BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGUJIAN HIPOTESIS A. …repository.ump.ac.id/7301/3/BAB II.pdfmerasa...
Transcript of BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGUJIAN HIPOTESIS A. …repository.ump.ac.id/7301/3/BAB II.pdfmerasa...
10
BAB II
LANDASAN TEORI DAN PENGUJIAN HIPOTESIS
A. Landasan Teori
1. Pengertian belajar
Menurut Sagala S, (2011: 11) belajar merupakan komponen ilmu
pendidikan yang berkenaan dengan tujuan dan bahan acuan interaksi,
baik yang bersifat eksplisit maupun implisit (tersembunyi).
Slameto, (2010 : 2) belajar ialah suatu proses usaha yang
dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku
yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri
dalam interaksi dengan lingkungannya.
Sebagian orang beranggapan bahwa belajar adalah semata-mata
mengumpulkan atau menghafalkan fakta-fakta yang tersaji dalam
bentuk informasi atau materi pelajaran. Orang yang beranggapan
demikian biasanya akan segera merasa bangga ketika anak-anaknya
telah mampu menyebutkan kembali secara lisan (verbal) sebagian besar
informasi yang terdapat dalam buku teks atau yang diajarkan oleh guru.
Di samping itu, ada pula sebagian orang yang memandang belajar
sebagai pelatihan belaka seperti yang tampak pada pelatihan membaca
dan menulis. Berdasarkan persepsi semacam ini, biasanya mereka akan
merasa cukup puas bila anak-anak mereka telah mampu
Peningkatkan Hasil Belajar..., Dahyono, FKIP, UMP, 2012
11
memperlihatkan keterampilan jasmaniah tertentu walaupun tanpa
pengetahuan mengenai arti, hakikat, dan tujuan keterampilan tersebut.
Biggs dalam Syah, ( 2010: 90 ) mendefinisikan belajar dalam tiga
macam rumusan, yaitu: rumusan kuantitatif, rumusan institusional;
rumusan kualitatif. Dalam rumusan-rumusan ini, kata-kata seperti
perubahan dan tingkah laku tidak lagi disebut secara eksplisit
mengingat kedua istilah ini sudah menjadi kebenaran umum yang
diketahui semua orang yang terlibat dalam proses pendidikan. Tiga
rumusan belajar tersebut diantaranya adalah sebagai berikut:
a. Secara kuantitatif (ditinjau dari sudut jumlah), belajar berarti
kegiatan pengisian atau pengembangan kemampuan kognitif dengan
fakta sebanyakbanyaknya. Jadi, belajar dalam hal ini dipandang dari
sudut banyaknya materi yang dikuasai siswa.
b. Secara institusional (tinjauan kelembagaan), belajar dipandang
sebagai proses "validasi" atau pengabsahan terhadap penguasaan
siswa atas materi -materi yang telah ia pelajari. Bukti institusional
yang menunjukkan siswa telah belajar dapat diketahui seusai proses
mengajar. Ukurannya, semakin baik mutu guru mengajar akan
semakin baik pula mutu perolehan siswa yang kemudian dinyatakan
dalam bentuk skor.
c. Secara kualitatif (tinjauan mutu) ialah proses memperoleh arti-arti
dan pemahaman-pemahaman serta cara-cara menafsirkan dunia di
sekeliling siswa. Belajar dalam pengertian ini difokuskan pada
Peningkatkan Hasil Belajar..., Dahyono, FKIP, UMP, 2012
12
tercapainya daya pikir dan tindakan yang berkualitas untuk
memecahkan masalah-masalah yang kini dan nanti dihadapi siswa.
Bertolak dari berbagai definisi yang telah diutarakan, secara
umum belajar dapat dipahami sebagai tahapan perubahan seluruh
tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai basil pengalaman
dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif.
Sehubungan dengan pengertian ini perlu diutarakan sekali lagi bahwa
perubahan tingkah laku yang timbul akibat proses kematangan, keadaan
gila, mabuk, lelah, dan jenuh tidak dapat dipandang sebagai proses
belajar Syah, (2010: 90 ).
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa Belajar
adalah suatu proses perubahan seluruh tingkahlaku pada individu. Akan
tetapi perubahan tingkahlaku yang timbul akibat proses kematangan,
keadaan gila, mabuk, lelah dan jenuh tidak dapat disebut sebagai proses
belajar.
2. Hasil belajar
Menurut Sudjana, (2009: 22) hasil belajar adalah kemampuan-
kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman
belajarnya.
Menurut Purwanto, (2011: 34) hasil belajar merupakan perubahan
perilaku siswa akibat belajar. Perubahan itu diupayakan dlam proses
belajar mengajar untuk mencapai tujuan pendidikan.
Peningkatkan Hasil Belajar..., Dahyono, FKIP, UMP, 2012
13
Proses belajar dapat melibatkan aspek kognitif, afektif, dan
psikomotor. Pada belajar kognitif, prosesnya mengakibatkan perubahan
dalam aspek kemampuan berpikir (cognitive), pada belajar afektif
mengakibatkan perubahan dalam aspek kemampuan merasakan
(afektive), sedang belajar psikomotorik memberikan hasil belajar berupa
ketrampilan (psychomotoric) Purwanto, (2011: 42).
a. Ranah kognitif
Menurut Hamdani, (2011: 151) kawasan kognitif adalah
subtaksonomi yang mengungkapkan kegiatan mental yang sering
berawal dari tingkat pengetahuan sampai tingkat yang paling tinggi,
yaitu evaluasi. Kawasan kognitif terdiri atas enam tingkatan dengan
aspek belajar yang berbeda-beda, diantaranya yaitu sebagai berikut:
1) Tingkat Pengetahuan
Tingkat pengetahuan (knowladge). Tujuan instruksional
pada level ini menuntut siswa untuk mampu mengingat (recall)
informasi yang telah diterima sebelumnya, misalnya fakta,
terminologi, rumus, strategi, pemecahan masalah dan sebagainya.
