu pertemuan.

Sedangkan kedua, pembelajaran pembinaan keterampilan dilakukan

pada pertemuan yang berbeda, tapi masih merupakan lanjutan dari

penanaman dan pemahaman konsep. Pada pertemuan tersebut,

Peningkatkan Hasil Belajar..., Dahyono, FKIP, UMP, 2012

Page 15: BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGUJIAN HIPOTESIS A. …repository.ump.ac.id/7301/3/BAB II.pdfmerasa cukup puas bila anak-anak mereka telah mampu ... subtaksonomi yang mengungkapkan kegiatan

24

penanaman dan pemahaman konsep dianggap sudah disampaikan

pada pertemuan sebelumnya, di semester atau kelas sebelumnya.

4. Metode Demonstrasi

Metode demonstrasi adalah cara penyajian pelajaran dengan

meragakan atau mempertunjukkan kepada siswa suatu proses, situasi,

atau benda tertentu yang sedang dipelajari, baik sebenarnya ataupun

tiriuan, yang sering disertai dengan penjelasan lisan (Djamarah, 2010:

90).

Dengan metode demonstrasi, proses penerimaan siswa terhadap

pelajaran akan lebih berkesan secara mendalam, sehingga membentuk

pengertian dengan baik dan sempurna. Juga siswa dapat mengamati dan

memperhatikan apa yang diperlihatkan selama pelajaran berlangsung.

Metode demonstrasi baik digunakan untuk mendapatkan

gambaran yang lebih jelas tentang hal-hal yang berhubungan dengan

proses mengatur sesuatu, proses membuat sesuatu, proses bekerjanya

sesuatu, proses mengerjakan atau menggunakannya, komponen-

komponen yang membentuk sesuatu, membandingkan suatu cara

dengan cara lain, dan untuk mengetahui atau melihat kebenaran sesuatu.

Metode demonstrasi mempunyai kelebihan dan kekurangannya, sebagai

berikut:

Peningkatkan Hasil Belajar..., Dahyono, FKIP, UMP, 2012

Page 16: BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGUJIAN HIPOTESIS A. …repository.ump.ac.id/7301/3/BAB II.pdfmerasa cukup puas bila anak-anak mereka telah mampu ... subtaksonomi yang mengungkapkan kegiatan

25

a. Kelebihan Metode Demonstrasi

1) Dapat membuat pengajaran menjadi lebih jelas dan lebih konkret

sehingga menghindari verbalisme (pemahaman secara kata-kata

atau kalimat).

2) Siswa lebih mudah memahami apa yang dipelajari.

3) Proses pengajaran lebih menarik.

4) Siswa dirangsang untuk aktif mengamati, menyesuaikan antara

teori dengan kenyataan, dan mencoba melakukannya sendiri.

b. Kekurangan Metode Demonstarasi

1) Metode ini memerlukan keterampilan guru secara khusus, karena

tanpa ditunjang dengan hal itu, pelaksanaan demonstrasi akan

tidak efektif.

2) Fasilitas seperti peralatan, tempat, dan biaya yang memadai tidak

selalu tersedia dengan baik.

3) Demonstrasi memerlukan kesiapan dan perencanaan yang matang

di samping memerlukan waktu yang cukup panjang yang

mungkin terpaksa mengambil waktu atau jam pelajaran lain.

c. Tujuan dan manfaat metode demonstrasi

Tujuan pokok penggunaan metode demonstrasi dalam proses

belajar mengajar ialah untuk memperjelas pengertian konsep dan

memperlihatkan (meneladani) cara melakukan sesuatu atau proses

terjadinya sesuatu. Ditinjau dari sudut tujuan penggunaannya dapat

dikatakan bahwa metode demonstrasi bukan metode yang dapat

Peningkatkan Hasil Belajar..., Dahyono, FKIP, UMP, 2012

Page 17: BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGUJIAN HIPOTESIS A. …repository.ump.ac.id/7301/3/BAB II.pdfmerasa cukup puas bila anak-anak mereka telah mampu ... subtaksonomi yang mengungkapkan kegiatan

26

diimplementasikan dalam PMB secara independen, karena ia

mentapakan alat bantu memperjelas apa-apa yang diuraikan, baik

secara verbal maupun secara tekstual. Jadi, metode demonstrasi lebih

berfungsi sebagai strategi mengajar yang digunakan untuk

menjalankan metode mengajar tertentu seperti metode ceramah.