2) Tingkat Pemahaman
Tingkat pemahaman (comprehension). Kategori
pemahaman dihubungkan dengan kemampuan untuk menjelaskan
pengetahuan dan informasi yang telah diketahui dengan kata-kata
sendiri.
Peningkatkan Hasil Belajar..., Dahyono, FKIP, UMP, 2012
14
3) Tingkat Penerapan
Tingkat penerapan (application). Penerapan merupakan
kemampuan untuk menggunakan atau menerapkan informasi
yang telah dipelajari ke dalam situasi yang baru, serta
memecahkan berbagai masalah yang timbul dalam kehidupan
sehari-hari.
4) Tingkat Analisis
Tingkatan (analysis). Analisis merupakan kemampuan
untuk mengidentifikasi, memisahkan, dan membedakan
komponen-komponen atau elemen suatu fakta, konsep, pendapat,
asumsi, hipotesis atau kesimpulan, dan memeriksa setiap
komponen tersebut untuk melihat ada-tidaknya kontradiksi.
Dalam hal ini, siswa diharapkan menunjukan hubungan di antara
berbagai gagasan dengan cara membandingkan gagasan tersebut
dengan standar, prinsip atau prosedur yang telah dipelajari.
5) Tingkat Sintesis
Tingkat sintesis (synthesis). Sintesis diartikan sebagai
kemampuan seseorang dalam mengaitkan dan menyatukan
berbagai elemen dan unsur pengetahuan yang ada sehingga
terbentuk pola baru yang ebih menyeluruh.
6) Tingkat Evaluasi
Tingkat evaluasi (evaluation). Evaluasi merupakan level
tertinggi, yang mengharapkan siswa mampu membuat penilaian
Peningkatkan Hasil Belajar..., Dahyono, FKIP, UMP, 2012
15
dan keputusan tentang nilai suatu gagasan, metode, produk atau
benda dengan menggunakan kriteria tertentu. Jadi, evaluasi lebih
condong pada bentuk penilaian biasa dari pada sistem evaluasi.
Dari uraian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa dalam
kawasan kognitif mempunyai enam tingkatan diantaranya yaitu:
1) Tingkat pengetahuan yaitu kemampuan seseorang untuk
mengingat informasi yang telah diterima sebelumnya.
2) Tingkat pemahaman yaitu kemampuan seseorang untuk
menjelaskan pengetahuan yang telah diketahui atau diperoleh
dengan kata-kata sendiri.
3) Tingkat penerapan yaitu kemampuan seseorang untuk
menerapkan informasi yang telah diperoleh atau dipelajari
kedalam situasi baru, serta memecahkan masalah yang timbul
didalam kehidupan sehari-hari.
4) Tingkat analisis yaitu kemampuan seseorang untuk
mengidentifkasi dan membedakan komponen suatu fakta, konsep,
pandapat, asumsi, kesimpulan, dan memeriksanya setiap
komponen, untuk melihat ada tidaknya kontradiksi.
5) Tingkat sintesis yaitu kemampuan seseorang untuk mengaitkan
dan menyatukan berbagai unsur pengetahuan yang ada sehingga
terbentuk pola yang baru dan lebih menyeluruh.
Peningkatkan Hasil Belajar..., Dahyono, FKIP, UMP, 2012
16
6) Tingkat evaluasi yaitu kemempuan seseorang untuk memberikan
keputusan tentang nilai. Dan dalam evaluasi pemberian nilai
dengan menggunakan kriteria atau standar yang telah ditentukan.
b. Ranah afektif
Ada beberapa jenis kategori ranah afektif sebagai hasil belajar.
Untuk memperoleh gambaran tentang kawasan tujuan instruksional
afektif secara utuh, berikut ini akan dijelaskan setiap tingkatan
secara berurutan.
1) Tingkat menerima (Receiving), yaitu proses pembentukan sikap
dan perilaku dengan cara membangkitkan kesadaran tentang
adanya stimulus tertentu yang mengandung estetika.
2) Tingkat tanggapan (Responding), mempunyai beberapa
pengertian, antara lain:
a) Tanggapan dilihat dari segi pendidikan diartikan sebagai
perilaku baru dari sasaran pendidik (siswa) sebagai manifestasi
dari pendapatnya, yang timbul akibat adanya perangsang pada
saat ia belajar
b) Tanggapan dilihat dari segi psikologi perikaku (behavior
psychology) adalah segala perubahan perilaku organisme yang
terjadi atau yang timbul karena adanya rangsangan.
3) Tingkat menilai. Menilai dapat diartikan sebagai berikut:
a) Pengakuan secara objektif (jujur) bahwa siswa itu objektif,
sistem atau benda tertentu mempunyai kadar manfaat
Peningkatkan Hasil Belajar..., Dahyono, FKIP, UMP, 2012
17
b) Kemauan untuk menerima suatu objek atau kenyataan setelah
seseorang itu sadar bahwa objek tersebut mempunyai nilai atau
kekuatan, dengan cara menyatakan dalam bentuk sikap atau
perilaku positif atau negatif.
4) Tingkat Organisasi (organization). Organisasi dapat diartikan
sebagai:
a) Proses konseptualisasi nilai-nilai dan menyusun hubungan
antara nilai tersebut, kemudian memilih nilai-nilai yang terbaik
untuk diterapkan.
b) Kemungkinan untuk mengorganisasikan nilai-nilai,
menentukan hubungan antarnilai, dan menerima bahwa suatu
nilai itu lebih dominan dibanding nilai yang lain apabila
kepadanya diberikan berbagai nilai.
5) Tingkat karakterisasi (characterization). Karakterisasi adalah
sikap dan perbuatan yang secara konsisten dilakukan oleh
seseorang selaras dengan nilai-nilai yang dapat diterimanya,
sehingga sikap dan perbuatan itu seolah-olah telah menjadi ciri-
ciri pelakuknya.
Berdasarkan uraian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa
ranah afektif merupakan ranah yang berhubungan dengan sikap atau
tingkah laku yang dimiliki oleh seseorang. Dan dalam ranah afektif
itu sendiri memiliki lima tingkat diantaranya yaitu: tingkat
Peningkatkan Hasil Belajar..., Dahyono, FKIP, UMP, 2012
18
menerima, tingkat tanggapan, tingkat menilai, tingkat organisasi,
tingkat karakterisasi.
c. Ranah psikomotor
Menurut Sudjana, (2009: 30) hasil brlajar psikomotor tampak
dalam bentuk ketrampilan (skill) dan kemampuan bertindak individu.
Ada enam tingkatan ketrampilan, yakni:
1) Gerakan refleks (ketrampilan pada gerakan yang tidak sadar)
2) Ketrampilan pada gerakan-gerakan sadar
3) Ketrampilan perseptual, termasuk didalamnya membedakan
visual, membedakan auditif, motoris, dan lain-lain.
4) Kemampuan dibidang fisik, misalnya kekuatan, keharmonisan
dan ketepatan
5) Gerakan-gerakan skil, mulai dari ketrampilan sederhana sampai
pada ketrampilan yang kompleks
6) Kemampuan yang berkenaan dengan komunikasi non-decursive
seperti gerakan ekspresif dan interpretatif.
Dapat diambil kesimpulan bahwa hasil belajar psikomotor
merupakan ketrampilan yang berhubungan dengan gerak atau
motorik baik itu motorik halus maupun motorik kasar.
Hasil belajar yang dikemukakan diatas sebenarnya tidak
berdiri sendiri, tetapi selalu berhubungan satu sama lain, bahkan ada
dalam kebersamaan. Seseorang yang berubah tingkat kognisinya
Peningkatkan Hasil Belajar..., Dahyono, FKIP, UMP, 2012
19
sebenarnya dalam kadar tertentu telah berubah pula sikap dan
perilakunya.
Carl Rogers dalam Sudjana, ( 2009: 31 ) berpendapat bahwa
seseorang yang telah menguasai tingkat kognitif perilakunya sudah
bisa diramalkan.
Secara umum dapat diambil kesimpulan bahwa hasil belajar
merupakan perubahan perilaku siswa setelah ia memperoleh
pengalaman didalam proses belajar-mengajar. Dalam proses belajar itu
sendiri dapat melibatkan aspek kognitif, afektif, dan psikomotor dan
ketiga aspek tersebut merupakan aspek yang sangat berpengaruh sekali
terhadap proses belajar mengajar. Dalam penelitian ini diharapkan
siswa dapat meningkatkan hasil belajar kognitif, afektif, dan
psikomotor, pada materi operasi hitung penjumlahan dan pengurangan
bilangan bulat yaitu melalui metode demonstrasi dan menggunakan alat
peraga manik-manik.
Hasil belajar yang diharapkan dicapai oleh siswa untuk ketiga
ranah yaitu aspek (kognitif, afektif, dan psikomotor) pada materi “
operasi hitung penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat melalui
metode demonstrasi menggunakan alat peraga manik-manik” yaitu;
Peningkatkan Hasil Belajar..., Dahyono, FKIP, UMP, 2012
20
Tabel 2.1 Hasil Belajar yang akan dicapai dalam pembelajaran.
No. Aspek Kognitif Aspek Afektif Aspek Psikomotor
1. Siswa dapat
mengetahui
konsep dasar
bilangan bulat
yang meliputi :
penjumlahan dan
pengurangan
Siswa
mengembangkan
perilaku
berkarakter,
meliputi: tekun,
teliti dan
mendengarkan
pendapat teman.
Dapat menggunakan
alat peraga manik-
manik dengan benar
sesuai petunjuk.
2. Siswa mampu
membedakan
bilangan bulat
positif dan
bilangan bulat
negatif.
Siswa
mengembangkan
perilaku tanggung
jawab.
Rapi dalam
mengunakan alat
peraga manik-manik
sesuai konsep
penjumlahan dan
pengurangan.
3. Siswa mampu
menggunakan
operasi hitung
penjumlahan dan
pengurangan
bilangan bulat.
Siswa
mengembangkan
sikap kerja sama
dalam diskusi
kelompok.
Tepat dalam
melakukan
penjumlahan dan
pengurangan bilangan
bulat menggunakan
alat Peraga manik-
manic
4. Siswa dapat
menggunakan
konsep
penjumlahan dan
pengurangan
bilangan bulat
dalam kehidupan
sehari-hari
Siswa
mengembangkan
keterampilan
sosial, meliputi:
menayakan sesautu
yang belum
jelas
Terampil
mengoperasikan alat
peraga manik-manik
dalam melakukan
penjumlahan dan
pengurangan
bilangan
bulat baik bilangan
bulat positif maupun
negatif.