Banyak manfaat yang dapat diraih dengan menggunakan

metode demonstrasi, antara lain yang terpenting ialah:

1) perhatian siswa dapat lebih dipusatkan;

2) proses belajar siswa lebih terarah pada materi yang sedang

dipelajari;

3) pengalaman dan kesan sebagai hasil pembelajaran lebih melekat

dalam diri siswa (Daradjat, 1985), dalam (Syah 2010: 206).

Selanjutnya, S. Nasution (1986), dalam (Syah, 2010: 206).

yang secara khusus, menyoroti manfaat metode demonstrasi dengan

menggunakan alat peraga, berpendapat bahwa metode ini dapat:

1) menambah aktivitas belajar siswa karena ia turut melakukan

kegiatan peragaan

2) menghemat waktu belajar di kelas/sekolah

3) menjadikan hasil belajar yang lebih mantap dan permanent

4) membantu siswa dalam mengejar ketertinggalan penguasaan atas

materi pelajaran, khususnya yang didemonstrasikan itu;

5) membangkitkan minat dan aktivitas belajar siswa;

6) memberikan pemahaman yang lebih tepat dan jelas.

Peningkatkan Hasil Belajar..., Dahyono, FKIP, UMP, 2012

Page 18: BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGUJIAN HIPOTESIS A. …repository.ump.ac.id/7301/3/BAB II.pdfmerasa cukup puas bila anak-anak mereka telah mampu ... subtaksonomi yang mengungkapkan kegiatan

27

Metode demonstrasi biasanya diaplikasikan dengan menggunakan

alat bantu pengajaran seperti benda-benda miniatur, alat peraga,

gambar, perangkat alat-alat laboratorium, dan lain-lain. Metode

demonstrasi itu sendiri digunakan untuk mempermudah guru dan siswa

dalam menggunakan alat peraga. Diharapkan dengan menggunakan

metode demonstrasi pembelajaran akan berjalan dengan baik sesuai

dengan tujuan yang diinginkan.

Seperti pada tabel dibawah ini yaitu metode demonstrasi dapat

diaplikasikan dengan menggunakan alat peraga manik-manik.

Tabel 2.2 Langkah-langkah Demonstrasi Alat Peraga Manik-Manik.

No Langkah

Demonstrasi

Aktivitas Guru Aktivitas Siswa

1. Menunjukan

bilangan

nol

Guru menjelaskan dan

memperagakan alat peraga

manik-manik yang

menunjukan bilangan nol

yaitu apabila biji manik-

manik positif ( warna merah )

dan negatif (warna hijau)

berpasangan.

Siswa memperhatikan

penjelasan dari guru

dan mempraktekannya

dengan alat peraga

manik-manik yang

telah disediakan.

2. Menunjukan

bilangan

positif

Guru memasukan biji manik-

manik yang berwarna merah

pada tiang yang bertanda

positif.

Siswa memperhatikan

dan mempraktekannya

dengan menggunakan

alat peraga yang telah

disediakan.

3. Menunjukan

bilangan

negatif

Guru memasukan biji manik-

manik yang berwarna hijau

pada tiang yang bertanda

negatif.

Siswa memperhatikan

dan mempraktekannya

dengan menggunakan

alat peraga yang telah

disediakan.