Untuk memperoleh hasil belajar, dilakukan evaluasi atau
penilaian tindak lanjut untuk mengukur tingkat penguasaan siswa. Hasil
belajar siswa tidak hanya diukur dari tingkat penguasaan ilmu
pengetahuan saja tetapi, juga sikap dan ketrampilan. Dengan demikian
Peningkatkan Hasil Belajar..., Dahyono, FKIP, UMP, 2012
21
hasil belajar siswa mencangkup segala hal yang dipelajari oleh siswa,
baik itu menyangkut pengetahuan, sikap maupun ketrampilan.
3. Pengertian Matematika
Menurut Ruseffendi dalam Heruman, ( 2008: 1) matematika
adalah bahasa symbol; ilmu deduktif yang tidak menerima pembuktian
secara induktif; ilmu tentang pola keteraturan, dan struktur yang
terorganisasi, mulai dari unsur yang tidak didefinisikan, ke unsur yang
didefinisikan, ke aksioma atau postulat, dan akhirnya ke dalil.
Siswa Sekolah Dasar (SD) umurnya berkisar antara 6 atau 7
tahun, sampai 12 atau 13 tahun. Menurut Piaget, (Heruman 2008: 1)
mereka berada pada fase operasional konkret. Kemampuan yang
tampak pada fase ini adalah kemampuan dalam proses berpikir untuk
mengoperasikan kaidah-kaidah logika, meskipun masih terikat dengan
objek yang bersifat konkret.
Dari usia perkembangan kognitif, siswa SD masih terikat dengan
objek konkret yang dapat ditangkap oleh panca indra. Dalam
pembelajaran matematika yang abstrak, siswa memerlukan alat bantu
berupa media, dan alat peraga yang dapat memperjelas apa yang akan
disampaikan oleh guru sehingga lebih cepat dipahami dan dimengerti
oleh siswa. Proses pembelajaran pada fase konkret dapat melalui
tahapan konkret, semi konkret, semi abstrak, dan selanjutnya abstrak.
Dalam matematika, setiap konsep yang abstrak yang baru
dipahami siswa perlu segera diberi penguatan, agar mengendap dan
Peningkatkan Hasil Belajar..., Dahyono, FKIP, UMP, 2012
22
bertahan lama dalam memori siswa, sehingga akan melekat dalam pola
pikir dan pola tindakannya. Untuk keperluan inilah, maka diperlukan
adanya pembelajaran melalui perbuatan dan pengertian, tidak hanya
sekedar hafalan atau mengingat fakta saja, karena hal ini akan mudah
dilupakan siswa. Pepatah Cina mengatakan, "Saya mendengar maka
saya lupa, saya melihat maka saya tahu, saya berbuat maka saya
mengerti".
Konsep-konsep pada kurikulum matematika SD dapat dibagi
menjadi tiga kelompok besar, yaitu penanaman konsep dasar
(penanaman konsep), pemahaman konsep, dan pembinaan
keterampilan. Memang, tujuan akhir pembelajaran matematika di SD
ini yaitu agar siswa terampil dalam menggunakan berbagai konsep
matematika dalam kehidupan seharihari. Akan tetapi, untuk menuju
tahap keterampilan tersebut harus melalui langkah-langkah benar yang
sesuai dengan kemampuan dan lingkungan siswa. Berikut ini adalah pe-
maparan pembelajaran yang ditekankan pada konsep-konsep
matematika diantaranya yaitu?
a. Penanaman Konsep Dasar (Penanaman Konsep), yaitu
pembelajaran suatu konsep baru matematika, ketika siswa belum
pernah mempelajari konsep tersebut. Kita dapat mengetahui konsep
ini dari isi kurikulum, yang dicirikan dengan kata "mengenal".
Pembelajaran penanaman konsep dasar merupakan jembatan yang
harus dapat menghubungkan kemampuan kognitif siswa yang
Peningkatkan Hasil Belajar..., Dahyono, FKIP, UMP, 2012
23
konkret dengan konsep baru matematika yang abstrak. Dalam
kegiatan pembelajaran konsep dasar ini, media atau alat peraga
diharapkan dapat digunakan untuk membantu kemampuan pola pikir
siswa.
b. Pemahaman Konsep, yaitu pembelajaran lanjutan dari penanaman
konsep, yang bertujuan agar siswa lebih memahami suatu konsep
matematika. Pemahaman konsep terdiri atas dua pengertian.
Pertama, merupakan kelanjutan dari pembelajaran penanaman
konsep dalam satu pertemuan. Sedangkan kedua, pembelajaran
pemahaman konsep dilakukan pada pertemuan yang berbeda, tetapi
masih merupakan lanjutan dari penanaman konsep. Pada pertemuan
tersebut, penanaman konsep dianggap sudah disampaikan pada
pertemuan sebelumnya, di semester atau kelas sebelumya.
c. Pembinaan Keterampilan, yaitu pembelajaran lanjutan dari
penanaman konsep dan pemahaman konsep. Pembelajaran
pembinaan keterampilan bertujuan agar siswa lebih terampil dalam
menggunakan berbagai konsep matematika. Seperti halnya pada
pemahaman konsep, pembinaan keterampilan juga terdiri atas dua
pengertian. Pertama, merupakan kelanjutan dari pembelajaran
penanaman konsep dan pemahaman konsep dalam satu pertemuan.
Sedangkan kedua, pembelajaran pembinaan keterampilan dilakukan
pada pertemuan yang berbeda, tapi masih merupakan lanjutan dari
penanaman dan pemahaman konsep. Pada pertemuan tersebut,
Peningkatkan Hasil Belajar..., Dahyono, FKIP, UMP, 2012
24
penanaman dan pemahaman konsep dianggap sudah disampaikan
pada pertemuan sebelumnya, di semester atau kelas sebelumnya.
4. Metode Demonstrasi
Metode demonstrasi adalah cara penyajian pelajaran dengan
meragakan atau mempertunjukkan kepada siswa suatu proses, situasi,
atau benda tertentu yang sedang dipelajari, baik sebenarnya ataupun
tiriuan, yang sering disertai dengan penjelasan lisan (Djamarah, 2010:
90).
Dengan metode demonstrasi, proses penerimaan siswa terhadap
pelajaran akan lebih berkesan secara mendalam, sehingga membentuk
pengertian dengan baik dan sempurna. Juga siswa dapat mengamati dan
memperhatikan apa yang diperlihatkan selama pelajaran berlangsung.
Metode demonstrasi baik digunakan untuk mendapatkan
gambaran yang lebih jelas tentang hal-hal yang berhubungan dengan
proses mengatur sesuatu, proses membuat sesuatu, proses bekerjanya
sesuatu, proses mengerjakan atau menggunakannya, komponen-
komponen yang membentuk sesuatu, membandingkan suatu cara
dengan cara lain, dan untuk mengetahui atau melihat kebenaran sesuatu.
Metode demonstrasi mempunyai kelebihan dan kekurangannya, sebagai
berikut:
Peningkatkan Hasil Belajar..., Dahyono, FKIP, UMP, 2012
25
a. Kelebihan Metode Demonstrasi
1) Dapat membuat pengajaran menjadi lebih jelas dan lebih konkret
sehingga menghindari verbalisme (pemahaman secara kata-kata
atau kalimat).
2) Siswa lebih mudah memahami apa yang dipelajari.
3) Proses pengajaran lebih menarik.
4) Siswa dirangsang untuk aktif mengamati, menyesuaikan antara
teori dengan kenyataan, dan mencoba melakukannya sendiri.
b. Kekurangan Metode Demonstarasi
1) Metode ini memerlukan keterampilan guru secara khusus, karena
tanpa ditunjang dengan hal itu, pelaksanaan demonstrasi akan
tidak efektif.
2) Fasilitas seperti peralatan, tempat, dan biaya yang memadai tidak
selalu tersedia dengan baik.
3) Demonstrasi memerlukan kesiapan dan perencanaan yang matang
di samping memerlukan waktu yang cukup panjang yang
mungkin terpaksa mengambil waktu atau jam pelajaran lain.
c. Tujuan dan manfaat metode demonstrasi
Tujuan pokok penggunaan metode demonstrasi dalam proses
belajar mengajar ialah untuk memperjelas pengertian konsep dan
memperlihatkan (meneladani) cara melakukan sesuatu atau proses
terjadinya sesuatu. Ditinjau dari sudut tujuan penggunaannya dapat
dikatakan bahwa metode demonstrasi bukan metode yang dapat
Peningkatkan Hasil Belajar..., Dahyono, FKIP, UMP, 2012
26
diimplementasikan dalam PMB secara independen, karena ia
mentapakan alat bantu memperjelas apa-apa yang diuraikan, baik
secara verbal maupun secara tekstual. Jadi, metode demonstrasi lebih
berfungsi sebagai strategi mengajar yang digunakan untuk
menjalankan metode mengajar tertentu seperti metode ceramah.
Banyak manfaat yang dapat diraih dengan menggunakan
metode demonstrasi, antara lain yang terpenting ialah:
1) perhatian siswa dapat lebih dipusatkan;
2) proses belajar siswa lebih terarah pada materi yang sedang
dipelajari;
3) pengalaman dan kesan sebagai hasil pembelajaran lebih melekat
dalam diri siswa (Daradjat, 1985), dalam (Syah 2010: 206).
Selanjutnya, S. Nasution (1986), dalam (Syah, 2010: 206).
yang secara khusus, menyoroti manfaat metode demonstrasi dengan
menggunakan alat peraga, berpendapat bahwa metode ini dapat:
1) menambah aktivitas belajar siswa karena ia turut melakukan
kegiatan peragaan
2) menghemat waktu belajar di kelas/sekolah
3) menjadikan hasil belajar yang lebih mantap dan permanent
4) membantu siswa dalam mengejar ketertinggalan penguasaan atas
materi pelajaran, khususnya yang didemonstrasikan itu;
5) membangkitkan minat dan aktivitas belajar siswa;
6) memberikan pemahaman yang lebih tepat dan jelas.
Peningkatkan Hasil Belajar..., Dahyono, FKIP, UMP, 2012
27
Metode demonstrasi biasanya diaplikasikan dengan menggunakan
alat bantu pengajaran seperti benda-benda miniatur, alat peraga,
gambar, perangkat alat-alat laboratorium, dan lain-lain. Metode
demonstrasi itu sendiri digunakan untuk mempermudah guru dan siswa
dalam menggunakan alat peraga. Diharapkan dengan menggunakan
metode demonstrasi pembelajaran akan berjalan dengan baik sesuai
dengan tujuan yang diinginkan.
Seperti pada tabel dibawah ini yaitu metode demonstrasi dapat
diaplikasikan dengan menggunakan alat peraga manik-manik.
Tabel 2.2 Langkah-langkah Demonstrasi Alat Peraga Manik-Manik.
No Langkah
Demonstrasi
Aktivitas Guru Aktivitas Siswa
1. Menunjukan
bilangan
nol
Guru menjelaskan dan
memperagakan alat peraga
manik-manik yang
menunjukan bilangan nol
yaitu apabila biji manik-
manik positif ( warna merah )
dan negatif (warna hijau)
berpasangan.
Siswa memperhatikan
penjelasan dari guru
dan mempraktekannya
dengan alat peraga
manik-manik yang
telah disediakan.