4. Penjumlahan

bilangan

bulat

Guru menjelaskan dan

memperagakan konsep

penjumlahan bilangan bulat

Ketika guru

menjelaskan siswa

memperhatikan,

Peningkatkan Hasil Belajar..., Dahyono, FKIP, UMP, 2012

Page 19: BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGUJIAN HIPOTESIS A. …repository.ump.ac.id/7301/3/BAB II.pdfmerasa cukup puas bila anak-anak mereka telah mampu ... subtaksonomi yang mengungkapkan kegiatan

28

dengan menggunakan alat

peraga manik-manik yaitu

baik penjumlahan bilangan

positif dengan positif, positif

dengan negatif, negetif

dengan positif maupun

penjumlahan bilangan negatif

dengan negatif.

kemuduan siswa

mempraktekannya

dengan menggunakan

alat peraga yang telah

disediakan oleh guru.

5. Pengurangaan

bilangan

bulat

Guru menjelaskan dan

memperagakan konsep

pengurangan bilangan bulat

dengan menggunakan alat

peraga manik-manik yaitu

baik pengurangan bilangan

positif dengan positif, positif

dengan negatif, negetif

dengan positif maupun

pengurangan bilangan negatif

dengan negatif.

Siswa memperhatikan

penjelasan dari guru

Kemudian siswa

mempraktekannya

dengan menggunakan

alat peraga yang telah

disediakan.

5. Alat Peraga

a. Pengertian Alat Peraga

Alat peraaga merupakan sebuah alat bantu yang digunakan

untuk membantu siswa dalam proses kegiatan belajar-mengajar, dan

sangat membantu guru didalam menyampaikan materi pelajaran.

Alat peraga digunakan sudah sejak lama yaitu dari zaman dulu

sampai dengan sekarang, bahkan sampai saat ini seiring dengan

bergilirnya waktu masih banyak orang yang menggunakan alat

peraga. Alat peraga dalam pembelajaran pada hakekatnya

merupakan suatu alat yang digunakan untuk menunjukan sesuatu

yang riil sehingga memperjelas pengertian pebelajar (Anitah, 2009 :

4 ).

Peningkatkan Hasil Belajar..., Dahyono, FKIP, UMP, 2012

Page 20: BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGUJIAN HIPOTESIS A. …repository.ump.ac.id/7301/3/BAB II.pdfmerasa cukup puas bila anak-anak mereka telah mampu ... subtaksonomi yang mengungkapkan kegiatan

Peningkatkan Hasil Belajar..., Dahyono, FKIP, UMP, 2012

Page 21: BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGUJIAN HIPOTESIS A. …repository.ump.ac.id/7301/3/BAB II.pdfmerasa cukup puas bila anak-anak mereka telah mampu ... subtaksonomi yang mengungkapkan kegiatan

30

Langkah-langkah penggunaan alat peraga manik-manik diatas adalah

sebagai berikut :

1) Untuk menunjukan nilai bilangan

a) Bilangan nol

Untuk bilangan nol yaitu apabila biji manik-manik positif yang

warna merah dan negatif yang warna hijau berpasangan.

b) Bilangan positif

Untuk bilangan positif ditunjukan pada biji manik-manik yang

berwarna merah berada pada tiang bertanda positif. Sepuluh

biji Manik-manik merah mewakili bilangan +10 atau ditulis

10.

Peningkatkan Hasil Belajar..., Dahyono, FKIP, UMP, 2012

Page 22: BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGUJIAN HIPOTESIS A. …repository.ump.ac.id/7301/3/BAB II.pdfmerasa cukup puas bila anak-anak mereka telah mampu ... subtaksonomi yang mengungkapkan kegiatan

31

c) Bilangan negatif

Untuk bilangan negatif ditunjukan pada biji manik-manik yang

berwarna hijau berada pada tiang bertanda negatif. Sepuluh biji

manik-manik yang berwarna hijau mewakili bilangan -10 atau

ditulis (-10).

2) Penjumlahan bilangan bulat

Penjumlahan bilangan bulat dengan menggunkan manik-manik

diantaranya yaitu :

a) Hasil penjumlahan bilangan bulat positif ditunjukan pada tiang

bertanda positif yaitu biji berwarna merah, sedangkan

penjumlahan bilangan negatif ditunjukan pada tiang bertanda

negatif yaitu biji berwarna hijau. Dan penjumlahan bilangan

positif dan negatif ditunjukan pada tiang bertanda positif dan

negatif yaitu biji yang berwarna merah dan hijau. Pada

penjumlahan bilangan bulat biji yang bertanda negatif

dimasukan ke tiang yang bertanda negatif, biji yang bertanda

positif dimasukan ketiang yang bertanda positif. Untuk hasil

Peningkatkan Hasil Belajar..., Dahyono, FKIP, UMP, 2012

Page 23: BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGUJIAN HIPOTESIS A. …repository.ump.ac.id/7301/3/BAB II.pdfmerasa cukup puas bila anak-anak mereka telah mampu ... subtaksonomi yang mengungkapkan kegiatan

32

penjumlahan bilangan positif dan negatif hasil = biji manik-

manik yang tidak mempunyai pasangan.

b) Penjumlahan bilangan positif (+) dengan bilangan positif (+)

Contoh : 6 + 4 = 10

Pada alat peraga diatas 6 biji manik-manik yang berwarna

merah dimasukan ketiang no 1 yaitu yang bertanda positif dan

4 biji manik-manik yang berwarna merah dimasukan ketiang

no 2 yang bertanda positif, kemudian jumlah biji pada tiang

yang bertanda positif yaitu tiang no 1 dan 2 adalah hasil dari

penjumlahan yaitu (+6) + (+4) = +10. Jadi jika ditulis dalam

kalimat metematika adalah 6 + 4 = 10.

c) Penjumlahan bilangan positif (+) dengan bilangan Negatif (-)

Contoh : 8 + (-4) = 4

1

2

Hasil

Peningkatkan Hasil Belajar..., Dahyono, FKIP, UMP, 2012

Page 24: BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGUJIAN HIPOTESIS A. …repository.ump.ac.id/7301/3/BAB II.pdfmerasa cukup puas bila anak-anak mereka telah mampu ... subtaksonomi yang mengungkapkan kegiatan

33

Pada alat peraga diatas 8 biji manik-manik yang berwarna

merah merupakan bilangan positif dan 4 biji manik-manik

yang berwarna hijau merupakan bilangan negatif. Jadi hasil

penjumlahan positif 8 ditambah negatif 4 sama dengan positif

4 atau dapat ditulis (+8) +(-4) = +4, pada gambar manik-manik

diatas biji manik-manik yang tidak mempunyai pasangan

merupakan hasil. Jadi dapat ditulis dalam kalimat matematika

yaitu 8 + (-4) = 4.

d) Penjumlahan bilangan negatif (-) dengan bilangan positif (+)

Contoh : (-8) + 6 = -2

Pada alat peraga diatas 8 biji manik-manik berwarna hijau

mewakili bilangan negatif 8 atau (-8) dan 6 biji manik-manik

berwarna merah mewakili bilangan positif 6 atau dapat ditulis

(+6) , hasil dari penjumlahan diatas adalah (-2) karena dua biji

hijau manik-manik yang menunjukan bilangan positif tidak

mempunyai pasangan, maka hasilnya adalah (-2). Jadi dapat

ditulis dalam kalimat matematika yaitu -8 + 6 = -2.

Hasil

Peningkatkan Hasil Belajar..., Dahyono, FKIP, UMP, 2012

Page 25: BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGUJIAN HIPOTESIS A. …repository.ump.ac.id/7301/3/BAB II.pdfmerasa cukup puas bila anak-anak mereka telah mampu ... subtaksonomi yang mengungkapkan kegiatan

34

e) Penjumlahan bilangan negatif (-) dengan bilangan negatif (-)

Contoh : (-6) + (-6) = -12

Pada alat peraga diatas 6 biji manik-manik yang berwarna

hijau dimasukan ketiang no 1 yaitu yang bertanda negatif dan

6 biji manik-manik yang berwarna hijau dimasukan ketiang no

2 yang bertanda negatif, kemudian jumlah biji pada tiang yang

bertanda negatif yaitu tiang no 1 dan 2 adalah hasil

penjumlahan yaitu jika ditulis dalam kalimat metematika yaitu

(-6) + ( -6) = -12.