2. Menunjukan
bilangan
positif
Guru memasukan biji manik-
manik yang berwarna merah
pada tiang yang bertanda
positif.
Siswa memperhatikan
dan mempraktekannya
dengan menggunakan
alat peraga yang telah
disediakan.
3. Menunjukan
bilangan
negatif
Guru memasukan biji manik-
manik yang berwarna hijau
pada tiang yang bertanda
negatif.
Siswa memperhatikan
dan mempraktekannya
dengan menggunakan
alat peraga yang telah
disediakan.
4. Penjumlahan
bilangan
bulat
Guru menjelaskan dan
memperagakan konsep
penjumlahan bilangan bulat
Ketika guru
menjelaskan siswa
memperhatikan,
Peningkatkan Hasil Belajar..., Dahyono, FKIP, UMP, 2012
28
dengan menggunakan alat
peraga manik-manik yaitu
baik penjumlahan bilangan
positif dengan positif, positif
dengan negatif, negetif
dengan positif maupun
penjumlahan bilangan negatif
dengan negatif.
kemuduan siswa
mempraktekannya
dengan menggunakan
alat peraga yang telah
disediakan oleh guru.
5. Pengurangaan
bilangan
bulat
Guru menjelaskan dan
memperagakan konsep
pengurangan bilangan bulat
dengan menggunakan alat
peraga manik-manik yaitu
baik pengurangan bilangan
positif dengan positif, positif
dengan negatif, negetif
dengan positif maupun
pengurangan bilangan negatif
dengan negatif.
Siswa memperhatikan
penjelasan dari guru
Kemudian siswa
mempraktekannya
dengan menggunakan
alat peraga yang telah
disediakan.
5. Alat Peraga
a. Pengertian Alat Peraga
Alat peraaga merupakan sebuah alat bantu yang digunakan
untuk membantu siswa dalam proses kegiatan belajar-mengajar, dan
sangat membantu guru didalam menyampaikan materi pelajaran.
Alat peraga digunakan sudah sejak lama yaitu dari zaman dulu
sampai dengan sekarang, bahkan sampai saat ini seiring dengan
bergilirnya waktu masih banyak orang yang menggunakan alat
peraga. Alat peraga dalam pembelajaran pada hakekatnya
merupakan suatu alat yang digunakan untuk menunjukan sesuatu
yang riil sehingga memperjelas pengertian pebelajar (Anitah, 2009 :
4 ).
Peningkatkan Hasil Belajar..., Dahyono, FKIP, UMP, 2012
Peningkatkan Hasil Belajar..., Dahyono, FKIP, UMP, 2012
30
Langkah-langkah penggunaan alat peraga manik-manik diatas adalah
sebagai berikut :
1) Untuk menunjukan nilai bilangan
a) Bilangan nol
Untuk bilangan nol yaitu apabila biji manik-manik positif yang
warna merah dan negatif yang warna hijau berpasangan.
b) Bilangan positif
Untuk bilangan positif ditunjukan pada biji manik-manik yang
berwarna merah berada pada tiang bertanda positif. Sepuluh
biji Manik-manik merah mewakili bilangan +10 atau ditulis
10.
Peningkatkan Hasil Belajar..., Dahyono, FKIP, UMP, 2012
31
c) Bilangan negatif
Untuk bilangan negatif ditunjukan pada biji manik-manik yang
berwarna hijau berada pada tiang bertanda negatif. Sepuluh biji
manik-manik yang berwarna hijau mewakili bilangan -10 atau
ditulis (-10).
2) Penjumlahan bilangan bulat
Penjumlahan bilangan bulat dengan menggunkan manik-manik
diantaranya yaitu :
a) Hasil penjumlahan bilangan bulat positif ditunjukan pada tiang
bertanda positif yaitu biji berwarna merah, sedangkan
penjumlahan bilangan negatif ditunjukan pada tiang bertanda
negatif yaitu biji berwarna hijau. Dan penjumlahan bilangan
positif dan negatif ditunjukan pada tiang bertanda positif dan
negatif yaitu biji yang berwarna merah dan hijau. Pada
penjumlahan bilangan bulat biji yang bertanda negatif
dimasukan ke tiang yang bertanda negatif, biji yang bertanda
positif dimasukan ketiang yang bertanda positif. Untuk hasil
Peningkatkan Hasil Belajar..., Dahyono, FKIP, UMP, 2012
32
penjumlahan bilangan positif dan negatif hasil = biji manik-
manik yang tidak mempunyai pasangan.
b) Penjumlahan bilangan positif (+) dengan bilangan positif (+)
Contoh : 6 + 4 = 10
Pada alat peraga diatas 6 biji manik-manik yang berwarna
merah dimasukan ketiang no 1 yaitu yang bertanda positif dan
4 biji manik-manik yang berwarna merah dimasukan ketiang
no 2 yang bertanda positif, kemudian jumlah biji pada tiang
yang bertanda positif yaitu tiang no 1 dan 2 adalah hasil dari
penjumlahan yaitu (+6) + (+4) = +10. Jadi jika ditulis dalam
kalimat metematika adalah 6 + 4 = 10.
c) Penjumlahan bilangan positif (+) dengan bilangan Negatif (-)
Contoh : 8 + (-4) = 4
1
2
Hasil
Peningkatkan Hasil Belajar..., Dahyono, FKIP, UMP, 2012
33
Pada alat peraga diatas 8 biji manik-manik yang berwarna
merah merupakan bilangan positif dan 4 biji manik-manik
yang berwarna hijau merupakan bilangan negatif. Jadi hasil
penjumlahan positif 8 ditambah negatif 4 sama dengan positif
4 atau dapat ditulis (+8) +(-4) = +4, pada gambar manik-manik
diatas biji manik-manik yang tidak mempunyai pasangan
merupakan hasil. Jadi dapat ditulis dalam kalimat matematika
yaitu 8 + (-4) = 4.