3) Pengurangan bilangan bulat

Dalam pengurangan bilangan bulat berbeda dengan

menjumlahkan bilangan bulat, pada penjumlahan yang bisa

diartikan menggabungkan, sedangkan mengurangkan bilangan

bulat diartikan sebagai mengambil atau memisahkan sebagian dari

suatu kumpulan. Oleh sebab itu dalam pengurangan bilangan bulat

diperagakan dengan gambar dalam bentuk adanya sebagaian

anggota yang diambil dari suatu kumpulan. Hasilnya adalah

kumpulan baru yang anggotanya tidak terkena proses pengambilan.

Hasil

1

2

Peningkatkan Hasil Belajar..., Dahyono, FKIP, UMP, 2012

Page 26: BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGUJIAN HIPOTESIS A. …repository.ump.ac.id/7301/3/BAB II.pdfmerasa cukup puas bila anak-anak mereka telah mampu ... subtaksonomi yang mengungkapkan kegiatan

35

Didalam proses pengurangan bilangan bulat dengan menggunakan

alat peraga manik-maniki ini berlaku ketentuan sebagai berikut :

a) Dalam melakukan operasi hitung pengurangan setiap bilangan

yang menjadi pengurang harus diubah terlebih dahulu dengan

lawan dari bilangan itu yaitu jika bilangan itu negatif maka

diganti lawannya yaitu bilangan positif sebaliknya jika

bilangan itu positif maka diganti dengan lawannya yaitu

negatif serta mengubah pengurangan menjadi penjumlahan.

Contohnya yaitu 5 – 8 = -3, bilangan positif 8 dalam

menggunakan alat peraga manik-manik diganti dengan

lawannya yaitu bilangan negatif 8 atau (-8), dalam kalimat

matematika manjadi : 5 – 8 = 5 + (-8) = -3.

b) Pengurangan bilangan positif (+) dengan bilangan positif (+)

Contoh : 5 – 8 = …?

Pengurangan pada alat peraga diatas untuk mendapatkan hasil

pengurangan, maka bilangan yang menjadi pengurangnya

harus diubah menjadi lawannya yaitu 8 biji manik-manik

merah pada tiang positif diganti 8 biji manik-manik hijau, dan

Peningkatkan Hasil Belajar..., Dahyono, FKIP, UMP, 2012

Page 27: BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGUJIAN HIPOTESIS A. …repository.ump.ac.id/7301/3/BAB II.pdfmerasa cukup puas bila anak-anak mereka telah mampu ... subtaksonomi yang mengungkapkan kegiatan

36

dimaskan pada tiang yang bertanda negatif. maka peragaan

menggunakakn alat peraga manik-manik menjadi:

dari hasil pengurangan diatas maka hasil dari :

5 – 8 = 5 + (-8) = -3

c) Pengurangan bilangan positif (+) dengan bilangan negatif (-)

Contoh : 6 – (-4) = …?

Untuk operasi hitung pengurangan, pengurangnya diubah

dengan lawannya yaitu 4 biji manik-manik yang berwarna

hijau diganti dengan 4 biji manik-manik yang berwarna merah,

dan biji manik-manik yang berwarna merah tersebut

dipindahkan ketiang yang bertanda positif. yaitu seperti pada

gambar diawah ini.

Hasil

Peningkatkan Hasil Belajar..., Dahyono, FKIP, UMP, 2012

Page 28: BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGUJIAN HIPOTESIS A. …repository.ump.ac.id/7301/3/BAB II.pdfmerasa cukup puas bila anak-anak mereka telah mampu ... subtaksonomi yang mengungkapkan kegiatan

37

Dari peragaan alat peraga manik-manik diatas maka hasil

pengurangan ditulis dengan kalimat matematika yaitu menjadi:

6 – (-4) = 6 + 4 = 10.

d) Pengurangan bilangan negatif (-) dengan bilangan positif (+)

Contoh : -5 – 4 = …?

Dalam operasi hitung pengurangan pengurangnya diubah

dengan lawannya, yaitu 4 biji manik-manik yang berwarna

merah diganti menjadi 4 biji manik-manik yang berwarna

hijau, dan biji yang berwarna hijau tersebut dipindahkan

ketiang yang bertanda negatif yaitu seperti pada gambar di

bawah ini.

Hasil

Peningkatkan Hasil Belajar..., Dahyono, FKIP, UMP, 2012

Page 29: BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGUJIAN HIPOTESIS A. …repository.ump.ac.id/7301/3/BAB II.pdfmerasa cukup puas bila anak-anak mereka telah mampu ... subtaksonomi yang mengungkapkan kegiatan

38

Dari peragaan alat peraga manik-manik diatas maka hasil

pengurangan ditulis dengan kalimat metematika menjadi :

-5 – 4 = (-5) + (-4) = -9.

e) Pengurangan bilangan negatif (-) dengan bilangan negatif (-)

Contoh : -5 – (-3) = ….?

Dalam operasi hitung pengurangan maka pengurangnya harus

diubah dengan lawannya, yaitu 3 biji manik-manik yang

berwarna hijau diganti menjadi 3 biji manik-manik yang

berwarna merah, kemudian dimasukan kedalam tiang yang

bertanda positif. Seperti pada gambar dibawah ini.

Peningkatkan Hasil Belajar..., Dahyono, FKIP, UMP, 2012

Page 30: BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGUJIAN HIPOTESIS A. …repository.ump.ac.id/7301/3/BAB II.pdfmerasa cukup puas bila anak-anak mereka telah mampu ... subtaksonomi yang mengungkapkan kegiatan

39

Dari peragaan alat peraga manik-manik diatas maka hasil

pengurangan bilangan bulat dapat ditulis dalam kalimat

matematika yaitu (-5) – (-3) = (-5) + 3 = -2.

Dari penjelasan penggunaan alat peraga manik-manik diatas dalam

penggunaan operasi hitung penjumlahan dan pengurangan, dapat diambil

kesimpulan bahwa Pada pengurangan merupakan proses mengambil

sebagian dari suatu kumpulan biji manik-manik. Oleh sebab itu untuk

setiap melakukan operasi hitung pengurangan maka pengurangnya

diubah dengan lawannya yaitu dari pengurangan diubah menjadi

penjumlahan.

Untuk lebih jelasnya dapat kita lihat pada contoh pengurangan

dibawah ini. Bandingkan hasilnya jika pengurang pada masing-masing

soal diubah dengan penjumlahan dengan lawan dari pengurangnya.

Berikut adalah contoh pengurangan bilangan bulat :

(1) 5 – (8) = -3, pengurangnya 8, lawannya (-8) → 5 + (-8) = -3

(2) 6 – (-4) = 10, pengurangnya (-4), lawannya 4 → 6 + 4 = 10

(3) -5 – (4) = -9, pengurangnya (4), lawannya (-4)→ -5 + (-4) = -9

(4) -5 – (-3) = -2, pengurangnya (-3), lawannya (3)→ -5 + 3 = -2

Hasil

Peningkatkan Hasil Belajar..., Dahyono, FKIP, UMP, 2012

Page 31: BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGUJIAN HIPOTESIS A. …repository.ump.ac.id/7301/3/BAB II.pdfmerasa cukup puas bila anak-anak mereka telah mampu ... subtaksonomi yang mengungkapkan kegiatan

40

B. Penelitian yang Relevan

Penelitian Tindakan Kelas yang relevan ini untuk mendukung

peningkatan hasil belajar matematika menggunakan metode demonstrasi

melalui alat peraga manik-manik pokok bahasan operasi hitung

penjumlahan dan penguranangan bilangan bulat.