d) Penjumlahan bilangan negatif (-) dengan bilangan positif (+)
Contoh : (-8) + 6 = -2
Pada alat peraga diatas 8 biji manik-manik berwarna hijau
mewakili bilangan negatif 8 atau (-8) dan 6 biji manik-manik
berwarna merah mewakili bilangan positif 6 atau dapat ditulis
(+6) , hasil dari penjumlahan diatas adalah (-2) karena dua biji
hijau manik-manik yang menunjukan bilangan positif tidak
mempunyai pasangan, maka hasilnya adalah (-2). Jadi dapat
ditulis dalam kalimat matematika yaitu -8 + 6 = -2.
Hasil
Peningkatkan Hasil Belajar..., Dahyono, FKIP, UMP, 2012
34
e) Penjumlahan bilangan negatif (-) dengan bilangan negatif (-)
Contoh : (-6) + (-6) = -12
Pada alat peraga diatas 6 biji manik-manik yang berwarna
hijau dimasukan ketiang no 1 yaitu yang bertanda negatif dan
6 biji manik-manik yang berwarna hijau dimasukan ketiang no
2 yang bertanda negatif, kemudian jumlah biji pada tiang yang
bertanda negatif yaitu tiang no 1 dan 2 adalah hasil
penjumlahan yaitu jika ditulis dalam kalimat metematika yaitu
(-6) + ( -6) = -12.
3) Pengurangan bilangan bulat
Dalam pengurangan bilangan bulat berbeda dengan
menjumlahkan bilangan bulat, pada penjumlahan yang bisa
diartikan menggabungkan, sedangkan mengurangkan bilangan
bulat diartikan sebagai mengambil atau memisahkan sebagian dari
suatu kumpulan. Oleh sebab itu dalam pengurangan bilangan bulat
diperagakan dengan gambar dalam bentuk adanya sebagaian
anggota yang diambil dari suatu kumpulan. Hasilnya adalah
kumpulan baru yang anggotanya tidak terkena proses pengambilan.
Hasil
1
2
Peningkatkan Hasil Belajar..., Dahyono, FKIP, UMP, 2012
35
Didalam proses pengurangan bilangan bulat dengan menggunakan
alat peraga manik-maniki ini berlaku ketentuan sebagai berikut :
a) Dalam melakukan operasi hitung pengurangan setiap bilangan
yang menjadi pengurang harus diubah terlebih dahulu dengan
lawan dari bilangan itu yaitu jika bilangan itu negatif maka
diganti lawannya yaitu bilangan positif sebaliknya jika
bilangan itu positif maka diganti dengan lawannya yaitu
negatif serta mengubah pengurangan menjadi penjumlahan.
Contohnya yaitu 5 – 8 = -3, bilangan positif 8 dalam
menggunakan alat peraga manik-manik diganti dengan
lawannya yaitu bilangan negatif 8 atau (-8), dalam kalimat
matematika manjadi : 5 – 8 = 5 + (-8) = -3.
b) Pengurangan bilangan positif (+) dengan bilangan positif (+)
Contoh : 5 – 8 = …?
Pengurangan pada alat peraga diatas untuk mendapatkan hasil
pengurangan, maka bilangan yang menjadi pengurangnya
harus diubah menjadi lawannya yaitu 8 biji manik-manik
merah pada tiang positif diganti 8 biji manik-manik hijau, dan
Peningkatkan Hasil Belajar..., Dahyono, FKIP, UMP, 2012
36
dimaskan pada tiang yang bertanda negatif. maka peragaan
menggunakakn alat peraga manik-manik menjadi:
dari hasil pengurangan diatas maka hasil dari :
5 – 8 = 5 + (-8) = -3
c) Pengurangan bilangan positif (+) dengan bilangan negatif (-)
Contoh : 6 – (-4) = …?
Untuk operasi hitung pengurangan, pengurangnya diubah
dengan lawannya yaitu 4 biji manik-manik yang berwarna
hijau diganti dengan 4 biji manik-manik yang berwarna merah,
dan biji manik-manik yang berwarna merah tersebut
dipindahkan ketiang yang bertanda positif. yaitu seperti pada
gambar diawah ini.
Hasil
Peningkatkan Hasil Belajar..., Dahyono, FKIP, UMP, 2012
37
Dari peragaan alat peraga manik-manik diatas maka hasil
pengurangan ditulis dengan kalimat matematika yaitu menjadi:
6 – (-4) = 6 + 4 = 10.
d) Pengurangan bilangan negatif (-) dengan bilangan positif (+)
Contoh : -5 – 4 = …?
Dalam operasi hitung pengurangan pengurangnya diubah
dengan lawannya, yaitu 4 biji manik-manik yang berwarna
merah diganti menjadi 4 biji manik-manik yang berwarna
hijau, dan biji yang berwarna hijau tersebut dipindahkan
ketiang yang bertanda negatif yaitu seperti pada gambar di
bawah ini.
Hasil
Peningkatkan Hasil Belajar..., Dahyono, FKIP, UMP, 2012
38
Dari peragaan alat peraga manik-manik diatas maka hasil
pengurangan ditulis dengan kalimat metematika menjadi :
-5 – 4 = (-5) + (-4) = -9.
e) Pengurangan bilangan negatif (-) dengan bilangan negatif (-)
Contoh : -5 – (-3) = ….?