Dalam Penelitian Tindakan Kelas oleh, Widya Arief Satriyanto

tahun 2006 , dapat disimpulkan bahwa :

Pembelajaran matematika dengan metode demonstrasi dapat

meningkatkan keaktifan dan pemahaman konsep siswa. Hal ini dibuktikan

dengan nlai rata-rata skor ke aktivan yang diperoleh siswa pada siklus I 78,

36%, pada siklus II nilai rata-rata 80, 65%. Sehingga nilai rata-rata kelas

yang dicapai dan ketuntasan belajar sudah mencapai nilai rata-rata kelas

7,0 dan ketuntasan belajar sudah mencapai 75 %. Maka pembelajaran

menggunakan metode demonstrasi dapat digunakan didalam meningkatkan

Hasil belajar siswa pada oprasi hitung penjumlahan dan pengurangan

bilangan bulat.

C. Kerangka Berpikir

Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang menarik dan

mudah karena matematika konsep belajarnya menggunakan ilmu

pasti,akan tetapi dianggap sulit oleh siswa, dan sebagian siswa

menganggap bahwa matematika adalah mata pelajaran yang penuh dengan

rumus-rumus yang sulit untuk dipelajari dan dihitung. Konsep agar siswa

senang dengan pelajaran matematika yaitu, kesan pertama menarik siswa

Peningkatkan Hasil Belajar..., Dahyono, FKIP, UMP, 2012

Page 32: BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGUJIAN HIPOTESIS A. …repository.ump.ac.id/7301/3/BAB II.pdfmerasa cukup puas bila anak-anak mereka telah mampu ... subtaksonomi yang mengungkapkan kegiatan

41

terlebih dahulu yaitu dengan menggunakan alat peraga yang menarik bagi

siswa, sehingga nantinya pelajaran matematika akan dianggap mata

pelajarannya yang menyenangkan dan mudah untuk dipelajari.

Pembelajarn matematika di SD merupakan pembelajaran awal, pada

usia SD tahap pambelajarannya dari pengenalan benda konkrit menuju

yang abstrak. Dengan demikian dalam pembelajaran matematika

dibutuhkan alat peraga sebagai media bantu untuk meningkatkan hasil

belajar siswa yaitu pada ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Maka

dalam pembelajaran tersebut penggunaan metode yang dianggap paling

tepat yaitu metode demonstrasi. Metode demonstrasi itu sendiri merupakan

metode yang digunakan untuk memperagakan dan mempertunjukan pada

siswa tentang suatu proses atau benda tertentu.

Pada siswa kelas IV pembelajaran matemtika operasi hitung

penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat masih mengalami kesulitan,

karena kuang tepatnya metode dan alat peraga yang digunakan dalam

pembelajaran tersebut. Oleh karena itu, perlu untuk menggunakan

pembelajaran lain yang dianggap paling tepat untuk meningkatkan hasil

belajar yanki dengan menggunakan alat peraga Manik-manik dan

menggunakan metode demonstrasi. Dengan adanya alat peraga Manik-

manik diharapkan dapat membantu siswa untuk memahami konsep

penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat.

Peningkatkan Hasil Belajar..., Dahyono, FKIP, UMP, 2012

Page 33: BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGUJIAN HIPOTESIS A. …repository.ump.ac.id/7301/3/BAB II.pdfmerasa cukup puas bila anak-anak mereka telah mampu ... subtaksonomi yang mengungkapkan kegiatan

42

D. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kerangka berfikir di atas, dapat dirumuskan hipotesis

tindakan sebagai berikut: ”Penerapan metode demonstrasi dengan alat

peraga manik-manik dapat meningkatkan hasil belajar matematika aspek

kognitif, afektif, dan psikomotor pada siswa kelas IV SD Negeri 2

Gombong Kecamatan Belik Kabupaten Pemalang”.

Peningkatkan Hasil Belajar..., Dahyono, FKIP, UMP, 2012