Dalam operasi hitung pengurangan maka pengurangnya harus
diubah dengan lawannya, yaitu 3 biji manik-manik yang
berwarna hijau diganti menjadi 3 biji manik-manik yang
berwarna merah, kemudian dimasukan kedalam tiang yang
bertanda positif. Seperti pada gambar dibawah ini.
Peningkatkan Hasil Belajar..., Dahyono, FKIP, UMP, 2012
39
Dari peragaan alat peraga manik-manik diatas maka hasil
pengurangan bilangan bulat dapat ditulis dalam kalimat
matematika yaitu (-5) – (-3) = (-5) + 3 = -2.
Dari penjelasan penggunaan alat peraga manik-manik diatas dalam
penggunaan operasi hitung penjumlahan dan pengurangan, dapat diambil
kesimpulan bahwa Pada pengurangan merupakan proses mengambil
sebagian dari suatu kumpulan biji manik-manik. Oleh sebab itu untuk
setiap melakukan operasi hitung pengurangan maka pengurangnya
diubah dengan lawannya yaitu dari pengurangan diubah menjadi
penjumlahan.
Untuk lebih jelasnya dapat kita lihat pada contoh pengurangan
dibawah ini. Bandingkan hasilnya jika pengurang pada masing-masing
soal diubah dengan penjumlahan dengan lawan dari pengurangnya.
Berikut adalah contoh pengurangan bilangan bulat :
(1) 5 – (8) = -3, pengurangnya 8, lawannya (-8) → 5 + (-8) = -3
(2) 6 – (-4) = 10, pengurangnya (-4), lawannya 4 → 6 + 4 = 10
(3) -5 – (4) = -9, pengurangnya (4), lawannya (-4)→ -5 + (-4) = -9
(4) -5 – (-3) = -2, pengurangnya (-3), lawannya (3)→ -5 + 3 = -2
Hasil
Peningkatkan Hasil Belajar..., Dahyono, FKIP, UMP, 2012
40
B. Penelitian yang Relevan
Penelitian Tindakan Kelas yang relevan ini untuk mendukung
peningkatan hasil belajar matematika menggunakan metode demonstrasi
melalui alat peraga manik-manik pokok bahasan operasi hitung
penjumlahan dan penguranangan bilangan bulat.
Dalam Penelitian Tindakan Kelas oleh, Widya Arief Satriyanto
tahun 2006 , dapat disimpulkan bahwa :
Pembelajaran matematika dengan metode demonstrasi dapat
meningkatkan keaktifan dan pemahaman konsep siswa. Hal ini dibuktikan
dengan nlai rata-rata skor ke aktivan yang diperoleh siswa pada siklus I 78,
36%, pada siklus II nilai rata-rata 80, 65%. Sehingga nilai rata-rata kelas
yang dicapai dan ketuntasan belajar sudah mencapai nilai rata-rata kelas
7,0 dan ketuntasan belajar sudah mencapai 75 %. Maka pembelajaran
menggunakan metode demonstrasi dapat digunakan didalam meningkatkan
Hasil belajar siswa pada oprasi hitung penjumlahan dan pengurangan
bilangan bulat.
C. Kerangka Berpikir
Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang menarik dan
mudah karena matematika konsep belajarnya menggunakan ilmu
pasti,akan tetapi dianggap sulit oleh siswa, dan sebagian siswa
menganggap bahwa matematika adalah mata pelajaran yang penuh dengan
rumus-rumus yang sulit untuk dipelajari dan dihitung. Konsep agar siswa
senang dengan pelajaran matematika yaitu, kesan pertama menarik siswa
Peningkatkan Hasil Belajar..., Dahyono, FKIP, UMP, 2012
41
terlebih dahulu yaitu dengan menggunakan alat peraga yang menarik bagi
siswa, sehingga nantinya pelajaran matematika akan dianggap mata
pelajarannya yang menyenangkan dan mudah untuk dipelajari.
Pembelajarn matematika di SD merupakan pembelajaran awal, pada
usia SD tahap pambelajarannya dari pengenalan benda konkrit menuju
yang abstrak. Dengan demikian dalam pembelajaran matematika
dibutuhkan alat peraga sebagai media bantu untuk meningkatkan hasil
belajar siswa yaitu pada ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Maka
dalam pembelajaran tersebut penggunaan metode yang dianggap paling
tepat yaitu metode demonstrasi. Metode demonstrasi itu sendiri merupakan
metode yang digunakan untuk memperagakan dan mempertunjukan pada
siswa tentang suatu proses atau benda tertentu.
Pada siswa kelas IV pembelajaran matemtika operasi hitung
penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat masih mengalami kesulitan,
karena kuang tepatnya metode dan alat peraga yang digunakan dalam
pembelajaran tersebut. Oleh karena itu, perlu untuk menggunakan
pembelajaran lain yang dianggap paling tepat untuk meningkatkan hasil
belajar yanki dengan menggunakan alat peraga Manik-manik dan
menggunakan metode demonstrasi. Dengan adanya alat peraga Manik-
manik diharapkan dapat membantu siswa untuk memahami konsep
penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat.
Peningkatkan Hasil Belajar..., Dahyono, FKIP, UMP, 2012
42
D. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kerangka berfikir di atas, dapat dirumuskan hipotesis
tindakan sebagai berikut: ”Penerapan metode demonstrasi dengan alat
peraga manik-manik dapat meningkatkan hasil belajar matematika aspek
kognitif, afektif, dan psikomotor pada siswa kelas IV SD Negeri 2
Gombong Kecamatan Belik Kabupaten Pemalang”.
Peningkatkan Hasil Belajar..., Dahyono, FKIP, UMP, 2012